Anda di halaman 1dari 171

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MP-ASI

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam pembangunan
manusia yang berkualitas. Dengan bertambahnya umur bayi, bertambah pula
kebutuhan akan zat-zat gizi. Oleh karena itu mulai umur 6 bulan, selain ASI bayi
perlu diberi makanan lain. Makanan ini disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI),
yang diberikan kepada bayi sampai umur 24 bulan.

II. PENGANTAR
Topic : MP-ASI

Sub topic : Waktunya Bayi Diberi Makanan Pendamping ASI

Sasaran : Ibu balita

Hari/tanggal : Sabtu, 11 April 2020

Jam : 09.00 WIB

Waktu : 30 menit

Tempat : Posyandu

III. TUJUAN UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat mengerti tentang
pemberian makanan tambahan pada bayi dan kapan sebaiknya diberikan pada bayi.

IV. TUJUAN KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan iu dapat menjelaskan kembali:
1. Pengertian MP-ASI
2. Pemberian makanan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar
3. Cara membuat MP-ASI
4. Permasalahan dalam memberikan MP-ASI pada bayi
5. Akibat pemberian MP-ASI terlalu dini

V. KOMUNIKATOR
Mahasiswa Bidan Dan Gizi

VI. MATERI
Terlampir (MP-ASI),

VII. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VIII. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet

IX. KEGITAN PEMBELAJARAN


No waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta
1 2 menit Pembukaan:
 Memberi salam  Menjawab salam
 Menjelaskan tujuan pembelajaran  Mendengarkan dan
 Menyebutkan materi/pokok bahasan yang memperhatikan
akan disampaikan
2 20 menit Pelaksanaan:  Menyimak dan
 Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur
Materi :
1. Pengertian MP-ASI
2. Pemberian makanan anak umur 0-24
bulan yang baik dan benar
3. Cara membuat MP-ASI
4. Permasalahan dalam memberikan MP-
ASI pada bayi
5. Akibat pemberian MP-ASI terlalu dini
3 6 menit Evaluasi :
1. Memberikan kesempatan pada ibu untuk  Bertanya, dan
bertanya. menjawab
2. Menanyakan kembali pada ibu tentang pertanyaan
materi yang telah diberikan.
4 3 menit Penutup :
 Mengucapkan terimakasih dan Menjawab salam
mengucapkan salam

X. LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian MP-ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung
gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
MP-ASI diberikan mulai umur 4 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat
umur bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh
kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi.

MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga.


Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk
maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak .

Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting
untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat
pada periode ini.

2. Pemberian makanan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan
bayi/anak menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi
5 tahap :

a Makanan bayi umur 0 – 4 bulan


b Makanan bayi umur 4 – 6 bulan
c Makanan bayi umur 6 – 9 bulan
d Makanan anak umur 9 – 12 bulan
e Makanan anak umur 12 – 24 bulan
Pada situasi khusus seperti anak sakit atau ibu bekerja, pemberian
makanan bayi/anak perlu penanganan secara khusus.

A. Makanan Bayi Umur 0 – 4 Bulan


1. Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif )
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama
pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat bahwa ASI adalah makanan
terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan
menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
2. Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan
berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat
kekebalan yang tinggi.

3. Berikan ASI dari kedua payudara


Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke
payudara lainnya, ASI diberikan 8 – 10 kali setiap hari.

B. Makanan Bayi Umur 4 – 6 Bulan


1. Pemberian ASI diteruskan, diberikan dari kedua payudara secara
bergantian
2. Bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus karena
bayi sudah memiliki reflek mengunyah. Contoh MP-ASI berbentuk halus
antara lain : bubur susu, biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan
pepaya yang dilumatkan. Berikan untuk pertama kali salah satu jenis MP-
ASI, misalnya pisang lumat. Berikan sedikit demi sedikit mulai dengan
jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa hari
secara tetap, kemudian baru dapat diberikan jenis MP-ASI yang lainnya.
3. Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI
dimanfaatkan seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk cairan diberikan
dengan sendok, jangan sekali-kali menggunakan botol dan dot.
Penggunaan botol dan dot berisiko selain dapat pula menyebabkan
bayi/anak mencret itu dapat mengakibatkan infeksi telinga.
4. Memberikan MP-ASI dengan botol dan dot untuk anak baduta sambil
tiduran dapat menyebabkan infeksi telinga tengah, apabila MP-ASI masuk
keruang tengah.
5. Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau bayi
sulit menerima, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi
sedikit dengan sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan tersebut.

C. Makanan Bayi Umur 6 – 9 Bulan

1. Pemberian ASI diteruskan

2. Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu,
bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari.

3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit
demi sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak
kelapa/margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan
bayi, disamping memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vit
A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.

4. Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit
sbb :

a. Pada umur 6 bulan – beri 6 sendok makan


b. Pada umur 7 bulan – beri 7 sendok makan
c. Pada umur 8 bulan – beri 8 sendok makan
d. Pada umur 9 bulan – beri 9 sendok makan
“ Bila bayi meminta lagi, ibu dapat menambahnya”
D. Makanan Bayi Umur 9 - 12 Bulan
1. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga
secara bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke makanan
keluarga, bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara
berangsur, lambat laun mendekati bentuk dan kepadatan makanan
keluarga.

2. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang


bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll. usahakan agar
makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.

3. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.


Campurkanlah ke dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran
secara berganti-ganti (terlampir). Pengenalan berbagai bahan makanan
sejak usia dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang
sehat dikemudian hari.

E. Makanan Anak Umur 12 – 24 Bulan


1. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah
berkurang, tetapi merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi
2. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali
sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan.
Disamping itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.
3. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan
Makanan. Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati
ayam diganti dengan: tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti
dengan: daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur
kacang ijo, bubur sumsum, biskuit, dll.
4. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi
frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.

3. Cara membuat MP-ASI


A. Makanan Lumat Halus
1. Pisang Lumat Halus
Bahan : 1 buah pisang masak
Cara membuatnya :
a. Pisang dicuci bersih
b. Kupas memanjang sebagian permukaan pisang
c. Keriklah pisang dengan menggunakan sendok kecil yang bersih
d. Kerikan pisang ditaruh dalam cangkir atau mangkuk kecil. Agar pisang
tidak berubah warna, berilah sedikit perasan jeruk nipis.
e. Dapat juga kerikan pisang diberikan langsung kepada bayi
Nilai gizi 100 g pisang :
Energi : 99 Kal
Vit.A : 146 SI
Vit.C : 3 mg

2. Pepaya lumat
Bahan : 1 potong pepaya
Cara membuatnya :
a. Kupas pepaya matang, buang bijinya dan cuci bersih dengan air matang.
b. Saring dengan menggunakan saringan kawat yang halus.
c. Taruh dicangkir atau mangkok kecil dan berikan kepada bayi dengan
sendok kecil.
d. Dapat juga pepaya dikerik seperti pada pisang lumat
Nilai gizi 100 g pepaya :
Energi : 46 Kal
Vit.A : 146 S1
Vit C : 78 mg

3. Dari bahan segar


bahan:
a. 2 sendok makan peres beras
b. 1 potong tempe atau tahu atau kacang-kacangan atau ikan atau satu
butir telur ayam
c. 10 lembar daun bayam atau sayuran hijau lain
d. 2-3 gelas air, 1 sendok makan minyak kelapa atau 2 sendok makan
santan
e. garam secukupnya

Cara membuatnya :

a. masukkan air yang telah dicampur minyak kelapa atau air yang telah
dicampur santan ke dalam panci berisi beras, tahu atau tempe atau lauj-
pauk lain, tambahkan garam secukupnya
b. masaklah bahan-bahan sambil diaduk sampai matang
c. masukkan daun bayam atau daun kangkung atau sayuran hijau lain
yang sudah diris halus
d. setelah sayuran matang, angkat makanan dari api
e. dinginkan
f. makanan siap diberikan kepada bayi.

4. Dari makanan keluarga

bahan:
a. 5 sendok makan nasi
b. potong lauk-pauk yang tersedia hari itu, misalnya tempe goreng
atau tahu goreng atau ikan goreng atau telur. Jangan berikan lauk yang
pedas
c. sayuran yang tersedia hari itu, misalnya sayur bening, sayur
tumis atau sayuran bersantan
d. kuah sayur bening atau kuah sayur bersantan yang cukup untuk
menghaluskan nasi.

Cara membuatnya:
a. taruh nasi, lauk-pauk dan sayur dalam keadaan masih hangat dalam
piring kecil atau mangkok
b. tuangkan kuah sayur bening atau kuah sayur bersantan sedikit demi
sedikit ke dalam piring atau mangkok
c. campurkan dan lembutkan semua makanan tersebut denmgan sendok
d. makanan siap diberikan kepada bayi.

4. Permasalahan dalam memberikan MP-ASI pada bayi


Pemberian MP-ASI pada periode umur 4-24 bulan sering tidak tepat dan tidak
cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa anak tidak
boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada
makanan anak, dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan
protein serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.

Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan


gizi anak tidak terpenuhi.

Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja. Di daerah kota dan semi
perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan
terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena ibu sibuk. Hal ini menyebabkan
konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang
diperhatikan.

Kebersihan kurang pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama


pada saat menyediakan dan memberikan makanan pada anak. Masih banyak ibu
yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang tanpa tutup
makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku kebersihan dari pengasuh
anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya penyakit infeksi seperti diare (mencret)
dan lain-lain.

5. Akibat pemberian MP-ASI terlalu dini


Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 4 bulan)
menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare. Kalau pemberian MP-
ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebabkan hambatan
pertumbuhan anak.

Pada usia 4-6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat
menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan
bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu
berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat
menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi.
Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI.

SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI SEIMBANG PADA BALITA


Topik : Gizi Seimbang pada Balita

Hari/Tanggal : Senin, 21 Februari 2018

Waktu : 45 menit

Tempat : Posyandu

Sasaran : ibu balita dan keluarga

I. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan Ibu balita dapat mengerti


dan memahami tentang pentingnya gizi seimbang pada balita serta dapat
membuat menu seimbang bagi balita.

II. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan :

1. Ibu balita dapat menguraikan pentingnya gizi seimbang untuk balita

2. Ibu balita dapat menguraikan manfaat gizi seimbang untuk balita

3. Ibu balita dapat mengerti dan mengetahui dampaknya tidak menerapkan


pedoman gizi seimbang

III. Proses Pemberian Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan


1. Pembukaan  Memberi salam
5 menit  Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan penyuluhan
 Menggali pengetahuan peserta
mengenai informasi gambaran
yang akan disampaikan
2. Pelaksanaan  Memberikan penjelasan tentang
30 menit pentingnya gizi seimbang pada
balita
 Memberikan penjelasan tentang
manfaat gizi seimbang pada
balita
 Memberikan penjelasan tentang
dampak tidak menerapkan
pedoman gizi seimbang
 Memberikan contoh membuat
menu seimbang untuk balita
3. Penutup  Memberikan kesempatan kepada
10 menit ibu – ibu untuk bertanya
 Memberi jawaban atas
pertanyaan yang diajukan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan
dan evaluasi

IV. Metode dan Topik Penyuluhan

a. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
b. Media dan alat bantu pembelajaran
1. Leafleat
2. Power point
3. Laptop
4. LCD

c. Pihak – Pihak yang Terlibat

a. Bapak dan ibu kepala Desa

b. Ibu kader – kader

c. Ibu – ibu balita dan keluarga

d. Mahasiswi PKN Terpadu Poktekkes Kemenkes Padang

V. Materi Penyuluhan
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari – hari yang mengandung

zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan

memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktifitas fisik, perilaku hidup

mencegah masalah gizi. Manfaat pedoman gizi seimbang bagi balita adalah

sebagai berikut :

1. Menjaga daya tahan tubuh balita sehingga tidak mudah terserang

penyakit

2. Mempercepat pertumbuhan fisik

3. Untuk pengembangan otak dan mental anak

4. Memenuhi kebutuhan gizi balita

5. Balita menjadi lebih aktif dan besemangat

6. Tidak mudah lelah

Pentingnya pedoman gizi seimbang adalah sebagai berikut :

1. Memelihara kesehatan

2. Sebagai sumber energy

3. Mencegah status gizi kurang

4. Meningkatkan kekebalan tubuh

a. Kebutuhan gizi balita

Kebutuhan gizi seseorang adalah ilmiah yang diperkirakan cukup

untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar,

kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktifitas fisik, berat

badan dan tinggi badan. Antara asupan gizi dan pengeluarannya harus ada

keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita

dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan

dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).


1. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energy bayi dan balita relative besar dibandingkan dengan

orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat

pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan

pertambahan usia.

2. Kebutuhan Zat Pembangun

Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga

kebutuhan relative lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika

dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari setahun,

kebutuhannya relativ lebih kecil.

3. Kebutuhan Zat Pengatur

Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan

bertambahnya usia.

4. Beberapa Hal yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi

Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya

gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai

penyebab gangguan langsung ganguan gizi, khususnya gangguan gizi

pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak

sesuai jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan

kebutuhan tubuh mereka.

b. Faktor faktor yang menyebabkab gangguan gizi

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya

gangguan gizi terutama pada anak balita antara lain sebagai berikut :

1. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan


Dalam kehidupan masyarakat sehari – hari sering terlihat keluarga

yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang

dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi

tidak hanya ditentukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan

tetapi juga pada kelurga yang berhasilan relative baik (cukup).

Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan

bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan

keluarga, khususnya makanan anak balita.

2. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Banyak bahan makan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi

tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya

prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan

bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan harkat keluarga. Jenis

sayuran seperti genier, daun turi, bahkan daun ubi kayu kaya akan zat

besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah yang masih dianggap

sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.

3. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau

disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak

memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.

4. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bakwa banyak anak yang

menderita gangguan gizi oleh karena ibu sedang hamil lagi atau

adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya

secara baik.
5. Sosial ekonomi

Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan

yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga

akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari

– hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.

c. Dampak Tidak Menerapkan Pedoman Gizi Seimbang

1. Gizi kurang

Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau

ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas

berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kekurangan

zat gizi adaptif bersifat ringan sampai dengan berat. Gizi kurang banyak

terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun.Gizi buruk adalah kondisi gizi

kurang hingga tingkat yang berat dan di sebabkan oleh rendahnya

konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam

waktu yang cukup lama, (Marimbi, 2010).

Gizi kurang merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang

disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dari makanan sehari-

hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama (Sodikin, 2013).

Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 tahun. Gizi

kurang umumnya terjadi pada balita dengan keadaan lahir BBLR (bayi berat

lahir rendah) atau dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Tidak

tercukupinya makanan dengan gizi seimbang serta kondisi kesehatan yang

kurang baik dengan kebersihan yang buruk mengakibatkan balita atau anak-
anak menderita gizi kurang yang dapat bertambah menjadi gizi buruk atau

kurang energi kalori.

Dengan meningkatnya defisiensi zat gizi akan muncul perubahan zat

biokimia dan rendahnya zat gizi dalam tubuh berupa rendahnya kadar

hemoglobin serum vit A dan karoten, apabila keadaan ini berlangsung lama

maka akan terjadi perubahan fungsi tubuh seperti tanda tanda syaraf

kelemahan, pusing, kelelahan dll. ( yulianti, 2006 ).

Akibat kurang gizi adalah sebagai berikut :

a. Kecerdasan kurang

b. Kurang darah

c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

d. Mudah terserang penyakit

Tanda dan gejala kurang gizi :


a. Berat badan kurang dari normal/kurus

b. Tubuh kembang anak lambat

c. Nafsu makan kurang

d. Rambut tipis dan erah

e. Kurang bersemangat

f. Mata pucat

g. Mudah lelah

h. Mudah beraktivitas

i. Cengeng

2. Gizi lebih

Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi

energi dan pengeluaran energi. Asupan energi yang berlebihan secara


kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih

(overweight) dan obesitas. Makanan dengan kepadatan energi yang

tinggi (banyak mengandung lemak atau gula yang ditambahkan dan

kurang mengandung serat) turut menyebabkan sebagian besar

keseimbangan energi yang positif ini. selanjutnya penurunan

pengeluaran energi akan meningkatkan keseimbangan energi yang

positif (Gibney et al,2008). Faktor penyebab:

1.      Efek toksis yang membahayakan

2.      Kelebihan energy

3.      Kurang gerak

4.      Kemajuan ekonomi

5.      Kurang pengetahuan akan gizi seimbang

6.      Aktivitas fisik golongan masyarakat rendah

7.      Tekanan hidup/ stress

Akibat Kelebihan Gizi :

1. Obesitas/ kegemukan. Energy disimpan dalam bentuk lemak.

2. Penyakit degenerative: hipertensi, diabetes, jantung koroner,

hepatitis, empedu.

3. Usia harapan hidup semakin menurun.

d. Menu Makanan Balita

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan

kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu

diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam – jam makan

dan variasi makanan dan memberikan makanan selingan.


e. Evaluasi

Adapun evaluasi dari kegiatan penyuluhan yaitu ibu – ibu balita

mengerti tentang gizi seimbang anak balita agar dapat mengurangi status

gizi kurang dengan memberikan penyuluhan ini sehingga ibu – ibu balita

mengerti pentingnya gizi seimbang anak balita. Penyuluhan dihadiri oleh 8

orang ibu – ibu balita di Kantor Desa Air Molek II.

a. Struktur

 Peserta penyuluhan sebanyak 7 orang ibu – ibu balita di Desa

Air Molek II

 Perlengkapan yang digunakan selama penyuluhan adalah

infocus, laptop, dan leafleat. Penggunaan bahasa sangat

komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian penyuluhan

kesehatan, ibu – ibu balita memahami dengan apa yang telah

disampaikan oleh mahasiswa.

b. Proses

 Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada hari Minggu tanggal

21 Januari 2018 pada pukul 14.00 WIB– selesai, jadwal ini

sesuai dengan yang telah ditentukan.

 Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari

awal sampai akhir.

 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik

oleh penyaji

c. Hasil
Pengetahuan ibu – ibu balita mengenai gizi seimbang balita meningkat

karena banyaknya ibu – ibu balita yang bertanya tentang materi yang

telah disampaikan oleh mahasiswa/i.

f. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Kegiatan

Kegitan yang di laksanakan melibatkan ibu kader PKK dan ibu

– ibu balita . Jumlah ibu – ibu balita yang mengikuti kegiatan

penyuluhan adalah 7 orang dari 20 undangan yang telah disebarkan

bersama ibu kades. Pelaksanaan kegiatan meminta izin kepada kepala

desa terlebih dahulu dan ibu – ibu PKK untuk mengadakan penyuluhan

gizi seimbang anak balita di posyandu.Setelah di dapatkan izin dan

waktu pelaksanaan, pelaksanaan mempersiapkan ibu – ibu balita yang

akan diberi penyuluhan. Setelah mengumpulkan ibu – ibu balita dan

duduk kemudian baru penyampaian materi dan media yang akan

dipakai saat kegiatan serta doorprice. Pada hari yang telah ditentukan

para ibu – ibu balita dikumpulkan sesuai dengan pukul 14.00 WIB

diposyandu, dilakukan penyampaian materi dengan metode ceramah,

diskusi, tanya jawab dan pemberian leafleat pada hari sabtu tanggal 11

april 2020 dengan materi gizi seimbang anak balita. Setelah materi

disampaikan, moderator membuka pertanyaan, setelah itu penyaji

bertanya kepada peserta apabila peserta dapat menjawab pertanyaan

dengan baik dan benar, peserta akan diberikan doorprice.

Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini, kendala yang

terjadi adalah tidak semua ibu – ibu balita yang diundang mengikuti
kegiatan penyuluhan. Sedangkan undangan sudah disebarkan, namun

partisipasi dari warga desa terutama ibu – ibu balita kurang. Upaya

yang dilakukan dengan memberitahukan bahwa setelah materi

disampaikan aka nada dooprize sehingga diharapkan ibu – ibu balita

bisa mendengarkan dengan serius tentang materi penyuluhan yang

disampaikan.

Hasil pengetahuan ibu – ibu balita tentang gizi seimbang anak

balita bertambah lebih baik dibandingkan sebelum mendapatkan

penyuluhan terlihat dari banyak antusiasi siswa mendengarkan materi

yang disampaikan

2. Pembahasan

Pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan jajanan gizi seimbang


anak balita, penyaji memberikan materi seperti pengertian gizi
seimbang, jenis – jenis gizi seimbang,fungsi zat gizi, manfaat gizi bagi
anak balita dan dampak tidak menerapkan gizi seimbang, serta contoh
menu gizi seimbang anak balita. Antusias ibu – ibu balita pada materi
yang disampaikan sangat tinggi. Pengetahuan ibu – ibu balita tentang
gizi seimbang anak balita menjadi meningkat, kegiatan dilakukan
dengan lancar dan ada sedikit kendala yang bisa teratasi.

g. Kendala dan Upaya

Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini, kendala yang terjadi

adalah tidak semua ibu – ibu balita yang diundang mengikuti kegiatan

penyuluhan. Sedangkan undangan sudah disebarkan, namun partisipasi

dari warga desa terutama ibu – ibu balita kurang. Upaya yang dilakukan

dengan memberitahukan bahwa setelah materi disampaikan aka nada


dooprize sehingga diharapkan ibu – ibu balita bisa mendengarkan dengan

serius tentang materi penyuluhan yang disampaikan.

h. Penutup

1. Simpulan

Kegiatan penyuluhan sesuai dengan rencana dan di ikuti oleh ibu –


ibu dan di bantu oleh Bapak/Ibu kepala desa dan ibu – ibu PKK.

a. Dapat mengumpulkan ibu – ibu balita


b. Terdapat peningkatan informasi tentang gizi seimbang anak
balita
c. Dapat memberikan penyuluhan tentang gizi seimbang anak balita

2. Saran

Saran yang dapat disampaikan berikut ini berdasarkan hasil


kegiatan peyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain :

a. Hendaknya semua warga terutama ibu – ibu balita dapat


menerapkan gizi seimbang pada keluarganya untuk
meningkatkan kesehatan dan mengurangi masalah gizi
terutama gizi buruk dan kurang pada anak balita.
b. Hendaknya partisipasi warga tentang kesehatan meningkat.
c. Hendaknya untuk kedepannya kerja sama antara poltekkes
kemenkes padang dengan Warga dapat selalu terjalin.
Daftar Pustaka

Gibney,Michael J et al.2008.Gizi Kesehatan Masyarakat.Jakarta;EGC

Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sodikin, 2013.Keperawatan Anak Gangguan Pencernaan. Jakarta: EGC.

Yulianti, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi ke-2. Jakarta

LAMPIRAN I. Susunan Kepanitian


SUSUNAN KEPANITIAAN

Ketua Penanggung Jawab

Franchfi

Ketua Pelaksana

Regita trimulya

Sekretaris

Nora nisha jaya

Bendahara

Wenny sukma yunita

Seksi Perlengkapan Seksi Konsumsi

Fachri Okta Surya Chika rahayu

Rivana Humaira Fika andriani

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan Kesehatan


Lingkungan Masyarakat

Sub Bahasan : PHBS (Cuci Tangan Dengan Sabun Dan Air Mengalir)

Waktu Pertemuan : 30 menit

Tanggal : 11,April 2020

Tempat : Rumah Keluarga

Sasaran : ibu balita dan masyarakat

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan peserta
penyuluhan dapat memahami informasi mengenai PHBS (Cuci Tangan),
penting nya kesehatan lingkungan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan peserta penyuluhan mampu :
a. Mengetahui pengertian mencuci tangan
b. Mengetahui manfaat mencuci tangan
c. Mengetahui tujuan mencuci tangan
d. Mengetahui waktu yang penting untuk mencuci tangan
e. Mampu melakukan cara mencuci tangan yang baik dan benar
f. Menjelaskan ruang lingkup kesehatan lingkungan
g. Menciptakan pengaruh kesehatan lingkungan rumah terhadap
kesehatan
B. SUB POKOK BAHASAN
1. Pengertian mencuci tangan
2. Manfaat mencuci tangan
3. Tujuan mencuci tangan
4. Waktu yang penting untuk mencuci tangan
5. Cara mencuci tangan yang baik dan benar
C. KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA

1. 3 menit PEMBUKAAN

1. Mengucapkan salam 1. Menjawab


2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Melihat respon peserta 3. Merespon positif
4. Menjelaskan tujuan kegiatan 4. Mengemukakan pendapat
5. Kontrak waktu dan bahasa 5. Memberi respon
6. Apersepsi positif 6. Mendengarkan

2. 15 menit KEGIATAN INTI

1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan


tentang mencuci tangan
2. Menjelaskan manfaat cuci
2. Memperhatikan
tangan
3. Menjelaskan tujuan cuci
tangan 3. Memperhatikan
4. Mendemonstrasikan cara cuci
tangan yang baik dan benar
4. Memberi respon
5. Menjelaskan waktu yang
tepat untuk mencuci tangan 5. Memperhatikan
6. Menjelaskan ruang lingkup
kesehatan lingkungan
7. Menjelaskan pengaruh
kesehatan lingkungan
terhadap kesehatan
masyarakat
3. 4 menit PENUTUP

1. Menyimpulkan hasil 1. Bersama-sama


penyuluhan bersama peserta menyimpulkan
2. Melakukan evaluasi dengan 2. Menjawab pertanyaan
cara memberikan pertanyaan
terkait waktu mencuci tangan
dan cara mencuci tangan yang
baik dan benar
3. Melakukan terminasi
4. Memberikan salam untuk
menutup pertemuan 3. Memperhatikan
4. Menjawab salam

D. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya Jawab

E. MEDIA/ALAT BANTU
1. Leaflet
2. Hand Sanitizer
3. Air
4. Tissue

F. SETTING TEMPAT

Keterangan :

Petugas Kesehatan =
Keluarga =

G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa mampu melakukan kegiatan penyuluhan kegiatan ke keluarga
yang dikategorikan dengan baik.

2. Evaluasi Proses
a. Keluarga antusias dalam kegiatan penyuluhan
b. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
c. Penyuluhan dapat berjalan dengan lancar
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta terlihat senang dan gembira
b. Peserta mengungkapkan manfaat yang dirasakan saat mengikuti penyuluhan

LAMPIRAN MATERI

PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (HAND HYGINE)

A. Hand Hygine
1. Pengertian Hand Hygine
Hand Hygine atau Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari
segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara
tertentu sesuai dengan kebutuhan. Cuci tangan adalah proses membuang
kotoran dan debu secara mekanik dari kulit kedua belah tangan dengan
memakai sabun dan air.

2. Manfaat Mencuci Tangan


Mencuci tangan merupakan satu teknik yang paling mendasar untuk
menghindari masuknya kuman kedalam tubuh.dimana tindakan ini dilakukan
dengan manfaat :
a. Agar tangan bersih
b. Membasmi tangan dari kuman dan mikroorganisme
c. Mencegah penularan penyakit

3. Tujuan Mencuci Tangan


a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Membantu menghilangkan mikroorganisme yang ada dikulit atau
tangan
4. Waktu Yang Diharuskan Untuk Mencuci Tangan
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan
lepas kapanpun.Karena merupakan proteksi diri terhadapa lingkungan luar.
Waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan :
a. Sebelum dan sesudah makan, untuk menghindari masuknya kuman
kedalam tubuh saat kita makan.
b. Setelah buang air besar, besar kemungkinan tinja masih tertempel
ditangan sehingga diharuskan untuk mencuci tangan.
c. Setelah bermain, kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang
kotor seperti tanah dan lain-lain. Dimana kita tahu bahwa banyak
sekali kuman didalam tanah, jadi selesai bermain harus mencuci tangan
agar kuman dari tanah hilang dan tidak menempel ditangan.
d. Sebelum dan sesudah beraktivitas, bagi adik-adik mencuci tangan juga
bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan sesudah
banun tidur dna sesudah melakukan kegiatan yang lain.
e. Setelah batuk, bersin atau membersihkan hidung, kuman dan kotoran
yang mungkin keluar dapat kembali masuk akibat dari tangan yang
tidak bersih.
f. Setelah memegang benda-benda kotor, berdebu dan berkarat.
g. Setelah memegang keyboard computer ataupun handphone.

5. Langkah-langkah dalam Mencuci Tangan

a. Basahi kedua telapak tangan setinggi


pertengahan lengan memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian
usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut.

b. Usap dan gosok juga kedua punggung


tangan secara bergantian
c. Gosok sela-sela jari tangan hingga
bersih

d. Bersihkan ujung jari secara bergantian


dengan posisi saling mengunci

e. Gosok dan putar kedua ibu jari secara


bergantian

f. Letakkan ujung jari ke telapak tangan


kemudian gosok perlahan

H. Pengertian Kesehatan Lingkungan


Kesehatan adalah suatu keseimbangan yang harus ada antara manusia dengan
lingkungan agar dapat menjamin kesehatan manusia.

I. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Penyediaan air bersih dan pengendalian pencemaran air bersih serta pengolahan air
limbah (SPAL) tertutup.

1. Pengolahan sampah dan pemberantasan vektor.

2. Pencegahan dan pengawasan pencemaran tanah.

3. Sanitasi makanan dan pengendalian pencemaran udara


4. Tindakan pencegahan yang di perlukan untuk perlindungan lingkungan.

J. Pengaruh Kesehatan Lingkungan Terhadap kesehatan Keluarga


keluarga yang sehat biasanya berasal dari lingkungan rumah yang sehat, maka
kesehatan keluarga dapat meningkat, rumah yang cukup bersih dapat memberikan
kenyamanan bagi penghuninya, rumah yang ventilasinya cukup, dapat menghindarkan
keluarga dari resiko terjadinya penyakit atau gangguan saluran pernafasan.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

LINGKUNGAN SEHAT

TOPIK : Lingkungan Sehat

SUB TOPIK : Pemeliharaan lingkungan dan rumah sehat

SASARAN : Warga jorong gurun nagari gurun kec. Sungai tarab

HARI/TANGGAL : Sabtu,17 April 2020

WAKTU : 09.00 s/d selesai

TEMPAT PELAKSANAAN : Posyandu jorong gurun

A. TujuanUmum
Setelah diberikan penyuluhan tentang lingkungan sehat dan rumah sehat, keluarga
dapat memahami tentang lingkungan sehat dan rumah sehat
B. TujuanKhusus
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu :
1. Menyebutkanpengertian Lingkungan sehat
2. Menyebutkanciri-ciri lingkungan yang sehat
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Menyampaikanmateripenyuluhan
2. Ceramah
3. Tanya jawabdengansasaran
E. Media
Leaflet

F. Kegiatanpenyuluhan
No TahapanW KegiatanPenyuluhan ResponKlien Media Metode
. aktu
1. Pembukaan - Memberisalam - Sasaranmenjawab Ceramah
(2 menit) - Memperkenalkandi salam.
ri - Sasaranmengertid
- Menyampaikantuju enganpenyuluhan
anpenyuluhan yang diadakan
2. Pelaksanaan - Menyampaikanmat - Mendengarkanma Ceramah
(10 menit) eri teripenyuluhan Diskusi
- Tanya jawab Yang
disampaikan.
- Sasaran
memperhatikan
apa yang
disampaikan.
- Sasaranbertanya
3. Penutup - Memberikankesim - Mengertiatasapa Ceramah
(3 menit) pulanatasapa yang yang
disampaikandanme disimpulkandanm
nanyakankembali enjawabpertanyaa
materipenyuluhann ndenganbaik.
yakepadasasaran - MenjawabsalamP
- Menutupdengan enutup
Salam

G. Evaluasi
1. Keluarga mampu
menjelaskanpengertianlingkungansehat
2. Keluarga mampu
menyebutkanruanglingkuplingkungansehat
3. Keluarga mampu menjelaskanpengertianrumahsehat
4. Keluarga mampu menyebutkansyarat-syaratrumahsehat
5. Keluarga mampu menyebutkankembali 4 dari 7 hal
yang dapatdilakukanuntukpemeliharaanrumahsehatdenganbenar
6. Keluarga mampu menyebutkansyarat-syarat air
bersihdansehat

H. Referensi
Cheriatna.2007. SyaratRumahSehatdan
Ideal.Dalamhttp://123rumah.wordpress.com/2007/12/12/syarat-rumah-sehat-
dan-ideal/.Diaksestanggal 24 Juni 2009. 
Ferri, Anton. 2008.
RumahTanggaSehat.Dalamhttp://mediaphbs.wordpress.com/.Diaksestanggal 20
Juni 2009.  
Vitharea. 2008.
RumahSehatku.Dalamhttp://vitharea.blog.friendster.com/2008/12/rumah-sehat-
ku/.Diaksestanggal 21 Juni 2009.
Yulisa. 2007. Tips RumahSehat.Dalamhttp://www.pdf-search-engine.com/sap-rumah-
sehat-pdf.html.Diaksestanggal 20 Juni 2009.
                                           
LAMPIRAN MATERI

LINGKUNGAN SEHAT

A. PENGERTIAN
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, baik berupa benda hidup,
benda mati, benda nyata ataupun abstrak termasuk manusialainnya. Serta suasana yang
terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut.
Lingkungan sehat adalah jika sampah, air limbah dan tinja dibuang secara benar.

B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup lingkungan sehat antara lain :
1. Perumahan
2. Air bersihdansehat
3. Pembuangankotoranmanusia
4. Pembuangan air limbah
5. Pembuangansampah

C. PERUMAHAN
1. Pengertianrumahsehat
Keadaanperumahanadalahsalahsatufaktor yang menentukankeadaan hygiene
dansanitasilingkungan.Rumahsehatadalahsuatutempatuntukberlindungterhadapganggu
andariluarantara lain untukmelindungidaripanas, hujan,
angindangangguanlainnyasehinggadapattinggaldari rasa
amandantentramsertarumahtersebutmemenuhisyarat-syaratkesehatan.
2. Kriteriarumahsehat
a. Memenuhikebutuhanfisiologis, suhuruangantidakbanyakberubah antara18-200 C.
b. Menghindariterjadinyakecelakaan
c. Kontruksi bangunan harus kuat dan benar.
d. Ada sarana pencegahan terjadinya kecelakaan di sumur, kolam dan lain-lain
terutama untuk anak-anak.
e. Tidak mudah terbakar.
f. Ada alat pemadam kebakaran
g. Menghindari terjadinya penyakit
1) Ada sumber air yang sehat, cukup kualitas dan kuantitas.
2) Ada tempat pembuangan sampah, kotoran dan air limbah yang baik.
3) Dapat mencegah perkembangbiakan vektor penyakit. (Lantai dan dinding
rumah tidak lembab, Tinggi lantai rumah minimal 10 cm dari permukaan
halaman dan 25 cm dari permukaan jalan).
4) Bagiandalamrumahharuscukuptersediakamaruntuk orang tua, anakdantamu.
Dimana luas kamar 8m perkapita per luas tanah. Untukdaerahtropis,
sebaiknyalotengagaktinggi, sehingga volume udaradalamruangancukup.
Ventilasiudaraharusbaik, demikian juga peneranganruanganharuscukup.
5) Bagianluarrumah agar memilikiluaspekarangan yang
cukupsehinggadapatditanamitanamanpenghijauan, buah-buahan, sayur-
mayurdanbunga. Lingkungansekitarrumahtidakbolehtercemarpolusi.
Tersediafasilitas air, listrikdansambungantelepon. Memilikijalan yang
dapatdilaluikenderaanuntukmenujusarana-saranapelayananumumsepertipasar,
rumahsakit, sekolahdantempatibadah.
6) Bagianpengolahmakananrumahtanggaataudapurharusmemenuhipersyaratanke
bersihan. Di tempatinilahmakanandiolah. Biladapurkotor, makamakanan yang
dimasakkotor pula
danhaliniberbahayauntukkesehatananggotakeluargapenghunirumahtersebut.
7) Tersediajambansehat, WC bersih, kakusdibuat, direncanakancermat. Gunakan
material, bahanterpilih. Buatlah WC duduk berjongkok.
h. Memenuhi kebutuhan psikologis
Rumahbukanhanyasekedartempatistirahat, melainkan juga
untuktempatmendapatkankesenangan, kebahagiaandankedamaian.
3. Manfaatrumahsehat
a. Rumah adalah tempat berlindung terhadap gangguan luar.
b. Rumah merupakan tempat pembinaan keluarga. Rumah sebagai tempat tinggal
dan pertumbuhan keluarga mempunyai peranan yang besar dalam pembinaan
watak penghuninya.
c. Tempat kegiatan keluarga, rumah sebagai tempat pemenuhan penghuninya dalam
melakukan kegiattan atau pekerjaan rumah tangga sehari-hari.

D. AIR BERSIH DAN SEHAT


Hidupkitatidakdapatlepasdari air.Air inidiperlukanuntukminum, memasak, mandi,
mencuci, membersihkandankeperluanlainnya.Untukitudiperlukan air yang
memenuhisyaratkesehatanbaikkualitasmaupunkuantitasnya.Syarat air bersih, yaitu :
1. Tidakberwarna
2. Tidakberbau
3. Tidakberasa
4. Jernih
5. Segar
6. Tidakmengandungbakteripenyebabpenyakit

E. PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA


Syaratpembuangankotoran yang memenuhiaturankesehatan :
1. Tidakmengotoritanahpermukaan
2. Tidakmengotori air permukaan
3. Tidakmengotori air dalamtanah
4. Kotorantidakbolehterbukasehinggadapatdipakaitempatlalatberteluratauperkembangbia
kanvektorpenyakitlainnya.
Jenisjambankeluarga :
1. Jambanleherangsa
2. Jambancemplung
3. Jamban duduk
Syaratpembuatankakus/jambanygbaik :
1. Tertutup
2. Lokasitidakmengganggupemandangandantidakmenimbulkanbau
3. Lantainyadisapu&disikatbersih
4. Dindingnyaseringdibersihkan
5. Air dalambakseringdiganti denganygbaru

F. PEMBUANGAN AIR LIMBAH


Air limbahdisalurkanmelalui :
1. Pipaatau got ketempatpenampungan air limbah
2. Sungai ygletaknyalebihrendahdrdapur, tempatmandi, dantempatcucian
Syaratpembuangan air limbah yang sehat :
1. Tidakmengotorisumurdansungai
2. Tidakmenjaditempatberkembengbiaknyanyamuk, lalat, kecoa.
3. Tidakmenyebabkankecelakaan
4. Tidakmengganggupemandangan

G. PEMBUANGAN SAMPAH
1. Cara pembuangansampah:
a. Sampahdibuangketanah
b. Dibakar
c. Dibuatkompos
d. Makananternak
2. Keuntunganmembuangsampahdenganbenar
a. Terhindardaritimbulnyapenyakit
b. Dapatmenghasilkanpupuk
c. Keadaanbersihdapatmenimbulkan
d. Kepuasantersendiri
e. Menciptakankeindahan
f. Menimbulkansuasananyaman
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SAMPAH

Topik                 : Sampah

Sub Topik          : Membuang sampah yang benar

Sasaran              :    masyarakat sekitar

Tempat              :    posyandu

Hari / Tanggal   :  jumat, 17 April 2020

Waktu              :    10.00 s/d selesai

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, para siswa mampu mewujudkan perilaku

membuangsampah yang benar.

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, para siswa :

1. Mengetahui pengertian sampah

2. Mengetahui jenis – jenis sampah

3. Mengetahui bahaya sampah bagi kesehatan

4. Mengetahui perilaku membuang sampah yang benar

5. Mengetahui manfaat perilaku membuang sampah yang benar


C. Sasaran

Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada Siswa .,.,.,.,.

D. Materi

1. Terlampir

E. Media

1. Leaflet

F. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

G. Kegiatan Penyuluhan

N
WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
O
1. 5 menit Pembukaan :

1. Mengucapkan salam.    Menjawab salam

2. Menjelaskan nama dan akademi    Mendengarkan

3.  Menjelaskan tujuan pendidikan    Mendengarkan


kesehatan

4.  Menyebutkan materi yang

diberikan.

5.  Menanyakan kesiapan peserta

2. 10 menit Pelaksanaan :
1.     Penyampaian materi    Mendengarkan

1. Menjelaskan tentang pengertian

sampah

2. Menjelaskan tentang jenis – jenis

sampah

3. Menjelaskan tentang bahaya

sampah bagi kesehatan

4. Menjelaskan tentang perilaku

membuang sampah yang benar

5. Menjelaskan tentang manfaat


   Bertanya
perilaku membuang sampah yang

benar

6. Memberi kesempatan audiens

untuk bertanya
3. 10 menit Evaluasi:

1. Melakukan tanya jawab    Menjawab

menanyakan kembali hal-hal    Menjelaskan


yang sudah   dijelaskan mengenai
   Memperhatikan
Cuci tangan.

2. Memberikan reinforcement atas

jawaban yang benar

4. 5 menit Penutup :

1. Menutup pertemuan dengan    Mendengarkan

menyimpulkan materi yang telah    Menjawab salam


dibahas

2. Memberikan salam penutup

H. Evaluasi

1.    Masyarakat mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh

Mahasiswa

2.    Masyarakat mampu menjawab pertanyaan yang diajukan Mahasiswa

3.    Penilaian

I. Pengorganisasian

1. Penyaji : fika andriani                                        

2. Moderator :  wenny sukma yunita               

3. Fasilitator : regita trimulya              

4. Observer :  fachri octa surya

Chika rahayu

Rivana humaira

Nora jaya nisha

Franchfi

Nadia rahman

J. Kreteria Evaluasi

1. Masyarakat mampu menjelaskan tentang pengertian sampah

2. Masyarakat menjelaskan tentang jenis – jenis sampah

3. Masyarakat menjelaskan tentang bahaya sampah bagi kesehatan


4. Masyarakat menjelaskan tentang perilaku membuang sampah yang benar

5. Masyarakat menjelaskan tentang manfaat perilaku membuang sampah yang benar

MATERI PENYULUHAN

A.   Pengertian Sampah


Sampah merupakan sesuatu bahan atau benda padat ataupun cair yang

sudahtidak terpakai lagi oleh manusia atau benda yang sudah digunakan lagi

dalam suatukegiatan manusia dan dibuang

B.   Jenis-jenis Sampah

Berdasarkan sifatnya (zat kimia yang terkandung di dalamnya), sampah

dibagi menjadi :

1. Sampah Organik - dapat diurai (degradable),yaitu sampah yang mudah

membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan

sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.

2. Sampah Anorganik - tidak terurai (undegradable),yaitu sampah yang

tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkusmakanan,

kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu,

dansebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau

sampah yang lakudijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa

sampah anorganik yang dapatdijual adalah plastik wadah pembungkus

makanan, botol dan gelas bekasminuman, kaleng, kaca, dan kertas,

baik kertas koran, HVS, maupun karton.

C.   Bahaya Sampah bagi Kesehatan


Menurut Soekidjo Nototmodjo (2003 : 168) sampah erat kaitannya

dengankesehatan masyarakat, karena dari sampah-sampah tersebut akan hidup

berbagaimikroorganisme penyebab penyakit dan juga binatang serangga sebagai

pemindahatau penyebar penyakit. Oleh karena itu, sampah harus dikelola dengan

baik sampaisekecil mungkin sehingga tidak mengganggu kesehatan masyarakat.

Sampah yang berserakan selain merusak estetika (keindahan) juga

menjaditempat yang cocok untuk tumbuhnya organism penyebab timbulnya

penyakit. Selainitu, tempat tersebut juga menarik hewan perantara penyakit seperti

lalat dan nyamuk.Sampah yang membusuk juga menghasilkan gas-gas beraroma

tidak sedap yang jugamempengaruhi kesehatan.

Beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan karena sampah yang

dibuangsembarangan yaitu : diare, kolera, tifus, malaria, demam berdarah, infeksi

kulit.

D.   Perilaku Membuang Sampah yang Benar

1. Buanglah selalu sampah pada tempat sampah, sekecil apapun sampah

tersebut, jangan dibuang di sembarang tempat.

2. Pisahkan antara sampah organik dengan sampah anorganik

3. Sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman

4. Sampah anorganik juga bisa dimanfaatkan kembali, misalnya kaleng bekas

dimanfaatkan sebagai pot bunga.


5. Sampah yang tidak bisa dimanfaatkan sendiri, jangan dibiarkan menumpuk

terlalulama. Secara periodik buanglah ke TPS (Tempat Pembuangan Sampah

Sementara) agar diangkut oleh truk sampah ke tempat pengelolaan sampah.

6. Jangan membakar sampah sembarangan, karena selain menimbulkan asap

yang menyesakkan nafas, sampah-sampah tertentu dapat menghasilkan

yangmenyebabkan penyakit bila di bakar (seperti bahan plastik dan karet bila

dibakar menghasilkan gas yang dapat menyebabkan kanker). Selain itu ada

juga sampahyang dapat meledak bila terkena panas/dibakar (botol aerosol).

E.    Manfaat Perilaku Membuang Sampah yang Benar

1. Mencegah terjadinya penyakit seperti diare, kolera, tifus, malaria, DBD, dll.

2. Menjaga nilai estetika lingkungan (keindahan)

3. Sampah-sampah yang dimanfaatkan kembali dapat menghemat

pengeluaran,seperti kaleng bekas yang dimanfaatkan sebagai pot bunga

sehingga tidak diperlukan lagi uang untuk membeli pot bunga

DAFTAR PERTANYAAN

1.    Apa yang dimaksud dengan sampah?

2.    Sebutkan jenis – jenis sampah!

3.    Apa saja bahaya sampah bagi kesehatan?

4.    Bagaimana perilaku membuang sampah yang benar?

5.    Apa saja manfaat perilaku membuang sampah yang benar?


SATUAN ACARA PENYULUHAN

BALITA STUNTING

Materi penyuluhan : Pencegahan stunting

Pokok bahasan : Pencegahan stunting

Sasaran : Orang tua anak

Hari/ Tanggal : April 2020

Waktu : 30 menit

Tempat : Poltekkes Kemenkes Padang

1. LATAR BELAKANG
Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai
dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan
tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau
tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana
tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek
dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009).

Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai dengan   
terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi
badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis
atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang
untuk gizi kurang pada anak.

Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut umur


yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan
indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai dan atau
kesehatan.
Sekitar 8,8 juta anak Indonesia menderita stunting (tubuh pendek) karena kurang
gizi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mencatat angka kejadian stunting nasional
mencapai 37,2 persen. Angka ini meningkat dari 2010 sebesar 35,6 persen (Rizma, 2016).
Oleh karena itu dalam hal ini diperlukan upaya pencegahan stunting salah satunya dengan
penyuluhan bagaimana cara mencegah stunting diberikan pada orangtua anak.

o TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orangtua anak dapat mengetahui
dan memahami bagaimana mencegah stunting.

b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat mengetahui tentang:
1) Defenisi Stunting
2) Penyebab stunting 
3) Dampak stuntig
4) Cara mencegah stunting 
5) Zat Gizi Mikro yang Berperan untuk Menghindari Stunting (Pendek)

o RENCANA KEGIATAN
1. Metode : Ceramah, diskusi, dan Tanya jawab
2. Media dan Alat Bantu : Leaflet, Pertunjukan slides (melalui overhead
projector, slide projector, komputer dan LCD projector, atau lainnya), dan video.
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : Posyandu
b. Hari/Tanggal : April 2020
4. Materi dan Pemateri : Fachri Okta Surya
5. Peserta : Orang tua anak
6. Waktu : 30 menit
o KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan

Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab 1. Ceramah


2. Memperkenalkan diri salam 2. Tanya jawab
( 5 menit)
3. Menjelaskan maksud dan 2. Mendengarkan
tujuan penyuluhan keterangan
4. Menggali pengetahuan peserta penyaji
tentang materi yang akan 3. Menyampaikan
disampaikan pengetahuan
tentang materi
yang
disampaikan

Penyajian dan 1. Defenisi Stunting - Memperhatikan 1. Ceramah


diskusi 2. Penyebab stunting  - Mendengarkan 2. Tanya jawab
3. Dampak stuntig keterangan 3. Leaflet
( 20 menit)
4. Cara mencegah stunting  penyaji
5. Zat Gizi Mikro yang Berperan
untuk Menghindari Stunting
(Pendek)
Penutup 1. Mengevaluasi atau menanyakan Peserta menjawab Tanya jawab
kembali materi yang telah pertanyaan,
(5 menit)
disampaikan pada peserta memperhatikan dan
2. Menyimpulkan kembali materi menjawab salam
yang telah disampaikan
3. Memberi salam penutup

o KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam
penyiapan kursi, absensi dan leaflet.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan pihak
Poltekkes Kemenkes Malang
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar
melalui pertanyaan lisan meliputi pengertian stunting, cara mencegahnya, dan zat gizi
yang berperan menghindari stunting (75%).

o MATERI PENYULUHAN (Lampiran 1)


o DAFTAR PUSTAKA (Lampiran 2)
o PRE-TEST DAN POST-TEST (Lampiran 3)
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN

A. Defenisi Stunting
Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai dengan
ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang
sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan
populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan
berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan
dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunted adalah tinggi badan yang kurang
menurut umur (<-2SD), ditandai dengan    terlambatnya pertumbuhan anak yang
mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia
anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu
dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.

Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut umur


yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan
indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai dan atau
kesehatan. Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk mencapai potensi
genetic sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit (ACC/SCN, 2000).

Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan atau kurang
dari minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata standar atau keadaan dimana tubuh
anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009) (WHO,
2006). Ini adalah indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang memberikan
gambaran gizi pada masa lalu dan yang dipengaruhi lingkungan dan keadaan sosial ekonomi.
B. Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses
kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan.
Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang peningkatan
stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.

Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung
yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil
dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation
(IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan
dan perkembangan.

Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya


asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya
kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi
pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang
akhirnya berpeluang terjadinya stunted (Allen and Gillespie, 2001).

Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja seperti yang
telah dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor tersebut
saling berhubungan satu sama lainnnya. Terdapat tiga faktor utama penyebab stunting yaitu
sebagai berikut :

 Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam
makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).
 Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
 Riwayat penyakit.
Lancet “Maternal and Child Nutrition” Series tahun 2004 memuat satu konsep model
faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan gizi, kecacatan atau disability dan kematian.
• Dalam diagram tersebut terlihat bahwa kekurangan gizi kronis atau pendek lebih
dipengaruhi oleh faktor gangguan pertumbuhan pada masa janin, kekurangan asupan
zat gizi mikro dan kekurangan asupan energy dan protein.
• Sementara itu gizi kurang akut yang sering disebut gizi kurang atau kurus lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor tidak cukupnya asupan gizi terutama kalori dan
protein dan infeksi penyakit.
• Tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu merupakan salah satu penyebabnya
tingginya infeksi pada bayi yang mengakibatkan kekurangan gizi akut dan kematian.
• Kekurangan gizi mikro disamping menyebabkan kekurangan gizi kronis juga
menyebabkan disability, yang meningkatkan risiko kematian
• Faktor-faktor kemiskinan, sosial budaya dan politik, meningkatnya infeksi penyakit,
ketahanan pangan dan tidak optimalnya cakupan dan kualitas pelayanan merupakan
merupakan faktor yang secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri
berpengaruh pada keadaan gizi ibu hamil, kekurangan gizi mikro, asupan energy yang
rendah dan tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu.

C. Dampak Stunting
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga prestasi belajar
menjadi rendah dan  tidak dapat melanjutkan sekolah. Bila mencari pekerjaan, peluang gagal
tes wawancara pekerjaan  menjadi besar dan tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang
berakibat penghasilan rendah (economic productivity hypothesis) dan tidak dapat mencukupi
kebutuhan pangan. Karena itu anak yang menderita stunting berdampak tidak hanya pada
fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan, produktivitas dan prestasinya kelak
setelah dewasa, sehingga akan menjadi beban negara. Selain itu dari aspek estetika, seseorang
yang tumbuh proporsional akan kelihatan lebih menarik dari yang tubuhnya pendek.

Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko meningkatnya angka
kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik yang rendah serta fungsi-fungsi
tubuh yang tidak seimbang (Allen & Gillespie, 2001). Gagal tumbuh yang terjadi akibat
kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya dan
sulit diperbaiki.

Masalah stunting menunjukkan ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu panjang,


yaitu kurang energi dan protein, juga beberapa zat gizi mikro.
D. Cara Mencegah Stunting

1. Mencegah Stunting pada Balita

Berbagai upaya telah kita lakukan dalam mencegah dan menangani masalah gizi di
masyarakat. Memang ada hasilnya, tetapi kita masih harus bekerja keras untuk menurunkan
prevalensi balita pendek sebesar 2,9% agar target MD’s tahun 2014 tercapai yang berdampak
pada turunnya prevalensi gizi kurang pada balita kita.

Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan bertambahnya umur,
namun pertambahan tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap kurang gizi dalam waktu
singkat. Jika terjadi gangguan pertumbuhan tinggi badan pada balita, maka untuk mengejar
pertumbuhan tinggi badan optimalnya masih bisa diupayakan, sedangkan anak usia sekolah
sampai remaja relatif kecil kemungkinannya.  Maka peluang besar untuk mencegah stunting
dilakukan sedini mungkin. dengan mencegah faktor resiko gizi kurang baik pada remaja
putri, wanita usia subur (WUS), ibu hamil maupun pada balita. Selain itu, menangani balita
yang dengan tinggi dan berat badan rendah yang beresiko terjadi stunting, serta terhadap
balita yang telah stunting agar tidak semakin berat.

Kejadian balita stunting dapat diputus mata rantainya sejak janin dalam kandungan
dengan cara melakukan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil, artinya setiap ibu
hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi, mendapatkan suplementasi zat gizi
(tablet Fe), dan terpantau kesehatannya. Selain itu setiap bayi baru lahir hanya mendapat ASI
saja sampai umur 6 bulan (eksklusif) dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping
ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya. Ibu nifas selain mendapat makanan cukup
gizi, juga diberi suplementasi zat gizi berupa kapsul vitamin A. Kejadian stunting pada balita
yang bersifat kronis seharusnya dapat dipantau dan dicegah apabila pemantauan pertumbuhan
balita dilaksanakan secara rutin dan benar. Memantau pertumbuhan balita di posyandu
merupakan upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan
pertumbuhan, sehingga dapat dilakukan pencegahan terjadinya balita stunting.

Bersama dengan sektor lain meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan dan


penyediaan sarana prasarana dan akses keluarga terhadap sumber air terlindung, serta
pemukiman yang layak. Juga meningkatkan akses  keluarga terhadap daya beli pangan dan
biaya berobat bila sakit melalui penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan.
Peningkatan pendidikan ayah dan ibu yang berdampak pada pengetahuan dan
kemampuan dalam penerapan kesehatan dan gizi keluarganya, sehingga anak berada dalam
keadaan status gizi yang baik. Mempermudah akses keluarga terhadap informasi dan
penyediaan informasi tentang kesehatan dan gizi anak yang mudah dimengerti dan
dilaksanakan oleh setiap keluarga juga merupakan cara yang efektif dalam mencegah
terjadinya balita stunting.

2. Penanggulangan dan pencegahan Stunting pada Bayi

a.      Penanggulangan stunting pada pertumbuhan bayi

Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama
kehidupan, yaitu:

·         Pada ibu hamil

Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi stunting.
Ibu  hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan
sangat kurus atau telah mengalami KurangEnergiKronis (KEK), maka perlu diberikan
makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut. Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah
darah, minimal 90 tablet selama kehamilan. Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak
mengalami sakit.

·         Pada saat bayi lahir

Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD). Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI
Eksklusif).

·         Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun

Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian
ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh
kapsul vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap.

·         Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga.

b. Pencegahan stunting pada pertumbuhan bayi


·         Kebutuhan gizi masa hamil

Pada Seorang wanita dewasa yang sedang hamil, kebutuhan gizinya dipergunakan untuk
kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh, aktivitas fisik, serta menjaga  keseimbangan
segala proses dalam tubuh. Di samping proses yang rutin juga diperlukan energi dan gizi
tambahan untuk pembentukan jaringan baru, yaitu janin, plasenta, uterus serta kelenjar
mamae. Ibu hamil dianjurkan makan secukupnya saja,  bervariasi sehingga kebutuhan akan
aneka macam zat gizi bisa terpenuhi. Makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah
makanan yang mengandung zat pertumbuhan atau pembangun yaitu protein, selama itu juga
perlu tambahan vitamin dan mineral untuk membantu proses pertumbuhan itu.

·         Kebutuhan Gizi Ibu  saat Menyusui

Jumlah makanan untuk ibu yang sedang menyusui lebih besar dibanding dengan ibu hamil,
akan tetapi kualitasnya tetap sama. Pada ibu menyusui diharapkan mengkonsumsi makanan
yang bergizi dan berenergi tinggi, seperti diisarankan untuk minum susu sapi, yang
bermanfaat untuk mencegah kerusakan gigi serta tulang. Susu untuk memenuhi kebutuhan
kalsium dan flour dalam ASI. Jika kekurangan unsur ini maka terjadi pembongkaran dari
jaringan (deposit) dalam tubuh tadi, akibatnya ibu akan mengalami kerusakan gigi. Kadar air
dalam ASI sekitr 88 gr %. Maka ibu yang sedang menyusui dianjurkan untuk minum
sebanyak 2–2,5 liter (8-10 gelas) air sehari, di samping bisa juga ditambah dengan minum air
buah.

·         Kebutuhan Gizi Bayi 0 – 12 bulan

Pada usia 0 – 6 bulan sebaiknya bayi cukup diberi Air Susu Ibu (ASI). ASI adalah makanan
terbaik bagi bayi mulai dari lahir sampai kurang lebih umur 6 bulan. Menyusui sebaiknya
dilakukan sesegara mungkin setelah melahirkan. Pada usia ini sebaiknya bayi disusui selama
minimal 20 menit pada masing-masing payudara hingga payudara benar-benar kosong.
Apabila hal ini dilakukan tanpa membatasi waktu dan frekuensi menyusui,maka payudara
akan memproduksi ASI sebanyak 800 ml bahkan hingga 1,5 – 2 liter perhari.

·         Kebutuhan Gizi Anak 1 – 2 tahun

  Ketika memasuki usia 1 tahun, laju pertumbuhan mulai melambat tetapi perkembangan
motorik meningkat, anak mulai mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan cara berjalan
kesana kemari, lompat, lari dan sebagainya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering
mengalami gangguan kesehatan dan rentan terhadap penyakit infeks seperti ISPA dan diare
sehingga anak butuh zat gizi tinggi dan gizi seimbang agar tumbuh kembangnya optimal.
Pada usia ini  ASI tetap diberikan.  Pada masa ini berikan juga makanan keluarga secara
bertahap sesuai kemampuan anak. Variasi makanan harus diperhatikan. Makanan yang
diberikan tidak menggunakan penyedap, bumbu yang tajam, zat pengawet dan pewarna. dari
asi karena saat ini hanya asi yang terbaik untuk buah hati anda tanpa efek samping

E. Zat Gizi Mikro yang Berperan untuk Menghindari Stunting (Pendek)

a.       Kalsium
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan darah dan kontraksi
otot. Bahan makanan sumber kalsium antara lain : ikan teri kering, belut, susu, keju, kacang-
kacangan.
b.      Yodium
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid mengatur metabolisme,
pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium juga penting untuk mencegah gondok dan
kekerdilan. Bahan makanan sumber yodium : ikan laut, udang, dan kerang.
c.       Zink
Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, fungsi kekebalan dan
pengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan makanan sumber zink : hati, kerang, telur
dan kacang-kacangan.
d.      Zat Besi
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan metabolisme energi.
Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah-
buahan.
e.       Asam Folat
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel, memproduksi
sel darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam folat antara lain : bayam, lobak,
kacang-kacangan, serealia dan sayur-sayuran.
Lampiran 2
DAFTAR PUSTAKA

Adinda. 2014. Masalah Gizi penyebab Stunting (Pendek).


(http://adindascabiosa.blogspot.co.id/2014/04/-masalah-gizi-penyebab-stunting.html).
Diakses pada tanggal 24 April 2016.

Laporan Tahuna Unicef Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Unicef Indonesia.Oktober


2012.

Laporan Tahunan Indonesia. 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013.

Rizma. 2016. 8,8 Juta Anak Indonesia Bertubuh Kerdil.(


http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/26/o1k24o385-88-juta-anak-
indonesia-bertubuh-kerdil-part1). Diakses pada tanggal 20 Maret 2016.
Lampiran 3
Evaluasi Pre-Post Test Penyuluhan

1) Apakah pengertian stunting?


2) Bagaimana cara mencegah stunting?
3) Apa saja zat mikro yang berperan menghindari stunting?

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TUMBUH KEMBANG BALITA


A. Topik
Tumbuh Kembang Balita

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit mengenai tumbuh kembang
balita, ibu klien dapat memahami mengenai tumbuh kembang balita.
2. Tujan Instruksional Khusus :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
a. Mampu menyebutkan pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
b. Mampu menyebutkan stimulasi tumbuh kembang anak.
c. Mampu menyebutkan tumbuh kembang balita sesuai umur.
d. Mampu menyebutkan kebutuhan anak balita.

C. Materi
1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
2. Stimulasi tumbuh kembang balita.
3. Tumbuh kembang balita sesuai umur.
4. Kebutuhan anak balita
D. Sasaran
Peserta dalam kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah ibu klien atau keluarga
E. Strategipelaksanaan
Hari/Tanggal : 11 April 2020

Waktu : Pukul 09.00 WIB

Tempat : Posyandu

F. Metode
Ceramah dan diskusi
G. Media
1. Leaflet
H. Kegiatan pendidikan kesehatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
.

1 5 menit Pembukaan :

a. Mengucapkan salam. a. Menjawab salam.


b. Memperkenalkan diri. b. Mendengarkan.
c. Menjelaskan tujuan dari kegiatan c. Memperhatikan.
pendidikan kesehatan.         
d. Menyebutkan materi yang akan
disampaikan.
2 20 Pelaksanaan : a. Memperhatikan
menit
a. Menjelaskan pengertian pertumbuhan b. Bertanya dan

dan perkembangan menjawab

b. Menjelaskan stimulasi tumbuh pertanyaan yang

kembang balita diberikan oleh

c. Menjelaskan tumbuh kembang balita pembicara.

sesuai umur
d. Menjelaskan kebutuhan anak balita

3 5 menit Evaluasi :  Menjawab

Menanyakan kepada klien tentang pertanyaan.


materi yang telah disampaikan.

4 5 menit Terminasi :

a. Mengucapkan terimakasih atas waktu  Mendengarkan


yang diluangkan, perhatian serta dan membalas
peran aktif klien selama mengikuti ucapan
kegiatan penyuluhan. terimakasih.
b. Salam penutup.  Menjawab salam.

I. Kriteria evaluasi
Evaluasi Hasil
- Tes lisan : Diakhir ceramah

- Penilaian sesuai dengan masing-masing pertanyaan

1. Bila benar semua, nilai :1


2. Bila benar semua, nilai :5

3. Bila benar semua, nilai :5

4. Bila benar semua, nilai :5

5. Bila benar semua, nilai :4

Jumlah nilai benar pada semua soal : 20 point

Klasifikasi penilaian
- Bila nilai benar : 0 – 5 : D : berarti tidak memahami

- Bila nilai benar : 6 – 10 : C : berarti kurang memahami

- Bila nilai benar : 11 – 15 : B : berarti cukup memahami

- Bila nilai benar : 16 -20 : A : berarti memahami / mengerti

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

A. PENGERTIAN TUMBUH KEMBANG


Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda
dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan
saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya.

B. STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK 


Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar
yang perlu diperhatikan yakni :
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2. Selalu tujukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan meniru tingkah laku
orang-orang yang terdekat dengan anak.
3. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
4. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak.
5. Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak.
6. Berikan selalu pujian bila perlu hadiah atas keberhasilannya. 

C. TAHAP PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN ANAK MENURUT UMUR


Usia Motorik kasar Motorik halus

melihat, meraih dan menendang mainan


mengangkat kepala,guling- gantung,memperhatikan benda
0-3
guling,menahan kepala tetap bergerak, melihat benda-benda
bulan
tegak,  kecil,memegang benda,meraba dan
merasakan bentuk permukaan

 memegang benda dengan kuat,


menyangga berat, 
3-6 memegang benda dengan kedua
mengembangkan kontrol kepala,
bulan tangan,makan sendiri,mengambil
duduk.
benda-benda kecil.

Memasukkan benda kedalam wadah,


bermain 'genderang', memegang alat
tulis dan mencoret-coret
merangkak, menarik ke posisi
6-9
berdiri, berjalan berpegangan, Bermain mainan yang mengapung di air
bulan
berjalan dengan bantuan.
Membuat bunyi-bunyian.

Menyembunyikan dan mencari mainan

Menyusun balok/kotak
9-12 bermain bola, membungkuk,
Menggambar
bulan berjalan sendiri, naik tangga. 
         

a. Kemampuan Bicara dan Bahasa 


Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa

         prabicara,

0-3 bulan          meniru suara-suara, 

         mengenali berbagai suara.


         mencari sumber suara, 
3-6 bulan
         menirukan kata-kata.

         menyebutkan nama gambar di buku majalah,


6-9 bulan
         menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar.

         menirukan kata-kata
9-12
         berbicara dengan boneka
bulan
         bersenandung dan bernyanyi. 

b. Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian

Usia Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian 

memberi rasa aman dan kasih sayang,mengajak bayi tersenyum, mengajak


0-3 bulan bayi mengamati benda-benda dan keadaan di sekitarnya, meniru ocehan
dan mimik muka bayi,mengayun bayi,menina bobokan.  

3-6 bulan bermain "ciluk ba', melihat dirinya di kaca,berusaha meraih mainan.

mulai bermain atau 'bersosialisasi' dengan orang lain, mulai melambaikan


6-9 bulan
tangan jika ditinggal pergi, mulai membalas lambaian tangan orang lain.

9-12 Minum sendiri dari sebuah cangkir, makan bersama-sama, menarik mainan
bulan yang letaknya agak jauh. 

D. KEBUTUHAN ANAK BALITA


1. Kebutuhan Fisik Anak Balita
Kebutuhan fisik anak balita menurut rentang usia dapat dilihat dari matriks berikut ini:
SIKLUS/
N KEBUTUHAN
USIA JENIS LAYANAN
O ESSENSIAL
ANAK

1 Bayi 0-28 Asupan gizi Inisiasi menyusui dini


Pemberian ASI ekslusif

seimbang Pemberian makanan bergizi seimbang bagi ibu

Suplementasi gizi mikro bagi ibu

Pencatatan berat dan panjang lahir

Manajemen terpadu bayi muda (MTBM) yang


Asuhan bayi baru mencakup antara lain pemeriksaan kesehatan,
lahir penanganan penyakit, injeksi vitamin K1,
hari
pemberian salep mata, perawatan tali pusar,
menjaga bayi tetap hangat

Pencegahan
Pemberian Imunisasi 
penyakit

Tumbuh kembang
Stimulasi tumbuh kembang 
normal 

Akte kelahiran Pencatatan kelahiran & penerbitan akte kelahiran

Pemberian ASI ekslusif untuk bayi usia 1-6 bulan

Pemberian makanan bergizi dan suplementasi gizi


makro kepada ibu

Pemberian ASI untuk usia 6-24 bulan


Bayi 1 – Asupan gizi
2
24 bulan seimbang Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI)
mulai usia 6 bulan

Pemberian makanan keluarga bergizi seimbang


untuk anak usia 1 tahun keatas

Pemberian zat gizi mikro mulai usia 6 bulan

Penimbangan setiap bulan

Stimulasi dini
Tumbuh kembang Penyuluhan stimulasi tumbuh kembang bagi ibu,
normal keluarga, dan pengasuh lainnya

Deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang


(DIDTK)

Pencegahan dan Imunisasi lengkap sebelum usia 1 tahun


Manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
pengobatan
Perawatan balita gizi buruk
penyakit
Pencegahan penyakit menular.

DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih.1998. Tumbuh Kembang Anak, EGC. Jakarta.

Nelson. 2001. Ilmu Kesehatan Anak.Vol.I.edisi 15. EGC. Jakarta.

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-tumbuh-kembang-balita-
lengkap.
Satuan Acara Kegiatan

Demo Cara menyajikan makanan menarik bagi anak

1. Sasaran : Ibu-ibu yang memiliki Balita


2. Waktu : ± 60 Menit
3. Hari/Tanggal :
4. Jam :
5. Penanggungjawab : Semua anggota kelompok
6. Tempat : BalaiDesa
7. Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah melakukan Demo cara menyajikan makanan menarik bagi anak di
harapkan Ibu-ibu/ keluarga terdekat yang memiliki balita dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
 Peserta dapat memahami cara menyajikan makanan menarik bagi anak
 Peserta dapat mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari

8. Peralatan :
 Pisau
 Mangkuk kecil
 Piring
 Sendok
 Sarung tangan plastik

9. Bahan : makanan yang menjadi lauk pauk sehari hari bagi ibu balita seperti ,
 1 piring Nasi goreng
 1 buah Telur dadar
 ½ buah Wortel rebus
 1 lembar Selada
 1 buah tomat

10. Cara membuat :


 Siapkan semua bahan
 Bersihkan selada dan tomat
 Susun tomat dan selada
 Cetak nasi goreng menggunakan mangkuk kecil dan susun diatas piring
 Cetakan nasi goreng tadi bisa diibaratkan sebagai kepala sebuah boneka
 Lalu cetak “badan” dari boneka dengan membuat gumpalan memanjang
menggunakan sarung tangan plastic
 “kepala boneka” tadi bisa diberi mata menggunakan wortel rebus
 Setelah itu telur dadar bisa dibagi dua, satu bagian dapat digunakan sebagai
selimut dan satu bagian lagi digunakan sebagai “bantal”
Contoh deskripsi gambar dari Demo Cara menyajikan makanan menarik bagi anak

11. Biaya :
Biaya bahan makanan seperti selada, wortel dan tomat berasal dari hasil kebun warga
dan bahan makanan nasi goreng dan telur berasal dari hasil masakan mahasiswa

Jorong Gurun, April 2020

ketua kelompok,

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)

Topik                           : ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)

Penyuluh                     : Mahasiswa

Kelompok Sasaran      : ibu balita dan masyarakat

Tanggal/Bln/Th           : 11 april 2020


W a k t u                     : 30 menit

A. LATAR BELAKANG

Infeksi Saluran Pernapasan Atas merupakan keadaan infeksi anak paling


lazim, tetapi kemakananya tergantung frekuensi relatif dari komplikasi yang terjadi
pada anak. Sindrom ini lebih luas dari pada orang dewasa. Biasanya anak dengan
ISPA mengalami penurunan nafsu makan tetapi tindakan memaksa dia untuk makan
hidangan tidak ada gunanya.
Sebagian besar penyakit pada anak-anak adalah infeksi, sebagian besar infeksi
ini terjadi pada saluran nafas, sebagian besar adalah ISPA, kebanyakan adalah virus.
Ispa dapat mencetus kejang demam, dan serangan asma (lectur, 2002).
Dinding dan seluruh sistem pernapasan dilapisi oleh mukosa yang saling
berhubungan sehinga infeksi yang terjadi disuatu tempat dengan mudah bisa
mempengaruhi bagian saluran pernapasan atas lainnya. ISPA juga menjadi alasan
utama mengapa pasien lebih memilih perawatan ambulatory atau rawat jalan. Oleh
karena itu menjadi penting bahwa perawat perlu dipersiapkan untuk memberikan
perawatan terbaik, memberikan penyuluhan dan informasi mengenai obat- obatan
kepada pasien. Meskipun teknologi kedokteran telah berkembang sedemikian
pesatnya, namun pertanyaan-pertanyaan klinis yang umum untuk penyakit ISPA
selalu mementingkan pada strategi yang efektif untuk pencegahan, diagnosa dan
perawatan.
Anak-anak merupakan kelompok masyarakat yang rentan untuk terserang
berbagai penyakit khususnya penyakit infeksi. Menurut temuan organisasi kesehatan
dunia (WHO) diperkirakan 10 juta anak meninggal tiap tahun. Yang disebabkan
karena diare, HIV/AIDS, Malaria dan ISPA (Depkes RI, 2007).
Penyakit ISPA merupakan suatu masalah kesehatan utama di indonesia karena masih
tingginya angka kejadian ISPA terutama pada Anak-Anak dan balita. ISPA
mengakibatkan sekitar 20% – 30% kematian anak balita. ISPA merupakan salah satu
penyebab kunjungan pasien pada sarana kesehatan. Sebanyak 40% – 60% kunjungan
berobat di puskesmas dan 15% – 30% kunjungan berobat dirawat jalan dan rawat
inap.

B. TUJUAN
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran mampu memahami
tentang masalah ISPA.
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran dapat :
1. M
enjelaskan kembali pengertian dari ISPA.
2. M
enyebutkan kembali tanda dan gejala dari ISPA.
3. M
enyebutkan kembali macam-macam dari ISPA.
4. M
enjelaskan bahaya dari ISPA.
5. M
enjelaskan kembali cara perawatan ISPA dirumah.
6. M
enjelaskan cara pencegahan ISPA.
7. M
enjelaskan penatalaksanaan ISPA.

C. MATERI PENYULUHAN
a. Pengertian ISPA
b. Penyebab ISPA
c. Tanda dan Gejala ISPA
d. Macam-macam ISPA
e. Cara Penularan ISPA
f. Pencegahan ISPA
g. Penatalaksanan ISPA Pada keluarga

D. KEGIATAN
a. Petugas-petugas acara
Moderator                : Fachri Octa Surya.
b. Pengorganisasian
Pemateri : Menyajikan materi
Moderator : Mengatur jalannya diskusi
Notulis : Mencatat hasil diskusi
Fasilitator : Mendampingi peserta penyuluhan
Observer : Mengobservasi jalannya penuluhan tentang ketepatan

waktu, ketepatan masing-masing peran.


c. Metode

1. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

2. Langkah-langkah :
a. Pra kegiatan pembelajaran.
 Menyiapkan ruangan dan media
 Menyiapkan waktu

b. Kegiatan membuka pembelajaran


 Memberi salam dan perkenalan
 Kontrak waktu
 Menjelaskan pokok bahasan
 Mengungkapkan tujuan pembelajaran
 Apersepsi
c. Kegiatan inti
 Penyuluh memberikan ceramah sesuai dengan materi
penyuluhan
 Sasaran menyimak penyuluhan
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh tentang
pengertian ISPA
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh tentang
macam-macam ISPA
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh tentang tanda
dan gejala ISPA non pneumonia dan Pneumonia
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh tentang Cara
perawatan dan pencegahan ISPA pneumonia dan non
pneumonia
 Sasaran mengemukakan hal-hal yang belum dipahami
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh tentang hal-
hal yang belum dipahami
d. Kegiatan penutup pembelajaran
 Sasaran menjawab pertanyaan penyuluh sebagai evaluasi
 Penyuluh menyimpulkan materi yang telah disampaikan
 Memberi salam.

E. MEDIA
a. Leaflet
F. EVALUASI

Prosedur : Post Test


Bentuk : Essay
Jenis : Lisan

Butir pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian ISPA
2. Sebutkan Tanda dan Gejala ISPA non Pneumonia
3. Jelaskan macam-macam ISPA.
4. Jelaskan cara pencegahan ISPA Pneumonia
Jawaban :
1. Infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari.
2. Batuk pilek dengan disertai demam atau tidak
3. Pneumonia dan non Pneumonia
4. Cara pencegahan ISPA
 Menjauhkan anak dari penderita batuk
 Memberikan makanan bergizi setiap hari
 Jagalah kebersihan tubuh, makanan dan lingkungan anak
 Berikan imunisasi lengkap.
LAMPIRAN MATERI

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

A. Pengertian
Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) adalah infeksi saluran
pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang
berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai  bagian saluran atas dan
bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau
lebih dari saluran  pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk
jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura
(Nelson, 2003)
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan
kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam menghadapi organisme
asing yang terjadi secara tiba-tiba, menyerang hidung, tenggorokan,
telinga bagian tengah serta saluran napas bagian dalam sampai ke paru-
paru. Biasanya menyerang anak usia 2 bulan-5 tahun. (Whaley and Wong;
1991; 1418).
B. Penyebab
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab
dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang
merupakan penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus,
staphylococus, haemophylus influenzae,b clamydia trachomatis,
mycoplasma dan pneumokokus.
Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu
angka kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan
imunitas dari air susu ibu.
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut
berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang
yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup
secara keseluruhan dari jalan nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses
terjadinya infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang
terjadi secara langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi,
asthma serta kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi
perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Whaley
and Wong; 1991; 1420).

C. Tanda dan Gejala


Menurut WHO (2007), penyakit ISPA adalah penyakit yang sangat
menular, hal ini timbul karena menurunnya sistem kekebalan atau daya
tahan tubuh, misalnya karena kelelahan atau stres. Pada stadium awal,
gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal dalam hidung, yang
kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung tersumbat dengan ingus
encer serta demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak
merah dan membengkak. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi
kental dan sumbatan di hidung bertambah. Bila tidak terdapat komplikasi,
gejalanya akan berkurang sesudah 3-5 hari. Komplikasi yang mungkin
terjadi adalah sinusitis, faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran
tuba eustachii, hingga bronkhitis dan pneumonia (radang paru). Secara
umum gejala ISPA meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri
tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, mengi atau kesulitan bernapas).
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya
demam, adanya obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan
membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan
sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 451).
Tanda dan gejala yang muncul ialah:
1) Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam
muncul jika anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3
tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya
infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,50 C-40,5 0 C.
2) Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada
meningens,
biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya
adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk,
terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
3) Anoreksia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit.
Bayi akan menjadi susah minum dan bhkan tidak mau minum.
4) Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa
selama bayi tersebut mengalami sakit.
5) Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi
saluran pernafasan akibat infeksi virus.
6) Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena
adanya lymphadenitis mesenteric.
7) Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit
akan lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
8) Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran
pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari
terjadinya infeksi saluran pernafasan.
9) Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak
terdapatnya suara pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).

D. Klasifikasi
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai
berikut:
a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding
dada kedalam (chest indrawing).
b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
E. Faktor-faktor yang menyebabkan kejadian ISPA
pada anak menurut (Depkes, 2002) adalah sebagai berikut:
1. Usia / Umur
Kebanyakan infeksi saluran pernapasan yang sering mengenai anak
usia dibawah 3 tahun, terutama bayi kurang dari 1 tahun. Beberapa
penelitian menunjukan bahwa anak pada usia muda akan lebih sering
menderita ISPA dari pada usia yang lebih lanjut.
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) banyak menyerang balita
batasan 0-5 tahun, sebagian besar kematian Balita di Indonesia karena
ISPA. Balita merupakan faktor resiko yang meningkatkan morbidibitas
da mortalitas infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Khususnya
pnemonia karena pada usia balita daya tahan tubuh mereka belum terlalu
kuat (Santoso, 2007).

2. Jenis kelamin
Meskipun cara keseluruhan di negara yang sedang berkembang
seperti Indonesia masalah ini tidak terlalu di perhatikan, namun banyak
penelitian yang menunjukan perbedaan prevalensi penyakit ISPA
terhadap jenis kelamin tertentu.

3. Status Gizi
Setatus gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi
untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak.
Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan
oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutriaen. Penelitian
status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada  dayta
antropometri serta biokimia dan riwayat diit      (Beck, 2000).
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara.
Semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang
rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus
bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang
masak agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh (Nadesul,
2001).

4. Status Imunisasi
Pemberian imunisasi adalah suatu cara dengan sengaja
memberikan kekebalan terhadap penyakit secara aktif sehingga anak
dapat terhindar dari suatu penyakit. Oleh sebab itu anak yang tidak
mendapat imunisasi lengkap akan lebih berisiko terkena ISPA
dibandingkan dengan anak yang mendapat imunisasi lengkap (Nelson,
1992).
Tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11
bulan), ibu hamil, wanita usia subur dan anak sekolah tingkat dasar.
Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4
dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, 1 dosis Campak. Pada ibu hamil dan
wanita usia subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah tingkat dasar
rneliputi 1 dosis DT, I dosis campak dan 2 dosis TT (Dinkes, 2009).

5. Status Pemberian ASI Eksklusif


Kolostrum (dari bahasa latin colostrum) adalah susu yang
dihasilkan oleh kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan beberapa
hari setelah kelahiran bayi (Wikipedia, 2008).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan bahkan air putih tidak
diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini (WHO, 2001).
Balita yang tidak diberi ASI juga berpotensi mengidap ISPA, bayi
usia 0-11 bulan yang tidak diberi ASI mempunyai resiko 5 kali lebih
besar meninggal karena ISPA dibandingkan Bayi yang memperoleh ASI
Ekslusif. Bayi yang tidak diberi ASI menyebapkan terjadinya defisiensi
zat besi, ini menjadikan resiko kematianya karena ISPA sangat besar
dibandingkan bayi yang secara ekslusif mendapatkan ASI dari si ibu,
Bayi yang diberi ASI ekslusif dapat tumbuh lebih baik dan lebih jarang
sakit serta angka kematianya lebih renda dibandingkan bayi yang tidak
mendapatkan ASI. Ini terjadi karena pemberian ASI dapat meningkatkan
reaksi Imonologis bayi, hampir 90 % kematian bayi dan balita terjadi di
negara berkembang dan jumlah itu sekitar 4 % lebih kematian
disebapkan oleh ISPA (Kartasasmita, 2003).

6. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kejadian
penyakit ISPA. Faktor lingkungan tersebut dapat berasal dari dalam
maupun luar rumah. Untuk faktor yang berasal dari dalam rumah sangat
dipengaruhi oleh kualitas sanitasi dari rumah itu sendiri, seperti :
a. Kelembaban ruangan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam
Ruang Rumah menetapkan bahwa kelembaban yang sesuai untuk rumah
sehat adalah 40- 60%. Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah
dapat menyebabkan suburnya pertumbuhan mikrorganisme, termasuk
mikroorganisme penyebab ISPA (Kemenkes RI, 2011a).
b. Suhu ruangan
Salah satu syarat fisiologis rumah sehat adalah memiliki suhu optimum
18- 300C. Hal ini berarti, jika suhu ruangan rumah di bawah 180C atau di
atas 300C, keadaan rumah tersebut tidak memenuhi syarat (Kemenkes RI,
2011a).
c. Penerangan alami
Rumah yang sehat adalah rumah yang tersedia cahaya yang cukup. Suatu
rumah atau ruangan yang tidak mempunyai cahaya, dapat menimbulkan
perasaan kurang nyaman, juga dapat mendatangkan penyakit. Sebaliknya
suatu ruangan yang terlalu banyak mendapatkan cahaya akan
menimbulkan rasa silau, sehingga ruangan menjadi tidak sehat.
d. Ventilasi
Ventilasi sangat penting untuk suatu tempat tinggal, hal ini karena
ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama sebagai lubang masuk
dan keluar angin sekaligus udara dari luar ke dalam dan sebaliknya.
Dengan adanya jendela sebagai lubang ventilasi, maka ruangan tidak akan
terasa pengap asalkan jendela selalu dibuka. Untuk lebih memberikan
kesejukan, sebaiknya jendela dan lubang angin menghadap ke arah
datangnya angin, diusahakan juga aliran angin tidak terhalang sehingga
terjadi ventilasi silang (cross ventilation). Fungsi ke dua dari jendela
adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (cahaya alam/matahari).
Suatu ruangan yang tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik akan
menimbulkan beberapa keadaan seperti berkurangnya kadar oksigen,
bertambahnya kadar karbon dioksida, bau pengap, suhu dan kelembaban
udara meningkat. Keadaan yang demikian dapat merugikan kesehatan dan
atau kehidupan dari penghuninya, bukti yang nyata pada kesehatan
menunjukkan terjadinya penyakit pernapasan, alergi, iritasi membrane
mucus dan kanker paru. Sirkulasi udara dalam rumah akan baik dan
mendapatkan suhu yang optimum harus mempunyai ventilasi minimal
10% dari luas lantai (Depkes RI, 1999).
e. Kepadatan hunian rumah
Kepadatan penghuni rumah merupakan perbandingan luas lantai dalam
rumah dengan jumlah anggota keluarga penghuni rumah tersebut.
Kepadatan hunian ruang tidur menurut Permenkes RI Nomor
829/MENKES/SK/VII/1999 adalah minimal 8 m2, dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak
di bawah umur lima tahun (Depkes RI, 1999).
f. Penggunaan anti nyamuk
Pemakaian obat nyamuk bakar merupakan salah satu penghasil bahan
pencemar dalam ruang. Obat nyamuk bakar menggunakan bahan aktif
octachloroprophyl eter yang apabila dibakar maka bahan tersebut
menghasilkan bischloromethyl eter (BCME) yang diketahui menjadi
pemicu penyakit kanker, juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit, mata
tenggorokan dan paru-paru (Kemenkes RI, 2011a).
g. Bahan bakar untuk memasak
Bahan bakar yang digunakan untuk memasak sehari-hari dapat
menyebabkan kualitas udara menjadi rusak, terutama akibat penggunaan
energi yang tidak ramah lingkungan, serta penggunaan sumber energi yang
relatif murah seperti batubara dan biomasa (kayu, kotoran kering dari
hewan ternak, residu pertanian) (Kemenkes RI, 2011a).

h. Keberadaan perokok
Rokok bukan hanya masalah perokok aktif tetapi juga perokok pasif. Asap
rokok terdiri dari 4.000 bahan kimia, 200 di antaranya merupakan racun
antara lain Carbon Monoksida (CO), Polycyclic Aromatic Hydrocarbons
(PAHs) dan lain-lain (Kemenkes RI, 2011a). Berdasarkan hasil penelitian
Nasution et al. (2009) serta Winarni et al. (2010), didapatkan hubungan
yang bermakna antara pajanan asap rokok dengan kejadian ISPA pada
Balita.
i. Debu rumah
Menurut Kemenkes RI (2011a), partikel debu diameter 2,5μ (PM2,5) dan
Partikel debu diameter 10μ (PM10) dapat menyebabkan pneumonia,
gangguan system pernapasan, iritasi mata, alergi, bronchitis kronis. PM2,5
dapat masuk ke dalam paru yang berakibat timbulnya emfisema paru, asma
bronchial, dan kanker paru-paru serta gangguan kardiovaskular atau
kardiovascular (KVS). Secara umum PM2,5 dan PM10 timbul dari
pengaruh udara luar (kegiatan manusia akibat pembakaran dan aktivitas
industri). Sumber dari dalam rumah antara lain dapat berasal dari perilaku
merokok, penggunaan energi masak dari bahan bakar biomasa, dan
penggunaan obat nyamuk bakar.
j. Dinding rumah
Fungsi dari dinding selain sebagai pendukung atau penyangga atap juga
untuk melindungi rumah dari gangguan panas, hujan dan angin dari luar
dan juga sebagai pembatas antara dalam dan luar rumah. Dinding berguna
untuk mempertahankan suhu dalam ruangan, merupakan media bagi
proses rising damp (kelembaban yang naik dari tanah) yang merupakan
salah satu faktor penyebab kelembaban dalam rumah. Bahan dinding yang
baik adalah dinding yang terbuat dari bahan yang tahan api seperti batu
bata atau yang sering disebut tembok. Dinding dari tembok akan dapat
mencegah naiknya kelembaban dari tanah (rising damp) Dinding dari
anyaman bambu yang tahan terhadap segala cuaca sebenarnya cocok
untuk daerah pedesaan, tetapi mudah terbakar dan tidak dapat menahan
lembab, sehingga kelembabannya tinggi (Depkes RI,1999).
k. Status ekonomi dan pendidikan
Persepsi masyarakat mengenai keadaan sehat dan sakit berbeda dari satu
individu dengan individu lainnya. Bagi seseorang yang sakit, persepsi
terhadap penyakitnya merupakan hal yang penting dalam menangani
penyakit tersebut. Untuk bayi dan anak balita persepsi ibu sangat
menentukan tindakan pengobatan yang akan diterima oleh anaknya.
Berdasarkan hasil penelitian Djaja et al. (2001), didapatkan bahwa bila
rasio pengeluaran makanan dibagi pengeluaran total perbulan bertambah
besar, maka jumlah ibu yang membawa anaknya berobat ke dukun ketika
sakit lebih banyak. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa ibu
dengan status ekonomi tinggi 1,8 kali lebih banyak pergi berobat ke
pelayanan kesehatan dibandingkan dengan ibu yang status ekonominya
rendah. Ibu dengan pendidikan lebih tinggi, akan lebih banyak membawa
anak berobat ke fasilitas kesehatan, sedangkan ibu dengan pendidikan
rendah lebih banyak mengobati sendiri ketika anak sakit ataupun berobat
ke dukun. Ibu yang berpendidikan minimal tamat SLTP 2,2 kali lebih
banyak membawa anaknya ke pelayanan kesehatan ketika sakit
dibandingkan dengan ibu yang tidak bersekolah, hal ini disebabkan karena
ibu yang tamat SLTP ke atas lebih mengenal gejala penyakit yang diderita
oleh balitanya.

F. Cara penularan penyakit ISPA


Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, oleh
karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease.
Penularan melalui udara dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi
tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda terkontaminasi.
Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar
penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur
penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO, 2007)

G. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan
mencegah kita atau terhindar dari penyakit yang terutama antara
lain penyakit ISPA. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan
empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih, olah raga
dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan
menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat
maka kekebalan tubuh kita akan semakin meningkat, sehingga
dapat mencegah virus / bakteri penyakit yang akan masuk ke
tubuh kita.

2) Immunisasi.
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-
anak maupun orang dewasa. Immunisasi dilakukan untuk
menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah terserang
berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri

3) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.


Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang
baik akan mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di
dalam rumah, sehingga dapat mencegah seseorang menghirup
asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA.
Ventilasi yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi udara
(atmosfer) agar tetap segar dan sehat bagi manusia

4) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.


Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh
virus/ bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit
penyakit ini melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam
tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus / bakteri di udara
yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang melayang
di udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari
sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh secara
droplet dan melayang di udara), yang kedua duet (campuran
antara bibit penyakit)

H. Penatalaksanaan
1. Medis
a) Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang
adekuat, pemberian multivitamin dll.
b) Antibiotik :
 Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab utama ditujukan
pada S. pneumonia, H. influensa dan S. aureus.
 Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol,
Amoksisillin,
 Ampisillin, Penisillin Prokain, Pnemonia berat : Benzil
penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.
 Antibiotik baru lain : Sefalosforin, quinolon dll.
2. Keperawatan
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi
telungkup, dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar
sehingga drainase sekret akan lebih mudah keluar (Pincus Catzel & Ian
Roberts; 1990; 452).

a. Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik


parenteral, oksigen dan sebagainya.
b. Pneumonia : diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila
penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata
dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap,
dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin,
amoksisilin atau penisilin prokain.
c. Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan
perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk
tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang
merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila
demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.
Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan
tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai
pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai
radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi
antibiotik (penisilin) selama 10 hari. Tanda bahaya setiap bayi
atau anak dengan tanda bahaya harus diberikan perawatan khusus
untuk pemeriksaan selanjutnya

Prinsip perawatan ISPA antara lain :

1) Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari.


2) Meningkatkan makanan bergizi.
3) Bila demam beri kompres dan banyak minum.
4) Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan
sapu tangan yang bersih.
5) Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat.
6) Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak
tersebut masih menetek.

I. Pengobatan
a) Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau
dengan kompres,
 Bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk.
Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari.
Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya,
kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres,
dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak
perlu air es).
b) Mengatasi batuk
1) Tarik napas dalam dan batuk efektif.
Cara napas dalam dan batuk efektif :

 Ambil napas dalam (melalui hidung)


 Tahan sejenak ± 5-10 detik, lalu hembuskan pelan-
pelan melalui mulut
 Ulangi cara (1) dan (2) sebanyak 3 X
 Setelah itu, batukkan dengan keras
 Jika ada cairan/lendir/sekret yang keluar, langsung
buang ke tempat yang sudah disediakan (Sputum Pot
atau jika tidak ada boleh menggunakan botol /kaleng
/wadah berisi pasir).
 Berkumur-kumur.
 Lakukan dengan teratur (minimal 3 x sehari).
Cara pembuatan larutan jeruk nipis-kecap, yaitu :
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan
larutan jeruk nipis-kecap :
 Beberapa buah jeruk nipis yang masih segar.
 Setengah sendok teh kecap manis.
 Satu buah gelas minum ukuran belimbing.
b. Langkah-langkah :
 Peras jeruk nipis dan tempatkan dalam gelas.
 Campurkan dengan ½ - 1 sendok kecap manis,
aduk rata.
 Diminum sekali habis, lakukan secara rutin, agar
batuknya hilang.
c. Aturan pakai larutan jeruk nipis – kecap adalah:
 Bagi orang dewasa, minum 3 x 1 sdm larutan tanpa
dicampur air.
 Bagi anak-anak, minumkan larutan 3 x ½ sdm
larutan tanpa dicampur air.
 Bila ingin minum air setelah minum larutan,
minumlah air matang yang masih hangat.
 Bila batuk tidak berkurang, segera periksakan diri
ke pusat pelayanan kesehatan terdekat

c) Mengatasi pilek bisa dengan cara inhalasi uap/penguapan


sederhana (tradisional)
 Persiapkan alat dan bahan (baskom berisi air panas, minyak
kayu putih, kain/handuk kering).
 Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom
dengan perbandingan 2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml
(1 gelas) air hangat.
 Tempatkan penderita dan campuran tersebut di ruangan tertutup
supaya uap tidaktercampur dengan udara bebas (bisa ditutupi
dengan kain/handuk kering).
 Hirup uap dari campuran tersebut selama ± 5-10 menit atau
penderita sudah merasa lega dengan pernafasannya.

Kontra indikasi : pada balita karena bau minyak penghangat


terlalu kuat serta risiko kecelakaan terkena tumpahan air panas.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Topik penyuluhan : Konsep Demam Berdarah Dengue (DBD)


B. Hari/tanggal penyuluhan : Sabtu, 11 April 2020
C. Tempat penyuluhan : Posyandu
D. Lama penyuluhan : 30 Menit
E. Sasaran : warga sekitar
F. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
G. Media : Leaflet

H. Tujuan Umum :
Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan peserta dapat mengerti dan
memahami tentang konsep DBD

I. Tujuan Khusus :
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian DBD
2. Peserta dapat menjelaskan penyebab DBD\
3. Peserta dapat menyebutkan Tanda dan Gejala DBD
4. Peserta dapat menyebutkan Siklus dan cara penularan DBD
5. Peserta dapat menyebutkan cara pencegahan,cara pemberantasan
nyamuk dan pengobatan awal DBD
6. Peserta mengetahui cara pembuatan Ovitrap

Kegiatan Belajar Mengajar :


TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN MEDIA
KEGIATAN PERAWAT PESERTA

Pendahuluan 5 Menit 1. Memperkenalkan 1. Mendengarkan


diri dengan
2. Mengemukakan seksama
maksut dan 2. Menjawab
tujuan pertanyaan
3. Menggali yang diajukan
pengetahuan oleh
peserta tentang mahasiswa.
penyakit DBD

Penyajian 10 menit 1. Menjelaskan : 1. Mendengarkan


- Pengertian DBD penjelasan
- Penyebab DBD dengan
- Tanda dan Gejala seksama
DBD 2. Bertanya bila
- Cara Penularan, ada yang
dan Siklus DBD kurang
- Cara pengobatan dimengerti.
awal dan
pencegahan , dan
cara pemberantasan
nyamuk DBD
- Cara pembuatan
Ovitrap
Penutup 5 menit 1. Mengadakan Leaflet
evaluasi
2. Harapan setelah
penyuluhan

Sungai Tarab, 11 April 2020

MATERI PENYULUHAN
A. DEFINISI
Adalah penyakit infeksi demam akut yang disebabkan oleh virus dengue
dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty. Di hutan virus DHF juga
dapat dibawa oleh nyamuk Aedes Albopictus.

B. ETIOLOGI
PENYEBAB: Virus Dengue
VEKTOR (Media penularan) Utama : AEDES AEGYPTI
HOST Utama : Manusia
Virus terdapat pada:
 Penderita DBD
 Tubuh nyamuk yg terinfeksi

1. Ciri fisik nyamuk yang menularkan penyakit DBD


 Menggigit pada pagi (08.00-10.00) dan sore hari (16.00-18.00)
 Menggigit berulang-ulang dan berpindah-pindah antar individu
 Jentiknya berkembang di air jernih atau air hujan
 Jarak terbang rata-rata 40-100m
 Nyamuk bisa hidup sampai 2-3 bulan dengan rata-rata 2 minggu.
Suhu udara optimal 280-320C
 Ketinggian wilayah < 1000m dpl
 Berwarna hitam dengan loreng putih (belang-belang berwarna
putih) di sekujur tubuh nyamuk.
 Nyamuk betina membutuhkan darah setiap dua hari sekali. Nyamuk
betina menghisap darah pada pagi hari dan sore hari.
 Senang hinggap di tempat gelap dan benda tergantung di dalam
rumah.

2. Telur nyamuk Aedes Aegepty mempunyai ciri sebagai berikut :


 Jumlah telur bisa mencapai 100 buah.
 Warna telur hitam dengan ukuran rata-rata 0,8 mm
 Menetas setelah 2 hari terendam air bersih
 Jika tidak ada air maka telur akan tahan menunggu air selama 6
bulan.

3. Jentik nyamuk mempunyai ciri-ciri :


 Gerakan lincah dan bergerak aktif di dalam air bersih dari bawah ke
permukaan untuk mengambil udara nafas lalu kembali lagi ke
bawah.
 Memiliki ukuran 0,5 s/d 1 cm
 Jika istirahat jentik terlihat tegak lurus dengan permukaan air.
 Setelah 6-8 hari akan berubah jadi kepompong nyamuk.

4. Kepompong nyamuk aides aigypty memiliki ciri seperti di bawah ini :


 Bergerak lamban di dalam air bersih. Sering berada di permukaan
air.
 Memiliki bentuk tubuh seperti koma.
 Setelah usia 1-2 hari maka kepompong siap berubah menjadi
nyamuk baru dan siap mencelakakan umat manusia yang ada di
sekitarnya.

SIKLUS NYAMUK AEDES AEGYPTI


Telur (bentuk oval, hitam, bisa mengapung atau
menempel pada dinding permukaan air)

Larva/ jentik ( sering berada di dasar permukaan air, posisi istirahat pada
permukaan air membentuk sudut 450, posisi kepala di bawah)

Pupa / kepompong

Nyamuk Dewasa

SIKLUS PENULARAN DBD

Di dalam Tubuh Nyamuk :


• Virus Dengue berkembangbiak ke seluruh tubuh termasuk ke kelenjar liur
• Bila menggigit orang lain akan dipindahkan Virus Dengue tersebut
bersama air liur nyamuk
• Bila menggigit orang yang memiliki kekebalan belum sempurna
(umumnya anak-anak) akan menjadi penderita DBD.
• Nyamuk yang infeksius tsb, seumur hidupnya akan menjadi sumber
penularan
Cara Penularan
• Hanya Oleh nyamuk A. Aegypti Betina
• Sumber Virus Dengue :
1. Penderita DBD
2. Tidak Sakit DBD (tapi dalam
darahnya terdapat virus Dengue)
• Orang yang tidak sakit ini mobilitasnya tinggi, menular melalui vektor (A.
aegypti)

TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN
 Tempat Penampungan Air (TPA), tempat untuk menampung air
untuk keperluan sehari-hari, seperti tempayan, bak mandi, emebr,
dll.
 Bukan Tempat Penampungan Air (non-TPA), tempat yang
biasa/dapat menampung tapi bukan untuk keperluan sehari-hari,
seperti vas bunga, barang/ban bekas, dll.
 Tempat Penampungan Air Alami ( TPA alami), seperti lubang
pohon, pelepah daun, potongan bambu, dll.
C. TANDA DAN GEJALA

Panas 2-7 hari

Bintik2 Perdarahan

Gejala demam pada DBD adalah khas yaitu sifat demamnya tinggi lebih
dari 38.50 C, berlangsung 2-7 hari, tipe demam menyerupai punggung
pelana kuda.

Untuk membedakan dengan bintik yang


lainnya, kulit diregangkan, apabila merah itu
hilang.... Bukanlah tanda dari demam
berdarah

Gejala Tambahan Gejala Lanjutan (Perdarahan Spontan)

Ujung jari pucat Nyeri ulu hati

D. PENANGANAN
Bila ditemukan grjala demam berdarah, maka tindakan yang harus
dilakukan:
 Pertama

 Lanjutan

Apabila penderita / anak masih panas dengan sebab yang tidak jelas
setelah / belum pernah diobati ( hari ke 3 panas saat ini ), maka waspadai
adanya demam berdarah:
1. Mintalah pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya ( lab. Dll )
2. Carilah keterangan apakah ada penderita demam berdarah di sekitar atau
penderita demam yang tidak jelas lainnya
3. Waspadai terjadinya tiba-tiba pucat,lemas dan dingin (syck) atau
perdarahan spontan selama panas belum jelas sebabnya.

E. PEMERIKSAAN SEDERHANA
1. Tourniquet selama 5 menit
( rumpel leed test ) untuk melihat adanya bintik-bintik perdarahan
kulit.
2. Cek trombosit ( normal : 150.000 – 400.000 ).
Bila hasilnya pemeriksaan rumpel leed atau trombosit mendukung, segera
rujuk ke sarana kesehatan yang memiliki sarana lebih lengkap dengan
adanya sarana transfusi darah.

F. PENCEGAHAN
 Melakukan 3 M
 Memantau jentik nyamuk di rumah warga
dan menghitung Angka Bebas Jentik (ABJ) yaitu :
Jumlah rumah bebas jentik x 100%
Jumlah rumah yang diperiksa
 Pemantauan jentik berkala (PJB) setiap 3 bulan sekali
 Penggunaan insektisida atau fogging
 Ikanisasi

 Menggunakan kassa nyamuk atau klambu untuk tidur


 Melaporkan kejadian DBD
 Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
 Penggunaan bubuk larvasida atau abate
SATUAN ACARA PENYULUHAN
INFEKSI PARU

Sub Pokok Bahasan : ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut)

Sasaran : ibu balita, keluarga dan masyarakat


Waktu : 30 menit
Tanggal : 14 April 2020
Tempat : Posyandu

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran mampu memahami tentang masalah
ISPA.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian dari ISPA
2. Menyebutkan kembali tanda dan gejala dari ISPA
3. Menyebutkan kembali tanda dan gejala dari ISPA
4. Menyebutkan kembali macam-macam dari ISPA
5. Menjelaskan bahaya dari ISPA
6. Menjelaskan kembali cara perawatan ISPA dirumah.
7. Menjelaskan cara pencegahan ISPA
8. Menjelaskan penatalaksanaan ISPA
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian ISPA
2. Tanda dan Gejala ISPA
3. Macam-macam ISPA
4. Bahaya ISPA
5. Perawatan dan Pencegahan ISPA
6. Penatalaksanan ISPA Pada keluarga

D. Kegiatan Pembelajaran
1.
Tahap
Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan

Pembukaan 5. Salam pembuka 4. Menjawab 3. Ceramah


6. Memperkenalkan diri salam 4. Tanya jawab
( 5 menit)
7. Menjelaskan maksud dan 5. Mendengarkan
tujuan penyuluhan keterangan
8. Menggali pengetahuan peserta penyaji
tentang materi yang akan 6. Menyampaikan
disampaikan pengetahuan
tentang materi
yang
disampaikan

Penyajian dan 1. Sasaran menyimak penjelasan - Memperhatikan 4. Ceramah


diskusi dari penyuluh tentang - Mendengarkan 5. Tanya jawab
pengertian ISPA keterangan 6. Leaflet
( 20 menit)
2. Sasaran menyimak penjelasan penyaji
dari penyuluh tentang macam-
macam ISPA
3. Sasaran menyimak penjelasan
dari penyuluh tentang tanda
dan gejala ISPA
4. Sasaran menyimak penjelasan
dari penyuluh tentang Cara
perawatan dan pencegahan
ISPA
5. Sasaran mengemukakan hal-hal
yang belum dipahami
6. Sasaran menyimak penjelasan
dari penyuluh tentang hal-hal
yang belum dipahami
Penutup 4. Mengevaluasi atau menanyakan Peserta menjawab Tanya jawab
kembali materi yang telah pertanyaan,
(5 menit)
disampaikan pada peserta memperhatikan dan
5. Menyimpulkan kembali materi menjawab salam
yang telah disampaikan
6. Memberi salam penutup

E. Media Dan Sumber


1. Media : Leaflet
2. Sumber :
 C long Barbara, 1996. Perawatan Medikal Bedah 2 (Suatu Proses Pendekatan
Keperawatan). Bandung.
 DEPKES RI Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular, 1993. Buku
Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA Untuk Kader

F. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Essay
Jenis : Lisan
Butir pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian ISPA
2. Sebutkan Tanda dan Gejala ISPA
3. Jelaskan macam-macam ISPA.
4. Jelaskan cara pencegahan ISPA

Jawaban :
1. Batuk pilek disertai nafas cepat atau nafas sesak.
2. Batuk pilek dengan disertai demam atau tidak
3. Pneumonia dan non Pneumonia
4. Cara pencegahan ISPA
 Menjauhkan anak dari penderita batuk
 Memberikan makanan bergizi setiap hari
 Jagalah kebersihan tubuh, makanan dan lingkungan anak
 Berikan imunisasi lengkap
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian ISPA.
ISPA merupakan kependekan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut infeksi ini berarti
masuknya kuman penyakit kedalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan penyakit. Saluran pernafasan yaitu bagian tubuh mulai dari hidung hingga
paru-paru dan infeksi akut yaitu infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari.

2. Tanda dan gejala ISPA


a) Non pneumonia
Ditandai dengan batuk, pilek, tanpa disertai dengan sesak nafas.
b) Pneumonia
Batuk, pilek disertai dengan sesak nafas atau nafas cepat.

3. Macam-macam ISPA
a) Non pneumonia
Adalah penyakit yang ditandai dengan batuk, pilek, tanpa disertai dengan sesak nafas.
b) Pneumonia
Adalah penyakit batuk-pilek disertai dengan sesak nafas atau nafas cepat. Hal ini
disebabkan oleh :
 Tertular penderita batuk
 Gizi anak kurang
 Anak tinggal dilingkungan yang tidak sehat
 Belum dapat imunisasi yang lengkap.

4. Bahaya Pneumonia
Pneumonia dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani

5. Perawatan dan Pencegahan ISPA Pneumonia dan non Pneumonia


a. Pneumonia
Dapat dicegah dengan cara :
 Menjauhkan anak dari penderita batuk
 Memberikan makanan bergizi setiap hari
 Jagalah kebersihan tubuh, makanan dan lingkungan anak
 Berikan imunisasi lengkap
a. Non Pneumonia
Bagi anak yang terinfeksi ISPA non Pneumonia perawatan dapat dilakukan dirumah.
Adapun perawatan yang dapat dilakukan ibu dirumah antara lain :
1. Pemberian makanan
a. Berilah makanan atau ASI selama sakit
b. Perbanyak jumlahnya setelah sembuh
c. Bila muntah, usahakan anak mau makan lagi. Berikan makanan dengan porsi
kecil tapi sering.
2. Pemberian cairan atau minuman
a. Berilah minuman lebih banyak
b. Berilah ASI lebih banyak untuk bayi
c. Beri minum air hangat, air buah lebih banyak dari biasanya
Jika anak terjadi demam ; kompres dengan air dingin atau berikan obat penurunan
panas (obat warung) khusus untuk anak-anak. Hindari pemakaian selimut atau
pakaian tebal.
Jika pada anak terjadi batuk ; berikan obat batuk tradisional yang dianjurkan oleh
petugas kesehatan
Jika timbul tanda-tanda penyakit bertambah, misalnya : tidak mau makan, tidak mau
minum, sesak nafas sakit anak jadi lebih berat segera bawa ke Puskesmas atau Rumah
Sakit terdekat.

6. Penatalaksanaan ISPA
a. Pneumonia tidak berat
Tanda dan gejala antara lain :
1) Batuk, pilek dan nafas cepat
2) 2 bulan sampai 1 tahun lebih dari 50 x / mnt
3) 1 sampai 5 tahun lebih dari 40 x / mnt
Penatalaksanaan :
Dengan segera membawa anak kepetugas kesehatan atau puskesmas atau Rumah Sakit
atau segera hubungi kader-kader kesehatan terdekat
b. Pneumonia berat
Tanda dan gejala antara lain :
1) Batuk, pilek dengan nafas cepat atau sesak nafas
2) Pada umur kurang dari 2 bulan, nafas cepat lebih dari 60 x / mnt
Penatalaksanaan :
Dengan segera membawa anak kepetugas kesehatan atau Rumah Sakit terdekat
Satuan Acara Penyuluhan

Meningkatkan Kekebalan Tubuh Anak

Pokok Pembahasan  : Meningkatkan Kekebalan Tubuh Anak

Sub Pokok Pembahasan  :Definisi kekebalan tubuh, tanda dan gejala penurunan
inunitas,penyebab kekebalan tubuh nanak turun, cara meningkatkan
kekebalan anak.

Sasaran : ibu balita, keluarga dan masyarakat

Jam  : 9.00 WIT s/d selesai

Waktu  : 30 menit

Tanggal : Jumat, 17 April 2020

Tempat : posyandu

Pengorganisasian :

1. Moderator : Fachri Octa Surya


2. Penyaji : Chika Rahayu
3. Dokumentasi : Regita trimulya
Ulya
4. Notulen : Fika andriani
5. Perlangkapan : Franchfi
Nora Jaya Nisha
Nadia Rahman
Rivana Humaira
6. Co. Penyaji : Wenny suka yunita

Pintu Masuk
Setting Tempat :
3 Pintu
WC
5
2
6
P

1
4

P
P

P
Ket : Pasien

Tim – Penyuluh

Pintu

A. Tujuan Umum
Klien dan keluarga memahami cara Meningkatkan Kekebalan Tubuh Anak Setelah Sakit

B. Tujuan Khusus
1. Keluarga Mengenali Definisi Kekebalan tubuh
2. Keluarga mengenali tanda dan gejala penuruan kekebalan tubuh
3. Keluarga mengetahui penyebab penurunan kekebalan tubuh pada anak
4. Mengetahui cara meningkatkan kekebalan tubuh pada anak

C. Materi Penyuluhan (terlampir)


D. Metode Penyuluhan
1.      Ceramah

2.      Tanya Jawab

E. Media
1. Liflet

F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode Media Penanggung
Kegiatan jawab

1. Pembukaan 3 menit a.     Mengucapkan Kata-kata/ kalimat Kata-kata/ Florentina


salam kalimat Anitu, S.Kep

b.     Memperkenalkan
diri

c.     Menyampaikan
tentang tujuan pokok Dokumentasi
materi

d.    Meyampakaikan
pokok pembahasan

e.     Kontrak waktu

2. Pelaksanaan 25 a. Penyampaian Materi Ceramah Poster dan Agus


menit cara Meningkatkan leaflet Sutrisno S.
Kekebalan Tubuh Kep&Yetha
Anak Setelah Sakit M. Wairara,
S.Kep

Yetha M.
b. Memberikan Wairara,
kesempatan  pada S.Kep
Diskusi-Tanya
peserta untuk
bertanya Jawab Gina S.Kep

3. Penutup 2 menit a. Melakukan evaluasi Sasaran dapat Kata-kata/ Ariantje S.


menjawab tentang kalimat Kep
b. Menyampaikan pertanyaan yang Merangkum
kesimpulan materi diajukan (Jumlah Pertanyaan)
c.  Mengakhiri Penanya)
Yetha M.
pertemuan dan Mendengar Wairara,
menjawab salam S.Kep
Memperhatikan

Menjawab salam

Mengisi Daftar
Hadir peserta

G. Evaluasi
Dilakukan untuk mengetahui apakah materi penyuluhan diterima klien dan keluarga
dengan baik, apakah isi pesan dapat di pahami dan di terapkan.

Diharapkan Keluarga Klien pada polik anak RSUD Jayapura mampu :


1. Menyebutkanminimal 3 tanda tanda penyebab turunya kekebalan tubuh anak
2. Menyebutkan 4 cara meningkatkan kekebalan tubuh pada anak
Lampiran (materi)

Meningkatkan Kekebalan Tubuh Anak

A. Definisi Kekebalan tubuh atau sistem kekebalan tubuh


Sistem kekebalan tubuh merupakan mekanisme yang digunakan untuk mempertahankan
dari benda asing yang tidak dikenali tubuh. Apabila imunitas berkurang maka
menyebabkan gangguan kesehatan dan membahayakan kesehatan.(Anonim, 2015)

B. Tanda dan gejala penurukan kekebalan tubuh pada anak ?,


penurukan kekebalan tubuh pada anak terdiri dari:
 Anak mudah sakit
 Anak lemas dan tidak bersemangat
 Timbul panas badan hingga demam
 Flu (hidung beringus)
 Batuk-batuk 

C. Penyebab turunya kekebalan tubuh pada anak ?

1. Infeksi kronis/lama (sering malaria, TBC)

 2. Kurangnya asupan nutrisi kedalam tubuh anak, juga Pola makan yang tidak sehat
(makan-makanan cepat saji, minuman bersoda, dan ciki-ciki yang mengandung perasa,
serta jajanan pinggir jalan yang tidak bersih)

 3. Pengobatan terutama anti biotik yang dii hentikan orang tua sebelum anjuran yang di
sarankan petugas kesehatan.

 4. Kurang menjaga kebersihan diri dan lingkungan ( seperti mandi dengan menggunakan
sabun, mengganti pakaian anak setelah mandi dan mencuci tangan anak sebelum dan
sesudah makan, membersihkan rumah setiap hari)

 4. Anak kurang istirahat malam, juga siang

 5. Anak kurang bermain, atau berolah raga.


 
A. Cara meningkatkan kekebalan tubuh Anak

untuk meningkatkan imunitas anak :


1. Memberikan ASI EKslusif
Pada anak 0-6 bulan pemberian ASI ekslusif sangat membantu meningkatkan daya tahan
tubuh anak. Penelitian yang dilakukan bahwa dengan memberikan ASI maka kekebalan
tubuh anak meningkat dan memberikan perlindungan terhadap penyakit yang
berhubungan dengan pernapasan dan pencernaan. Pada ASI terkandung gizi yang dapat
meningkatkan sistem imun anak.
2. Bermain di lingkungan
Seringkali orang tua khawatir pada anak yang bermain kotor-kotoran padahal dengan
bermain di lingkungan maka sistem kekebalan tubuh anak akan berkembang sepenuhnya.
Meskipun kondisi anak bermain di halaman akan terkena paparan kotor yang membantu
dalam melacak jumlah patogen dalam melatih sistem imun akan tetapi di sisi lain akan
berpotensi menguntungkan dan mendukung sel tubuh dalam memerangi infeksi.
3. Banyak tertawa
Meningkatkan imunitas tubuh anak dengan banyak tertawa? Pasti anda  heran, padahal
dengan cara yang menyenangkan akan membantu dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
Penelitian yang dilakukan bahwa menonton film komedi akan membantu dalam
meningkatkan produksi sel yang membantu dalam meningkatkan kekebalan tubuh dalam
membunuh kuman pilek dan flu.
4. Istirahat Cukup
Penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh yaitu dengan istirahat
cukup. Istirahat yang cukup akan menurunkan risiko flu dibandingkan ketika kurang
tidur. Bahkan porsi tidur sehat untuk anak berusia 3-12 tahun yaitu 10 jam perhari.
Dengan demikian kebutuhan tidur anak lebih lama dibandingkan dengan orang dewasa.
5. Mengurangi antibiotik
Kurangi memberikan antibiotik apabila sakit anak ringan. Umumnya orang tua meminta
dokter untuk menyertakan antibiotik padahal penyakit ringan seperti flu, pilek atau sakit
tenggorokan tidak memerlukan antibiotik. Pemberian antibiotik pada anak yang terlalu
sering maka akan melemahkan sistem kekebalan tubuh pada anak.
6. Menghindari Polusi Udara
Dengan polutan udara maka akan merusak silia rambut di dalam hidung yang berfungsi
sebagai penangkal masuknya benda asing ke dalam tubuh. Sehingga hindari anak anda
dari pencemaran udara seperti asap rokok, asap pembakaran dan beberapa bahan kimia
yang berbahaya yang sering dijadikan bahan dalam beberapa alat rumah tangga.
7. Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan imunitas diantaranya :
A. susu kedelai yang mengandung flavonoid yang dapat menambah daya tahan
tubuh. Flavonoid sejeni pigmen yang sering terdapat pada tanaman hijau yang
dapat meningkatkan sistem imunitas.
B. Ikan dan Telur mengandung seng yang dapat meningkatkan perkembangan tubuh,
memperkuat imunitas dan menambah inteligensi.
C. Madu merupakan sumber protein penting yang dapat meningkatkan imunitas.
Selain itu mampu dapat menjaga stamina tubuh dan baik dikonsumsi setiap hari.
D. Prebiotik adalah bakteri baik di dalam pencernaan yang banyak terdapat makanan
olahan seperti yogurt atau beberapa makanan seperti gandum, pisang, madu dan
juga kacang-kacangan.
E. Vitamin C mampu meningkatkan ketahanan tubuh anak dari infeksi dan juga
menyembuhkan luka. Dapat mengkonsumsi suplemen atau kandungan vitamin C
yang alami dari buah dan sayur.
DAFTAR PUSTAKA

Perry dan Potter (2013) Buku Ajar Fundamantal Keperawatan, ed. 7 Vol. 6 Hal. 164. EGC,
Jakarta

Koizer (2013) Fundamantal Keperawataned. 7 Vol. 2 Hal. 164. EGC, Jakarta

http://bidanku.com/cara-meningkatkan-kekebalan-tubuh-anak (diakses 23 Januari 2017)

http://balitapedia.com/7-cara-alami-memaksimalkan-kekebalan-tubuh-si-kecil/1239 (diakses 23
Januari 2017)

http://balitapedia.com/inilan-5-makanan-ajaib-peningkat-kekebalan-tubuh-si-kecil/564 (diakses
17 Januari 2017)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan : Kesehatan Gigi dan Mulut


2. Sub Pokok Bahasan : Makanan yang menyehatkan Gigi dan Mulut
3. Sasaran :
4. Tempat : posyandu
5. Waktu : 15 menit
6. Tujuan

a. Tujuan Umum

Sasaran dapat memahami tentang makanan yang dapat menyehatkan gigi dan
mulut

b. Tujuan Khusus

1. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang makanan yang dapat menyehatkan gigi


dan gusi, diharapkan sasaran dapat memahami makanan yang dapat menyehatkan gigi
dalam 2 menit dengan bantuan penyuluh

2. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang makanan yang dapat menyehatkan gigi


dan gusi, diharapkan sasaran dapat mengetahui makanan yang dapat menyehatkan gusi
dalam 2 menit dengan bantuan penyuluh.

7. Metode :

 Ceramah
 Tanya jawab

8. Media :
 Flipchart makanan yang menyehatkan gigi
 Flipchart makanan yang menyehatkan gusi

9. Materi :
 Makanan yang menyehatkan gigi
 Makanan yang menyehatkan gusi

10. Sumber :

 Suwelo, S.S. 2002. Petunjuk Praktis Pada Anak Dengan Berbagai Faktor Etiologi.
Jakarta :EGC

 Tarigan, Rasinta Dr. Drg. 1995. Kesehatan Gigi Dan Mulut. Jakarta : EGC

11. Skenario Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Media Metode Waktu Kegiatan sasaran

Pembukaan
Mendengarkan
 Perkenalan dan
1  Menyampaikan - ceramah 4 menit memperhatikan
maksud dan tujuan penjelasan dari
yang ingin dicapai penyuluh
 Apersepsi
2 Menjelaskan materi flipchart Ceramah 6 menit Mendengarkan,
dan memperhatikan
makanan yang dapat
tanya dan menjawab
menyehatkan gigi dan
jawab pertanyaan dari
gusi
penyuluh
3 Penutup Menjawab
pertanyaan dari
 E
Tanya penyuluh,
valuasi
jawab mendengarkan
 K - 5 menit
dan dan
esimpulan
ceramah memperhatikan
 S
aran penyuluh

Total Waktu 15 Menit

12. Evaluasi

Bentuk :Lisan

Prosedur :Langsung

Contoh soal :

1) Sebutkan makanan yang dapat menyehatkan gigi

2) Sebutkan makanan yang dapat menyehatkan gusi

Jawaban

1. Makanan yang dapat menyehatkan gigi


 Lobak
 Wijen
 Seledri
2. Makanan yang dapat menyehatkan gusi
 Buah kaya kandungan vitamin C

 Makanan yang kaya mengandung vitamin B dan asam fosfat

 Teh hijau, karena teh hijau mampu membunuh bakteri dalam mulut yang mengubah gula
menjadi plak.

13. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

 Buah kaya kandungan vitamin C. Buah kaya kandungan vitamin C seperti buah kiwi,
jambu biji, belimbing, jeruk bali, jeruk manis,nenas, papaya, rambutan, sirsak, stroberi.
Kandungan vitamin C yang tinggi dapat berfungsi menjaga kesehatan jaringan gusi.
Penelitian menunjukkan bahwa jaringan kolagen di gusi Anda dapat rusak, jika Anda
tidak mendapatkan cukup vitamin C. Akibatnya akan membuat gusi Anda lebih rentan
terhadap bakteri yang menyebabkan sakit gigi.

 Makanan yang kaya akan vitamin B dan asam folat, Asam folat dibutuhkan dalam jumlah
yang cukup besar untuk menjaga kesehatan gusi dan seluruh jaringan di dalam mulut.
Vitamin B dapat ditemukan dalam sayuran hijau dan ragi.

b. Saran

Diharapkan setelah dilakukannya penyuluhan ini, sasaran dapat memperhatikan


dan mengetahui apa saja makanan yang dapat menyehatkan gigi dan gusi.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

2. Pokok Bahasan : Penyakit Gigi dan Mulut

3. Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Rampant Karies

4. Sasaran : ibu balita dan masyarakat

5. Tempat : posyandu

6. Waktu : 15 menit
Tujuan

a. Tujuan Intruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan tentang pencegahan rampant karies diharapkan sasaran


dapat memahami tentang pencegahan rampant karies

b. Tujuan Intruksional Khusus

1) Setelah mendapatkan penyuluhan tentang pencegahan rampant karies, diharapkan


sasaran dapat memahami cara mencegah rampant karies dalam waktu 3 menit
dengan bantuan penyuluh.

2) Setelah mendapatkan penyuluhan tentang pencegahan rampant karies, diharapkan


sasaran dapat memahami akibat rampant karies dalam waktu 2 menit dengan
bantuan penyuluh.

7. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab


8. Media : Flipchart
9. Materi : a. Cara Mencegah Rampant Karies
b. Akibat Rampant Karies

10. Sumber :
https://ejournal.unsrat.ac.id

repository.unhas.ac.id

11. Skenario Penyuluhan :

No Kegiatan Penyuluhan Media Metode Waktu Kegiatan sasaran

Pembukaan

a. Perkenalan
1 b. Menyampaikan - Ceramah 2 menit Mendengarkan
maksud dan tujuan yang
ingin dicapai
c. Apersepsi
Menjelaskan materi : Ceramah Mendengarkan
dan Memperhatikan
2 a. Cara mencegah rampant Flipchart 3 menit
karies tanya Menjawab
jawab pertanyaan
Ceramah Mendengarkan
dan Memperhatikan
b. Akibat rampant karies
Flipchart 3 menit
tanya Menjawab
jawab pertanyaan

3 Penutup

a. E
valuasi Mendengarkan
b. K Tanya Memperhatikan
esimpulan - 7 menit
jawab Menjawab
c. S
aran pertanyaan

Total Waktu 15 menit

12. Evaluasi
a. Bentuk : Lisan
b. Prosedur : Langsung
c. Pertanyaan :
1) Sebutkanlah bagaimana cara mencegah rampant karies !
2) Sebutkanlah akibat dari rampant karies !
d. Jawaban
1) Cara mencegah rampant karies adalah :
a) Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain/lap bersih. Kemudian
bersihkan/sikat gigi anak, jika giginya sudah erupsi.
b) Pergunakan botol hanya ketika makan saja jangan gunakan botol minuman sebagai
dot.
c) Jangan pernah membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi
susu formula atau jus buah atau larutan yang manis.
d) Berilah anak dot yang bersih, jangan pernah memasukkan dot dengan minuman yang
manis.
e) Mulailah berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran, buatlah
kunjungan secara teratur.
f) Jika anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter gigi

2) Akibat dari rampant karies adalah :


a) Rasa Sakit
b) Bau mulut
c) Segi estetika
13. Kesimpulan dan saran
a) Kesimpulan
Karies rampan merupakan masalah yang sering mengenai anak balita. Akibat
terjadinya karies rampan, anak sering mengeluh sakit, sulit, makan dan terjadinya
gangguan masukan nutrisi. Adanya karies rampan perlu segera ditanggulangi karena
dapat mengganggu baik mental maupun fisik anak yang sedang dalam masa tumbuh
kembang. Penanggulangan yang utama yaitu menghilangkan rasa sakit,
menanggulangi faktor penyebabnya seta memperbaiki kesehatan gigi dan mulut anak
disamping meningkatkan perawatan pencegahan serta konsultasi secara rutin ke
dokter gigi.
b) Saran
Diharapkan sasaran dapat memperhatikan kebersihan gigi dan mulut anaknya dan
juga dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan.

14. Konsep Materi


Adapun pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya rampant
karies antara lain :
a) Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain/lap bersih. Kemudian
bersihkan/sikat gigi anak, jika giginya sudah erupsi. Bersihkan dan pijat gusi pada
area yang omponh dan pemakaian flossing semua gigi anak yang telah erupsi,
baisanya pada usia 2-2,5 tahun.
b) Pergunakan botol hanya ketika makan saja jangan gunakan botol minuman sebagai
dot, jangan biarkan anak berjalan sambil meminumnya dalam waktu yang lama. Ini
tidak hanya menyebabkan karies, tetapi juga anak dapat menderita cedera pada
giginya ketika mereka terjatuh sambil mengedot.
c) Jangan pernah membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi
susu formula atau jus buah atau larutan yang manis.
d) Jika anak membutuhkan botol atau dot untuk pemberian makan yang reguler, pada
mlaam hari, atau hingga tertidur. Berilah anak dot yang bersih, jangan pernah
memasukkan dot dengan minuman yang manis.
e) Mulailah berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran, buatlah
kunjungan secara teratur.
f) Jika anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter gigi

3) Akibat dari rampant karies adalah :


a) Rasa Sakit
Adanya rasa sakit mengakibatkan anak sering kali menangis atau rewel yang tidak
tentu waktunya.

b) Bau mulut
Faktor lain akibat karies rampan yaitu mulut menjadi bau tidak enak. Adanya plak
dan debris makanan yang ditumbuhi bakteri, apat menimbulkan terbentuknya gas
yang menimbulkan bau.
c) Segi estetika
Karies rampan yang pada umumnya sering mengenai gigi depan tentu saja hal
demikian dapat menimbulkan kesan kotor serta kerapihan yang kurang baik.

SATUAN ACARA PENYULUHAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT


PADA ANAK

I. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta penyuluhan
dapat memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.

B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, diharapkan peserta
mampu :

1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.


2. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
3. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
4. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.
5. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
6. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
III. MATERI
Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah :

1. Pengertian kesehatan gigi dan mulut.


2. Fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
3. Tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
4. Penyebab terjadinya kerusakan gigi.
5. Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat.
6. Langkah-langkah menggosok gigi yang benar.
(Materi terlampir)

IV. METODE
Metode yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:

1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
VI. ALAT / MEDIA / SUMBER

A. Alat
Alat yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:
1. Meja
2. Kursi
3. Sikat gigi
4. Pasta gigi

B. Media
Media yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:
1. Leaflet
2. phantom

C. Sumber
Djuwita, I dan Sridadi. 1993.Pendidikan Kesehatan Gigi . Jakarta: Departemen
Kesehatan.
Herijulianti, dkk. 2002.  Pendidikan Kesehatan gigi. Jakarta: EGC.
Stoll, F. A, dkk. 1972  Dental health education.. Philadelphia: Lea & Febiger.
VII. SASARAN
Sasaran dari penyuluhan ini adalah ibu balita, anak-anak dan warga sekitar
VIII. WAKTU

1. Hari, tanggal : Jumat 17 April 2020


2. Jam : 09.00 s/d selesai

IX. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di Posyandu
XII. RENCANA EVALUASI

A. Struktur
1. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan bisa digunakan
dengan baik dalam penyuluhan yaitu Lembar Balik.
2. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan
dengan baik antara lain :
a. Sikat gigi
b. Pasta gigi

3. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan di buatkan lembar balik agar lebih
mudah saat penyampaian kepada anak.
4. Undangan
Dalam penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut ini saya mengundang anak
bernama Ni Nyoman Ayu Triandini.

B. Proses Penyuluhan
1. Penyuluhan Kebersihan Gigi dan Mulut berlangsung lancar dan terjadi proses
interaksi antara penyuluh dengan anak yang menerima penyuluhan.
2. Anak dapat menyimak dan memperhatikan penyuluh ketika memberikan materi.

C. Hasil Penyuluhan
1. Jangka pendek
Setelah diberikan penyuluhan siswa mampu :
a. Memahami materi penyuluhan sebanyak 70% dari apa yang telah disampaikan
dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan yang akan diberikan oleh
penyuluh.
b. Menjelaskan kembali pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut.
c. Menjelaskan fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
d. Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
e. Menyebutkan penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar
f. Menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
g. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

2. Jangka panjang
Meningkatkan pengetahuan anak sejak dini tentang pentingnya kesehatan
gigi dan mulut serta mampu menerapkan cara memelihara kesehatan gigi dan
mulut dalam kehidupan sehari-hari.

Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

I. PENGERTIAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu  upaya  untuk meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut pada anak.  Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu
proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan
untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan meningkatkan taraf hidup.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat secara
jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa
tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. 
Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi
bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang
gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan
secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan, jangan terlalu
banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan
sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak
struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh
dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Kunjungan
berkala ke dokter gigi hendaknya dilakukan teratur setiap enam bulan sekali baik ada keluhan
ataupun tidak ada keluhan.. Dengan perawatan yang tepat pada gigi, maka akan dapat
menghindari berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi berlubang dan karang gigi serta
masalah bau mulut.

II. FUNGSI GIGI DAN MANFAAT MENGGOSOK GIGI


A. Fungsi Gigi
Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan ektoderm, yang
memiliki 3 fungsi utama yaitu :
a. Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan melumat.
b. Keindahan (estetika)
c. Berbicara (phonetic).
B. Macam –macam gigi beserta fungsinya
1. Gigi Seri (Incisivus)
Gigi ini letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong makanan
(mastikasi). Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di rahang atas dan 4 berada
di rahang bawah. Gigi seri susu mulai tumbuh pada bayi usia 4 – 6 bulan, kemudian
diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5 – 6 tahun pada rahang bawah dan pada
usia 7 – 8 tahun pada rahang atas.
2. Gigi Taring (Caninus)
Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan merupakan gigi yang
paling panjang dalam rongga mulut. Fungsinya adalah untuk mengoyak makanan.
Jumlahnya ada 4, dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di kanan. Gigi
susu caninus ini diganti dengan gigi caninus permanen pada usia 11 – 13 tahun.
3. Gigi Geraham Kecil (Premolar)
Gigi ini jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kiri dan 2 di kanan. Gigi
ini hanya ada pada gigi dewasa, dan letaknya berada di belakang caninus. Tumbuh
pada usia 10 – 11 tahun dan menggantikan posisi dari gigi molar susu. Bersama gigi
molar, gigi ini berfungsi untuk melumatkan makanan.
4. Gigi Geraham (Molar)
Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia 10 – 11
tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen tumbuh di
belakang gigi premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi
premolar. Jumlah dari gigi molar permanen adalah 12, dengan pembagian 6 di tiap
rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah yang paling sering
berlubang dan menyebabkan keluhan.
C. Manfaat Menggosok Gigi
1. Supaya gigi tetap bersih.
2. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum yang
sehat.
3. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
4. Dapat berfungsi dengan baik.

III. TANDA DAN GEJALA GIGI BERLUBANG


1. Tanda Gigi Berlubang
Tanda-tanda gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan munculnya plak putih seperti
kapur pada permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya akan berubah menjadi cokelat,
kemudian mulai membentuk lubang. Spot kecokelatan yang buram menunjukkan proses
demineralisasi yang sedang aktif. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan rutin untuk
mendeteksi dini timbulnya lubang.
2. Gejala Gigi Berlubang
Apabila kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk pokok dari
gigi yang melindungi daerah akar gigi), biasanya mengeluh sakit atau timbul ngilu
setelah makan atau minum manis, asam, panas atau dingin.
Gejala gigi berlubang umumnya, adalah sakit gigi, gigi menjadi sensitif setelah
makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin. Terlihat atau terasa adanya lubang
pada gigi, nanah di sekitar gigi, nyeri ketika menggigit dan bau mulut (Halitosis).

IV. PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN GIGI


Ada empat hal utama yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu :
1. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko
terkena karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000
orang. Disamping itu, ada penyakit dimana enamel tidak terbentuk sempurna.
Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada
kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
2. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur dalam gigi
dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang
sering terselip sisa makanan.
3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri
penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Khusus untuk karies akar,
bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus,
Nocardia spp, dan Streptococcus mutans.
4. Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi
perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka
bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH
dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah
melarutkan mineral gigi.
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies, yaitu
:
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan
dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi produksi air liur.
Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.
3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah faktor
yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi. Dengan gusi
yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih
mudah mengalami demineralisasi.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi susu. Gigi
yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat
terkena juga. Sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis
(misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian
makan pada anak-anak dengan cairan manis.
5. Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies ini
sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia,  kebersihan mulut yang buruk,
pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini membuat
mulut kering. Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher,
ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.
V. CARA PERAWATAN GIGI DAN MULUT YANG TEPAT
1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan
rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar, yaitu menyikat dari arah gusi
ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan tidak terlalu keras.
2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan perubahan yang
berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu
minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.
3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket mudah melekat
pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan membentuk plak dan akhirnya
menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyikat gigi
segera setelah mengonsumsi makan tersebut.
4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan pasta gigi yang
tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi yang mengandung
perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun sirih) untuk merawat kesehatan gigi
dan mulut secara alami, dan bahan ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan
maksimum agar gigi tidak mudah berlubang.
5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan memeriksakan
kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap enam bulan sekali dengan
catatan rutin.

VI. LANGKAH LANGKAH MENGGOSOK GIGI DENGAN BENAR


Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara teratur. Berikut
adalah cara menyikat gigi yang benar:
1. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.
2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.
5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan atas ke bawah.
6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam. Efek
gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.

Lampiran 2
EVALUASI
Pertanyaan
1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
2. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
3. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
4. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar
5. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
6. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
Jawaban

1. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan sehat dimana gigi dan mulut berada dalam
kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan
karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik.

2. A. Fungsi gigi
a. Gigi Geraham berfungsi untuk mengunyah makanan (mastiksasi)
b. Gigi Taring berfungsi untuk mengoyak makanan
c. Gigi Seri berfungsi untuk memotong makanan
d. Untuk keindahan (estetika)
e. Untuk membantu pengucapan kata-kata.
B. Manfaat menggosok gigi
a. Supaya gigi tetap bersih.
b. Untuk menambah percaya diri
c. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
d. Gigi dapat berfungsi dengan baik.

C. Tanda kerusakan gigi


a. Muncul plak putih seperti kapur pada permukaan gigi.
b. Warna berubah menjadi coklat
c. Gigi mulai berlubang
3. Gejala gigi berlubang
a. Sakit gigi.
b. Gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin.
c. Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi.
d. Nanah di sekitar gigi.
e. Nyeri ketika menggigit.
f. Bau mulut (Halitosis).
4.  Penyebab terjadinya kerusakan gigi
a. Penyakit
b. Anatomi gigi
c. Bakteri
d. Waktu
5. Cara perawatan gigi dan mulut dengan benar
a. Pilih sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan rapat
b. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu minimal dua
kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.
c. Segera menyikat gigi setelah makan makanan yang manis dan lengket
d. Gunakan pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami seperti jeruk nipis,
garam,dan daun sirih dan ilmiah (kalsium dan fluoride).
6. Cara menyikat gigi yang benar
1. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.
2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.
5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan atas ke bawah.
6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam. Efek
gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC)

Sub topic : Menjelaskan Standar Pelayanan ANC

Hari/Tanggal : Sabtu, 11 April 2020

Waktu : 09.00 s/d selesai

Tempat : Posyandu

Penyuluh/Pembicara : Ulya

Pengorganisasian : Moderator : Nadia Rahman

Notulen : Chika Rahayu

Perlengkapan: Fachri Okta Surya

Konsumsi : Fika Andriani


Anggota : Rivana Humaira

Franchfi

Wenny sukma yunita

Regita Trimulya

Nora Jaya Nisha

Sasaran/peserta : Ibu Hamil, ibu balita

Karakteristik : Ibu Hamil TM I,II,III

Jumlah : 20 orang

I. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengikuti dan
memahami tentang Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC) dengan 10T.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta mampu menjelaskan
tentang :
1. Pengertian Antenatal Care
2. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care
3. Dampak Ibu Tidak ANC
4. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
5. Tempat Kunjungan Antenatal Care
6. Pemeriksaan 10 T

II. MATERI
Terlampir
III. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
IV. MEDIA
1. Leaflet
V. KEGIATAN PENYULUHAN
NO KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN
PESERTA

1. Pembukaan a. Memberi salam dan a. Menjawab salam


perkenalan diri. dan
5 menit
memperhatikan.
b. Mempeerhatikan
b. Menjelaskan tujuan
penyuluhan.
c. Menggali pengetahuan c. Memperhatika
peserta mengenai informasi dan memjawab
gambaran yang akan pertanyaan
disampaikan
2. Pelaksanaan : Menjelaskan tentang materi Menyimak dan
penyuluhan secara teratur : memperhatikan.
20 menit
a. Pengertian Antenatal Care
b. Tujuan dan Manfaat
Antenatal Care
c. Dampak Ibu Tidak ANC
d. Jadwal Kunjungan
Antenatal Care
e. Tempat Kunjungan
Antenatal Care
f. Pemeriksaan 10T
3. Penutup : a. Evaluasi Bertanya dan
b. Kesimpulan mengulang kembali
5 menit c. Memberi salam penutup materi yang
dan terima kasih. disampaikan secara
singkat dan
menjawab
pertanyaan.

VI. EVALUASI
Jenis evaluasi : Tanya Jawab
Waktu : Akhir kegiatan
Kriteria evaluasi :

1. Ibu dapat menyebutkan 4 dari 6 manfaat pemeriksaan antenatal dengan benar.


2. Ibu dapat menyebutkan 2 dari 3 jika tidak melakukan ANC dengan benar.
3. Ibu dapat menyebutkan jadwal kunjungan ANC
4. Ibu dapat menyebutkan sedikitnya 4 tempat kunjungan ANC.
5. Ibu dapat menyebutkan sedikitnya 7 T dari 10 T pelayanan ANC
VII. SUMBER PUSTAKA
Rita Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta
: Salemba Medika
ANTENATAL CARE (ANC)

A. Pengertian
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Timur dalam pelaksanaan
Pemgembangan Desa Siaga Provinsi jawa Timur (2006) terdapat beberapa pengertian
mengenai asuhan antenatal, yaitu sebagai berikut :

1. Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan
ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan.
2. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujuakan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
3. Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas,
persiapan memberikan ASI dan pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan keehatan ibu dan tumbuh kembang
janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal, dan sosial ibu bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan peran ibu daan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
6. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

C. Dampak Ibu Hamil Tidak ANC


1. Meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu
2. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
3. Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak dapat dideteksi secara dini.

D. Jadwal Kunjungan Antenatal Care

1. Minimal 1 kali pada trimester I (<14 minggu)


Tujuannya :
a. Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan
b. Menentukan uia kehamilan dan perkiraan persalinan
c. Menentukan normal atau tidaknya kehamilan serta ada atau tidaknya faktor resiko
kehamilan.
d. Menentukan rencana pemeriksaan / penetalasanaan selanjutnya.
2. Minimal 1 kali pada trimester II (14-20 minggu)
Pada kunjungan ini, ibu hamil akan lebih mendapatkan informasi yang lebih dalam
lagi mengenai kehamilan di trimester I dan kewaspadaan khusus terhadap komplikasi
yang mungkin terjadi pada trimester ini.
3. Minimal 2 kali pada trimester III (28-36 minggu)
Biasanya pada kunjungan pertama aka dideteksi ada tidaknya kehamilan
ganda/gemeli, sedangkan untuk kunjungan kedua pada trimester ini akan diperiksa dan
dideteksi ada/tidaknya kelainan letak janin.

E. Tempat Kunjungan Antenatal Care


1. Puskesmas/Puskemas Pembantu
2. Pondok bersalin desa
3. Posyandu.
4. Rumah Sakit Pemerintah/Swasta
5. Rumah Sakit Bersalin
6. Tempat Praktik Swasta (Bidan dan Dokter)

F. Pemeriksaan 10 T
Pelayanan Antenatal Care  (ANC) selengkapmya mencakup anamnesis, pemeriksaan
fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi dan intervasi khusus
dengan tingkat resiko dengan peneraan operasional yang dikenal dengan “10 T” untuk
pelayanan antenatal yang terdiri dari :

1. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan


Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh
(BMI: Body Mass Index) dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat
badan yang optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting
mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang
normal 11,5-16 kg. adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran
normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain >145 cm. Rekomendasi
WHO pada wanita dinegara berkembang, kenaikan BB selama kehamilan 5-9 kg atau
minimal 1 kg setiap bulan selama 2 trimester terakhir kehamilan.

2. Ukur Tekana Darah


Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap ANC, diharapkan tenakan
darah selama kehamilan tetap dalam keadaan normal (120 / 80 mmHg). Hal yang harus
diwaspadai adalah apabila selama kehamilan terjadi peningkatan tekanan darah
(hipertensi) yang tidak terkontrol, karena dikhawatirkan dapat terjadinya preeklamsia
atau eklamsia (keracunan dalam masa kehamilan) dan dapat menyebabkan ancaman
kematian bagi ibu dan janin / bayinya. Hal yang juga harus menjadi perhatian adalah
tekanan darah rendah (hipotensi), seringkali disertai dengan keluhan pusing dan kurang
istirahat.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Pada seorang ibu hamil untuk menentukan usia kehamilan dilakukan pemeriksaan
abdominal/perut secara seksama.  Pemeriksaan dilakukan dengan cara  melakukan
palpasi (sentuhan tangan secara langsung di perut ibu hamil) dan dilakukan pengukuran
secara langsung  untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan
bertambah.
Usia Kehamilan TFU dalam cm Tinggi Fundus Uteri

28 Minggu 25 cm 3 Jari diatas pusat

32 Minggu 27 cm Pertengahan pusat dengan processus


xyphoideus

36 Minggu 30 cm 1 jari dibawah processus xyphoideus

40 Minggu 33 cm 3 jari dibawah processus xyphoideus

Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu. Pemantauan ini bertujuan untuk melihat indikator
kesejahteraan ibu dan janin selama masa kehamilan.
4. Pemberian Tablet Zat Besi (min 90 tablet)
Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah) pada 3 bulan terakhir
masa kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun cadangan zat besi untuk
dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Anemia pada kehamilan
dapat disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin,
kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu
terganggu akibat mual selama kehamilan, dan adanya kecenderungan rendahnya
cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel
tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan
Lahir Rendah), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, pendarahan, rentan
infeksi. Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi
anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai penyebab yang paling dominan.
Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai
salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia. Anemia dapat
diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu
hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari
selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60
miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat.
5. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian
bayi atau neonatus yang disebabkan oleh penyakit tetanus, maka dilakukan kegiatan
pemberian imunisasi TT.
Manfaat dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya:

1. Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum. Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia
kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat.
2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program
imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal (pada ibu hamil) dan tetanus
neonatorum (bayi berusia kurang dari 1 bulan).

Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc di
injeksikan intramuskuler/subkutan (dalam otot atau dibawah kulit). Imunisasi TT
sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT
lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan
pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak pemberian (interval)
imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.

Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja,
imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua
diberikan 4 minggu kemudian.. akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka
dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.

Imunisasi TT 0,5 cc

Interval (Selang Waktu


Antigen Lama Perlindungan % Perlindungan
Minimal)

Pada kunjungan antenatal


TT 1 – –
pertama

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 99


6. Tes laboratorium
Tes laboratorium sederhana yang dilakukan saat pemeriksaan kehamilan adalah
pemeriksaan Hb untuk menilai status anemia atau tidak pada ibu hamil. Sebaiknya
pemeriksaan Hb ini dilakukan sejak trimester I, sehingga apabila ditemukan kondisi
anemia akan dapat segera diterapi dengan tepat.
Apabila didapatkan resiko penyakit lainnya saat kehamilan seperti darah
tinggi/hipertensi dan kencing manis/diabetes melitus, maka dapat dilakukan tes
laboratorium lainnya seperti tes fungsi ginjal, kadar protein (albumin dan globulin),
kadar gula darah dan urin lengkap.
Tes laboratorium dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil saat
melakukan pemeriksaan kehamilan dan bertujuan untuk mengatasi risiko penyakit lain
selama kehamilan. Sehingga ketika waktu persalinan dapat berlangsung dengan aman
dan sehat.
7. Tes Terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)
Ibu hamil resiko tinggi terhadap PMS, sehingga dapat mengganggu saluran perkemihan
dan reproduksi. Upaya diagnosis kehamilan dengan PMS di komunitas adalah
melakukan diagnosis pendekatan gejala, memberikan terapi, dan konseling untuk
rujukan. Hal ini bertujuan untuk melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar
perkembangan janin berlangsung normal.
8. Status gizi ibu
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, haruslah dilakukan beberapa pengukuran. Bidan
/ dokter saat pemeriksaan masa kehamilan akan melakukan pengukuran Lingkar Lengan
Atas (LILA).Pengukuran LILA dilakukan pada wanita usia subur (15-45 tahun) dan ibu
hamiluntuk memprediksi adanya kekurangan energi dan protein yang bersifat kronis atau
sudah terjadi dalam waktu lama.
Pengukuran LILA dilakukan  dengan melingkarkan pita LILA sepanjang 33 cm, atau
meteran kain dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm). Saat dilakukan
pengukuran, ibuhamil pada posisi  berdiri dan dilakukan pada titik tengah antara pangkal
bahu dan ujung siku lengan kiri,  jika ibu hamil yang bersangkutan tidak kidal.
Sebaliknya jika dia kidal,  pengukuran dilakukan pada lengan kanan. Hal ini dilakukan
untuk memperkecil bias yang terjadi, karena adanya pembesaran otot akibat aktivitas,
bukan karena penimbunan lemak. Demikian juga jika lengan kiri lumpuh, pengukuran
dilakukan pada lengan kanan.
Dengan pengukuran LILA dapat digunakan untuk deteksi dini dan menapis
risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Setelah melalui penelitian khusus
untuk perempuan Indonesia, diperoleh standar LILA sebagai berikut :
a. Jika LILA kurang dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil kurang, misalnya
kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia kronis, dan
berisiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR.
b. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil baik, dan 
risiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah.
9. Letak presentase bayi dan djj
Dalam melakukan pemeriksaan fisik saat kehamilan, bidan / dokter akan melakukan
suatu pemeriksaan untuk menentukan posisi janin, terutama saat trimester III atau
menjelang waktu prediksi persalinan. Selain itu, akan dilakukan pula  pemeriksaan
denyut jantung janin (DJJ)  sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan
perkembangan janin, khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Denyut jantung janin
normal permenit adalah sebanyak 120-160 kali. Pemeriksaan denyut jantung  janin harus
dilakukan pada ibu hamil, dan  denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia
kehamilan 16 minggu / 4 bulan.
Alat yang sering digunakan dalam menentukan posisi janin dan denyut jantung janin saat
ini adalah USG (Ultra Sono Grafi). USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik (gelombang yang memiliki frekuensi yang tinggi
yaitu 250 kHz – 2.000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.
USG ini aman untuk janin dan sang ibu.
10. Temu wicara dan Tata Laksana Kasus
Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan
tindakan yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter dalam temu wicara, antara lain :
a. Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan yang tepat.
b. Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan
c. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan
d. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
e. Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan)
f. Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
g. Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga tentang rencana proses
kelahiran
h. Persiapan dan biaya persalinan

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN


Pokok Bahasan : Pentingnya ASI eksklusif

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian ASI
2. Keuntungan pemberian ASI
3. Manfaat ASI bagi bayi dan bagi Ibu
4. Cara pemberian ASI
5. Masalah dalam menyusui
6. Cara menyimpan ASI yang baik
7. Cara memerah ASI yang benar

Waktu dan Pelaksanaan : Sabtu, 11 April 2020

Pukul 09.00 WIB s/d selesai

Tempat : Posyandu

Pelaksana : Mahasiswa poltekkes padang

Moderator : ulya

Penyaji : Nadia

Notulen : Fchri Octa Surya

Konsumsi : franchfi

Wenny sukma yunita

Perlengkapan : chika rahayu

Fika andriani

Nora jaya nisha


Regita trimulya

Rivana humaira

Audiens / sasaran : Ibu balita dan keluarga

A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan seluruh
pasien mengetahui pentingnya ASI eksklusif.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan seluruh peserta penkes dapat:

1. Menjelaskan kembali pengertian pentingnya ASI eksklusif


2. Menyebutkan keuntungan pemberian ASI
3. Menjelaskan manfaat ASI : bagi bayi dan bagi ibu)
4. Menjelaskan cara pemberian ASI
5. Menyebutkan masalah dalam menyusui
6. Menjelaskan cara menyimpan ASI yang baik
7. Menjelaskan cara memerah ASI yang benar

C. MATERI
1. Pengertian ASI
2. Keuntungan pemberian ASI
3. Manfaat ASI bagi bayi dan bagi ibu
4. Cara pemberian ASI
5. Masalah dalam menyusui
6. Cara menyimpan ASI yang baik
7. Cara memerah ASI yang benar

D. PELAKSANAAN
TAHAP KEGIATAN

Pendahuluan 1. Memberisalam
2. Mempekenalkan diri
(3 menit)
3. Mengkaji pengetahuan seluruh audiens tentang
pentingnya ASI eksklusif
Pemberianmateri 1. Menjelaskantentang:

(30 menit) a. Pengertian


ASI
b. Keuntungan
pemberian ASI
c. Manfaat ASI
bagi bayi dan bagi ibu
d. Cara
pemberian ASI
e. Masalah
dalam menyusui
f. Cara
menyimpan ASI yang baik
2. Diskusi dengan cara memberikan kesempatan
pada peserta penkes untuk bertanya.

Penutup 1. Menyimpulkan seluruh materi yang telah


diberikan
(5 menit)
2. Evaluasi dengan tanya jawab.

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. MEDIA
1. LCD
2. Leaflet

G. SETTING TEMPAT
Keterangan :

: Penyaji

: Observer

: Fasilitator

: Audiens / Peserta Penkes


H. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan tanya jawab.

Pertanyaan yang akan diajukan pada audient :

1. Sebutkan manfaat ASI bagi bayi dan bagi ibu!

2. Jelaskan cara menyimpan ASI yang baik!

3. Bagaimana cara memerah ASI yang benar?


I. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2002, Asuhan Keperawatan Ibu Hamil, Modul Diklat
Jarak Jauh,  Jakarta

Doengoes, E. Marilyn, Rencana Perawatan   Maternal/Bayi, Edisi 2, 2001, EGC,


Jakarta.

FKUI, Buku Pedoman Praktis   Pelayanan   Kesehatan   Maternal dan


Neonatal,

Persis Mary Hamilton,  Dasar-dasar   Keperawatan    Maternitas,    2005,   EGC,


Jakarta.    
        
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2003, Panduan Pengajaran Asuhan
Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan, Asuhan Antenatal, Buku 2,
Jakarta
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

A. PENGERTIAN

Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam bulan

pertama    bayi   baru     lahir       tanpa    adanya makanan pendamping lain. (

www.tabloid- nakita.com, 2005 ). Menurut laporan tahun 2000 WHO, ± 15 % bayi di

seluruh dunia diberi ASI eksklusif selama 4 bulan dan seringkali pemberian makanan

pendamping ASI tidak sesuai dan tidak aman sehingga menyebabkan ± 1, 5 juta anak

meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar.


Pada tahun 2000, survei kesehatan demografi WHO menemukan bahwa pemberian

ASI eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama di Afrika Tengah dan

utara, Asia dan Amerika Latin. Oleh karena itu, WHO menganjurkan agar bayi diberikan

ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sebab terbukti bahwa menyusu eksklusif selama 6

bulan menurunkan angka kematian dan kesakitan pada umumnya dibandingkan menyusu

selama 4 bulan.

B. KEUNTUNGAN MENYUSUI SECARA EKSLUSIF

Ada beberapa keuntungan menyusui eksklusif secara umum, yaitu :

1. Memberikan nutrisi yang optimal dalam hal kulitas dan kuantitas bagi bayi.

Dalam ASI terkandung kolostrum, yang merupakan cairan kental yang berwarna

kekuning-kuningan yang dihasilkan oleh alveoli payudara ibu, pada periode akhir atau

trimester ketiga kehamilan kolostrum dikeluarkan pada hari pertama setelah kelahiran.

Kolostrum sangat penting bagi bayi, karena :

a. Kolostrum pada hari pertama sampai hari ke empat, merupakan cairan yang kaya akan nutrisi

dan antibodi

b. Jumlah kolostrum bervariasi antara 10-100 ml per hari.

c. Jumlah kolostrum akan bertambah da mencapai komposisi ASI biasa/matur sekitar 3-14 hari

d. Kolostrum memberi nutrisi dan melindungi terhadap infeksi dan alergi

e. Memberikan imunisasi pertama, ASI dapat dikatakan sebagai “cairan hidup”

f. Kandungan pada kolostrum :


1) Lysozyme, yaitu enzim yang aktif di saluran pencernaan yang jumlahnya ribuan kali

dibandingkan kadar lysozyme yang ada di susu formula. Tugasnya menghancurkan

dinding sel patogen dan melindungi saluran pencernaan bayi.

2) Bifidobakteri, bertugas mengasamkan lambung sehingga bakteri patogen dan parasit

tidak mampu bertahan hidup

3) Lactoferin, bertugas mengikat besi sehingga bakteri patogen yang membutuhkan zat

besi diboikot, tidak mendapat suplay zat besi hingga mati

4) Lactoperoksida, bersma unsur lain berperang melawan serangan bakteri sterptococus

(yang dapat menimbulkan gejala penyakit paru-paru)

5) Makrofage, berfungsi melindungi kelenjar susu ibu dan saluran pencernaan bayi.

2. Meningkatkan kecerdasan secara :

a. Asuh ( fisik-biomedis)

Menunjukan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan otaknya. Untuk pertumbuhan suatu jaringan

sangan dibutuhkan nutrisi atau makanan bergizi. Dan, ASI memenuhi kebutuhan ini.

b. Asah (stimulasi-pendidikan)

Menunjukan kebutuhan akan stimulasi atau rangsangan yang akan merangsang perkembangan

kecerdasan anak secara optimal. Ibu menyusui termasuk guru pertama yang terbaik bagi

anaknya. Dengan demikian, perkembangan sosialisasinya akan baik dan ia akan mudah

berinteraksi dengan lingkunganya kelak.

ASI dan menyusui secara eklusif  akan menciptakan faktor lingkungan yang optomal untuk

meningkatkan kecerdasan bayi melalui pemenuhan semuakebutuhan awal dari faktor-faktor

lingkungan.
c. Asih (fisik-biomedis)

Menunjukan kebutuhan bayi untuk perkembangan emosi dan spiritualnya. Yang terpenting disini

adalah pemberian kasih sayang dan rasa aman. Seorang anak yang merasa disayangi akan

mampu menyayangi lingkungannya sehingga ia akan berkembang menjadi manusia dengan budu

pekerti dan nurani yang baik. Selain itu seorang bayi merasa aman, karena merasa dilindungi,

akan berkembang menjadi orang dewasa yang mandiri dan emosi yang stabil.

C. MANFAAT ASI BAGI BAYI

1. ASI mengandung protein yang spesifik untuk melindungi bayi dari alergi

2. Secar alamiah, ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia kelahiran bayi (seperti

pada bayi prematur, ASDI memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibanding pada

bayi yang cukup bulan)

3. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

4. ASI sebagai zat antivirus dan bakteri

5. ASI bebas kuman karena diberikan secara langsung

6. Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi

7. ASI lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi

8. ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi gigi dari kerusakan

9. ASI akan melatih daya isap bayi dan membantuk otot pipi yang baik
D. MANFAAT ASI BAGI IBU

1. Membantu mempercepat pengembalian rahim ke bentuk semula dan mengurangi pendarahan

setelah kelahiran

2. Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu dibeli

3. Mencegah kanker payudara (karena pada saat menyusui hormon esterogen mengalami

penurunan, sementara itu tanpa aktivitas menyusui, kadar hormon esterogen tetap tinggi dan

inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya

keseimbangan hormon esterogen dan progesteron)

4. Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan ibu secara bertahap

5. Memberikan secara puas, bangga dan bahagia pada ibu yang berhasil menyusui bayinya

6. Pemberian ASI secara eksklusif dapat sebagai kontrasepsi selama 6 bulan setelah kelahiran

karena isapan bayi merangsang prolaktin yang menghambat terjadinya ovulasi/ pematangan

telur sehingga menunda kesuburan


E. CARA PEMBERIAN

Dalam memberikan ASI Eksklusif, sebaiknya memperhatikan hal – hal di bawah

ini :
1. Teknik menyusui

Teknik menyusui perlu diperhatikan, karena sangat menentukan keberhasilan

dalam mempertahahankan menyusui dan memperbanyak produksi ASI

2. Posisi ibu menyusui

Duduklah dengan posisi enak dan santai kalau perlu pakailah kursi yang ada

sandaran punggung dan lengan. Gunakan bantal untuk mengganjal bayi, agar jarak

bayi tidak terlalu jauh dari payudara

3. Memasukkan putting susu

Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi pada

siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke badan ibu. Lengan kiri

bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang pantat / paha

kanan bayi. Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri

dibawahnya, dan ibu jari diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang berwarna hitam

( aerola mamae ). Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu. Tunggu sampai bayi

membuka mulut lebar-lebar. Masukkan putting susu secepatnya kedalam mulut

sampai daerah berwarna hitam.

4. Melepaskan hisapan bayi

Setelah selesai menyusukan bayi selama 10 menit, lepaskanlah isapan bayi

dengan cara :

a. Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi atau

b. Dengan menekan dagu bayi kebawah

c. Dengan menutup lubang hidung bayi

d. Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya


5. Menyendawakan  bayi

Setelah hisapan bayi dilepaskan . sendawakan bayi sebelum menyusukan dengan

payudara yang lain, dengan cara :

a. Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan pelan sampai

keluar sendawa

b. Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.

6. Tanda-tanda menyusui yang benar

a. Bayi cukup tenang

b. Mulut bayi terbuka lebar

c. Bayi menempel betul pada ibu

d. Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu

e. Seluruh areola tertutup mulut bayi

f. Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat

g. Putting susu ibu tidak terasa nyeri

h. Kuping dengan lengan bayi berada pada satu garis

i. Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri dan digendong

7. Hal-hal yang perlu diingat

a. Susukanlah bayi dengan kedua payudara secara bergantian

b. Sebelum menyusui minumlah 1 gelas air putih / teh

c. Selama menyusui berikanlah perhatian yang penuh pada bayi

F. MASALAH DALAM MENYUSUI

1. Asi Kurang.
Seringkali ibu merasa produksi ASInya kurang padahal sebenarnya tidak,

apalagi bila bayinya seing menangis, ibu tergesa-gesa ingin memberikan

tambahan susu formula. Penanggulangannya :

a. Ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi

b. Menyusuilah dengan sabar

c. Menyusui secara bergantian antara kedua payudara

d. Minimalkan penggunaan alat (misal : dot) karena akan

membingungkan bayi dan akhirnya mengurangi rangsangan untuk

memproduksi ASI

2. Bayi Bingung Putting

Bayi yang mendapatkan susu formula bergantian dengan ASI akan

mengalami nipple confusion sehingga waktu menyusu ibunya sering terputus-

putus bahkan kadang-kadang menolak menyusu ibunya. Penanggulangan :

a. Ibu harus mengusahakan pemberian ASI eksklusif

b. Menyusui dengan cara yang benar

c. Menyusui lebih lama dan sering

3. Payudara Bengkak

Pada hari-hari pertama, seringkali menyusui kurang efektif sehingga ASI

mengumpul di dalam payudara, menekan pembuluh darah dan saluran limfe. Hal

ini mengakibatkan payudara menjadi bengkak dan nyeri. Untuk menghindari hal

tersebut lakukanlah :

a. Susui bayi segera setelah bayi lahir

b. Susui menurut kehendak bayi, jangan dijadwalkan


c. Susui bayi dengan menggunakan tehnik menyususi yang benar

d. Keluarkan sisa ASI dengan tangan atau pompa. Penanggulangan :

1) Bayi disusukan untuk menghindari pembengkakan

2) Berikan kompres dingin untuk menguragi nyeri

3) Lakukan pengurutan atau massage payudara

4. Putting Susu Nyeri Atau Lecet

Rasa nyeri timbul karena waktu menyusui hanya putting susu yang masuk

ke dalam mulut bayi sedangkan areola tidak masuk mulut. Disamping itu juga

disebabkan karena perawatan yang tidak benar pada payudara. Penanggulangan :

a. Lakukan tehnik menyususi yang benar

b. Menyususi pada payudara yang tidak lecet

c. Jangan membersihkan putting dengan sabun atau alcohol

5. Mastitis

Mastitis adalah peradangan payudara akibat infeksi. Biasanya terjadi pada

minggu-minggu pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau luka pada

putting yang terinfeksi. Penanggulangan :

a. Kompres air hangat

b. Ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak terinfeksi

c. Cukup istirahat

d. Minum air putih minimal 2 liter/hari

e. Minum anti biotik

f. Lakukan perawatan payudara

6. Kurang optimalnya pemberian ASI karena ibu bekerja


ASI merupakan makanan utam dan satu-satunya untuk bayi sehat usia 0-6

bulan. Setelah itu pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan

diberikan makanan pendamping. Akan tetapi pada zaman globalisasi ini dimana

semakin banyak wanita yang sibuk bekerja, maka semakin sedikit waktu yang

dimiliki seorang ibu untuk menyusui bayinya.

Salah satu cara yang terbaik untuk tetap bisa member ASI kepada bayi

tanpa mengganggu waktu bekerja adalah dengan memompa ASI dan

menyimpannya sehingga ASI bisa diberikan kapan saja dan dimana saja oleh

pengganti ibu dalam mengasuh bayi. Namun sekarang ini banyak sekali kesalahan

baik dalam cara pemompaan, penyimpanan dan pemberian ASI sehingga

memberikan efek buruk pada si kecil. Berikut tips-tips cara penyimpanan ASI

agar tetap aman di konsumsi oleh bayi;

a. Siapkan wadah penampung ASI yang mudah disterilkan, biasanya

berupa botol bertutup rapat yang terbuat dari gelas tahan panas.

b. Gunakan wadah yang volumenya sesuai dengan kebutuhan bayi

untuk sekali minum, misalnya 125 ml.

c. Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6 jam, maka tidak perlu

di simpan di lemari pendingin. Sebaiknya jangan menyimpan ASI

di suhu kamar lebih dari 3 atau 4 jam.

d. Bila perlu disimpan selama 24 jam, segera masukkan ASI perah ke

dalam lemari pendingin pada suhu 4 derajat celcius (jangan sampai

beku).
e. Bila ASI perah akan digunakan dalam waktu 1 minggu atau lebih,

maka ASI perah tersebut harus segera didinginkan dalam lemari

pendingin selama 30 menit, lalu dibekukan pada suhu -18 derajat

celcius atau lebih rendah. ASI yang sudah dibekukan dapat

disimpan antara 3 – 6 bulan.

f. Bila mungkin, simpanlah ASI di lemari pendingin bagian tengah,

atau di bagian terdalam freezer, karena lokasi-lokasi tersebut

memiliki temperatur yang lebih dingin dan konstan.

g. Jangan menyimpan ASI pada rak yang menempel di pintu lemari

pendingin karena temperatur di tempat ini mudah berubah ketika

pintu dibuka dan ditutup.

h. Beri label setiap wadah ASI yang berisi keterangan kapan ASI

tersebut diperah.

i. Jangan mengisi penuh wadah penampung ASI, karena ASI akan

memuai saat membeku. Sisakan kurang lebih ¼ bagian kosong.

j. ASI yang telah dihangatkan tidak boleh didinginkan lagi untuk

diberikan pada bayi di waktu minum berikutnya.

k. Pembekuan yang lama (lebih dari 6 bulan) dapat mengubah

komposisi kimia ASI, seperti terjadi penguraian beberapa senyawa

lemak dan hilangnya beberapa senyawa yang berfungsi melawan

organisme berbahaya. Risiko kontaminasi juga tinggi, jika tiba-tiba

listrik padam sehingga susu cair dan dibekukan kembali.  


l. Simpan ASI beku sebagai cadangan untuk keadaan darurat. Jika

sedang di rumah, susui bayi.

G. CARA MEMERAH ASI YANG BENAR

Tips persiapan sebelum memerah ASI :

1. Buatlah jadwal memerah ASI sekitar 3-4 jam sekali secara

teratur untuk menjaga

produksi ASI. Perhatikan waktu yang tepat untuk memeras, yaitu bila payudara sudah

dalam kondisi penuh.

2. Sebelum memerah, sebaiknya Ibu minum segelas air putih,

jus buah, susu, sari

kacang hijau, teh atau minuman hangat. Hindari minuman yang dingin. Jangan lupa

konsumsi makan dan sayuran yang cukup.

3. Pilih tempat yang nyaman dan tenang untuk memeras ASI

4. Cuci dengan sabun kedua tangan Mama, pastikan

semuanya sudah bersih,.

5. Siapkan gelas kaca bersih yang sudah disterilkan dengan air

panas.
6. Kompres payudara dengan handuk kecil atau waslap yang

telah direndam air hangat,

secara perlahan.

Selanjutnya Ibu siap memerah ASI untuk mengumpulkan stok ASI bagi buah hati.

Teknik memerah susu dengan tangan sangat mudah dilakukan. Sesuai prosedur

pemerahan ASI dengan tangan atau lebih dikenal dengan teknik Marmet, ada 4 (empat)

langkah yang harus dilakukan :

Langkah pertama dimulai dengan mengurut payudara atau massage:

1. Gunakan 2 jari, yaitu telunjuk dan jari tengah.

2. Tangan kanan mengurut payudara kiri dan tangan kiri mengurut payudara kanan.

3. Bila payudara besar, Mama dapat menggunakan keempat jari.

4. Dengan tekanan ringan, lakukan gerakan melingkar dari dasar payudara dengan

gerakan spiral ke arah puting susu.

Langkah kedua disebut proses stroke:

1. Tekan-tekanlah secara lembut kedua payudara dengan menggunakan jari-jari

tangan, mulai dari dasar payudara ke arah puting susu dengan garis lurus, kemudian

dilanjutkan secara bertahap ke seluruh bagian payudara.

2. Selain itu dapat dilakukan dengan menggunakan sisir yang bergigi lebar dan

tumpul, “sisirlah” payudara secara lembut, dari dasar payudara ke arah puting susu.

Langkah ketiga, proses shake payudara. Condongkan tubuh ke arah depan kemudian

kocok atau goyangkan payudara dengan lembut. Dalam proses ini biarkan daya tarik
bumi meningkatkan stimulasi pengeluaran ASI. Setelah tiga tahap persiapan tersebut di

atas, selanjutnya proses memerah ASI siap dilakukan :

1. Ambil posisi yang paling nyaman, dan condongkan tubuh Mama ke arah depan

2. Sanggalah payudara Mama dari sebelah bawah dengan salah satu tangan

3. Letakkan ibu jari tangan satunya di sekitar areola (di atas puting) dan telunjuk di

bawah puting sehingga membentuk posisi seolah menjepit puting.

4. Mulailah memijat dengan lembut ke arah dalam, lalu pijat aerola di belakang

puting.

5. Kemudian lakukan gerekan menekan dan melepas beberapa kali sampai ASI

keluar. Lakukan pada kedua payudara secara bergantian.

6. Tampunglah ASI dalam gelas kaca, kemudian masukkan dalam botol kaca atau

kantong plastik untuk disimpan dalam termos atau lemari es.

Seluruh proses persiapan hingga pemerahan dengan tangan membutuhkan waktu kurang

lebih 20-30 menit. Mama tidak perlu terburu-buru dalam mengerjakannya. Tetap rileks

supaya ASI yang dihasilkan cukup banyak dan berkualitas

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK


Topik                     :Asuhan Neonatus

Sub Topik              :Deteksi Dini Tumbuh KembangAnak

Sasaran                  : ibu balita dan keluarga

Jam                        : 09.00

Waktu                   : 20 menit

Tempat                  : Posyandu

1.      TujuanUmum
SetelahmengikutikegiatanpenyuluhaninidiharapkanIbu-ibu RT.09 RW.III
DesaSukaMajudapatmengertidanpahamuntukmelakukandeteksidinitumbuhkembangpadaanak-
anaknya.

2.     TujuanKhusus
Setelahmengikutikegiatanpenyuluhanseluruhpasenpengunjungpuskesmasmenjelaskankembaliten
tang:

a.       Pengertian Tumbuh Kembang Anak.

b.      Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

c.       Gangguan Tumbuh Kembang yang sering ditemui

d.      Keuntungan dan keterbatasan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

e.       Pada Usia berapa saja dapat dilakukan Deteksi Tumbuh Kembang

3.   Materi

Terlampir

4.   Metode
Ceramahdantanyajawab
5.     Media
Materi SAP dan Leaflet

6.   KegiatanPembelajaran

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


.

1 5 menit Pembukaan:          Menjawab salam

         Memberi salam          Mendengarkan


dan memperhatikan
         Menjelaskan tujuan
pembelajaran

         Menyebutkan
materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan

2 15 menit Pelaksanaan, menjelaskan materi Menyimak dan


penyuluhan secara berurutan: memperhatikan penjelasan
materi.
         Pengertian Tumbuh
Kembang dan Deteksi
Dini Tumbuh Kembang

         Jenis-jenis Deteksi


Dini Tumbuh Kembang

         Intervensi dan


pencegahan Tumbuh
Kembang

         Jenis layanan


Intervensi Tumbuh
Kembang

3 5 menit Evaluasi:          Bertanya kepada


pemateri.
         Tanya jawab tentang
materi penyuluhan          Menjawab
pertanyaan yang
         Memberi pujian atau diberikan oleh
dukungan kepada peserta. pemateri

         Menyimpulkan
semua dari materi
penyuluhan yang
telah diberikan.

4 3 menit Penutup: Menjawab salam

         Mengucapkan terima


kasih.

Mengucapkan salam.

          
7. Evaluasi
Essay

Pilihan ganda

8. Lampiran Materi
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

A.    Pengertian

Tumbuh kembang berasal dari kata :

1.       Pertumbuhan (growth) :

Proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat bertambah banyaknya sel-sel dan atau bertambah
besarnya sel-sel serta bertambahnya jaringan interseluler

2.            Perkembangan (development)

Bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

Deteksi dini merupakan upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk


menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor
resiko pada balita, sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi, dan upaya penyembuhan
serta pemulihan pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang dapat diberikan sedini
mungkin secara tepat.

B.     JenisDeteksi Dini

1.       Deteksidinipenyimpanganpertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan dilakukan dengan cara pengukuran menggunakan alat


ukur baku. Pengukuran yang lazim digunakan yaitu berat badan, tinggi atau panjang
badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas. Berat badan mencerminkan kesehatan dan
keadaan gizi anak saat itu. Berat badan sangat dipengaruhi asupan makanan, minuman
dan keadaan sehat-tidaknya seorang anak. Tinggi badan atau panjang badan merupakan
ukuran yang sangat terpercaya sebagai indikator pertumbuhan. Pada pengukuran panjang
badan perlu dipertimbangkan bahwa ukuran tersebut dipengaruhi jenis kelamin, suku
bangsa, dan sosial ekonomi. Tinggi badan merupakan indikator yang baik untuk
mengetahui gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat. Lingkar kepala dapat dipakai
untuk penilaian pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak sangat pesat terjadi pada
pertengahan periode janin dan pada tahun-tahun pertama setelah lahir. Oleh karena itu
manfaat pengukuran ini terutama penting pada tiga tahun pertama kehidupan anak.

2.      Deteksidiniperkembangan

Perkembanganmerupakaninteraksikematangansusunansarafpusatdengan organ
yang dipengaruhinya.Secara umum perkembangan dibagi dalam beberapa aspek, yaitu
perkembangan motorik (motorik kasar dan motorik halus), bahasa, kognitif, emosi,
dansosial. Terdapa tvariasi pada pola batas pencapaian dan kecepatan dari masing-masing
aspek perkembangan.  Terdapat beberapa factor risiko yang dapat menyebabkan
hambatan perkembangan, yaitu factor risiko biomedik (prematuritas, infeksi, hambatan
pertumbuhan dalam kandungan, kelainan bawaan, ibu pengguna obat terlarang, dsb.)
serta factor risiko lingkungan psikososial ataus osial ekonomi (kemiskinan, pendidikan
orangtua yang rendah, ibu terlalu muda, riwayat perilaku salah dalam keluarga,
perceraian, dsb.). Beberapa gangguan perkembangan yang mungkin dialami anak adalah
kecemasan/ketakutan, problem tidur, problem makan, problem toilet training, retardasi
mental, hambatan perkembangan bahasa, problem sekolah, GPP/H, autisme, problem
seksual, dan psikosomatik.

3.      Deteksi dini penyimpangan mental emosional

Kejadiannya sekitar 0.3% (BERAT) dengan IQ < 70. Penyebab nya bisa dari NON
ORGANIK seperti : keluara yang miskin (malnutrisi, stimulasi<, infeksi), keluarga yang
kurang harmonis, Sosial kultural, anak yang kurang perhatian,   dan terlalu sering
berinteraksi dengan pengasuh. Sedangkan faktor Organik nya seperti :

1) F. Pra-konsepsi: gene, kromosom


2) f. Pranatal: kromosom, infeksi, tokso, teratogen, plasenta, peny. Ibu
3) f. Perinatal: prematur, asfiksia, trauma lahir, metabolisme
4) f. Post natal: trauma, toksin, cmv, anoksia, metabolisme, infeksi

C.    Pelaksana Deteksi Tumbuh Kembang


Gangguan perkembangan dapat dideteksi dengan menggunakan berbagai
perangkat uji tapis atau skrining perkembangan. Uji tapis perkembangan ini dapat
dilakukan tenaga kesehatan maupun orangtua anak. Yang dapat dilakukan di Rumah
Sakit, Puskesmas, dan Posyandu

D.    Intervensi Tumbuh Kembang

Intervensi dini biasanya dilakukan pada anak usia sekolah atau bisa juga
dilakukan pada anak yang lebih kecil usianya untuk dideteksi apakah mengalami resiko
kondisi perkembangan yang tidak sesuai usia atau berbagai kebutuhan khusus lainnya

Intervensi dini adalah menelaah, mengamati perkembangan anak pada usia dini,
antara 0-2 tahun. Dilihat apakah perkembangan anak ini masih masuk dalam kategori
normal atau diluar dari yang normal.

Secara psikologi, patokannya dapat dilihat dari bagaimana anak berinteraksi


dengan orangtua, bagaimana anak merespon apa yang dilakukan orangtua terhadap anak.
Juga dapat dilihat, apakah anak aman atau tidak, anak dapat beradaptasi dengan
lingkungannya dan sejauh mana perkembangan pertumbuhan anak.

E.      Jenis Layanan intervensi Dini

Berbagai layanan intervensi dini yang dapat dilakukan orangtua terhadap anaknya
antara lain instruksi khusus, terapi wicara, fisioterapi, nutrisi, pendidikan keluarga,
layanan penglihatan, teknologi penunjang, layanan kesehatan, layanan perawatan,
audiologi, layanan psikologi, layanan diagnosa medis. Layanan-layanan tersebut dapat
dilakukan di rumah, pusat terapi, rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai