Anda di halaman 1dari 19

Erna Lufiana

Sabtu, 30 April 2016

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN PKN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu aspek penting dalam pembelajaran adalah materi pembelajaran. Materi
pembelajaran adalah sesuatu yang menepati tempat penting didalam sebuah kurikulum. Semakin
baik materi pembelajaran maka menjadikan murid semakin mudah dalam memahami pelajaran.
Apabila pemahamannya baik maka prestasi siswa akan meningkat. Jika prestasi siswa meningkat,
maka meningkat pula pendidikan di Indonesia ini.

Materi pembelajaran yang dipilih seoptimal mungkin dapat membantu peserta didik dalam
mencapai standar materi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan dan perlakuan terhadap materi pembelajaran
tersebut.

Materi pembelajaran perlu dikembangkan lebih lanjut oleh guru. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan pemahaman siswa, dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena
materi menarik minat siswa.

Pada kenyatannya banyak guru yang belum dapat mengembangkan materi pembelajaran.
Sehingga pembelajaran tidak menarik bagi siwa. Selain itu, pembelajaran menjadi membosankan.
Pada pembelajaran PKN yang ditekankan adalah bagaimana agar siswa mau mengamalkan pancasila
dalam kehidupan sehari-harinya. Jika guru tidak pandai mengemas materi pembelajaran maka siswa
akan bosan.

Guru harus memilih sumber ajar yang baik untuk siswanya. Buku ajar berupa buku maupun
elektronik. Dari buku misalnya modul, Lembar Kerja Siswa dan lain-lain. Dari elektonik misalnya
media pendukung seperti proyektor dan lain-lain.

Dengan pengembagan pembelajaran yang baik diharapkan siswa dari pembelajaran PKN
dapat melahirkan manusia-manusia pancasila yang sadar dan taat akan hokum. Jika pembelajaran
PKn berhasil, maka Indonesia akan menjadi masyarakat madani yang sejahtera dan bersatu sesuai
dengan pancasila. Selain itu, akan menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkarakter
sesuai dengan impian bapak proklamator kita yakni Ir. Soekarno.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian konsep dasar bahan ajar serta apa kegunaanya?

2. Apa aspek-aspek ruang lingkup materi pembelajaran PKN MI?

3. Bagaimana pengembangan materi/ bahan ajar PKN MI?

C. Tujuan Pembahasan Masalah

1. Untuk menjelaskan konsep dasar bahan ajar sera kegunaanya dalam pembelajaran PKN di MI/SD.

2. Untuk menngetahui aspek-aspek ruang lingkup materi pembelajaran PKN MI.

3. Untuk memaparkan pengembangan materi/ bahan ajar PKN MI.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Bahan Ajar dan Kegunaanya

Secara garis besar definisi konsep adalah suatu hal umum yang menjelaskan atau
menyusun suatu peristiwa, objek, situasi, ide, atau akal pikiran dengan tujuan untuk memudahkan
komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir lebih baik. Pengertian lainnya
mengenai konsep ialah abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata
atau simbol. Konsep dinyatakan juga sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai
macam karakteristik. Pengertian konsep juga dikemukakan oleh beberapa ahli.[1]

Singarimbun dan Effendi menyatakan bahwa pengertian konsep adalah generalisasi dari
sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena
yang sama.” Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang
dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita
memakainya.[2]

Menurut National Centre for Competency Based Training, pengertian bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Bahan yang dimaksudkan dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.
Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun
secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta suatu lingkungan atau
suasana yang memungkinkan siswa belajar. Menurut Panen mengungkapkan bahwa bahan ajar
merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru
dan peserta didik dalam proses pembelajaran.[3]

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) bahan ajar merupakan informasi, alat
dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran.

Menurut Sudjana bahan ajar merupakan suatu pendekatan yang digunakan oleh seorang guru
atau pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui tahapan-tahapan tertentu sehingga
siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahan ajar adalah secara garis besar terdiri dari
pengetahuan keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah di tentukan.

Menurut Wingkel bahan ajar adalah bahan yang digunakan untuk belajar dan mencapai
tujuan intruksional, dimana siswa harus melakukan sesuatu terhadap sesuatu menurut perilaku
tertentu.[4]

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktor
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar memiliki posisi amat penting
dalam pembelajaran, yakni sebagai representasi (wakil) dari penjelasan guru di depan kelas.
Keterangan-keterangan guru, uraian-uraian yang harus disampaikan guru, dan informasi yang harus
disajikan guru dihimpun di dalam bahan ajar. Dengan demikian, guru juga akan dapat mengurangi
kegiatannya menjelaskan pelajaran, memiliki banyak waktu untuk membimbing siswa dalam belajar
atau membelajarkan siswa.[5]

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahan ajar adalah kumpulan dari materi materi
pelajaran yang disusun dan dikemas secara sistematis baik berupa cetak maupun non cetak, yang
dapat digunakan dalam belajar dan pembelajaran.

Pengelompokan bahan ajar berdasarkan jenisnya dilakukan dengan berbagai


cara oleh beberapa ahli dan masing-masing ahli mempunyai kriteria sendiri-
sendiri pada saat mengelompokannya. Menurut Belawati bahan ajar
dikelompokan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu jenis bahan ajar cetak, noncetak, dan bahan
ajar display

1. Bahan Ajar Cetak

Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang digunakan dalam kertas,yang
dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Dari sudut
pandang teknologi pendidikan, bahan ajar dalam beragam bentuknya dikategorikan sebagai
bagian dari media pembelajaran. Sebagai bagian
dari media pembelajaran, bahan ajar cetak mempunyai kontribusi yang tidak
sedikit dalam proses pembelajaran. Salah satu alasan mengapa bahan ajar cetak masih
merupakan media utama dalam paket bahan ajar di sekolah-sekolah, karena
sampai saat ini bahan ajar cetak masih merupakan media yang paling mudah diperoleh dan
lebih standar dibanding program
komputer ,disamping memiliki kelebihan, bahan ajar cetak juga memiliki
kelemahan diantaranya yaitu tidak mampu mempresentasikan gerakan. Kategori bahan ajar
cetak diantaranya yaitu:

a. Modul

Terdiri dari bermacam-macam bahan tertulis yang digunakan untuk belajar


mandiri.

b. Handout

Merupakan bermacam-macam bahan cetak yang dapat memberikan informasi kepada


siswa. Handout ini terdiri dari catatan (baik lengkap maupun kerangkanya saja), tabel, diagram,
peta, dan materi-materi tambahan lain. Lembar kerja siswa Termasuk di dalamnya lembar kasus,
daftar bacaan, lembar praktikum, lembar pengarahan tentang proyek dan seminar, lembar kerja,
dll.

2. Bahan Ajar Non Cetak

American Hospital Association mencatat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis
bahan ajar noncetak sebagai berikut.Kelebihan dan Kekurangan Jenis Bahan Ajar Noncetak Jenis
Bahan Ajar Non Cetak Kelebihan Kekurangannya adalah sebagai berikut:

a. OHT (Overhead Transparancies)

a) Penggunaan proyektor yang dapat dioperasikan dapat di kontrol langsung oleh pengajar.

b) Hanya membutuhkan sedikit persiapan.

c) Persiapan mudah dan murah.

d) Khususnya bermanfaat untuk kelas besar.

e) Membutuhkan alat yang khusus untuk mengoperasikannya.

f) Proyektornya terlalu besar jika dibandingkan dengan proyektor lainya.Audio

g) Mudah dipersiapkan dengan menggunkan tape biasa.

h) Dapat diaplikasikan dihampir semua mata pelajaran

i) alatyang digunakan kompak, mudah dibawa, dan mudah dioperasikan.

j) Fleksibel dan mudah diadaptasi, baik secara sendiri atau terkait dengan bahan-bahan lainnya.

k) Mudah diperbanyak dan murah.

l) Ada kecendrungan penggunaannya berlebihan

m) Aliran informasi yang disampaikan sangat fixed.

b. . Video

a) Bermanfaat untuk menggambarkan gerakan, keterkaitan, dan memberikan dampak terhadap topic
yang dibahas.

b) Dapat diputar ulang.

c) Dapat dimasukan teknik film lain, seperti animasi.

d) Dapat dikombinasikan antara gambar diam dengan gerakan.

e) Ongkos produksinya mahal.

f) Tidak kompatibel untuk beragam format video.


c. Slide

a) Berwarna dan subjeknya asli.

b) .Mudah direvisi dan diperbaharui.

c) Dapat dikombinasikan dengan audio.

d) Dapat dimanfaatkan untuk kelompok atauindividu.

e) Membutuhkan alat khusus untuk mengoperasikannya.

f) Sekuen dapat terganggu jika dioperasikan secara individual.

c. Computer Based

a) Material Interaktif dengan siswa.

b) Dapat diadaptasi sesuai kebutuhan siswa.

c) Dapat mengontrol hardware media lain.

d) Memerlukan computer dan pengetahuan programmer.

e) Membutuhkan hardware khusus untuk proses pengembangan dan penggunaannya.

f) Hanya efektiv bila digunakan untuk penggunaan seseorang atau beberapa orang dalam kurun waktu
tertentu

d. Bahan Ajar Display

Pada umunya, bahan ajar display digunakan oleh guru pada saat

menyampaikan informasi kepada siswa di depan kelas. Jenis bahan ajar display

diantaranya adalah flipchart, adhesive, chart, poster, peta, foto, dan realita. .

B. Aspek-aspek Ruang Lingkup Materi Pembelajaran PKN MI

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa

meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan
jaminan keadilan
2. Norma, hukum dan peraturan

Meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim
hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional
3. Hak asasi manusia

Meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan
internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM
4. Kebutuhan warga Negara

Meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi,
Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan
atau kedudukan setiap warga Negara yang sama. Artinya setiap warga Negara dipandang sama.
5. Konstitusi Negara

Meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, serta Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6. Kekuasan dan Politik

Meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah
pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani,
sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi
7. Pancasila

Meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan
pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka. Dalam materi ini sekaligus menanamkan sikap-sikap pada anak
yang sesuai dengan sila dalam pancasila beserta butir-butirnya.
8. Globalisasi

meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak
globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.[6]

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di MI/SD meliputi aspek-aspek


sebagai berikut:

a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan,
kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tata tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah,
norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegaraan, sistem hukum dan peradilan nasional.
c. Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban masyarakat anggota
masyarakat, instrumen nasional dan instrumen HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan
HAM.

d. Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup gotong-royong, harga diri sebagai warga masyarakat,
kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama,
prestasidiri, persamaan kedudukan warga Negara.

e. Konstitusi negara, meliputi: proklamaasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-
konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.[7]

Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b)
konsistensi, dan (c) kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan
memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip
konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang
harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan
hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang
membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak
akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.[8]

Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa
hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi
: (a) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (b) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan
ajar, (c) memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar. Secara lengkap, langkah-
langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:

Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu
ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi
yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar
kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat
jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi
berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau
komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat,
inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.Materi jenis
prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah
menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.Materi pembelajaran
aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian.
Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.

Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi
yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur,
afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi
yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya.
Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi
tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap
jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem
evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan
adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan
metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.

Memilih sumber bahan ajar.Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah
menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari
berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.[9]

C. Pengembangan Materi atau Bahan Ajar PKN MI

Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat,
Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat,
Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama,
Prestasi diri, Persamaan kedudukan.

Warga negara. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan
konstitusi.

Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan
otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju
masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasarnegara dan ideologi negara, Proses
perumusan Pancasilasebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasiladalam kehidupan sehari-
hari, Pancasila sebagai ideologiterbuka;8.

Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi,
Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi
globalisasi. Pengembangan materi pembelajaran PKn hendaknya diarahkan pada ketentuan yang
telah ada dalam standar isi sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006. Pembelajaran
materi PKn harus pula mengacu pada tujuanyang telah dirumuskan dalam ketentuan Permendiknas
tersebut, yakni:

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalammenanggapi isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, danbertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter
masyarakatIndonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsalainnya.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturandunia secara langsung atau tidak langsung
denganmemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Selanjutnya, bagaimana pembelajaran materi PKn dapat dilakukan? Sebelum membahas tentang
persoalan ini terlebih dahulu perlu dikemukakan beberapa prinsip berkenaan dengan tujuan dan
metode pembelajaran. Tiap usaha pembelajaran (dalam arti membelajarkan siswa) sebenarnya
bertujuan untuk menumbuhkembangkan atau menyempurnakan pola perilaku atau kompetensi
tertentu dalam diri peserta didik.

Pola perilaku ialah kerangka dasar dari sejumlah kegiatan, yang lazim dilaksanakan manusia
untuk bertahan hidup dan untuk memperbaiki mutu hidupnya dalam situasi konkrit. Kegiatan itu
dapat berupa keterampilan intelektual seperti mengkaji, mengamati, menganalisis dan menilai
keadaan dengan daya nalar. Kegiatan pembelajaran dapat juga berupa kegiatan jasmani, yang
dilakukan dengan tenagadan keterampilan fisik. Namun, secara umum manusia bertindak secara
manusiawi apabila kedua jenis kegiatan tersebut dibuat secara terjalin dan sinergis.

Kegiatan jasmani seyogianya didukung oleh kegiatan intelektual, dan demikian juga
sebaliknya. Di samping menumbuhkan atau menyempurnakan pola perilaku, pembelajaran
bertujuan pula untuk menimbulkan kebiasaan. Kebiasaan dapat dirumuskan sebagai
keterarahan,kesiapsiagaan dalam diri manusia untuk melakukan kegiatanyang sama atau serupa
dengan cara yang lebih mudah, tanpa memeras dan menguras tenaga. Kebiasaan akan timbul justru
apabila kegiatan manusia berulang kali dengan sadar danpenuh perhitungan.

Dengan demikian, tujuan tiap pembelajaran ialah menimbulkan atau menyempurnakan


polalaku dan membina kebiasaan sehingga peserta didik terampilmenjawab tantangan situasi
kehidupan secara manusiawi. Dengan kata lain, pembelajaran ingin memekarkan kemampuan
berpikir dan kemampuan bertindak pada pesertadidik sehingga menghadapi keadaan apapun ia
cukup sanggup mengamati keadaan, menilai keadaan, dan menentukan sikap serta tindakannya
dalam keadaan tersebut. Kehidupan manusia dalam masyarakat modern dewasa ini sedang
mengalami perubahan yang begitu pesat. Oleh karena itu, pembelajaran di abad sekarang ini
hendaknya memperhatikan arus dan laju perubahan yang terjadi.

Pembelajaran perlu membina pola berpikir, keterampilan dan kebiasaan, yang terbuka dan
tanggap, yang mampu menyesuaikan diri secara manusiawi dengan perubahan. Kalau tujuan
pembelajaran adalah menumbuhkan dan menyempurnakan pola perilaku, membina kebiasaan dan
kemahiran menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah-ubah, maka metode pembelajaran
harus mampu mendorong proses pertumbuhan dan penyempurnaan pola perilaku, membina
kebiasaan, dan mengembangkan kemahiran untuk menyesuaikan diri.

Pembelajaran harus mampu membina kemahiran pada peserta didik untuk secara kreatif
dapatmenghadapi situasi sejenis, malah situasi yang baru samasekali atas cara yang memuaskan.
Pemikiran kreatif yangdapat menelurkan tindakan kreatif pula wajib dibina dalamtiap pembelajaran,
terutama pada jaman kita sekarang ini.[10]

Sejalan dengan lampiran Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru, maka kompetensi profesional guru di
jenjang sekolah dasar terhadap bidang Pendidikan Kewarganegaraan, sebagai berikut:

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran PKn yang diampu, yaitu:

a. Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, sikap, nilai, dan
perilaku yang mendukung kegiatan pembelajaran PKn.

b. Menguasai konsep dan prinsip kepribadian nasional dan demokrasi


konstitusional Indonesia, semangat kebangsaan dan cinta tanah air serta bela negara.

c. Menguasai konsep dan prinsip perlindungan, pemajuan HAM, serta penegakan


hukum secara adil dan benar.

d. Menguasai konsep, prinsip, nilai, moral, dan norma kewarganegaraan


Indonesia yang demokratis dalam konteks kewargaan negara dan dunia.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran PKn jenjang
sekolah dasar yang diampu, yaitu:

a. Memahami standar kompetensi mata pelajaran PKn SD/MI.

b. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran PKn SD/MI.


c. Memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn SD/MI.

3. Mengembangkan materi pembelajaran PKn yang diampu secara kreatif,

yaitu:

a. Memilih materi mata pelajaran PKn SD/MI yang seuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik.

b. Mengolah materi mata pelajaran PKn SD/MI secara integratif dan kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Modul kegiatan ini secara spesifik dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta diklat agar
memiliki beberapa kemampuan. Kemampuan-kemampuan yang dimaksud, sebagai berikut:

a) Memahami ruang lingkup dan tujuan mata pelajaran PKn.

b) Memahami standar isi mata pelajaran PKn untuk jenjang sekolah dasar.

c) Melakukan pemetaan konsep materi dan komponen kompetensi kewarganegaraan (civic


competence) mata pelajaran PKn.

d) Memilih materi esensial untuk mencapai kompetensi dasar mata pelajaran PKn.

e) Memilih media dan sumber bahan ajar yang relevan dengan kompetensi dasar dan indikator
tiap-tiap jenjang kelas SD.

f) Menerapkan penilaian pembelajaran PKn SD secara komprehensif.[11]

Salah satu asumsi dasar yang melandasi pengembangan materi pembelajaran ini yaitu bahwa
materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang terdapat dalam kurikulum atau
silabus masih merupakan bahan minimal yang harus dikembangkan oleh guru.

Pengembangan materi pembelajaran tersebut disesuaikan dengan tingkat pengembangan


kognitif dan afektif siswa, maupun umur siswa. Disamping itu juga harus mengacu pada tingkat
kedalaman dan kelulusan materi.

Ada 3 (tiga) macam pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan materi pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar, yaitu :

1. Pendekatan Expanding Community Approach

2. Pendekatan Pembentukan Konsep

3. Pendekatan Spiral

Pendekatan Expanding Community Approach


Expanding Community Approach adalah suatu pendekatan dalam pengembangan materi
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang berorientasi pada tingkat keluasan materi dengan mengacu
pada lingkungan sekitar, yaitu dari lingkungan yang :

1. Sempit ke yang luas,

2. Dari tingkat diri sendiri kepada tingkat keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara,

3. Dari materi yang sederhana kepada materi yang lebih komplek,

4. Dari materi yang kongkrit kepada materi yang lebih abstrak.

Contoh :

Pokok Bahasan : Persatuan

Pengembangan materinya menjadi :

1. Persatuan di tingkat keluarga;

2. Persatuan di tingkat sekolah;

3. Persatuan di tingkat masyarakat;

4. Persatuan di tingkat Kabupaten; tingkat Nasional dan sebagainya.

Pokok bahasan : Kebersihan

Pengembangan materinya menjadi :

1. Kebersihan pada diri sendiri;

2. Kebersihan di tingkat keluarga;

3. Kebersihan di tingkat sekolah;

4. Kebersihan di masyarakat.[12]

Pendekatan pembentukan konsep

1. Nama konsep: tertib

2. Ciri essensial:

a) Teratur.

b) Bersikap sesuai aturan.


c) Aman.

d) Tidak melanggar peraturan.

3. Ciri non essensial:

a) Dinamis

b) Tidak terlihat

4. Contoh positif:

a) Mengantri.

b) Menjaga kedamaian.

5. Contoh negatif:

a) Melanggar hukum

b) Menerobos antrian

Generalisasi : Tertib adalah salah satu sikap yang memiliki ciri ciri teratur, bersikap sesuai aturan,
siapa yang menganut prinsip tertib akan memiliki kehidupan yang aman dan tidak akan melanggar
peraturan, tertib adalah nilai yang dinamis dan tidak terlihat, contoh dari nilai tertib adalah
mengantri dan menjaga kedamaian, tertib bukanlah melanggar hukum[13] atau menerobos antrian.

Pendekatan Spiral

1. Domain Kognitif

POKOK BAHASAN : TERTIB

No Jenjang kognitif Indikator Bentuk pengembangan

1 Ingatan Menyebutkan/hapalan Siapa yang harus


melaksanakantata tertib di
lingkungan keluarga ?

2 Pemahaman -membedakan Apakah hakikat dari


menjalankan tata tertib?
-menghubungkan

-menemukan hakikat

3 Aplikasi/penerapan Contoh perbuatan, Berikan contoh tata tertib yang


kenyataan yang terjadi ada di lingkungan sekolah?
4 Analisis -menguraikan Apa yang akan terjadi jika kita
melanggar tata tertib dalam
-memerinci
kehidupan sehari-hari?
-memecahkan

5 Sintesa -menyimpulkan Mengingat kurangnya


perhatian para generasi muda
-merangkum
tentang pentingnya
-menyatukan melaksanakan tata terti. Apakah
dapat disimpulkan bahwa tata
tertib sudah benar-benar
diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari?

6 Evaluasi Menilai Bagaimana penilaian anda


tentangpentingnya tata tertib di
lingkungan rumah?

2. Domain Afektif

POKOK BAHASAN: TERTIB

No Jenjang afektif Indikator Bentuk pengembangan

1 Penerimaan Menerima nilai tertib Apakah anda dengan senang


(receiving) dengan senang hati hati akan melaksanakandan
menjaga ketertiban di kelas
ini?

2 Penanggapan Menanggapi secara Apa tanggapan anda tentang


(Responding) positif terhadap ketertiban yang ada di
pelaksanaan suatu nilai lingkungan sekitar anda?
tertib

3 Penghargaan (Valuing) Bangga dengan nilai Apakah usahamu membuat


tertib yang telah tertib teman teman di
dikembangkan dalam kelasmu sudah membuat
dirinya kamu bangga?

4 Pengorganisasian Merancang perbuatan Apa yang akan kamu lakukan


(Organizing) untuk melaksanakan nilai untuk menciptakan suasana
tertib tertib di kelas?

5 Karakterisasi Menjadikan nilai tertib Apakah didalam dirimu sudah


(Characterisation) sebagai karakter dalam ditanamkan nilai ketertiban?
dirinya

3. Domain Psikomotor Skill

POKOK BAHASAN: TERTIB

No Jenjang psikomotor Indikator Bentuk pengembangan


skill

1 Imitasi Meniru, mencontoh Menirukan contoh tertib di


perbuatan kelas

2 Manipulasi Menirukan perbuatan Tertib membuang sampah di


tanpa contoh tempatnya tanpa disuruh
sekalipun

3 Presisi Melakukan perbuatan Menjaga dan memelihara


dari hasil belajar ketertiban lingkungan

4 Artikulasi Melakukan perbuatan Membangun ketertiban dalam


dengan tujuan yang jelas kelas untuk tujuan bersama

5 Naturalisasi Melakukan perbuatan Ketertiban sudah menjadi kiblat


dengan sempurna untuk semua perlakuan dan
aktivitasnya
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktor dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar memiliki posisi amat penting dalam
pembelajaran, yakni sebagai representasi (wakil) dari penjelasan guru di depan kelas.

2. Aspek-aspek ruang lingkup materi pembelajaran PKn MI meliputi persatuan dan kesatuan, Hak Asasi
Manusia, Kebutuhan Warga Negara, Konstitusi Negara, Kekuasaan dan Politik, pancasila, dan
Globalisasi.

3. Pengembangan materi atau bahan ajar PKn MI dapat menggunakan tiga pendekatan yakni
pendekatan Expanding community approach, pendekatan konsep serta pendekatan spiral.

B. Saran

1. Kepada guru diharapkan dapat mengerti konsep bahan ajar secara baik dan benar, serta aspek-
aspek ruang lingkup materipembelajaran PKn MI sehingga kegiatan pembelajaran sesuai dengan
tujuan pkn.
2. Kepada pemerintah seharausnya dapat menfasilitasi proses pengembangan materi atau bahan ajar
Pkn sehingga pembelajaran akan lbih bermakna.

[1] http://www.kuliah.info/2015/05/konsep-adalah-apa-itu-konsep-ini.html, diakses tanggal


18 Maret 2016 pukul 22.04 WIB.

[2] http://www.kuliah.info/2015/05/konsep-adalah-apa-itu-konsep-ini.html, diakses tanggal


18 Maret 2016 pukul 22.04 WIB.

[3] http://www.kajianteori.com/2014/02/pengertian-bahan-ajar-menurut-ahli.html, diakses


tanggal 18 Maret 2016 pukul 22.10 WIB.

[4]http://pengembanganbahanjar.blogspot.co.id/2014/07/konsep-dasar-bahan-ajar.html,
diakses taggal 18 Maret 2016 pukul 22.20 WIB.

[5] http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master-22588-809745019%20-%20BAB
%20II.pdf, diakses tanggal 24 Maret 2016 pukul 17.46 WIB.

[6] https://arinil.wordpress.com/2011/01/30/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran-
pendidikan-kewarganegaraan-sdmi/. Diakses tanggal 18 Maret pukul 22.48 WIB.

[7]http://digilib.uinsby.ac.id/9656/4/bab%202.pdf. Diakses tanggal 18 Maret 2016 pukul


22.58 WIB.

[8] https://sdbanyuglugur.wordpress.com/2013/05/23/konsep-pengembangan-bahan-ajar/,
DIAKSES TANGGAL 25 Maret 2016 pukul 14.40 WIB.

[9] https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/04/konsep-pengembangan-bahan-ajar-
2/, diakses tanggal 25 Maret 2016 pukul 14.26 WIB.

[10]http://www.scribd.com/doc/100795850/Pembalajaran-PKN-SD#scribd. Diakses tanggal


18 Maret 2016 pukul 23.30 WIB.

[11] Materi, Struktur, Konsep, dan Keilmmuwan Pendidikan Kewarganegarann, (Jakarta:


Pusat Pengembanagan Profesi Pendidik, Kementrian pendidakan dan Kebudayaan, 2012) hal 4.

[12] http://irawidyastuti94.blogspot.co.id/2014/05/makalah-konsep-dasar-
pengembangan.html, diakses tanggal 25 Maret 2016 pukul 13.40 WIB.

[13] http://fitriaprilianti555.blogspot.co.id/2014/07/jenis-jenis-pendekatan-pkn.html,
diakses tanggal 25 Maret 2016 pukul 14.01 WIB.

Unknown di 05.12
Berbagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar


Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya
Unknown

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai