Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya


bayi dan plasenta dari rahim ibu. persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi
uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap. Kebutuhan
seorang wanita dalam proses persalinan adalah pemenuhan kebutuhan fisik,
kehadiran seorang pendamping secara terus-menerus, keringanan dari rasa sakit,
penerimaan atas sikap dan perilakunya, pemberian informasi tentang kemajuan
proses persalinan dan hasil persalinannya. Bidan diharapkan dapat memberikan
asuhan persalinan sehingga ibu merasa nyaman dan proses persalinan berjalan
dengan lancar.
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan
takut, khawatir, atau cemas terutama pada ibu primipara. Perasaan takut dapat
meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang
pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.
Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu
standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan
ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Jika seorang bidan sedang
sibuk, maka harus memastikan bahwa ada seorang pendukung yang hadir dan
membantu wanita yang sedang dalam persalinan.
Kebutuhan dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang
diberikan bidan. Asuhan kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang
sayang ibu dan bayi. Asuhan yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan
aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran.
Dewasa ini, angka kematian ibu dan anak mulai menurun, namun angka
kesakitan tetap bahkan meningkat. Berdasarkan program pemerintah untuk
menurunkan angka kematian sebagai tenaga kesehatan kita harus terus
mengupayakan keselamat ibu dan anak. Salah satunya pada saat persalinan.

1
Saat persalinan sangatlah dibutuhkan tenaga yang profesianal, bukanlah
tenaga yang asal-asalan yang dapat membahayakan nyawa ibu maupun bayi.
Dengan meningkatkan kinerja tenaga kesehatan yang professional, maka angka
kematian maupun angka kesakitan dapat diatasi.
Ibu, suami, keluarga dan masyarakat juga sangat berperan dalam hali ini.
dengan adanya dukungan dari keluarga untuyk ibu, maka ibu kan merasa lebih
nyaman dalam melalui proses persalinan. Maka dari itu diharapkan kepada semua
pihak yang terkait untuk memberikan dukungannya pada ibu dan keluarga.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalahnya adalah


sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan kebutuhan dasar selama persalinan?
2) Bagaimana cara mengidentifikasi masalah (anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan janin)?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan penulis menulis


makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui apa itu kebutuhan dasar selama persalinan.
2) Mengetahui cara mengidentifikasi masalah (anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan janin)?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KEBUTUHAN DASAR SELAMA PERSALINAN


Kebutuhan dasar manusia menurut A. Maslow diantaranya:
1) Kebutuhan Fisiologi
Kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok/utama yang bila tidak terpenuhi
akan terjadi ketidakseimbangan. Misalnya kebutuhan O2, minum, seks.
2) Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan rasa aman misalnya perlindungan hokum, perlindungan terhindar
dari penyakit.
3) Kebutuhan dicintai dan mencintai.
Kebutuhan dicintai dan mencintai misalnya mendambakan kasih sayang dari
orang dekat, ingin dicintai dan diterima oleh keluarga atau orang lain
disekitarnya.
5) Kebutuhan harga diri.
Kebutuhan harga diri misalnya ingin dihargai dan menghargai, adanya
respon dari orang lain, tolerasi dalam hidup berdampingan.
6) Kebutuhan aktualisasi.
Kebutuhan aktualisasi misalnya ingin diakui atau dipuja, ingin berhasil, ingin
menonjol, atau ingin lebih dari orang lain.

2.2 KEBUTUHAN IBU SELAMA PERSALINAN

Kebutuhan ibu selama persalinan diantaranya :


1) Kebutuhan fisiologis :
1. Oksigen
Kebutuhan oksigen pada setiap manusia pada dasarnya sama, yaitu berupa
udara yang bersih, jauh dari polusi, bebas dari asap rokok dan tidak bau. Begitu
juga dengan kebutuhan oksigen pada ibu pada saat persalinan, ibu membutuh

3
ruangan yang bersih, nyaman, bebas asap rokok, dan tidak bau untuk ketenangan
ibu dalam menghadapi persalinan.
Ada dua pernafasan dasar untuk persalinan yaitu pernafasan lambat atau
pernafasan ringan. Rencanakan pernafasan mana yang akan digunakan selama
persalinan guna membantu relaksasi, menjamin pasokan oksigen yang memadai,
dan memungkinkan anda mengubah pernafasan sebagai respons terhadap
intensitas kontraksi. Akan sangat nyaman bila ibu memulai dengan pernafasan
lambat jika diperlukan pada awal persalinan dan menggunakannya selama
persalinan sepanjang hal itu membantu. Selanjutnya ibu mungkin ingin
menggantinya dengan pernafasan ringan atau salah satu variasi yang paling enak
bagi ibu . maka dari itu hendaknya ibu dapat menguasai keduanya.

2. Makan dan minum


3. Istirahat selama tidak ada his.
4. Kebersihan badan terutama genetalia
5. Buang air kecil dan buang air besar.
6. Pertolongan persalinan yang terstandar.

2) Kebutuhan rasa aman :


1. Memilih tempat dan penolong persalinan.
2. Informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang akan dilakukan.
3. Posisi tidur yang dikehendaki ibu.
4. Pendampingan oleh keluarga.
5. Pantauan selama persalinan.
6. Intervensi yang diperlukan.

3) Kebutuhan dicintai dan mencintai :


1. Pendampingan oleh suami/keluarga.
2. Kontak fisik.
3. Mesase untuk mengurangi rasa sakit.
4. Berbicara dengan suara yang lemah, lembut serta sopan.

4
4) Kebutuhan harga diri
1. Merawat bayi sendiri dan menetekinya.
2. Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privacy ibu.
3. Pelayanan yang bersifat empati dan simpati
4. Informasi bila akan melakukan tindakan.
5. Memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu lakukan.

5) Kebutuhan aktualisasi diri


1. Memilih tempat dan penolong sesuai keinginan
2. Memilih pendamping selama persalinan.
3. Bounding and attachment.
4. Ucapan selamat atas kelahiran anaknya.

2.3 KEBUTUHAN DASAR IBU DALAM PROSES PERSALINAN

Kebutuhan dasar ibu dalam proses persalinan diantaranya:


1. Nutrisi dan Cairan
Berdasar hasil penelitian terdahulu bahwa pemberian makanan padat
dengan pasien yang memerlukan anestesi tidak disetujui. Motilitas, absorpsi dan
sekresi asam lambung menurun. Hal ini dapat menyebabkan makanan dapat
tertinggal di lambung sehingga dapat terjadi aspirasi pneumonia. Namun
demikian, kebutuhan akan cairan masih diperbolehkan. Selama persalinan, ibu
memerlukan minum dan sangat dianjurkan minum minuman yang manis dan
berenergi seperti jus.
Sebagian ibu masih berkeinginan untuk makan selama fase laten
persalinan, tetapi memasuki fase aktif, hanya ingin minum saja. Pemberian makan
dan minum selama persalinan merupakan hal yang tepat, karena memberikan
lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi (dehidrasi dapat menghambat
kontraksi/tidak teratur dan kurang efektif). Oleh karena itu, anjurkan ibu makan
dan minum selama persalinan dan kelahiran bayi, anjurkan keluarga selalu
menawarkan makanan ringan dan sering minum pada ibu selama persalinan.

5
Beberapa waktu yang lalu pemberian makanan padat pada pasien yang
kemungkinan sewaktu-waktu memerlukan tindakan anestesi tidak disetujui,
karena makanan yang tertinggal di lambing akan menyebabkan aspirasi pneumoni
(tersedak dan masuk ke dalam saluran pernapasan). Alasan ini cukup logis karena
pada proses persalinan, motilitas lambung, absorpsi lambung dan sekresi asam
lambung menurun. Sedangkan cairan tidak terpengaruh dan akan meninggalkan
lambung dengan durasi waktu yang biasa, oleh karena itu pada pasien sangat
dianjurkan untuk minum cairan yang manis dan berernergi sehingga kebutuhan
kalorinya tetap akan terpenuhi.
Jika pasien berada dalam situasi yang memungkinkan untuk makan,
biasanya pasien akan makan sesuai dengan keinginannya, namun ketika masuk
dalam persalinan fase aktif biasanya ia hanya menginginkan cairan. Aturan apa
yang boleh dimakan atau diminum antara di rumah sakit dengan di rumah pasien
sangat jauh berbeda. Termasuk apakah boleh untuk tidak atau makan sama sekali
dalam proses persalinan, karena ada sebagian pasien yang enggan untuk makan
atau minum khawatir jika akan muncul dorongan untuk buang air besar atau
buang air kecil. Penatalaksanaan paling tepat dan bijaksana yang dapat dilakukan
oleh bidan adalah melihat situasi pasien, artinya intake cairan dan nutrisi tetap
dipertimbangkan untuk diberikan dengan konsistensi dan jumlah yang logis dan
sesuai dengan kondisi pasien.

Akses Intravena
Akses intravena adalah tindakan pemasangan infuse pada pasien,
kebijakan ini diambil dengan pertimbangan sebagai jalur obat, cairan, atau darah
untuk mempertimbangkan suplai cairan bagi pasien.
Beberapa keadaan berikut ini memerlukan pemasangan sejak awal
persalinan antara lain:
1) Gravida 5 atau lebih.
2) Distensi uterus (ketegangan uterus) yang terlalu berlebihan, misalnya pada
kondisi gemeli, polihidramnion, atau pada bayi besar).
3) Induksi oksitosin.

6
4) Riwayat perdarahan pascapersalinan sebelumnya.
5) Riwayat atau predisposisi lain yang memungkinkan pasien untuk
mengalamiperdarahan segera setelah melahirkan.
6) Pasien mengalami dehidrasi dan keletihan.
7) Pasien diketahui mengidap penyakit infeksi yang disebabkan oleh
streptococcus grub B, Sehingga memerlukan terapi antibiotic secara
intravena.
8) Suhu pasien lebih dari 38oC pada saat persalinan.
9) Kondisi obstretik patologis yang mengancam kondisi pasien, misalnya
plasenta previa, abrubsio plasenta, pre-eklampsi dan eklampsi.
10) Anestesi epidural.

Keputusan pemasangan infus sangat dipengaruhi oleh pertimbangan para


praktisi sebagian lebih memilih untuk memasang infuse sedini mungkin untuk
mengantisipasi keadaan darurat dan mempercepat penanganan, atau jika
diperlukan jenis terapi intravena. Lain halnya bagi para bidan yang mempunyai
pemikiran bahwa pemasangan infuse akan mengganggu kenyamanan gerak pasien
dan akan menimbulkan rasa nyeri, bidan memegang prinsip tidak satupun pasien
yang menginginkan untuk dipasang infuse jika keadaannya belum sangat terpaksa.
Untuk menjembatani ini maka diambil suatu kebijakan untuk memasang
alat yang disebut dengan “heparin lock”. Bentukmya berupa kateter intravena
(abocarh) dengan bahan elastic, digunakan untuk memberikan injeksi intravena
atau mengambil sampel darah tanpa dihubungkan dengan selang infuse.
Keuntungan dari alat ini adalah hanya satu jarum yang ditusukan ked ala vena
sehingga dengan alat ini pasien akan tetap merasa nyaman Karena tidak merasa
nyeri serta tidak terganggu ketika bergerak, dan jika sewakti-waktu diperlukan
suatu tindakan hidrasi intravena atau tranfusi darah maka bidan atau perawat tidak
akan mengalami kesulitan. Selain itu, lubang dari alat ini cukup besar sehingga
memudahkan dalam pemberian cairan dalam jumlah besar dan transfusi darah.1
Larutan intavena yang biasa diberikn kepada pasien adalah D5% (dextrose
5%) atau RL (Ringer Laktat) dengan kecepatan 125 ml/jam. Larutan yang

7
diberikan dapat bervariasi tergantung dari tingkat dehidrasi paisen. Pada dehidrasi
berat larutan diberikan 300 ml/jam, selanjutnya aliran diperlambat menjadi 124
ml/jam.

2. Posisi Ambulansi
Posisi yang nyaman selama persalinan sangat diperlukan bagi pasien.
Selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi tertentu justru akan
membantu proses penurunan kepala janin sehingga persalinan dapat berjalan lebih
cepat (selama tidak ada kontra indikasi dari keadaan pasien). Beberapa posisi
yang dapat di ambil antara lain rekumben lateral (miring), lutut dada,tangan lutut,
duduk, berdiri, berjalan, dan jongkok.
Posisi di atas dapat membantu rotasi janin dari posisi posterior ke anterior.
Setiap posisi yang mengarahkan uterus ke depan membantu gravitasi untuk
membawa sisi yang lebih berat pada punggung janin kea rah depan, ke sisi bawah
andomen pasien. Posisinya membungkuk ke depan di atas kandungan atau jika
sedang berada di tempat tidur, membungkuk ke atas meja kecil yang biasa dipakai
di tempat tidur. Selain itu, posisi ke depan berlawanan dengan individu penopang
dalam posisi berdiri juga dapat dilakukan. Jika pasien berada di tempat tidur,
posisi rekumben miring ke kiri sangat dianjurkan karena akan membantu putaran
rotasi kepala janin yang berada dalam posisi oksipito posterior kiri.1
Selain posisi diatas berjalan di awal persalinan sambil menunggu
pembukaan lengkap juga sangat membantu untuk putaran paksi kepala janin.
Sebagian besar pasien akan merasa rileks dan mampu mengatasi persalinan
mereka dengan lebih baik. Bebas berjalan duduk dikursi, menggunakan toilet, dan
sebagainnya tentu lebih kondusif untuk mencapai persalinan yang nyaman dan
progesif, yang berorientasi pada proses persalinan normal, bukan berorientasi
pada keadaan sakit yang hanya berbaring di tempat tidur.1
Nampaknya dari beberapa posisi yang dapat dipilih, posisi miring ke kiri
adalah posisi yang paling nyaman serta mempunyai banyak keuntungan.
Beberapa keuntungan dari posisi rekumben lateral yaitu :

8
1) Koordinasi lebih baik dan efisiensi kontraksi uterus yang lebih besar,
kontraksi lebih kuat dan lebih jarang daripada ketika pasien dalam posisi
telentang.
2) Memfasilitasi fungsi ginjal, karena aliran urine menurun pada posisi telentang.
3) Memfasilitasi rotasi janin pada posisi posterior.
4) Meredakan tekanan uterus dan kompresi pada pembuluh darah utama pasien
(vena cava inferior dan aorta).
Posisi rekumben lateral sangat dianjurkan pada kondisi yang tidak
menguntungkan seperti :
1) Sindrom hipotensi supine pada pasien.
2) Gawat janin.
3) Pre-eklampsi berat.
4) Hipertonik uterus atau kontraksi uterus yang tidak efektif.
Selama menunggu persalinan dimulai, ibu diperbolehkan untuk berjalan-
jalan disekitar tempat bersalin. Persalinan merupakan peristiwa yang normal,
tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Selama persalinan,
pemilihan posisi dapat membantu ibu tetap tenang dan rileks. Oleh karena itu,
berikan pilihan posisi persalinan yang aman dan nyaman. Tidur terlentang tidak
perlu ibu lakukan terus menerus selama persalinan, ibu dapat berdiri dan jalan-
jalan. Memberikan suasana yang nyaman dan tidak menunjukkan ekspresi yang
terburu–buru akan memberikan kepastian pada ibu.

Adapun posisi persalinan dapat dilakukan :

1. Duduk atau setengah duduk

Alasan: mempermudah bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan


mengamati/mensupport perineum.

2. Posisi merangkak

Alasan: baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit, membantu bayi
melakukan rotasi dan meminimalkan peregangan pada perineum.

3. Posisi berjongkok/berdiri

9
Alasan: membatu penurunan kepala bayi dan memperbesar ukuran panggul
yaitu menambah 28% ruang outletnya, memperbesar dorongan untuk meneran
(bisa memberi kontribusi pada laserasi perineum).
4. Posisi berbaring miring ke kiri
Alasan: memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenasi yang
baik bagi bayi dan membantu mencegah terjadinya laserasi.
5. Berdiri , berjalan dan bersandar
Alasan : efektif membantu stimulasi kontraksi uterus, membantu penurunan
kepala bayi, mengurangi rasa nyeri.

Selama persalinan tidak dianjurkan posisi litotomi, karena dapat


menyebabkan hipotensi yang berakibat ibu bisa pingsan dan hilangnya oksigen
bagi bayi, menambah rasa sakit, memperlama proses persalinan, ibu sulit
melakukan pernafasan, sulit buang air kecil, membatasi gerakan ibu, ibu merasa
tidak berdaya, proses meneran menjadi lebih sulit, menambah kemungkinan
laserasi pada perineum dan menimbulkan kerusakan saraf pada kaki dan
punggung.
Pengurangan rasa sakit menurut Varney’s Midwifery, sebagai berikut:

1. Adanya seorang yang dapat mendukung dalam persalinan;

2. Pengaturan posisi;

3. Relaksasi dan latihan pernafasan;

4. Istirahat dan privasi;

5. Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan;

6. Asuhan diri; dan

7. Sentuhan

Pada awal persalinan sambil menunggu pembukaan lengkap juga sangat


membantu untuk putaran paksi kepala janin. Sebagian besar pasien akan merasa
rileks dan mampu mengatasi persalinan mereka dengan lebih baik. Bebas berjalan
duduk dikursi, menggunakan toilet, dan sebagainnya tentu lebih kondusif untuk

10
mencapai persalinan yang nyaman dan progesif, yang berorientasi pada proses
persalinan normal, bukan berorientasi pada keadaan sakit yang hanya berbaring di
tempat tidur.

3. Personal Hygiene
Ibu sangat disarankan untuk menjaga kebersihan diri menjelang
persalinan, manfaatnya antara lain :
1. Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi
kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan. Hal ini
mengurangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan.
2. Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan.
Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan
tinja.
3. Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus
yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan
jika ibu ternyata diepisiotomi.

4. Pakaian
Persiapkan pakaian yang harus dibawa untuk ibu selama persalinan yaitu
satu tas yang berisi perlengkapan yang dibutuhkan untuk dibawa ketempat
persalinan. Dan tas tersebut hendaknya diletakan di tempat yang mudah diambil
atau letakkan langsung dalam kendaraan yang nantinya akan dipergunakan untuk
pergi ke rumah sakit atau tempat bersalin. Lalu berilah informasi yang telah
dilakukan tadi kepada orang disekitar yang mungkin pada saat persalinan nanti
akan membantu atau terlibat dalam persiapan menuju tempat persalinan.
Kebutuhan ibu dan bayi hendaknya sudah dilengkapi semejak usia
kehamilan 36 minggu, karena mulai dari kehamilan 36 minggu ibu bisa saja tiba-
tiba bersalin.

11
5. Eliminasi
Pemenuhan kebutuhan eliminai selama persalinan perlu difasilitasi agar
membantu kemajuan persalinan dan pasien merasa nyaman. Oleh karena itu,
anjurkan ibu untuk bereliminasi secara spontan minimal 2 jam sekali selama
persalinan, apabila tidak mungkin dapat dilakukan kateterisasi.
Pengaruh kandung kemih penuh selama persalinan, sebagai berikut:

1) Menghambat penurunan bagian terendah janin, terutama bila berada di atas


spina isciadika
2) Menurunkan efisiensi kontraksi uterus
3) Menimbulkan nyeri yang tidak perlu
4) Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II
5) Memperlambat kelahiran plasenta
6) Mencetuskan perdarahan pasca persalinan dengan menghambat kontraksi
uterus.

Rectum yang penuh akan mengganggu penurunan bagian terbawah janin,


namun bila ibu mengatakan ingin BAB, bidan harus memastikan kemungkinan
adanya tanda dan gejala masuk pada kala II.

6. Persiapan Laktasi
Laktasi atau menyusui merupakan suatu cara memberikan makanan ideal
bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh
biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan anak. Zat-zat anti
infeksi yang terkandung dalam air susu ibu (ASI) membantu melindungi bayi
terhadap penyakit.
Tumbuh kembangan anak sangat dipengaruhi oleh makanan atau
kandungan gizi yang dikonsumsinya baik dalam kandungan maupun setelah lahir.
Tumbuh kembang seorang merupakan hak anak tersebut yang harus di penuhi
oleh orang tuanya. Persiapan laktasi diantaranya :
1. Kebutuhan gizi bagi ibu yang akan menyusui

12
Masa persiapan menyusui sudah harus dimulai ketika hamil. Kepada calon
ibu perlu diberitahu kalau untuk menyusui dia harus mempunyai gizi yang
cukup agar pertumbuhan bayinya berkembang secara baik.
Penambahan akan kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca partum akan
meningkatkan efisiensi konversi energi yang terakandung dalam makanan
menjadi energi susu. Faktor yang mempengaruhi proses laktasi :
a. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi
per hari.
b. Protein, dengan adanya variasi individu maka diajnurkan penambahan
15-20 gr protein/hari.
c. Suplemen, jika makanan sehari seimbang, suplementasi tidak
diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
2. Perawatan payudara ibu
Agar sesudah persalinan pembentukan ASI lancar dan tidak akan terjadi
kesukaran cara perawatannya :
1. Perawatan buah dada hendaknya telah dimulai pada kehamilan empat
bulan.
2. Setiap kali pada waktu mandi, buah dada dicuci dengan sabun dan
puting susu dibersihkan.
3. Bila terdapat puting yang mendatar/masuk kedalam, dengan ujung jari
puting ditarik-tarik keluar agar pada akhirnya dapat menonjol keluar
sehingga mudah ditangkap oleh bayi.
4. Sesudah hamil delapan bulan, pengurutan buah dada dengan jari tangan
kearah puting susu, gunanya untuk membersihkan saluran susu
sehingga mengurangi bendungan air susu sesudah bersalin.

Payudara ibu hendaknya dibersihkan sebelum persalinan dimulaui, dan ibu


dianjurkan untuk tidak menggunakan bra. Hali itu karena setelah melahirkan akan
langsung di lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Yang mana IMD berguna
untuk menstabilkan pernafasan bayi, mengendalikan suhu tubuh, menghindari
infeksi, bayi juga bisa langsung mendapatkan kolustrum.

13
7. Istirahat/Tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi
oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh dapat berfungsi
secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki mana yang berbeda setiap
manusia. Secara umum, istirah merupakan suatu keadaan tenang, rileks, tanpa
tekanan emosional, dan bebas dari perasaan yang gelisah. Jadi, beristirahat bukan
berarti tidak melalukakn aktivitas sama sekali, berjalan-jalan ditaman juga bisa
dikatakan beristirahat. Sedangkan tidur merupakan status perubahan kesadaran
ketika presepsi dan reaksi suatu individu terhadap lingkungan yang menurun. Ibu
membutuhkan istirahat dan tidur sebelum dan sesudah persalinan untuk
menenangkan diri maupun mempersiapkan tenaga.

8. Persiapan Persalinan Dan Kelahiran Bayi


1. Persiapan Persalinan
a. Tempat melahirkan
Tempat melahirkan hendaknya disesuaikan dengan jarak tempuh dari
rumah untuk memperkirakan waktu sampai ke rumah sakit. Perhatikan
kepadatan lalu lintas paada jam-jam tertentu sehingga anda dapat
mempersiapkan jalur alternative untuk cepat sampai ke rumah sakit. Prosedur
masuk, fasilitas yang ada , biaya persalianan, lokasi kamar bersalin harusnya
sudah diketahui agar dalam keadaan darurat mempercepat sampai ke tujuan.
Tempat plasenta harus sudah direncanakan dimana plasenta akan diurus,
apakah dirumah atau di tempat bersalin. Namun biasanya sudah disiapkan
ditempat persalinan.
b. Kebersihan diri dan aktivitas yang dapat dilakuakan menjelang
persalianan.
Ibu sangat disarankan untuk menjaga kebersihan diri menjelang
persalinan, yangmana manfaatnya yaitu untuk :
1. Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi
kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan. Tujuannya
yaitu untuk mengurangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan.

14
2. Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan
Saat ini ibu akan melahirkan dan tidak dihuknah untuk mengeluarkan
tinja, dan bulu kemaluan ibu juga dicukur seluruhnya namun hanya
bagian dekat anus karena hal tersebut akan mempermudah proses
penjahitan. Selama menunggu persalinan dimulai, ibu diperbolehkan untuk
berjalan-jalan disekitar tempat bersalin. Persalinan merupakan peristiwa
yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung.
3. Hindari kepanikan dan ketakutan
Beri ibu penjelasan bahwa setelah melahirkan ini ibu akan mempunyai
buah hati yang didambakannya. Dan ingatkan ibu untuk menyimpan
tenaga untuk proses melahirkan nanti, karena tenag akan hilang jika ibu
cemas dan gelisah. Dengan sikap tenang, ibu akan dapat melalui saat-saat
persalinan dengan baik dan lebih siap. Dukungan dari orang-orang
terdekat , perhatian dan kasih saying tertentu akan membantu memberikan
ibu semangat untuk ibu.
4. Persiapan kebutuhan untuk persalinan
Perkiraan jarak antar rumah dengan rumah sakit seta lalu lintas yang harius
dilalui jika akan bersalin sangat dibutuhkan. Dan perkirakan juga kapan
waktu persalianan untuk mengatur jadwal berpergian jauh.
Persiapan peralatan yang harus dibawa untuk ibu selama persalinan :
1. Alas tahan air (water proof) untuk dimobil selama perjalanan ke rumah sakit.
2. Minyak untuk memijit, untuk mengurangi rasa sakit.
3. Alat-alat mandi seperti sabun, tutup kepala, handuk, dll.
4. Lip balm, sikat gigi dan odol, sisir, ikat rambut.
5. Baju ganti (gunakan baju yang nyaman dan menyerap keringat)
6. Bantal.
Persiapan untuk Ayah :
1. Jam tangan
2. Kartu atau kunjungan pemeriksaan kehamilan, KTP (suami-istri, beserta foto
kopinya)
3. Alat mandi : sikat gigi, odol, sisir, dll.

15
Persiapan untuk Ibu, setelah melahirkan :
1. Baju atau gaun yang dapat dibuka dari depan (berkancing di depan) agar dapat
menyusui, bra yang sesuai.
2. Baju untuk pulang, perlu diingat badan ibu akan terlihat seperti hamil 5 - 6
bulan, jadi siapkan baju yang sesuai.

Persiapan untuk Bayi :


1. Pakaian bayi,
2. Popok, dapat menggunakan popok kain atau popok sekali pakai.
3. Sarung tangan, sarung kaki, topi (penutup kepala)
4. Bedak, minyak angina
5. Selimut untuk membungkus bayi selama di perjalanan pulang.

2. Persiapan kelahiran bayi


Bekerja sama antara ibu, keluarga dan masyarakat dalam mempersiapkan
atau merencanakan persalinan sangatlah penting, jika terjadi komplikasi secara
tiba-tiba. Karena dengan kerja sama itu dapat dilakuakan tindakan segera dan
asuhan yang diberikan oleh bidan dapat dipahami dan dilajalankan bersama. Agar
persiapan kelahiran bayi dapat berjalan dengan baik.

9. Memantau Kesejahteraan Janin


Untuk memantau kesejahteraan janin, alat cardiotografi (CTG) dapat
digunakan. Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia 7 – 9 bulan dan
pada saat persalinan. Dari pemeriksaan (CTG) dapat diperoleh irama DJJ, gerakan
janin dan kontraksi rahim. Apabila terjadi kemungkinan terjadi masalah maka
dokter akan melakukan NST (Non Stop Tes), memberikan infuse oksitosin untuk
mempercepat kontraksi rahim dan melakukan tindakan segera.
Selain itu dilakukan pengukuran TFU maupun tanda gejala gangguan fisik
pada iibu seperti hhipertensi, perdarahan pervaginam dll. USG dan KTG juga bisa
dilakukan pada janin untuk menilai keadaan fisik janin. Alat USG real time
dengan resolusi tinggi dapat digunakan untuk menilai perilaku janin, fungsi janin,

16
marfologi dan morfometri janin, plasenta, tali pusat dan cairan amnion. Penilaian
fungsi hemodinamika uterus, plasenta, janin dapat dilakukan dengan USG
Doppler berwarna. Belakangan ini telah dikembangkan USG 3 dimensi yang
bermanfaat untuk mempelajari morfologi dan hemodinamik janin dengan lebih
mudah dan akurat. Sedangkan KTG berguna untuk mendeteksi secara dini
adanya hipoksia janin dan keausannya.

10. Ketidak Nyamanan Dan Cara Mengatasinya


Selama proses persalinan banyak hal yang membuat ibu menjadi tidak
nyaman. Salah satunya yaitu factor lingkungan tempat bersalinan yang tidak
nyaman sehhingga ketenangan ibu terganggu. Dan juga karena adanya rasa nyeri
dan sakit yang dirasakan ibu menjelang persalinan maupun saat persalinan
berlangsung. Namun ada beberapa cara yang bisa mengatasi rasa
ketidaknyamanan ibu tersebut dari beberapa segi , yaitu dengan cara :
1. Lingkungan
Untuk mengatasi rasa ketiknyaman ibu, lingkungan tempat melahirkan itu
damai dan tenang, lampu redup, privasi yang terjaga, suhu kamar yang hangat
dan penuh rasa cinta dan music yang mengalun lembut.
2. Fisik
Untuk menghilangkan rasa nyeri ibu bisa berjalan-jalan sebelum proses
persalinan dimulai, menggoyang-goyangkan panggul, dan mengatur posisi
bantal yang sesuai
3. Sentuhan
Ibu yang diberi sentuhan dan pijatan lembut akan lebih tenang dalam
menghadapi proses persalinan.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebutuhan ibu selama bersalinan sangat mempengaruhi proses


berahasilnya kelahiran bayi. Selama proses persalinan, pasien sangat
membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar, yang dimaksud dengan pemenuhan
dasar adalah kebutuhan yang sangat penting dan mutlak untuk dipenuhi selama
proses kehamilan.
Ibu bersalin membutuhkan support dari suami dan keluarga untuk kelancaran
persalinan. Sebelum melahirkan, banyak hal yang harus dipersiapkan untuk
persalinan agra tidak tergesa-gesa dan terjadi kepanikan. Dalam Persiapan
persalianan peran suami, keluarga dan masyarakat sangatlah dibutuhkan. Untuk
memenuhi kebutuhan ibu bersalin, ibu dan keluarga hendaknya telah
mempersiapkannya jauh-jauh hari. Dalam menghadapi proses persalinan ibu
diharapkan tenang dan tidak cemas.

3.2 Saran
Untuk ibu dianjurkan untuk tetap tenang dan tidak panik dalam menjalani
proses persalinan. Karena dengan tenang, ibu bisa melahirkan dengan lancar. Dan
ibu hendaknya harus mempersiakan kebutuh dasar selam persalinan jauh-jauh
hari.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan
penulis. Bila dalam pembuatan Makalah ini ada kekurangan, penulis
mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca guna penyempurnaan Makalah ini.

18

Anda mungkin juga menyukai