Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan merupakan asuhan yang diberikan kepada seseorang


perempuan yang berkaitan dengan kehamilan (Antenatal Care), persalinan
(Intranatal Care), pascapartum (Postnatal Care), bayi baru lahir (Neonatal
Care) dan juga memiliki fokus pada program keluarga berencana (Varney,
2007:25).
Kehamilan merupakan proses fisiologis yang dapat berubah sewaktu-
waktu menjadi kondisi patologi atau komplikasisesuai dengan penjelasan Hani
(2010:6) bahwasetiap kehamilan dapat membawa resiko bagi ibu. World Health
Organization (WHO) dalam Hani, (2010:6) memperkirakan sekitar 15% dari
seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi atau masalah yang
bisa menjadi fatal.
Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan pada ibu hamil dapat
dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan kunjungan
ibu hamil K1 Provinsi Jambi pada tahun 2015 yaitu 96, 95% yang berarti belum
mencapai target KI Provinsi Jambi tahun 2015 yaitu sebesar 100%. Sedangkan
di Kota Jambi cakupan KI pada tahun 2015 yaitu sebesar 94, 87%. Cakupan K4
Provinsi Jambi tahun 2015 yaitu sebesar 91, 57% dan masih berada dibawah
target yang ditetapkapkan Provinsi Jambi yaitu sebesar 95%. Di Kabupaten
Kerinci cakupan K4 sebesar 90, 6%. (Dinkes Provinsi Jambi, 2016:73-74).
Masalah yang sering ditemui pada ibu hamil diantaranya anemia dan
hipertensi dalam kehamilan (HDK). Presentasi anemia pada ibu hamil di
Indonesia yaitu sebesar 37, 1%, Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
tahun 2017 mencatat bahwa angka ibu hamil dengan anemia di indonesia yaitu
sebesar 55%. Kebanyakan anemia disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Di Indonesia
frekuensi ibu hamil dengan anemia juga relatif tinggi yaitu 63,5%. (Riskesdes,
2013:256).

1
2

Sedangkan kejadian hipertensi dalam kehamilan (HDK) sebesar 30%, dan


diperkirakan 20% dari kehamilan akan mengalami komplikasi, Sebagian
kompikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi kondisi tersebut dapat dicegah
(Kemenkes RI, 2016:82).
Pelayanan antenatal care (ANC) di PMB Agustinar diberikan secara
berkualitas. Pelayanan tersebut diberikan guna mencegah kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi saat persalinan, karena keadaan kehamilan yang
tidak baik akan berpengaruh pada proses persalinan yaitu kemungkinan muncul
masalah/komplikasi yang terjadi seperti partus macet, perdarahan postpartum
dan preeklampsi/eklampsi (Manuaba, 2010:154).
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan
antenal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan yaitu 1 kali pada
trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), 1 kali pada trimester kedua
(usia kehamilan 12-24 minggu) dan 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan
24 minggu-lahir).
Pelayanan antenatal care tersebut diajukan untuk menjamin perlindungan
pada ibu hamil yang berupa deteksi dini faktor resiko dan penanganan
komplikasi pada ibu hamil. Prevalensi asfiksia pada persalinan adalah 25 tahun,
per 1000 kelahiran hidup diantaranya 50% adalah sedang atau berat. Dinegara
berkembang sekitar 3% bayi baru lahir mengalami asfiksia derajat sedang dan
berat (Kemenkes RI, 2014:72).
PMB Agustinar pelayanan antenatal care (ANC) dilakukan sesuai standar
pelayanan berkualitas dengan jumlah kunjungan KI dan K4, dengan jumlah
kunjungan KI sebanyak 6 orang dan K4 sebanyak 10 orang pada bulan Mei.
Informasi diberikan terkait dengan kehamilan fisiologis dan bahaya kehamilan,
yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada ibu dan keluarga sehingga
apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ibu dapat segera dibantu untuk
mendapatkan perawatan (Hani, 2010:107).
Pada umumnya ibu yang melakukan pemeriksaan mendapatkan catatan
langsung pada buku KIA. Pencatatan tersebut dimaksudkan agar ibu mengetahui
informasi tentang kehamilannya setiap melakukan pemeriksaan.
Menurut Kemenkes RI (2015:91) pelaksanaan pertolongan persalinan
dilakukan mulai dari kala I sampai kala IV yang pemantauannya dilakukan sejak
3

hamil dan pelayanan diberikan secara berkualitas. Pertolongan persalinan yang


dilakukan di PMB Agustinar pada keadaan fisiologis dilakukan mulai dari kala I,
kala II, pertolongan kelahiran bayi, kala III dan kala IV.
Berdasarkan data Dinkes Provinsi Jambi (2016:76) pertolongan persalinan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu 92, 98%. Komplikasi yang sering
terjadi pada Bayi Baru Lahir (BBL) yaitu asfiksia (Dinkes Provinsi Jambi,
2016:81). Normalnya bayi lahir segera menangis dan memiliki tingkat
kebugaran yang tinggi, namun apabila ibunya mengalami anemia kemungkinan
bayinya akan mengalami asfiksia.
Masa nifas merupakan masa kembalinya organ-organ fisiologi ke keadaan
semula sebelum hamil. Pada masa nifas fisiologis kondisi ibu akan kembali
sehat. Pada masa ini, ibu sangat memerlukan pemantauan tenaga kesehatan
untuk deteksi dini komplikasi terutama pada 2 jam pertama pasca persalinan.
Pemeriksaan terhadap ibu nifas berikutnya dilaksanakan dengan
melakukan kunjungan rumah dengan jadwal kunjungan 6 hari setelah persalinan,
2 minggu setelah persalinan dan 6 minggu setelah persalinan (Margareth,
2013:315). Di PMB Agustinar kunjungan ibu nifas dilakukan hingga 6 hari
setelah persalinan.
Infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh semua
peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat
genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Faktor penyebab terjadinya infeksi
nifas bisa berasal dari perlukaan pada jalan lahir yang merupakan media yang
baik untuk berkembangnya kuman. Pada tahun 2016 tercatat bahwa lebih dari
589.000 terjadi kematian ibu disebabkan oleh infeksi, dimana 25-55% dari kasus
infeksi ini disebabkan pada jalan lahir (Kemenkes RI,2017)
Target kunjungan ibu nifas di Provinsi Jambi tahun 2015 yaitu 90%.
Sementara cakupan kunjungan ibu nifas di Provinsi Jambi tahun 2015 adalah
90,86% dan di Kabupaten kerinci sebesar 92,98%. Hal ini berarti bahwa
cakupan pelayanan nifas di Provinsi Jambi dan di Kabupaten Kerinci telah
melewati target yang telah ditetapkan (Dinkes Provinsi Jambi, 2016:79).
Cakupan pelayanan persalinan dan nifas di Kabupaten Kerinci mencatat
bahwa keseluruhan sasaran ibu bersalin sebanyak 3.453 orang ibu dari 21
4

Puskesmas se-Kabupaten Kerinci. Puskesmas Lempur 95 ibu bersalin serta


cakupan kunjungan nifas sebesar 92,98% (Dinkes Kabupaten Kerinci, 2018).
Kebutuhan kontrasepsi sangat diperlukan pada masa postpartum. Masa
postpartum merupakan saat yang paling baik untuk menawarkan kontrasepsi
meskipun pada saat akhir kehamilan sudah diberikan informasi tentang KB
setelah melahirkan, pada saat ini terdapat motivasi paling tinggi menggunakan
kontrasepsi. Menurut BKKBN (2013:U51-U55) metode kontrasepsi yang dapat
diberikan pada ibu pascapersalinan menurut BKKBN (2013: U54) yaitu Metode
Amenore Lactasi (MAL), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Metode
Kontrasepsi Wanita (MOW/Tubektomi), Implant, DMPA, minipil dan kondom.
Pemberian kontrasepsi dilakukan dengan memberikan konseling
menggunakan Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber-kb (ABPK). Di PMB Sri
Oktaviani pemberian informasi mengenai alat kontrasepsi diberikan melalui
konseling khusus antara bidan dan calon akseptor KB.
Berdasarkan data-data diatas maka diperlukan asuhan kebidanan secara
berkesinambungan (continuity of care) sehingga diharapkan ibu dan bayi sehat
dan sejahtera.

B. Batasan Masalah
Asuhan kebidanan dibatasi pada asuhan kebidanan ibu hamil trimester III,
bersalin, bayi baru lahir (BBL), nifas dan keluarga berencana (KB) yang
diberikan secara continuity of careyang ditujukan pada Ny. M berusia 26 tahun
G1P0A0H0 hamil 32-33minggu.

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran asuhan kebidanan secara berkesinambungan
(continuity of care) pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir (BBL), nifas
dan keluarga berencana (KB) dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP pada Ny. M di PMB
(Praktik Mandiri Bidan) Agustinar di Wilayah Kerja Puskesmas Lempur
Tahun 2018
5

2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya gambaran asuhan kebidanan Kehamilan yang meliputi
pengumpulan data, interpretasi data dan identifikasi masalah kebidanan, analisis
masala potensial, kebutuhann terhadap tindakan segera, rencana asuhan
kebidanan, tindakan asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan pada
Ny. M di PMB Agustinar di Wilayah Kerja Puskesmas Lempur Tahun
2018.
b. Diketahuinya gambaran asuhan kebidanan Persalinan yang meliputi
pengumpulan data, interpretasi data dan identifikasi masalah kebidanan, analisis
masala potensial, kebutuhann terhadap tindakan segera, rencana asuhan
kebidanan, tindakan asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan pada
Ny. M di PMB Agustinar di Wilayah Kerja Puskesmas Lempur Tahun
2018.
c. Diketahuinya gambaran asuhan kebidana bayi baru lahir yang meliputi
pengumpulan data, interpretasi data dan identifikasi masalah kebidanan, analisis
masala potensial, kebutuhann terhadap tindakan segera, rencana asuhan
kebidanan, tindakan asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan pada
Ny. M di PMB Agustinar di Wilayah Kerja Puskesmas Lempur Tahun
2018.
d. Diketahuinya gambaran asuhan kebidanan nifas yang meliputi
pengumpulan data, interpretasi data dan identifikasi masalah kebidanan, analisis
masala potensial, kebutuhann terhadap tindakan segera, rencana asuhan
kebidanan, tindakan asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan pada
Ny. M di PMB Agustinar di Wilayah Kerja Puskesmas Lempur Tahun
2018.
e. Diketahuinya gambaran pengambilan keputusan BerKB yang meliputi
pengumpulan data, interpretasi data dan identifikasi masalah kebidanan, analisis
masala potensial, kebutuhann terhadap tindakan segera, rencana berKB,
Pelaksanaan dalam berKB dan evaluasi berKB pada Ny. M di PMB
Agustinar di Wilayah Kerja Puskesmas Lempur Tahun 2018.
6

D. Manfaat
1. Bagi PMB Agustinar
Sebagai bahan masukan atau informasi tentang pentingnya melkukan
asuhan kebidanan komprehansif yang dilakukan secara berkesinambungan
(continuity of care) pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir (BBL), nifas
dan keluarga berencana (KB) sehingga diperoleh pelayanan yang
berkualitas serta sistem pendokumentasian melalui catatan perkembangan
/SOAP .
2. Bagi Poltekkes Jurusan Kebidanan Prodi D III
Sebagai bahan bacaan dan wawasan untukbagi seluruh mahasiswa
terkait dengan manajemen kebidanan komprehensif dan asuhan kebidanan
secara continuity of care

E. Ruang Lingkup
Manajemen asuhan kebidanan ini merupakan hasil studi kasus yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran asuhan kebidanan secara
berkesinambungan (continuity of care) mulai dari kehamilan, bersalin, bayi baru
lahir (BBL), nifas dan keluarga berencana (KB) pada Ny. M berusia 26 tahun
G1P0A0H0 hamil 32-33 minggu di PMB Agustinar. Data diperoleh melalui
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Pelaksanaan dilakukan pada bulan
Februari sampai dengan Agustus 2018.

Anda mungkin juga menyukai