Anda di halaman 1dari 20

KEBIJAKAN PENGELOLAAN

DEPOT AIR MINUM


(DAM)

Oleh :
MOH. TAUFIQ

DINKES PROV. SULAWESI TENGAH


MASALAH DEPOT AIR MINUM DAN TERMINAL AIR

Pembinaan dan pengawasan pada DEPOT AIR MINUM


DAN TERMINAL AIR belum maksimal
Belum memenuhi persyaratan higiene dan
sanitasi

Proses desinfeksi ????

Izin Operasional dan Sertifikat


Laik Higiene Sanitasi ??
Peran Asosiasi DAM dan
Termina Air ??
SASARAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TPM

P DEPOT
R AIR
MINUM
O SENTRA
G MAKJAN JASA
R BO GA
A
M TPM
RUMAH
K MAKAN/ KANTIN
RESTORA dan
E N sejenisnya
M MAKANAN
K JAJANAN
SIAP SAJI
E
S
H TPM = Tempat Pengelolaan Makanan
Beberapa Peraturan yg berhub dgn DAM
 Undang-undang No. 36/2009 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 18/2012 tentang Pangan
 Peraturan Pemerintah No. 28/2004 tentang Keamanan, Mutu
dan Gizi Pangan
 Peraturan Pemerintah No. 66/ 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan
 Permenkes No. 416/1990 ttg Air Bersih
 Permenkes No. 492/ 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum
 Permenkes No. 736/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan
Kualitas Air Minum
 Permenkes No. 2/2013 tentang KLB Kerac. Pangan
 Permenkes No.43/2014 ttg Higiene Sanitasi Depot Air
Minum
Permenkes No. 43 Thn 2014 ttg DAM
TUJUAN
- Melindungi masyarakat dari potensi risiko
akibat mengkonsumsi air minum yg tdk
memenuhi standar baku mutu yg
berasal dari Depot Air Minum
 Terlaksananya pembinaan dan pengawasan oleh
petugas kesehatan Kab/Kota shg dpt menjamin
mutu air minum yang dijual.
- Depot Air Minum menerapkan higiene sanitasi
serta perilaku hidup bersih dan sehat dalam
melayani masyarakat.
PERMENKES NOMOR 43 Tahun 2014 TENTANG
HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM

YANG DIMAKSUD DENGAN :


Depot Air Minum (DAM) adalah usaha yang
melakukan proses pengolahan air baku
menjadi air minum dalam bentuk curah dan
menjual langsung kepada konsumen
Air Minum adalah air yg melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yg memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum
Penjamah adalah orang yg secara
langsung menangani proses pengolahan
Air Minum pada DAM untuk melayani
konsumen
Higiene Sanitasi adalah upaya
mengendalikan faktor risiko terjadinya
kontaminasi (pencemaran) yang berasal
dari tempat, peralatan, dan penjamah
terhadap Air Minum agar aman
dikonsumsi
PERMENKES NOMOR 43 Tahun 2014 TENTANG
HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM

Pasal 2
(1) Setiap DAM wajib :
a. menjamin Air Minum yg dihasilkan memenuhi
standar baku mutu atau persyaratan kualitas air
minum sesuai ketentuan yang berlaku
b. memenuhi persyaratan higiene sanitasi dalam
pengelolaan air (minimal tempat, peralatan dan
penjamah DAM)
(2) Unt menjamin Air Minum memenuhi standar baku
mutu/persy kualitas Air Minum sbgmn dimaksud pd
ayat (1) huruf a, DAM wajib melaksanakan tata laksana
pengawasan kualitas Air Minum sesuai ketentuan
peraturan Per –UU-an
Persyaratan Higiene Sanitasi
1.Tempat
 Bebas dari pencemaran lingkungan
 Bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan
 Lantai kedap air, rata, tdk licin, tdk retak
 Dinding kedap air, rata, halus, tdk retak,
mudah dibersihkan dan berwarna terang
 Atap &langit-langit kuat, tdk mjd sarang
tikus,
 Pintu kuat dan berfungsi dengan baik
 Pencahayaan cukup
 Ventilasi cukup
 Bebas dari vektor dan binatang pembawa
penyakit
2. Peralatan
 Semua peralatan mulai dari pipa, tandon air,
filter, mikrofilter ,pompa air s.d. pencucian/
pembilasan terbuat dari bahan tara pangan
(food grade)
 Mikrofilter dan desinfektor tdk kedaluarsa
 Tandon air baku tertutup dan terlindung dr
sinar matahari langsung
 Wadah/galon sblm diisi bagian dalam hrs
disikat dan dibilas terlebih dahulu minimal
selama 10 detik, bagian luar di lap bersih
 Wadah/galon setelah diisi langsung diberikan
kpd konsumen, tdk boleh disimpan pd DAM
lebih dari 1 x 24 jam
Langsung dibawa pulang
Tidak boleh menginap lbh 1x24 jam
3. Penjamah
 Sehat dan tdk menderita penyakit menular
serta tidak carier (pembawa penyakit
menular)
 Pada saat melayani konsumen :
- Berperilaku higienies dan sanitair setiap
melayani konsumen
- Mencuci tangan dgn air mengalir dan sabun
- Menggunakan pakaian kerja yg bersih dan
rapi
- Tidak merokok , tidak mengorek telinga,
tdk mengorek gigi,tdk menggaruk kepala,
tdk menggaruk kulit, dsb
Penjamah


Setiap DAM harus memiliki
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi DAM

Izin Usaha sesuai ketentuan


peraturan perundang-undangan

Sertifikat Laik Higiene Sanitasi DAM


dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota
Apabila dikeluarkan oleh Dinas Pelayanan Satu
Atap, Rekomendasi dari Dinkes Kab/Kota
Berlaku untuk 1 (satu) tempat usaha DAM
PERMENKES NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG
HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM

Permohonan
kpd Melampirkan
Kadinkes/KKP persyaratan adm.

SERTIFIKAT Tim pemeriksa Kunjungan/


IZIN LAIK penilaian persy pemeriksaan
USAHA HIGINE teknis
SANITASI
DAM DAM Biaya sesuai UU Pemeriksaan
Laboratorium
(sampel air
Berlaku 3 tahun, minum)
dpt diperpanjang

Ganti pemilik, pindah


lokasi/alamat, terjadi
pelanggaran kewajiban BATAL
DAM yg menyebabkan
KLB Keracunan Pangan
IZIN USAHA
DAM

SERTIFIKAT LAIK
HIGINE SANITASI

Syarat Syarat
ADMINISTRASI TEKNIS

Fc KTP,, pas foto terbaru,


Standar baku mutu /
Surket Domisili usaha, denah
lokasi dan bangunan tempat
persyaratan kualitas Air
usaha, Fc Sertifikat Minum dan persyaratan
Pelatihan/Kursus HS DAM HS (tempat, peralatan
bagi pemilik/penjamah dan penjamah)
Permohonan  7 hari  Kadinkes
menugaskan Tim Pemeriksa

Paling lama 25 hari sdh memberikan


REKOMENDASI hsl penilaian + Berita Acara

Paling lama 7 hari sejak diterimanya


Rekomendasi, Kadinkes Kab/Kota 
menerbitkan / menolak menerbitkan
SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI

Menolak  ada alasan yg jelas

Bila tlh melebihi batas waktu yg ditetapkan , Kadinkes


Kab/Kota tdk menerbitkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi
berdasarkan rekomendasi yg memenuhi syarat  pemohon
berhak atas rekomendasi tsb sbg pengganti Sertifikat Laik HS
PENILAIAN
Pemeriksaan fisik Higiene Sanitasi DAM
Memenuhi syarat, minimal nilai 70
maksimal 100
Tidak memenuhi syarat, nilai < 70
Pemeriksaan laboratorium air
Jumlah cemaran E. coli pada air minum 0 (nol)
Tidak terdapat penjamah yang carrier (dilihat
dari hsil pemeriksaan kesehatan 1 kali dalam
setahun)
Setiap DAM wajib :
- melakukan pemeriksaan kesehatan penjamah
1x/thn
- melakukan pengawasan persyaratan higiene
sanitasi (tempat, alat & penjamah)

- Memiliki tenaga teknis sbg konsultan bidang


higiene sanitasi (terdaftar /Organisasi Profesi

Kesehatan Lingkungan)
Untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan higiene sanitasi, pemilik dan
penjamah DAM wajib mengikuti
pelatihan/kursus higiene sanitasi yg dapat
diselenggarakan oleh Pusat, Dinkes
Prov/Kab/Kota atau lembaga kursus yang resmi

 yg lulus dapat diberikan Sertifikat yg


ditandatangani oleh Kadinkes/
penyelenggara kursus

Anda mungkin juga menyukai