Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar, sebenarnya berada pada kondisi yang
baik, sebab secara sengaja atau tidak sengaja masing-masing pihak berada
dalam suasana belajar. Jadi guru walaupun dikatakan pengajar sebenarnya
tidak langsung juga melakukan belajar.
Peran guru dan peran siswa sangat berkaitan. Karena dalam
pembelajaran siswa melaksanakan aktivitas belajar yang sangat bervariasi
misalnya, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, mengamati guru
dalam mendemonstrasikan, melakukan latihan, membongkar dan memasang
kembali suatu bangunan, membaca, menulis, menggambar, mengejakan soal,
mengkaji bahan cetak, dan sebagainya. Hal tersebut menghendaki peran guru
yang lebih dari sekedar sebagai informatory atau penceramah saja.
Guru dalam menjalankan proses pembelajaran dibutuhkan suatu bahan
ajar karena digunakan untuk membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas. Dan dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil yang
pada umumnya disebut hasil pengajaran.

B.     Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari bahan ajar?
2. Apa saja karakteristik dari bahan ajar
3. Apa saja bentuk-bentuk dari bahan ajar?
4. Apa saja pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran?
C.    Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari bahan ajar
2. Agar mahasiswa dapat menyebutkan karakteristik dari bahan ajar
3. Agar mahasiswa dapat menyebutkan bentuk-bentuk dari bahan ajar.
4. Agar mahasiswa mengetahui apa saja pertimbangan pemilihan strategi
pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bahan Ajar1


Menurut Sungkono dkk (2003:1) Bahan ajar adalah seperangakat bahan
yang memuat materi atau isi pembelajaran yang “didesain” untuk mencapai
tujuan pembelajaran.[1] Suatu bahan ajar memuat materi, pesan atau isi mata
pelajaran. Dengan kata “didesain” dapat diketahui bahwa bahan ajar juga dapat
diwujudkan berupa media pembelajaran, alat peraga pembelajaran yang dapat
digunakan untuk belajar siswa dalam proses pembelajaran, dan sumber belajar
yang membantu guru dan siswa dalam pembelajaran. Ada dua bentuk bahan ajar
yaitu :
1.      Bahan ajar yang “didesain” lengkap, artinya bahan ajar yang memuat semua
komponen pembelajaran  secara utuh, meliputi: tujuan pembelajran atau
kompotensi yang akan dicapai, kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa,
materi pembelajaran, latihan dan tugas, evaluasi, dan tugas, evaluasi, dan umpan
balik. Contoh kelompok bahan ajar ini adalah, modul pembelajaran, audio
pembelajaran, video pembvelajaran, pembelajaran bebasis computer,
pembelajaran berbasis Web/internet.
2.      Bahan ajar yang “didesain” tidak lengkap, artinya bahan ajar yang didesain
dalam bentuk sumber belajar, media pembelajaran atau alat peraga yang
digunakan sebagai alat bantu ketika guru dan siswa melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Contoh kelompok bahan ajar ini meliputi, pembelajaran dengan
berbagai alat peraga, belajar dengan transparansi, belajar dengan buku teks, peta,
globe, model kerangka manusia, dan sebagainya. Misalnya, guru akan
mengajarkan materi tentang pulau-pulau besar di Indonesia. Peta dapat
diklarifikasikan sebagai bentuk desain bahan ajar yang berisi materi tentang
kepulauan Indonesia.

1 S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar,  Jakarta: Bina


Aksara, 1987, hal. 47
Bahan ajar perlu dikembangakan dan organisasi secara mantap dan matang
agar pembelajaran tidak melenceng dari tujuan yang hendak dicapai.

B.     Karakteristik Bahan Ajar


Pembelajaran mempunyai karakteristik yang sangat berbeda. Hal ini
disebabkan karena karakteristik  siswa  berbeda.  Secara  institusional  tujuan 
pembelajaran lebih kearah pengembangan potensi dasar para siswa , karena
potensi dasar ini sangat diperlukan untuk belajar dan pembelajaran pada  tingkat 
pendidikan  selanjutnya. Apabila  belajar  dan  pembelajarannya tidak
dilaksanakan  sebagaimana  mestinya,  sehingga  potensi  dasar  tidak 
berkembang dikhawatirkan menjadi penghambat bagi perkembangan    siswa
selanjutnya, khususnya  dalam  mengikuti  program-program  belajar dan 
pembelajaran. 
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka bahan ajar hendaknya memiliki 
karakteristik sebagaimana bahan ajar pada umumnya, seperti berikut ini:
1.      Bahan  pembelajaran  hendaknya  memiliki  karakteristik  dapat  
membelajarkan  sendiri  para siswa (self  instructional), artinya bahan ajar
mempunyai  kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya semua bahan
yang termuat di dalamnya dan diperlukan bagi pembelajaran siswa.
2.      Bahan ajar bersifat lengkap, sehingga memungkinkan siswa tidak  perlu 
lagi  mencari  sumber  bahan  lain.  Hal  ini  dimaksudkan  agar  tidak
mempersulit   siswa   dalam   belajar,   meskipun   pada   sisi   lain  
dapat   mematikan kreativitas  siswa.  Dengan  sifat  lengkap  bahan 
pembelajaran  juga  dapat  mengatasi kekurangan buku pelajaran.
3.      Bahan  pembelajaran  bersifat  fleksibel,  dapat  digunakan  baik  untuk
belajar   klasikal,   kelompok   dan   mandiri.  
4.      Desain   bahan   pembelajaran   dibuat   dalam   format   yang
sederhana  tidak  terlalu  kompleks  dan  detail,  yang  penting  bahan 
pembelajaran  mampu  merangsang perkembangan  seluruh  potensi 
dasar  siswa .  Misalnya, mengembangkan  potensi  berbahasa, 
berimajinasi,  berpikir  kritis,  aktif  dan  kreatif, dan potensi-potensi lain
yang mendasari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
tingkat pendidikan selanjutnya.
5.      Tampilan  bahan  pembelajaran  harus  menarik  perhatian  siswa.

C.    Bentuk Bahan Ajar


Dalam uraaian ini akan dibahas format bahan ajar  dalam  bentuk:  media 
sederhana,  media  grafis,  media  cetak,  media audio,  media  video,  dan  media 
berbasis  computer.
1.      Format media sederhana
Alat  peraga  visual  yang  digunakan  guru  sering  diambil  dari 
lingkungan sekitar yang relevan dengan materi pelajaran dan dalam
bentuk benda-benda nyata. Misalnya, batu-batuan, tumbuh-tumbuhan,
binatang yang diawetkan, dan benda-benda lainnya.
Alat peraga ini merupakan kelompok bahan ajar dengan format  tak
lengkap, karena hanya menampilkan desain visual belaka dan tidak
dilengkapi dengan komponen pembelajaran yang lain. Akan  tetapi  bila 
di  lingkungan  sekitar  tidak  didapatkan  alat  peraga,  maka guru 
berusaha  mengembangkan  alat  peraga sederhana,  asal  dapat  dan
mampu  membantu  menjelaskan  materi  pelajaran  yang  bersifat 
abstrak.  Misalnya, obyek,  specimen,  mock  up,  model  tiruan  (globe, 
kerangka  manusia),  bak  pasir, ritatoon   (gambar   cerita),   rotatoon  
(gambar   seri   yang   diputar),   herbarium, insektarium,    dan   
sebagainya.    Alat-alat    peraga    tersebut    nampaknya    masih
memungkinkan  untuk  dikembangkan  sebagai  bahan  ajar,  apalagi
efektivitasnya masih tinggi dalam menanamkan konsep/materi pelajaran
untuk siswa sekolah dasar. 
Kelebihan alat peraga sederhana diantaranya: 
a)      Mudah diperoleh di lingkungan sekolah
b)      Lebih realistis sehingga mudah dipahami
c)      Relatif murah, sehingga mampu dikembangkan oleh sekolah.
2.      Format Media Grafis
Media  grafis  adalah  betuk  bahan  pembelajaran  yang  didesain 
dalam  bentuk gambar  dan  tulisan  hasil  gambar  dan  tulisan  tangan. 
Guru  dapat  menggambar berbagai  bentuk  benda  yang  tidak 
mungkin  diperoleh  benda  aslinya  di  sekitar sekolah.  Guru  dapat 
menggambar  binatang  buas  yang  berbahaya  bila  dipelajari secara 
langsung.  Guru  dapat  menggambar  benda  planet  seperti  matahari, 
bulan, bintang  yang  jauh  di  langit,  dan  guru  dapat  menggambar 
benda-benda  lain  yang cocok dengan materi yang diajarkan.
Beberapa media pembelajaran yang termasuk kelompok media grafis
adalah sebagai berikut: Gambar/foto, Sketsa, Diagram, Bagan/Chart,
Grafik, Kartun, Poster, Peta dan Globe, Papan Flanel, Papan Buletin.
Kelebihan media grafis tidak ubahnya media  sederhana,  yaitu  mudah 
dibuat  sendiri  oleh  guru,  bahan  mudah  diperoleh di sekitar sekolah,
murah harganya dan terjangkau oleh sekolah.
3.      Format Bahan ajar Cetak
Bahan ajar dapat juga didesain dengan format  media cetak. Bahan ajar 
dengan  format  ini  lebih  menekankan  pada  teknis  produksi  media
melalui   proses   cetak   (printed   material).   Beberapa contoh media 
cetak  ini  antara  lain  surat  kabar,  majalah,  brosur,  makalah,  buku 
teks,  dan sebagainya.
Pada perkembangan di bidang pendidikan dan pembelajaran, media
cetak ini dimanfaatkan  untuk  pengembangan  bahan  pembelajaran  di 
sekolah. Bahan  pembelajaran  dengan  format  media  cetak  yang 
sekarang dikembangkan di sekolah-sekolah antara lain, buku pelajaran, 
modul pembelajaran, hand out, LKS (lembar kerja siswa), majalah
sekolah, dan sebagainya.
Kelebihan bahan ajar cetak antara lain: 
a)      Dapat untuk pembelajaran mandiri, 
b)      Dapat  melengkapi  kegiatan  pembelajaran  dengan  berbagai 
sumber bahan cetak, 
c)      Bahan  cetak  lebih  ekonomis,  bila  memuat  banyak 
gambar,  chart,  peta, diagram atau gambar lain, dibanding
dengan menyiapkan slide, film strip atau film. 
4.      Format bahan ajar audio
Media audio sangat berkaitan dengan indera  pendengaran. Ada
beberapa jenis media yang termasuk kelompok media audio, antara lain:
radio, tape rekorder, piringan hitam, laboratorium bahasa, CD audio
pembelajaran. Untuk pembelajaran  media  audio  yang  mungkin  dapat 
dikembangkan adalah dengan media rekam audio atau program kaset
audio. Program  kaset  audio  yaitu  suatu  program  instruksional  yang 
direkam  pada pita kaset audio yang dapat didengarkan kembali dengan
menggunakan alat penampil tape  recorder.  Kaset  audio  banyak 
digunakan  baik  untuk  program  berdiri  sendiri maupun untuk
mengiringi gambar-gambar proyeksi seperti gambar, foto, slide, film
strip  dan  bahan  cetak.  Kaset  audio  dapat  juga  dipakai  untuk 
belajar  klasikal, kelompok  dan  perorangan  seperti  di  laboratorium 
bahasa. 
Secara garis besar kelebihan media audio khususnya program kaset
audio adalah:
a)      Dapat mengembangkan daya imajinasi siswa
b)      Dapat merangsang partisipasi aktif siswa dalam belajar
c)      Dapat mengerjakan dan menyampaikan materi yang tidak
dapat disampaikan guru
d)     Khusus  radio  dapat  mengatasi  keterbatasan  ruang  dan 
waktu  karena  daya jangkaunya luas
e)      Khusus  media  rekaman  dapat  diputar  berulang,  dan  dapat 
dihapus  dan  diisi ulang
f)       Khusus laboratorium bahasa dapat digunakan belajar dan
melatih siswa untuk mendengar dan bicara dalam bahasa asing.
Agar  mendapat  program  audio  yang  baik  dan  berkualitas, 
maka  dalam pengembangan  media  audio  sebaiknya  dengan 
persiapan  yang  matang
5.      Format bahan ajar video
Media video adalah salah satu dari jenis media audio-visual. Media
audio-visual seperti film, televisi, slide suara, permaianan simulasi.
Video pembelajaran sebagai media audio-visual menampilkan pesan
gerak. Adapun pesan yang disampaikan harus bersifat fakta
(kejadian/peristiwa, dan berita) maupun fiktif (seperti cerita), bersifat
informatif, edukatif  maupun instruksional.
Kelebihan media video pembelajaran adalah: 
a)      Dapat menarik perhatian untuk periode yang singkat
b)      Menyajikan informasi dari para ahli/spesialis
c)      Informasi dapat dipersiapkan secara matang melalui proses
produksi
d)     Rekaman dapat diputar berulang-ulang
e)      Bisa  menyajikan  materi/objek  secara  dekat  dan  bergerak 
meskipun  objek adalah sesuatu yang berbahaya bagi siswa
f)       Peyajian dapat diatur, misalnya suara bisa dibesar atau
dikecilkan, tayangan bisa dihentikan dan dilanjutkan sesuai
kebutuhan.
6.      Format bahan ajar berbasis komputer
Perkembangan  teknologi  informatika  telah  menghasilkan  peralatan 
canggih yang  disebut  komputer. Bagi pembelajaran komputer dapat
juga dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan program
pembelajaran.

DASAR PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN


Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam
memilih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut
mesti berdasarkan pada penetapan.

1. Tujuan Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam
memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir
pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat
terwujud dengan menggunakan metode-metode pembelajaran. Tujuan
pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang
diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran
tertentu. Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus
digunakan guru. Misalnya, seorang guru Olahraga dan Kesehatan menetapkan
tujuan pembelajaran agar siswa dapat mendemontrasikan cara menendang bola
dengan baik dan benar. Dalam hal ini metode yang dapat membantu siswa-siswa
mencapai tujuan adalah metode ceramah, guru memberi instruksi, petunjuk, aba-
aba dan dilaksanakan di lapangan, kemudian metode demonstrasi, siswa-siswa
mendemonstrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar, selanjutnya
dapat digunakan metode pembagian tugas, siswa-siswa kita tugasi, bagaimana
menjadi keeper, kapten, gelandang, dan apa tugas mereka, dan bagaimana mereka
dapat bekerjasama dan menendang bola.

Dalam contoh ini, terdapat kemampuan siswa pada tingkat kognitif dan
psikomotorik. Demikian juga diaplikasikan kemampuan Afektif, tentang
bagaimana kemampuan mereka dalam bekerjasama dalam bermain bola dari
metode pemberian tugas yang diberikan guru kepada setiap individu.

Dalam silabus telah dirumuskan indikator hasil belajar atau hasil yang diperoleh
siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran. Terdapat empat komponen
pokok dalam merumuskan indikator hasil belajar yaitu:

a. Penentuan subyek belajar untuk menunjukkan sasaran relajar.


b. Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat
ditampilkan melalui peformnce siswa.
c. Keadaan dan situasi dimana siswa dapat
mendemonstrasikan performance nya
d. Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar.
Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran maka dapat
dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsur; Audience (peserta
didik), Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan situasi)
dan Degree (kualitas dan kuantítas hasil belajar).
2. Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat
mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada
aktifitas fisik saja akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau
aktivitas mental.

Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi materi pengajaran kepada
siswa, ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan adalah untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa. Sewaktu memberi materi pengajaran kelak guru tidak
kecewa dengan hasil yang dicapai siswa, untuk mendapat pengetahuan awal siswa
guru dapat melakukan pretes tertulis, tanya jawab di awal pelajaran. Dengan
mengetahui pengetahuan awal siswa, guru dapat menyusun strategi memilih
metode pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa.

Apa metode yang akan kita pergunakan? Sangat tergantung juga pada
pengetahuan awal siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan awal.
Pengetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang akan kita ajarkan, jika
siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman, maka
kemungkinan besar mereka belum dapat dipergunakan metode yang bersifat
belajar mandiri, hanya metode yang dapat diterapkan ceramah, demonstrasi,
penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, pratikum, bermain peran dan
lain-lain. Sebaliknya jika siswa telah memahami prinsip, konsep, dan fakta maka
guru dapat mempergunakan metode diskusi, studi mandiri, studi kasus, dan
metode insiden, sifat metode ini lebih banyak analisis, dan memecah masalah.

3. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan


Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa.
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga
meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara
terintegritas. Pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah,
program studi diatur dalam tiga kelompok. Pertama, program pendidikan umum.
Kedua, program pendidikan akademik. Ketiga, Program Pendidikan Agama, PKn,
Penjas dan Kesenian dikelompokkan ke dalam program pendidikan umum.
Program pendidikan akademik bidang studinya berkaitan dengan keterampilan.
Karena itu metode yang digunakan lebih berorientasi pada masing-masing ranah
(kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang terdapat dalam pokok bahasan.

Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominant dalam pokok bahasan tersebut,


maka metode demonstrasi yang dibutuhkan, siswa berkesempatan
mendemostrasikan materi secara bergiliran di dalam kelas atau di lapangan.
Dengan demikian metode yang kita pergunakan tidak terlepas dari bentuk dan
muatan materi dalam pokok bahasan yang disampaikan kepada siswa. Dalam
pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui di
antaranya:

a. Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru dan
siswa, siswa dengan siswa atau antara siswa dengan lingkungannya. Melalui
proses interaksi memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental
maupun intelektual.

b. Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang
memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan siswa
berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sndiri, sebab pengetahuan pada
dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar.

c. Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan. Proses
pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang apik
dan menarik dan pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni
dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber-sumber
belajar yang relevan.

d. Menantang
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara
maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa
ingin tahu siswa melalui kegiatan mencobaoba, berpikir intuitif atau
bereksplorasi.

e. Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan
siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa
untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Seorang guru harus dapat menunjukkan
pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan
demikian siswa akan belajar bukan hanya sekadar untuk memperoleh nilai atau
pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.

4. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang


Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran satu jam pelajaran
45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk
di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat
dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video
pembelajaran, film, dan sebagainya.
Metode pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti Bidang Studi Biologi,
metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan berarti metode lain
tidak kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu yang waktunya dialokasi
sekian menit untuk memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan.Kemudian
memungkinkan mempergunakan metode diskusi, karena dari hasil praktikum
siswa memerlukan diskusi kelompok untuk memecah masalah/problem yang
mereka hadapi.

5. Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu
mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar proses
belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan keberhasilan terutama
pengelolaan kelas dan penyampaian materi.

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila
mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa
kelas yang kecil-kecil cenderung tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua
pendapat ini bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita
membutuhkan biaya yang sangat besar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya
sering mutu pendidikan terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia
mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan. Pada sekolah dasar umumnya
mereka menerima siswa maksimal 40 orang, dan sekolah lanjutan maksimal 30
orang. Kebanyakan ahli pendidikan berpendapat idealnya satu kelas pada sekolah
dasar dan sekolah lanjutan 24 orang

Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah lebih
efektif, akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah memiliki banyak
kelemahan dibandingkan metode lainnya, terutama dalam pengukuran
keberhasilan siswa. Disamping metode ceramah guru dapat melaksanakan tanya
jawab, dan diskusi. Kelas yang kecil dapat diterapkan metode tutorial karena
pemberian umpan balik dapat cepat dilakukan, dan perhatian terhadap kebutuhan
individual lebih dapat dipenuhi.

6. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar


Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan
”Pengalaman adalah guru yang baik”, hal ini diakui di lembaga pendidikan,
kriteria guru berpengalaman, dia telah mengajar selama lebih kurang 10 tahun,
maka sekarang bagi calon kepala sekolah boleh mengajukan permohonan menjadi
kepala sekolah bila telah mengajar minimal 5 tahun. Dengan demikian guru harus
memahami seluk-beluk persekolahan. Strata pendidikan bukan menjadi jaminan
utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi pengalaman yang menentukan,
umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan masalah, memilih metode
yang tepat, merumuskan tujuan instruksional, memotivasi siswa, mengelola siswa,
mendapat umpan balik dalam proses belajar mengajar. Jabatan guru adalah
jabatan profesi, membutuhkan pengalaman yang panjang sehingga kelak menjadi
profesional, akan tetapi profesional guru belum terakui seperti profesional lainnya
terutama dalam upah (payment), pengakuan (recognize). Sementara guru diminta
memiliki pengetahuan menambah pengetahuan (knowledge esspecialy dan skill)
pelayanan (service) tanggung jawab (responsbility)dan persatuan (unity) (Glend
Langford, 1978).
Disamping berpengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan merupakan
syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru harus berhadapan dan
mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan sosial, guru
merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh anakanak didiknya.
Kewibawaan ada pada orang dewasa, ia tumbuh berkembang mengikuti
kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat, kewibawaan mudah luntur oleh
perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri sendiri masing-masing. Jabatan guru
adalah jabatan profesi terhomat, tempat orang-orang bertanya, berkonsultasi,
meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan sebagainya, ia mengayomi semua
lapisan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

B. Suryosubroto. 1983, Sistem Pengajaran dengan Modul, Jakarta: Bina Aksara,


Cece Wijaya, 1992, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran,
Bandung: Remaja Rosda Karya,
Departemen Pendidikan Nasional 2002, Teknik Belajar dengan Modul, Jakarta:
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
https://alisadikinwear.wordpress.com/2012/05/31/pemilihan-strategi-
pembelajaran/
S. Nasution, 1987 Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan
Mengajar,  Jakarta: Bina Aksara

Anda mungkin juga menyukai