Anda di halaman 1dari 15

MACAM-MACAM JENIS DAN BENTUK BAHAN AJAR

MAKALAH

OLEH
TEGUH HENDRI ARIYANTO
NIP. 198212252009011011

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN MALANG


MADRASAH ALIYAH NEGERI GONDANGLEGI
2016
MACAM MACAM JENIS DAN BENTUK BAHAN AJAR

Teguh Hendri Ariyanto


NIP. 198212252009011011
Madrasah Aliyah Negeri Gondanglegi Kab. Malang
Email: ariyantoteguh25@yahoo.com

PENDAHULUAN

Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik


dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.
Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah,
ataupun masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, interaksi pendidikan terjadi
antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik. Di dalam
lingkungan sekolah interaksi pendidikan terjadi antara guru sebagai pendidik dan
siswa sebagai peserta didik, sedangkan di masyarakat interaksi pendidikan dapat
terjadi antar semua elemen yang ada dalam masyarakat tersebut (Sukmadinata,
2013:1).
Selain pendidikan di lingkungan keluarga, pendidikan di lingkungan
sekolah sebagai pendidikan formal juga turut memegang peranan penting dalam
menentukan karakter suatu bangsa. Di era dewasa ini, peningkatan mutu
pendidikan harus dimulai dari actor kuncinya, yaitu guru. Seorang guru memiliki
peran yang sangat penting untuk mencetak peserta didik menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas. Guru dituntut untuk dapat menjadi panutan bagi peserta
didik baik dari segi pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan pada masing-
masing bidang studinya.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomer 14 tahun 2005 di
jelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Yang di maksud dengan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

1
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Dalam mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, dan melatih peserta didik, guru harus
dapat menciptakan situasi belajar yang kondusif agar tercipta komunikasi dua arah
yang efektif. Untuk dapat menciptakan situasi belajar yang kondusif, guru harus
mengerti dan menerapakan berbagai macam metode belajar yang dapat menarik
minat siswa untuk belajar dengan menggunakan berbagai macam sarana
penunjang yang dapat digunakan untuk membantu terjadinya situasi belajar yang
kondusif.
Berbagai macam sarana dapat digunakan untuk menciptakan situasi dan
proses belajar yang kondusif. Salah satu diantara sekian banyak sarana yang dapat
digunakan adalah dengan menggunakan bahan ajar dalam proses pembelajaran.
Sebagai implementasi dari lampiran Permendiknas No.16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademis dan Kompetensi Guru diatur tentang kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru (kompetensi inti maupun kompetensi mata
pelajaran), maka pengembangan bahan ajar oleh guru merupakan langkah yang
sangat strategis dalam kegiatan proses pembelajaran. Melalui bahan ajar guru
akan lebih mudah melaksanakan kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa akan
terbantu dan mudah dalam belajar. Sebab seorang guru akan menjadikan bahan
ajar ini sebagai rujukan dalam kegiatan pembelajaran sebagai sumber belajar,
ditengah beranekaragamnya sumber-sumber belajar. Dengan demikian guru akan
terbantu dalam mengembangkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pada
akhirnya pembelajaran diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan efisien
(Darkuni, 2010:3).

PEMBAHASAN
Pengertian Bahan Ajar

Menurut Depdiknas, (2008:6), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Majid (2008:173),
bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat, dan teks yang digunakan
untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

2
Ada pendapat lain yang berkaitan dengan terminologi bahan ajar. Bahan
ajar adalah informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan
yang dipergunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Bahan ini bisa berupa bahan tertulis atau tidak tertulis (National Center for
Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based
Training). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
adalah seperangkat materi/bahan yang disusun secara sistematis untuk membantu
guru dalam dalam menyampaikan materi pembelajaran dan mempermudah
siswa/peserta didik dalam proses belajar. Oleh karena itu bahan ajar paling tidak
mencakup:

1. Petunjuk belajar (bagi guru dan siswa), dengan demikian maka dalam
pembelajaran akan ada acuan yang digunakan untuk mencapai kompetensi
dasar.
2. Kompetensi yang akan dicapai, ditentukan dalam kurikulum.
3. Contens atau isi materi, yang sesuai dan selaras dengan kurikulum dan
kompetensi yang akan dasar dicapai.
4. Informasi pendukung pembelajaran; misalnya petunjuk, acuan atau wawasan
yang relevan dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan.
5. Latihan-latihan; yang berfungsi untuk melatih pemahaman dan penguasaan
konsep-konsep yang harus dikuasai dan sesuai dengan KD.
6. Petunjuk Kerja (misalnya LKS), yang akan menuntuk pencapaian kompetensi
7. Evaluasi, yang digunakan sebagai acuan untuk menilai pencapaian
kompetensi oleh siswa, selain itu digunakan juga untuk menilai pencapaian
tujuan pembelajaran
8. Respon atau balikan terhadap evaluasi, agar didapat masukkan atau informasi
berbagai kelemahan (juga kelebihan) yang memerlukan perbaikan atau
peningkatan.

3
Jenis-Jenis Bahan Ajar

Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dikelompokkan


menjadi empat kategori, yaitu (Darkuni, 2010:15):

1. Bahan ajar visual, yaitu bahan ajar yang penggunaannya menggunakan indra
penglihatan. Bahan ajar visual terdiri atas bahan cetak (printed) seperti
handout, buku, modul, lembar kerja siswa (LKS), brosur, leaflet, wallchart,
foto/gambar
2. Bahan ajar dengar (audio), yaitu bahan ajar yang penggunaannya
menggunakan indra pendengaran yang ditangkap dalam bentuk suara. Contoh
bahan ajar audio adalah kaset, radio, compact disk audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual), yaitu bahan ajar yang dapat
ditangkap dengan indra pendengaran dan indra penglihatan. Contoh bahan
ajar audio visual adalah film, video compact disk.
4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactiive teaching material), merupakan
bahan ajar yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari
teks, grafik, gambar, foto, audio, dan animasi secara terintegrasi. Contoh
bahan ajar multimedia interaktif adalah CAI (Computer Assisted Instruction),
compact disk (CD), multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar
berbasis web (web based learning materials).

Bahan Ajar Cetak (Printed Material)

Bahan ajar cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar
cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa
keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:
1. Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi
seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang
sedang dipelajari.
2. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit.
3. Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah.
4. Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi
individu.

4
5. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja.
6. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan
aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa.
7. Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar.
8. Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.

1. Handout
Handout diartikan sebagai buku pegangan siswa yang berisi tentang suatu
materi pembelajaran secara lengkap. Handout menyajikan keseluruhan materi
yang harus dipelajari. Materi yang disajikan dalam handout memunculkan
komponen-komponen yang diperlukan dalam pembelajaran yang meliputi tujuan
pembelajaran atau kompetensi, prasyarat yaitu materi-materi pembelajaran yang
mendukung atau perlu dipelajari terlebih dahulu sebelumnya, prosedur
pembelajaran, materi pembelajaran yang tersusun sistematis, latihan atau tugas-
tugas dan soal-soal evaluasi. Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur
yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok
yang harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan
berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari
sebuah buku.

2. Buku Pelajaran
Buku pelajaran adalah buku yang digunakan dalam proses pembelajaran,
memuat bahan ajar yang tersusun secara sistematis dari suatu mata pelajaran atau
bahan kajian yang minimalis harus dikuasai siswa pada tingkat dan jenis
pendidikan tertentu. Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan
menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik
dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga
menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya. Buku pelajaran
berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk
belajar, buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan
seterusnya.

3. Modul

5
Sebagai salah satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket belajar
yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul siswa dapat
mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar secara individual.
Siswa tidak dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran berikutnya sebelum
menyelesaikan secara tuntas materi belajarnya. Dengan modul siswa dapat
mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana
saja. Lama penggunaan sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan
modul juga disebutkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi tertentu.
Akan tetapi keleluasaan siswa mengelola waktu tersebut sangat fleksibel, dapat
beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan dapat dilakukan secara
tersendiri atau variasi dengan metode lain.

4. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)


Lembar Kegiatan Siswa (LKS), atau student worksheet, adalah lembar-
lembar yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa untuk menguasai
kompetensi yang dipersyaratkan.LKS biasanya berisi petunjuk atau langkah-
langkah penyelesaian tugas. Karena itu petunjuk dan tugas yang disampaikan
lewat LKS ini harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapai siswa. Agar tugas-
tugas dalam LKS dapat dikerjakan siswa dengan baik, maka LKS perlu
dilengkapi/ditunjang dengan buku lain (yang terkait dengan tugasnya) sebagai
referensi.
Subtansi tugas dalam LKS terdiri dari tugas teori dan tugas-tugas praktis.
Tugas teori misalnya meminta siswa untuk mempelajari atau membaca suatu
materi ajar dan memahami substansi tertentu. Misalnya tugas untuk membaca
materi tentang struktur jaringan pernapasan, fungsi dan hubungangannya dengan
bentuk, gejala atau gangguan pernapasan, dan sebagainya. Agar tugas itu
memenuhi pencapaian kompetensi yang dipersyaratkan, maka tugas ini
dikembangkan lagi dengan meminta siswa untuk membuat resume. Lebih baik
jika diminta pula untuk mempresentasikannya lisan atau tertulis. LKS yang
memuat tugas praktis, misalnya tugas berupa kerja laboratorium. Misalnya tugas
kerja laboratorium mengamati struktur sel hewan dan tumbuhan, tugas melakukan
pengamatan hasil fermentasi, dan sebagainya.

6
LKS yang baik adalah LKS yang dapat mengantarkan siswa mencapai
tuntutan kompetensi dasar. LKS jangan hanya semacam “memindahkan” soal-soal
yang ada dibuku kedalam lembaran LKS. Tetapi benar-benar menuntun siswa
untuk memahami materi untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.
Pembuatan LKS hendaknya menantang siswa untuk mengembangkan kognitif,
afektif dan psikomotornya. Karena itu LKS harus memuat materi, petunjuk, jalan
untuk membantu siswa mencapai kompetensi. Bagi guru LKS yang baik akan
memudahkan dalam dan membantu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Sedangkan untuk siswa keberadaan LKS akan membantu mereka dalam belajar
secara mandiri. Oleh karena itu penyiapan LKS oleh guru harus dilakukan dengan
cermat. LKS yang disusun harus menuntun siswa dengan kegiatan yang berkaitan
dengan pencapaian kompetensi dasar.

5. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang
disusun bersistem, terbuat dari cetakan yang hanya terdiri dari beberapa halaman
dan dilipat tanpa dijilid. Brosur biasanya berisi keterangan singkat tetapi lengkap.
Karena itu brosur dapat dijadikan sebagai bahan ajar dengan syarat tertentu
misalnya antara lain memuat materi/substansi yang berkaitan dengan kompetensi.
Beberapa contoh brosur, misalnya brosur yang dikeluarkan oleh laboratorium
medis atau klinik mengenai berbagai macam penyakit pencerrnaan (berkaitan
dengan materi gangguan sistem pencernaan), penyakit yang berhubungan dengan
penglihatan (materi sistem indera penglihat), brosur berbagai jenis bibit unggul
tanaman budidaya, brosur manfaat pupuk, dan sebagainya.

6. Leaflet
Leaflet atau selebaran, adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran kertas
berukuran kecil yang dilipat yang mengandung pesan tercetak untuk disebarkan
kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Penulisan
substansinya harus padat, singkat serta mudah dipahami. Leaflet digunakan untuk
memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi
pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare dan
pencegahannya, dan lain-lain. Sebagai bahan ajar yang baik dan memenuhi
kriteria sebagai bahan ajar, leaflet harus memuat materi yang menggiring siswa

7
untuk menguasai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditentukan dan diambil
dari kurikulum.

7. Wallchart
Wallchart, adalah bahan cetak yang biasanya berupa bagan atau siklus atau
proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Kadang wallchart
dimasukkan sebagai alat bantu mengajar atau media penbelajaran. Bila wallchart
didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai
bahan ajar, antara lain, memiliki kejelasan tentang kompetensi dasar dan materi
pokok yang harus dikuasai siswa, diajarkan untuk berapa lama, bagaimana
menggunakannya. Banyak materi yang bias disajikan dengan wallchart ini,
misalnya berbagai macam siklus hidup ular, siklus hidup belalang, siklus hidup
kupu-kupu, siklus air, siklus mineral, informasi singkat tentang berbagai macam
penyakit lengkap dengan pola penyebaranya, cara pencegahanya, dan sebagainya.

8. Foto atau Gambar


Sebagai bahan ajar, foto atau gambar harus didesain dengan baik agar
siswa setelah melihat dan mengamati sebuah atau serangkaian foto atau gambar ,
mereka dapat memahami maksud yang terkandung dalam foto atau gambar itu.
Dan pada akhirnya mereka akan menguasai satu atau lebih kompetensi dasar
melalui foto atau gambar tersebut. Berbagai macam informasi dapat disajikan
melalui foto atau gambar, misalnya foto kerusakan ekosistem, foto atau gambar
tumbuhan dan hewan-hewan yang dilindungi, lingkungan yang tercemar dan
sebagainya.
Gambar atau foto dapat disajikan dalam bentuk “gambar ilustrasi”,
skema/siklus atau suatu materi (yang asli) kemudian digambar. Gambar tentang
hewan yang telah punah adalah contoh gambar “ilustrasi”, Gambar terjadinya
siklus hujan adalah gambar skema, dan gambar tentang bentuk-bentuk daun
tumbuhan adalah gambar dari daun tumbuhan yang asli.gambar grafik atau siklus
adalah gambar skema. Foto berasal dari benda/lingkungan yang difoto untuk
menunjukkan sesuatu pada benda atau lingkungan tersebut. Foto organ seseorang
yang rusak/cacat akibat penyakit adalah foto yang dibuat untuk menujukkan

8
dampak dari penyakit itu, foto tentang liungkungan kotor adalah foto yang dibuat
untuk menunjukkan lingkungan yang kotor, dan sebagainya.
Menurut Weidenmann, melihat sebuah foto atau gambar lebih tinggi
maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang dapat
diingat hanya 10%, dan dari mendengar hanya 20%. Dengan melihat maka dapat
diingat 30%. Jadi foto atau gambar yang didesain dengan baik dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik. Sebagai bahan ajar, maka foto atau gambar harus
dibantu dengan bahan tertulis. Sebuah foto atau gambar yang bermakna paling
tidak mempunyai kriteria sebagai berikut:
(1) Memiliki sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi atau
data.
Jadi foto atau gambar tidak hanya sekadar foto atau gambar yang tidak
bermakna atau tidak dapat dipelajari. Misalnya pada foto terjadinya banjir,
ruasknya lingkungan, kondisi sungai yang tercemar, gambar manusia yang cacat
salah satu organnya atau orang yang terserang oleh suatu penyakit, posisi tubuh
manusia yang tidak baik akibat kebiasaan duduk yang salah, foto kondisi gigi
seorang perokok, dan sebagainya
(2) Foto atau gambar dapat dimengerti.
Pembaca benar-benar mengerti, tidak mengalami salah pengertian.
Gambar atau foto orang yang kena penyakit dermatosis, akibat jamur. Foto atau
gambar mulut dan kuku tangan dari seorang perokok, serangan penyakit cacar
pada manusia,
tubuh seorang pencandu narkoba, dan sebagainya.
(3) Foto atau Gambar harus lengkap, rasional dan logis dan bahannya
benar-benar diambil dari sumber yang benar, yang dapat dipertanggung
jawabkan, sehingga foto yang dipajang betul-betul layak digunakan sebagai
bahan ajar.
Foto atau gambar jangan sampai miskin informasi yang berakibat
penggunaanya tidak belajar apa-apa. Misalnya foto atau gambar bunga kembang
sepatu yang diambil dari jauh, kondisi dari suatu lingkungan yang tercemar
dengan penampilan foto atau gambar yang fokus ingin menampakkan sesuatu.
Bahan ajar yang dikatergorikan sebagai bahan ajar, haruslah memenuhi kriteria

9
yang dipersyaratkan, misalnya memuat SK, KD, petunjuk belajar, isi materi/
konten, informasi pendukung, instrumen untuk latihan-latihan, petunjuk kerja
(untuk LKS), evaluasi dan respon balikan. Oleh karena itu bahan ajar (yang
disebutkan di atas) perlu dilengkapi dengan tambahan komponen yang
menyangkut “strategi” atau panduan, bahan pengayaan atau tugas-tugas dan
sejenisnya, yang semuanya menyangkut usaha pencapaian kompetensi yang
dipersyaratkan. Tambahan komponen tersebut dapat disampaikan oleh guru baik
secara lisan maupun tertulis berupa pertanyaan, tugas yang harus diselesaikan,
cara kerja dan sebagainya, Semua tergantung pada tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.

Bahan Ajar Dengar (Audio)


Beberapa peralatan atau bahan ajar dengar yang dapat digunakan sebagai bahan
ajar berkenaan bantuan dalam kegiatan pembelajaran adalah:

1. Kaset, piringan hitam atau compact disk


Kaset, piringan hitam atau compact disk yang diprogram sedemikian rupa
sehingga menjadi sebuah program yang dapat dijadikan bahan ajar. Bahan kaset,
CD dan lainnya mempunyai kelebihan dapat menyimpan suara yang dapat
diperdengarkan secara berulang-ulang kepada siswa. Dengan demikian siswa
mempunyai kesempatan yang banyak untuk dapat menyimak materi yang ada.
Bahan ajar dengar ini memerlukan bantuan perlatan lain untuk dapat
dipergunakan misalnya alat penggeraknya (tape recorder, dan sebagainya) dan
lembar skenario dari guru.
2. Radio
Radio broadcasting adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan ajar. Dengan radio siswa dapat belajar sesuatu. Program radio dapat
dirancang sebagai bahan ajar, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan
sebuah program pembelajaran melalui radio. Misalnya ulasan materi pengetahuan
tentang lingkungan hidup, peristiwa pencemaran lingkungan yang membawa
dampak terhadap kesehatan, dampak lingkungan kotor, dan sebagainya.
Beberapa kekurangan akan muncul bila bahan ajar dengar (audio) ini
digunakan sebagai bahan ajar. Sama seperti beberapa bahan ajar cetak, dalam

10
bahan ajar dengar ini sulit diidentifikasi komponen-komponen kriteria suatu
bahan ajar. Oleh karena itu bila bahan ajar dengar akan digunakan sebagai bahan
ajar, maka peran guru sangat dominan untuk “membantu/melengkapi” bahan ajar
dengar ini menjadi suatu bahan ajar yang dapat membantusiswa mencapai
kompetensi yang dipersyaratkan.

Bahan Ajar Pandang (Audio Visual)


Video atau film dapat didesain sebagai bahan ajar. Umumnya program
video telah dibuat dalam rancangan lengkap, sehingga setiap akhir dari
penayangan video diharapkan siswa dapat menguasai satu atau lebih kompetensi
dasar. Video atau film sebagai bahan ajar yang baik tergantung pada disain
awalnya, mulai dari analisis kurikulumnya, penentuan media, skema yang
menunjukkan sequensi (skenario), skrip, pengambilan gambar dan proses
editingnya. Beberapa keuntungan pada pemanfaatan video bila digunakan sebagai
bahan ajar, antara lain:

1) Memudahkan siswa untuk dapat belajar sendiri. Misalnya memudahkan


siswa untuk belajar berbagai materi kognitif (konsep, fakta, prinsip,
prosedur, proses) tertentu dan materi ranah psikomotor.
2) Sajian yang ditampilkan dengan video, memberikan situasi yang
komunikatif (dengan siswa) dan dapat diulang-ulang, sehingga
memudahkan siswa untuk kembali menyimak, mempelajarinya. Misalnya
dalam materi penyusunan protein, dampak yang timbul akibat peristiwa
banjir, dan sebagainya.
3) Dapat menampilkan sesuatu yang detil dari benda yang bergerak,
kompleks, sulit dilihat dengan mata. Misalnya pada materi bagaimana
proses gigitan nyamuk, bagaimana gerakan suatu bakteri, seperti apa
gerakan spesifik flagella hewan mikro, bentuk-bentuk sel darah pada
manusia dan sebagainya.
4) Sajian dapat dipercepat atau diperlambat sesuai keinginan. Dapat diulang
pada bagiantertentu yang perlu lebih diperjelas dan bahkan dapat
diperbesar. Misalnya pada materi pengamatan dari letak stomata pada
daun, struktur sel hewan dan tumbuhan, letak vakoula, letak klorofil,
bentuk khas ribosom dan seterusnya.

11
5) Memungkinkan pula untuk membandingkan antara dua adegan yang
diputar pada waktu bersamaan. Misalnya bagaimana proses gerak yang
membuka dan menutup pada daun tumbuhan Putri malu, gerakan insang
dan masuknya air kedalam insangnya sehingga bisa terjadi pengambilan
udara untuk pernapasan pada ikan, dan sebagainya.
6) Dapat digunakan untuk tampilan nyata, mengangkat suatu situasi diskusi,
dokumentasi, promosi suatu produk dan interview serta menampilkan
suatu percobaan yang berproses. Misalnya terjadinya proses pembuahan
pada tumbuhan, diskusi kegiatan mencari paradigma pembelajaran yang
ideal dan optimal.

Kelemahan dari program video ini adalah pada proses pembuatannya yang
memerlukan waktu relatif lama dan biaya yang relatif besar. Film juga dapat
digunakan sebagai bahan ajar, namun saat ini film mulai jarang digunakan
dibanding dengan program video.

Bahan Ajar Multimedia Interaktif

Menurut Guidelines for Bibliographic Description of Interactive


Multimedia, multimedia interaktif adalah kombinasi dua atau lebih media (audio,
teks, gambar, grafik, animasi dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi
untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi.
Bahan ajar model begini sudah mulai banyak penggunanya. Karena disamping
menarik juga memudahkan penggunanya dalam mempelajari suatu bidang
tertentu. Bahan seperti ini dirancang secara lengkap mulai dari petunjuk
penggunaannya sampai penilaian. Untuk menyiapkan bahan ajar ini diperlukan
pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai, terutama dalam
mengoperasikan peralatan seperti komputer, kamera video dan kamera foto.
Bahan ajar ini disajikan dalam bentuk compak disk (CD).
Pemanfaatan bahan ajar interaktif menjadi bahan ajar yang layak,
mempunyai fungsi untuk membantu siswa untuk mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan, haruslah memenuhi kriteria sebagai bahan ajar, sebab tidak semua
bahan ajar interaktif secara langsung dan otomatis berfungsi sebagai bahan ajar.

12
Oleh karena itu peran guru untuk mengarahkan pencapaian kompetensi melalui
bahan ajar interaktif (salah satu bahan ajar) sangat penting.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/bahan yang disusun secara


sistematis untuk membantu guru dalam dalam menyampaikan materi
pembelajaran dan mempermudah siswa/peserta didik dalam proses belajar.
2. Pengembangan bahan ajar berdasarkan teknologi yang
digunakan,dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu (1) bahan cetak
(printed) seperti handout, buku, modul, lembar kerja siswa (LKS), leaflet,
wallchart, foto/gambar, (2) bahan ajar dengar (audio), seperti kaset,radio,
compact disk audio, (3) bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti,
film, video compact disk, (4) bahan ajar multimedia interaktif (interactiive
teaching material), seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact
disk (CD), multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web
(web based learning materials).

Saran

1. Setiap guru sebagai seorang pendidik yang profesional hendaknya dapat


menciptakan situasi belajar yang kondusif dengan menggunakan bahan ajar
yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa di kelas.
2. Pemilihan jenis pengembangan bahan ajar hendaknya disesuaikan dengan
karakter siswa, kondisi lingkungan sekitar, materi pembelajaran, serta alokasi
waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Belawati, Tian. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan UT.

13
Darkuni, M. Noviar. 2010. Pengembangan Bahan Ajar Bidang Studi Biologi
(Hadi Suwono, Ed.). Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Malang.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan


Ajar. Jakarta: Depdiknas

Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran “Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru”. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sungkono. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Fakultas Ilmu


Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Sukmadinata, Nana S. 2013. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

14

Anda mungkin juga menyukai