Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

MALNUTRISI AKUT BERAT/GIZI BURUK AKUT


KSM PEDIATRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD dr. P.P. Magretti


JlL. Mr. Latuharhary -
Saumlaki
PANDUAN PRAKTEK Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH
KLINIS Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. P.P. Magretti

Dr. FULFULLY CH. E. NUNIARY


Penata Tk. I
NIP. 19801209 201001 1 010

Definisi Keadaan anak tampak sangat kurus, ditandai dengan BB/TB <-3 SD dari
median WHO child growth standard pada usia <6 bulan, atau
didapatkan edema nutrisional, dan pada anak umur 5-59 bulan Lingkar
Lengan Atas (LLA) <11,5 cm. Pada anak >5 tahun ditandai dengan IMT
<16,0
Anamnesis 1. Penelusuran etiologi : kebiasaan makan sebelum sakit, jumlah
makanan dan cairan yang didapat pada beberapa hari terakhir,
kontak dengan penderita campak atau tuberkulosis paru,
pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir, berat badan lahir,
riwayat tumbuh kembang, riwayat imunisasi.
2. Riwayat keluarga : kejadian dan penyebab kematian pada
kakak atau adik, riwayat batuk lama pada keluarga
Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan antropometri
a. BB/TB atau BB/PB <-3 SD dari median WHO Child Growth
Standard, atau didapatkan nutritional edema, dan pada
anak umur 5-59 bulan lingkar lengan atas <115 mm
b. Untuk remaja usia 10-18 tahun menggunakan IMT <P 5 atau
bila ada edema nutrisional
c. Pada keadaan stunting (TB/U rendah), nilai cut-off/batas
ambang menjadi <P3 atau <-2SD dari median referensi
NCHS/WHO
2. Pemeriksaan fisik
a. Marasmus
i. Kepala : rambut jarang
ii. Wajah : wajah tampak tua (old man face)
iii. Mata : cekung atau cowong (tanda dehidrasi), kelainan
kornea dan konjungtiva ( tanpa defisiensi vitamin A)
iv. Kulit : kulit keriput dan berlipat, jaringan lemak bawah
kulit sangat tipis
v. Dada : didapatkan iga gambang
vi. Abdomen : cekung
vii. Lain-lain : baggy pant
b. Kwashiorkor
i. Kepala : rambut mudah rontok atau kemerahan
ii. Wajah : wajah sembab
iii. Mata : kelainan kornea dan konjungtiva ( tanda
defisiensi vitamin A)
iv. Kulit : edema anasarka, crazy pavement dermatosis
v. Dada : tidak ada iga gambang
vi. Abdomen : hepatomegali, ascites
vii. Lain-lain : pitting edema pada ekstremitas
Kriteria Diagnosis Berdasarkan WHO, terdapat satu atau lebih kriteria berikut :
1. Terlihat sangat kurus
2. Nutritional edema
3. BB/TB <-3SD
4. LLA <11,5 cm (pada anak usia 5-59 bulan)
5. Untuk remaja 10-18 tahun menggunakan IMT <P 5 atau bila ada
nutritional edema. Pada keadaan stunting (TB/U rendah), nilai
cut-off menjadi <P3 atau -2SD dari median referensi
NCHS/WHO
Diagnosis Banding 1. Sindrom nefrotik
2. Sirosis hepatis
3. Gagal jantung kongestif
4. Pelagra infantile
Pemeriksaan Penunjang 1. Darah rutin pada hari pertama, diulang setiap minggu atau
sesuai klinis
2. Urin rutin pada hari pertama, diulang sesuai klinis
3. Feses rutin pada hari pertama, diulang sesuai klinis
4. Albumin pada hari pertama, diulang setiap 2 minggu atau
sesuai klinis
5. Gula darah sewaktu pada hari pertama, diulang sesuai klinis
6. Analisis gas darah pada hari pertama dan diulang sesuai klinis
7. Kadar elektrolit (Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium, Fostat,
Magnesium) pada hari pertama dan diulang sesuai klinis
8. Profil lipid (trigliserida, kolesterol, HDL, LDL) pada hari pertama
dan diulang sesuai klinis
9. Biakan darah bila didapatkan kecurigaan infeksi berat ( sepsis,
pneumonia, ISK)
10. Foto toraks bila didapatkan distres napas atau ada kecurigaan
penyakit penyerta.
Terapi/tindakan 1. Tata laksana pada anak usia 6-59 bulan
a. Fase stabilisasi (hari 1 dan 2): sesuai lampiran 1 dan 3
b. Fase transisi (hari 3-7): sesuai lampiran 2 dan 3
c. Fase rehabilitasi (minggu ke 2-6) : sesuai lampiran 2 dan 3
d. Fase tindak lanjut (minggu7-26)
2. Tata laksana fase awal pada anak >5 tahun
a. Umur 7-10 tahun : kebutuhan energi 75 kkal/kgbb
i. Fase stabilisasi formula 75 : 4,2 ml/kgbb/jam
ii. Fase transisi formula 100 : 3,0 mL/kgbb/jam
b. Umur 11-14 tahun : kebutuhan energi 60 kkal/kgbb
i. Fase stabilisasi formula 75 : 3,5 mL/kgbb/jam
ii. Fase transisi formula 100 : 2,5 mL/kgbb/jam
c. Umur 15-18 tahun : kebutuhan energi 50 kkal/kgbb
i. Fase stabilisasi formula 75 : 2,8 mL/kgbb/jam
ii. Fase transisi formula 100 : 2,0 mL/kgbbb/jam
3. Selanjutnya pada fase rehabilitasi ditingkatkan sampai
mencapai RDA sesuai dengan berat badan ideal berdasarkan
tinggi badan
4. Tata laksana fase awal pada bayi <6 bulan dengan pemberian
formula sebagai berikut :
a. Kemungkinan mendapatkan ASI
i. Berikan ASI setiap 3 jam selama paling tidak 20
menit, lebih sering jika anak menangis atau terlihat
menginginkan menyusu
ii. Antara 30 menit dan satu jam setelah menyusu
normal berikan jumlah pemeliharaan F75 (dengan
edema) atau F100 yang diencerkan (tanpa edema)
atau susu formula menggunakan teknik
supplemental suckling.
iii. F100 diencerkan 130mL/kg/hari, dibagi menjadi
delapan kali
b. Tanpa kemungkinan mendapatkan ASI
Tata laksana sama dengan tata laksana anak usia 6-59
bulan dengan formula 75 dan formula 100 yang
diencerkan
5. Tata laksana pemberian mikronutrien :
a. Vitamin A (diberikan hari ke-1, ke-2 dan ke-15)
i. 0-5 bulan : 50.000 IU
ii. 6-12 bulan : 100.000 IU
iii. 12 bulan : 200.000 IU
b. Asam folat
i. <6 bulan : 2,5 mg dosis tunggal,
ii. 6-59 bulan : 5 mg pada hari pertama selanjutnya 1
mg tiap 24 jam (oral) selama 6 minggu
c. Zinc 2 mg/kgbb/hari tiap 24 jam oral selama 6 minggu atau
hingga status gizi baik
d. Copper 0,3 mg/kgbb/hari tiap 24 jam oral selama 6 minggu
atau hingga status gizi baik
e. Fe elemental 1-3 mg/kgbb/hari diberikan mulai hari ke 14
(fase rehabilitasi) selama 4 minggu atau lebih sampai kadar
hb normal selama 2 bulan berturut-turut.
6. Tatalaksana infeksi
a. Tidak ada komplikasi : kotrimoksazol oral (dosis sesuai
dengan lampiran 4)
b. Komplikasi sesuai dengan penyakit dasar
Edukasi Penjelasan tentang diagnosis, tatalaksana dan prognosis
Prognosis 1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad fungsionam :dubia ad bonam
3. Ad sanationam : dubia ad bonam

Tingkat Evidens Ia
Tingkat Rekomendasi A
Penelaah kritis dr. Maria Priskila, M. Biomed, Sp.A
Indikator medis 1. Edema sudah berkurang atau hilang, anak sadar dan aktif
2. BB/PB atau BB/TB >-3 SD
3. Komplikasi sudah teratasi
4. Ibu telah mendapat konseling gizi
5. Ada kenaikan BB sekitar 15% dari BB selama 2 minggu
berturut-turut
6. Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dihabiskan
7. Dinyatakan sembuh apabila BB/PB atau BB/TB >-2 SD
Kepustakaan 1. Susanto JC, Maria, Sri S. Malnutrisi akut berat dan terapi nutrisi
berbasis komunitas. Dalam : Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M,
Nasar SS, penyunting. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit
metabolik. Edisi kedua. Jakarta : BP IDAI; 2014.h. 133-81
2. Peraturan menteri kesehatan RI. Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Standar Antropometri Anak.
3. Kementrian kesehatan RI. Pedoman pencegahan dan
tatalaksana gizi buruk pada balita. Jakarta : Kementrian
kesehatan RI; 2019
4. Departemen kesehatan RI. Bagan tatalaksana anak gizi buruk
buku I. Edisi keenam. Jakarta : Departemen kesehatan RI; 2013
5. Departemen kesehatan RI. Bagan tatalaksana anak gizi buruk
buku II. Edisi keenam. Jakarta : Departemen kesehatan RI;
2013

Anda mungkin juga menyukai