Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Ajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis,
(Ahmadi, 2010 : 159).
Bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang mengacu pada
kurikulum yang digunakan dalam rangka mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditentukan, (Lestari, 2013: 2).
Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks)
yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi
yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran
dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Misalnya, buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar
audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya (Prastowo, 2014: 17).
Menurut Abdul Majid (2006 : 170) Sumber belajar ditetapkan sebagai
informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai media, yang dapat
membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya
tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau
kombinasi berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.
Bahan pembelajaran adalah seperangkat bahan bermuatan materi atau isi
pembelajaran yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan
menurut pendapat ahli lainnya bahan ajar adalah informasi, alat, dan teks yang
diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran. Pandangan-pandangan tersebut juga dilengkapi
oleh Pannen dalam (Prastowo, 2014: 17) yang mengungkapkan bahwa bahan
ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis,
yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

8
9

2. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar


Bahan ajar disusun dengan tujuan :
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
b. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Manfaat bagi guru :

a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik,
b. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk
diperoleh,
c. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai
referensi,
d. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis
bahan ajar,
e. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan
peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada
gurunya,
f. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

Manfaat bagi peserta didik :

a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.


b. Kesempatan untuk belajar harus disusun secara mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru.
c. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.
(Ahmadi, 2010 : 160)
10

3. Jenis Bahan Ajar


Menurut Amri dan Ahmadi (2010 : 161) jenis bahan ajar juga harus
disesuaikan dulu dengan kurikulumnya, setelah itu barulah dibuat rancangan
pembelajarannya. Berikut ini salah satu jenis bahan ajar berdasarkan
bentuknya, meliputi:
a. Bahan ajar pandang (visual) yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam
kertas, yang berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian
informasi. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed)
seperti Handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,
foto/gambar dan bahan non cetak (nonprinted) seperti model/maket.
b. Bahan ajar dengar (audio), yakni semua sistem yang menggunakan sinyal
radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang
atau sekelompok orang. Contohnya seperti kaset, radio, piringan hitam dan
compact diskaudio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak
secara seuensial. Contohnya video compact disk dan film.
d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material), yakni
kombinasi dari dua atau lebih media yang oleh penggunanya dimanipulasi
atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan/atau perilaku
alami suatu presentasi. Contohnya compact disk interactive dan bahan ajar
berbasis web (web based learning materials).

4. Fungsi Bahan Ajar


Bahan ajar memiliki fungsi dalam pembelajaran dan berpengaruh
terhadap proses pendidikan. Bahan ajar dapat mempengaruhi kualitas
pembelajaran termasuk kualitas hasil belajar. Oleh karena itu, bahan ajar
memiliki fungsi dalam pembelajaran dan memegang peranan yang sangat
strategis dan turut menentukan tercapainya tujuan pendidikan.
Menurut Hamdani (2011 : 121) dalam bukunya disebutkan bahwa bahan
ajar berfungsi sebagai :
a. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa.
11

b. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam


proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari atau dikuasainya.
c. Alat evaluasi pencapaian atau penugasan hasil pembelajaran.

B. Handout
1. Pengertian Handout
Handout adalah bahan ajar yang sangat ringkas. Bahan ajar ini
bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar
dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini
diberikan kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat mengikuti
proses pembelajaran (Prastowo, 2011: 79).
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru
untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout termasuk media
cetakan yang meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk
pengajaran dan informasi belajar yang biasanya diambil dari beberapa
literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau
kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik
(Depdiknas, 2008: 12).
Uraian bahan ajar yang ada dalam kurikulum atau persiapan mengajar
(GBPP/silabus, SAP/RPP), bisa berupa ringkasan dari bahan terurai yang ada
dalam buku teks. Bahan dasar bagi gadik/instruktur dan peserta didik untuk
kemudian diperdalam dan diperluas baik dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan
di laboratorium, kegiatan lapangan, maupun melalui kajian atas buku sumber
wajib dan referensi.
Handout atau HO adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada
mahasiswa ketika mengikuti kegiatan perkuliahan. HO dimaksudkan untuk
memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran
sebagai pegangan bagi mahasiswa. HO dapat digunakan untuk beberapa kali
pertemuan sangat tergantung dari disain dan lama waktu untuk penyelesaian
satuan perkuliahan tersebut, (Cholifah : 2010).
Menurut Nurmaningsih (Ristyastini, 2012) handout adalah selebaran
tertulis tentang materi pelajaran yang diedarkan kepada siswa secara cuma-cuma
sebagai bahan penjelasan yang dapat berupa skema, diagram, rangkuman
12

terbatas, maupun contoh-contoh perhitungan yang dapat memudahkan


pemahaman siswa tentang konsep yang diberikan sehingga siswa dapat belajar
lebih efisien. Menurut Chai – Chairi (Diar Achda : 2013 ) Handout termasuk
media cetak yang meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk
pengajaran dan informasi belajar, biasanya diambil dari beberapa literatur yang
memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau kompetensi dasar dan
materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Katrin (1996:170, dalam Diar Achda, 2013) Handout adalah catatan yang
dibuat oleh guru yang digandakan dan dibagikan kepada siswa yang melingkupi
pokok-pokok penting pelajaran, jadwal pelajaran, tujuan pelajaran, tugas atau
pekerjaan rumah dan sumber referensi.
Slide presentasi power point diberikan kepada siswa sebelum sesi kelas
sebagai handout yang download, dan diselenggarakan dengan cara berikut. Tiga
tingkat kelengkapan handout adalah: lengkap, mengisi kosong, dan tidak
lengkap. Handout lengkap didefinisikan sebagai slide power point yang berisi
semua konsep untuk presentasi dengan tidak ada informasi baru yang
diperkenalkan secara lisan oleh instruktur, handout ini persis mencerminkan
slide presentasi. Secara teoritis, pencatatan tidak akan diperlukan dan siswa
akan bebas untuk mendengarkan instruktur tanpa gangguan dari pencatatan.
Handout isian kosong didefinisikan sebagai slide power point yang 75% selesai,
dengan kosong yang dipilih, ditandai dengan garis bawah, dimana siswa akan
perlu mengisi kata yang hilang atau konsep. Handout yang tidak lengkap
didefinisikan sebagai slide power point yang berisi 50% dari informasi untuk
presentasi, memerlukan pencatatan untuk mengisi kesenjangan konten dan
memperluas konsep. Handout yang tersebut biasanya dibangun sebagai judul
poin-poin, membutuhkan siswa untuk mengisi informasi tambahan, (Nelson,
2013 : 36).
2. Unsur-unsur Handout
Handout sebagai salah satu bentuk bahan ajar memiliki struktur yang
terdiri atas dua unsur yaitu judul dan informasi pendukung. Adapun kedua
unsur yaitu pertama identitas handout. Unsur ini terdiri atas nama sekolah,
kelas, nama mata pelajaran , pertemuan ke-, handout ke -, jumlah halaman dan
mulai berlakunya handout. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah
13

kepedulian, keinginan dan keterampilan pendidik dalam menyajikan materi.


Ketiga hal inilah yang sangat menentukan kualitas handout.
Menurut Adriani, dalam Prastowo (2011 : 83) bahwa handout dapat
berisi penjelasan, pertanyaan dan kegiatan para peserta didik, dan pemberian
umpan balik maupun langkah tindak lanjut. Sehingga, handout menjadi bahan
ajar yang bisa diperkaya dengan berbagai macam fungsi, salah satunya sebagai
alat evaluasi.
3. Langkah-langkah penyusunan Handout
Dalam menyusun handout, maka handout tersebut paling tidak harus
mengandung beberapa komponen, seperti menuntun pembicaraan secara teratur
dan jelas, berpusat pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat, serta grafik
dan tabel yang sulit digambar oleh pendengar dapat dengan mudah didapat.
Menurut Prastowo (2011 : 86) adapun langkah-langkah penyusunan
handout adalah sebagai berikut:
a. Melakukan analisis kurikulum.
b. Tentukan judul handout dan sesuaikan dengan kompetensi dasar serta materi
pokok yang akan dicapai.
c. Kumpulkan referensi sebagai bahan penulisan usahakan refrensi yang
digunakan terkini dan relevan dengan materi pokoknya.
d. Dalam menulis, usahakan agar kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang.
e. Evaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang.
f. Perbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan.
g. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout,
misal buku, majalah, internet, atau jurnal hasil penelitian.
Berdasarkan pendapat diatas dapat kita ketahui bahwa dalam pembuatan
handout perlu mengikuti beberapa langkah-langkah penyusunannya, hal ini
dimaksudkan agar handout yang dibuat dapat lebih menarik dan relevan
dengan kebutuhan yang siswa dalam pembelajaran.
4. Manfaat dan Tujuan Pembuatan handout
Menurut Steffen dan Peter Ballstaedt yang dikutip dalam bukunya
Prastowo (2011: 80), fungsi handout antara lain:
a. Membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat,
b. Sebagai pendamping penjelas pendidik,
c. Sebagai bahan rujukan peserta didik,
14

d. Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar, pengingat pokok-pokok


materi yang diajarkan,
e. Memberi umpan balik, dan
f. Menilai hasil belajar.
Penyusunan handout dalam kegiatan pembelajaran memiliki beberapa
manfaat, di antaranya memudahkan peserta didik saat mengikuti proses
pembelajaran, serta melengkapi kekurangan materi, baik materi yang diberikan
dalam buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan oleh pendidik,
(Prastowo, 2011: 81).
Menurut Andi Prastowo (2011: 80) dalam fungsi pembelajaran,
pembuatan handout memiliki beberapa tujuan, yaitu:
a. Untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi
pembelajaran sebagai pegangan bagi peserta didik;
b. Untuk memperkaya pengetahuan peserta didik; dan
c. Untuk mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari pendidik.

C. Guided Note Taking (GNT)


1. Pengertian Guided Note Taking (GNT)
Guide Note Taking adalah metode pembelajaran dimana anda
menyediakan formulir atau lembar yang telah dipersiapkan. Lembar ini
menginstruksikan siswa untuk membuat catatan sewaktu anda mengajar. Gerak
fisik yang minimal seperti ini pun akan melibatkan siswa ketimbang jika kita
sekedar menyediakan buku pegangan yang lengkap. Ada bermacam metode
untuk membuat catatan secara terarah. Yang paling sederhana di antaranya
adalah mengisi bagian-bagian yang kosong (Silberman, 2012: 123).
2. Langkah - Langkah Guided Note Taking
Langkah-langkah Guide Note Taking menurut Silberman (2012: 123)
adalah guru menyiapkan catatan yang memuat tentang keseluruhan materi
pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Beberapa bagian yang
penting dari catatan tersebut sengaja dikosongkan. Selanjutnya, sebelum
pelajaran berlangsung lembar catatan tersebut dibagikan kepada peserta didik
dan dijelaskan bahwa ada beberapa catatan yang sengaja dikosongkan dan harus
diisi siswa saat guru menyampaikan materi dengan metode ceramah.
15

Adapun langkah – langkah pembelajaran metode Guided Note Taking


menurut (Suprijono, 2009: 105) adalah sebagai berikut :
a. Memberi bahan ajar misalnya berupa handout kepada siswa.
b. Materi ajar disampaikan dengan metode ceramah.
c. Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-
bagian yang kosong dalam handout tersebut, misalnya dengan
mengosongkan istilah atau definisi atau bisa dengan cara menghilangkan
beberapa kata kunci.
d. Menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian yang kosong dalam handout
memang sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi mengikuti
pembelajaran.
e. Selama penyampaian materi berlangsung peserta didik diminta mengisi
bagian-bagian yang kosong.
f. Setelah penyampaian materi dengan ceramah selesai, mintalah kepada
peserta didik membacakan handoutnya.

Dari beberapa pendapat mengenai langkah-langkah guide note taking diatas,


maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Menyiapkan catatan yang memuat tentang keseluruhan materi pembelajaran
yang harus dikuasai oleh peserta didik dan beberapa bagian yang penting dari
catatan tersebut sengaja dikosongkan.
b. Kegiatan Inti
Tahap I Membagikan lembar catatan tersebut kepada peserta didik.
Tahap II Menjelaskan bahwa ada beberapa catatan yang sengaja
dikosongkan dan harus diisi siswa saat guru menjelaskan materi
tersebut.
Tahap III Menyampaikan materi dengan metode ceramah.
c. Penutup
Setelah penyampaian materi dengan ceramah selesai, mintalah kepada
peserta didik membacakan lembar catatannya.
16

3. Kelebihan dan Kelemahan Guided Note Taking


Menurut Mutaqien (2009 : 1) kelebihan-kelebihan strategi Guided Note Taking
adalah sebagai berikut:
a. Metode pembelajaran ini cocok untuk kelas besar dan kecil.
b. Metode pembelajaran ini dapat digunakan sebelum, selama berlangsung, atau
sesuai kegiatan pembelajaran.
c. Metode pembelajaran ini cukup berguna untuk materi pengantar.
d. Metode pembelajaran ini sangat cocok untuk materi-materi yang
mengandung fakta-fakta, sila-sila, rukun-rukun atau prinsip-prinsip dan
definisi-definisi.
e. Metode pembelajaran ini mudah digunakan ketika peserta didik harus
mempelajari materi yang bersifat menguji pengetahuan kognitif.
f. Metode pembelajaran ini cocok untuk memulai pembelajaran sehingga
peserta didik akan terfokus perhatiannya pada istilah dan konsep yang akan
dikembangkan dan yang berhubungan dengan mata pelajaran untuk
kemudian dikembangkan menjadi konsep atau bagan pemikiran yang lebih
ringkas.
g. Metode pembelajaran ini dapat digunakan beberapa kali untuk merangkum
bab-bab yang berbeda.
h. Metode pembelajaran ini cocok untuk menggantikan ringkasan yang bersifat
naratif atau tulisan naratif yang panjang.
i. Metode pembelajaran ini dapat dimanfaatkan untuk menilai kecenderungan
seseorang terhadap suatu informasi tertentu.
j. Metode pembelajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, karena
memberikan kesempatan mengembangkan diri, fokus pada handout dan
materi ceramah serta diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri
dengan menemukan (discovery) dan bekerja sendiri.

Di samping memiliki kelebihan, strategi Guided Note Taking juga memiliki


beberapa kelemahan, sebagai berikut:
a. Jika Guided Note Taking digunakan sebagai metode pembelajaran pada
setiap materi pelajaran, maka guru akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
17

b. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang


panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
ditentukan.
c. Kadang-kadang sulit dalam pelaksanaan karena guru harus mempersiapkan
handout atau perencanaan terlebih dahulu, dengan memilah bagian atau
materi mana yang harus dikosongkan dan pertimbangan kesesuaian materi
dengan kesiapan siswa untuk belajar dengan metode pembelajaran tersebut.
d. Guru-guru yang sudah terlanjur menggunakan metode pembelajaran lama
sulit beradaptasi pada metode pembelajaran baru.
e. Menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi dari standar
yang telah ditetapkan.
f. Biaya untuk penggandaan hand-out bagi sebagian guru masih dirasakan
mahal dan kurang ekonomis.
4. Manfaat Metode Guided Note Taking
Manfaat metode guided note taking adalah:
a. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima
(reaktif).
b. Membuat siswa tertarik untuk mendapatkan informasi atau menguasai
keterampilan guna menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka,
(Silberman, 2012: 116).
c. Dapat dikembangkan untuk mengetahui stock of knowledge peserta didik.
d. Membuat metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian siswa.
e. Membuat peserta didik tetap berkonsentrasi dari awal sampai akhir
pembelajaran (Suprijono, 2009: 105).
f. Membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar.

D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil belajar siswa, yang menjadi indikator
kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan (Mulyasa,
2008 : 248). Dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa indikator
keberhasilan, bahwa proses belajar mengajar tersebut dikatakan berhasil
apabila:
18

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi


tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau intruksional khusus
(TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun
kelompok, akan tetapi indikator yang baik dipakai sebagai tolak ukur
keberhasilan adalah daya serap (Djamarah, dkk, 2010 : 120).
Kegiatan belajar dan mengajar sasarannya adalah hasil belajar, jika cara
dan motivasi belajar baik, maka diharapkan hasil belajarnya juga baik. Adapun
pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh Sudjana (2012 : 34) bahwa
hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima
pengalaman belajar. Istilah hasil belajar tersusun atas dua kata, yakni: “hasil”
dan “belajar”. Menurut Hasan Alwi (2003) “hasil” berarti sesuatu yang
diadakan (dibuat, dijadikan) oleh suatu usaha, sedangkan “belajar” mempunyai
banyak pengertian diantaranya adalah belajar merupakan perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang setelah melalui proses, (Mappease, 2009 : 3).
Fungsi atau kegunaan hasil belajar, yaitu kurikuler (alat pengukur
ketercapaian tujuan mata pelajaran), instruksional (alat ukur ketercapaian tujuan
proses belajar mengajar), diagnostik (mengetahui kelemahan siswa,
penyembuhan atau penyelesaian berbagai kesulitan belajar siswa), placement
(penempatan siswa sesuai dengan bakat dan minatnya, serta kemampuannya),
(Saifuddin, 2014 : 170).
Kriteria keberhasilan suatu pembelajaran itu dapat dilihat dari segi
proses pembelajaran dan segi hasil dari pembelajaran. Dari segi proses,
pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar (70%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental,
maupun sosial dalam proses pembelajaran di samping menunjukkan kegairahan
belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada
diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan
berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri siswa
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebesar (70%), (Mulyasa, 2008 : 131).
2. Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi proses belajar mengajar serta mempengaruhi hasil
belajar siswa. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor
19

utama yakni faktor dari dalam diri siswa (kemampuan) dan faktor yang datang
dari luar diri siswa (lingkungan). Faktor kemampuan siswa besar sekali
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan
Purwanto (2011: 102), bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh
faktor yang ada pada organisme itu sendiri (faktor individual) dan faktor yang
ada di luar individu (faktor sosial). Faktor individual antara lain faktor
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi,
sedangkan faktor luar yaitu faktor sosial seperti keluarga/keadaan rumah
tangga, guru dan cara mengajarnya, alat -alat yang dipergunakan dalam
pembelajaran, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, serta motivasi sosial.
Menurut Djamarah, dkk (2010: 123), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar adalah tujuan, guru, siswa, kegiatan pengajaran, alat
evaluasi, bahan evaluasi dan suasana evaluasi.

E. Konsep Pembelajaran
1. Sistem Ekskresi pada Manusia
Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa metabolisme
(metabolit) yang sudah tidak berguna atau berbahaya jika di simpan di
dalam tubuh. Sistem ekskresi pada manusia meliputi ginjal, hati, paru-paru,
dan kulit, (Irnaningtyas, 2013 : 371).
a. Ginjal
Ginjal terletak di dalam rongga perut bagian belakang. Ginjal berfungsi
menyaring zat –zat sisa yang terkandung dalam darah. Zat- zat yang tidak
berguna akan dikeluarkan bersama urine. Ginjal tersusun atas kulit ginjal
(korteks), sumsum ginjal (medulla) dan rongga ginjal (pelvis), (Edie : 2013).
Tiga Tahapan Pembentukan Urine:
 Filtrasi
Proses ini terjadi di glomerulus. Cairan yang tersaring ditampung oleh
simpai Bowman. Cairan yang tertampung di simpai Bowman disebut
urine primer atau filtrate glomerulus.
20

 Reabsorbsi
Proses penyerapan kembali zat-zat yang masih dapat diperlukan oleh
tubuh ini terjadi di tubulus kontortus proksimal. Cairan yang dihasilkan
dari proses reabsorbsi disebut urine sekunder atau filtrate tubulus. Bahan-
bahan yang diserap kembali oleh tubula proksimal dikembalikan
kepada darah hamparan kapiler sekeliling tubul tersebut. Tidak semua
solut dalam filtrat nefrik diambil kembali oleh tubul proksimal.
Sekitar 50% dari limbah nitrogen, urea, tetap tertinggal, (Kimball, : 573)
 Augmentasi
Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal dan juga di saluran
pengumpul. Cairan yang dihasilkan sudah berupa urine sesungguhnya.
Tubula proksimal dan distal adalah tempat sekresi yang paling umum.
Sekresi adalah suatu proses yang sangat selektif yang melibatkan
transport pasif maupun transpor aktif, (Campbell, : 117).
b. Hati
Hati berfungsi menghasilkan empedu yang mengandung zat sisa dari
perombakan eritrosit dalam limpa dan menghasilkan ureum yang
mengandung zat sisa dari metabolisme protein.
c. Paru-paru
Paru –paru berfungsi mengeluarkan uap air dan karbon dioksida. Untuk
membuktikan bahwa paru- paru mengeluarkan karbon dioksida
menggunakan air kapur.
d. Kulit
Kulit terdiri atas lapisan kulit ari (epidermis), kulit jangat (dermis) dan
jaringan bawah kulit (subkutan). Pada lapisan epidermis terdiri atas
lapisan tanduk yang selalu mengelupas karena sel – selnya mati.

2. Kelainan dan penyakit yang menyerang sistem ekskresi


a. Nefritis : Peradangan pada nefron.
b. Albuminuria : Penyakit ini ditandai adanya albumin atau protein dalam
urine.
c. Hematuria : Kelainan pada ginjal yang ditandai adanya sel- sl darah merah
dalam urine.
21

d. Diabetes mellitus : Keadaan yang ditandai adanya glukosa di dalam air


kencing.
e. Diabeter insipidus : Penyakit ini ditandai dengan pengeluaran urine yang
berlebihan ( 20 – 30 kali normal).
f. Batu ginjal : Disebabkan karena adanya endapan dari garam kalsium
dalam ginjal.
g. Gagal ginjal : Keadaan salah satu atau kedua ginjal tidak dapat berfungsi
lagi.
h. Pleuritis : Adanya peradangan pada selapus paru- paru (pleura) yang
disebabkan oleh infeksi bakteria.
i. Albino : Kelainan pada kulit yang disebabkan kekurangan pigmen.
j. Serosis hati : Penyakit hati yang kronis yang menyebabkan hati tidak
berfungsi.
(Kusumawati, 2012 : 45)

3. Sistem Ekskresi Pada Hewan


Metabolisme menghasilkan zat sisa yang harus diekskresikan dari tubuh.
Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengekskresikan sisa
metabolisme.
a. Ekskresi pada Invertebrata
1) Sistem Ekskresi Protozoa
Pengeluaran sisa-sisa metabolisme protozoa dilakukan melalui
membrane sel secara difusi. Protozoa mempunyai organel ekskresi
berupa vakuola berdenyut.
2) Sistem Ekskresi Coelenterata dan Porifera
Pada porifera dan coelenterata, pengeluaran sisa metabolisme
berlangsung secara difusi, dari sel tubuh ke epidermis, lalu dari
epidermis ke lingkungan hidupnya yang berair.
3) Sistem Ekskresi Cacing Pipih
Pengeluaran sisa metabolisme pada cacing pipih dan cacing pita
dilakukan dengan selenosit yang disebut juga protonefridium atau sel
api.
22

4) Sistem Ekskresi Cacing Tanah


Alat ekskresi cacing tanah adalah sepasang metanefridium berbentuk
tabung yang terdapat di setiap segmen tubuhnya.
5) Sistem Ekskresi Insecta
Insecta mempunyai alat ekskresi yang disebut pembuluh Malpighi.
Pembuluh Malpighi melekat pada ujung anterior usus belakang.

b. Sistem Ekskresi pada Vertebrata


Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Tiga tipe
ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros.
Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio vertebrata
selain mamalia, embrio berudu dan larva Amphibia yang lain. Selama
perkembangan embrio amniota dan selama metamorphosis Amphibia,
pronefros digantikan oleh mesonefros. Mesonefros adalah ginjal pada
embrio sebagian vertebrata, ikan dewasa, dan Amphibia dewasa. Pada
Reptilia, burung, dan mamalia dewasa, mesonefros akan berubah menjadi
metanefros selama masa perkembangan embrio, (Edie : 2013).

Anda mungkin juga menyukai