Anda di halaman 1dari 18

BAHAN AJAR

Mata Kuliah : Perencanaan Pengajaran SD


Dosen Pengampu : Misyanto, M.Pd

Di Susun Oleh Kelompok 5:


Dian Retno Sari

13.23.014546

Kurnia Sari

13.23.014511

Sri Rahayu

13.23.014505

Mayang Analia

13.23.014528

Jehan Nortati

13.23.014508

Markus A Lay

12.23.14120

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD
2015

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas rahmat dan hidayah Allah
SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah sederhana ini dengan baik, namun
penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan karena itu, penulis
mengharapkan saran ataupun kritik dari para pembaca untuk kebaikan pada
makalah berikutnya.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
sudah ikut bekerja sama dalam pembuatan makalah ini, dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang bahan ajar. Amin

Palangka Raya, 17 September 2015

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................2
D. Manfaat..................................................................................................2
BAB II
1
2
3
4
5
6
7

PEMBAHASAN .................................................................................3
Pengertian Bahan Ajar.........................................................................3
Jenis-Jenis Bahan Ajar........................................................................4
Karakteristik Bahan Ajar.......................................................................5
Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran..............................................6
Prosedur Penyusun Dan Pengembangan Bahan Ajar.........................7
Fungsi Bahan Ajar...............................................................................12
Tujuan Dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar.....................................13

BAB III PENUTUP..........................................................................................14


A.Kesimpulan..............................................................................................14
B.Saran.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan ajar atau materi ajar adalah bahan atau materi yang harus
dipelajari siswa dalam satu keatuan waktu tertentu. Bahan ini dapat berupa
konsep, teori, dan rumus-rumus keilmuan; cara, tatacara, dan langkah-langkah
untuk mengerjakan sesuatu; dan norma-norma, kaidah-kaidah, atau nilai-nilai.
Bahan ajar untuk pembelajaran koginitif (pengetahuan) akan berwujud
teori-teori atau konsep-konsep keilmuan. Bahan ajar untuk pembelajaran
psikomotorik (keterampilan) akan berwujud cara atau prosedur mengerjakan dan
menyelesiakan sesuatu. Sedangkan bahan ajar untuk pembelajaran afektif
(sikap) akan berwujud nilai-nilai atau norma-norma. Jadi, sebagai calon pendidik
nantinya Anda harus mampu memilih bahan ajar menyangkut dengan aspek
yang dipelajari siswa harus memenuhi ranah koginitif, psikomotorik, dan afektif.
Guru dalam menjalankan proses pembelajaran dibutuhkan suatu bahan
ajar karena digunakan untuk membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas. Dan dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil yang pada
umumnya disebut hasil pengajaran.
Guru

dengan

sadar

merencanakan

kegiatan

pengajaran

secara

sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran.


Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi
pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.
Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi
bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok.
Tugas guru adalah menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan
ajar yang lengkap.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian bahan ajar?
2. Apa jenis-jenis bahan ajar?
3. Apa saja karakteristik bahan ajar?
4. Apa kriteria pemilihan bahan pembelajaran?
5. Apa prosedur penyusun dan pengembangan bahan ajar?
6. Apa fungsi dari bahan ajar?
7. Apa tujuan dan manfaat penyusunan bahan ajar?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami apa pengertian bahan ajar

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengetahui jenis-jenis bahan ajar


Mengetahui apa saja karakteristik bahan ajar
Mengetahui apa kriteria pemilihan bahan pembelajaran
Memahami apa saja prosedur penyusun dan pengembangan bahan ajar
Mengetahui fungsi dari bahan ajar
Mengetahui apa tujuan dan manfaat penyusunan bahan ajar

D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Agar dapat memahami apa pengertian bahan ajar


Agar dapat mengetahui jenis-jenis bahan ajar
Agar dapat mengetahui apa saja karakteristik bahan ajar
Agar dapat mengetahui apa kriteria pemilihan bahan pembelajaran
Agar dapat memahami apa saja prosedur penyusun dan pengembangan

bahan ajar
6. Agar dapat mengetahui fungsi dari bahan ajar
7. Agar dapat mengetahui apa tujuan dan manfaat penyusunan bahan ajar

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar
memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi
dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu
menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru
untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Menurut para ahli pengertian bahan ajar adalah sebagai berikut :


1. Menurut National Center For Competency Based Training (2007), bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau
instuktur dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa tertulis maupun tak tertulis.
2. Menurut Pails Ache dalam Diknas, bahan ajar adalah gabungan dari dua kata
teaching material . Maknanya terdiri atas teaching yang berati mengajar dan
material yang berarti bahan. Jadi bahan ajar merupakan seperangkat materi
pembelajaran yang disusun secara sistematis ,menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
3. Menurut Suharsimi Arikunto dalam Belawati dkk, memberikan pendapat
tentang pentingnya bahan ajar yakni bahan ajar merupakan inti yang ada
dalam kegiatan pembelajaran, karena memang bahan pembelajaran itulah
yang diupayakan untuk dikuasai pembelajar.
4. Menurut Darwyn Syah ,dkk sebagaimana dikutip oleh Zainuddin Arif, bahan
pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang berisikan pesan
dalam bentuk-bentuk, konsep ,prinsip, definisi, kontes, data, fakta, proses,
nilai, dan keterampilan.
5. Sedangkan menurut Chomsin S. Widodo dan Jasmadi, bahan ajar adalah
seperangkat sarana yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasanbatasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi
dan subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.
Dari beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut dapat kita
pahami bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun
teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik yang digunakan dalam proses
pembelajar

dengan

tujuan

perencanaan

dan

penelaahan

implementasi

pembelajaran. Misalnya ,buku pelajaran, modul atau make, bahan ajar audio,
bahan ajar interaktif dan sebagainya.
B. Jenis Bahan Ajar
Dari berbagai pendapat di atas dapat disarikan bahwa bahan ajar adalah
seperangkat

mater

yang

disusun

secara

sistematis

sehingga

tercipta

lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. Dengan

demikian, bentuk bahan ajar paling tidak dapat dikelompokkan menjadi Tiga
yaitu:
1. Bahan cetak
a. Handout, adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh masing-masing guru
untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout biasanya dambil
dari beberapa literature yang memiliki relevansi

dengan materi yang

diajarkan.
b. Buku, adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.
c. Modul, adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar secara mandiri tanapa atau dengan bimbingan guru, sehingga
paling tidak modul berisi komponen dasar bahan ajar.
d. Lembar kerja siswa, adalah lembaran yang berisikan tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk,
langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.
e. Foto/gambar, memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan,
Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja di perlukan satu rancangan yang
baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar
siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya satu atau lebih
kompetensi dasar.
2. Bahan ajar dengar (audio)
a. Kaset, sebuah kaset yang di rencanakan sedemikian rupa sehingga menjadi
sebuah program yang dapat di pergunakan sebagai bahan ajar. Media kaset
dapat menyimpan suaranyang dapat secara berulang-ulang diperdengaran
kepada peserta didik yang menggunakannya sebagai bahan ajar.Bahan ajar
kaset

biasanya

di

pergunakan

untuk

pemebelajaran

bahasa

atau

pembelajaran musik.
b. Radio broadcasting, adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan ajar, dengan radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Radio juga
dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Program radio dapat di rancang
sebagai bahan ajar, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan sebuah
program pembelajaran melalui radio dengan mendengarkan berita siaran
langsung suatu kejadian/fakta yang sedang berlangsung.
3. Bahan ajar pandang
Video/film, program video telah dibuat dalam racangan lengkap, sehingga
setiap akhir dari dari penayangan video siswa dapat menguasai satu atau lebih
kompetensi dasar. Dengan video/film seseorang dapat belajar dengan sendiri,
C. Karakteristik Bahan Ajar

Pembelajaran mempunyai karakteristik yang sangat berbeda. Hal ini


disebabkan karena karakteristik siswa berbeda. Secara institusional tujuan
pembelajaran lebih kearah pengembangan potensi dasar para siswa , karena
potensi dasar ini sangat diperlukan untuk belajar dan pembelajaran pada tingkat
pendidikan

selanjutnya.

pembelajarannya

tidak

potensi

dasar

tidak

berkembang dikhawatirkan menjadi penghambat bagi perkembangan

siswa

dilaksanakan

Apabila

sebagaimana

selanjutnya, khususnya

belajar

mestinya,

dalam

dan

sehingga

mengikuti

program-program

belajar dan

pembelajaran. Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka bahan ajar hendaknya


memiliki karakteristik sebagaimana bahan ajar pada umumnya.
Menurut Anonim (2009), bahan ajar harus memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut:
1. Bahan ajar harus relevan dengan tujuan pembelajaran
2. Bahan ajar harus sesuai dengan taraf perkembangan anak
3. Bahan yang baik ialah bahan yang berguna bagi siswa baik sebagai
perkembangan pengetahuannya dan keperluan bagi tugas kelak di lapangan
4. Bahan itu harus menarik dan merangsang aktivitas siswa
5. Bahan itu harus disusun secara sistematis, bertahap, dan berjenjang
6. Bahan yang disampaikan kepada siswa harus menyeluruh, lengkap dan utuh.

D. Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran


Bahan pembelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Oleh
karena itu, pemilihan bahan pembelajaran hendaklah sejalan dengan ukuranukuran atau kriteria yang digunakan untuk memilih isi kurikulum mata pelajaran
yang bersangkutan. Kriteria pemilihan bahan pembelajaran akan dikembangkan
dalam sistem instuksional yang mendasari penentuan strategi belajar dan
pembelajaran. Pemilihan bahan pembelajaran tersebut hendaknya memenuhi
kriteria-kriteria berikut ini.
1. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
Bahan pembelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan
instruksional khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku. Karena itu, materi tersebut
hendaknya sejalan dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
2. Menjabarkan tujuan pembelajaran
Perincian bahan pembelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap
tujuan pembelajaran telah dirumuskan secara spesifik , dapat diamati dan
terukur. Ini berarti terdapat keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan
spesifikasi bahan pembelajaran.

3. Relevan dengan kebutuhan pesrta didik


Kebutuhan

peserta

didik

yang

pokok

adalah

berkembang

berdasarkan potensi yang dimilikinya. Oleh sebab itu bahan pembelajaran yang
akan disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi
siswa secara bulat dan utuh terkait dengan pengetahuan, keterampilan, serta
nilai dan sikap.
4. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Peserta didik dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang
berguna dan mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, bahan pembelajaran yang
dipilih hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif
yang bermakna bagi perkembangan mereka menjadi manusia yang berguna dan
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan masyarakatnya.
5. Mempertimbangkan norma yang berlaku
Bahan pembelajaran yang dipilih hendaknya mempertimbangkan normanorma yang berlaku. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari bahan
pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan diri peserta didik sebagai
manusia yang memiliki etika dan moral sesuai dengan system nilai dan normanorma yang berlaku di masyarakatnya.
6. Tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik serta logis
Setiap bahan pembelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh,
terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu. Bahan
pembelajaran disusun secara berurutan dengan mempertimbangkan faktor
perkembangan psikologis peserta didik. Dengan cara ini diharapkan isi bahan
pembelajaran tersebut akan lebih mudah diserap oleh peserta didik dan tujuan
pembelajaran dapat dapat tercapai.
7. Bersumber dari buku sumber yang baku, keahlian guru, masyarakat dan
fenomena alam.
Keempat faktor ini perlu diperhatikan dalam memilih bahan pembelajaran.
Buku sumber yang baku dimaksud adalah yang disusun oleh para ahli dalam
bidang pendidikan dan disusun berdasarkan GBPP yang berlaku. Kendatipun
belum tentu lengkap sebagaimana yang diharapkan, setidaknya keberadaan
buku tersebut akan sangat membantu bagi penyusunan bahan pembelajaran.
Keahlian guru dalam menyusun bahan pembelajaran tentu sangatlah penting,
karena sumber utama dari proses belajar dan pembelajaran adalah guru itu
sendiri. Guru dapat menyimak semua hal yang dianggapnya perlu utuk disajikan

kepada peserta didik berdasarkan ukuran pribadianya. Masyarakat juga


merupakan sumber yang luas, sedangkan fenomena alam merupakan sumber
bahan pembelajaran yang paling besar.

E. Prosedur Penyusun dan Pengembangan Bahan Ajar


1. Prosedur penyusun bahan ajar
Ada beberapa prosedur yang harus diikuti dalam penyusunan bahan
ajar. Prosedur itu meliputi:
a. Memahami standar isi dan standar kompetensi lulusan, silabus, program
semeter, dan rencana pelaksanaan pembelajaran
b. Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran berdasarkan pemahaman
terhadap poin (1);
c. Melakuan pemetaan materi;
d.

Menetapkan bentuk penyajian;

e. Menyusun struktur (kerangka) penyajian;


f.

Membaca buku sumber;

g. Mendraf (memburam) bahan ajar;


h. Merevisi (menyunting) bahan ajar;
i.

Mengujicobakan bahan ajar; dan

j.

Merevisi dan menulis akhir (finalisasi).


Memahami standar isi (Permen 22/2006) berarti memahmai standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini telah dilakukan guru ketika
menyusun

silabus,

program

semester,

dan

rencana

pelaksanaan

pembelajaran. Memahami standar kompetensi lulusan (Permen 23/2006) juga


telah dilakukan ketika menyusun silabus. Walaupun demikian, ketika
penyusunan bahan ajar dilakukan, dokumen-dokumen tersebut perlu perlu
dihadirkan dan dibaca kembali. Hal itu akan membantu penyusun bahan ajar

10

dalam mengaplikasikan prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Selain


itu, penyusunan bahan ajar akan terpandu ke arah yang jelas, sehingga bahan
ajar yang dihasilkan benar-benar berfungsi.
Mengidentifikasi jenis materi dilakukan agar penyusun bahan ajar
mengenal tepat jenis-jenis materi yang akan disajikan. Hasil identifikasi itu
kemudian dipetakan dan diorganisasikan sesuai dengan pendekatan yang
dipilih (prosedural atau hierarkis). Pemetaan materi dilakukan berdasarkan SK,
KD, dan SKL. Tentu saja di dalamnya terdapat indikator pencapaian yang telah
dirumuskan pada saat menyusun silabus. Jika ketika menyusun silabus telah
terpeta dengan baik, pemetaan tidak diperlukan lagi. Penyusun bahan ajar
tinggal mempedomani yang ada pada silbus. Akan tetapi jika belum terpetakan
dengan baik, perlu pemetaan ulang setelah penyusunan silabus.
Langkah berikutnya yaitu menetapkan bentuk penyajian. Bentuk
penyajian dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Bentuk-bentuk tersebut
adalah seperti buku teks, modul, diktat, lembar informasi, atau bahan ajar
sederhana. Masing-masing bentuk penyajian ini dapat dilihat dari berbagai sisi.
Di antaranya dapat dilihat dari sisik kekompleksan struktur dan pekerjaannya.
Bentuk buku teks tentu lebih kompleks dibandingkan dengan yang lain. Begitu
pula halnya modul dengan yang lain. Yang paling kurang kompleksitasnya
adalah bahan ajar sederhana. Sesuai dengan namanya sederhana, tentu
wujudnya juga sederhana.
Jika bentuk penyajian sudah ditetapkan, penyusun bahan ajar
menyusun struktur atau kerangka penyajian. Kerangka-kerangka itu diisi
dengan materi yang telah diatetapkan. Kegiatan ini sudah termasuk mendraf
(membahasakan, membuat ilustrasi, gambar) bahan ajar. Draf itu kemudian
direvisi. Hasil revisi diujicobakan, kemudian direvisi lagi, dan selanjutnya ditulis
akhir (finalisasi). Selanjutnya, guru telah dapat menggunakan bahan ajar
tersebut untuk membelajarkan siswanya.

2. Prosedur pengembangan bahan ajar


Pengembangan

bahan

ajar

perlu

dilakukan

secara

sistematik

berdasarkan langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan


ajar

yang

bermanfaat.

Penatar

11

seringkali

mengabaikan

prosedur

pengembangan bahan ajar yang sistematik ini karena berasumsi, jika sudah
dibuat dengan baik sesuai dengan materi yang akan diajarkan, maka bahan
ajar dapat digunakan dengan efektif dalam proses pembelajaran. Padahal ada
beberapa langkah yang harus dilakukan penatar sebelum sampai pada
kesimpulan bahawa bahan ajar sudah dikembangkan dengan baik, serta bahan
ajar yang digunakan memang baik. Paling tidak ada lima langkah utama dalam
prosedur pengembangan bahan ajar yang baik, sebagai berikut
Depdiknas (2007) merinci prosedur pengembangan bahan ajar, yaitu
diantaranya sebagai berikut :
a. Menentukan kriteria pokok pemilihan bahan ajar dengan mengidentifikasi
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Hal ini dikarenakan
setiap aspek dalam SK dan KD jenis materi yang berbeda-beda dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Materi pembelajaran
dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip dan
prosedur), aspek afektif (pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan
penilaian) serta aspek psikomotorik (gerakan awal, semi rutin, dan rutin).
c. Mengembangkan bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan SK-KD
yang telah teridentifikasi tadi.
d. Mengembangkan sumber bahan ajar.
Pengembangan

bahan

ajar

perlu

dilakukan

secara

sistematik

berdasarkan langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan


ajar

yang

bermanfaat.

Penatar

seringkali

mengabaikan

prosedur

pengembangan bahan ajar yang sistematik ini karena berasumsi, jika sudah
dibuat dengan baik sesuai dengan materi yang akan diajarkan, maka bahan
ajar dapat digunakan dengan efektif dalam proses pembelajaran. Padahal ada
beberapa langkah yang harus dilakukan penatar sebelum sampai pada
kesimpulan bahawa bahan ajar sudah dikembangkan dengan baik, serta bahan
ajar yang digunakan memang baik. Paling tidak ada lima langkah utama dalam
prosedur pengembangan bahan ajar yang baik, sebagai berikut:
1) Analisis
Pada tahap ini dicoba untuk mengenali siapa peserta diklat, dengan
perilaku awal dan karakteristik yang dimiliki. Perilaku awal berkenaan dengan
penguasaan dan kemampuan bidang ilmu atau mata tataran yang sudah
dimiliki peserta. Seberapa jauh peserta sudah menguasai mata tataran itu?

12

Sementara itu karakteristik awal memberikan informasi tentang ciri-ciri


peserta. Jika informasi tentang peserta sudah diketahui, maka inplikasi
terhadap rancangan bahan ajar dapat ditentukan, dan bahan ajar dapat
segera dikembangkan. Pengenalan yang baik terhadap perilaku awal dan
karakteristik awal peserta sangat diperlukan untuk menentukan kebutuhan
peserta dan kemudian merancang bahan ajar yang bermanfaat bagi peserta.
2) Perancangan
Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan atau
diperhatikan yaitu:
a) Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh peta
atau diagram tentang kompetensi yang akan dicapai peserta baik
kompetensi umum maupun kompetensi khusus. Kompetensi umum dan
kompetensi khusus, jika dirumuskan kembali dengan kaidah-kaidah
yang berlaku, akan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan
pembelajaran khusus. Adapun kaidah yang berlaku, antara lain dengan
melengkapi komponen tujuan pembelajaran yaitu Audience, Behavior,
Condition, Degree.
b) Pemilihan topik mata tataran
Jika tujuan pembelajaran sudah ditetapkan dan analisis sudah
dilakukan,

maka peserta sudah mempunyai

gambaran

tentang

kompetensi yang harus dicapai oleh peserta melalui proses belajar.


Dengan demikian petatar juga dapat segera menetapkan topik mata
tataran dan isinya. Apa saja topik, tema isu yang tepat untuk disajikan
dalam bahan ajar, sehingga peserta dapat belajar dan mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan? Apa saja teori, prinsip atau prosedur
yang perlu didiskusikan dalam bahan ajar?
Acuan utama pemilihan topik mata tataran adalah silabus dan
analisis instruksional yang telah penatar miliki. Selanjutnya penatar juga
dapat menggunakan berbagai buku dan sumber belajar serta
melakukan penelusuran pustaka, yaitu mengkaji buku-buku tentang
mata tataran termasuk encyclopedia atau majalah yang ada di
perpustakaan atau buku.
c) Pemilihan media dan sumber
Pemilihan media dan sumber belajar harus dilakukan setelah
penatar

memiliki

analisis

instruksional

13

dan

mengetahui

tujuan

pembelajaran. Penatar diharapkan tidak memilih media hanya karena


media tersebut tersedia bagi penatar, disamping itu penetar diharapkan
juga tidak langsung terbujuk oleh kesediaan beragam media canggih
yang sudah semakin pesat berkembang saat ini seperti komputer. Yang
perlu diingat, media yang dipilih adalah untuk digunakan oleh peserta
dalah proses belajar. Jadi pilihlah media yang dibutuhkan untuk
menyampaikan topik mata tataran, yang memudahkan peserta belajar,
serta yang menarik dan disukai peserta. Kata kuncinya adalah: Media
yang

dapat

membelajarkan

peserta.

Media

itulah

yang

perlu

dipertimbangkan untuk dipilih


d) Pemilihan strategi pembelajaran
Tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap ketika
merancang aktivitas belajar. Dalam merancang urutan penyajian harus
berhubungan dengan penentuan tema/isu/konsep/teori/prinsip/prosedur
utama yang harus disajikan dalam topik mata tataran. Hal ini tidaklah
terlalu sulit jika sudah memiliki peta konsep dari apa yang ingin
dibelajarkan. Jika sudah mengetahuinya maka bagaimana materi itu
disajikan, secara umum dapat dikatakan bagaimana struktuk bahan
ajarnya.
Berbagai urutan penyajian dapat dipilih berdasarkan urutan kejadian
atau kronologis, berdasarkan lokasi, berdasarkan sebab akibat dan lain
sebagainya.
3) Pengembangan
Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk
mengembangkan bahan ajar dengan baik. Beberapa saran yang dapat
membantu untuk memulai pengembangan bahan ajar:
1. Tulislah apa dapat ditulis, mungkin berbentuk LKS, bagian dari
penyususnan buku atau panduan praktik
2. Jangan merasa bahwa bahan ajar harus ditulis secara berurutan
3. Tulis atau kembangkan bahan ajar untuk peserta yang telah dikenal
4. Ingat bahan ajar yang dikembangkan harus dapat memeberikan
pengalaman belajar kepada peserta
5. Ragam media, sumber belajar, aktivitas dan umpan balik merupakan
komponen penting dalam memperoleh bahan ajar yang menarik,
bermanfaat dan efektif bagi peserta

14

6. Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi serta pengemasan bahan ajar
juga berperan dalam membuat bahan ajar
7. Gaya penulisan untuk bagian tekstual, naratif, explanatory, deskriptif,
argumentatif dan perintah sangat penting agar peserta dapat memahami
maksud penatar.
4) Evaluasi dan revisi
Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi dari
berbagai pihak terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Reaksi ini
hendaknya dipandang sebagai masukan untuk memperbaiki bahan ajar dan
menjadikan bahan ajar lebih berkualitas. Evaluasi sangat diperlukan untuk
melihat efektifitas bahan ajar yang dikembangkan. Apakah bahan ajar yang
dikembangkan memang dapat digunakan untuk belajar dimengerti, dapat
dibaca dengan baik dan dapat membelajarkan peserta. Di samping itu
evaluasi diperlukan untuk memperbaiki bahan ajar sehingga nmenjadi bahan
ajar yang baik.

F. Fungsi Bahan Ajar


Menurut

panduan

pengembangan

bahan

ajar

Depdiknas

(2007)

disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:


1. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa.
2. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari/dikuasai
3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan
kemampuan guru dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan
(planning),

aktivitas-aktivitas

pembelajaran

dan

pengimplementasian

(implementing), dan penilaian (assessing). Menurut David A. Jacobsen dkk


dalam bukunya Methods for Teaching memaparkan bahwa di era standarstandar

pengajaran,

pendekatan

yang

dilaksanakan

guru

dalam

mengembangkan aktivitas pembelajaran apapun, yang harus mereka lakukan


pertama kali adalah merencanakan, kemudian menerapkan rencana-rencana
yang telah dibuat, dan akhirnya menilai keberhasilan aktivitasnya

15

G. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar


1. Tujuan Penyusunan Bahan Ajar
a) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan pesrta didik, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
b) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
c) Mambantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
2. Manfaat Penyusunan Bahan Ajar bagi Guru dan Pesetra Didik
a. Manfaat bagi guru:
1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik
2) Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk
diperoleh.
3) Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai
referensi.
4) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam
menulis bahan ajar.
5) Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan
peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada
gurunya.
b. Manfaat bagi peserta didik:
1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
2) Kesempatan untuk belajar secara lebih mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru.
3) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang
harus dikuasai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang
memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan tersebut,
diharapkan menjadi alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi
pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lebih baik dan
bervariasi yang pada akhirnya hasil belajar siswa juga ikut meningkat.
B. Saran
16

Guru sebagai pengembang bahan ajar hendaknya mengetahui tentang


apa dan bagaimana yang ingin dikembangkan sesuai standar kompetensi dan
kompetensi dasar atau tujuan yang telah ditentukan sehingga hasil bahan ajar
yang dikembangkan guru dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran
dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dan demi kesempurnaan makalah
kedepannya, penulis megharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar
pembuatan makalah berikutnya menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Satandar
Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Olfset
Nurhidayati.

2013.

Bahan

Ajar

http://nurhidayatibj.blogspot.co.id/2013/05/bahan-ajar_8069.html

(online).
(Diakses

16

September 2015)
Dianhusada.

2012.

Prosedur

Penegmbangan

Bahan

Ajar

(online).

http://dianhusadadanagueree.blogspot.co.id/p/prosedur-pengembangan-bahanajar.html (Diakses 16 September 2015)

17

Zulkarnaini.

2009.

Teknik

Penyusunan

Bahan

Ajar

(online).

https://zulkarnainidiran.wordpress.com/2009/06/28/131/ (Diakses 16 September


2015)
Jefri,

Irawan.

2012.

Karakteristik

(online).

http://jefri-

irawan.blogspot.co.id/2014/10/karakteristik-bahan-ajar.html(Diakses

16

September 2015)

18

Bahan

Ajar

Anda mungkin juga menyukai