Anda di halaman 1dari 34

KEBIJAKAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN


DI KOTA PEKALONGAN
SISTEMATIKA
Suatu tindakan sistematis dan
terencana
yang dilakukan secara
bersama-sama
oleh seluruh komponen
bangsa dengan
kesadaran, kemauan, dan
ANUNG utk RAKON LINSEK JATENG 3
MEWUJUDKAN
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

Peningkatan Peningkatan Peningkatan Penyediaan Peningkatan Peningkatan


Edukasi Kualitas Pencegahan Pangan Sehat Perilaku Aktivitas Fisik
Hidup Sehat Lingkungan dan Deteksi dan Percepatan Hidup Sehat
Dini Penyakit Perbaikan Gizi

ANUNG utk RAKON LINSEK JATENG 4


FOKUS KEGIATAN
2017
Melakukan Konsumsi Memerik
Aktivitas Sayur sa
Fisik dan buah Kesehata
n
Secara
Berkala

ANUNG utk RAKON LINSEK JATENG 5


H S P ...?
H i g i e ne...?
Higiene adalah
• Upaya kesehatan dengan cara memelihara
dan melindungi kebersihan subyeknya.
misalnya:
• Mencuci tangan untuk melindungi kebersihan
tangan
• Mencuci piring untuk melindungi kebersihan
piring. Dll
S a n i t a s i...?
Sanitasi adalah
• Upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya
misal:
• menyediakan air bersih utk cuci tangan,
• Menyediakan tempat sampah utk mewadahi
sampah. Dll.
DASAR PENYELENGGARAAN HSP
Undang-undang No. 18 tahun 2012
tentang Pangan
Pasal 70;
(1)sanitasi pangan dilakukan agar pangan aman untuk
dikonsumsi;

(2) sanitasi pangan dilakukan dalam kegiatan atau proses


produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau peredaran
pangan
Undang-undang No. 18 tahun 2012
tentang Pangan
Pasal 71;
(1)Setiap orang yang terlibat dalam rantai pangan wajib
mengendalikan risiko bahaya pada pangan, baik yang
berasal dari bahan, peralatan, sarana produksi, maupun dari
perseorangan sehingga keamanan pangan terjamin.
(2)Setiap orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses
produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau peredaran
pangan wajib:
a. Memenuhi persyaratan sanitasi
b. Menjamin keamanan pangan dan/atau
keselamatan manusia.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2004
TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN.

BAB II : KEAMANAN PANGAN


Bagian Pertama
Sanitasi
Pasal 2
(1) Setiap orang yg bertanggung jwb dlm penyelenggaraan kegiatan pd
rantai pangan yg meliputi proses produksi, penyimpanan,
pengngkutan, dan peredaran pangan wajib memenuhi persyaratan
sanitasi .
(2) Persyaratan sanitasi diatur lebih lanjut oleh Menteri yg
bertanggung jawab di bidang kesehatan yang meliputi antara lain :
a. sarana dan /atau prasarana
b. penyelenggaraan kegiatan; dan
c. orang perorangan
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2004
TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN.

Pasal 3
• Pemenuhan standar sanitasi di seluruh kegiatan rantai
pangan dilakukan dengan cara menerapkan pedoman cara
yang baik meliputi:
a. Cara Budidaya yang baik;
b. Cara Produksi Pangan Segar yang baik;
c. Cara Produksi Pangan Olahan yang baik;
d. Cara Distribusi Pangan yang baik;
e. Cara Ritel Pangan yang baik; dan
f. Cara Produksi Pangan Siap Saji
Undang-undang No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan

Pasal 111 (ayat 1)


• Makanan dan minuman yang dipergunakan
untuk masyarakat harus didasarkan pada
standar dan/atau persyaratan kesehatan.
Undang-undang No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
Pasal 163 (ayat 3)
Lingkungan sehat berarti bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan pemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi
Permenkes No. 2 Tahun 2013 Tentang
KLB Keracunan Pangan

• Suatu kejadian dimana terdapat 2 orang atau


lebih yang menderita sakit dengan gejala yang
sama atau hampir sama setelah mengkonsumsi
pangan dan berdasarkan analisis epidemiologi
pangan tersebut terbukti sebagai sumber
keracunan.
PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN
DI KOTA PEKALONGAN
PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN
NOMOR 7 TAHUN 2013
TENTANG
LARANGAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN
PANGAN BERBAHAYA
TUJUAN
 Terlaksananya Pengelolaan higiene sanitasi pangan di
seluruh Tempat Pengelolaan Makanan.
 Terlaksananya Pengendalian Faktor Risiko Penyakit
Bawaan Pangan dan KLB Keracunan Pangan di Seluruh
Sasaran Tempat Pengelolaan Makanan
 Terlaksananya Survailans Epidemiologi faktor risiko
penyakit bawaan pangan diseluruh Tempat Pengelolaan
Pangan.
 Penerapan pengendalian mutu makanan & minuman melalui
pendekatan HACCP (Hazard Analisis Critical Control Point)
secara mandiri dikalangan pengusaha TPM.
SASARAN
TITIK PENGELOLAAN PANGAN
KUALITAS PANGAN
ORANG MEMENUHI PRINSIP HIGIENE
TEMPAT SANITASI
PERALATAN &
PROSES

TERSEDIANYA TPM YANG


LAIK HIGIENE SANITASI

MINIMALISASI KLB
KERACUNAN PANGAN
Kebijakan Program
• Berorientasi pada upaya promosi, preventif dan protektif
sesuai dengan kebijakan “Paradigma Sehat”.

• Mendorong kinerja penyehatan makanan & minuman di


puskesmas agar makin proaktif dalam menggali potensi
sumber daya dalam pelaksanaan program penyehatan
makanan sebagai bagian dari upaya peningkatan
kesehatan lingkungan menuju PHBS dalam pengelolaan
sanitasi makanan & minuman.
Kebijakan Program
• Membangun kerjasama kemitraan dengan berbagai
pengelola makanan dan minuman.

• Meningkatkan mekanisme kerja antar program dan


sektor, sebagai jalinan kerjasama yang dinamis dalam
pemecahan masalah yang berorientasi pada
keberhasilan tujuan & sasaran.
Kegiatan
• Melaksanakan pengawasan higiene dan
sanitasi TPM pada restoran, rumah makan,
jasa boga, dan depot air minum.
• Pemeriksaan bakteriologi dan kimia makanan
dan minuman (labkesda)
• Uji petik makanan jajanan di sekolah dan
masyarakat.
PEMBINAAN PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN
a. Kualitas Bakteriologi Makanan Minuman

No Uraian ∑ Sampel Memenuhi % Ket


Diperiksa Syarat

1 Makanan Minuman 219 209 95,43


(IRTP)

2 Depot Air Minum (DAM) 331 232 70,09

3 Es Konsumsi 194 76 39,18


( KUD Makaryo Mino, Pabrik
Es PKS, Pabrik Es TBS dan
Pabrik Es Along Jaya )
• Hasil pemeriksaan mamin (IRTP) secara bakteriologi dari
219 sampel, memenuhi syarat 209 sampel (95,43 %)
• Air Depot Air Minum (DAM) dari 331 sampel, memenuhi
syarat 232 sampel (70,09 %)
• Es Konsumsi, dari 194 sampel, memenuhi syarat 76
sampel (39,18 %)
Penyebabnya antara lain :
- Kebersihan secara umum di tempat pengelolaan masih
kurang.
- Perawatan alat saringan pada DAM belum dilakukan
secara rutin
- Sistim disinfeksi pada Depot Air Minum, menggunakan
sinar UV/Ozon selama proses kadang tidak diaktifkan, yg
seharusnya sinar UV/Ozon tetap diaktifkan selama
proses.
- Belum semua pengolah/penjamah makanan minuman
berperilaku hidup bersih dan sehat
- Tandon penampungan air baku pada DAM maupun di
pabrik es, tidak dilakukan pengurasan secara rutin, &
tidak diklorinasi.
Upaya yang dilakukan:
-Melakukan monitoring pengawasan kualitas air Depot Air
Minum, Es Konsumsi secara berkala.
-Memberikan feedback laporan dan merekomendasikan
untuk perbaikan pada parameter yang tidak memenuhi
syarat kesehatan.
-Melakukan pembinaan/penyuluhan berkala.
-Membentuk assosiasi pedagang/pengusaha khusus Depot
Air Minum.
PEMBINAAN PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN
b. Kualitas Kimia Makanan Minuman

No Uraian ∑ Sampel Memenuhi % Ket


Diperiksa Syarat

1 Makanan Minuman
480 470 97,79
- Formalin
1161 1086 93,54
- Boraks
509 483 94,89
- Pewarna
1 1 100
- Pemanis

2 Depot Air Minum (DAM) 8 8 100


• Hasil pemeriksaan makanan minuman di SD/MI, TPQ,
Pasar, Produsen/Masyarakat,
- Formalin dari 480 sampel, memenuhi syarat 470 sampel
(97,79 %)
- Boraks dari 1161 sampel, memenuhi syarat 1086 sampel
(93,54 %)
- Pewarna dari 509 sampel, memenuhi syarat 483 sampel
(94,89 %)
- Pemanis dari 1 sampel, memenuhi syarat 1 (100 %)
• Air Depot Air Minum (DAM) dari 8 sampel kimia,
memenuhi syarat 8 sampel (100 %)
 Penyampaian surat hasil pemeriksaan & sosialisasi
langsung di tpt jualan kepada pedagang dan produsen.
 Surat peringatan kepada pedagang & produsen yg
terbukti menggunakan bahan berbahaya dlm makanan
 Surat pernyataan untuk tidak menjual/memproduksi
makanan yg mgd bahan berbahaya.
 Dilakukan sosialisasi/penyuluhan persyaratan hygiene
sanitasi pengelolaan makanan & BTP bagi pedagang,
produsen makanan/minuman, toko penjual BTP & petugas
kesehatan sbg pembina.
 Dilakukan sidak , penyitaan produk, dan proses hukum
bagi pelanggar. 33
TERIMA KASIH

34

Anda mungkin juga menyukai