Definisi
Penyakit kulit menular akibat infestasi dan
sensitisasi terhadap tungau sarcoptes scabiei
serta produknya berada dalam terowongan
lapisan tanduk pada tempat predileksi
(Derber 1971)
EPIDEMIOLOGI
o Kelas : arachnida
o Ordo : ackarina
o Superfamili : sarcoptes
Faktor Predisposisi
o sosial ekonomi rendah
Statuslokalis :
a. Regio manus dextra et sinistra
(sela-sela jari)
b. Penyebaran generalisata, regional
c. Susunan linier, bercak-bercak
kemerahan, papul, vesikel, pustula,
batas tegas, ekskoriasi (+), krusta (+),
terlihat kanalikuli
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kerokan kulit
papul atau kanalikuli
ditetesi dengan minyak
mineral / KOH 10% lalu
dilakukan kerokan dengan
menggunakan scalpel steril.
2. Mengambil tungau dengan jarum
Dengan menggunakan jarum suntik
ditusukkan ke dalam terowongan dan
digerakkan secara tangensial. Bila positif,
tungau terlihat pada ujung jarum sebagai
parasit yang sangat kecil dan transparan.
3. Test tinta pada terowongan (burrow ink test)
identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara
mewarnai daerah lesi dengan tinta hitam. Jadi
terowongan akan terlihat lebih gelap dibandingkan
kulit disekitarnya. Positif bila terbentuk gambaran
kanalikuli yg khas berupa garis bentuk zigzag
4. Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy)
diagnosa pasti melalui identifikasi tungau
secara mikroskopik. Ini dilakukan dengan
menjepit lesi dengan ibu jari dan telunjuk
kemudian dibuat irisan tipis, dan dilakukan
irisan superficial dgn pisau.
5. Uji tetrasiklin
pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yg akan
masuk kedalam kanalikuli. Setelah
dibersihkan, dengan menggunakan sinar
ultraviolet dari lampu wood, tetrasiklin akan
memberikan fluoresensi.
6. Swab kulit
kulit dibersihkan dengan eter lalu dilekatkan
selotip dan diangkat dengan cepat. Selotip
dilekatkan pada gelas objek kemudian dipriksa
dengan mikroskop.
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
1. Permetrin. Merupakan obat pilihan untuk saat ini ,
tingkat keamanannya cukup tinggi, mudah
pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat
digunakan di kepala dan leher anak
usia kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan
cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam
kemudian dicuci bersih
2. Malation. Malation 0,5 % dengan daasar air
digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya
diberikan beberapa hari kemudian
3. Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %). Efektif terhadap
semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga
hari. Sering
terjadi iritasi dan kadang-kadang makin gatal
setelah dipakai
4. Sulfur. Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10
% secara umum aman dan efektif digunakan.
Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada
bayi. Obat ini digunakan pada malam hari
selama 3 malam. (Harahap, M, 2000).
5. Monosulfiran. Tersedia dalam bentuk lotion 25
%, yang sebelum digunakan harus ditambah 2
3 bagian dari air dan digunakan selama 2 3
hari. (Harahap, M, 2000).
6. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan).
Kadarnya1 % dalam krim atau losio, termasuk obat
pilihan karena efektif
terhadap semua stadium, mudah digunakan dan
jarang terjadi iritasi.
Tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan
wanita hamil karena
toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian
cukup sekali, kecuali
jika masih ada gejala ulangi seminggu
kemudian.(Handoko, R, 2001).
7. Krotamiton 10 % dalam krim atau losio,
merupakan obat pilihan. Mempunyai 2 efek sebagai
antiskabies dan antigatal.(Handoko, R, 2001).
EDUKASI