PO7124319059
A. Latar Belakang
Kehamilan ialah suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus agar dapat
berlangsung dengan baik, karena kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada
mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi yang dapat menyebabkan
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2018, sebanyak
303.000 (830/hari) perempuan meninggal selama masa kehamilan, persalinan, hingga nifas.
Penyebab utama hampir 75% dari semua kematian ibu adalah perdarahan, hipertensi,
infeksi, komplikasi dari persalinan, aborsi yang tidak aman, dan sisanya disebabkan oleh
atau terkait dengan penyakit seperti Malaria, dan AIDS selama kehamilan (WHO Media,
2018).
sebesar 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, Secara umum terjadi penurunan
kematian ibu selama periode 1991-2015. Terjadi penurunan AKI di Indonesia Dari 390 pada
tahun 1991 menjadi 305 pada tahun 2015. AKI di indonesia tahun 2007 yaitu sebesar 228
meningkat di tahun 2012 menjadi 359. AKI di indonesia pada tahun 2015 menurun menjadi
Penyebab secara langsung tingginya AKI adalah perdarahan Post partum, infeksi, dan
preeklamsi / eklamsia. Dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia, sejumlah 27% akan
mengalami komplikasi atau masalah yang bisa berakibat fatal (survey demografi dan
kesehatan, 1997). Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau membawa resiko bagi
Kematian Ibu (AKI). Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu,
terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas (Kemenkes RI,
2018).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka dalam
menurut definisi WHO adalah kematian atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018, angka kematian ibu di Indonesia
masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Target global MDGs (Millenium
Development Goals) ke-5 yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2018. Lima besar penyebab kematian ibu adalah
Di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018 jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu
146 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2018 jumlah AKI meningkat
sebesar 155 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab masih tingginya AKI di Sumatera
Selatan adalah kurang cermatnya deteksi dini faktor resiko oleh tenaga kesehatan,
penanganan persalinan yang kurang adekuat atau tidak sesuai prosedur serta sistem rujukan
tidak sesuai dengan prosedur jejaring manual rujukan (Dinkes Provinsi Sumsel, 2018).
Pada tahun 2018 di Kabupaten Muara Enim dilaporkan 9 kasus dari 12.462 kelahiran
hidup. Kematian maternal pada tahun 2018 disebabkan oleh hypertensi 4 kasus (44.44%)
perdarahan 3 kasus (33.33%), lain-lain atau asma dan jantung 2 kasus (22.22%). Faktor
keluarga mengenali tanda bahaya ibu hamil dan keterlambatan mengambil keputusan untuk
merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. AKI Kabupaten Muara Enim yang
dilaporkan masih berada di bawah angka nasional. (Profil Kesehatan Muara Enim, 2018)
Target Nasional cakupan kunjungan Antenatal Care sebesar 95%, 5%, upaya tersebut
merupakan cara untuk menurunkan angka kematian sehingga kunjungan K1 sampai dengan
Dari data dinas kesehatan kabupaten muara enim diperkirakan setiap ibu yang meninggal
dalam kehamilan, persalinan atau nifas 16-17 ibu menderita komplikasi yang mempengaruhi
kesehatan mereka, umumnya menetap. Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan,
infeksi, hipertensi dalam kehamilan, partus macet dan aborsi dan penurunan angka kematian
perinatal yang lambat disebabkan pula oleh askes dan kualitas asuhan antenatal, persalinan,
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu
mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan
ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan
kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika
terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan
Perawatan pada kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan
yang sehat salah satunya adalah pemeriksaan kehamilan. Untuk mengurangi angka kematian
ibu akibat melahirkan kelak, sehingga kesejahteraan ibu betul – betul sudah diperhatikan
sejak masa nifas. Kelainan kehamilan dapat diketahui secara dini sehingga dapat diantisipasi
secara dini, kelainan – kelainan selama kehamilan. Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Menurut Rashad (2016) tindakan
yang tepat dapat menghindarkan ibu hamil dari penyebab kematian maternal yang dapat
dicegah. Tindakan dalam bentuk perawatan kehamilan yang dapat dilakukan dapat berupa
antenatal care, menjaga kebersihan diri, memenuhi kebutuhan nutrisi, melakukan aktivitas
fisik dan aktivitas seksual sewajarnya, tidur dan istirahat yang cukup, dan lain sebagainya
(Pillitteri, 2017).
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayaan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan
melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu
hamil di satu wilayah kerja pada waktu satu tahun. Sedangkan K4 adalah jumlah ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal seseuai dengan standar paling sedikit empat kali
sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di
satu wilayah kerja pada waktu satu tahun. Target K1 pada ibu hamil yaitu 100% dari jumlah
sasaran ibu hamil selama satu tahun. Sedangkan target K4 yaitu 95% dari jumlah sasaran ibu
akses ibu hamil terhadap pelayanan antenatal. Saat ini angka cakupan pelayanan antenatal
disparitas antar daerah kabupaten/kota yang variasinya cukup besar, selain adanya
kesenjangan juga ditemukan ibu hamil yang tidak menerima pelayanan dimana seharusnya
Cakupan K1 terendah terdapat di Karya Jaya (1,98%) dan tertinggi di Makrayu, Sosial,
Gandus, dan Taman Bacaan. Sedangkan cakupan K4 tertinggi di Makrayu (1,376%) dan
terendah di Karya Jaya (1,94%). (Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2018)
Cakupan kunjungan K1 ibu hamil di kabupaten Muara Enim tahun 2012 mencapai
97,6%. Keadaan ini meningkat menjadi 98,76% pada tahun 2013. Namun kondisi pada
tahun 2013 terbalik pada tahun 2014 menjadi 89,1% peningkatan cakupan K1 ibu hamil
terjadi pada tahun 2015 menjadi 98,8%, di tahun 2016 meningkat menjadi 99,1%. Di tahun
2017 cakupan kunjungan K1 menurun menjadi 95,5%. Namun capaian ini masih melebihi
Kunjungan K1 ibu hamil di Kabupaten Muara Enim sebagian besar ibu hamil di seluruh
hamil yang tidak mencapai 90% kunjungan yaitu pada wilayah puskesmas Muara Emburung
kecamatan Rambang Dangku (83,9%) (profil Kesehatan Muara Enim tahun 2017)
Sehubungan dengan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membahas kasus
mengenai asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. “I“ di Praktik Mandiri Bidan
Berdasarkan data kunjungan antenatal di PMB Yuyun Yuniarti Muara Enim pada tahun
2021 cakupan pelayanan K1 berjumlah 2.157 orang dan K4 berjumlah 2.157 orang.
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan dari 100 ibu hamil di daerah Muara
Enim terdapat 75 ibu hamil yang berencana melahirkan di PMB Yuyun Yuniarti hal itulah
yang membuat peneliti tertarik utuk mengambil kasus pada pasien di Praktik Mandiri Bidan
Yuyun Yuniarti. Di Praktik Mandiri Bidan Yuyun Yuniarti Muara Enim pada tahun 2022
Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik membuat Laporan Tugas Akhir
ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.”I” di Bidan Praktik
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah yang dapat dirumuskan adalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.“I” di Bidan Praktik
Mandiri Yuyun Yuniarti Muara Enim tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny.“I”di BPM Yuyun
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny.“I” di BPM Yuyun
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Laporan tugas akhir ini bermanfaat sebagai sarana belajar dalam mengaplikasikan
profesional.
2. Bagi Intitusi
Penulis berharap bahwa Laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat sebagai bahan
Laporan studi kasus ini diharapkan dapat menjadi evaluasi, informasi, dan pertimbangan
kebidanan dalam rangka meningkatkan standar pelayanan yang diberikan di PMB Yuyun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kehamilan
1. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam Saifuddin (2018: 213),
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
seorang bayi yang sehat dan sejahtera. Kontak pertama antara ibu hamil dengan tenaga
pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan
janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir, serta ibu nifas. (Astuti, Sri. 2017:120)
2. Etiologi Kehamilan
Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (fertilisasi),
a. Spermatozoa
Spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala yang berbentuk
lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus, ekor,dan bagian yang silindrik
waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum uteri dan
tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai kebagian ampula tuba di mana
spermatozoa dapat memasuki ovum yang dapat dibuahi, hanya satu spermatozoa yang
140).
b. Ovum
ridge, tiap bulannya wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur,
infundibulum kearah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus kearah medial,pada
439.000 oogonium dan pada umur 16 – 25 tahun hanya 34.000 oogonium, pada masa
c. Pembuahan (Fertilisasi)
ke dalam ovum, fungsi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik,
hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapisitasi mampu melakukan
penetrasi membran sel ovum, untuk mencapai ovum sperma harus melewati korona
radiate (lapisan sel di luar ovum) dan zona pleusida (suatu bentuk glikoprotein
ekstraselular), yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami
Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi korteks ovum.
Granula korteks di dalam ovum berfungsi dengan membrane plasma sel, sehingga
juga telah mengandung jumlah kromosom yang haploid (Saifuddin, 2018: 141).
d. Nidasi (Implantasi)
(Walyani,2015:47).
Selanjutnya pada hari keempat hasil konsepsi mencari stadium blastula disebut
blastokista ( blastocyst), suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan
dibagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi
janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian, blastokista
diselubungi oleh suatu simpai yang dsibut trofoblas. Trofoblas ini sangat kritis untuk
e. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. setelah nidasi
dekat dengan ruang eksoderm membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantung yolk)
sedangkan sel yang lain membentuk”ectoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio
(embryonal plate) terbentuk diantara dua ruangan yaitu ruangan amnion dan kantung
yolk, plat embrio terdiri dari unsur ectoderm, endoderm, dan mesoderm, ruangan
amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat antara
amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat (Saifuddin, 2018 :145-
146).
1. Tanda pasti
a) Gerakan janin dapat dilihat, diraba, dan dirasakan, juga bagian – bagian janin.
b) Denyut jantung janin : didengar dengan stetoskop, dicatat dan didengar dengan
c) Palpasi Abdomen
berikut :
1. Leopold I : Menentukan umur kehamilan dan bagian apa yang terdapat pada
fundus.
(b) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus
uteri.
(c) Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika teraba benda bulat, melenting,
mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba benda bulat,
besar, lunak, tidak melenting, dan susah digerakkan maka itu adalah
bokong janin.
a) Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.
yang ada di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, tidak teraba bagian
maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian yang kecil
3. Leopold III, Menentukan apa yang terdapat dibagian bawah janin dan apakah
b) Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika teraba
bagian yang bulat, melenting, keras dan dapat digoyangkan, maka itu
adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak, dan sulit
7 bulan).
d) Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika
c) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang
d) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum
masuk panggul.
e) Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah
masuk panggul.
Gambar 2.4 Leopold IV
(Sumber: Indriyani, 2018:247)
Tabel 2.1
Metode perlimaaan
Perlimaan Keterangan
Jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas
5/5
simfisis pubis
4/5 Jika 1 jari sudah masuk PAP
3/5 Jika 2 jari masuk PAP
Jika 3 jari telah turun melewati bidang tengah rongga
2/5
panggul (tidak dapat digerakkan)
4 jari telah masuk kedalam rongga panggul dan 1 jari
1/5
berada diatas simfisis
Seluruhnya sudah masuk kedalam rongga panggul
0/5
dan tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar
Sumber : Indrayani (2018).
c) Sering kencing
d) Konstipasi
a) Perut membesar
b) Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk konsistensi dari rahim (Widia L,
2018: 132).
1) Perubahan Anatomi
a) Sistem reproduksi
(1) Uterus
ke dalam panggul. Bentuk uterus menjadi bulat (globular) karena cavum uterus
terisi oleh embrio yang sedang tumbuh. Cavum uterus menjadi lebih bulat
seperti telur pada saat fetus tumbuh menjadi lebih panjang. Jika kepala fetus
turun ke panggul, maka uterus menjadi lebih bulat lagi. Sebagai penyesuaian
dengan pertumbuhan janin, antara minggu ke-12 dan ke-36, maka panjang
Jika penambahan ukuran TFU per tiga jari, untuk lebih jelasnya dapat
Tabel 2.2
TFU Menurut Penambahan per Tiga Jari
Tabel 2.3
TFU Berdasarkan Usia Kehamilan dalam cm
(2) Serviks
(3) Vagina
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.
Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6 –7 minggu awal kehamilan dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dan jumlah yang relatif
(5) Payudara
(6) Serviks
jaringan otot hanya 10%. Panjang serviks sebelum hamil ± 2,5 cm, pada saat
kehamilan akibat tingginya kadar estrogen serviks menjadi semakin lebar dan
b) Sistem kardiovaskular
Bagaimanapun juga, derajat ekspansi volume darah ini sangat bervariasi pada
sejumlah individu hanya terjadi sedikit peningkatan, namun ada pula yang
meningkat dua kali lipat. Perlu dipahami bahwa besarnya peningkatan volume
darah bervariasi menurut ukuran tubuh, jumlah kehamilan, jumlah bayi yang
pernah dilahirkan, dan pernah atau tidaknya melahirkan bayi kembar (Sri
kehamilan dan akan menurun sekitar 20% pada minggu ke-40 kehamilan.
Penurunan curah jantung pada minggu ke-40 ini karena penyebab yang tidak
dapat dijelaskan. Pada posisi rekumben lateral, curah jantung akan lebih tinggi
walaupun pada kehamilan lanjut, sedangkan pada posisi telentang akan lebih
rendah karena uterus yang besar dan berat akan menghmbat aliran balik vena
ke janung. Pada kehamilan ganda, curah jantung ibu bertambah lagi sebesar
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada
saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang
membesar).
(Sulistyawati, 2017:62-63).
(4) Sistem Pencernaan
sampai berat. Pengosongan lambung menjadi lebih lama, sehingga ibu sering
kali merasa perut penuh cukup lama. Sfingter esofagus terbuka lemah, yang
menyebabkan rasa panas pada ulu hati sebagai akibat regurgitasi asam
uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular.
Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Cara
yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah
dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus berat badan
dibagi tinggi badan pangkat 2. Contoh, wanita dengan berat badan sebelum
hamil 51 kg dan tinggi badan 1,57 cm. Maka IMT-nya adalah 51/(1,57) 2 = 20,7
Tabel 2.4
Rekomendasi Penambahan Berat Badan Selama
Kehamilan Berdasarkan Indeks Massa Tubuh
berat badan per minggu 0,4 kg, sedangkan pada perempuan dengan gizi kurang
dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,5 kg dan gizi berlebih
0,3 kg.komponen pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat dilihat
Tabel 2.5
Komponen Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan
(6) Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam dan kadang-kadang mengenai daerah payudara dan paha yang dikenal
dengan nama striae gravidarum. Jika digaris pertengahan perut (linea alba),
pada wajah dan leher (cloasma gravidarum). Selain itu pada areola dan daerah
genital juga akan terlihat hiperpigmentasi yang berlebihan karena perubahan ini
dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal yang
penyebab pastinya belum diketahui (Saifuddin, 2018:179).
tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada
lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10x lipat pada saat kehamilan aterm.
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan
berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam
darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang
Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah (Sulistyawati, 2017:69).
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk umum pada kehamilan. Akibat
(Saifuddin, 2018:186).
(10) Panggul
Menurut Manuaba (2017:49) , panggul wanita terdiri atas :Bagian keras yang
diafragma pelvis yang terdiri dari Pars muskularis levator ani, Pars
berikut :
Pintu atas panggul menurut Saifuddin ( 2018:193) adalah batas atas dari
yang dibentuk oleh garis antara kedua buah Tubera Ossis Iskii dengan ujung
Os Sakrum dan segitiga lainnya yang alasnya juga garis antara kedua
Pada kehamilan trimester ketiga, ibu akan lebih nyata mempersiapkan diri untuk
menyambut kelahiran anaknya. Selama menjalani kehamilan trimester ini, ibu dan
suaminya sering kali berkomunikasi dengan janin yang berada di dalam kandungannya
dengan cara mengelus perut dan berbicara di depannya, walaupun yang dapat merasakan
gerakan janin di dalam perutnya hanyalah ibu hamil itu sendiri (Sri Astuti, 2018: 101-
102).
Rasa cemas dapat timbul jika ibu memikirkan dan khawatir bayinya akan lahir
proses persalinannya, takut terhadap rasa sakit, dan takut terjadi komplikasi
persalinan pada dirinya maupun bayinya. Bentuk tubuh yang semakin membesar
membuat sejumlah ibu merasa dirinya buruk dan aneh. Selain itu, dapat mengurangi
ketidaknyamanan fisiologis, serta bentuk dan ukuran tubuh yang semakin membesar.
Khawatir akan kehilangan perhatian khusus yang ia terima dari orang disekitarnya
saat ia hamil dapat membuat ibu merasa sedih selain merasa akan berpisah dari
bayinya. Dukungan serta perhatian dari suami keluarga sangat berguna pada saat ini
Menjelang akhir trimester ketiga, umumnya ibu hami tidak sabar menjalani
persalinan dengan perasaan yang bercampur antara sukacita dan rasa takut. Kesiapan
yang kuat untuk melihat hasil akir dari kehamilannya. Ibu akan aktif mempersiapkan
mempersiapkan kebutuhan bayi, menduga – duga tentang jenis kelamin dan bayi
mirip siapa, tidak sabar menunggu kelahiran dengan sukacita dan rasa takut (Sri
c) Sakit punggung disebabkan karena meningkatnya beban berat yang anda bawa yaitu
d) Pernapasan, pada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil yang susah bernapas,
ini karena tekanan bayi yang berada dibawah diagfragma menekan paruh ibu, tapi
setelah kepala bayi yang sudah turun kerongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu
sebelum persalinan maka akan berasa legah dan bernafas lebih mudah.
e) Sering buang air kecil, pembesaran rahim, dan penuruanan bayi ke PAP membuat
f) Kontraksi, brackton-hicks kontraksi berupa rasa sakit yang ringan, tidak teratur dan
biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan pada persalinan lebih
Frekuensi berkemih pada trimester ketiga sering dialami pada kehamilan primi
setelah terjadi lightening. Efek lightening adalah bagian persentasi akan menurun
masuk ke dalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih,
dari diurnal menjadi nokturia karena edema dependen yang terakumulasi sepanjang
hari di ekskresi. Dan cara mengatasinya dengan menjelaskan mengapa hal tesebut
bisa terjadi dan menyarankan untuk mengurangi caran menjelang tidur sehingga
peristaltic yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketiak terjadi
menyebabkan pergeseran dan tekanan pada usus dan penurunan mortilitas pada
saluran gastrointestinal. Dan bisa juga akibat efek mengkonsumsi zat besi. Konstipasi
2) Edema dependen
Edema dependen dan varises, kedua hal ini disebabkan oleh gangguan sirkulasi
vena dan meningkatnya tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Perubahan ini
akibat penekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita tersebut
duduk atau berdiri dan penekanan pada vena kava inverior saat berbaring. (Jurnal
3) Konstipasi
lambat.
f) Kurang olahraga.
d) Toilet training.
Pencegahan/farmakologi :
a) Gunakan emoliens.
Tanda bahaya :
4) Hemorrhoid (wasir)
a) Konstipasi.
c) Dukungan yang tidak memadai bagi vena hemorrhoid dalam daerah anorectal.
Cara mencegah/meringankannya :
a) Hindari konstipasi.
b) Makan makanan bongkahan gunakan bungkusan es, kompres panas atau mandi
sitz.
Pencegahan/ farmakologi :
Cara mencegah/meringankannya :
panjang.
f) Hindari merokok.
Adapun tanda bahaya dalam kehamilan trimester III adalah sebagai berikut:
a) Perdarahan Pervaginam
rahim baik anterior maupun posterior sehingga menutupi ostium uteri internal,
plasenta previa digolongkan menjadi 3, yaitu plasenta previa totalis, jika seluruh
ostium uteri interna (OUI) di tutupi oleh plasenta, plasenta previa marginalis,
jika plasenta menutupi sebagian OUI dan plasenta letak rendah yaitu plasenta
adalah ibu hamil dengan tekanan darah tinggi ,tarikan tali pusat yang pendek
akibat pergerakan janin atau pertolongan persalinan, serta paritas dan umur ibu
tekananan darah diastolik ≥ 90 mmH dan sistolik ≥ 140 mmHg, protein urine (-).
(Yuliani,2017 : 150)
protein urine (+1), edema ekstermitas dan wajah. Sedangkan preeklamsia berat
ditandai dengan diastolik ≥ 110 mmHg, sistolik ≥ 160 mmHg, protein urin (≥
+2), edema ekstermitas dan wajah, oligura (<400 ml dalam 24 jam), nyeri ulu
hati, nyeri kepala hebat dan menetap, penglihatan kabur. (Yuliani,2017 : 150)
151)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda
inpartu bahkan sampai satu jam berikutnya. KPD disebabkan oleh berkurangnya
kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin, atau bisa disebabkan oleh
dua-duanya. Tanda KPD meliputi riwayat pengeluaran cairan tanpa disadari ibu
dalam jumlah banyak atau sedikit demi sedikit dan periksa dengan kertas lakmus
1. Fetal Distress
Fetal distress adalah kondisi gawat janin. Tanda dan gejala yang ditemukan pada
fetal distress diantaranya DJJ < 120 atau >160 kali per menit, terdapat mekoneum
Intra Uterin Fetal Death adalah kematian janin yang terjadi setelah melewati
masa bertahan hidup sebelum pertengahan kehamilan (masa aborsi) yaitu >20
minggu. Tanda gejalanya adalah pertumbuhan janin terhenti (TFU tetap dan
berkurang), gerakan janin terhenti, DJJ tidak ada, peningkatan BB ibu berhenti
atau berkurang, pada palpasi kepala janin teraba jatuh dan pada USG ditemukan
tidak ada gerak janin, tengkorak janin saling tumpang tindih (beberapa hari
Bengkak pada kaki atau betis dapat menganggu bagi sebagian ibu hamil. Sementara
itu, rahim yang besar akan menekan pembuluh darah utama dari bagian bawah tubuh
ke atas tubuh, menyebabkan darah yang mau mengalir dari bagian bawah menjadi
terhambat. Darah yang terhambat berakibat wajah dan kelopak mata membengkak,
Ruptura uteri atau robekan uterus merupakan kondisi yang sangat berbahaya dan
mengancam jiwa baik ibu maupun janin. Ruptura uteri dapat terjadi pada korpus
f) Stretch mark
Stretch mark adalah garis-garis putih dan perut pada daerah perut, bisa juga terjadi di
dada, pantat, paha, dan lengan atas. Walaupun strech mark tidak dapat dihindarkan,
sarankan ibu untuk menggunakan lotion anti stretch mark setelah mandi dan
Sakit kepala selama kehamilan merupakan hal yang umum, seringkali merupakan
keluhan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah
yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu dapat
menemukan penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala hebat dalam
h) Penglihatan kabur
8. Asuhan Antenatal
1. Pengertian
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk
rutin selama kehamilan. Menurut Saifuddin (2018 : 278), Ada 6 alasan penting untuk
kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
Minimal (2x) diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat
kunjungan ke 5 di Trimester 3.
Penambahan berat badan setiap bulan kurang dari 1kilogram atau kurang dari 9
preeklamsi.
Untuk mendeteksi ibu hamil berisiko keurang energi kronis (KEK) yaitu dengan
ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm karenaberisiko melahirkan bayi
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester satu untukmendeteksi kegawatan janin
6. Skrining status imunisasi tetanus toksoid (TT) dan diberikan imunisasi tetanus bila
Setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Setiap ibu hamil yang mengalami kelainan harus ditangani sesuai standar dan
Konseling yang diberikan meliputi kesehatan ibu, perilakuhidup bersih dan sehat
kehamilan, persalinan dan nifas, asupan gizi seimbang, pemberian asi eksklusif dan
KB pasca persalinan.
4. Imunisasi TT
Tabel 2.6
Jadwal Pemberian Imunisasi TT pada kehamilan
1. Pengertian
pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik
acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan
sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktik berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan.Mulai dari pengkajian,perumusan diagnose dan/atau masalah kebidanan,
a. Standar 1: Pengkajian
1. Pernyataan standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, releven dan lengkap dari
2. Kriteria Pengkajian :
(b) Terdiri dari data subjektif (hasil Anamesa; biodata, keluhan utama, riwayat
penunjang).
1) Pernyataan standar
effisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam bentu
2) Kriteria Perencanaan
d. Standar IV : Implementasi
1) Penyataan Standar
efektif dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam bentuk
2) Kriteria Perencanaan
a) Memperhatikan keunikan klien sebagai mahluk bio-psiko-sosial-spiritual-
kultural
b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau
d) Melibatkan klien/pasien.
h) Menggunakan sumber daya, sarana, dan fasilitas yang ada dan sesuai.
e. Standar V : Evaluasi
1) Pernyataan standar
2) Kriteria Evaluasi
kondisi klien.
b) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan keluarga.
1) Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap secara lengkap, akurat, singkat dan
lengkap dan bisa diaplikasikan dalam semua situasi tetapi, setiap langkah tersebut bisa
dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan
kondisi klien.
Langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
a) Anamnesis
pengetahuan klien.
meliputi:
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya,
sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang akan
interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah
yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang
mengantisipasinya.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau tenaga
yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan
dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen kebidanan bukan hanya selama
asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam
persalinan.
5) Langkah V : Menyusun rencana asuhan menyeluruh
Asuhan yang menyeluruh direncanakan pada langkah ini dientukan oleh langkah-
masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, baik yang sifatnya
segera ataupun rutin. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi
penanganan masalah yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap
masalah yang berkaitan, tetapi tindakan yang bentuknya antisipasi (konseling dan
penyuluhan).
seluruhnya oleh bidan atau bersama-sama dengan klien atau anggota tim kesehatan
Langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
Dokumentasi adalah suatu proses pencatatan, penyimpanan informasi, data, fakta yang
akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan
berguna untuk kepentingan klien , tim kesehatan serta kalangan bidan sendiri
Menurut Kemenkes (2017) metode ini merupakan dokumentasi yang sederhana akan
tetapi mengandung unsur data dan langkah yang dibutuhkan dalam asuhan kebidanan,
Data Subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien.Ekspresi
klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai ringkasan yang
dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data
penunjanyg.Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang
3) Analisa (A)
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Analisis yang tepat dan akurat
pada klien dapat terus diikuti dan diambil keputusan atau tindakan yang tepat.
Analisis data adalah melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan, mencapai
rujukan.
1) S : Subjektif
anamnesa
b) Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya pada klien,suami
hidup)
yang bisu,dibagian data belakang “S” diberi tanda “O” atau “X” ini
2) O : Objektif
laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung assasment.
b) Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (keadaan
c) Data ini memberi bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan
keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang
diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa
3) A : Assessment
keadaan klien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif
perkembangan klien.
(a) Diagnosa/Masalah
“P”.
a) Perencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Rencana tindakan
tersebut berisi tujuan dan hasil yang akan dicapai dalam langkah-langkah
b)Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah
c) Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui kemajuan hasil dari tindakan yang
yang diharapkan.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Proposal Laporan Tugas Akhir ditulis berdasarkan laporan kasus asuhan kebidanan
berkesinambungan (continuty of care) yang merupakan hal mendasar dalam model praktik
berkelanjutan untuk memberikan dukungan, dan membina hubungan saling percaya antara
bidan dengan klien, yang menjalankan tugasnya pada ibu hamil, bersalin, dan nifas ini
dilakukan dengan menggunakan jenis metode penelitian studi penelaahan yang berhubungan
dengan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang
muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu
B. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam studi kasus dengan manajemen Asuhan Kebidanan ini adalah
Ny.”I” G4P3A0 hamil 36 minggu di PMB Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022 .
C. Waktu Pengkajian
Studi kasus ini dilaksanakan pada bulan Februari 2022 sampai dengan Mei 2022
D. Tempat Pengkajian
Studi kasus ini dilakukan di PMB Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022.
1) Data Primer
Data Primer adalah sumber informasi yang langsung dan mempunyai wewenang dan
Teknik pengumpulan data primer dalam Laporan Tugas Akhir ini didapatkan dari
hasil wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pada Ny “I” di PMB
2) Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan atau terapi
Sumber data dalam laporan ini diperoleh dari catatan di PMB YUYUN YUNIARTI
MUARA ENIM Tahun 2022, diantaranya buku registrasi, buku KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak) / kunjungan ibu, dan buku-buku terkait dengan kebidanan dan internet.
Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara dan studi dokumentasi
dalam bentuk format asuhan kebidanan antara lain : kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
baru lahir.
Dalam penyelesaian kasus tersebut, alat dan bahan yang digunakan dalam studi kasus ini
adalah :
a) Alat
Panggul, Thermometer, Senter, Medline, Jam, Pita LILA, Reflex Hammer, Tabung
Reaksi, HB Sahli, dan Burner Lamp (Alat untuk membakar larutan protein urine &
glukosa urine).
Monoskop, timbangan berat badan, ukur tinggi badan, klem arteri, gunting tali
pusat, benang tali pusat, 1/2, kateter, ½koher, gunting efisiotomi, celemek, kaca mata,
bengkok, kom tertutup berisi air DTT, kom tertutup berisi kapas DTT, lampu sorot,
tempat sampah (basah,kering dan medis), ember, pinset anotomi, pinset sirugis,
jarum jahit, penghisap Lendir, balon rusisitasi, bola karet yang baru, stopwatch,
meja bayi,
b) Bahan
Bahan yang digunakan adalah Handscoon, HCL, Aquadest, Asam Asetat, Dan
Benedict, talk, kassa, masker, spuit 3 cc, under ped, oksitosin, lidokain, cairan infus
3. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi dokumentasi alat dan bahan
yang digunakan adalah rekam medik, status pasien dan buku KIA
BAB IV
TINJAUAN KASUS
I.Data Subjektif
Ibu datang ke pmb yuyun yuniarti ingin memeriksakan kehamilan, ibu mengaku hamil 9
bulan, anak keempat, belum pernah keguguran, ibu mengeluh sering buang air kecil pada
b. Data Kebidanan
1.Riwayat Menstruasi
2. Riwayat Perkawinan
a. GPA : G4P3A0
b. HPHT : `10-06-2021
c. TP : 17-03-2022
diminum
2) Kunjungan kedua tanggal 20-01-2022 Diberikan 20 tablet telah habis diminum
diminum
5. Riwayat KB
a.Pernah mendengar tentang KB : pernah
c.Data Kesehatan
asma.
1.Nutrisi
a)Pola Makan
goreng/uduk/sepotong tempe/telur
(bayam/sawi/kangkung/katu/kacang,sop),
b) Pola minum
2) Susu : Pernah
c) Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 1 x/hari
Konsistensi : Lembek
a. Malam : ± 7 jam
b. Siang : ± 2 jam
e) Personal Hygiene
f) Data Psikososial
e. Persiapan persalinan :
kehamilan 1 bulan, serta telah menyiapkan pakaian ibu dan bayi, pendonor
1.Pemeriksaan Fisik
a.Keadaan umum : Baik
: Compos Mentis
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital
g.Pertambahan BB :10 Kg
h. LILA : 28 cm
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
ada Sariawan
Kelenjar tiroid.
8) Ekstremitas
b. Palpasi
Leopold I = Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah -px (Mc Donald = 32 cm), difundus
teraba bokong.
Leopold II pada perut kanan ibu teraba punggung, pada perut kiri ibu teraba bagian-
bagian kecil.
c. Auskultasi
1)DJJ : Ada
d.Perkusi
a. Darah:
Hemoglobin : 11 gr% Dilakukan pada tgl 17-02-2022, oleh
b. Urine :
KIE tentang perubahan psikologi pada ibu yang sering kencing pada malam hari
III. PENATALAKSANAAN
KU : BAIK
protein, vitamin dan mineral seperti sayur-sayuran,buahbuahan, tahu, tempe, telur dan
daging dan anjurkan ibu untuk minum air putih minimal 8 gelas/hari.
- Perdarahan pervagina
4. Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dialaminya, yaitu sering buang air kecil
pada malam hari, hal ini terjadi disebabkan oleh meningkatnya hormon HCG sehingga
produksi jadi bertambah dan disebabkan karena usia janin bertumbuh semakin besar di
dalam rahim dan posisi janin sudah berada dibawah panggul dan memberi tekanan pada
kandung kemih untuk mengurangi keluhan ini ibu harus hindari minuman teh, kopi,
soda, karena kandungan kafein di dalamnya menyebabkan ibu sering BAK, ibu juga
harus bisa mengurangi konsumsi air putih sebelum tidur untuk mencegah keinginan
pipis pada malam hari, serta ibu juga harus menjaga kebersihan di daerah vagina, agar
5. Menganjurkan ibu untuk selalu membersihkan diri seperti mandi, gosok gigi dan
posisi tidur terlentang dan harus diusahakan tidur miring ke kiri sehingga janin tidak
menekan pembuluh darah dan tulang belakang, melakukan gerakan merangkak agar
cara yang benar untuk mengambil barang adalah ibu harus tangan bertumpuh pada
dinding atau meja terdekat agar mudah, setelah itu ibu ke posisi duduk dengan cara
8. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih saat ada dorongan untuk
b. Sesak nafas
c. Sering BAK
10. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan, mual
muntah yang berlebihan, janin jarang bergerak, pandangan kabur, pembengakakan pada
kaki dan tangan, sakit kepala yang berkepanjangan jika mengalami hal tersebut anjurkan
11. Memberikan tablet Fe atau penambah darah (folaxin) untuk mencegah anemia pada
ibu, dan tablet kalsium (calcipar) untuk meningkatkan kalsium pada janin, cara
mengonsumsi tablet ini adalah 1x1 hari pada malam hari, hindari mengonsumsi tablet
12. Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu pada
tanggal 12 Februari 2021, atau ibu bisa datang kapan saja jika ibu ada keluhan
A:
karbohidrat, protein,
vitamin dan mineral
seperti sayur-sayuran,
buah-buahan, tahu,
tempe, telur dan daging
dan anjurkan ibu untuk
minum air putih minimal
8 gelas/hari.
(Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
5. Memberitahu ibu tentang
tanda-tanda bahaya
kehamilan seperti
perdarahan, mual
muntah yang berlebihan,
janin jarang bergerak,
pandangan kabur,
pembengakakan pada
kaki dan tangan, sakit
kepala yang
berkepanjangan jika
mengalami hal tersebut
anjurkan ibu untuk
segera datang ketempat
pelayanan kesehatan
terdekat.
(Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
6. Menganjurkan ibu untuk
selalu membersihkan diri
seperti mandi,gosok gigi
dan selalu mengganti
pakaian dalam jika sudah
terasa lembab.
(Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
7. Memberitahu ibu untuk
menghindari penggunaan
sepatu hak tinggi,
menghindari posisi tidur
terlentang dan harus
diusahakan tidur miring
ke kiri sehingga janin
tidak menekan pembuluh
darah dan tulang
belakang, melakukan
gerakan merangkak agar
posisi kepala janin
berada dibawah.
(Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
8. Memberitahu ibu tentang
body mekanik, yaitu jika
ada barang yang jatuh
kebawah, cara yang
benar untuk mengambil
barang adalah ibu harus
tangan bertumpuh pada
dinding atau meja
terdekat agar mudah,
setelah itu ibu ke posisi
duduk dengan cara
perlahan-lahan kemudian
baru ambil barang yang
jatuh.
(Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
9. Menganjurkan ibu untuk
mengosongkan kandung
kemih saat ada dorongan
untuk berkemih,
memperbanyak minum
disiang hari dan
mengurangi meminum
minuman yang
mengandung gas dan
kafein.
(Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
10. Memberitahu ibu
tandatanda persalinan,
yaitu :
1) Keluar lendir
bercampur darah
2) Nyeri abdomen
menjalar ke
pinggang
3) Adanya
kontraksi
uterus
4) Frekuensi buang air
kecil meningkat
Jika ibu merasakan
hal tersebut maka
segera datang ke
fasilitas kesehatan
untuk dilakukan
pemeriksaan.
(Ibu mengerti
dengan penjelasan
bidan)
11. Memberikan tablet Fe
atau penambah darah
(folaxin) untuk
mencegah anemia pada
ibu, dan tablet kalsium
(calcipar) untuk
meningkatkan kalsium
pada janin, cara
mengonsumsi tablet ini
adalah 1x1 hari pada
malam hari, hindari
mengonsumsi tablet
bersamaan dengan
mengonsumsi teh dan
kopi.
(ibu mengerti dan
bersedia mengonsumsi
tablet ini)
12. Mengingatkan ibu untuk
melakukan kunjunga
ulang 1 minggu lagi
yaitu pada tanggal 05
Maret 2021, atau ibu
bisa datang kapan saja
jika ibu ada keluhan
(Ibu mengerti dan mau
melakukan kunjungan
ulang)
13. Menjelaskan kepada
ibu tentang alat
kontrasepsi
(ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Sri., dkk. 2017. Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Cilacas, Jakarta:
Erlangga.
Astuti, Sri., dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui. Ciracas, Jakarta: Erlangga.
Kementrian Kesehatan RI, 2020 Profil Kementrian Kesehatan RI, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
Dinas Kesehatan Palembang. 2018. Profil Kesehatan Palembang. Palembang: Dinas Kesehatan
Palembang.
Muara Enim. Muara Enim: Dinas Kesehatan Muara Enim. Yuliani,2017.Buku Ajar Aplikasi