Anda di halaman 1dari 20

TUGAS UAS

“ Pengkajian Buku Paket PPKn’’

Oleh:

NAMA : IDA FITRIYANTI

NIM : 2017-34-009

KELAS : A

RPOGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt karena atas rahmat dan hidahyahnya sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, Makalah yang penulis susun ini. Makalah yang

kami susun ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “PENGKAJIAN BUKU

PAKET PPKn ” yang insyaallah makalah ini dapat bermanfaat penulis, dosen mata kuliah dan

teman-teman yang lain.

Ambon, 11 juli 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah…………………………………………..…………………2

C. Tujuan………………………………………………………………………....2

BAB II PEMBAHSAN

A. Penegertian bahan ajar …………...…………… ……………………………..6

B. Jenis Bahan Ajar?..............................................................................................6

C. Peran Bahan Ajar………………………………………………………….…12

D. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar……………………………………...…17

E. Faktor-Faktor Yang Di Pertimbangkan Dalam Pengembangan Bahan Ajar...18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………..…19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan bahan ajar yang menyenangkan dan menanamkan nilainilai moral

untuk peserta didik sangat diperlukan. Hal ini untuk meningkatkan kualitas peserta didik

dalam ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menjadi inti dalam kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 yang berbasis teks, dijadikan pendidik untuk mengembangkan dan

menyusun bahan ajar yang berkualitas, bervariasi, dan tetap mempertahankan aspek-aspek

dasar dalam kurikulum 2013. Berbasis teks, peserta didik dituntut untuk aktif mengamati,

menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari. Teks tersebut digunakan oleh pendidik untuk mengembangkan bahan

ajar yang berkualitas serta mampu menanamkan nilai-nilai moral yang baik.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) memuat hal-hal yang menjadi acuan

dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dua hal diantaranya mengenai materi ajar dan

sumber belajar. Kedua komponen tersebut yang nantinya akan menunjang ketercapaian

tujuan pembelajaran. Setiap satuan pendidikan perlu memilih materi dan sumber belajar yang

relevan serta memadai. Pemilihan didasarkan atas pertimbangan bersama seluruh komponen

dalam satuan pendidikan yang bersangkutan. Pertimbangan tersebut akan menentukan arah

untuk mencapai tujuan pembelajaran dan kompetensi lulusan. Oleh karena itu, dibutuhkan

ketelitian dan kebijakan dalam menentukan bahan ajar


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Apa yang di maksud dengan bahan ajar ?

2. Apa saja jenis bahan ajar yang sering di gunakan dalam pembelajaran ?

3. Bagainamn peran bahan ajar terhadap guru dan siswa?

4. Bagaimana proses pengembangan bahan ajar ?

5. Faktor-faktor yang di pertimbangkan dalam pemilihan bahan ajar?

C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah di atas mak penulis memiliki tujuan yaitu agar si pembaca

dapat mengetahui apa yang di maksud dengan informasi-informasi terkait bahan ajar dan

bagaimana cara membuat bahan ajar.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Hakikat Bahan Ajar

A. Pengertian Bahan Ajar

Menurut (Pannen, 1995). Bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun

secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran). Sedangkan

menurut (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013:1 Bahan ajar adalah seperangkat sarana

atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan

cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai

tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala

kompleksitasnya. Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu bahan ajar haruslah dirancang dan

ditulis dengan kaidah intruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan

menunjang proses pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi”

dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik dan

rinciannya (Ruhimat, 2011:152).

Bahan ajar itu sangat unik dan spesifik. Unik, artinya bahan ajar tersebut hanya dapat

digunakan untuk audiens tertentu dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Spesifik artinya

isi bahan ajar tersebut dirancang sedemikian rupa hanya untuk mencapai tujuan tertentu dari

audiens tertentu. Sistematika cara penyampaiannya pun disesuaikan dengan karakteristik

mata pelajaran dan karakteristik siswa yang menggunakannya


B. JENIS BAHAN AJAR

Menurut Heinich, dkk. (1996) mengelompokkan jenis bahan ajar berdasarkan cara

kerjanya. Untuk itu ia mengelompokkan jenis bahan ajar ke dalam 5 kelompok besar, yaitu:

1. bahan ajar yang tidak diproyeksikan seperti foto, diagram, display, model;

2. bahan ajar yang diproyeksikan, seperti slide, filmstrips, overhead transparencies, proyeksi

komputer;

3. bahan ajar audio, seperti kaset dan compact disc;

4. bahan ajar video, seperti video dan film;

5. bahan ajar (media) komputer, misalnya Computer Mediated Instruction (CMI), Computer

based Multimedia atau Hypermedia.

Ellington dan Race (1997) mengelompokkan jenis bahan ajar berdasarkan bentuknya.

Mereka mengelompokkan jenis bahan ajar tersebut ke dalam 7 jenis.

1. Bahan Ajar Cetak dan duplikatnya, misalnya handouts, lembar kerja siswa, bahan belajar

mandiri, bahan untuk belajar kelompok.

2. Bahan Ajar Display yang tidak diproyeksikan, misalnya flipchart, poster, model, dan foto.

3. Bahan Ajar Display Diam yang diproyeksikan, misalnya slide, filmstrips, dan lain-lain.

4. Bahan Ajar Audio, misalnya audiodiscs, audio tapes, dan siaran radio.

5. Bahan Ajar Audio yang dihubungkan dengan bahan visual diam, misalnya program slide

suara, program filmstrip bersuara, tape model, dan tape realia.


6. Bahan Ajar Video, misalnya siaran televisi, dan rekaman videotape.

7. Bahan Ajar Komputer, misalnya Computer Assisted Instruction (CAI) dan Computer

Based Tutorial (CBT).

Menurut Rowntree (1994) di sisi lain, memiliki sudut pandang yang sedikit berbeda

dengan kedua ahli di atas dalam mengelompokkan jenis bahan ajar ini. Menurut Rowntree,

jenis bahan ajar dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kelompok berdasarkan sifatnya,

yaitu:

1. bahan ajar berbasiskan cetak, termasuk di dalamnya buku, pamflet, panduan belajar siswa,

bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto, bahan dari majalah dan koran, dan lain-

lain;

2. bahan ajar yang berbasiskan teknologi, seperti audiocassette, siaran radio, slide, filmstrips,

film, video cassette, siaran televisi, video interaktif, Computer Based Tutorial (CBT) dan

multimedia;

3. bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, seperti kit sains, lembar observasi,

lembar wawancara, dan lain-lain;

4. bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (terutama dalam

pendidikan jarak jauh), misalnya telepon dan video conferencing

Mengacu pada pendapat ketiga ahli tersebut di atas maka dapat di simpulkan bahwa

bahan ajar di kelompokan ke dalam 2 kelompok besar, yaitu jenis bahan ajar cetak dan bahan

ajar noncetak.

1. Bahan Ajar Cetak


Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat

berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (Kemp dan Dayton,

1985).

Sebagai bagian dari media pembelajaran, bahan ajar cetak mempunyai kontribusi

yang tidak sedikit dalam proses pembelajaran. Hampir sebagian besar proses pembelajaran

pada berbagai tingkatan pendidikan menggunakan bahan ajar cetak sebagai buku utama.

Salah satu alasan mengapa bahan ajar cetak masih merupakan media utama dalam paket

bahan ajar di sekolahsekolah karena sampai saat ini bahan ajar cetak masih merupakan

media yang paling mudah diperoleh dan lebih standar dibanding program komputer (Bates,

1995).

Jenis bahan ajar cetak Karakteristik


Modul Terdiri dari bermacam-macam bahan tertulis

yang digunakan untuk belajar mandiri.


Handout Merupakan macam-macam bahan cetak yang

dapat memberikan informasi kepada siswa.

Handout ini biasanya berhubungan dengan

materi yang diajarkan. Pada umumnya

handout ini terdiri dari catatan (baik lengkap

maupun kerangkanya saja), tabel, diagram,

peta, dan materi-materi tambahan lainnya


Lembar kerja siswa Termasuk di dalamnya adalah lembar kasus,

daftar bacaan, lembar praktikum, lembar

pengarahan tentang proyek dan seminar,

lembar kerja, dan lain-lain. Lembar Kerja


Siswa (LKS) ini dapat dimanfaatkan untuk

berbagai macam situasi pembelajaran

2. Bahan Ajar Noncetak

Dalam beberapa tahun terakhir ini, berbagai jenis bahan ajar noncetak untuk

keperluan pembelajaran tersedia di pasaran dalam jumlah yang terus meningkat dari tahun

ke tahun. Di antara jenis bahan ajar noncetak ini di antaranya adalah bahan ajar berbentuk

program audio, bahan ajar display model, overhead transparencies (OHT), video dan bahan

ajar berbantuan komputer.

a. Bahan ajar display

Jenis bahan ajar display agak berbeda sifat dan karakteristiknya dengan jenis bahan

ajar cetak maupun noncetak karena isinya meliputi semua materi tulisan ataupun gambar

yang dapat ditampilkan di dalam kelas, kelompok kecil ataupun siswa secara perorangan

tanpa menggunakan alat proyeksi. Pada umumnya, bahan ajar jenis display ini digunakan

oleh guru pada saat ia menyampaikan informasi kepada siswanya di depan kelas. Contoh-

contoh jenis bahan ajar display dalam modul ini di antaranya adalah flipchart, adhesive,

chart, poster, peta, foto, dan realia

b. Overhead Transparencies (OHT)

Overhead Transparencies (OHT) merupakan salah satu jenis bahan ajar noncetak

yang tidak memasukkan unsur-unsur gerakan dan biasanya berupa imej tekstual dan grafik

dalam lembar transparan yang dapat dipresentasikan di depan kelas atau kelompok dengan

menggunakan Overhead Projector (OHP). OHT sangat populer dan banyak digunakan guru
dalam program pembelajaran, terutama bermanfaat untuk bermacam-macam pembelajaran

kelompok, dan juga memungkinkan siswa untuk belajar mandiri

c. Audio

Program audio adalah semua sistem yang menggunakan sinyal radio secara langsung

yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Namun, guru

kadang memandang remeh kontribusi suara, musik, dan kata-kata yang diucapkan dalam

proses pembelajaran. Suara, musik, dan kata-kata dapat digunakan untuk pengajaran

langsung, terutama untuk pengajaran bahasa. Salah satu contoh program audio, misalnya

siaran radio.

d. Video

Video dan televisi merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan lugas

untuk dimanfaatkan dalam program pembelajaran karena dapat sampai ke hadapan siswa

secara langsung. Di samping itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap

pembelajaran. Siswa dapat menemukan gambar di bahan ajar cetak dan suara dari program

audio, tetapi video dapat memberikan gambar bergerak kepada siswa, di samping suara yang

menyertainya sehingga siswa merasa, seperti berada di suatu tempat yang sama dengan

program yang ditayangkan video.

Sedangkan yang termasuk kategori video adalah segala sesuatu yang memungkinkan

sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contoh

program video ini, antara lain adalah kaset video dan siaran televisi. Program video dapat

dimanfaatkan dalam program pembelajaran, di antaranya dapat memberikan pengalaman

yang tidak terduga kepada siswa dengan cara memperagakan proses sirkulasi darah yang
sangat kompleks, misalnya atau dapat melihat dengan nyata sesuatu yang pada awalnya

tidak mungkin dapat dilihat. Program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan

pengaturan kecepatan untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu atau

mempresentasikan studi kasus tentang kehidupan sebenarnya yang dapat memicu diskusi

siswa.

e. Bahan ajar berbasiskan komputer

Penggunaan komputer untuk program pembelajaran terus meningkat akhir-akhir ini.

Pemanfaatan komputer untuk program pembelajaran dapat langsung dioperasikan oleh siswa

langsung atau terkoneksi dengan komputer lain. Sedanbgkan yang termasuk program

komputer untuk pembelajaran adalah berbagai jenis bahan ajar noncetak yang membutuhkan

komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar. Komputer yang digunakan siswa dalam

proses pembelajaran biasanya berbentuk stand alone atau komputer terminal yang terkait

dengan komputer utama. Jaringan kerja komputer (lokal, nasional atau pun internasional)

dapat memungkinkan siswa untuk akses ke database dari jarak jauh. Selain itu,

memungkinkan mereka juga untuk berkomunikasi dengan pengguna komputer lainnya

dengan menggunakan e-mail atau computer conferencing. Informasi dalam bentuk kata-kata,

suara, gambar dan animasi, sekarang tersedia untuk siswa dalam bentuk CD-ROM yang

dihubungkan dengan personal computer (PC).

C. PERAN BAHAN AJAR

1. Peran Bahan Ajar bagi Guru

Menghemat waktu guru dalam mengajar. Dengan adanya bahan ajar dalam berbagai

jenis dan bentuknya, waktu mengajar guru dapat dipersingkat. Artinya, guru dapat
menugaskan siswa untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diajarkan serta

meminta mereka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di bagian terakhir setiap

pokok bahasan. Sehingga, setibanya di kelas, guru tidak perlu lagi menjelaskan semua materi

pelajaran yang akan dibahas, tetapi hanya membahas materimateri yang belum diketahui

siswa saja. Dengan demikian, waktu untuk mengajar bisa lebih dihemat dan waktu yang

tersisa dapat dimanfaatkan untuk diskusi, tanya jawab atau kegiatan pembelajaran lainnya.

Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator.

Dengan adanya bahan ajar, proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif karena

guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar tetapi lebih berfungsi sebagai fasilitator yang

mampu membimbing siswanya dalam memahami suatu materi pembelajaran. Misalnya,

dengan waktu yang dimilikinya guru tidak hanya mengajar, tetapi dapat pula melakukan

kegiatan-kegiatan lain, misalnya melaksanakan tanya jawab dengan siswa atau antarsiswa

tentang hal-hal pokok yang masih belum dikuasai siswa, meminta siswa-siswanya untuk

melakukan diskusi kelompok dalam memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan

topik yang dibahas, meminta siswa untuk melaporkan hasil pengamatannya terhadap sesuatu

yang sedang dibahas, dan lain-lain. Dengan cara demikian, akan terjadi interaksi yang aktif

antara guru dan siswa, dan guru dalam hal ini lebih berfungsi sebagai fasilitator di dalam

mengelola semua kegiatan tersebut.

Dengan adanya bahan ajar, guru akan mempunyai waktu yang lebih leluasa untuk

mengelola proses pembelajarannya sehingga dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.

Di samping itu, metode pembelajaran yang dipilih tidak hanya metode ceramah satu arah, di

mana guru dianggap sebagai satusatunya sumber informasi, tetapi lebih bersifat interaktif

dengan berbagai metode yang dapat dipilih oleh guru, seperti metode diskusi, simulasi, dan
role playing. Dengan cara demikian, materi pelajaran dapat diselesaikan tepat pada waktunya

karena guru tidak lagi harus menghabiskan waktunya untuk berceramah, tetapi ia hanya perlu

membahas hal-hal tertentu yang belum dikuasai siswa

2. Peran Bahan Ajar bagi Siswa

Siswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman siswa yang lain. Artinya,

dengan adanya bahan ajar yang dirancang dan ditulis dengan urutan yang baik dan logis serta

sejalan dengan jadwal pelajaran yang ada dalam satu semester, misalnya maka siswa dapat

mempelajari bahan ajar tersebut secara mandiri di mana pun ia suka. Dengan demikian, siswa

lebih siap mengikuti pelajaran karena telah mengetahui terlebih dahulu materi yang akan

dibahas. Di samping itu, dengan mempelajari bahan ajar terlebih dahulu paling tidak siswa

telah mengetahui konsep-konsep inti dari materi yang dibahas dalam pertemuan tersebut dan

ia dapat mengidentifikasi materimateri yang masih belum jelas, untuk nanti ditanyakan

kepada guru di kelas. Selain itu, dengan bahan ajar yang telah dipelajari, siswa akan mampu

mengantisipasi tugas apa yang akan diberikan gurunya, setelah pelajaran selesai. Dengan

demikian, siswa lebih siap lagi untuk mengerjakan tugastugas tersebut.

3. Peran Bahan Ajar dalam Pembelajaran

a. Pembelajaran klasikal Secara umum,

Bahan ajar dapat digunakan untuk menambah dan meningkatkan mutu pembelajaran

klasikal. Ellington and Race (1997) menyebutkan beberapa pemanfaatan bahan ajar dalam

proses pembelajaran klasikal, yaitu berikut ini.


1) Bahan ajar dapat dijadikan sebagai bahan yang tak terpisahkan dari buku utama. Dalam

hal ini bahan ajar dapat berbentuk:

a) petunjuk tentang cara mempelajari materi yang akan dibahas dalam buku utama;

b) bimbingan atau arahan dari guru kepada siswa untuk mencatat penjelasan lebih terperinci

dari materi yang dibahas dalam buku utama;

c) petunjuk tentang cara mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah;

d) gambar-gambar atau ilustrasi yang merupakan penjelasan lebih terperinci dari penjelasan

materi yang dilakukan secara deskriptif dalam buku utama;

e) buku kerja siswa.

2) Bahan ajar dapat juga dianggap sebagai pelengkap/suplemen buku utama. Dalam hal ini

bahan ajar dapat berisi tentang hal-hal berikut.

a) Materi pengayaan untuk buku materi utama.

b) Uraian tentang latar belakang materi.

c) Penjelasan tentang perbaikan-perbaikan yang perlu diketahui siswa dari materi buku

utama.

3) Bahan ajar dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, caranya dengan

membuat bahan ajar yang penuh dengan gambar dan dibuat berwarna sehingga menarik bagi

siswa untuk mempelajarinya serta berbeda dengan buku utamanya yang sifatnya baku.
4) Bahan ajar dapat dijadikan sebagai bahan yang mengandung penjelasan tentang

bagaimana mencari penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu topik dengan topik

lainnya.

b. Pembelajaran individual

Bahan ajar dalam pembelajaran individual adalah sebagai bahan utama dan perannya

sangat menentukan kelancaran proses pembelajaran. Hal ini disebabkan bahan ajar

individual/mandiri selain memuat informasi tentang hal-hal yang harus dipelajari siswa,

tetapi juga disesuaikan sedemikian rupa sehingga mampu mengontrol kegiatan belajar siswa.

Oleh sebab itu, bahan ajar untuk pembelajaran individual ini harus dirancang dan

dikembangkan dengan sangat hati-hati dibanding dengan bahan ajar yang berperan sebagai

penunjang saja. Dalam pembelajaran individual bahan ajar berperan sebagai:

1) media utama dalam proses pembelajaran, misalnya bahan ajar cetak atau bahan ajar cetak

yang dilengkapi dengan program audio visual atau komputer;

2) alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses siswa memperoleh

informasi;

3) penunjang media pembelajaran individual lainnya, misalnya siaran radio, siaran televisi,

dan teleconferencing.

c. Pembelajaran kelompok

Adapun peran bahan ajar lebih bersifat sebagai bahan yang terintegrasi dengan

proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi,

informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk
tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri. Di samping itu, bahan ajar juga

digunakan sebagai bahan pendukung bahan belajar utama serta dirancang sedemikian rupa

sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.

D. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar

Dalam mengembangkan bahan ajar yang baik, ada lima langkah utama yang sebaiknya

diikuti, yaitu berikut ini.

1. Tahap analisis

Tahap analisis merupakan tahap untuk mencari informasi mengenai perilaku dan

karakteristik awal yang dimiliki siswa.

2. Tahap perancangan

Adalah tahap perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan hasil analisis, pemilihan topik

mata pelajaran, pemilihan media dan sumber, serta pemilihan strategi pembelajaran.

3. Tahap pengembangan

Merupakan tahap penulisan bahan ajar secara utuh. Tulislah apa yang dapat Anda tulis,

tidak perlu harus urut.

4. Tahap evaluasi

Merupakan tahap yang harus dilalui untuk memperoleh masukan bagi penyempurnaan

bahan ajar yang telah dikembangkan. Ada empat cara yang dapat dilakukan, yaitu telaah

oleh ahli materi, uji coba satu-satu, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan.

5. revisi
Dilakukan terhadap bagian bahan ajar yang perlu diperbaiki dan penyesuaian pada

bagian lainnya agar bahan ajar yang dikembangkan tersebut menjadi bahan ajar yang

utuh dan terpadu.

E. Faktor-Faktor Yang Di Pertimbangkan Dalam Pengembangan Bahan Ajar

Seorang guru diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar untuk digunakan dalam

proses pembelajaran di kelasnya. Dalam proses pengembangan bahan ajar tersebut,

terdapat 7 faktor yang harus dipertimbangkan oleh guru agar bahan ajarnya menjadi

efektif. Faktorfaktor tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kecermatan isi, berkaitan dengan validitas isi dan keselarasan isi.

2. Ketepatan cakupan, berkaitan dengan keluasan dan kedalaman materi, serta keutuhan

konsep yang dibahas berdasarkan bidang ilmunya.

3. Ketercernaan bahan ajar, berkaitan dengan kemudahan bahan ajar tersebut dipahami

dan dimengerti oleh siswa sebagai pengguna.

4. Penggunaan bahasa, berkaitan dengan pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata,

penggunaan kalimat efektif dan penyusunan paragraf yang bermakna.

5. Perwajahan/pengemasan, berkaitan dengan tata letak informasi dalam satu halaman

cetak.

6. Ilustrasi, berkaitan dengan variasi penyampaian pesan dalam penulisan bahan ajar agar

lebih menarik, memotivasi, komunikatif, dan membantu meningkatkan pemahaman siswa

terhadap isi pesan.

7. Kelengkapan komponen, berkaitan dengan paket bahan ajar yang berfungsi sebagai

komponen utama, komponen pelengkap, dan komponen evaluasi hasil belajar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara

sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar

dikelompokkan menjadi bahan ajar cetak dan bahan ajar noncetak Bahan ajar dapat

berperan bagi guru dan siswa. Bagi guru, bahan ajar dapat berperan (a) menghemat waktu

guru mengajar, (b) mengubah peran guru dari satu-satunya sumber informasi di kelas

menjadi fasilitator, dan (c) membantu proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

Sementara peran bahan ajar bagi siswa adalah (a) membantu siswa belajar tanpa harus

ada guru atau siswa lain, (b) membuat siswa dapat belajar kapan dan di mana saja, (c)

membuat siswa dapat belajar dengan kecepatannya sendiri, (d) menjadikan siswa dapat

belajar menurut pelajar mandiri.

Peran bahan ajar dalam pembelajaran klasikal adalah sebagai bahan yang tak

terpisahkan atau pelengkap dari buku utama. Pemanfaatan bahan ajar dalam

pembelajaran klasikal dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Peran bahan

ajar dalam pembelajaran individual adalah sebagai bahan utama dan sangat menentukan

dalam proses pembelajaran. Di samping itu, bahan ajar juga dapat dijadikan sebagai alat

yang dapat digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses siswa memperoleh

informasi. Bahan ajar merupakan bahan yang terintegrasi dalam pembelajaran kelompok.

Dalam mengembangkan bahan ajar yang baik, ada lima langkah utama yang

sebaiknya diikuti, yaitu analisis, perencangan, pengembangan, evaluasi dan revisi

DAFTAR PUSTAKA
https://www.silabus.web.id/pengertian-bahan-ajar-menurut-para-cendekiawan

file:///C:/Users/ida%20fitriyanti/Documents/hakikat%20bahan%20ajar.pdf

Anda mungkin juga menyukai