0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan20 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang air minum isi ulang (AMIU) dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri AMIU. Persyaratan tersebut mencakup standar baku mutu air minum, persyaratan fasilitas, peralatan, dan SDM. Industri AMIU juga wajib memiliki izin edar berupa sertifikat laik higiene sanitasi yang diterbitkan setelah memenuhi evaluasi kesehatan lingkungan. Pemerintah melakukan pengawasan terhad
Dokumen tersebut membahas tentang air minum isi ulang (AMIU) dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri AMIU. Persyaratan tersebut mencakup standar baku mutu air minum, persyaratan fasilitas, peralatan, dan SDM. Industri AMIU juga wajib memiliki izin edar berupa sertifikat laik higiene sanitasi yang diterbitkan setelah memenuhi evaluasi kesehatan lingkungan. Pemerintah melakukan pengawasan terhad
Dokumen tersebut membahas tentang air minum isi ulang (AMIU) dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri AMIU. Persyaratan tersebut mencakup standar baku mutu air minum, persyaratan fasilitas, peralatan, dan SDM. Industri AMIU juga wajib memiliki izin edar berupa sertifikat laik higiene sanitasi yang diterbitkan setelah memenuhi evaluasi kesehatan lingkungan. Pemerintah melakukan pengawasan terhad
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Samarinda
Balikpapan, 17 Februari 2021
PENDAHULUAN Air minum yang bersih dan sehat mutlak dibutuhkan oleh setiap manusia untuk tetap bertahan hidup mulai dari masyarakat golongan ekonomi lemah maupun ekonomi tinggi. Pesatnya pertumbuhan industri AMIU selain disebabkan karena tingginya kebutuhan air minum bersih dan sehat dengan relatif murah juga dikarenakan teknologi yang diperlukan untuk industri ini relatif sederhana dan tidak mahal. Banyak bermunculan industri AMIU yang tergolong pada skala industri kecil termasuk dalam bentuk depot air minum. Air minum baik yang diolah melalui AMIU dan AMDK merupakan produk pangan yang dikonsumsi secara luas dan diproduksi dalam jumlah cukup besar sehingga dapat digolongkan dalam kategori pangan resiko tinggi (High Risk). Untuk melindungi masyarakat dari resiko tersebut perlu adanya jaminan produk air minum yang aman, bermutu, dan layak dikonsumsi. Karena itu produksi / pengolahan air minum memerlukan pengawasan yang lebih intensif. DASAR HUKUM 1. UU RI No 36 Th 2009 ttg Kesehatan 2. UU RI No 18 Th 2012 ttg Pangan 3. Permenkes No 492 Th 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum 4. Permenkes RI No.736 Th 2010 ttg Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air 5. Permenkes No 43 Th 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum 6. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No 651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya AMIU Air minum yang dibuat melalui proses pemurnian sederhana Air minum yang diperoleh dari tempat – tempat isi ulang yang berasal dari sumber air pegunungan atau sumber lain yang telah melalui proses klorinasi, aerasi, filtrasi dan UV atau variasi proses lainnya Hal-Hal yang perlu dikendalikan Mikro Filter harus dikendalikan dengan cara pencucian mikro filter dan pengantian mikro filter secara berkala Lampu UV harus dikendalikan dengan diganti secara berkala sesuai spesifikasi lampu UV Proses pencucian galon menjadi titik kendali sehingga galon harus betul-betul aseptis sebelum digunakan Proses pengisian harus dikendalikan dengan cara pengisian dilakukan secara aseptis AIR MINUM ISI ULANG DAN PERMASALAHANNYA
Banyaknya DEPOT AIR MINUM tumbuh dan
belum terawasi dengan baik oleh internal maupun eksternal Kondisi higiene dan sanitasi belum memenuhi ketentuan
Proses desinfeksi tidak memenuhi syarat
Dukungan Pemerintah Daerah belum optimal.
Koordinasi lintas sektor dan peran asosiasi perlu
ditingkatkan PERSYARATAN AMIU 1. Memenuhi standar baku mutu - Kualitas air
2. Memenuhi persyaratan kesehatan
- Tempat - Peralatan - Penjamah Standart baku mutu (berdasarkan Permenkes No 43 Th 2014)
Pengujian mutu air baku minimal
- 1 kali dalam 3 bulan untuk analisa Coliform - 2 kali dalam 1 tahun untuk analisa kimia fisika secara lengkap PERSYARATAN TEMPAT (berdasarkan Permenkes No 43 Th 2014) 1. Lokasi 2. Bangunan 3. Tata Ruang 4. Lantai 5. Dinding 6. Atap 7. Pencahayaan 8. Ventilasi 9. Fasilitas Sanitasi PERSYARATAN ALAT (berdasarkan Permenkes No 43 Th 2014) 1. Tara pangan (food grade) 2. Alat DAM harus standart SK Menperindag RI no. 651 /MPP/Kep/10/2004 3. Mikrofilter dan desinfektor tidak kadaluarsa 4. Tandon air baku harus tertutup dan terlindung 5. UV harus selalu dalam kondisi laik pakai 6. Wadah/galon sebelum dilakukan pengisian harus dibersihkan terlebih dahulu dengan air produksi paling sedikit selama 10 (sepuluh) detik dan setelah pengisian diberi tutup yang bersih 7. Wadah/galon yang telah diisi Air Minum harus langsung diberikan kepada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam. PERSYARATAN PENJAMAH (berdasarkan Permenkes No 43 Th 2014)
1. Sehat dan bebas dari penyakit menular
2. Tidak menjadi pembawa kuman patogen 3. Berperilaku higienis dan saniter 4. Menggunakan Pakaian kerja dan APD saat bekerja Registrasi melalui OSS PERIZINAN AMIU Sertifikat Laik Higiene Melengkapi Sanitasi persyaratan Penerbitan untuk Nomor penerbitan Melakukan Induk pendaftaran Sertifikat Berusaha Laik Higiene melalui OSS (NIB) Sanitasi SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI 1. Persyaratan administrasi 2. Persyaratan teknis : - Sertifikat pelatihan keamanan pangan siap saji bagi pengelola/pemilik/penanggung jawab TPP - Sertifikat pelatihan keamanan pangan siap saji bagi penjamah pangan atau pelatihan higiene sanitasi DAM bagi penjamah pangan/operator DAM 3. Bukti laboratorium Standar Baku Mutu yang dikeluarkan oleh laboratorium yang terakreditasi KAN atau laboratorium yang ditunjuk oleh pemerintah daerah paling lama 1 bulan sebelum pengajuan permohonan 4. Formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan untuk DAM PENGAWASAN AIR MINUM ISI ULANG • Pengawasan Internal
dilakukan di unit produksi dan unit pengisian
galon /wadah air minum
dilakukan oleh penyelenggara sebulan sekali
Hasil pemeriksaan dilaporkan kepada kepala
dinas kesehatan kabupaten/kota
(Permenkes 736/2010) • Pengawasan Eksternal - Dilakukan oleh Dinkes Kab/Kota/KKP
Permenkes 492 dan 736/2010
1. Inspeksi Sanitasi 2. Pengambilan sampel air minum 3. Pengujian kualitas air minum 4. Analisis hasil pengujian laboratorium 5. Rekomendasi 6. Pemantauan Pelaksanaan Tindak lanjut.
• Hasil evaluasi dilaporkan secara berjenjang
Pengawasan & Sanksi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau KKP melakukan pengawasan dan pembinaan setiap 1 tahun 2 kali
Hasil pengawasan dan pembinaan dilaporkan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota atau Kepala KKP
AMIU yang tidak memenuhi ketentuan tsb, dapat
dikenakan; Peringatan Teguran secara tertulis Pencabutan laik sehat PERAN BADAN POM DALAM PENGAWASAN AMIU Badan POM berperan dalam pengawasan post market, dengan melakukan sampling dan pengujian kimia dan mikrobiologi terhadap AMIU HASIL PENGUJIAN TERHADAP SAMPLING AMIU BBPOM DI SAMARINDA TAHUN 2021 Nama Sampel Parameter Uji Hasil
Pemerian, PK Cemaran Pb, PK
AMIU A Cemaran As, pH, angka Memenuhi Syarat Pseudomonas
Pemerian, PK Cemaran Pb, PK
AMIU B Cemaran As, pH, angka Memenuhi Syarat Pseudomonas
Pemerian, PK Cemaran Pb, PK
TMS (Angka AMIU C Cemaran As, pH, angka Pseudomonas) Pseudomonas “CekKLIK” LIK” CEK KEMASAN “CekK CEK LABEL CEK IZIN EDAR CEK KEMASAN CEK KEDALUARSA CEK LABEL CEK IZIN EDAR You can insert graphs from Google CEK KEDALUARSA Sheets