Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.”I” DIPRAKTIK


MANDIRI BIDAN YUYUN YUNIARTI
KABUPATEN MUARA ENIM
TAHUN 2022

RIZKI DWI LESTARI

PO7124319059

KEMENETRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIPLOMA DIII
MUARA ENIM TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan ialah suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus agar dapat

berlangsung dengan baik, karena kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada

mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi yang dapat menyebabkan

kematian. (Elisabeth, 2018 : 1)

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2018, sebanyak

303.000 (830/hari) perempuan meninggal selama masa kehamilan, persalinan, hingga nifas.

Penyebab utama hampir 75% dari semua kematian ibu adalah perdarahan, hipertensi,

infeksi, komplikasi dari persalinan, aborsi yang tidak aman, dan sisanya disebabkan oleh

atau terkait dengan penyakit seperti Malaria, dan AIDS selama kehamilan (WHO Media,

2018).

AKI di Indonesia berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus(SUPAS) tahun 2018,

sebesar 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, Secara umum terjadi penurunan

kematian ibu selama periode 1991-2015. Terjadi penurunan AKI di Indonesia Dari 390 pada

tahun 1991 menjadi 305 pada tahun 2015. AKI di indonesia tahun 2007 yaitu sebesar 228

meningkat di tahun 2012 menjadi 359. AKI di indonesia pada tahun 2015 menurun menjadi

305 per 100.000 kelahiran (Kemenkes RI, 2018).

Penyebab secara langsung tingginya AKI adalah perdarahan Post partum, infeksi, dan

preeklamsi / eklamsia. Dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia, sejumlah 27% akan

mengalami komplikasi atau masalah yang bisa berakibat fatal (survey demografi dan

kesehatan, 1997). Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau membawa resiko bagi

ibu (Rismalinda, 2015:1)


Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka

Kematian Ibu (AKI). Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu,

terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap

perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas (Kemenkes RI,

2018).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka dalam

menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Kematian ibu (maternal death)

menurut definisi WHO adalah kematian atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya

kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau

penangannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan / cedera. Berdasarkan Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018, angka kematian ibu di Indonesia

masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Target global MDGs (Millenium

Development Goals) ke-5 yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 2018. Lima besar penyebab kematian ibu adalah

perdarahan, eklampsia, sepsis, infeksi dan gagal paru (Salma, 2018).

Di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018 jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu

146 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2018 jumlah AKI meningkat

sebesar 155 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab masih tingginya AKI di Sumatera

Selatan adalah kurang cermatnya deteksi dini faktor resiko oleh tenaga kesehatan,

penanganan persalinan yang kurang adekuat atau tidak sesuai prosedur serta sistem rujukan

tidak sesuai dengan prosedur jejaring manual rujukan (Dinkes Provinsi Sumsel, 2018).

Pada tahun 2018 di Kabupaten Muara Enim dilaporkan 9 kasus dari 12.462 kelahiran

hidup. Kematian maternal pada tahun 2018 disebabkan oleh hypertensi 4 kasus (44.44%)
perdarahan 3 kasus (33.33%), lain-lain atau asma dan jantung 2 kasus (22.22%). Faktor

eksternal yang menjadi penyebab kematian ibu umumnya diakibatkan keterlambatan

keluarga mengenali tanda bahaya ibu hamil dan keterlambatan mengambil keputusan untuk

merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. AKI Kabupaten Muara Enim yang

dilaporkan masih berada di bawah angka nasional. (Profil Kesehatan Muara Enim, 2018)

Target Nasional cakupan kunjungan Antenatal Care sebesar 95%, 5%, upaya tersebut

merupakan cara untuk menurunkan angka kematian sehingga kunjungan K1 sampai dengan

K4 merupakan salah satu indikator pemecahan masalah (Laminullah, 2018).

Dari data dinas kesehatan kabupaten muara enim diperkirakan setiap ibu yang meninggal

dalam kehamilan, persalinan atau nifas 16-17 ibu menderita komplikasi yang mempengaruhi

kesehatan mereka, umumnya menetap. Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan,

infeksi, hipertensi dalam kehamilan, partus macet dan aborsi dan penurunan angka kematian

perinatal yang lambat disebabkan pula oleh askes dan kualitas asuhan antenatal, persalinan,

dan nifas yang buruk (Prawirohardjo, 2018).

Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu

mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan

ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan

kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika

terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan

keluarga berencana (Kemenkes RI, 2018).

Perawatan pada kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan

yang sehat salah satunya adalah pemeriksaan kehamilan. Untuk mengurangi angka kematian

ibu akibat melahirkan kelak, sehingga kesejahteraan ibu betul – betul sudah diperhatikan
sejak masa nifas. Kelainan kehamilan dapat diketahui secara dini sehingga dapat diantisipasi

secara dini, kelainan – kelainan selama kehamilan. Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan

merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Menurut Rashad (2016) tindakan

yang tepat dapat menghindarkan ibu hamil dari penyebab kematian maternal yang dapat

dicegah. Tindakan dalam bentuk perawatan kehamilan yang dapat dilakukan dapat berupa

antenatal care, menjaga kebersihan diri, memenuhi kebutuhan nutrisi, melakukan aktivitas

fisik dan aktivitas seksual sewajarnya, tidur dan istirahat yang cukup, dan lain sebagainya

(Pillitteri, 2017).

Penilaian terhadap pelaksanaan pelayaan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan

melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh

pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu

hamil di satu wilayah kerja pada waktu satu tahun. Sedangkan K4 adalah jumlah ibu hamil

yang telah memperoleh pelayanan antenatal seseuai dengan standar paling sedikit empat kali

sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di

satu wilayah kerja pada waktu satu tahun. Target K1 pada ibu hamil yaitu 100% dari jumlah

sasaran ibu hamil selama satu tahun. Sedangkan target K4 yaitu 95% dari jumlah sasaran ibu

hamil selama satu tahun (Samuel, 2017)

Cakupan K1 dan K4 di Sumatera Selatan merupakan Indikator yang menggambarkan

akses ibu hamil terhadap pelayanan antenatal. Saat ini angka cakupan pelayanan antenatal

sudah meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, walaupun demikian masih terdapat

disparitas antar daerah kabupaten/kota yang variasinya cukup besar, selain adanya

kesenjangan juga ditemukan ibu hamil yang tidak menerima pelayanan dimana seharusnya

diberikan pada saat kontak dengan tenaga kesehatan (missed opportunity).


Cakupan K1 untuk Kota Palembang Tahun 2018 sebesar (100%) dan K4 sebesar 99,9%.

Cakupan K1 terendah terdapat di Karya Jaya (1,98%) dan tertinggi di Makrayu, Sosial,

Gandus, dan Taman Bacaan. Sedangkan cakupan K4 tertinggi di Makrayu (1,376%) dan

terendah di Karya Jaya (1,94%). (Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2018)

Cakupan kunjungan K1 ibu hamil di kabupaten Muara Enim tahun 2012 mencapai

97,6%. Keadaan ini meningkat menjadi 98,76% pada tahun 2013. Namun kondisi pada

tahun 2013 terbalik pada tahun 2014 menjadi 89,1% peningkatan cakupan K1 ibu hamil

terjadi pada tahun 2015 menjadi 98,8%, di tahun 2016 meningkat menjadi 99,1%. Di tahun

2017 cakupan kunjungan K1 menurun menjadi 95,5%. Namun capaian ini masih melebihi

target kabupaten (90%).

Kunjungan K1 ibu hamil di Kabupaten Muara Enim sebagian besar ibu hamil di seluruh

kecamatan telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas kesehatan. Cakupan K1 ibu

hamil yang tidak mencapai 90% kunjungan yaitu pada wilayah puskesmas Muara Emburung

kecamatan Rambang Dangku (83,9%) (profil Kesehatan Muara Enim tahun 2017)

Sehubungan dengan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membahas kasus

mengenai asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. “I“ di Praktik Mandiri Bidan

Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022

Berdasarkan data kunjungan antenatal di PMB Yuyun Yuniarti Muara Enim pada tahun

2021 cakupan pelayanan K1 berjumlah 2.157 orang dan K4 berjumlah 2.157 orang.

(Buku Registrasi PMB Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022).

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan dari 100 ibu hamil di daerah Muara

Enim terdapat 75 ibu hamil yang berencana melahirkan di PMB Yuyun Yuniarti hal itulah

yang membuat peneliti tertarik utuk mengambil kasus pada pasien di Praktik Mandiri Bidan
Yuyun Yuniarti. Di Praktik Mandiri Bidan Yuyun Yuniarti Muara Enim pada tahun 2022

tidak didapati kematian ibu dan kematian bayi .

Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik membuat Laporan Tugas Akhir

ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.”I” di Bidan Praktik

Mandiri Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah yang dapat dirumuskan adalah

Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.”I” di Bidan Praktik Mandiri

Yuyun Yuniarti Tahun 2022 ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.“I” di Bidan Praktik
Mandiri Yuyun Yuniarti Muara Enim tahun 2022.
2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny.“I”di BPM Yuyun

Yuniarti Muara Enim tahun 2022.

b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny.“I” di BPM Yuyun

Yuniarti tahun 2022.

c. Mahasiswa mampu melakukan assessment / analisa pada Ny.“I” di BPM Yuyun

Yuniarti tahun 2022.

d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.“I” di

BPM Yuyun Yuniarti Muara Enim tahun 2022.

D. Manfaat

1. Bagi Penulis
Laporan tugas akhir ini bermanfaat sebagai sarana belajar dalam mengaplikasikan

ilmu yang diperoleh di perkuliahan ke lahan praktik, sehingga dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melakukan asuhan kebidanan secara

profesional.

2. Bagi Intitusi

Penulis berharap bahwa Laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat sebagai bahan

dokumentasi dan bahan perbandingan untuk Laporan tugas akhir selanjutnya.

3. Bagi PMB Yuyun Yuniarti Muara Enim

Laporan studi kasus ini diharapkan dapat menjadi evaluasi, informasi, dan pertimbangan

bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan khususnya asuhan

kebidanan dalam rangka meningkatkan standar pelayanan yang diberikan di PMB Yuyun

Yuniarti Muara Enim.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan

1. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam Saifuddin (2018: 213),

kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Masa Kehamilan merupakan masa penting untuk mempersiapkan kelahiran

seorang bayi yang sehat dan sejahtera. Kontak pertama antara ibu hamil dengan tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi untuk memberikan pelayanan antenatal harus

dilakukan sedini mungkin (Sebaiknya sebelum minggu ke-8 kehamilan). Kualitas

pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan

janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir, serta ibu nifas. (Astuti, Sri. 2017:120)

2. Etiologi Kehamilan

Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (fertilisasi),

dan nidasi (implantasi), plasentasi. (Saifuddin, 2018: 139)

a. Spermatozoa

Spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala yang berbentuk

lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus, ekor,dan bagian yang silindrik

(leher) menghubungkan kepala dengan ekor, dengan getaran ekornya spermatozoa

dapat bergerak cepat (Saifuddin, 2018: 139).

Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vagina dan disekitar porsio pada

waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum uteri dan

tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai kebagian ampula tuba di mana

spermatozoa dapat memasuki ovum yang dapat dibuahi, hanya satu spermatozoa yang

mempunyai kemampuan (kapisitasi) untuk membuahi,pada spermatozoa ditemukan

peningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya, kaputnya lebih mudah menembus


dinding ovum oleh karena diduga dapat melepaskan hialuronidase (Saifuddin, 2018:

140).

b. Ovum

Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital

ridge, tiap bulannya wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur,

ovum dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria

infundibulum kearah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus kearah medial,pada

waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium, jumlah ini

berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel, pada anak berumur 6 –

15 tahun ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur 6 – 15 tahun ditemukan

439.000 oogonium dan pada umur 16 – 25 tahun hanya 34.000 oogonium, pada masa

menopause semua oogonium menghilang (Saifuddin, 2018: 140).

c. Pembuahan (Fertilisasi)

Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa

yang biasanya berlangsung di ampula tuba, fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa

ke dalam ovum, fungsi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik,

hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapisitasi mampu melakukan

penetrasi membran sel ovum, untuk mencapai ovum sperma harus melewati korona

radiate (lapisan sel di luar ovum) dan zona pleusida (suatu bentuk glikoprotein

ekstraselular), yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami

fertilisasi lebih dari satu spermatozoa (Saifuddin, 2018: 141).


Suatu molekul komplemen khusus di permukaaan kepala spermatozoa kemudian

mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom

melepaskan enzim yang membantu spermatozoa menembuat zona pelusida.

Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi korteks ovum.

Granula korteks di dalam ovum berfungsi dengan membrane plasma sel, sehingga

enzim di dalam granula-granula dikeluarkan secara eksositosis ke zona pelusida

(Saifuddin, 2018: 141).

Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membrane nukleusnya yang

tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan mitokondrianya

berdegenerasi. Masuknya sperm-atozoa membangkitkan nukleus ovum yang masih

dalam metafase untuk proses pembelahan selanjutnya (pembelahan meiosis kedua).

Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid,pronukleus spermatozoa

juga telah mengandung jumlah kromosom yang haploid (Saifuddin, 2018: 141).

d. Nidasi (Implantasi)

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium

(Walyani,2015:47).

Selanjutnya pada hari keempat hasil konsepsi mencari stadium blastula disebut

blastokista ( blastocyst), suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan

dibagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi

janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian, blastokista

diselubungi oleh suatu simpai yang dsibut trofoblas. Trofoblas ini sangat kritis untuk

keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi (implantasi), produksi


hormon kehamilan, proteksi imunutas bagi janin,peningkatan aliran darah maternal ke

dalam plasenta,dan kelahiran bayi (Saifuddin, 2018: 143).

e. Plasentasi

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. setelah nidasi

embrio kedalam endometrium, plasentasi dimulai, pada manusia plasentasi

berlangsung sampai 12 -18 minggu setelah fertilisasi.

Terjadinya implantasi mendorong sel blastula mengadakan deferensiasi, sel yang

dekat dengan ruang eksoderm membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantung yolk)

sedangkan sel yang lain membentuk”ectoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio

(embryonal plate) terbentuk diantara dua ruangan yaitu ruangan amnion dan kantung

yolk, plat embrio terdiri dari unsur ectoderm, endoderm, dan mesoderm, ruangan

amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat antara

amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat (Saifuddin, 2018 :145-

146).

3. Tanda dan Gejala Kehamilan Trimester III

1. Tanda pasti

a) Gerakan janin dapat dilihat, diraba, dan dirasakan, juga bagian – bagian janin.

b) Denyut jantung janin : didengar dengan stetoskop, dicatat dan didengar dengan

alat Doppler, dicatat dengan feto-elektro kardiogram, dilihat pada ultrasonografi,

terlihat tulang – tulang janin dalam foto-rontgen (Widia L, 2018: 132).

c) Palpasi Abdomen

Menurut Indrayani. 2018 menggunakan cara leopold dengan langkah sebagai

berikut :
1. Leopold I : Menentukan umur kehamilan dan bagian apa yang terdapat pada

fundus.

Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

(a) Pemeriksa menghadap pasien.

(b) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus

uteri.

(c) Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika teraba benda bulat, melenting,

mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba benda bulat,

besar, lunak, tidak melenting, dan susah digerakkan maka itu adalah

bokong janin.

Gambar 2.1 Leopold I


(Sumber: Indriyani, 2018:247)

2. Leopold II : Menentukan letak punggung anak dan letak bagian-bagian kecil

dan menentukan daerah letak denyut Jantung Janin

Cara pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a) Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.

b) Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut

sebelah kiri ke arah kanan.


c) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa

yang ada di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, tidak teraba bagian

kecil, terasa ada tahanan,

maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian yang kecil

dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil janin).

Gambar 2.2 Leopold II


(Sumber: Indriyani, 2018:247)

3. Leopold III, Menentukan apa yang terdapat dibagian bawah janin dan apakah

bagian terbawah sudah/ belum masuk pintu atas panggul.

Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a) Tangan kiri menahan fundus uteri.

b) Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika teraba

bagian yang bulat, melenting, keras dan dapat digoyangkan, maka itu

adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak, dan sulit

digerakkan, maka ini adalah bokong. Jika di bagian bawah tidak

ditemukan kedua bagian seperti di atas, maka pertimbangkan apakah janin

dalam letak melintang.

c) Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika tangan kanan

menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement


(pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-

7 bulan).

d) Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika

masih mudah digoyangkan, berarti kepala sudah masuk panggul), lalu

lanjutkan pada pemeriksaan 4.

e) Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh kepala sudah masuk panggul.

Gambar 2.3 Leopold III


(Sumber: Indriyani, 2018:247)

4. Leopold IV, Menentukan seberapa jauh masuknya bagian bawah ke dalam

rongga panggul (PAP).

Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a) Pemeriksa menghadap kaki pasien.

b) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah.

c) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang

berlawanan di bagian bawah.

d) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum

masuk panggul.

e) Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah

masuk panggul.
Gambar 2.4 Leopold IV
(Sumber: Indriyani, 2018:247)

Tabel 2.1
Metode perlimaaan

Perlimaan Keterangan
Jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas
5/5
simfisis pubis
4/5 Jika 1 jari sudah masuk PAP
3/5 Jika 2 jari masuk PAP
Jika 3 jari telah turun melewati bidang tengah rongga
2/5
panggul (tidak dapat digerakkan)
4 jari telah masuk kedalam rongga panggul dan 1 jari
1/5
berada diatas simfisis
Seluruhnya sudah masuk kedalam rongga panggul
0/5
dan tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar
Sumber : Indrayani (2018).

2. Tanda Tidak Pasti

a) Tidak ada selera makan

b) Payudara membesar atau tegang

c) Sering kencing

d) Konstipasi

(Lidia Widia, 2018: 132).

3. Tanda Mungkin Hamil

a) Perut membesar
b) Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk konsistensi dari rahim (Widia L,

2018: 132).

4. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan Trimester III

1) Perubahan Anatomi

a) Sistem reproduksi

(1) Uterus

Uterus mencapai umbilicus dan mencapai processus xiphodeus pada usia

kehamilan 36 minggu. Setelah usia kehamilan 36 minggu, uterus mulai turun

ke dalam panggul. Bentuk uterus menjadi bulat (globular) karena cavum uterus

terisi oleh embrio yang sedang tumbuh. Cavum uterus menjadi lebih bulat

seperti telur pada saat fetus tumbuh menjadi lebih panjang. Jika kepala fetus

turun ke panggul, maka uterus menjadi lebih bulat lagi. Sebagai penyesuaian

dengan pertumbuhan janin, antara minggu ke-12 dan ke-36, maka panjang

isthmus menjadi tiga kali lipat.

(Astuti S, 2018: 69-73).

Pada usia kehamilan 38 minggu, uterus sejajar dengan sifisternum. Tuba

uterin tampak agak terdorong ke dalam di atas bagian tengah uterus

(Rismalinda, 2018: 71)

Jika penambahan ukuran TFU per tiga jari, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.2
TFU Menurut Penambahan per Tiga Jari

Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri


(Minggu)
12 1-3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat simfisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat- prosesus xiphoideus (px)
Sumber: DikiRetnoYuliani,dkk. 2017 : 24

Tabel 2.3
TFU Berdasarkan Usia Kehamilan dalam cm

Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri


(Minggu)
12 24-25 cm diatas simfisis
16 26,7 cm diatas simfisis
20 29,5-30 cm diatas simfisis
24 29,5-30 cm diatas simfisis
28 31 cm diatas simfisis
32 32 cm diatas simfisis
36 33 cm diatas simfisis
40 37,7 cm diatas simfisis
Sumber : Yuliani, dkk, 2017

(2) Serviks

Akibat bertambah aktivitas uterus selama kehamilan, serviks mengalami

pematangan secara bertahap, dan akan mengalami dilatasi. Secara teoritis,

pembukaan serviks biasanya terjadi pada primigravida selama 2 minggu

terakhir kehamilan, tapi biasanya tidak terjadi pada multigravida hingga

persalinan dimulai. Namun demikian, secara klinis terdapat berbagai variasi

tentang kondisi serviks pada persalinan (Rismalinda, 2018: 71).

(3) Vagina

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan

untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatkan

ketebalan mukosa,, mengendornya jaringan ikat, dan hopertrofi otot polos

(Rismalinda, 2018: 72).


(4) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru

juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.

Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6 –7 minggu awal kehamilan dan

setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dan jumlah yang relatif

minimal (Saifuddin, 2018: 178).

(5) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan

memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat

dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron,

dan somatomamotrofin (Manuaba, 2015 :92).

(6) Serviks

Akibat adanya vaskularisasi pelvis, serviks menjadi edema, hiperplasia dan

hipertrofi kelenjar serviks sehingga mengalami perubahan warna menjadi

kebiruan.Serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat (kolagen) dan

jaringan otot hanya 10%. Panjang serviks sebelum hamil ± 2,5 cm, pada saat

kehamilan akibat tingginya kadar estrogen serviks menjadi semakin lebar dan

lunak, dan pada persalinan serviks akan matang. Pelebaran serviks

mengakibatkan effacement (pemendekan serviks), dimana pada primigravida

terjadi pada ± 2 minggu sebelum persalinan, sedangkan pada multigravida

belum terjadi sampai menjelang persalinan.

b) Sistem kardiovaskular

(1) Volume Darah


Setelah usia kehamilan 32 – 34 minggu, ibu akan mengalami hypervolemia.

Bagaimanapun juga, derajat ekspansi volume darah ini sangat bervariasi pada

sejumlah individu hanya terjadi sedikit peningkatan, namun ada pula yang

meningkat dua kali lipat. Perlu dipahami bahwa besarnya peningkatan volume

darah bervariasi menurut ukuran tubuh, jumlah kehamilan, jumlah bayi yang

pernah dilahirkan, dan pernah atau tidaknya melahirkan bayi kembar (Sri

Astuti, 2018: 83).

(2) Curah jantung

Curah jantung meningkat sebesar 30-50% terutama pada minggu ke-32

kehamilan dan akan menurun sekitar 20% pada minggu ke-40 kehamilan.

Penurunan curah jantung pada minggu ke-40 ini karena penyebab yang tidak

dapat dijelaskan. Pada posisi rekumben lateral, curah jantung akan lebih tinggi

walaupun pada kehamilan lanjut, sedangkan pada posisi telentang akan lebih

rendah karena uterus yang besar dan berat akan menghmbat aliran balik vena

ke janung. Pada kehamilan ganda, curah jantung ibu bertambah lagi sebesar

20% (Sri Astuti, 2018: 80).

(3) Perubahan sistem urinaria

Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang

volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi

pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada

saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang

membesar).

(Sulistyawati, 2017:62-63).
(4) Sistem Pencernaan

Peningkatan progesteron dan estrogen pada masa kehamilan menyebabkan

penurunan tonus otot saluran pencernaan, sehingga motilitas seluruh saluran

pencernaan ikut menurun dan menimbulkan berbagai komplikasi dari ringan

sampai berat. Pengosongan lambung menjadi lebih lama, sehingga ibu sering

kali merasa perut penuh cukup lama. Sfingter esofagus terbuka lemah, yang

menyebabkan rasa panas pada ulu hati sebagai akibat regurgitasi asam

lambung (Yuliani, 2017:31)

(5) Perubahan Sistem Metabolisme

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari

uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular.

Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Cara

yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah

dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus berat badan

dibagi tinggi badan pangkat 2. Contoh, wanita dengan berat badan sebelum

hamil 51 kg dan tinggi badan 1,57 cm. Maka IMT-nya adalah 51/(1,57) 2 = 20,7

Kg. Indeks Masa Tubuh bisa dilihat di tabel 2.4 berikut :

Tabel 2.4
Rekomendasi Penambahan Berat Badan Selama
Kehamilan Berdasarkan Indeks Massa Tubuh

Kategori IMT Rekomendasi


(Kg)
Rendah <19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas >29 ≥7
Gemeli 16-20,5
Sumber : Saifuddin, 2018:180
Pada trimester II dan III pada perempuan bergizi baik dianjurkan menambah

berat badan per minggu 0,4 kg, sedangkan pada perempuan dengan gizi kurang

dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,5 kg dan gizi berlebih

0,3 kg.komponen pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat dilihat

pada tabel 2.4 berikut :

Tabel 2.5
Komponen Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan

Kenaikan Berat badan (g) kohmulatif sampai :


10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu
Jaringan dan
Cairan
Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan Amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Payudara 45 180 360 405
Tambahan darah 100 600 1300 1450
Tambahan 0 30 80 1480
cairan jaringan
Tambahan 310 2050 3480 3345
jaringan lemak
Total 650 4000 8500 12500
Sumber : Saifuddin , 2018 : 180.

(6) Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,

kusam dan kadang-kadang mengenai daerah payudara dan paha yang dikenal

dengan nama striae gravidarum. Jika digaris pertengahan perut (linea alba),

akan berubah menjadi hitam kecoklatan (linea nigra). Kadang-kadang muncul

pada wajah dan leher (cloasma gravidarum). Selain itu pada areola dan daerah

genital juga akan terlihat hiperpigmentasi yang berlebihan karena perubahan ini

dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal yang
penyebab pastinya belum diketahui (Saifuddin, 2018:179).

(7) Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±135%. Akan

tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada

perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan

lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10x lipat pada saat kehamilan aterm.

Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal

ini juga ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui. (Saifuddin, 2018:186).

(8) Sistem Pernapasan

Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan

pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit

berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam

karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya.Lingkar dada wanita

hamil agak membesar.Lapisan saluran pernapasan menerima lebih banyak

darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang

hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini.

Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah (Sulistyawati, 2017:69).

(9) Sistem Muskuloskeletal

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk umum pada kehamilan. Akibat

kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser

pusat daya berat ke belakang kearah dua tungkai. Sendi sakroiliaka,

sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya. Mobilitas tersebut dapat

mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan


tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan

(Saifuddin, 2018:186).

(10) Panggul

Menurut Manuaba (2017:49) , panggul wanita terdiri atas :Bagian keras yang

dibentuk oleh 4 buah tulang : 2 tulang pangkal paha ( os koksae), 1 tulang

kelangkang ( sakrum), dan 1 tulang tungging (os koksigis).Bagian lunak yaitu

diafragma pelvis yang terdiri dari Pars muskularis levator ani, Pars

membranasea, Regio perineum.Fungsi utama panggul wanita adalah sebagai

berikut :

1) Panggul besar (pelvis mayor), berfungsi untuk menyangga isi abdomen

2) Panggul kecil (pelvis minor), berfungsi untuk membentuk jalan lahir

dan tempat alat genitalia

Gambar 2.5. Tulang-Tulang Panggul


Sumber : Manuaba, 2015:51
3) Bentuk - bentuk Panggul menurut Saifuddin ( 2018:193) :

a. Panggul ginekoid : panggul yang paling baik untuk perempuan. Diameter

anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat. Jenis ini

ditemukan pada 45% perempuan.


b. Panggul android : bentuk pintu atas panggul atas panggul hampir

segitiga. Umumnya pada panggul pria. Panjang diameter transversa dekat

dengan sakrum. Jenis ini ditemukan pada 15% perempuan.

c. Panggul anthropoid: bentuk pintu atas panggul agak lonjong, seperti

telur. Panjang diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter

transversa. Jenis ini ditemukan 35% perempuan.

d. Panggul platipelloid : platipeloid merupakan panggul pincang. Diameter

transversa lebih besar dari pada diameter anteroposterior, menyempit

arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.

Gambar 2.6. Jenis-jenis panggul


Sumber : Manuaba,2015:51

4) Pintu Atas Panggul

Pintu atas panggul menurut Saifuddin ( 2018:193) adalah batas atas dari

panggul kecil. Bentuknya bulat – oval. Biasanya 3 ukuran ditentukan dari

pintu atas panggul yaitu :

a. Ukuran Muka Belakang (Diameter Antero Posterior & Conjugata Vera)

b. Ukuran Melintang (Diameter Transversa)

c. Kedua Ukuran Serong (Diameter Obliqua)

5) Pintu Bawah Panggul


Pintu bawah panggul tidak merupakan suatu bidang datar, tetapi tersusun

atas 2 bidang datar yang masing-masing berbentuk segitiga, yaitu bidang

yang dibentuk oleh garis antara kedua buah Tubera Ossis Iskii dengan ujung

Os Sakrum dan segitiga lainnya yang alasnya juga garis antara kedua

Tubera Ossis Iskii dengan bagian bawah Simfisis (Saifuddin, 2018:196).

5. Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester III

Pada kehamilan trimester ketiga, ibu akan lebih nyata mempersiapkan diri untuk

menyambut kelahiran anaknya. Selama menjalani kehamilan trimester ini, ibu dan

suaminya sering kali berkomunikasi dengan janin yang berada di dalam kandungannya

dengan cara mengelus perut dan berbicara di depannya, walaupun yang dapat merasakan

gerakan janin di dalam perutnya hanyalah ibu hamil itu sendiri (Sri Astuti, 2018: 101-

102).

a) Kekhawatiran atau kecemasan dan waspada

Rasa cemas dapat timbul jika ibu memikirkan dan khawatir bayinya akan lahir

sebelum waktunya, sehingga akan lebih memperhatikan serta waspada terhadap

munculnya tanda persalinan. Kecemasan dapat timbul akibat kekhawatiran akan

proses persalinannya, takut terhadap rasa sakit, dan takut terjadi komplikasi

persalinan pada dirinya maupun bayinya. Bentuk tubuh yang semakin membesar

membuat sejumlah ibu merasa dirinya buruk dan aneh. Selain itu, dapat mengurangi

kemampuannya untuk melakukan pekerjaan sehari – harinya. Pada trimester ketiga

ini, libido cenderung menurun kembali yang disebabkan munculnya kembali

ketidaknyamanan fisiologis, serta bentuk dan ukuran tubuh yang semakin membesar.

Khawatir akan kehilangan perhatian khusus yang ia terima dari orang disekitarnya
saat ia hamil dapat membuat ibu merasa sedih selain merasa akan berpisah dari

bayinya. Dukungan serta perhatian dari suami keluarga sangat berguna pada saat ini

(Sri Astuti, 2018: 102)

b) Persiapan menunggu kelahiran

Menjelang akhir trimester ketiga, umumnya ibu hami tidak sabar menjalani

persalinan dengan perasaan yang bercampur antara sukacita dan rasa takut. Kesiapan

untuk menghadapi persalinan biasanya muncul sebagai akibat dari keinginannya

yang kuat untuk melihat hasil akir dari kehamilannya. Ibu akan aktif mempersiapkan

diri, mencari informasi, nasihat, arahan, dan dukungan, memilih nama,

mempersiapkan kebutuhan bayi, menduga – duga tentang jenis kelamin dan bayi

mirip siapa, tidak sabar menunggu kelahiran dengan sukacita dan rasa takut (Sri

Astuti, 2018: 102).

c) Sakit punggung disebabkan karena meningkatnya beban berat yang anda bawa yaitu

bayi dalam kandungan.

d) Pernapasan, pada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil yang susah bernapas,

ini karena tekanan bayi yang berada dibawah diagfragma menekan paruh ibu, tapi

setelah kepala bayi yang sudah turun kerongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu

sebelum persalinan maka akan berasa legah dan bernafas lebih mudah.

e) Sering buang air kecil, pembesaran rahim, dan penuruanan bayi ke PAP membuat

tekanan pada kandung kemih ibu.

f) Kontraksi, brackton-hicks kontraksi berupa rasa sakit yang ringan, tidak teratur dan

kadang hilang bila duduk atau istirahat.


g) Cairan vagina, peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan

biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan pada persalinan lebih

cair (Elisabeth, 2018: 78)

6. Ketidak Nyamanan Kehamilan pada Trimester III

1) Peningkatan frekuensi berkemih (nonpatologis) dan konstipasi.

Frekuensi berkemih pada trimester ketiga sering dialami pada kehamilan primi

setelah terjadi lightening. Efek lightening adalah bagian persentasi akan menurun

masuk ke dalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih,

sehingga merangsang keinginan untuk berkemih. Terjadi perubahan pola berkemih

dari diurnal menjadi nokturia karena edema dependen yang terakumulasi sepanjang

hari di ekskresi. Dan cara mengatasinya dengan menjelaskan mengapa hal tesebut

bisa terjadi dan menyarankan untuk mengurangi caran menjelang tidur sehingga

tidak mengganggu kenyamanan tidur malam. Konstipasi diduga akibat penurunan

peristaltic yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketiak terjadi

penurunan jumlah progesterone. Akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi

menyebabkan pergeseran dan tekanan pada usus dan penurunan mortilitas pada

saluran gastrointestinal. Dan bisa juga akibat efek mengkonsumsi zat besi. Konstipasi

dapat memacu hemoroid. (Jurnal Kehamilan Trimester III Halaman 20-21).

2) Edema dependen

Edema dependen dan varises, kedua hal ini disebabkan oleh gangguan sirkulasi

vena dan meningkatnya tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Perubahan ini

akibat penekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita tersebut
duduk atau berdiri dan penekanan pada vena kava inverior saat berbaring. (Jurnal

Kehamilan Trimester III Halaman 20-21).

3) Konstipasi

Dasar anatomis dan fisiologis :

a) Peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltic usus menjadi

lambat.

b) Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus.

c) Peningkatan penyerapan air dari kolon.

d) Tekanan dari uterus pada usus.

e) Suplemen zat besi.

f) Kurang olahraga.

Cara mencegah dan meringankannya :

a) Tingkatkan intake cairan, serat.

b) Minum cairan dingin/panas ketika perut kosong.

c) Olahraga/ senam hamil.

d) Toilet training.

e) Segera BAB bila ada dorongan.

Pencegahan/farmakologi :

a) Gunakan emoliens.

b) Hindari minyak mineral, lubrikan.

c) Perangsang (stimuli saline)

Tanda bahaya :

a) Rasa hebat di abdomen, tidak mengeluarkan gas = obstruksi


b) Rasa nyeri di kuadran kanan bawah = appendicitis

4) Hemorrhoid (wasir)

Dasar anatomis dan fisiologis :

a) Konstipasi.

b) Tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena hemorrodial.

c) Dukungan yang tidak memadai bagi vena hemorrhoid dalam daerah anorectal.

Cara mencegah/meringankannya :

a) Hindari konstipasi.

b) Makan makanan bongkahan gunakan bungkusan es, kompres panas atau mandi

sitz.

c) Dengan perlahan masukkan kembali ke dalam rectum seperlunya.

Pencegahan/ farmakologi :

Salef obat luar ; bahan anastesis (memberikan keringanan sesaat) ; astringent-witch

azel, ealamine dan oksida seng; krim hydrocortisone.

Tanda bahaya :Thrombi

5) Sesak nafas (hiperventilasi)

Dasar anatomis dan fisiologis :

a) Peningkatan kadar progesterone berpengaruh secara langsung pada pusat

pernafasan untuk menurunkan kadar CO2 serta meningkatkan kadar O2,

meningkatkan aktifitas metabolic.

b) Uterus membesar dan menekan diafragma.

Cara mencegah/meringankannya :

a) Ajarkan teknik pernafasan (relaksasi).


b) Secara periodik berdiri merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas

panjang.

c) Posisi duduk dan berdiri yang sempurna.

d) Tidur dengan posisi setengah duduk.

e) Makan tidak terlalu banyak.

f) Hindari merokok.

g) Bila mempunyai asma, konsultasikan dengan dokter.

7. Tanda Bahaya Kehamilan pada Trimester III

Adapun tanda bahaya dalam kehamilan trimester III adalah sebagai berikut:

a) Perdarahan Pervaginam

1) Plasenta Previaadalah kondisi dimana plasenta berimplantasi di segmen bawah

rahim baik anterior maupun posterior sehingga menutupi ostium uteri internal,

plasenta previa digolongkan menjadi 3, yaitu plasenta previa totalis, jika seluruh

ostium uteri interna (OUI) di tutupi oleh plasenta, plasenta previa marginalis,

jika plasenta menutupi sebagian OUI dan plasenta letak rendah yaitu plasenta

berada 3-4 cm di atas pinggir OUI. (Yuliani,2017 : 147)

2) Solusio Plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat implantasi sebelum

waktunya (sebelum janin lahir), faktor penyebab terjadinya solusio plasenta

adalah ibu hamil dengan tekanan darah tinggi ,tarikan tali pusat yang pendek

akibat pergerakan janin atau pertolongan persalinan, serta paritas dan umur ibu

cukup tinggi. (Yuliani,2017 : 148)


3) Hipertensi kehamilan adalah kondisi dimana yang memiliki tanda dan gejala

tekananan darah diastolik ≥ 90 mmH dan sistolik ≥ 140 mmHg, protein urine (-).

(Yuliani,2017 : 150)

4) Preeklampsia dan Eklamsia

Preeklampsia ringan ditandai dengan kenaikan tekanan darah pada usia

kehamilan > 20 minggu, dengan diastolik 90 mmHg, sistolik ≥ 140 mmHg,

protein urine (+1), edema ekstermitas dan wajah. Sedangkan preeklamsia berat

ditandai dengan diastolik ≥ 110 mmHg, sistolik ≥ 160 mmHg, protein urin (≥

+2), edema ekstermitas dan wajah, oligura (<400 ml dalam 24 jam), nyeri ulu

hati, nyeri kepala hebat dan menetap, penglihatan kabur. (Yuliani,2017 : 150)

Eklamsia adalah preeklampsia berat yang disertai dengan kejang. (Yuliani,2017 :

151)

b) Keluar Cairan Pervaginam (ketuban pecah dini-KPD)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda

inpartu bahkan sampai satu jam berikutnya. KPD disebabkan oleh berkurangnya

kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin, atau bisa disebabkan oleh

dua-duanya. Tanda KPD meliputi riwayat pengeluaran cairan tanpa disadari ibu

dalam jumlah banyak atau sedikit demi sedikit dan periksa dengan kertas lakmus

(berubah jadi biru). (Yuliani,2017 : 151)

c) Gerakan Janin tidak terasa

1. Fetal Distress
Fetal distress adalah kondisi gawat janin. Tanda dan gejala yang ditemukan pada

fetal distress diantaranya DJJ < 120 atau >160 kali per menit, terdapat mekoneum

dalam air ketuban. . (Yuliani,2017 : 151)

2. Intra Uterin Fetal Death (IUFD)

Intra Uterin Fetal Death adalah kematian janin yang terjadi setelah melewati

masa bertahan hidup sebelum pertengahan kehamilan (masa aborsi) yaitu >20

minggu. Tanda gejalanya adalah pertumbuhan janin terhenti (TFU tetap dan

berkurang), gerakan janin terhenti, DJJ tidak ada, peningkatan BB ibu berhenti

atau berkurang, pada palpasi kepala janin teraba jatuh dan pada USG ditemukan

tidak ada gerak janin, tengkorak janin saling tumpang tindih (beberapa hari

setelah kematian. . (Yuliani,2017 : 151)

d) Bengkak Pada Mata Kaki Atau Betis

Bengkak pada kaki atau betis dapat menganggu bagi sebagian ibu hamil. Sementara

itu, rahim yang besar akan menekan pembuluh darah utama dari bagian bawah tubuh

ke atas tubuh, menyebabkan darah yang mau mengalir dari bagian bawah menjadi

terhambat. Darah yang terhambat berakibat wajah dan kelopak mata membengkak,

terutama pada pagi hari setelah bangun.

e) Nyeri Perut Bagian Bawah (Ruptura Uteri)

Ruptura uteri atau robekan uterus merupakan kondisi yang sangat berbahaya dan

mengancam jiwa baik ibu maupun janin. Ruptura uteri dapat terjadi pada korpus

uteri, segmen bawah rahim (SBR), servik uteri dan kalpoporeksis-kalporeksis

(robekan antara serviks dan vagina).

f) Stretch mark
Stretch mark adalah garis-garis putih dan perut pada daerah perut, bisa juga terjadi di

dada, pantat, paha, dan lengan atas. Walaupun strech mark tidak dapat dihindarkan,

tetapi akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan, untuk mengatasinya

sarankan ibu untuk menggunakan lotion anti stretch mark setelah mandi dan

perbanyak konsumsi vitamin K. (Andina, 2019 : 246)

g) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala selama kehamilan merupakan hal yang umum, seringkali merupakan

keluhan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah

yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu dapat

menemukan penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala hebat dalam

kehamilan merupakan gejala dan preeklamsia.

(Andina, 2019 : 251)

h) Penglihatan kabur

Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam

kehamilan. Masalah penglihatan yang menunjukan keadaan yang mengancam jiwa

adalah perubahan penglihatan mendadak, misalnya pandangan kabur atau

berbayang/berbintik-bintik. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit

kepala. Perubahan penglihatan mendadak mungkin merupakan suatu tanda

preeklamsia. (Andina, 2019 : 251)

8. Asuhan Antenatal

1. Pengertian
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk

optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalu serangkaian kegiatan pemantauan

rutin selama kehamilan. Menurut Saifuddin (2018 : 278), Ada 6 alasan penting untuk

mendapatkan asuhan antenatal, yaitu :

a) Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan

b) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi

c) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya

d) Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi

e) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas

kehamilan dan merawat bayi

f) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan

keselamatan ibu hamil dan bayi yang di kandungnya.

2. Tujuan Asuhan Antenatal

Menurut Yuliani, dkk : 2017 tujuan asuhan antenatal meliputi :

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun

bayinya dengan trauma seminimal mungkin

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal.

3. Standar Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan normal minimal 6x

dengan rincian (2x) di Trimester 1, (1x) di Trimester 2, dan (3x) di Trimester 3.

Minimal (2x) diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat

kunjungan ke 5 di Trimester 3.

(Kemenkes RI, 2020 : 33)

Standar pelayanan antenatal (10T) menurut (Kemenkes RI, 2019) yaitu:

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penambahan berat badan setiap bulan kurang dari 1kilogram atau kurang dari 9

kilogram selama kehamilan menunjukan adanya gangguan pertumbuhan janin.

Sehingga penimbangan berat badan dilakukan setiap kunjungan antenatal untuk

memantau perkembangan janin.

2. Ukur tekanan darah

Dilakukan setiap kunjungan antenatal untuk mendeteksiadanya hipertensi dan

preeklamsi.

3. Tentukan nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

Untuk mendeteksi ibu hamil berisiko keurang energi kronis (KEK) yaitu dengan

ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm karenaberisiko melahirkan bayi

berat badan lahir rendah.

4. Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran menggunakan pita pengukur yang dilakukansetelah kehamilan 24


minggu. Pengukuran tinggi fundus uteri untuk mendeteksi pertumuhan janin sesuai

atau tidak dengan kehamilan.

5. Tentukan presentasi janin dan deyut jantung janin (DJJ)

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester satu untukmendeteksi kegawatan janin

bila DJJ kurang dari 160 kali/menit.

6. Skrining status imunisasi tetanus toksoid (TT) dan diberikan imunisasi tetanus bila

diperlukan. Pemberian imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus

neonatorum dan dilakukan sesuaidengan status ibu hamil saat ini.

7. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 hari kehamilan

Setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi.

8. Tes laboraturium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan tersebut melipusi golongan darah, kadarhemoglobin darah/hb, protein

dalam urine, kadar gula darah.

9. Tata laksana kasus

Setiap ibu hamil yang mengalami kelainan harus ditangani sesuai standar dan

kewenangan tenaga kesehatan.

10. Temu wicara/konseling

Konseling yang diberikan meliputi kesehatan ibu, perilakuhidup bersih dan sehat

termasuk pentingnya istirahat, peran suami/keluarga dalam kehamilan dan

perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamilan, hubungan seks selama

kehamilan, persalinan dan nifas, asupan gizi seimbang, pemberian asi eksklusif dan

KB pasca persalinan.
4. Imunisasi TT

Menurut (Waliani 2019: 76) pemberian imunisasi TT yang bertujuanUntuk melindungi

dari tetanus neonatorum. Efek samping TT yaitu nyeri, kemerah-kemerahan dan

bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan.

Tabel 2.6
Jadwal Pemberian Imunisasi TT pada kehamilan

Imunisasi Interval % Masa


Perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan 0% Tidak ada
ANC pertama
TT 2 4 minggu setelah 80 % 3 tahun
TT 1
TT 3 6 bulan setelah TT 95 % 5 tahun
2
TT 4 1 tahun setelah TT 99 % 10 tahun
3
TT 5 1 tahun setelah TT 99 % 25 tahun/seumur
4 hidup

Sumber : Waliani 2019

9. Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen Kebidanan adalah sebuah metode dengan pengorganisasian,

pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik

bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. ( Kemenkes,2017).

Standar asuhan kebidanan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang standar asuhan Kebidanan adalah

acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan

sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktik berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan.Mulai dari pengkajian,perumusan diagnose dan/atau masalah kebidanan,

perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuham kebidanan.

a. Standar 1: Pengkajian

1. Pernyataan standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, releven dan lengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2. Kriteria Pengkajian :

(a) Data tepat, akurat dan lengkap

(b) Terdiri dari data subjektif (hasil Anamesa; biodata, keluhan utama, riwayat

obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya).

(c) Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis danpemeriksaan

penunjang).

b. Standar II : Perumusan Diagnosis dan atau Masalah Kebidanan

1) Pernyataan standar

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian.

Menginterprestasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa

dan masalah kebidanan yang tepat.

2) Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah

(a) Diagnosa dengan nomenklatur kebidanan

(b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

(c) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,

kolaborasi, dan rujukan.

c. Standar III : Perencanaan


1) Penyataan standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif,

effisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam bentu

upaya promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan.

2) Kriteria Perencanaan

a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien;

tindakan segera,tindakan antisipasi, dan asuhan secara komprehensif.

b) Melibatkan klien/ pasien dan atau keluarga.

c) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga.

d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan

bermanfaat untuk klien.

e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,Sumberdaya serta

fasilitas yang ada.

d. Standar IV : Implementasi

1) Penyataan Standar

Bidan melaksankan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efisien,

efektif dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam bentuk

upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksankan secara

mandiri,kolaborasi dan rujukan.

2) Kriteria Perencanaan
a) Memperhatikan keunikan klien sebagai mahluk bio-psiko-sosial-spiritual-

kultural

b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau

keluarganya (inform consent)

c) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidance base.

d) Melibatkan klien/pasien.

e) Menjaga privasi klien/pasien.

f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

g) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.

h) Menggunakan sumber daya, sarana, dan fasilitas yang ada dan sesuai.

i) Melakukan tindakan sesuai standar.

j) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

e. Standar V : Evaluasi

1) Pernyataan standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk

melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan,sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

2) Kriteria Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk

melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan,sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

a) Penilaian dilakukan segerah setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai

kondisi klien.
b) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan keluarga.

c) Evaluasi dilakukandengan standar.

d) Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.

f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

1) Pernyataan standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap secara lengkap, akurat, singkat dan

jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan.

2) Kriteria pencatatan Asuhan Kebidanan

a) Pencatatan dilakukan segera setealah melaksanakan asuhan pada formulir

yang tersedia (rekam medis/KMS/status pasien/buku KIA.

b) Ditulis dalambentuk catatan perkembangan SOAP

(a) S adalah subjektif, mencatat hasil anamnesa

(b) O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

(c) A adalah analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan

(d) Pada penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan,

kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

2. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan

Dalam Kemenkes (2017) langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang

lengkap dan bisa diaplikasikan dalam semua situasi tetapi, setiap langkah tersebut bisa
dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan

kondisi klien.

1) Langkah I: Tahap pengumpulan data dasar

Langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Data diperoleh dengan cara:

a) Anamnesis

Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,

riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, bio-psiko-sosial-spiritual, serta

pengetahuan klien.

b) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,

meliputi:

(a) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi).

(b) Pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi atau USG).

c) Melihat catatan rekam medis pasien

Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya,

sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang akan

menentukan interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya.

Sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi data subjektif,

objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi pasien

yang sebenarnya dan valid.

2) Langkah II: Interprestasi data dasar


Langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan

interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah

dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah

yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah

tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan.

Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang

diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.

3) Langkah III: Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasinya.

Langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial

berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan

diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah

potensial ini bila terjadi.

4) Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk melakukan

konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau tenaga

kesehatan, konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan

yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan

dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen kebidanan bukan hanya selama

asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita

tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam

persalinan.
5) Langkah V : Menyusun rencana asuhan menyeluruh

Asuhan yang menyeluruh direncanakan pada langkah ini dientukan oleh langkah-

langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap

masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, baik yang sifatnya

segera ataupun rutin. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi

penanganan masalah yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap

masalah yang berkaitan, tetapi tindakan yang bentuknya antisipasi (konseling dan

penyuluhan).

6) Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah 5

dilaksanakan seperti efisien,efektif, dan aman. Pelaksanaan dapat dilakukan

seluruhnya oleh bidan atau bersama-sama dengan klien atau anggota tim kesehatan

lainnya kalau diperlukan.

7) Langkah VII: Evaluasi

Langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan. Rencana dapat dianggap efektif jika

memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

3. Pengertian Dokumentasi pada Asuhan Kebidanan

Dokumentasi adalah suatu proses pencatatan, penyimpanan informasi, data, fakta yang

bermakna dalam pelaksanaankegiatan manajemen kebidanan. Dokumentasi kebidanan

merupakan bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang

akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan
berguna untuk kepentingan klien , tim kesehatan serta kalangan bidan sendiri

( Dartiwen, 2019 : 196)

4. Pendokumentasian Manajemen Kebidanan Dalam bentuk SOAP

Menurut Kemenkes (2017) metode ini merupakan dokumentasi yang sederhana akan

tetapi mengandung unsur data dan langkah yang dibutuhkan dalam asuhan kebidanan,

jelas dan logis.

1) Data Subjektif (S)

Data Subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien.Ekspresi

klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai ringkasan yang

akan berhubungan langsung dengan diagnosis.

2) Data Objektif (O)

Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur,hasil

pemeriksaan fisik klien,pemeriksaan labora torium ,catatn medic dan informasi

dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data

penunjanyg.Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang

berhubungan dengan diagnosis.

3) Analisa (A)

Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi

(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Analisis yang tepat dan akurat

mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan

pada klien dapat terus diikuti dan diambil keputusan atau tindakan yang tepat.

Analisis data adalah melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan, mencapai

diagnosis, masalah kebidanan,dan kebutuhan.


4) Penatalaksanaan (P)

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang

sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara

kompherensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up dan

rujukan.

Menurut Walyani (2017:169) dokumentasi dalam bentuk SOAP, yaitu:

1) S : Subjektif

a) Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien melalui

anamnesa

b) Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya pada klien,suami

atau keluarga (identitas umum,keluhan,riwayat menarche,riwayat

perkawinan,riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat

penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, dan pola

hidup)

c) Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang klien. Ekspresi

pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan

langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnose. Pada orang

yang bisu,dibagian data belakang “S” diberi tanda “O” atau “X” ini

menandakan orang itu bisu.Data subjektif menguatkan diagnose yang dibuat.

2) O : Objektif

a) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil

laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk

mendukung assasment.
b) Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (keadaan

umum,vital sign, fisik, pemeriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan

penunjang, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi).

c) Data ini memberi bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan

dengan diagnosa. Data fisiologis,hasil observasi,informasi kajian teknologi

(hasil laboratorium,sinar X,rekaman CTG dan lain-lain) serta informasi dari

keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang

diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa

yang akan ditegakkan.

3) A : Assessment

a) Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi

subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena

keadaan klien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif

maupun objektif,maka proses pengkajian adalah suatu proses yang dinamik.

Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti

perkembangan klien.

b) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:

(a) Diagnosa/Masalah

Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi

klien :hamil,bersalin,nifas dan bayi baru lahir.Berdasarkan hasil analisa

yang diperoleh.Masalah adalah segala sesuatu yang menyimpang

sehingga kebutuhan klien terganggu.


4) P : Penatalaksanaan

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan

assesment. Untuk perencanaan, implemenrasi dan evaluasi dimasukkan dalam

“P”.

a) Perencanaan

Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Rencana tindakan

tersebut berisi tujuan dan hasil yang akan dicapai dalam langkah-langkah

kegiatan termasuk rencana evaluasi.

b)Implementasi

Tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah

disusun. Tindakan yang dilakukan berdasarkan prosedur yang telah lazim

dikuti atau dilakukan

c) Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui kemajuan hasil dari tindakan yang

dilakukan.Semakin dekat hasil tindakan yang dilakukan dengan sasaran yang

ditetapkan didalam kriteria evaluasi,tindakan akan mendekati keberhasilan

yang diharapkan.

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. JenisLaporan Tugas Akhir

Proposal Laporan Tugas Akhir ditulis berdasarkan laporan kasus asuhan kebidanan

berkesinambungan (continuty of care) yang merupakan hal mendasar dalam model praktik

kebidanan untuk memberikan asuhan yang holistik, membangun kemitraan yang

berkelanjutan untuk memberikan dukungan, dan membina hubungan saling percaya antara
bidan dengan klien, yang menjalankan tugasnya pada ibu hamil, bersalin, dan nifas ini

dilakukan dengan menggunakan jenis metode penelitian studi penelaahan yang berhubungan

dengan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang

muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu

perlakuan. (Notoadmodjo, 2018).

B. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam studi kasus dengan manajemen Asuhan Kebidanan ini adalah

Ny.”I” G4P3A0 hamil 36 minggu di PMB Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022 .

C. Waktu Pengkajian

Studi kasus ini dilaksanakan pada bulan Februari 2022 sampai dengan Mei 2022

D. Tempat Pengkajian

Studi kasus ini dilakukan di PMB Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan :

1) Data Primer

Data Primer adalah sumber informasi yang langsung dan mempunyai wewenang dan

tanggung jawab terhadap data tersebut (Notoadmodjo, 2018).

Teknik pengumpulan data primer dalam Laporan Tugas Akhir ini didapatkan dari

hasil wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pada Ny “I” di PMB

yuyun yuniarti Muara Enim Tahun 2022.

2) Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan atau terapi

yang diperoleh dari keterangan keluarga, lingkungannya, memperlajari status dan

dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan studi (Notoadmodjo, 2018).

F. Sumber Data dan Jenis Data

Sumber data dalam laporan ini diperoleh dari catatan di PMB YUYUN YUNIARTI

MUARA ENIM Tahun 2022, diantaranya buku registrasi, buku KIA (Kesehatan Ibu dan

Anak) / kunjungan ibu, dan buku-buku terkait dengan kebidanan dan internet.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara dan studi dokumentasi

dalam bentuk format asuhan kebidanan antara lain : kehamilan, persalinan, nifas dan bayi

baru lahir.

H. Alat dan Bahan

Dalam penyelesaian kasus tersebut, alat dan bahan yang digunakan dalam studi kasus ini

adalah :

1. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara

Format asuhan kebidanan pada ibu hamil.

2. Alat yang digunakan untuk observasi dan pemeriksaan fisik

a) Alat

Alat yang digunakan adalah Tensimeter, Timbangan, Stetoskop, Monoskop, Jangka

Panggul, Thermometer, Senter, Medline, Jam, Pita LILA, Reflex Hammer, Tabung

Reaksi, HB Sahli, dan Burner Lamp (Alat untuk membakar larutan protein urine &

glukosa urine).
Monoskop, timbangan berat badan, ukur tinggi badan, klem arteri, gunting tali

pusat, benang tali pusat, 1/2, kateter, ½koher, gunting efisiotomi, celemek, kaca mata,

bengkok, kom tertutup berisi air DTT, kom tertutup berisi kapas DTT, lampu sorot,

tempat sampah (basah,kering dan medis), ember, pinset anotomi, pinset sirugis,

jarum jahit, penghisap Lendir, balon rusisitasi, bola karet yang baru, stopwatch,

meja bayi,

b) Bahan

Bahan yang digunakan adalah Handscoon, HCL, Aquadest, Asam Asetat, Dan

Benedict, talk, kassa, masker, spuit 3 cc, under ped, oksitosin, lidokain, cairan infus

RL, selang infus,vit k, salep mata.

3. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi dokumentasi alat dan bahan

yang digunakan adalah rekam medik, status pasien dan buku KIA

BAB IV
TINJAUAN KASUS

Dikaji Oleh : Rizki Dwi Lestari

Tanggal Pengkajian : 17 Februari 2022

Tempat Pengkajian : Di Laboratorium Prodi DIII Kebidanan Muara Enim


Biodata

Nama Ibu : Ny “I” Nama Suami : Tn” H”

Umur : 34 tahun Umur : 44 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : BTN Air Lintang Alamat: BTN Air Lintang

I.Data Subjektif

a. Alasan Datang / Keluhan Utama

Ibu datang ke pmb yuyun yuniarti ingin memeriksakan kehamilan, ibu mengaku hamil 9

bulan, anak keempat, belum pernah keguguran, ibu mengeluh sering buang air kecil pada

malam hari, gerakan janin aktif dan masih dirasakan.

b. Data Kebidanan

1.Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 12 tahun e. Sifat : Cair

b. Siklus : 28 hari f. Teratur : Ya

c. Lamanya : 7 hari g. Warna : Merah

d. Jumlah : 3x ganti pembalut h. Dismenorea : Tidak

2. Riwayat Perkawinan

a. Status perkawinan : Kawin

b. Umur waktu kawin : 25 tahun

c. Lamanya :10 tahun


d. Perkawinan yang : Pertama

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu


Tabel 4.1
No Tah UK JP Peno Temp Penyu Nifa Anak Ket.
un long at lit s Jk/PB
Bersal /BB
in
1. 2012 Cukup Normal Bidan PMB Tidak Baik PB:48 Hidu
bulan Yuyu ada BB:2.80 p
n 0 gr

2 2016 Cukup Normal Bidan PMB Tidak Baik PB: 50 Hidup


bulan Yuyun ada BB:2.70
0 gr
3 2019 Cukup Normal Bidan PMB Tidak Baik PB: 49 Hidup
bulan Yuyun ada BB: 2800
gr
INI 2022

4. Riwayat kehamilan sekarang

a. GPA : G4P3A0

b. HPHT : `10-06-2021

c. TP : 17-03-2022

d. Usia Kehamilan : 9 bulan


e.ANC :- TM I :1 kali di PMB Yuyun
Yuniarti
:1 kali di PMB Yuyun
- TM II
Yuniarti
:1 kali di PMB Yuyun
- TM III Yuniarti
f. Tablet Fe: 70 tablet Fe (telah habis diminum) sebagai berikut:

1) Kunjungan pertama tanggal 10-01-2022 Diberikan 10 tablet telah habis

diminum
2) Kunjungan kedua tanggal 20-01-2022 Diberikan 20 tablet telah habis diminum

3) Kunjungan ketiga tanggal 15-02-2022 Diberikan 10 tablet telah habis diminum

4) Kunjungan keempat tanggal 05-03-2021 Diberikan 20 tablet telah habis

diminum

g. Imunisasi TT : Diberikan 2 kali imunisasi TT 2

TT 1 : pada tanggal 12-12-2021

TT2 : pada tanggal 12-01-2022

h. Keluhan selama hamil

TM I : Mual & Muntah

TM II : Tidak Ada Keluhan

TM III : Sering buang air kecil

5. Riwayat KB
a.Pernah mendengar tentang KB : pernah

b.Pernah menjadi akseptor KB : pernah

c.Jenis kontrasepsi yang digunakan : suntik 3 bulan

d.Lamanya menjadi akseptor : 8 tahun

e.Alasan berhenti menjadi akseptor : ingin mempunyai anak lagi

f.Masalah/keluhan : Tidak ada

c.Data Kesehatan

1) Riwayat penyakit yang diderita pasien :

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti

AIDS/TBC/hepatitis dan penyakit keturunan seperti Diabetes

Melitus, hipertensi, jantung dan ginjal.

2) Riwayat penyakit yang diderita keluarga :


Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular

seperti AIDS/TBC/hepatitis, tetapi ada yang menderita penyakit keturunan seperti

asma.

3) Riwayat operasi yang pernah dijalani : Tidak Ada

4) Riwayat kehamilan dan Persalinan Kembar: Tidak Ada

d.Data Kebiasaan Sehari-Hari

1.Nutrisi

a)Pola Makan

1) Pagi :Semangkuk model/ sepiring nasi

goreng/uduk/sepotong tempe/telur

2) Siang :Sepiring nasi putih, semangkuk sayur

(bayam/sawi/kangkung/katu/kacang,sop),

dan sepotong lauk (ayam/ikan/telur/ tahu/tempe)

3) Sore :Sepiring nasi, semangkuk sayur

(sop/sawi/),dan sepotong lauk (telur/ikan/tahu/tempe/ayam)

b) Pola minum

1) Air putih : ± 8 gelas/hari

2) Susu : Pernah

c) Pola Eliminasi

a. BAK

Frekuensi : ± 10-11 x/hari

Warna : Kuning jernih

Keluhan : Tidak Ada


b. BAB

Frekuensi : 1 x/hari

Konsistensi : Lembek

Warna : Kuning Kecoklatan

Keluhan : Tidak Ada

d) Pola Istirahat dan Tidur

a. Malam : ± 7 jam

b. Siang : ± 2 jam

e) Personal Hygiene

a. Mandi : 2 x/hari, pagi dan sore

b. Gosok gigi : 3 x/hari, pagi, sore, malam

c. Ganti pakaian dalam : 2 x/hari, sehabis mandi

f) Data Psikososial

a. Hubungan ibu dengan suami dan keluarga :Harmonis

b. Tanggapan suami, dan keluarga terhadap kehamilan :Bahagia

c. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami

d. Adat/kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan :Tidak Ada

e. Persiapan persalinan :

Ibu mengatakan telah menabung untuk biaya persalinan sejak usia

kehamilan 1 bulan, serta telah menyiapkan pakaian ibu dan bayi, pendonor

darah berjumlah dua orang, transportasi, suami sebagai pendamping saat

persalinan, siap menjadi ibu, keluarga yang menjaga anak dirumah,

Jaminan kesehatan berupa BPJS

f. Rencana menyusui : ASI Eksklusif


B.Data Objektif

1.Pemeriksaan Fisik
a.Keadaan umum : Baik
: Compos Mentis
b. Kesadaran

c. Tanda-tanda vital

Tekanan darah :100/70 mmHg

Denyut nadi :80 x/menit

Suhu tubuh :36,5 0C

Pernapasan :20 x/menit

d.Tinggi badan :168 cm

e.BB sebelum hamil :55 Kg

f.BB sekarang :65 Kg

g.Pertambahan BB :10 Kg
h. LILA : 28 cm

i. IMT : 65(kg):1,68²(m)= 23,00 kg/m2 (Normal)

2. Pemeriksaan Kebidanan

a. Inspeksi

1) Muka : Tidak pucat, tidak oedema.

2) Mata :Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda,

3) Mulut : Bibir tidak pucat, tidak pecah-pecah, bersih, tidak

ada Sariawan

4) Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan

Kelenjar tiroid.

5) Payudara :Simetris, puting susu menonjol, kolostrum(+), tidak


ada massa.

6) Abdomen :Tidak ada luka bekas operasi, terdapat gerakan

janin, terdapat linea nigra

7) Genitalia :Bersih, tidak ada keputihan, tidak ada edema,

tidak ada varises

8) Ekstremitas

Atas : Simetris, ujung jari tidak pucat, tidak oedema

Bawah : Simetris, tidak ada varises, tidak oedema, ujung

jari tidak pucat

b. Palpasi

Leopold I = Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah -px (Mc Donald = 32 cm), difundus

teraba bokong.

Leopold II pada perut kanan ibu teraba punggung, pada perut kiri ibu teraba bagian-

bagian kecil.

Leopold III: presentasi kepala, sudah masuk PAP.

Taksiran Berat Janin (TBJ) = (32 -12) x 155 = 3.100 gram.

c. Auskultasi
1)DJJ : Ada

2)Frekuensi : 140 x/menit

3)Sifat : Kuat dan teratur

4)Lokasi : Di sebelah kanan perut ibu di bawah pusat

d.Perkusi

Reflek Patella : kanan (+) dan kiri (+)


3. Pemeriksaan Penunjang

a. Darah:
Hemoglobin : 11 gr% Dilakukan pada tgl 17-02-2022, oleh

Rizki Dwi Lestari di Laboratorium Prodi DIII Kebidanan Muara Enim

Golongan darah : Tidak dilakukan

b. Urine :

Protein : Negatif Dilakukan pada tgl 17-02-2022, oleh

Rizki Dwi Lestari di Laboratorium Prodi DIII Kebidanan Muara Enim

Glukosa : Negatif Dilakukan pada tgl 17-02-2022, oleh

Rizki Dwi Lestari di Laboratorium prodi DIII Kebidanan Muara Enim

II. ANALISIS DATA

Diagnosis : G4P3A0 36 minggu, janin tunggal hidup, presentasi kepala

Masalah : Sering BAK pada malam hari

Kebutuhan : KIE tentang nutrisi

KIE tentang perubahan psikologi pada ibu yang sering kencing pada malam hari

III. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

KU : BAIK

TD : 100/70 Mmhg Nadi: 80x/menit DJJ: 140X/menit

Suhu : 36,5C Pernapasan : 20x/menit

( Ibu mengerti dengan penjelasan bidan )

2. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat,

protein, vitamin dan mineral seperti sayur-sayuran,buahbuahan, tahu, tempe, telur dan

daging dan anjurkan ibu untuk minum air putih minimal 8 gelas/hari.

( Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)


3. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester 3 yaitu

- Perdarahan pervagina

- Ketuban pecah dini

- Sakit kepala hebat

(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)

4. Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dialaminya, yaitu sering buang air kecil

pada malam hari, hal ini terjadi disebabkan oleh meningkatnya hormon HCG sehingga

produksi jadi bertambah dan disebabkan karena usia janin bertumbuh semakin besar di

dalam rahim dan posisi janin sudah berada dibawah panggul dan memberi tekanan pada

kandung kemih untuk mengurangi keluhan ini ibu harus hindari minuman teh, kopi,

soda, karena kandungan kafein di dalamnya menyebabkan ibu sering BAK, ibu juga

harus bisa mengurangi konsumsi air putih sebelum tidur untuk mencegah keinginan

pipis pada malam hari, serta ibu juga harus menjaga kebersihan di daerah vagina, agar

tidak terjadi infeksi pada vagina ibu

(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)

5. Menganjurkan ibu untuk selalu membersihkan diri seperti mandi, gosok gigi dan

selalu mengganti pakaian dalam jika sudah terasa lembab.

(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)

6. Memberitahu ibu untuk menghindari penggunaan sepatu hak tinggi, menghindari

posisi tidur terlentang dan harus diusahakan tidur miring ke kiri sehingga janin tidak

menekan pembuluh darah dan tulang belakang, melakukan gerakan merangkak agar

posisi kepala janin berada dibawah

( Ibu mengerti dengan penjelasan bidan )


7. Memberitahu ibu tentang body mekanik, yaitu jika ada barang yang jatuh kebawah,

cara yang benar untuk mengambil barang adalah ibu harus tangan bertumpuh pada

dinding atau meja terdekat agar mudah, setelah itu ibu ke posisi duduk dengan cara

perlahan-lahan kemudian baru ambil barang yang jatuh.

(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)

8. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih saat ada dorongan untuk

berkemih, memperbanyak minum disiang hari dan mengurangi meminum minuman

yang mengandung gas dan kafein.

( Ibu mengerti dengan penjelasan bidan )

9. Memberitahu ibu ketidaknyamanan trimester III seperti :

a. Nyeri punggung bawah

b. Sesak nafas

c. Sering BAK

d. Akan mengalami pusing kepala

e. Keputihan dan sering buang air kecil

( Ibu mengerti dengan penjelasan bidan )

10. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan, mual

muntah yang berlebihan, janin jarang bergerak, pandangan kabur, pembengakakan pada

kaki dan tangan, sakit kepala yang berkepanjangan jika mengalami hal tersebut anjurkan

ibu untuk segera datang ketempat pelayanan kesehatan terdekat.

(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)

11. Memberikan tablet Fe atau penambah darah (folaxin) untuk mencegah anemia pada

ibu, dan tablet kalsium (calcipar) untuk meningkatkan kalsium pada janin, cara
mengonsumsi tablet ini adalah 1x1 hari pada malam hari, hindari mengonsumsi tablet

bersamaan dengan mengonsumsi teh dan kopi.

(ibu mengerti dan bersedia mengonsumsi tablet ini)

12. Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu pada

tanggal 12 Februari 2021, atau ibu bisa datang kapan saja jika ibu ada keluhan

(Ibu mengerti dan mau melakukan kunjungan ulang)

13. Menjelaskan kepada ibu tentang alat kontrasepsi

(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)

CATATAN PERKEMBANGAN KEHAMILAN PADA NY”I”

Tabel 4.2 Catatan Perkembangan


NO Hari/ Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf
Tanggal (SOAP)
1. 07 G4P3A0 S:Ibu datang ingin
Februari hamil 36 memeriksakan kehamilan,
2022, Jam minggu, hamil 36 minggu, anak
14.00 janin keempat, belum pernah
tunggal keguguran, ibu mengeluh
sering buang air kecil pada
hidup,
malam hari, gerakan janin aktif
presentasi
dan masih dirasakan.
kepala Riwayat Kebiasaan Sehari – hari
1.Nutrisi
a)Pola Makan
Pagi : Semangkuk
model/ sepiring nasi
goreng/ uduk/ sepotong
tempe/ telur
Siang :Sepiring nasi
putih, semangkuk sayur
(bayam/ sawi/ kangkung/
katu/ kacang, sop) dan
sepotong lauk
(ayam/ikan/telur/
tahu/tempe)
Sore :Sepiring nasi,
semangkuk sayur (sop/
sawi/ kangkung/ katu/
bayam/ kacang), dan
sepotong lauk (telur/
ikan/ tahu/ tempe/ ayam)
b) Pola minum
Air putih: ± 8 gelas (250
cc)/hari
Susu : Pernah
c) Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi : ± 10-11
x/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak Ada
BAB
Frekuensi : 1 x/hari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning
Kecoklatan
Keluhan : Tidak Ada
d) Pola Istirahat dan Tidur
Malam : ± 7 jam
Siang : ± 2 jam
e) Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari, pagi
dan sore
Gosok gigi: 3x/hari,
pagi, sore,
malam
f) Ganti pakaian
dalam:
2x/hari, sehabis mandi
O:
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran :Compos Mentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah :100/70
mmHg
Denyut nadi :80 x/menit
Suhu tubuh :36,5 0C
Pernapasan :20 x/menit
Tinggi badan :165 cm
BB sebelum hamil :55 Kg
BB sekarang :65 Kg
Pertambahan BB :10 Kg
h. LILA : 28 cm
IMT:
65(kg):1,68²(m)=
23,00 kg/m2
(Normal)
2.Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
Muka: Tidak pucat, tidak
oedema.
Mata :Simetris, sklera putih,
konjungtiva merah
muda
Mulut : Bibir tidak pucat,
tidak pecah - pecah, bersih,
tidak ada Sariawan
Leher : Tidak ada
pembesaran vena jugularis
dan Kelenjar tiroid.
Payudara: Simetris, puting
susu, menonjol,
kolostrum(+), tidak
ada massa.
Abdomen: Tidak ada luka
bekas operasi, terdapat
gerakan janin, terdapat linea
nigra
Genitalia : Bersih, tidak ada
keputihan, tidak ada edema,
tidak ada varises
Ekstremitas
Atas : Simetris, ujung jari
tidak pucat, tidak oedema
Bawah : Simetris, tidak ada
varises, tidak oedema,
ujung jari tidak pucat
Palpasi
Tinggi fundus uteri 3 jari
dibawah -px (Mc Donald =
32 cm), difundus teraba
bokong, pada perut kanan
ibu teraba punggung, pada
perut kiri ibu teraba bagian-
bagian kecil, presentasi
kepala, sudah masuk PAP.
Taksiran Berat Janin (TBJ)
= (32-12) x 155 = 3.100
gram.
Auskultasi
DJJ : Ada
Frekuensi : 140 x/menit
Sifat :Kuat dan
teratur
Lokasi :Di sebelah
kanan perut ibu di bawah
pusat
Perkusi
Reflek Patella : kanan (+)
dan kiri (+)
Pemeriksaan Penunjang
Darah:
Hemoglobin:11mg/dl
(Dilakukan pada tgl 17-02-
2022)
Golongan darah :Belum
dilakukanUrine
:
Protein :Negatif (Dilakukan
pada tgl 17-02-2022)
Glukosa:Negatif (Dilakukan
pada tgl 17-02-2022)

A:

G4P3A0 9 bulan (36 minggu,


janin tunggal hidup, presentasi
kepala
P:
1.Memberitahu ibuhasil
pemeriksaan yang telah
dilakukan Tekanan darah
:100/70 mmHg
Denyut nadi :80 x/menit
Suhu tubuh :36,5 0C
Pernapasan :20
x/menit
( Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan )

2. Menjelaskan pada ibu


tentang keluhan yang
dialaminya, yaitu sering
buang air kecil pada

malam hari, hal ini


terjadi disebabkan oleh
meningkatnya hormon
HCG sehingga produksi
jadi bertambah dan
disebabkan karena usia
janin bertumbuh semakin
besar di dalam rahim dan
posisi janin sudah berada
dibawah panggul dan
memberi tekanan pada
kandung kemih untuk
mengurangi keluhan ini
ibu harus hindari
minuman teh, kopi, soda,
karena kandungan kafein
di dalamnya
menyebabkan ibu sering
BAK, ibu juga harus bisa
mengurangi konsumsi air
putih sebelum tidur
untuk mencegah
keinginan pipis pada
malam hari, serta ibu
juga harus menjaga
kebersihan di daerah
vagina, agar tidak terjadi
infeksi pada vagina ibu
(Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
3. Memberitahu ibu
ketidaknyamanan
trimester III seperti :
a. Nyeri punggung
bawah
b. Sesak nafas
c. Sering BAK
d. Akan mengalami
pusing kepala
e. Keputihan dan sering
buang air kecil (Ibu
mengerti dengan
penjelasan bidan )
4. Menganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan
yang mengandung

karbohidrat, protein,
vitamin dan mineral
seperti sayur-sayuran,
buah-buahan, tahu,
tempe, telur dan daging
dan anjurkan ibu untuk
minum air putih minimal
8 gelas/hari.
(Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
5. Memberitahu ibu tentang
tanda-tanda bahaya
kehamilan seperti
perdarahan, mual
muntah yang berlebihan,
janin jarang bergerak,
pandangan kabur,
pembengakakan pada
kaki dan tangan, sakit
kepala yang
berkepanjangan jika
mengalami hal tersebut
anjurkan ibu untuk
segera datang ketempat
pelayanan kesehatan
terdekat.
(Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
6. Menganjurkan ibu untuk
selalu membersihkan diri
seperti mandi,gosok gigi
dan selalu mengganti
pakaian dalam jika sudah
terasa lembab.
(Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
7. Memberitahu ibu untuk
menghindari penggunaan
sepatu hak tinggi,
menghindari posisi tidur
terlentang dan harus
diusahakan tidur miring
ke kiri sehingga janin
tidak menekan pembuluh
darah dan tulang
belakang, melakukan
gerakan merangkak agar
posisi kepala janin
berada dibawah.
(Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
8. Memberitahu ibu tentang
body mekanik, yaitu jika
ada barang yang jatuh
kebawah, cara yang
benar untuk mengambil
barang adalah ibu harus
tangan bertumpuh pada
dinding atau meja
terdekat agar mudah,
setelah itu ibu ke posisi
duduk dengan cara
perlahan-lahan kemudian
baru ambil barang yang
jatuh.
(Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
9. Menganjurkan ibu untuk
mengosongkan kandung
kemih saat ada dorongan
untuk berkemih,
memperbanyak minum
disiang hari dan
mengurangi meminum
minuman yang
mengandung gas dan
kafein.
(Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
10. Memberitahu ibu
tandatanda persalinan,
yaitu :
1) Keluar lendir
bercampur darah
2) Nyeri abdomen
menjalar ke
pinggang
3) Adanya
kontraksi
uterus
4) Frekuensi buang air
kecil meningkat
Jika ibu merasakan
hal tersebut maka
segera datang ke
fasilitas kesehatan
untuk dilakukan
pemeriksaan.
(Ibu mengerti
dengan penjelasan
bidan)
11. Memberikan tablet Fe
atau penambah darah
(folaxin) untuk
mencegah anemia pada
ibu, dan tablet kalsium
(calcipar) untuk
meningkatkan kalsium
pada janin, cara
mengonsumsi tablet ini
adalah 1x1 hari pada
malam hari, hindari
mengonsumsi tablet
bersamaan dengan
mengonsumsi teh dan
kopi.
(ibu mengerti dan
bersedia mengonsumsi
tablet ini)
12. Mengingatkan ibu untuk
melakukan kunjunga
ulang 1 minggu lagi
yaitu pada tanggal 05
Maret 2021, atau ibu
bisa datang kapan saja
jika ibu ada keluhan
(Ibu mengerti dan mau
melakukan kunjungan
ulang)
13. Menjelaskan kepada
ibu tentang alat
kontrasepsi
(ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri., dkk. 2017. Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Cilacas, Jakarta:

Erlangga.

Astuti, Sri., dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui. Ciracas, Jakarta: Erlangga.

Kementrian Kesehatan RI, 2020 Profil Kementrian Kesehatan RI, Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia

Dinas Kesehatan Sumatera Selatan. 2018. Profil Kesehatan Sumatera Selatan.

Sumatera Selatan (Sumsel): Dinas Kesehatan Sumatera Selatan.

Dinas Kesehatan Palembang. 2018. Profil Kesehatan Palembang. Palembang: Dinas Kesehatan

Palembang.

Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim. 2017. Profil Kesehatan Kabupaten

Muara Enim. Muara Enim: Dinas Kesehatan Muara Enim. Yuliani,2017.Buku Ajar Aplikasi

Asuhan Kehamilan Ter-Update.Jakarta

Walyani, 2019.Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.Jakarta:

Sarwono,2018.Ilmu Kebidanan.Jakarta.PT.Bina Pustaka

Asih,Yusari,2016.Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Jakarta.CV Trans Info Media

Rukiyah,dkk.2019.Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Jakarta.

CV Trans Info Media

Indrayani dan Djami.2016.Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Jakarta:TIM

Anda mungkin juga menyukai