MP-ASI
I. IDENTIFIKASI MASALAH
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam pembangunan
manusia yang berkualitas. Dengan bertambahnya umur bayi, bertambah pula
kebutuhan akan zat-zat gizi. Oleh karena itu mulai umur 6 bulan, selain ASI bayi
perlu diberi makanan lain. Makanan ini disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI),
yang diberikan kepada bayi sampai umur 24 bulan.
II. PENGANTAR
Topic : MP-ASI
Waktu : 30 menit
Tempat : Posyandu
V. KOMUNIKATOR
Mahasiswa Bidan Dan Gizi
VI. MATERI
Terlampir (MP-ASI),
VII. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VIII. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
X. LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian MP-ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung
gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
MP-ASI diberikan mulai umur 4 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat
umur bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh
kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi.
Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting
untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat
pada periode ini.
2. Pemberian makanan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan
bayi/anak menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi
5 tahap :
2. Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu,
bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari.
3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit
demi sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak
kelapa/margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan
bayi, disamping memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vit
A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.
4. Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit
sbb :
2. Pepaya lumat
Bahan : 1 potong pepaya
Cara membuatnya :
a. Kupas pepaya matang, buang bijinya dan cuci bersih dengan air matang.
b. Saring dengan menggunakan saringan kawat yang halus.
c. Taruh dicangkir atau mangkok kecil dan berikan kepada bayi dengan
sendok kecil.
d. Dapat juga pepaya dikerik seperti pada pisang lumat
Nilai gizi 100 g pepaya :
Energi : 46 Kal
Vit.A : 146 S1
Vit C : 78 mg
Cara membuatnya :
a. masukkan air yang telah dicampur minyak kelapa atau air yang telah
dicampur santan ke dalam panci berisi beras, tahu atau tempe atau lauj-
pauk lain, tambahkan garam secukupnya
b. masaklah bahan-bahan sambil diaduk sampai matang
c. masukkan daun bayam atau daun kangkung atau sayuran hijau lain
yang sudah diris halus
d. setelah sayuran matang, angkat makanan dari api
e. dinginkan
f. makanan siap diberikan kepada bayi.
bahan:
a. 5 sendok makan nasi
b. potong lauk-pauk yang tersedia hari itu, misalnya tempe goreng
atau tahu goreng atau ikan goreng atau telur. Jangan berikan lauk yang
pedas
c. sayuran yang tersedia hari itu, misalnya sayur bening, sayur
tumis atau sayuran bersantan
d. kuah sayur bening atau kuah sayur bersantan yang cukup untuk
menghaluskan nasi.
Cara membuatnya:
a. taruh nasi, lauk-pauk dan sayur dalam keadaan masih hangat dalam
piring kecil atau mangkok
b. tuangkan kuah sayur bening atau kuah sayur bersantan sedikit demi
sedikit ke dalam piring atau mangkok
c. campurkan dan lembutkan semua makanan tersebut denmgan sendok
d. makanan siap diberikan kepada bayi.
Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja. Di daerah kota dan semi
perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan
terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena ibu sibuk. Hal ini menyebabkan
konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang
diperhatikan.
Pada usia 4-6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat
menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan
bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu
berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat
menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi.
Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI.
Waktu : 45 menit
Tempat : Posyandu
I. Tujuan Umum
a. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
b. Media dan alat bantu pembelajaran
1. Leafleat
2. Power point
3. Laptop
4. LCD
V. Materi Penyuluhan
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari – hari yang mengandung
zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
mencegah masalah gizi. Manfaat pedoman gizi seimbang bagi balita adalah
sebagai berikut :
penyakit
1. Memelihara kesehatan
kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktifitas fisik, berat
badan dan tinggi badan. Antara asupan gizi dan pengeluarannya harus ada
keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita
pertambahan usia.
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia.
pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak
gangguan gizi terutama pada anak balita antara lain sebagai berikut :
sayuran seperti genier, daun turi, bahkan daun ubi kayu kaya akan zat
menderita gangguan gizi oleh karena ibu sedang hamil lagi atau
adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya
secara baik.
5. Sosial ekonomi
1. Gizi kurang
zat gizi adaptif bersifat ringan sampai dengan berat. Gizi kurang banyak
terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun.Gizi buruk adalah kondisi gizi
konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam
hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama (Sodikin, 2013).
Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 tahun. Gizi
kurang umumnya terjadi pada balita dengan keadaan lahir BBLR (bayi berat
lahir rendah) atau dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Tidak
kurang baik dengan kebersihan yang buruk mengakibatkan balita atau anak-
anak menderita gizi kurang yang dapat bertambah menjadi gizi buruk atau
biokimia dan rendahnya zat gizi dalam tubuh berupa rendahnya kadar
hemoglobin serum vit A dan karoten, apabila keadaan ini berlangsung lama
maka akan terjadi perubahan fungsi tubuh seperti tanda tanda syaraf
a. Kecerdasan kurang
b. Kurang darah
e. Kurang bersemangat
f. Mata pucat
g. Mudah lelah
h. Mudah beraktivitas
i. Cengeng
2. Gizi lebih
hepatitis, empedu.
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam – jam makan
mengerti tentang gizi seimbang anak balita agar dapat mengurangi status
gizi kurang dengan memberikan penyuluhan ini sehingga ibu – ibu balita
a. Struktur
Air Molek II
b. Proses
oleh penyaji
c. Hasil
Pengetahuan ibu – ibu balita mengenai gizi seimbang balita meningkat
karena banyaknya ibu – ibu balita yang bertanya tentang materi yang
1. Hasil Kegiatan
desa terlebih dahulu dan ibu – ibu PKK untuk mengadakan penyuluhan
dipakai saat kegiatan serta doorprice. Pada hari yang telah ditentukan
para ibu – ibu balita dikumpulkan sesuai dengan pukul 14.00 WIB
diskusi, tanya jawab dan pemberian leafleat pada hari sabtu tanggal 11
april 2020 dengan materi gizi seimbang anak balita. Setelah materi
terjadi adalah tidak semua ibu – ibu balita yang diundang mengikuti
kegiatan penyuluhan. Sedangkan undangan sudah disebarkan, namun
partisipasi dari warga desa terutama ibu – ibu balita kurang. Upaya
disampaikan.
yang disampaikan
2. Pembahasan
adalah tidak semua ibu – ibu balita yang diundang mengikuti kegiatan
dari warga desa terutama ibu – ibu balita kurang. Upaya yang dilakukan
h. Penutup
1. Simpulan
2. Saran
Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yulianti, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi ke-2. Jakarta
Franchfi
Ketua Pelaksana
Regita trimulya
Sekretaris
Bendahara
Sub Bahasan : PHBS (Cuci Tangan Dengan Sabun Dan Air Mengalir)
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan peserta
penyuluhan dapat memahami informasi mengenai PHBS (Cuci Tangan),
penting nya kesehatan lingkungan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan peserta penyuluhan mampu :
a. Mengetahui pengertian mencuci tangan
b. Mengetahui manfaat mencuci tangan
c. Mengetahui tujuan mencuci tangan
d. Mengetahui waktu yang penting untuk mencuci tangan
e. Mampu melakukan cara mencuci tangan yang baik dan benar
f. Menjelaskan ruang lingkup kesehatan lingkungan
g. Menciptakan pengaruh kesehatan lingkungan rumah terhadap
kesehatan
B. SUB POKOK BAHASAN
1. Pengertian mencuci tangan
2. Manfaat mencuci tangan
3. Tujuan mencuci tangan
4. Waktu yang penting untuk mencuci tangan
5. Cara mencuci tangan yang baik dan benar
C. KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA
1. 3 menit PEMBUKAAN
D. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya Jawab
E. MEDIA/ALAT BANTU
1. Leaflet
2. Hand Sanitizer
3. Air
4. Tissue
F. SETTING TEMPAT
Keterangan :
Petugas Kesehatan =
Keluarga =
G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa mampu melakukan kegiatan penyuluhan kegiatan ke keluarga
yang dikategorikan dengan baik.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga antusias dalam kegiatan penyuluhan
b. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
c. Penyuluhan dapat berjalan dengan lancar
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta terlihat senang dan gembira
b. Peserta mengungkapkan manfaat yang dirasakan saat mengikuti penyuluhan
LAMPIRAN MATERI
A. Hand Hygine
1. Pengertian Hand Hygine
Hand Hygine atau Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari
segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara
tertentu sesuai dengan kebutuhan. Cuci tangan adalah proses membuang
kotoran dan debu secara mekanik dari kulit kedua belah tangan dengan
memakai sabun dan air.
LINGKUNGAN SEHAT
A. TujuanUmum
Setelah diberikan penyuluhan tentang lingkungan sehat dan rumah sehat, keluarga
dapat memahami tentang lingkungan sehat dan rumah sehat
B. TujuanKhusus
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu :
1. Menyebutkanpengertian Lingkungan sehat
2. Menyebutkanciri-ciri lingkungan yang sehat
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Menyampaikanmateripenyuluhan
2. Ceramah
3. Tanya jawabdengansasaran
E. Media
Leaflet
F. Kegiatanpenyuluhan
No TahapanW KegiatanPenyuluhan ResponKlien Media Metode
. aktu
1. Pembukaan - Memberisalam - Sasaranmenjawab Ceramah
(2 menit) - Memperkenalkandi salam.
ri - Sasaranmengertid
- Menyampaikantuju enganpenyuluhan
anpenyuluhan yang diadakan
2. Pelaksanaan - Menyampaikanmat - Mendengarkanma Ceramah
(10 menit) eri teripenyuluhan Diskusi
- Tanya jawab Yang
disampaikan.
- Sasaran
memperhatikan
apa yang
disampaikan.
- Sasaranbertanya
3. Penutup - Memberikankesim - Mengertiatasapa Ceramah
(3 menit) pulanatasapa yang yang
disampaikandanme disimpulkandanm
nanyakankembali enjawabpertanyaa
materipenyuluhann ndenganbaik.
yakepadasasaran - MenjawabsalamP
- Menutupdengan enutup
Salam
G. Evaluasi
1. Keluarga mampu
menjelaskanpengertianlingkungansehat
2. Keluarga mampu
menyebutkanruanglingkuplingkungansehat
3. Keluarga mampu menjelaskanpengertianrumahsehat
4. Keluarga mampu menyebutkansyarat-syaratrumahsehat
5. Keluarga mampu menyebutkankembali 4 dari 7 hal
yang dapatdilakukanuntukpemeliharaanrumahsehatdenganbenar
6. Keluarga mampu menyebutkansyarat-syarat air
bersihdansehat
H. Referensi
Cheriatna.2007. SyaratRumahSehatdan
Ideal.Dalamhttp://123rumah.wordpress.com/2007/12/12/syarat-rumah-sehat-
dan-ideal/.Diaksestanggal 24 Juni 2009.
Ferri, Anton. 2008.
RumahTanggaSehat.Dalamhttp://mediaphbs.wordpress.com/.Diaksestanggal 20
Juni 2009.
Vitharea. 2008.
RumahSehatku.Dalamhttp://vitharea.blog.friendster.com/2008/12/rumah-sehat-
ku/.Diaksestanggal 21 Juni 2009.
Yulisa. 2007. Tips RumahSehat.Dalamhttp://www.pdf-search-engine.com/sap-rumah-
sehat-pdf.html.Diaksestanggal 20 Juni 2009.
LAMPIRAN MATERI
LINGKUNGAN SEHAT
A. PENGERTIAN
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, baik berupa benda hidup,
benda mati, benda nyata ataupun abstrak termasuk manusialainnya. Serta suasana yang
terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut.
Lingkungan sehat adalah jika sampah, air limbah dan tinja dibuang secara benar.
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup lingkungan sehat antara lain :
1. Perumahan
2. Air bersihdansehat
3. Pembuangankotoranmanusia
4. Pembuangan air limbah
5. Pembuangansampah
C. PERUMAHAN
1. Pengertianrumahsehat
Keadaanperumahanadalahsalahsatufaktor yang menentukankeadaan hygiene
dansanitasilingkungan.Rumahsehatadalahsuatutempatuntukberlindungterhadapganggu
andariluarantara lain untukmelindungidaripanas, hujan,
angindangangguanlainnyasehinggadapattinggaldari rasa
amandantentramsertarumahtersebutmemenuhisyarat-syaratkesehatan.
2. Kriteriarumahsehat
a. Memenuhikebutuhanfisiologis, suhuruangantidakbanyakberubah antara18-200 C.
b. Menghindariterjadinyakecelakaan
c. Kontruksi bangunan harus kuat dan benar.
d. Ada sarana pencegahan terjadinya kecelakaan di sumur, kolam dan lain-lain
terutama untuk anak-anak.
e. Tidak mudah terbakar.
f. Ada alat pemadam kebakaran
g. Menghindari terjadinya penyakit
1) Ada sumber air yang sehat, cukup kualitas dan kuantitas.
2) Ada tempat pembuangan sampah, kotoran dan air limbah yang baik.
3) Dapat mencegah perkembangbiakan vektor penyakit. (Lantai dan dinding
rumah tidak lembab, Tinggi lantai rumah minimal 10 cm dari permukaan
halaman dan 25 cm dari permukaan jalan).
4) Bagiandalamrumahharuscukuptersediakamaruntuk orang tua, anakdantamu.
Dimana luas kamar 8m perkapita per luas tanah. Untukdaerahtropis,
sebaiknyalotengagaktinggi, sehingga volume udaradalamruangancukup.
Ventilasiudaraharusbaik, demikian juga peneranganruanganharuscukup.
5) Bagianluarrumah agar memilikiluaspekarangan yang
cukupsehinggadapatditanamitanamanpenghijauan, buah-buahan, sayur-
mayurdanbunga. Lingkungansekitarrumahtidakbolehtercemarpolusi.
Tersediafasilitas air, listrikdansambungantelepon. Memilikijalan yang
dapatdilaluikenderaanuntukmenujusarana-saranapelayananumumsepertipasar,
rumahsakit, sekolahdantempatibadah.
6) Bagianpengolahmakananrumahtanggaataudapurharusmemenuhipersyaratanke
bersihan. Di tempatinilahmakanandiolah. Biladapurkotor, makamakanan yang
dimasakkotor pula
danhaliniberbahayauntukkesehatananggotakeluargapenghunirumahtersebut.
7) Tersediajambansehat, WC bersih, kakusdibuat, direncanakancermat. Gunakan
material, bahanterpilih. Buatlah WC duduk berjongkok.
h. Memenuhi kebutuhan psikologis
Rumahbukanhanyasekedartempatistirahat, melainkan juga
untuktempatmendapatkankesenangan, kebahagiaandankedamaian.
3. Manfaatrumahsehat
a. Rumah adalah tempat berlindung terhadap gangguan luar.
b. Rumah merupakan tempat pembinaan keluarga. Rumah sebagai tempat tinggal
dan pertumbuhan keluarga mempunyai peranan yang besar dalam pembinaan
watak penghuninya.
c. Tempat kegiatan keluarga, rumah sebagai tempat pemenuhan penghuninya dalam
melakukan kegiattan atau pekerjaan rumah tangga sehari-hari.
G. PEMBUANGAN SAMPAH
1. Cara pembuangansampah:
a. Sampahdibuangketanah
b. Dibakar
c. Dibuatkompos
d. Makananternak
2. Keuntunganmembuangsampahdenganbenar
a. Terhindardaritimbulnyapenyakit
b. Dapatmenghasilkanpupuk
c. Keadaanbersihdapatmenimbulkan
d. Kepuasantersendiri
e. Menciptakankeindahan
f. Menimbulkansuasananyaman
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SAMPAH
Topik : Sampah
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada Siswa .,.,.,.,.
D. Materi
1. Terlampir
E. Media
1. Leaflet
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. Kegiatan Penyuluhan
N
WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
O
1. 5 menit Pembukaan :
diberikan.
2. 10 menit Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi Mendengarkan
sampah
sampah
benar
untuk bertanya
3. 10 menit Evaluasi:
4. 5 menit Penutup :
H. Evaluasi
Mahasiswa
3. Penilaian
I. Pengorganisasian
Chika rahayu
Rivana humaira
Franchfi
Nadia rahman
J. Kreteria Evaluasi
MATERI PENYULUHAN
sudahtidak terpakai lagi oleh manusia atau benda yang sudah digunakan lagi
dibagi menjadi :
pemindahatau penyebar penyakit. Oleh karena itu, sampah harus dikelola dengan
penyakit. Selainitu, tempat tersebut juga menarik hewan perantara penyakit seperti
kulit.
yangmenyebabkan penyakit bila di bakar (seperti bahan plastik dan karet bila
DAFTAR PERTANYAAN
BALITA STUNTING
Waktu : 30 menit
1. LATAR BELAKANG
Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai
dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan
tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau
tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana
tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek
dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009).
Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai dengan
terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi
badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis
atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang
untuk gizi kurang pada anak.
o TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orangtua anak dapat mengetahui
dan memahami bagaimana mencegah stunting.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat mengetahui tentang:
1) Defenisi Stunting
2) Penyebab stunting
3) Dampak stuntig
4) Cara mencegah stunting
5) Zat Gizi Mikro yang Berperan untuk Menghindari Stunting (Pendek)
o RENCANA KEGIATAN
1. Metode : Ceramah, diskusi, dan Tanya jawab
2. Media dan Alat Bantu : Leaflet, Pertunjukan slides (melalui overhead
projector, slide projector, komputer dan LCD projector, atau lainnya), dan video.
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : Posyandu
b. Hari/Tanggal : April 2020
4. Materi dan Pemateri : Fachri Okta Surya
5. Peserta : Orang tua anak
6. Waktu : 30 menit
o KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan
o KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam
penyiapan kursi, absensi dan leaflet.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan pihak
Poltekkes Kemenkes Malang
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar
melalui pertanyaan lisan meliputi pengertian stunting, cara mencegahnya, dan zat gizi
yang berperan menghindari stunting (75%).
A. Defenisi Stunting
Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai dengan
ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang
sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan
populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan
berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan
dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunted adalah tinggi badan yang kurang
menurut umur (<-2SD), ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang
mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia
anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu
dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan atau kurang
dari minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata standar atau keadaan dimana tubuh
anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009) (WHO,
2006). Ini adalah indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang memberikan
gambaran gizi pada masa lalu dan yang dipengaruhi lingkungan dan keadaan sosial ekonomi.
B. Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses
kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan.
Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang peningkatan
stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung
yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil
dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation
(IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan
dan perkembangan.
Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja seperti yang
telah dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor tersebut
saling berhubungan satu sama lainnnya. Terdapat tiga faktor utama penyebab stunting yaitu
sebagai berikut :
Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam
makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).
Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
Riwayat penyakit.
Lancet “Maternal and Child Nutrition” Series tahun 2004 memuat satu konsep model
faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan gizi, kecacatan atau disability dan kematian.
• Dalam diagram tersebut terlihat bahwa kekurangan gizi kronis atau pendek lebih
dipengaruhi oleh faktor gangguan pertumbuhan pada masa janin, kekurangan asupan
zat gizi mikro dan kekurangan asupan energy dan protein.
• Sementara itu gizi kurang akut yang sering disebut gizi kurang atau kurus lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor tidak cukupnya asupan gizi terutama kalori dan
protein dan infeksi penyakit.
• Tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu merupakan salah satu penyebabnya
tingginya infeksi pada bayi yang mengakibatkan kekurangan gizi akut dan kematian.
• Kekurangan gizi mikro disamping menyebabkan kekurangan gizi kronis juga
menyebabkan disability, yang meningkatkan risiko kematian
• Faktor-faktor kemiskinan, sosial budaya dan politik, meningkatnya infeksi penyakit,
ketahanan pangan dan tidak optimalnya cakupan dan kualitas pelayanan merupakan
merupakan faktor yang secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri
berpengaruh pada keadaan gizi ibu hamil, kekurangan gizi mikro, asupan energy yang
rendah dan tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu.
C. Dampak Stunting
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga prestasi belajar
menjadi rendah dan tidak dapat melanjutkan sekolah. Bila mencari pekerjaan, peluang gagal
tes wawancara pekerjaan menjadi besar dan tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang
berakibat penghasilan rendah (economic productivity hypothesis) dan tidak dapat mencukupi
kebutuhan pangan. Karena itu anak yang menderita stunting berdampak tidak hanya pada
fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan, produktivitas dan prestasinya kelak
setelah dewasa, sehingga akan menjadi beban negara. Selain itu dari aspek estetika, seseorang
yang tumbuh proporsional akan kelihatan lebih menarik dari yang tubuhnya pendek.
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko meningkatnya angka
kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik yang rendah serta fungsi-fungsi
tubuh yang tidak seimbang (Allen & Gillespie, 2001). Gagal tumbuh yang terjadi akibat
kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya dan
sulit diperbaiki.
Berbagai upaya telah kita lakukan dalam mencegah dan menangani masalah gizi di
masyarakat. Memang ada hasilnya, tetapi kita masih harus bekerja keras untuk menurunkan
prevalensi balita pendek sebesar 2,9% agar target MD’s tahun 2014 tercapai yang berdampak
pada turunnya prevalensi gizi kurang pada balita kita.
Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan bertambahnya umur,
namun pertambahan tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap kurang gizi dalam waktu
singkat. Jika terjadi gangguan pertumbuhan tinggi badan pada balita, maka untuk mengejar
pertumbuhan tinggi badan optimalnya masih bisa diupayakan, sedangkan anak usia sekolah
sampai remaja relatif kecil kemungkinannya. Maka peluang besar untuk mencegah stunting
dilakukan sedini mungkin. dengan mencegah faktor resiko gizi kurang baik pada remaja
putri, wanita usia subur (WUS), ibu hamil maupun pada balita. Selain itu, menangani balita
yang dengan tinggi dan berat badan rendah yang beresiko terjadi stunting, serta terhadap
balita yang telah stunting agar tidak semakin berat.
Kejadian balita stunting dapat diputus mata rantainya sejak janin dalam kandungan
dengan cara melakukan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil, artinya setiap ibu
hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi, mendapatkan suplementasi zat gizi
(tablet Fe), dan terpantau kesehatannya. Selain itu setiap bayi baru lahir hanya mendapat ASI
saja sampai umur 6 bulan (eksklusif) dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping
ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya. Ibu nifas selain mendapat makanan cukup
gizi, juga diberi suplementasi zat gizi berupa kapsul vitamin A. Kejadian stunting pada balita
yang bersifat kronis seharusnya dapat dipantau dan dicegah apabila pemantauan pertumbuhan
balita dilaksanakan secara rutin dan benar. Memantau pertumbuhan balita di posyandu
merupakan upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan
pertumbuhan, sehingga dapat dilakukan pencegahan terjadinya balita stunting.
Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama
kehidupan, yaitu:
Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi stunting.
Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan
sangat kurus atau telah mengalami KurangEnergiKronis (KEK), maka perlu diberikan
makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut. Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah
darah, minimal 90 tablet selama kehamilan. Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak
mengalami sakit.
Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD). Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI
Eksklusif).
Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian
ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh
kapsul vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap.
· Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga.
Pada Seorang wanita dewasa yang sedang hamil, kebutuhan gizinya dipergunakan untuk
kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh, aktivitas fisik, serta menjaga keseimbangan
segala proses dalam tubuh. Di samping proses yang rutin juga diperlukan energi dan gizi
tambahan untuk pembentukan jaringan baru, yaitu janin, plasenta, uterus serta kelenjar
mamae. Ibu hamil dianjurkan makan secukupnya saja, bervariasi sehingga kebutuhan akan
aneka macam zat gizi bisa terpenuhi. Makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah
makanan yang mengandung zat pertumbuhan atau pembangun yaitu protein, selama itu juga
perlu tambahan vitamin dan mineral untuk membantu proses pertumbuhan itu.
Jumlah makanan untuk ibu yang sedang menyusui lebih besar dibanding dengan ibu hamil,
akan tetapi kualitasnya tetap sama. Pada ibu menyusui diharapkan mengkonsumsi makanan
yang bergizi dan berenergi tinggi, seperti diisarankan untuk minum susu sapi, yang
bermanfaat untuk mencegah kerusakan gigi serta tulang. Susu untuk memenuhi kebutuhan
kalsium dan flour dalam ASI. Jika kekurangan unsur ini maka terjadi pembongkaran dari
jaringan (deposit) dalam tubuh tadi, akibatnya ibu akan mengalami kerusakan gigi. Kadar air
dalam ASI sekitr 88 gr %. Maka ibu yang sedang menyusui dianjurkan untuk minum
sebanyak 2–2,5 liter (8-10 gelas) air sehari, di samping bisa juga ditambah dengan minum air
buah.
Pada usia 0 – 6 bulan sebaiknya bayi cukup diberi Air Susu Ibu (ASI). ASI adalah makanan
terbaik bagi bayi mulai dari lahir sampai kurang lebih umur 6 bulan. Menyusui sebaiknya
dilakukan sesegara mungkin setelah melahirkan. Pada usia ini sebaiknya bayi disusui selama
minimal 20 menit pada masing-masing payudara hingga payudara benar-benar kosong.
Apabila hal ini dilakukan tanpa membatasi waktu dan frekuensi menyusui,maka payudara
akan memproduksi ASI sebanyak 800 ml bahkan hingga 1,5 – 2 liter perhari.
Ketika memasuki usia 1 tahun, laju pertumbuhan mulai melambat tetapi perkembangan
motorik meningkat, anak mulai mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan cara berjalan
kesana kemari, lompat, lari dan sebagainya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering
mengalami gangguan kesehatan dan rentan terhadap penyakit infeks seperti ISPA dan diare
sehingga anak butuh zat gizi tinggi dan gizi seimbang agar tumbuh kembangnya optimal.
Pada usia ini ASI tetap diberikan. Pada masa ini berikan juga makanan keluarga secara
bertahap sesuai kemampuan anak. Variasi makanan harus diperhatikan. Makanan yang
diberikan tidak menggunakan penyedap, bumbu yang tajam, zat pengawet dan pewarna. dari
asi karena saat ini hanya asi yang terbaik untuk buah hati anda tanpa efek samping
a. Kalsium
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan darah dan kontraksi
otot. Bahan makanan sumber kalsium antara lain : ikan teri kering, belut, susu, keju, kacang-
kacangan.
b. Yodium
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid mengatur metabolisme,
pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium juga penting untuk mencegah gondok dan
kekerdilan. Bahan makanan sumber yodium : ikan laut, udang, dan kerang.
c. Zink
Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, fungsi kekebalan dan
pengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan makanan sumber zink : hati, kerang, telur
dan kacang-kacangan.
d. Zat Besi
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan metabolisme energi.
Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah-
buahan.
e. Asam Folat
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel, memproduksi
sel darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam folat antara lain : bayam, lobak,
kacang-kacangan, serealia dan sayur-sayuran.
Lampiran 2
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Tahunan Indonesia. 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit mengenai tumbuh kembang
balita, ibu klien dapat memahami mengenai tumbuh kembang balita.
2. Tujan Instruksional Khusus :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
a. Mampu menyebutkan pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
b. Mampu menyebutkan stimulasi tumbuh kembang anak.
c. Mampu menyebutkan tumbuh kembang balita sesuai umur.
d. Mampu menyebutkan kebutuhan anak balita.
C. Materi
1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
2. Stimulasi tumbuh kembang balita.
3. Tumbuh kembang balita sesuai umur.
4. Kebutuhan anak balita
D. Sasaran
Peserta dalam kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah ibu klien atau keluarga
E. Strategipelaksanaan
Hari/Tanggal : 11 April 2020
Tempat : Posyandu
F. Metode
Ceramah dan diskusi
G. Media
1. Leaflet
H. Kegiatan pendidikan kesehatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
.
1 5 menit Pembukaan :
sesuai umur
d. Menjelaskan kebutuhan anak balita
4 5 menit Terminasi :
I. Kriteria evaluasi
Evaluasi Hasil
- Tes lisan : Diakhir ceramah
Klasifikasi penilaian
- Bila nilai benar : 0 – 5 : D : berarti tidak memahami
Menyusun balok/kotak
9-12 bermain bola, membungkuk,
Menggambar
bulan berjalan sendiri, naik tangga.
prabicara,
menirukan kata-kata
9-12
berbicara dengan boneka
bulan
bersenandung dan bernyanyi.
9-12 Minum sendiri dari sebuah cangkir, makan bersama-sama, menarik mainan
bulan yang letaknya agak jauh.
Pencegahan
Pemberian Imunisasi
penyakit
Tumbuh kembang
Stimulasi tumbuh kembang
normal
Stimulasi dini
Tumbuh kembang Penyuluhan stimulasi tumbuh kembang bagi ibu,
normal keluarga, dan pengasuh lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-tumbuh-kembang-balita-
lengkap.
Satuan Acara Kegiatan
8. Peralatan :
Pisau
Mangkuk kecil
Piring
Sendok
Sarung tangan plastik
9. Bahan : makanan yang menjadi lauk pauk sehari hari bagi ibu balita seperti ,
1 piring Nasi goreng
1 buah Telur dadar
½ buah Wortel rebus
1 lembar Selada
1 buah tomat
11. Biaya :
Biaya bahan makanan seperti selada, wortel dan tomat berasal dari hasil kebun warga
dan bahan makanan nasi goreng dan telur berasal dari hasil masakan mahasiswa
ketua kelompok,
Penyuluh : Mahasiswa
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran mampu memahami
tentang masalah ISPA.
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran dapat :
1. M
enjelaskan kembali pengertian dari ISPA.
2. M
enyebutkan kembali tanda dan gejala dari ISPA.
3. M
enyebutkan kembali macam-macam dari ISPA.
4. M
enjelaskan bahaya dari ISPA.
5. M
enjelaskan kembali cara perawatan ISPA dirumah.
6. M
enjelaskan cara pencegahan ISPA.
7. M
enjelaskan penatalaksanaan ISPA.
C. MATERI PENYULUHAN
a. Pengertian ISPA
b. Penyebab ISPA
c. Tanda dan Gejala ISPA
d. Macam-macam ISPA
e. Cara Penularan ISPA
f. Pencegahan ISPA
g. Penatalaksanan ISPA Pada keluarga
D. KEGIATAN
a. Petugas-petugas acara
Moderator : Fachri Octa Surya.
b. Pengorganisasian
Pemateri : Menyajikan materi
Moderator : Mengatur jalannya diskusi
Notulis : Mencatat hasil diskusi
Fasilitator : Mendampingi peserta penyuluhan
Observer : Mengobservasi jalannya penuluhan tentang ketepatan
2. Langkah-langkah :
a. Pra kegiatan pembelajaran.
Menyiapkan ruangan dan media
Menyiapkan waktu
E. MEDIA
a. Leaflet
F. EVALUASI
Butir pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian ISPA
2. Sebutkan Tanda dan Gejala ISPA non Pneumonia
3. Jelaskan macam-macam ISPA.
4. Jelaskan cara pencegahan ISPA Pneumonia
Jawaban :
1. Infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari.
2. Batuk pilek dengan disertai demam atau tidak
3. Pneumonia dan non Pneumonia
4. Cara pencegahan ISPA
Menjauhkan anak dari penderita batuk
Memberikan makanan bergizi setiap hari
Jagalah kebersihan tubuh, makanan dan lingkungan anak
Berikan imunisasi lengkap.
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) adalah infeksi saluran
pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang
berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan
bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau
lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk
jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura
(Nelson, 2003)
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan
kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam menghadapi organisme
asing yang terjadi secara tiba-tiba, menyerang hidung, tenggorokan,
telinga bagian tengah serta saluran napas bagian dalam sampai ke paru-
paru. Biasanya menyerang anak usia 2 bulan-5 tahun. (Whaley and Wong;
1991; 1418).
B. Penyebab
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab
dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang
merupakan penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus,
staphylococus, haemophylus influenzae,b clamydia trachomatis,
mycoplasma dan pneumokokus.
Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu
angka kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan
imunitas dari air susu ibu.
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut
berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang
yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup
secara keseluruhan dari jalan nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses
terjadinya infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang
terjadi secara langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi,
asthma serta kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi
perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Whaley
and Wong; 1991; 1420).
D. Klasifikasi
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai
berikut:
a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding
dada kedalam (chest indrawing).
b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
E. Faktor-faktor yang menyebabkan kejadian ISPA
pada anak menurut (Depkes, 2002) adalah sebagai berikut:
1. Usia / Umur
Kebanyakan infeksi saluran pernapasan yang sering mengenai anak
usia dibawah 3 tahun, terutama bayi kurang dari 1 tahun. Beberapa
penelitian menunjukan bahwa anak pada usia muda akan lebih sering
menderita ISPA dari pada usia yang lebih lanjut.
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) banyak menyerang balita
batasan 0-5 tahun, sebagian besar kematian Balita di Indonesia karena
ISPA. Balita merupakan faktor resiko yang meningkatkan morbidibitas
da mortalitas infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Khususnya
pnemonia karena pada usia balita daya tahan tubuh mereka belum terlalu
kuat (Santoso, 2007).
2. Jenis kelamin
Meskipun cara keseluruhan di negara yang sedang berkembang
seperti Indonesia masalah ini tidak terlalu di perhatikan, namun banyak
penelitian yang menunjukan perbedaan prevalensi penyakit ISPA
terhadap jenis kelamin tertentu.
3. Status Gizi
Setatus gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi
untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak.
Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan
oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutriaen. Penelitian
status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada dayta
antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000).
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara.
Semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang
rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus
bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang
masak agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh (Nadesul,
2001).
4. Status Imunisasi
Pemberian imunisasi adalah suatu cara dengan sengaja
memberikan kekebalan terhadap penyakit secara aktif sehingga anak
dapat terhindar dari suatu penyakit. Oleh sebab itu anak yang tidak
mendapat imunisasi lengkap akan lebih berisiko terkena ISPA
dibandingkan dengan anak yang mendapat imunisasi lengkap (Nelson,
1992).
Tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11
bulan), ibu hamil, wanita usia subur dan anak sekolah tingkat dasar.
Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4
dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, 1 dosis Campak. Pada ibu hamil dan
wanita usia subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah tingkat dasar
rneliputi 1 dosis DT, I dosis campak dan 2 dosis TT (Dinkes, 2009).
6. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kejadian
penyakit ISPA. Faktor lingkungan tersebut dapat berasal dari dalam
maupun luar rumah. Untuk faktor yang berasal dari dalam rumah sangat
dipengaruhi oleh kualitas sanitasi dari rumah itu sendiri, seperti :
a. Kelembaban ruangan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam
Ruang Rumah menetapkan bahwa kelembaban yang sesuai untuk rumah
sehat adalah 40- 60%. Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah
dapat menyebabkan suburnya pertumbuhan mikrorganisme, termasuk
mikroorganisme penyebab ISPA (Kemenkes RI, 2011a).
b. Suhu ruangan
Salah satu syarat fisiologis rumah sehat adalah memiliki suhu optimum
18- 300C. Hal ini berarti, jika suhu ruangan rumah di bawah 180C atau di
atas 300C, keadaan rumah tersebut tidak memenuhi syarat (Kemenkes RI,
2011a).
c. Penerangan alami
Rumah yang sehat adalah rumah yang tersedia cahaya yang cukup. Suatu
rumah atau ruangan yang tidak mempunyai cahaya, dapat menimbulkan
perasaan kurang nyaman, juga dapat mendatangkan penyakit. Sebaliknya
suatu ruangan yang terlalu banyak mendapatkan cahaya akan
menimbulkan rasa silau, sehingga ruangan menjadi tidak sehat.
d. Ventilasi
Ventilasi sangat penting untuk suatu tempat tinggal, hal ini karena
ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama sebagai lubang masuk
dan keluar angin sekaligus udara dari luar ke dalam dan sebaliknya.
Dengan adanya jendela sebagai lubang ventilasi, maka ruangan tidak akan
terasa pengap asalkan jendela selalu dibuka. Untuk lebih memberikan
kesejukan, sebaiknya jendela dan lubang angin menghadap ke arah
datangnya angin, diusahakan juga aliran angin tidak terhalang sehingga
terjadi ventilasi silang (cross ventilation). Fungsi ke dua dari jendela
adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (cahaya alam/matahari).
Suatu ruangan yang tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik akan
menimbulkan beberapa keadaan seperti berkurangnya kadar oksigen,
bertambahnya kadar karbon dioksida, bau pengap, suhu dan kelembaban
udara meningkat. Keadaan yang demikian dapat merugikan kesehatan dan
atau kehidupan dari penghuninya, bukti yang nyata pada kesehatan
menunjukkan terjadinya penyakit pernapasan, alergi, iritasi membrane
mucus dan kanker paru. Sirkulasi udara dalam rumah akan baik dan
mendapatkan suhu yang optimum harus mempunyai ventilasi minimal
10% dari luas lantai (Depkes RI, 1999).
e. Kepadatan hunian rumah
Kepadatan penghuni rumah merupakan perbandingan luas lantai dalam
rumah dengan jumlah anggota keluarga penghuni rumah tersebut.
Kepadatan hunian ruang tidur menurut Permenkes RI Nomor
829/MENKES/SK/VII/1999 adalah minimal 8 m2, dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak
di bawah umur lima tahun (Depkes RI, 1999).
f. Penggunaan anti nyamuk
Pemakaian obat nyamuk bakar merupakan salah satu penghasil bahan
pencemar dalam ruang. Obat nyamuk bakar menggunakan bahan aktif
octachloroprophyl eter yang apabila dibakar maka bahan tersebut
menghasilkan bischloromethyl eter (BCME) yang diketahui menjadi
pemicu penyakit kanker, juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit, mata
tenggorokan dan paru-paru (Kemenkes RI, 2011a).
g. Bahan bakar untuk memasak
Bahan bakar yang digunakan untuk memasak sehari-hari dapat
menyebabkan kualitas udara menjadi rusak, terutama akibat penggunaan
energi yang tidak ramah lingkungan, serta penggunaan sumber energi yang
relatif murah seperti batubara dan biomasa (kayu, kotoran kering dari
hewan ternak, residu pertanian) (Kemenkes RI, 2011a).
h. Keberadaan perokok
Rokok bukan hanya masalah perokok aktif tetapi juga perokok pasif. Asap
rokok terdiri dari 4.000 bahan kimia, 200 di antaranya merupakan racun
antara lain Carbon Monoksida (CO), Polycyclic Aromatic Hydrocarbons
(PAHs) dan lain-lain (Kemenkes RI, 2011a). Berdasarkan hasil penelitian
Nasution et al. (2009) serta Winarni et al. (2010), didapatkan hubungan
yang bermakna antara pajanan asap rokok dengan kejadian ISPA pada
Balita.
i. Debu rumah
Menurut Kemenkes RI (2011a), partikel debu diameter 2,5μ (PM2,5) dan
Partikel debu diameter 10μ (PM10) dapat menyebabkan pneumonia,
gangguan system pernapasan, iritasi mata, alergi, bronchitis kronis. PM2,5
dapat masuk ke dalam paru yang berakibat timbulnya emfisema paru, asma
bronchial, dan kanker paru-paru serta gangguan kardiovaskular atau
kardiovascular (KVS). Secara umum PM2,5 dan PM10 timbul dari
pengaruh udara luar (kegiatan manusia akibat pembakaran dan aktivitas
industri). Sumber dari dalam rumah antara lain dapat berasal dari perilaku
merokok, penggunaan energi masak dari bahan bakar biomasa, dan
penggunaan obat nyamuk bakar.
j. Dinding rumah
Fungsi dari dinding selain sebagai pendukung atau penyangga atap juga
untuk melindungi rumah dari gangguan panas, hujan dan angin dari luar
dan juga sebagai pembatas antara dalam dan luar rumah. Dinding berguna
untuk mempertahankan suhu dalam ruangan, merupakan media bagi
proses rising damp (kelembaban yang naik dari tanah) yang merupakan
salah satu faktor penyebab kelembaban dalam rumah. Bahan dinding yang
baik adalah dinding yang terbuat dari bahan yang tahan api seperti batu
bata atau yang sering disebut tembok. Dinding dari tembok akan dapat
mencegah naiknya kelembaban dari tanah (rising damp) Dinding dari
anyaman bambu yang tahan terhadap segala cuaca sebenarnya cocok
untuk daerah pedesaan, tetapi mudah terbakar dan tidak dapat menahan
lembab, sehingga kelembabannya tinggi (Depkes RI,1999).
k. Status ekonomi dan pendidikan
Persepsi masyarakat mengenai keadaan sehat dan sakit berbeda dari satu
individu dengan individu lainnya. Bagi seseorang yang sakit, persepsi
terhadap penyakitnya merupakan hal yang penting dalam menangani
penyakit tersebut. Untuk bayi dan anak balita persepsi ibu sangat
menentukan tindakan pengobatan yang akan diterima oleh anaknya.
Berdasarkan hasil penelitian Djaja et al. (2001), didapatkan bahwa bila
rasio pengeluaran makanan dibagi pengeluaran total perbulan bertambah
besar, maka jumlah ibu yang membawa anaknya berobat ke dukun ketika
sakit lebih banyak. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa ibu
dengan status ekonomi tinggi 1,8 kali lebih banyak pergi berobat ke
pelayanan kesehatan dibandingkan dengan ibu yang status ekonominya
rendah. Ibu dengan pendidikan lebih tinggi, akan lebih banyak membawa
anak berobat ke fasilitas kesehatan, sedangkan ibu dengan pendidikan
rendah lebih banyak mengobati sendiri ketika anak sakit ataupun berobat
ke dukun. Ibu yang berpendidikan minimal tamat SLTP 2,2 kali lebih
banyak membawa anaknya ke pelayanan kesehatan ketika sakit
dibandingkan dengan ibu yang tidak bersekolah, hal ini disebabkan karena
ibu yang tamat SLTP ke atas lebih mengenal gejala penyakit yang diderita
oleh balitanya.
G. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan
mencegah kita atau terhindar dari penyakit yang terutama antara
lain penyakit ISPA. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan
empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih, olah raga
dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan
menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat
maka kekebalan tubuh kita akan semakin meningkat, sehingga
dapat mencegah virus / bakteri penyakit yang akan masuk ke
tubuh kita.
2) Immunisasi.
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-
anak maupun orang dewasa. Immunisasi dilakukan untuk
menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah terserang
berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri
H. Penatalaksanaan
1. Medis
a) Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang
adekuat, pemberian multivitamin dll.
b) Antibiotik :
Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab utama ditujukan
pada S. pneumonia, H. influensa dan S. aureus.
Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol,
Amoksisillin,
Ampisillin, Penisillin Prokain, Pnemonia berat : Benzil
penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.
Antibiotik baru lain : Sefalosforin, quinolon dll.
2. Keperawatan
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi
telungkup, dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar
sehingga drainase sekret akan lebih mudah keluar (Pincus Catzel & Ian
Roberts; 1990; 452).
I. Pengobatan
a) Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau
dengan kompres,
Bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk.
Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari.
Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya,
kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres,
dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak
perlu air es).
b) Mengatasi batuk
1) Tarik napas dalam dan batuk efektif.
Cara napas dalam dan batuk efektif :
H. Tujuan Umum :
Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan peserta dapat mengerti dan
memahami tentang konsep DBD
I. Tujuan Khusus :
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian DBD
2. Peserta dapat menjelaskan penyebab DBD\
3. Peserta dapat menyebutkan Tanda dan Gejala DBD
4. Peserta dapat menyebutkan Siklus dan cara penularan DBD
5. Peserta dapat menyebutkan cara pencegahan,cara pemberantasan
nyamuk dan pengobatan awal DBD
6. Peserta mengetahui cara pembuatan Ovitrap
MATERI PENYULUHAN
A. DEFINISI
Adalah penyakit infeksi demam akut yang disebabkan oleh virus dengue
dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty. Di hutan virus DHF juga
dapat dibawa oleh nyamuk Aedes Albopictus.
B. ETIOLOGI
PENYEBAB: Virus Dengue
VEKTOR (Media penularan) Utama : AEDES AEGYPTI
HOST Utama : Manusia
Virus terdapat pada:
Penderita DBD
Tubuh nyamuk yg terinfeksi
Larva/ jentik ( sering berada di dasar permukaan air, posisi istirahat pada
permukaan air membentuk sudut 450, posisi kepala di bawah)
Pupa / kepompong
Nyamuk Dewasa
TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN
Tempat Penampungan Air (TPA), tempat untuk menampung air
untuk keperluan sehari-hari, seperti tempayan, bak mandi, emebr,
dll.
Bukan Tempat Penampungan Air (non-TPA), tempat yang
biasa/dapat menampung tapi bukan untuk keperluan sehari-hari,
seperti vas bunga, barang/ban bekas, dll.
Tempat Penampungan Air Alami ( TPA alami), seperti lubang
pohon, pelepah daun, potongan bambu, dll.
C. TANDA DAN GEJALA
Bintik2 Perdarahan
Gejala demam pada DBD adalah khas yaitu sifat demamnya tinggi lebih
dari 38.50 C, berlangsung 2-7 hari, tipe demam menyerupai punggung
pelana kuda.
D. PENANGANAN
Bila ditemukan grjala demam berdarah, maka tindakan yang harus
dilakukan:
Pertama
Lanjutan
Apabila penderita / anak masih panas dengan sebab yang tidak jelas
setelah / belum pernah diobati ( hari ke 3 panas saat ini ), maka waspadai
adanya demam berdarah:
1. Mintalah pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya ( lab. Dll )
2. Carilah keterangan apakah ada penderita demam berdarah di sekitar atau
penderita demam yang tidak jelas lainnya
3. Waspadai terjadinya tiba-tiba pucat,lemas dan dingin (syck) atau
perdarahan spontan selama panas belum jelas sebabnya.
E. PEMERIKSAAN SEDERHANA
1. Tourniquet selama 5 menit
( rumpel leed test ) untuk melihat adanya bintik-bintik perdarahan
kulit.
2. Cek trombosit ( normal : 150.000 – 400.000 ).
Bila hasilnya pemeriksaan rumpel leed atau trombosit mendukung, segera
rujuk ke sarana kesehatan yang memiliki sarana lebih lengkap dengan
adanya sarana transfusi darah.
F. PENCEGAHAN
Melakukan 3 M
Memantau jentik nyamuk di rumah warga
dan menghitung Angka Bebas Jentik (ABJ) yaitu :
Jumlah rumah bebas jentik x 100%
Jumlah rumah yang diperiksa
Pemantauan jentik berkala (PJB) setiap 3 bulan sekali
Penggunaan insektisida atau fogging
Ikanisasi
D. Kegiatan Pembelajaran
1.
Tahap
Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan
F. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Essay
Jenis : Lisan
Butir pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian ISPA
2. Sebutkan Tanda dan Gejala ISPA
3. Jelaskan macam-macam ISPA.
4. Jelaskan cara pencegahan ISPA
Jawaban :
1. Batuk pilek disertai nafas cepat atau nafas sesak.
2. Batuk pilek dengan disertai demam atau tidak
3. Pneumonia dan non Pneumonia
4. Cara pencegahan ISPA
Menjauhkan anak dari penderita batuk
Memberikan makanan bergizi setiap hari
Jagalah kebersihan tubuh, makanan dan lingkungan anak
Berikan imunisasi lengkap
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian ISPA.
ISPA merupakan kependekan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut infeksi ini berarti
masuknya kuman penyakit kedalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan penyakit. Saluran pernafasan yaitu bagian tubuh mulai dari hidung hingga
paru-paru dan infeksi akut yaitu infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari.
3. Macam-macam ISPA
a) Non pneumonia
Adalah penyakit yang ditandai dengan batuk, pilek, tanpa disertai dengan sesak nafas.
b) Pneumonia
Adalah penyakit batuk-pilek disertai dengan sesak nafas atau nafas cepat. Hal ini
disebabkan oleh :
Tertular penderita batuk
Gizi anak kurang
Anak tinggal dilingkungan yang tidak sehat
Belum dapat imunisasi yang lengkap.
4. Bahaya Pneumonia
Pneumonia dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani
6. Penatalaksanaan ISPA
a. Pneumonia tidak berat
Tanda dan gejala antara lain :
1) Batuk, pilek dan nafas cepat
2) 2 bulan sampai 1 tahun lebih dari 50 x / mnt
3) 1 sampai 5 tahun lebih dari 40 x / mnt
Penatalaksanaan :
Dengan segera membawa anak kepetugas kesehatan atau puskesmas atau Rumah Sakit
atau segera hubungi kader-kader kesehatan terdekat
b. Pneumonia berat
Tanda dan gejala antara lain :
1) Batuk, pilek dengan nafas cepat atau sesak nafas
2) Pada umur kurang dari 2 bulan, nafas cepat lebih dari 60 x / mnt
Penatalaksanaan :
Dengan segera membawa anak kepetugas kesehatan atau Rumah Sakit terdekat
Satuan Acara Penyuluhan
Sub Pokok Pembahasan :Definisi kekebalan tubuh, tanda dan gejala penurunan
inunitas,penyebab kekebalan tubuh nanak turun, cara meningkatkan
kekebalan anak.
Waktu : 30 menit
Tempat : posyandu
Pengorganisasian :
Pintu Masuk
Setting Tempat :
3 Pintu
WC
5
2
6
P
1
4
P
P
P
Ket : Pasien
Tim – Penyuluh
Pintu
A. Tujuan Umum
Klien dan keluarga memahami cara Meningkatkan Kekebalan Tubuh Anak Setelah Sakit
B. Tujuan Khusus
1. Keluarga Mengenali Definisi Kekebalan tubuh
2. Keluarga mengenali tanda dan gejala penuruan kekebalan tubuh
3. Keluarga mengetahui penyebab penurunan kekebalan tubuh pada anak
4. Mengetahui cara meningkatkan kekebalan tubuh pada anak
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Liflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode Media Penanggung
Kegiatan jawab
b. Memperkenalkan
diri
c. Menyampaikan
tentang tujuan pokok Dokumentasi
materi
d. Meyampakaikan
pokok pembahasan
e. Kontrak waktu
Yetha M.
b. Memberikan Wairara,
kesempatan pada S.Kep
Diskusi-Tanya
peserta untuk
bertanya Jawab Gina S.Kep
Menjawab salam
Mengisi Daftar
Hadir peserta
G. Evaluasi
Dilakukan untuk mengetahui apakah materi penyuluhan diterima klien dan keluarga
dengan baik, apakah isi pesan dapat di pahami dan di terapkan.
2. Kurangnya asupan nutrisi kedalam tubuh anak, juga Pola makan yang tidak sehat
(makan-makanan cepat saji, minuman bersoda, dan ciki-ciki yang mengandung perasa,
serta jajanan pinggir jalan yang tidak bersih)
3. Pengobatan terutama anti biotik yang dii hentikan orang tua sebelum anjuran yang di
sarankan petugas kesehatan.
4. Kurang menjaga kebersihan diri dan lingkungan ( seperti mandi dengan menggunakan
sabun, mengganti pakaian anak setelah mandi dan mencuci tangan anak sebelum dan
sesudah makan, membersihkan rumah setiap hari)
Perry dan Potter (2013) Buku Ajar Fundamantal Keperawatan, ed. 7 Vol. 6 Hal. 164. EGC,
Jakarta
http://balitapedia.com/7-cara-alami-memaksimalkan-kekebalan-tubuh-si-kecil/1239 (diakses 23
Januari 2017)
http://balitapedia.com/inilan-5-makanan-ajaib-peningkat-kekebalan-tubuh-si-kecil/564 (diakses
17 Januari 2017)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
a. Tujuan Umum
Sasaran dapat memahami tentang makanan yang dapat menyehatkan gigi dan
mulut
b. Tujuan Khusus
7. Metode :
Ceramah
Tanya jawab
8. Media :
Flipchart makanan yang menyehatkan gigi
Flipchart makanan yang menyehatkan gusi
9. Materi :
Makanan yang menyehatkan gigi
Makanan yang menyehatkan gusi
10. Sumber :
Suwelo, S.S. 2002. Petunjuk Praktis Pada Anak Dengan Berbagai Faktor Etiologi.
Jakarta :EGC
Tarigan, Rasinta Dr. Drg. 1995. Kesehatan Gigi Dan Mulut. Jakarta : EGC
Pembukaan
Mendengarkan
Perkenalan dan
1 Menyampaikan - ceramah 4 menit memperhatikan
maksud dan tujuan penjelasan dari
yang ingin dicapai penyuluh
Apersepsi
2 Menjelaskan materi flipchart Ceramah 6 menit Mendengarkan,
dan memperhatikan
makanan yang dapat
tanya dan menjawab
menyehatkan gigi dan
jawab pertanyaan dari
gusi
penyuluh
3 Penutup Menjawab
pertanyaan dari
E
Tanya penyuluh,
valuasi
jawab mendengarkan
K - 5 menit
dan dan
esimpulan
ceramah memperhatikan
S
aran penyuluh
12. Evaluasi
Bentuk :Lisan
Prosedur :Langsung
Contoh soal :
Jawaban
Teh hijau, karena teh hijau mampu membunuh bakteri dalam mulut yang mengubah gula
menjadi plak.
a. Kesimpulan
Buah kaya kandungan vitamin C. Buah kaya kandungan vitamin C seperti buah kiwi,
jambu biji, belimbing, jeruk bali, jeruk manis,nenas, papaya, rambutan, sirsak, stroberi.
Kandungan vitamin C yang tinggi dapat berfungsi menjaga kesehatan jaringan gusi.
Penelitian menunjukkan bahwa jaringan kolagen di gusi Anda dapat rusak, jika Anda
tidak mendapatkan cukup vitamin C. Akibatnya akan membuat gusi Anda lebih rentan
terhadap bakteri yang menyebabkan sakit gigi.
Makanan yang kaya akan vitamin B dan asam folat, Asam folat dibutuhkan dalam jumlah
yang cukup besar untuk menjaga kesehatan gusi dan seluruh jaringan di dalam mulut.
Vitamin B dapat ditemukan dalam sayuran hijau dan ragi.
b. Saran
5. Tempat : posyandu
6. Waktu : 15 menit
Tujuan
10. Sumber :
https://ejournal.unsrat.ac.id
repository.unhas.ac.id
Pembukaan
a. Perkenalan
1 b. Menyampaikan - Ceramah 2 menit Mendengarkan
maksud dan tujuan yang
ingin dicapai
c. Apersepsi
Menjelaskan materi : Ceramah Mendengarkan
dan Memperhatikan
2 a. Cara mencegah rampant Flipchart 3 menit
karies tanya Menjawab
jawab pertanyaan
Ceramah Mendengarkan
dan Memperhatikan
b. Akibat rampant karies
Flipchart 3 menit
tanya Menjawab
jawab pertanyaan
3 Penutup
a. E
valuasi Mendengarkan
b. K Tanya Memperhatikan
esimpulan - 7 menit
jawab Menjawab
c. S
aran pertanyaan
12. Evaluasi
a. Bentuk : Lisan
b. Prosedur : Langsung
c. Pertanyaan :
1) Sebutkanlah bagaimana cara mencegah rampant karies !
2) Sebutkanlah akibat dari rampant karies !
d. Jawaban
1) Cara mencegah rampant karies adalah :
a) Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain/lap bersih. Kemudian
bersihkan/sikat gigi anak, jika giginya sudah erupsi.
b) Pergunakan botol hanya ketika makan saja jangan gunakan botol minuman sebagai
dot.
c) Jangan pernah membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi
susu formula atau jus buah atau larutan yang manis.
d) Berilah anak dot yang bersih, jangan pernah memasukkan dot dengan minuman yang
manis.
e) Mulailah berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran, buatlah
kunjungan secara teratur.
f) Jika anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter gigi
b) Bau mulut
Faktor lain akibat karies rampan yaitu mulut menjadi bau tidak enak. Adanya plak
dan debris makanan yang ditumbuhi bakteri, apat menimbulkan terbentuknya gas
yang menimbulkan bau.
c) Segi estetika
Karies rampan yang pada umumnya sering mengenai gigi depan tentu saja hal
demikian dapat menimbulkan kesan kotor serta kerapihan yang kurang baik.
I. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta penyuluhan
dapat memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
IV. METODE
Metode yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
VI. ALAT / MEDIA / SUMBER
A. Alat
Alat yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:
1. Meja
2. Kursi
3. Sikat gigi
4. Pasta gigi
B. Media
Media yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:
1. Leaflet
2. phantom
C. Sumber
Djuwita, I dan Sridadi. 1993.Pendidikan Kesehatan Gigi . Jakarta: Departemen
Kesehatan.
Herijulianti, dkk. 2002. Pendidikan Kesehatan gigi. Jakarta: EGC.
Stoll, F. A, dkk. 1972 Dental health education.. Philadelphia: Lea & Febiger.
VII. SASARAN
Sasaran dari penyuluhan ini adalah ibu balita, anak-anak dan warga sekitar
VIII. WAKTU
IX. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di Posyandu
XII. RENCANA EVALUASI
A. Struktur
1. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan bisa digunakan
dengan baik dalam penyuluhan yaitu Lembar Balik.
2. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan
dengan baik antara lain :
a. Sikat gigi
b. Pasta gigi
3. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan di buatkan lembar balik agar lebih
mudah saat penyampaian kepada anak.
4. Undangan
Dalam penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut ini saya mengundang anak
bernama Ni Nyoman Ayu Triandini.
B. Proses Penyuluhan
1. Penyuluhan Kebersihan Gigi dan Mulut berlangsung lancar dan terjadi proses
interaksi antara penyuluh dengan anak yang menerima penyuluhan.
2. Anak dapat menyimak dan memperhatikan penyuluh ketika memberikan materi.
C. Hasil Penyuluhan
1. Jangka pendek
Setelah diberikan penyuluhan siswa mampu :
a. Memahami materi penyuluhan sebanyak 70% dari apa yang telah disampaikan
dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan yang akan diberikan oleh
penyuluh.
b. Menjelaskan kembali pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut.
c. Menjelaskan fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
d. Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
e. Menyebutkan penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar
f. Menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
g. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
2. Jangka panjang
Meningkatkan pengetahuan anak sejak dini tentang pentingnya kesehatan
gigi dan mulut serta mampu menerapkan cara memelihara kesehatan gigi dan
mulut dalam kehidupan sehari-hari.
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Lampiran 2
EVALUASI
Pertanyaan
1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
2. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
3. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
4. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar
5. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
6. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
Jawaban
1. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan sehat dimana gigi dan mulut berada dalam
kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan
karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik.
2. A. Fungsi gigi
a. Gigi Geraham berfungsi untuk mengunyah makanan (mastiksasi)
b. Gigi Taring berfungsi untuk mengoyak makanan
c. Gigi Seri berfungsi untuk memotong makanan
d. Untuk keindahan (estetika)
e. Untuk membantu pengucapan kata-kata.
B. Manfaat menggosok gigi
a. Supaya gigi tetap bersih.
b. Untuk menambah percaya diri
c. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
d. Gigi dapat berfungsi dengan baik.
Tempat : Posyandu
Penyuluh/Pembicara : Ulya
Franchfi
Regita Trimulya
Jumlah : 20 orang
I. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengikuti dan
memahami tentang Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC) dengan 10T.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta mampu menjelaskan
tentang :
1. Pengertian Antenatal Care
2. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care
3. Dampak Ibu Tidak ANC
4. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
5. Tempat Kunjungan Antenatal Care
6. Pemeriksaan 10 T
II. MATERI
Terlampir
III. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
IV. MEDIA
1. Leaflet
V. KEGIATAN PENYULUHAN
NO KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN
PESERTA
VI. EVALUASI
Jenis evaluasi : Tanya Jawab
Waktu : Akhir kegiatan
Kriteria evaluasi :
A. Pengertian
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Timur dalam pelaksanaan
Pemgembangan Desa Siaga Provinsi jawa Timur (2006) terdapat beberapa pengertian
mengenai asuhan antenatal, yaitu sebagai berikut :
1. Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan
ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan.
2. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujuakan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
3. Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas,
persiapan memberikan ASI dan pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar.
F. Pemeriksaan 10 T
Pelayanan Antenatal Care (ANC) selengkapmya mencakup anamnesis, pemeriksaan
fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi dan intervasi khusus
dengan tingkat resiko dengan peneraan operasional yang dikenal dengan “10 T” untuk
pelayanan antenatal yang terdiri dari :
Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu. Pemantauan ini bertujuan untuk melihat indikator
kesejahteraan ibu dan janin selama masa kehamilan.
4. Pemberian Tablet Zat Besi (min 90 tablet)
Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah) pada 3 bulan terakhir
masa kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun cadangan zat besi untuk
dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Anemia pada kehamilan
dapat disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin,
kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu
terganggu akibat mual selama kehamilan, dan adanya kecenderungan rendahnya
cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel
tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan
Lahir Rendah), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, pendarahan, rentan
infeksi. Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi
anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai penyebab yang paling dominan.
Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai
salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia. Anemia dapat
diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu
hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari
selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60
miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat.
5. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian
bayi atau neonatus yang disebabkan oleh penyakit tetanus, maka dilakukan kegiatan
pemberian imunisasi TT.
Manfaat dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya:
1. Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum. Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia
kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat.
2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program
imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal (pada ibu hamil) dan tetanus
neonatorum (bayi berusia kurang dari 1 bulan).
Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc di
injeksikan intramuskuler/subkutan (dalam otot atau dibawah kulit). Imunisasi TT
sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT
lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan
pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak pemberian (interval)
imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja,
imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua
diberikan 4 minggu kemudian.. akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka
dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.
Imunisasi TT 0,5 cc
1. Pengertian ASI
2. Keuntungan pemberian ASI
3. Manfaat ASI bagi bayi dan bagi Ibu
4. Cara pemberian ASI
5. Masalah dalam menyusui
6. Cara menyimpan ASI yang baik
7. Cara memerah ASI yang benar
Tempat : Posyandu
Moderator : ulya
Penyaji : Nadia
Konsumsi : franchfi
Fika andriani
Rivana humaira
C. MATERI
1. Pengertian ASI
2. Keuntungan pemberian ASI
3. Manfaat ASI bagi bayi dan bagi ibu
4. Cara pemberian ASI
5. Masalah dalam menyusui
6. Cara menyimpan ASI yang baik
7. Cara memerah ASI yang benar
D. PELAKSANAAN
TAHAP KEGIATAN
Pendahuluan 1. Memberisalam
2. Mempekenalkan diri
(3 menit)
3. Mengkaji pengetahuan seluruh audiens tentang
pentingnya ASI eksklusif
Pemberianmateri 1. Menjelaskantentang:
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. MEDIA
1. LCD
2. Leaflet
G. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Penyaji
: Observer
: Fasilitator
A. PENGERTIAN
Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam bulan
seluruh dunia diberi ASI eksklusif selama 4 bulan dan seringkali pemberian makanan
pendamping ASI tidak sesuai dan tidak aman sehingga menyebabkan ± 1, 5 juta anak
ASI eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama di Afrika Tengah dan
utara, Asia dan Amerika Latin. Oleh karena itu, WHO menganjurkan agar bayi diberikan
ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sebab terbukti bahwa menyusu eksklusif selama 6
bulan menurunkan angka kematian dan kesakitan pada umumnya dibandingkan menyusu
selama 4 bulan.
1. Memberikan nutrisi yang optimal dalam hal kulitas dan kuantitas bagi bayi.
Dalam ASI terkandung kolostrum, yang merupakan cairan kental yang berwarna
kekuning-kuningan yang dihasilkan oleh alveoli payudara ibu, pada periode akhir atau
trimester ketiga kehamilan kolostrum dikeluarkan pada hari pertama setelah kelahiran.
a. Kolostrum pada hari pertama sampai hari ke empat, merupakan cairan yang kaya akan nutrisi
dan antibodi
c. Jumlah kolostrum akan bertambah da mencapai komposisi ASI biasa/matur sekitar 3-14 hari
3) Lactoferin, bertugas mengikat besi sehingga bakteri patogen yang membutuhkan zat
5) Makrofage, berfungsi melindungi kelenjar susu ibu dan saluran pencernaan bayi.
a. Asuh ( fisik-biomedis)
Menunjukan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan otaknya. Untuk pertumbuhan suatu jaringan
sangan dibutuhkan nutrisi atau makanan bergizi. Dan, ASI memenuhi kebutuhan ini.
b. Asah (stimulasi-pendidikan)
Menunjukan kebutuhan akan stimulasi atau rangsangan yang akan merangsang perkembangan
kecerdasan anak secara optimal. Ibu menyusui termasuk guru pertama yang terbaik bagi
anaknya. Dengan demikian, perkembangan sosialisasinya akan baik dan ia akan mudah
ASI dan menyusui secara eklusif akan menciptakan faktor lingkungan yang optomal untuk
lingkungan.
c. Asih (fisik-biomedis)
Menunjukan kebutuhan bayi untuk perkembangan emosi dan spiritualnya. Yang terpenting disini
adalah pemberian kasih sayang dan rasa aman. Seorang anak yang merasa disayangi akan
mampu menyayangi lingkungannya sehingga ia akan berkembang menjadi manusia dengan budu
pekerti dan nurani yang baik. Selain itu seorang bayi merasa aman, karena merasa dilindungi,
akan berkembang menjadi orang dewasa yang mandiri dan emosi yang stabil.
1. ASI mengandung protein yang spesifik untuk melindungi bayi dari alergi
2. Secar alamiah, ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia kelahiran bayi (seperti
pada bayi prematur, ASDI memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibanding pada
8. ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi gigi dari kerusakan
9. ASI akan melatih daya isap bayi dan membantuk otot pipi yang baik
D. MANFAAT ASI BAGI IBU
setelah kelahiran
3. Mencegah kanker payudara (karena pada saat menyusui hormon esterogen mengalami
penurunan, sementara itu tanpa aktivitas menyusui, kadar hormon esterogen tetap tinggi dan
inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya
4. Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan ibu secara bertahap
5. Memberikan secara puas, bangga dan bahagia pada ibu yang berhasil menyusui bayinya
6. Pemberian ASI secara eksklusif dapat sebagai kontrasepsi selama 6 bulan setelah kelahiran
karena isapan bayi merangsang prolaktin yang menghambat terjadinya ovulasi/ pematangan
ini :
1. Teknik menyusui
Duduklah dengan posisi enak dan santai kalau perlu pakailah kursi yang ada
sandaran punggung dan lengan. Gunakan bantal untuk mengganjal bayi, agar jarak
Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi pada
siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke badan ibu. Lengan kiri
bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang pantat / paha
kanan bayi. Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri
dibawahnya, dan ibu jari diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang berwarna hitam
( aerola mamae ). Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu. Tunggu sampai bayi
dengan cara :
a. Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi atau
keluar sendawa
1. Asi Kurang.
Seringkali ibu merasa produksi ASInya kurang padahal sebenarnya tidak,
memproduksi ASI
3. Payudara Bengkak
mengumpul di dalam payudara, menekan pembuluh darah dan saluran limfe. Hal
ini mengakibatkan payudara menjadi bengkak dan nyeri. Untuk menghindari hal
tersebut lakukanlah :
Rasa nyeri timbul karena waktu menyusui hanya putting susu yang masuk
ke dalam mulut bayi sedangkan areola tidak masuk mulut. Disamping itu juga
5. Mastitis
c. Cukup istirahat
bulan. Setelah itu pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan
diberikan makanan pendamping. Akan tetapi pada zaman globalisasi ini dimana
semakin banyak wanita yang sibuk bekerja, maka semakin sedikit waktu yang
Salah satu cara yang terbaik untuk tetap bisa member ASI kepada bayi
menyimpannya sehingga ASI bisa diberikan kapan saja dan dimana saja oleh
pengganti ibu dalam mengasuh bayi. Namun sekarang ini banyak sekali kesalahan
memberikan efek buruk pada si kecil. Berikut tips-tips cara penyimpanan ASI
berupa botol bertutup rapat yang terbuat dari gelas tahan panas.
c. Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6 jam, maka tidak perlu
beku).
e. Bila ASI perah akan digunakan dalam waktu 1 minggu atau lebih,
h. Beri label setiap wadah ASI yang berisi keterangan kapan ASI
tersebut diperah.
produksi ASI. Perhatikan waktu yang tepat untuk memeras, yaitu bila payudara sudah
kacang hijau, teh atau minuman hangat. Hindari minuman yang dingin. Jangan lupa
panas.
6. Kompres payudara dengan handuk kecil atau waslap yang
secara perlahan.
Selanjutnya Ibu siap memerah ASI untuk mengumpulkan stok ASI bagi buah hati.
Teknik memerah susu dengan tangan sangat mudah dilakukan. Sesuai prosedur
pemerahan ASI dengan tangan atau lebih dikenal dengan teknik Marmet, ada 4 (empat)
2. Tangan kanan mengurut payudara kiri dan tangan kiri mengurut payudara kanan.
4. Dengan tekanan ringan, lakukan gerakan melingkar dari dasar payudara dengan
tangan, mulai dari dasar payudara ke arah puting susu dengan garis lurus, kemudian
2. Selain itu dapat dilakukan dengan menggunakan sisir yang bergigi lebar dan
tumpul, “sisirlah” payudara secara lembut, dari dasar payudara ke arah puting susu.
Langkah ketiga, proses shake payudara. Condongkan tubuh ke arah depan kemudian
kocok atau goyangkan payudara dengan lembut. Dalam proses ini biarkan daya tarik
bumi meningkatkan stimulasi pengeluaran ASI. Setelah tiga tahap persiapan tersebut di
1. Ambil posisi yang paling nyaman, dan condongkan tubuh Mama ke arah depan
2. Sanggalah payudara Mama dari sebelah bawah dengan salah satu tangan
3. Letakkan ibu jari tangan satunya di sekitar areola (di atas puting) dan telunjuk di
4. Mulailah memijat dengan lembut ke arah dalam, lalu pijat aerola di belakang
puting.
5. Kemudian lakukan gerekan menekan dan melepas beberapa kali sampai ASI
6. Tampunglah ASI dalam gelas kaca, kemudian masukkan dalam botol kaca atau
Seluruh proses persiapan hingga pemerahan dengan tangan membutuhkan waktu kurang
lebih 20-30 menit. Mama tidak perlu terburu-buru dalam mengerjakannya. Tetap rileks
Jam : 09.00
Waktu : 20 menit
1. TujuanUmum
SetelahmengikutikegiatanpenyuluhaninidiharapkanIbu-ibu RT.09 RW.III
DesaSukaMajudapatmengertidanpahamuntukmelakukandeteksidinitumbuhkembangpadaanak-
anaknya.
2. TujuanKhusus
Setelahmengikutikegiatanpenyuluhanseluruhpasenpengunjungpuskesmasmenjelaskankembaliten
tang:
d. Keuntungan dan keterbatasan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
e. Pada Usia berapa saja dapat dilakukan Deteksi Tumbuh Kembang
3. Materi
Terlampir
4. Metode
Ceramahdantanyajawab
5. Media
Materi SAP dan Leaflet
6. KegiatanPembelajaran
Menyebutkan
materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan
Menyimpulkan
semua dari materi
penyuluhan yang
telah diberikan.
Mengucapkan salam.
7. Evaluasi
Essay
Pilihan ganda
8. Lampiran Materi
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
A. Pengertian
Proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat bertambah banyaknya sel-sel dan atau bertambah
besarnya sel-sel serta bertambahnya jaringan interseluler
Bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
1. Deteksidinipenyimpanganpertumbuhan
2. Deteksidiniperkembangan
Perkembanganmerupakaninteraksikematangansusunansarafpusatdengan organ
yang dipengaruhinya.Secara umum perkembangan dibagi dalam beberapa aspek, yaitu
perkembangan motorik (motorik kasar dan motorik halus), bahasa, kognitif, emosi,
dansosial. Terdapa tvariasi pada pola batas pencapaian dan kecepatan dari masing-masing
aspek perkembangan. Terdapat beberapa factor risiko yang dapat menyebabkan
hambatan perkembangan, yaitu factor risiko biomedik (prematuritas, infeksi, hambatan
pertumbuhan dalam kandungan, kelainan bawaan, ibu pengguna obat terlarang, dsb.)
serta factor risiko lingkungan psikososial ataus osial ekonomi (kemiskinan, pendidikan
orangtua yang rendah, ibu terlalu muda, riwayat perilaku salah dalam keluarga,
perceraian, dsb.). Beberapa gangguan perkembangan yang mungkin dialami anak adalah
kecemasan/ketakutan, problem tidur, problem makan, problem toilet training, retardasi
mental, hambatan perkembangan bahasa, problem sekolah, GPP/H, autisme, problem
seksual, dan psikosomatik.
Kejadiannya sekitar 0.3% (BERAT) dengan IQ < 70. Penyebab nya bisa dari NON
ORGANIK seperti : keluara yang miskin (malnutrisi, stimulasi<, infeksi), keluarga yang
kurang harmonis, Sosial kultural, anak yang kurang perhatian, dan terlalu sering
berinteraksi dengan pengasuh. Sedangkan faktor Organik nya seperti :
Intervensi dini biasanya dilakukan pada anak usia sekolah atau bisa juga
dilakukan pada anak yang lebih kecil usianya untuk dideteksi apakah mengalami resiko
kondisi perkembangan yang tidak sesuai usia atau berbagai kebutuhan khusus lainnya
Intervensi dini adalah menelaah, mengamati perkembangan anak pada usia dini,
antara 0-2 tahun. Dilihat apakah perkembangan anak ini masih masuk dalam kategori
normal atau diluar dari yang normal.
Berbagai layanan intervensi dini yang dapat dilakukan orangtua terhadap anaknya
antara lain instruksi khusus, terapi wicara, fisioterapi, nutrisi, pendidikan keluarga,
layanan penglihatan, teknologi penunjang, layanan kesehatan, layanan perawatan,
audiologi, layanan psikologi, layanan diagnosa medis. Layanan-layanan tersebut dapat
dilakukan di rumah, pusat terapi, rumah sakit.