Anda di halaman 1dari 4

PETUNJUK TEKNIS

PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA KESEHATAN ( DOKTER UMUM, BIDAN,


PERAWAT ) DALAM TATALAKSANA NEONATUS

Kementerian Negara/ : Kementerian Kesehatan


Lembaga
Unit Eselon I : Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Program : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
(024.03.06)
Hasil : Tersedianya Tenaga Kesehatan Terlatih
( Dokter, Bidan, Perawat ) di Tk. Karesidenan
dan di tiap kab/kota yang mampu Tata
Laksana Neonatus.
Unit Eselon II : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Kegiatan : Pertemuan Peningkatan Kemampuan Nakes
(dokter umum, bidan, perawat) Dalam Tata
Laksana Neonatus
Indikator kinerja kegiatan : Meningkatnya Kemampuan dan Ketrampilan
Nakes (dokter umum, bidan, perawat) Dalam
Tata Laksana Neonatus di puskesmas.
Satuan Ukur dan Jenis : orang
Keluaran
Volume : 273 orang

A. Latar belakang
1. Dasar Hukum
a. UUD 1945 Pasal 28B Ayat 2 menyatakan bahwa “setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Selanjutnya Pasal 28H Ayat 1
menegaskan bahwa “setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan”.
b. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (UUPA)
c. Undang-undang Republik Indonesia no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
d. Renstra Departemen Kesehatan 2010 – 2014
e. Kepmenkes No. 457/Menkes/SK/V/2008 tentang 17 Sasaran Grand Strategy
Depkes RI
f. Kepmenkes No.1575/Menkes/PER/XI/2005 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Depkes RI
g. Peraturan Menkeu RI No. 72/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya Masukan
Th. Anggaran 2013

1
2. Gambaran Umum Singkat
- Dalam Undang-undang no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
disebutkan bahwa Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun
termasuk yang berada dalam kandungan; merupakan amanah sekaligus
karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang harus kita jaga karena dalam dirinya
melekat harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung
tinggi. Orang tua, keluarga dan masyarakat bertanggung jawab untuk
menjaga dan memelihara hak asasi tersebut sesuai dengan kewajiban yang
dibebankan oleh hukum.
- Dari sumber SDKI tahun 2002-2003 ternyata kecenderungan Angka
kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian
Balita (AKABA) meningkat dari tahun ke tahun. Menyongsong Millenium
Development Goals (ke-4) maka tahun 2015 diharapkan AKB menjadi
23/1000 KH dan AKABA menjadi 32/1000 KH.
- Besaran Masalah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita dengan teori 2/3
proporsi kematian bayi, maka kematian neonatal merupakan 2/3 dari jumlah
kematian bayi, dan kematian bayi merupakan 2/3 dari jumlah kematian balita.
Dengan besaran masalah kematian demikian tinggi, dari SKRT didapatkan
data bahwa kematian neonatal ada 246 per hari atau 10 bayi per jam,
kematian bayi 430 bayi per hari atau 18 bayi per jam dan kematian balita 569
per hari atau 24 bayi per jam. Dengan penyebab kematian yang diketahui,
maka dekitar 80-90 % kematian dapat dicegah dengan tehnologi sederhana
yang tersedia di tingkat puskesmas dan jaringannya, sedangkan 10-20 %
kasus rujukan memerlukan biaya mahal dan tehnologi tinggi.
- Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian
neonatal, bayi dan balita sekaligus juga untuk meningkatkan kualitas hidup
anak. Kegiatan / program tersebut bertujuan untuk meningkatkan status
kesehatan anak sekaligus mempersiapkan anak sebagai generasi penerus
bangsa yang berkualitas.
- Tahun 2014 ini, melalui dana Dekonsentrasi diperlukan Pertemuan
Peningkatan Kemampuan Nakes (dokter umum, bidan, perawat) Dalam Tata
Laksana Neonatus .

3. Alasan Kegiatan Dilaksanakan


- Belum semua tenaga kesehatan di puskesmas ( dokter, Perawat, Bidan)
mampu melakukan tata laksana neonatus.
- Beberapa penanganan bayi dan balita sakit di puskesmas banyak
didelegasikan kepada Bidan dan perawat
- Kualitas penanganan neonatus belum sesuai standar tatalaksana Neonatus
- Perlunya Peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan dalam Tatalaksana
Neonatus

2
4. Maksud dan Tujuan

a. Maksud Kegiatan
Kegiatan ini bermaksud :
- Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam tatalaksana Neonatus
- Sebagai upaya meningkatkan kesehatan neonatus dan menurunkan angka
kesakitan dan kematian neonatus.

b. Tujuan Kegiatan
- Meningkatnya kemampuan dokter umum, Bidan, Perawat dalam tata laksana
neonatus di kab/kota

c. Metode Pelaksanaan
- Pertemuan dengan ceramah, Demonstrasi, tanya jawab, diskusi, praktek/
simulasi

5. Pelaksanaan Kegiatan
5.1. Pertemuan Peningkatan Kemampuan Tenaga Kesehatan ( Dokter Umum,
Bidan, Perawat ) dalam Tatalaksana Neonatus. dilaksanakan di 13 kab/kota
yaitu : Kota Surakarta, Kota Pekalongan, Kota Salatiga, Kota Magelang,
Kota Tegal, Kab. Kendal, Kab. Pemalang, Kab. Grobogan, Kan. Cilacap,
Kab. Brebes, Kab. Batang, Kab Banjarnegara, Kab. Banyumas
Kegiatan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014
Pelaksana Kegiatan adalah Dinas Kesehatan kab/kota
5.2. Nara Sumber dan fasilitator :
1. Nara sumber 2 orang dari dokter spesialis anak RS yang sudah terlatih di
provinsi / di Kemenkes RI dan dari IDAI Kabupaten/ IDAI Provinsi sesuai
kebutuhan kabupaten/kota.
2. Fasilitator 4 orang, dari tenaga yang sudah dilatih di tingkat provinsi tahun
2014. Daftar nama fasilitator tahun 2014 terlampir
5.3. Peserta :
- Peserta tiap kabupaten / kota sebanyak 21 orang dari 6
puskesmas
terpilih , organisasi profesi ( IBI, PPNI) kab/kota , 1 orang perawat ruang
neonatus dari RSUD
- Tiap puskesmas mengirimkan 3 orang peserta yang nantinya
akan
menjadi tim work dalam tata laksana neonatus yang terdiri dari
dokter, bidan, dan perawat
- Kriteria peserta : Dokter umum, Bidan, Perawat, dari puskesmas
PONED / non PONED yang melayani persalinan

5.4. Tempat pelaksanaan kegiatan


- Kegiatan Peningkatan Kemampuan Tenaga Kesehatan Dalam Tata
Laksana Neonatus tahun 2015 dilaksanakan di 13 Kabupaten/kota,
dengan rincian : kab/kota yang belum mendapatkan alokasi pelatihan

3
tahun 2014 ( 5 kota) dan 8 Kab/kota lokasi khusus dengan kematian bayi
tinggi.
- Kegiatan dilaksanakan di institusi milik pemerintah ( Bapelkes, RSUD,
Diklat, dll).
- Apabila kegiatan dilaksanakan di dalam gedung Dinkes kab/kota, maka
uang transport panitia dari Dinkes tidak bisa diberikan, hanya bisa
diberikan uang harian saja. Demikian juga apabila dilaksanakan di RSUD,
maka transport peserta RSUD maupun fasilitator/nara sumber dari RSDU
tidak bisa diberikan.

5.5. Pelaksana dan Penanggung jawab kegiatan

Pelaksana Kegiatan : Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


Penanggung Jawab Kegiatan : Kepala Dinas Kabupaten/Kota

6. Jadwal kegiatan
Waktu Pelaksanaan Kegiatan :
Bulan April : Kota Surakarta, Kota Pekalongan, Kota Salatiga, Kota
Magelang, Kota Tegal.
Bulan Mei : Kab. Banjarnegara, Kab. Batang, Kab. Brebes, Kab. Cilacap,
Kab. Grobogan, Kab. Kendal, Kab. Pemalang, Kab. Tegal

7. Biaya

Pertemuan Peningkatan Kemampuan Tenaga Kesehatan dalam Tatalaksana


Neonatus dilaksanakan di 13 kabupaten/kota dibiayai oleh DIPA Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2015. Adapun rincian biaya kegiatan ini
sebagaimana tercantum dalam Rencana Anggaran Belanja (RAB) terlampir.

Semarang, Maret 2015


Penanggung Jawab Kegiatan
An. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Kabid Bindal Yankes

Dr Djoko Mardijanto, MKes


Pembina Tk. I
NIP. 19610905 198710 1 001

Anda mungkin juga menyukai