Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi)

merupakan indikator utama kesehatan dalam upaya mendukung

pencapaian peningkatan derajat kesehatan masyara kat. Risiko kematian

ibu dan bayi masih menjadi permasalahan di berbagai negara salah

satunya di Indonesia. Faktor risiko persalinan terjadi mulai fase sebelum

dan saat kehamilan. Secara umum, 80-90% kehamilan akan berjalan

normal dan hanya 10-12% kehamilan disertai dengan komplikasi atau

berkembang menjadi kehamilan patologis (Prawirohardjo, 2014).

Menurut WHO (World Health Organization), AKI secara global

mengalami penurunan lebih dari sepertiga dari tahun 2000 hingga 2020.

Diperkirakan sekitar 810 wanita terus meninggal setiap hari karena

komplikasi saat kehamilan dan persalinan. Sebagian besar penyebabnya

yaitu peyebab yang dapat dicegah atau diobati, seperti penyakit menular

dan komplikasi saat kehamilan dan persalinan. Adanya pandemi covid-19

telah menyebabkan gangguan besar pada layanan kesehatan, sehingga

memperburuk risiko, terutama bagi keluarga yang paling rentan (WHO,

2021).

AKB secara global mengalami penurunan dari tahun 1990 sampai

2020. Jumlah kematian nenonatus menurun dari 5 juta pada tahun 1990

menjadi 2,4 juta pada tahun 2020. AKB di seluruh negara pada tahun

1
2

2020 berkisar antara 1 kematian per 1000 kelahiran hidup. Sebagian besar

penyebab kematian pada bayi diantaranya kelahiran prematur, komplikasi

terkait persalinan (asfiksia lahir atau sesak napas saat lahir), infeksi dan

cacat lahir (WHO, 2022).

Di Indonesia, jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan

program kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan pada tahun 2020

menunjukkan 4.627 kematian. Jumlah ini menunjukkan peningkatan

dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. Berdasarkan penyebab,

sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan

sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus,

dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus (Kemenkes RI,

2020).

Di Provinsi Jawa Tengah AKI dan AKB masih menjadi masalah

actual. Capaian AKI tahun 2020 sebesar 98,6/100.000 KH; AKB:

7,79/1000 KH) meskipun angka ini jauh lebih baik dibanding target

nasional (AKI: 226/100.000 KH; AKB: 24/1.000 KH) namun untuk

capaian AKI menurun dibandingkan capaian AKI tahun 2019 (AKI

76,93/100.000 KH; AKB: 8,24/1000 KH, capaian sudah melebihi target

2019), namun AKI dan AKB merupakan indikator untuk melihat

kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di suatu daerah/negara. Salah

satu penyebab meningkatnya AKI pada tahun 2020 dikarenakan

terganggunya pelayanan KIA selama masa pandemi Covid – 19.

Perubahan dalam pelayanan perawatan kesehatan dan publik yang terjadi,


3

mengakibatkan masalah dengan layanan ANC awal, beberapa fasilitas

Kesehatan dan tenaga kesehatan berkurang (Dinkes Jawa Tengah, 2020).

Angka Kematian Ibu di Kabupaten Blora Tahun 2021 86,3 / 1000

KH. AKI di tahun 2021 meningkat salah satunya diakibatkan oleh adanya

pandemic Covid-19. Kasus kematian ibu bukan dikarenakan melahirkan,

melainkan terkena Covid-19 saat hamil. AKB di Kabupaten Blora pada

tahun 2021 sebanyak 1,55 / 1000 KH. Kematian Bayi didominasi oleh

BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan asfiksia (Dinkes Blora, 2022).

Adanya pandemi Covid – 19 menyebabkan AKI mengalami

peningkatan. Hal ini dikarenakan terganggunya pelayanan KIA selama

masa pandemi karena perubahan besar dalam layanan perawatan

kesehatan dan publik. Pandemi Covid-19 mengakibatkan masalah dengan

layanan ANC, beberapa fasilitas kesehatan tenaga kesehatan berkurang,

ada arahan dari Kemendagri Kesehatan bahwa ibu hamil jika sehat tetap

di rumah baca dulu buku KIA. Pandemi Covid – 19 juga menyebabkan

kendala dalam merujuk ibu hamil karena ruang UGD penuh pasien

Covid-19. ibu hamil yang terindikasi positif Covid-19 yang ingin

melahirkan terkendala karena ruang isolasi penuh. Sejak tahun 2007

sampai dengan 2020 cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4

cenderung meningkat. Namun demikian penurunan terjadi pada tahun

2020 dibandingkan tahun 2019, yaitu dari 88,54% menjadi 84,6%.

Penurunan ini diasumsikan juga terjadi karena implementasi program di

daerah yang terdampak pandemi COVID-19 (Kemenkes RI, 2020).


4

Evaluasi terhadap aplikasi pelayanan kesehatan ibu hamil dapat

dilakukan dengan melihat cakupan kunjungan atau ANC. Presentase

tenaga pemberi layanan ANC sebagian besar dilakukan oleh bidan yaitu

sebanyak 82,4% bertempat di Bidan Praktik swasta sebanyak 41%.

Jumlah PMB yang mengumpulkan laporan pelayanan kesehatan ibu atau

ANC pada masa covid-19 periode Januari sampai April 2020 berdasarkan

UPBD pusat yaitu sebanyak 8322 PMB yang tetap berjalan dan sebesar

974 PMB yang tutup (Nurjasmi, 2020).

Prinsip penyelenggaraan pelayanan kebidanan pada kehamilan,

bersalin, nifas, BBL, dan KB pada masa pandemi Covid - 19, bidan

memberikan konsultasi, penyuluhan, KIE dan konseling, dilakukan

secara online termasuk pemberian informasi terkait Covid - 19. Pada

pertolongan persalinan, bidan menggunakan APD dan menerapkan

prosedur pencegahan penularan Covid - 19, bidan juga berhak melakukan

rujukan apabila ibu dalam keadaan berisiko karena dicurigai ODP (Orang

Dalam Pemantauan) / PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Sebelum

pelayanan nifas dan BBL dilakukan, bidan perlu melakukan pengkajian

komprehensif sesuai standar dengan cara berkoordinasi dengan

RT/RW/Kades setempat untuk mendapatkan informasi tentang status ibu

apakah sehat/ODP/PDP/Covid positif (Nurjasmi, 2020).

Di tengah pandemi covid – 19 ini, pelayanan kesehatan di

Kabupaten Blora baik di Rumah Sakit atau Puskesmas selalu berupaya

melaksanakan mekanisme pelayanan kesehatan sesuai standar operasional


5

prosedur (SOP) dan prosedur protokol kesehatan berdasarkan pemerintah

daerah Kabupaten Blora yaitu berupa peraturan Bupati Blora No. 5 tahun

2020 tentang penerapan disiplin dan penegakkan hukum protokol

kesehatan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian virus Covid – 19.

Pelayanan KIA dan Imunisasi di puskesmas tetap dilayani seperti biasa,

namun dilakukan pembatasan (Bupati Kabupaten Blora, 2020).

Pedoman dalam kunjungan ibu hamil atau ANC pada masa Covid

– 19 sebanyak enam kali kunjungan dengan protokol kesehatan. ANC

trimester pertama sebanyak dua kali, trimester kedua sebanyak satu kali,

dan trimester ketiga sebanyak tiga kali. Pemeriksaan kehamilan pertama

oleh dokter untuk skrining faktor resiko dilakukan dengan membuat janji

terlebih dahulu. Pemeriksaan kehamilan trimester 2, dapat melalui

telekomunikasi konsultasi klinis kecuali terdapat tanda bahaya.

Pemeriksaan kehamilan trimester 3 harus dilakukan satu bulan sebelum

taksiran persalinan atau HPL. Untuk kelas ibu hamil ditunda sementara

atau dapat di lakukan secara online (Muliati, 2020).

Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB

yaitu dilakukan pemantauan secara ketat dengan melakukan Antenatal

Care (ANC) pada ibu hamil. Dengan dilakukannya ANC, diharapkan

dapat mencegah terjadinya komplikasi obstetrik dan neonatal, seperti

asfiksia, kelainan kongenital, penyakit penyerta lainnya pada bayi dan

hipertensi dalam kehamilan dan nifas. Saat ibu dalam masa kehamilan,

dilakukan pemantauan secara ketat dengan ANC tepat waktu dan lengkap
6

pada ibu hamil termasuk pemberian tablet Fe (kalsium) kepada ibu dan

memonitornya melalui petugas surveilance kesehatan ibu dan anak (KIA)

(Kusumawardani dan Handayani, 2018).

Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB di Jawa Tengah,

pemerintah meluncurkan sebuah program sejak tahun 2013 yaitu 5NG

(Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng). Program 5NG merupakan

kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi AKI dan AKB, dalam

program ini diciptakan suatu kondisi dimana semua ibu hamil terpantau

agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, sehingga ibu

selamat dan bayi sehat. Program 5NG dilaksanakan dalam 4 fase, yaitu

Fase Sebelum Hamil, Fase Hamil, Fase Persalinan, Fase Nifas. Pada fase

pra hamil terdapat dua terminologi yaitu stop dan tunda, stop hamil pada

ibu usia > 35 tahun dan sudah memiliki anak, serta tunda kehamilan jika

usia < 20 tahun dan kondisi kesehatan belum optimal. Pada fase kedua

atau fase hamil itu, minimal ibu hamil periksa ke tenaga kesehatan (dokter

dan bidan) sebanyak 6 kali selama kehamilan. Ibu hamil juga perlu

memahami berbagai tanda/bahaya kehamilan. Memasuki fase persalinan

harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Fase terakhir (nifas)

yaitu mencatat dan memonitor ibu dan bayi sampai 1000 hari pertama

kelahiran (Dinkes Jawa Tengah, 2020).

Dalam meningkatkan Kesehatan ibu dan anak, upaya yang dapat

dilakukan adalah melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif atau

Continuity of Care. Asuhan kebidanan komprehensif atau COC


7

merupakan upaya dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak yang

dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi baru lahir

hingga keluarga berencana. Metode yang digunakan dalam asuhan

kebidanan secara komprehensif yaitu pendampingan setiap ibu hamil

oleh 1 mahasiswa bidan, perawat dan kedokteran secara komprehensif

yaitu dengan metode pelayanan maternitas OSOC (One Student One

Client). Dalam Program OSOC mahasiswa dituntut untuk memberikan

asuhan kebidanan dengan mengacu pada women center care kepada ibu

hamil secara COC dan holistic care (Sulistyorini dan Hanifah, 2020).

Asuhan kebidanan komprehensif terbukti dapat meningkatkan

kepuasan pasien. Pelaksanaan asuhan secara komprehensif dapat

menurunkan kejadian komplikasi pada wanita, pengurangan kelahiran

prematur, dan peningkatan pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Intervensi

asuhan komprehensif di negara berkembang mampu menurunkan

kematian ibu dan bayi (Berghella, 2017).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan menyusun studi kasus

dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. L di wilayah

Blora”

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dan

berkelanjutan pada Ny. L sejak saat kehamilan, bersalin, nifas dan


8

pelayanan KB serta BBL dan neonatus dengan standar asuhan

kebidanan dan kewarganegaraan dengan pendekatan manajemen

kebidanan.

2. Tujuan Khusus

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dari pengkajian sampai

evaluasi dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan

meliputi :

a. Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada Ny.L usia 22 tahun

G1P0A0 di Puskesmas Blora.

b. Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada Ny.L usia 22 tahun

G1P0A0 di Puskesmas Blora.

c. Asuhan Kebidanan Nifas dan KB secara Komprehensif pada Ny.L

usia 22 tahun G1P0A0 di Puskesmas Blora.

d. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dan Neonatus secara

komprehensif pada Ny.L usia 22 tahun G1P0A0 di Puskesmas

Blora.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup studi kasus ini adalah membahas tentang Asuhan

Kebidanan Komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas dan KB, BBL

dan neonates.

1. Sasaran

Subjek yang akan diberikan asuhan kebidanan adalah ibu hamil Ny. L

yang tidak mengalami komplikasi dan atau penyulit dalam kehamilan,


9

diikuti asuhan ibu bersalin, asuhan ibu nifas, KB dan asuhan bayi baru

lahir serta neonates.

2. Tempat

Lokasi pengambilan kasus menyesuaikan tempat praktik PKK III di

Puskesmas Wilayah Blora.

3. Waktu

Waktu untuk melakukan studi kasus asuhan kebidanan berkelanjutan

ini dilaksanakan mulai dari hamil, bersalin, nifas, KB dan BBL serta

Neonatus.

D. Manfaat

1. Bagi penulis

Diharapkan dapat menjadi referensi dan menambah wawasan, serta

dapat meningkatkan pelayanannya terhadap klien.

2. Bagi klien

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi tentang hal apa saja

yang dapat mengatasi masalah ibu mulai dari kehamilan, persalinan,

kelahiran bayi, nifas, dan ber KB.

3. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan dan sebagai

referensi mulai dari hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan

keluarga berencana (KB) serta menjadi panduan agar dapat

meningkatkan kualitas pelayanan mulai dari hamil, bersalin, bayi baru

lahir, nifas serta KB.


10

4. Bagi institusi

Diharapkan dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan kualitas

dalam pembelajaran untuk mahasiswanya tentang materi kehamilan,

persalinan, kelahiran bayi, nifas, serta KB.

5. Bagi IPTEK

Sebagai salah satu bentuk dokumentasi data yang terupdate

pertahunnya.

E. Metode Pengambilan Data

Metode yang dilakukan untuk pengambilan data yang digunakan

dalam penyusunan studi kasus ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru

lahir serta neonatus adalah anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

penunjang, studi kasus, dan telaah dokumen. Anamnesa yaitu dengan

mengajukan pertanyaan- pertanyaan secara langsung kepada klien

ataupun kepada keluarga klien, observasi yaitu melihat dan memeriksa

secara langsung keadaan klien, selanjutnya data dapat diperoleh dengan

melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan status present

dan status obstetri, selain itu untuk memperluas perolehan data

pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan dengan melakukan

pemeriksaan hasil lab darah ataupun urine, kemudian studi kasus dan

telaah dokumentasi seperti rekam medik pasien, buku KIA pasien, kohort

pasien yang bisa diperoleh dari pasien langsung ataupun dari bidan yang

bertanggung jawab atas pasien tersebut dapat menjadi sumber data pada

studi kasus ini.


11

F. Sistematika Penulisan

1. Bagian Awal

Pada bagian Laporan Tugas Akhir berisi halaman sampul, halaman

judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan penguji

dan ketua program studi, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran.

2. Bagian Utama

Bagian isi pada Laporan Tugas Akhir terbagi menjadi tiga bab, yaitu:

a. Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang penulisan, tujuan,

ruang lingkup, manfaat penulisan, metode pengumpulan data, dan

sistematika penulisan.

b. Bab II Tinjauan Pustaka yang berisi tentang teori-teori tentang

manajemen asuhan kebidanan komprehensif masa kehamilan,

persalinan, nifas, KB, dan bayi baru lahir serta teori medisnya

secara singkat, padat, dan jelas.

c. Bab III Metode Penelitian yang berisi tentang rancangan studi

kasus, subyek studi kasus, metode pengumpulan dan analisa data,

serta masalah etika.

d. Bab IV Tinjaun Kasus yang meliputi pengkajian data subyektif,

pengkajian obyektif, analisa kasus dan penatalaksanaan kasus

serta pembahasan

e. Bab V Penutup yang meliputi kesimpulan dari penulisan Laporan

Tugas Akhir dan Saran.


12

3. Bagian Akhir

Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran.

Anda mungkin juga menyukai