2
1000 Hari Pertama Kehidupan Masa Kritis Dalam
Kehidupan Manusia (1)
Kekurangan zat gizi pada 1000 hari kehidupan menyebabkan rendahnya ketahanan tubuh anak terhadap penyakit
infeksi yang akhirnya akan menyebabkan kematian.
Kekurangan zat gizi pada 1000 hari kehidupan akan menyebabkan terlambatnya perkembangan motorik dan
kecerdasan.
Pada usia 0- 2 tahun, anak sangat rentan terhadap penyakit infeksi yang sering menyerang anak (diare, campak,
ISPA/pnemonia, malaria, dll).
Akibat dari kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan tidak dapat diperbaiki setelah anak mencapai usia 2
tahun.
Pemberian zat gizi yang cukup pada 1000 hari kehidupan dan praktek asah, asih dan asuh yang benar akan
menjadi dasar bagi pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.
3
1000 Hari Pertama Kehidupan Masa Kritis Dalam
Kehidupan Manusia (2)
Pemenuhan asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan anak sangat penting untuk mencegah penurunan status gizi
anak sejak awal.
Hasil penelitian Shrimpton dkk. (Jurnal Pediatrics, Mei 2001) yang berjudul “Worldwide Timing of Growth Faltering:
Implications for Nutritional Interventions” status gizi anak berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U)
cenderung menurun pada saat ia memasuki usia 3 bulan. Penurunan status gizi yang sangat tajam terjadi hingga usia 12
bulan dan mulai melambat pada usia 18-19 bulan. Jika tidak dilakukan perbaikan, kekurangan gizi masih akan terus
berlanjut hingga anak usia 5 tahun.
Berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), penurunan status gizi dimulai sekitar usia 3 bulan
hingga 15 bulan.
Jika intervensi peningkatan asupan gizi dilakukan setelah anak berusia 2 tahun, maka intervensi tersebut sangat tidak
efektif. Mengapa? Karena kondisi anak sebenarnya mulai memburuk jauh sebelum anak berusia 2 tahun dan proses
tersebut tidak dapat diulang (irreversible).
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN YANG MENENTUKAN
7
Pemberian MPASI pertama kepada bayi perlu dilakukan secara benar. Pasalnya, jika MPASI
diberikan dengan jumlah, komposisi, dan waktu yang kurang sesuai, bayi justru bisa jadi susah
makan. Akibatnya, asupan nutrisi bayi tidak tercukupi, sehingga kesehatan serta tumbuh
kembangnya terganggu.
Ada 4 poin yang perlu diperhatikan dalam memberikan MPASI pertama pada bayi, yaitu:
1. Kesiapan bayi
MPASI pertama dapat diberikan ketika bayi berusia 6 bulan. Pada usia tersebut, sistem
pencernaannya sudah cukup berkembang hingga bisa mencerna makanan padat dengan
baik. Pemberian makanan padat, seperti bubur pisang, bubur nasi, atau bahkan bubur bayi
kemasan, sebelum bayi mencapai usia 6 bulan cenderung berbahaya karena bayi belum siap
menerimanya.
Selain usia, kesiapan Si Kecil untuk menerima MPASI dapat terlihat dari beberapa tanda berikut:
• Suka memasukkan tangan atau mainan ke dalam mulut.
• Sudah bisa duduk dan menahan kepalanya dalam posisi tegak, walau masih membutuhkan
sandaran untuk menahan tubuhnya.
• Tertarik saat melihat seseorang makan, misalnya dengan bersuara “aah” atau mencoba
meraih sendok atau makanan yang sedang Bunda atau Ayah pegang.
• Adanya respons dari Si Kecil dengan membuka mulutnya saat diberikan makanan atau sendok.
• Dapat meraih makanan dan memasukkannya ke mulut.
2. Jenis makanan yang diberikan
MPASI harus mengandung gizi seimbang agar dapat memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan
oleh bayi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serta serat. MPASI perdananya
harus dimulai dengan makanan yang sudah dihaluskan atau bisa juga makanan encer yang sudah
disaring.
Secara bertahap, Bunda bisa mengubah tekstur makanan yang semula lebih encer atau cair
menjadi semakin padat. Berikut ini adalah tahapan MPASI perdana yang bisa diberikan kepada
bayi:
Bubur khusus bayi
Bubur khusus bayi atau sereal bayi adalah salah satu jenis MPASI awal yang praktis dan mudah
dibuat. Untuk memperkaya asupan nutrisi Si Kecil, Bunda bisa mencampurkan bubur atau sereal
bayi dengan ASI atau susu formula.
MPASI sayur dan buah
Sesekali Bunda bisa memberikan Si Kecil sayur rebus atau kukus. Beberapa jenis sayuran yang
baik untuk diberikan sebagai MPASI meliputi kentang, brokoli, wortel, bayam, dan ubi.
Tidak cuma sayur, buah-buahan tertentu, seperti melon, apel, alpukat, pisang, dan pepaya, juga
baik untuk diberikan sebagai MPASI untuk bayi.
Finger food
Finger food adalah makanan yang dipotong kecil hingga seukuran jari Bunda agar mudah
digenggam dan dimakan oleh bayi. Bunda dapat memberikan Si Kecil potongan pisang atau
avokad yang sudah matang sebagai finger food. Namun, finger food biasanya baru boleh diberikan
kepada bayi mulai usia 9-12 bulan.
Makanan lanjutan
Jika sudah terbiasa mengonsumsi MPASI dan Si Kecil menikmatinya, coba berikan makanan lain,
seperti nasi, roti, tahu, tempe, telur rebus, serta ikan dan daging. Jenis makanan ini sudah bisa
diberikan kepada Si Kecil saat usianya 9 bulan.
Yang perlu Bunda ingat, makanan tersebut tetap perlu dimasak hingga lunak atau dicincang halus
agar Si Kecil lebih mudah memakannya dan tidak tersedak.
Bunda juga dianjurkan untuk mengajari Si Kecil minum langsung dari cangkir atau gelas saat
mulai memberikan MPASI. Hal ini akan melatih kemampuannya untuk minum, sekaligus baik
untuk pertumbuhan giginya.
Saat memberikan Si Kecil MPASI, Bunda disarankan untuk tidak menambahkan gula, garam, atau
penyedap rasa. Sebagai alternatif, Bunda boleh memberikan bahan makanan yang bisa
menambah rasa MPASI, misalnya bawang putih, lemon, atau rempah-rempah yang rasanya
ringan.
3. Frekuensi dan jumlah MPASI
Awalnya, bayi diberi makan setidaknya 2-3 kali sehari, dengan 1 kali makanan selingan. Namun,
setelah berusia 8-9 bulan, bayi sudah mulai bisa makan sebanyak 3 kali sehari. Pada usia 12 bulan
ke atas, bayi sudah bisa untuk makan 3-4 kali sehari.
Sedangkan jumlah MPASI awal yang disarankan adalah sekitar 2-3 sendok makan. Selanjutnya,
Bunda bisa memperbanyak porsi MPASI secara bertahap sesuai nafsu makan Si Kecil.
4. Tidak memaksa bayi untuk makan
Pemberian MPASI harus dengan cara yang responsif, artinya Bunda disarankan untuk
memberikan MPASI ketika Si Kecil mulai lapar dan berhenti memberikannya ketika ia sudah mulai
kenyang atau menolak untuk makan. Agar lebih mudah, Bunda disarankan untuk memberikan Si
Kecil MPASI teratur sesuai jadwal makannya.
Pengenalan makanan biasanya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Oleh sebab itu, Bunda
harus bersabar dan jangan memaksa Si Kecil untuk menghabiskan makanan. Bila kali ini ia tidak
tertarik, cobalah lagi di lain waktu.
Menyuapi bayi harus secara perlahan dan tidak terburu-buru, agar ia tidak tersedak. Bila Si Kecil
menunjukkan minat untuk makan sendiri, berikan ia kesempatan sesekali untuk makan dengan
tangannya langsung.
Berikan pula berbagai variasi pilihan rasa dan jenis makanan sehat agar Si Kecil bisa mengenal
lebih banyak rasa dan melatihnya agar tidak menjadi ‘pemilih makanan’. Pastikan juga makanan
yang diberikan kepada Si Kecil selalu bersih, segar, dan tidak terlalu panas.
Satu hal yang perlu Bunda pahami juga adalah bahwa MPASI ini bersifat pendamping dan bukan
untuk menggantikan asupan ASI atau susu formula sebagai sumber nutrisi utama bayi sehari-hari.
Oleh sebab itu, tetap susui Si Kecil hingga usianya 2 tahun.
Apabila Bunda ingin tahu lebih jauh seputar cara memberikan MPASI pertama untuk Si Kecil atau
masih merasa bingung untuk mulai memperkenalkan MPASI, jangan ragu untuk bertanya atau
berkonsultasi ke dokter anak.
Porsi MPASI sangat penting untuk diperhatikan karena akan menentukan kecukupan asupan
nutrisi si kecil. Mama sebaiknya selalu memberikan si Kecil makanan sesuai porsi yang
dibutuhkan. Berikut ini adalah porsi MPASI yang bisa Mama berikan untuk si Kecil sesuai dengan
usianya yang disarankan oleh IDAI.
6 – 9 bulan: 2- 3 sendok makan hingga setengah mangkuk ukuran 250ml.
9 – 12 bulan: setengah mangkuk ukuran 250ml.
12 – 23 bulan: 3/4 hingga 1 mangkuk penuh ukuran 250ml.
Pastikan setiap menu MPASI yang Mama berikan untuk si Kecil mengandung empat jenis
nutrisi penting yang dibutuhkannya, yakni karbohidrat, protein, lemak, dan serat.
1. Karbohidrat sebagai sumber energi yang bisa didapat dari beras putih, beras merah,
beras cokelat, kentang, ubi, jagung, gandum atau oat.
2. Protein untuk mendukung kecerdasan otak si Kecil yang bisa diperoleh dari daging
ayam, daging sapi, ati sapi, telur, ikan dan udang. Pastikan Mama memasak makanan
ini hingga matang ya, supaya tidak ada infeksi bakteri. Protein juga bisa didapatkan
dari sumber nabati, seperti tahu, tempe, kacang merah, atay edamame.
3. Lemak dibutuhkan untuk mendukung perkembangan otak dan mampu meningkatkan
berat badan. Sumber lemak yang bissa dipilih di antaranya mentega, minyak kelapa,
santan, atau minyak zaitun.
4. Serat dari buah-buahan dan sayuran, seperti bayam, kangkung, buncis, kacang
panjang, wortel dan labu. Meski penting, serat pada MPASI sebaiknya dibatasi. Sebab,
berbeda dengan orang dewasa yang membutuhkan banyak serat, terlalu banyak
asupan serat pada bayi justru dapat menyebabkan sembelit.
Selain memerhatikan komposisi MPASI, ada beberapa makanan yang
memerlukan perhatian khusus, seperti:
16
HASIL RISET OTAK
Perkembangan kapasitas Ketika lahir, sel otak bayi berjumlah sekitar 100
milyar, tetapi belum saling berhubungan kecuali
kecerdasan anak sangat pesat hanya sedikit, yaitu hanya sel-sel otak yang
terjadi di awal kehidupannya. mengendalikan detak jantung, pernafasan, gerak
refleks, pendengaran, dan naluri hidup.
18
HEMISFER OTAK KIRI DAN OTAK KANAN
Hemisfer Kiri Hemisfer Kanan
Logika
Pemikiran Holistik
Intuisi
Nyata
Analogik
Berhitung Konstruksi
Bahasa Prosodi, lagu bahasa
Mengenali gambar
Menulis Menggambar
Ilmiah Fantasi
Simbolik Acak
Tidak memperhitungkan waktu
Abstrak Emosi
Merinci Menggunakan feeling
Berurutan
Konkret
Seni
Memperhitungkan waktu
Detail
Anak Usia 3 Tahun
Normal Terabaikan
http://www.feralchildren.com/image.php?if=figures/perry20021
20
20
Hubungan Antara Gizi Perempuan Dengan
Gizi Anak Yang Dilahirkan
Nutrisi ibu sebelum dan selama kehamilan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janin, yang akan berdampak
kepada kelangsungan hidup janin.
Nutrisi yang baik sangat penting bagi ibu agar dia mampu
mengasuh dan merawat anaknya dengan baik serta melakukan
pekerjaan domestik maupun publik dan…terutama untuk
pemulihan dan persiapan hamil yang berikutnya.
21
Status Gizi Perempuan Menentukan Gizi Anak Yang Dilahirkannya
22
KUALITAS
IBU
ANAK
PERKEMBANGAN
OTAK
- Perencanaan
kehamilan
- Saat kehamilan
- Bersalin
- Merawat anak STIMULASI
selanjutnya NUTRISI
PENGASUHAN
Malnutrisi Berkontribusi Besar Terhadap Kematian Bayi Dan Anak Balita
Penyebab kematian
bayi dan anak Balita
Gambar A menunjukkan otak anak yang mengalami kekurangan gizi kronis dalam 1000 hari kehidupannya dan gambar B menunjukkan otak dengan gizi
baik (sehat). Pada otak anak yang sehat hampir tidak ada bagian yang kosong (putih) dan terlihat padat dan banyak lekukan, karena otak berkembang
dengan baik. Sedangkan pada gambar A terlihat banyak bagian kosong (putih) dan lekukannya sedikit, karena otak tidak berkembang secara optimal.
Kerusakan dan keterlambatan perkembangan otak bersifat menetap sehingga anak tidak bisa mencapai tumbuh kembang yang optimal.
1000 Hari Pertama Kehidupan Memutus Rantai Kemiskinan
Melahirkan anak
Ibu hamil yang
yang kurang
kekurangan gizi
sehat
Pertumbuhan
anak terhambat,
daya tahan
tubuh lemah.
Sakit sakitan
Kita ikut menentukan!!!!!
Sudahkah kita Menyiapkan Generasi Penerus
Indonesia?