Anda di halaman 1dari 67

PEDOMAN RUMAH SEHAT

Disampaikan oleh

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG

SEKSI PL KESKER & OR


YOGYAKARTA
SASARAN:
Kantin/Sentra
Makanan Jajanan
Pengelolaan Pangan
Rumah Tangga/Sekolah
Jasaboga

TPM
makanan
restoran jajanan

Rumah
DAM
makan
Adalah Usaha Kesehatan Masyarakat yang
menitik beratkan pada pengawasan
terhadap berbagai faktor Lingkungan yang
mempengaruhi Derajat Kesehatan
Masyarakat.
Menurut WHO

Rumah adalah Struktur Fisik atau


bangunan untuk tempat berlindung,
Dimana lingkungan berguna untuk
kesehatan jasmani dan rohani serta
keadaan sosialnya baik untuk kesehatan
keluarga dan individu.
RUMAH SEHAT:
Bangunan tempat berlindung dan
beristirahat serta sebagai sarana
pembinaan keluarga yang
menumbuhkan kehidupan sehat secara
fisik, mental dan sosial sehingga seluruh
anggota keluarga dapat bekerja secara
produktif
Persyaratan Kesehatan Perumahan dan
Lingkungan Permukiman menurut Kep
MenKes No 829/MenKes/SK/VII/1999
meliputi parameter sbb :
1. Lokasi
2. Kualitas Udara
3. Kebisingan dan Getaran
4. Kualitas Tanah
5. Prasarana dan Sarana Lingkungan
6.Vektor Penyakit
7.Penghijauan
1. Lokasi
a. Tdk terletak di daerah bencana
b.Tdk terletak dibekas TPA
c. Tdk pada daerah Rawan Kecelakaan / Kebakar.
2. Kualitas Udara
a. Memenuhi syarat mutu lingkungan NH3,H2S
b.
PERSYARATAN
HYGIENE SANITASI KANTIN DAN
WARUNG SEKOLAH
Disampaikan oleh

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG

SEKSI PL KESKER & OR


Y
KANTIN SEKOLAH
- Tempat penjualan makanan yang
dikelola oleh pihak sekolah, berada dalam
halaman sekolah dan dibuka selama hari
sekolah
WARUNG SEKOLAH
- Salah satu jenis Usaha Jasa Mak.Min
yg seluruh bangunannya tidak permanen dan
pengelolaannya tdk permanen.
Hygiene Sanitasi adalah
Upaya mengendalikan faktor
makanan, orang,tempat dan
perlengkapannya yang dapat atau
mungkin dapat menimbulkan
penyakit atau gangguan
kesehatan
Persyaratan Hygiene Sanitasi Kantin
dan Warung adalah
Ketentuan teknis yang ditetapkan
terhadap makmin.peralatan.tempat
dan penjamah makanan yang harus
dipenuhi penyelenggara atau
pengelola kantin dan warung
Penjamah Makanan adalah
Orang yang secara langsung
berhubungan dengan makanan
dan peralatan mulai dari tahap
persiapan,pengolahan,penyajian,
pengangkutan ,pembersihan
• UU NO 4 tahun 1984 tentang wabah
DASAR HUKUM 1 penyakit menular

• Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004


2 Tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan

• Undang-Undang No. 36 Tahun 2009


3 tentang Kesehatan

• Undang-Undang No. 18 Tahun 2012


tentang Pangan
4
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata
5 Kerja Kementerian Kesehatan RI;

• Peraturan Menteri Kesehatan RI. Nomor


492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan
6 Kualitas Air Minum

• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor


1096/Menkes/Per/VI/ 2011 tentang Higiene Sanitasi
Jasaboga, Permenkes 1098/2003 Tentang Rumah Makan
dan Restoran, Permenkes 942 Tentang Makanan Jajanan
7 DAN Permenkes KLB No.2 Tahun 2013 tentang KLB
Keracunan Pangan serta pedoman penyelenggaraan
depot air minum.
Persyaratan HS Kantin Sekolah :
A. Lokasi dan Bangunan
Lokasi jauh dari pencemaran Biologi,Kimia Fisik
Bangunan kuat,Ruang tertata dengan Fungsinya,
Konstruksi ( Lantai.Dinding,Ventilasi,Pencahayaan
Atap,Langit langit,Pintu.
B.Sanitasi Makanan
1.Bahan Makanan( Baru,Baik, Non Bahan Barbahaya
Tidak mengandung pemanis Buatan & Pewarna )
2. Makanan Jadi
Tidak Rusak,Tdk berjamur,Tdk kadaluarsa, Jumlah
Kuman dalam batas yg ditentukan PerMenKes
3. Penyimpanan Bahan Makanan
Terpisah dengan makanan Jadi, Bahan makanan yang
disimpan Awal harus dipakai dulu
Persyaratan HS Kantin Sekolah :
4.Tempat Pengolahan Makanan
Bersih,Bebas Tikus,Serangga, dan Tertata Rapi.
5.Peralatan Pengolah Makanan
Bersih,Tdk Rusak,dan tersimpan dalam tempat
yang terlindungi
6. Tempat Penyajian
Bebas dari pencemar dan aman, bila menyedia
kan alat minum gelas harus dicuci sekali pakai.
7. Alat Pengangkut makanan Jadi
Khusus untuk mengangkut makanan
C.Fasilitas Sanitasi Sekolah :
A. Air Bersih
Cukup Memadai dan Kualitas Sesuai Permenkes
492/2010.
B. Air Limbah / SPAL
Harus lancar dan tertutup sampai ke peresapan
C. Tempat Sampah
Tersedia dan tertutup, setiap hari di buang
D. Tempat Cuci Tangan
Tersedia dengan Sabun, terletak dekat kantin
E. Tempat Mencuci peralatan
Air Mengalir dan ada Tempat Cuci Min. 2 ember
Undang-undang No. 36 tahun
2009 tentang Kesehatan

Pasal 111 (ayat 1)


Makanan dan minuman yang dipergunakan untuk masyarakat
harus didasarkan pada standar dan/atau persyaratan
kesehatan.
Undang-undang No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
Pasal 163 (ayat 3)
Lingkungan sehat berarti bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan pemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi
Undang-undang No. 18 tahun 2012
tentang Pangan

Pasal 70;

(1) sanitasi pangan dilakukan agar pangan aman


untuk dikonsumsi;

(2) sanitasi pangan dilakukan dalam kegiatan atau proses


produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau
peredaran pangan
Pasal 71;

(1) Setiap orang yang terlibat dalam rantai pangan wajib


mengendalikan risiko bahaya pada pangan, baik yang
berasal dari bahan, peralatan, sarana produksi, maupun
dari perseorangan sehingga keamanan pangan terjamin.

(2) Setiap orang yang menyelenggarakan kegiatan atau


proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau
peredaran pangan wajib: a. Memenuhi persyaratan
sanitasi; dan b. Menjamin keamanan pangan dan/atau
keselamatan manusia.
Peraturan Pemerintah
Nomor 66 tahun 2014
Tentang
KESEHATAN LINGKUNGAN
Kesehatan Lingkungan

Adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau


gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi maupun
sosial.

Pasal 1
TITIK KRITIS PERHATIAN DALAM
PENYELENGGARAAN MAKANAN /MIN.

KUALITAS PANGAN
ORANG MEMENUHI
TEMPAT PRINSIP – PRINSIP
PERALATAN & PROSES HIGIENE SANITASI

TERSEDIANYA TPM YANG LAIK


HIGIENE SANITASI

MINIMALISASI KLB KERACUNAN


PANGAN

25
PERMENKES NOMOR 1096/2011 TENTANG
HIGIENE SANITASI JASABOGA

JASABOGA ADALAH USAHA PENGELOLAAN MAKANAN YANG DISAJIKAN DI


LUAR TEMPAT USAHA ATAS DASAR PESANAN YANG DILAKUKAN OLEH
PERSEORANGAN ATAU BADAN USAHA

BERDASARKAN LUAS JANGKAUAN YANG DILAYANI :


• JASABOGA GOL A  MELAYANI KEBUTUHAN MASYARAKAT UMUM
(A1,A2,A3)
•JASABOGA GOL B  MELAYANI KEBUTUHAN MASYARAKAT DALAM
KONDISI TERTENTU : - ASRAMA HAJI, INDUSTRI, PABRIK, PENGEBORAN
LEPAS PANTAI, ANGKUTAN UMUM DALAM NEGERI SELAIN PESAWAT
UDARA DAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN.
•JASABOGA GOL C  MELAYANI KEBUTUHAN MASYARAKAT DI DALAM ALAT
ANGKUT UMUM INTERNASIONAL DAN PESAWAT UDARA

MEMENUHI HIGIENE SANITASI DAN CARA


PENGELOLAAN MAKANAN YANG BAIK

JASABOGA TIDAK MEMENUHI HIGIENE SANITASI


DIKENAKAN TINDAKAN ADMINISTRATIF

BERUPA : TEGURAN LISAN, TERTULIS,


PENCABUTAN SERTIFIKAT LAIK HIGIENE
SANITASI JASABOGA - REKOMENDASI
PENCABUTAN IZIN USAHA
Lampirkan
Permohonan
persyaratan
kpd Dinkes
adm

Tim pemeriksa uji Kunjungan/


IZIN USAHA SERTIFIKAT kelayakan Jasaboga pemeriksaan
JASABOGA LAIK HIGINE

Biaya sesuai UU Lab

Berlaku 3 tahun dpt


diperpanjang

Ganti pemilik,pindah
lokasi, vakum 1 tahun batal
berturut turut dicabut
krn tdak HS dan KLB
IZIN USAHA
JASABOGA

SERTIFIKAT
LAIK HIGINE

Syarat ADM Syarat TEKNIS

FC KTP, sertifikat Bangunan, peralatan,


kursus, surat PJ ketenagaan, bahan
Foto, , denah bangunan makanan
dapur
PENJAMAH
MAKANAN

Tdk menderita Pemeriksaan kes


Sertifikat kursus Berbadan sehat pnyakit menular berkala 2 x dalam 1
tahun kerja
KLB

Lapor pusk /Dinkes

Penanggulangan/
surveilans
epidemiologi
Tidak HS

Sangsi Adm
Pelanggaran Jasaboga

•t
KLB kermak 1. Teguran lisan
2. Tertulis
3. Pencabutan
sertif
4. Rekomendasi
cabut izin
usaha
MAKANAN JAJANAN TERMASUK
SENTRA MAKANAN JAJANAN

-Pembinaan dan Pengawasan dgn mengikut


sertakan Asosiasi/ Paguyuban
-Diberikan Tanda Terdaftar
-Diberikan Kursus HSMM
MAKANAN JAJANAN ADALAH MAKANAN DAN MINUMAN YANG DIOLAH
OLEH PENGRAJIN MAKANAN DI TEMPAT PENJUALAN DAN ATAU
DISAJIKAN SEBAGAI MAKANAN SIAP SANTAP UNTUK DIJUAL BAGI
UMUM SELAIN YANG DISAJIKAN JASABOGA, RM/RESTORAN, DAN HOTEL.

SENTRA MAKANAN JAJANAN ADALAH LOKASI TERTENTU YANG DIGUNAKAN


SEKELOMPOK PEDAGANG MAKANAN JAJANAN.
LOKASI CUKUP
JAUH DARI
SUMBER
PENCEMARAN

SENTRA
MAKANAN ADA FASILITAS SANITASI
JAJANAN (AIR BERSIH, SALURAN
PEMBUANGAN AIR LIMBAH,
JAMBAN DLL)

ADA PENGELOLA
SENTRA SEBAGAI
PENANGGUNG JAWAB
HIGIENE SANITASI

DEPOT AIR MINUM


(DAM)
DAM

DAM adalah usaha yang


melakukan proses
pengolahan air baku menjadi
air minum dalam bentuk
curah dan menjual langsung
kepada konsumen.
Ruang Lingkup
Pengawasan DAM

Persyaratan Baku Mutu


Higiene Sanitasi Kualitas Air
(Tempat; Peralatan; Penjamah)

DAM Sehat
Standart baku mutu

1. Baku mutu kualitas air bersih


- Permenkes 416 tahun 1990
2. Baku mutu kualitas air minum
- Permenkes 492 tahun 2010
PERSYARATAN HS DAM
(Permenkes No. 43 tahun 2014)
PERSYARATAN PENJAMAH

1. Sehat dan bebas dari penyakit menular


2. Tidak menjadi pembawa kuman
pathogen
3. Ber PHBS
4. Menggunakan Pakaian kerja dan APD
saat bekerja
5. Mengerti prinsip higiene sanitasi pangan
Setiap DAM wajib
mempunyai
“Sertifikat Laik HS”
Setiap DAM wajib menyediakan
informasi mengenahi:

1. Alur pengolahan air minum


2. Masa kadaluarsa alat desinfeksi
3. Waktu penggantian dan/atau pembersihan
filter; dan
4. Sumber dan kualitas air baku.
Setiap DAM harus memiliki
Tenaga teknis sbg
konsultan di bidang
Higiene Sanitasi
PENGAWASAN DEPOT AIR
MINUM

• Pengawasan Internal
- dilakukan diunit produksi dan unit pengisian galon
/wadah
air minum
- dilakukan oleh penyelenggara sebulan sekali
- Hasil pemeriksaan dilaporkan kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota
• Pengawasan Eksternal
- Dilakukan oleh Dinkes Kab/Kota/KKP

1. Inspeksi Sanitasi
2. Pengambilan sampel air minum
3. Pengujian kualitas air minum
4. Analisis hasil pengujian laboratorium
5. Rekomendasi
6. Pemantauan Pelaksanaan Tindak lanjut.

• Hasil evaluasi dilaporkan secara berjenjang


Pengawasan & Sanksi
 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau KKP
melakukan pengawasan dan pembinaan setiap 1
tahun 2 kali

 Hasil pengawasan dan pembinaan dilaporkan


kepada Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota atau
Kepala KKP

 DAM yang tidak memenuhi ketentuan tsb, dapat


dikenakan;
◦ Peringatan
◦ Teguran secara tertulis
◦ Pencabutan laik sehat
Alur Proses
Penerbitan Laik HS

Pengusaha KADINKES
mengajukan TIDAK
permohonan KAB/KOTA/ TIM IS LENGKAP
kepada Kadinkies KKP
Kab/Kota/ KKP

TIDAK LENGKAP
BAIK
BAIK,
Kembali ke DIPROSES
pengusaha

Penerbitan
Pemeriksaan
Lapangan IS
Sertifikat Laik
Sehat

HASIL:
Pengusaha - UJI FISIK
menerima Laik KESLING
Sehat - UJI LAB.
PERMENKES RI
NOMOR 2 TAHUN 2013
tentang

KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN PANGAN


Dasar

 KLB Keracunan Pangan merupakan salah satu


masalah kesehatan masyarakat yang
membutuhkan koordinasi dalam
penanggulangannya.
 Pelaksanaan Pasal 28 ayat (1) PP no 28 tahun
2004 tentang Keamanan dan Mutu Gizi
Pangan.
KETENTUAN UMUM
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber
hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah
yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan ayau minuman.
2. Keracunan Pangan adalah seseorang yang
menderita sakit dengan gejala dan tanda
keracunan yang disebabkan karena mengonsumsi
pangan yang diduga mengandung cemaran
biologis atau kimia.

3. Korban Keracunan Pangan atau Tersangka Korban


Keracunan Pangan yang selanjutnya disebut
korban adalah seseorang yang menderita
sakit/meninggal dengan gejala dan tanda sakit
dan/atau ditemukannya bahan beracun dalam
organ tubuhnya, karena mengonsumsi atau diduga
mengonsumsi pangan mengandung cemaran
biologis atau kimia.
4. Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan yang
selanjutnya disebut KLB Keracunan Pangan
adalah suatu kejadian dimana terdapat dua
orang atau lebih yang menderita sakit dengan
gejala yang sama atau hampir sama setelah
mengonsumsi pangan, dan berdasarkan analisis
epidemiologi, pangan tersebut terbukti sebagai
sumber keracunan.
5. Spesimen adalah bahan yang berasal dan/atau
diambil dari tubuh manusia untuk tujuan
penegakan diagnostik keracunan pangan.
6. Contoh Pangan adalah pangan yang
dikonsumsi oleh korban KLB Keracunan
Pangan dan diduga sebagai penyebab KLB
Keracunan Pangan.
7. dst……
RUANG LINGKUP
1. Kewaspadaan KLB
2. Penetapan KLB
3. Penanggulangan KLB
KEWASPADAAN KLB KERPANG
 Setiap orang yang mengetahui adanya
dugaan keracunan pangan wajib
melaporkan kepada puskesmas, rumah
sakit, fasyankes lainnya yang terdekat atau
kepada kepala desa/lurah sebagai laporan
kewaspadaan kerpang.
 Laporan diteruskan secara berjenjang
(Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota,
KKP) dengan tembusan ke Dirjen PP & PL
dan BPOM
PENETAPAN KLB KERACUNAN PANGAN

1. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota atau KKP wajib melakukan


analisis epidemiologi terhadap korban dan dugaan sumber
keracunan.
2. Jika terjadi KLB Kerpang, maka Kepala Dinas Kesehatan Kab/kota
atau Kepala KKP wajib menetapkan KLB Kerpang dan mencabut
kembali jika sudah tidak ditemukan korban baru lagi berdasarkan
laporan perkembangan situasi terakhir.
PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN
PANGAN
1. Pemerintah Kab/Kota wajib melakukan
penanggulangan.
2. KLB Kerpang lintas Kab/Kota ---provinsi
wajib melakukan penanggulangan atas
permintaan Kab/Kota
3. KLB Kerpang lintas Provinsi----
Pemerintah wajib melakukan
penanggulangan atas permintaan provinsi.
UPAYA PENANGGULANGAN KLB KERPANG
MELIPUTI :

1. Pertolongan pada korban


2. Penyelidikan Epidemiologi,
3. Pencegahan
PERTOLONGAN PADA KORBAN
1. Puskesmas, Rumah Sakit, dan fasyankes
lainnya yang menerima korban wajib
melaksanakan tindakan pertolongan
2. Jika terdapat keterbatasan wajib
melakukan rujukan
3. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
mendekatkan pelayanan kesehatan,
sarana dan prasarana yang diperlukan
dengan lokasi kejadian.
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melakukan
penyelidikan epidemiologi
2. Setiap orang dan pengelola fasilitas pelayanan kesehatan,
fasilitas umum, tempat kerja, tempat rekreasi, dan tempat
pengelolaan makanan yang terkait dengan KLB Kerpang,
wajib membantu kelancaran PE
PENCEGAHAN
1. Penyuluhan kepada masyarakat dengan
melibatkan instansi terkait, LSM, Tokoh Agama,
TOMA
2. Pengendalian faktor risiko
3. Kegiatan Surveilans
SUMBER DAYA
1. Sumber daya (tenaga yang kompeten, sarana
dan prasarana, serta dana) wajib disediakan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
2. Perlu dibentuk Tim Gerak Cepat di tingkat
Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota
LAPORAN PENANGGULANGAN
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
wajib menyampaikan laporan
penanggulangan KLB Kerpang kepada
Bupati/walikota dengan tembusan
Ka.Dinkes Prov, Dirjen PP & PL, Badan
2. KKP wajib melaporkan ke Dirjen PP & PL
dengan tembusan ke Badan, Dinkes Prov,
Dinkes Kab/Kota setempat.
LAPORAN PENANGGULANGAN
TERDIRI DARI
1. Laporan hasil penyelidikan epidemiologi KLB
(Waktu 1 x 24 jam)
2. Laporan perkembangan situasi KLB
(selama KLB berlangsung)
3. Laporan akhir pelaksanaan penanggulangan KLB (selambat-
lambatnya 2 (dua) minggu setelah KLB)
KENDALA DI LAPANGAN

Implementasi Per-UU HSP di lapangan


belum maksimal karena:
• Peran Pemda (Kab/Kota/Prop) kurang
• Peran Pengusaha Kurang
• Peran masyarakat Kurang
• Koordinasi lintas program dan sektor
masih belum optimal
• Advokasi dan sosialisasi belum optimal

Anda mungkin juga menyukai