Anda di halaman 1dari 90

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu tujuan besar bangsa Indonesia,


dalam hal ini pemerintah telah banyak mengupayakan program-program untuk
pembangunan kesehatan. Meski demikian masih banyak masyarakat yang nyatanya
belum tersentuk program tersebut, oleh sebab itu pemberdayaan masyarakat menjadi
ujung tombak untuk membuat masyarakat lebih dulu sadar atas kesehatan diri
sendiri dan keluarga mereka. Dalam pembentukannya terpilih masyarakat yang
kemudian menjadi “pionir” di lingkungannya untuk menggerakkan masyarakat
lainnya yang kemudian dikenal dengan istilah kader.

Banyak para ahli mengemukakan mengenai pengertian tentang kader kesehatan


antara lain: L. A. Gunawan memberikan batasan tentang kader kesehatan: “kader
kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela
yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat”.
Direktorat bina peran serta masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader:
“Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat
dan dapat bekerja secara sukarela”. Oleh karena tugas seorang kader adalah untuk
mengembangkan masyarakat di wilayahnya maka mereka pun harus diberikan
pendidikan dan pelatihan agar dapat menerapkannya untuk masyarakat setempat.

Pelatihan kader adalah kegiatan terencana untuk meningkatkan kualitas dan


potensi kader dengan memperkuat kapasitas, kompetensi, ketrampilan dan
profesionalitas dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan diri,
organisasi dan masyarakat. Pada kesempatan ini, mahasiswa DIV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III berkesempatan untuk melatih kader di wilayah RW
11 Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur. Menilai dari
kebiasaan dan wawancara kepada rekan kader didapati bahwa mereka masih belum
mendapat informasi dan pelatihan seputar gizi seimbang. Untuk itu pada proposal
pelatihan ini akan dibahas mengenai ketentuan pelatihan, materi, dan satuan acara
penyuluhan untuk pelatihan tersebut.

1.2 Tujuan Pelatihan


1.21 Tujuan Umum

Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kader RW 11 untuk memenuhi


praktik Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat.

1.22 Tujuan Khusus


A. Bagi Mahasiswa
 Mahasiswa dapat belajar dan memahami bagaimana proses
mengembangkan masyarakat secara langsung.
 Mahasiswa dapat mempraktikkan bagaimana
pengorganisasian di masyarakat secara langsung.
 Mahasiswa dapat melatih kepercayaan diri untuk bertemu
langsung dengan masyarakat dan membina para kader.
 Mahasiswa dapat menjalin hubungan baik dengan masyarakat
atau kader di wilayah terpilih.
B. Bagi Kader
 Diselenggarakannya pelatihan yang tepat dan sesuai
kebutuhan di lahan.
 Kader dapat memahami ilmu yang akan diberikan serta
menyebarkannya pada masyarakat setempat.
 Kader bisa mendapatkan pengalaman baik dalam pelatihan
ini.
 Terjadinya hubungan baik antara kader dan mahasiswa
sebagai penyelenggara dan pemateri.
1.3 Metode Pelatihan

Pelatihan kader ini akan dilaksanakan dengan cara atau metode penyuluhan oleh
pemateri.

1.4 Alat Bantu Pelatihan

Alat bantu yang digunakan dalam kegiatan pelatihan kader ini adalah leaflet
yang dibuat oleh penyelenggara.
BAB II
TINJAUAN MATERI

2.1 GIZI SEIMBANG UNTUK BADUTA (BAYI DI BAWAH DUA TAHUN)

Agar bayi dan anak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal, orang
tua harus memperhatikan ASI dan makanan yang dikonsumsinya. ASI merupakan
satu-satunya makanan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan. Namun dengan bertambahnya usia bayi dan tumbuh
kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi
harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI atau yang biasa disebut
dengan MPASI.
A. Pengertian MP ASI
Makanan pendamping ASI (MP ASI) merupakan makanan peralihan dari ASI ke
makanan keluarga yang mengandung zat gizi, diberikan pada anak berumur 6–24
bulan untuk memenuhi kebutuhan gizinya selain dari ASI. Peranan makanan
tambahan sama sekali bukan untuk menggantikan ASI, melainkan
untuk melengkapi ASI.Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara
bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan
bayi/anak.

B. Pentingnya ASI dan MP ASI


1. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat.
2. Sering diistilahkan sebagai periode emas atau masa
emas sekaligus masa kritis.
3. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan
anak memperoleh asupan nutrisi yang sesuai untuk tumbuh kembang
optimal.
4. Sebaliknya apabila asupan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhannya,
maka periode emas ini akan berubah menjadi periode kritis.

Oleh karena itu, untuk mencapai tumbuh kembang optimal, Ibu bisa
memberikan ASI pada bayi usia 0-6 bulan.Dan ibu segera mulai
mengenalkan pemberian MPASI kepada bayinya yang sudah berusia 6 bulan.
Inilahmakanan bayi kedua yang menyertai pemberian ASI.

Alasan MP ASI baru diberikan pada bayi berusia 6 bulan

1. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi
sampai berumur 6 bulan
2. Menunda makanan padat sampai bayi berumur 6 bulan dapat menghindarkan
dari berbagai risiko penyakit
3. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem
pencernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang
4. Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk menjaga
kesediaan ASI

 Dampak Pemberian MP ASI yang Tidak Tepat

a. Pemberian MPASI dini


Dampak secara langsung :

1. Gangguan pencernaan seperti diare, sulit BAB (Buang Air


Besar), muntah
2. Gangguan menyusui seperti mengurangi keinginan bayi untuk
menyusu sehingga frekuensi dan kekuatan bayi menyusu
berkurang yang berakibat produksi ASI juga berkurang
3. Meningkatkan resiko terkena infeksi (penyakit menular)

Dampak jangka panjang :

1. Peningkatan berat badan (obesitas) dan alergi makanan. Obesitas


ini bisa berlanjut hingga usia dewasa nanti
2. Gangguan pertumbuhan. Bila makanan yang diberikan kurang
bergizi dapat mengakibatkan anak menderita KEP (Kurang
Energi Protein)

b. Pemberian MPASI yang terlambat

1. Menyebabkan bayi sulit untuk menerima makanan pendamping


2. Menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi. Energi dan
zat-zat gizi yang dihasilkan ASI tidak mencukupi lagi kebutuhan
bayi setelah berusia 6 bulan

Tahapan Makanan Bayi dan Balita

 Usia 0-6 Bulan

1. Makanan yang diberikan hanya berupa ASI


2. Tanpa ada pemberian makanan atau minuman lain selain ASI (ASI
eksklusif)
3. ASI diberikan setiap kali bayi menginginkan
4. Sedikitnya 8 kali sehari, pagi siang, sore maupun malam.

 Usia 6-9 Bulan

1. Memperkenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk makanan


lumat (tekstur makanan cair dan lembut)
2. Contoh : bubur buah, bubur susu atau bubur sayuran yang dihaluskan,
bubur sumsum, nasi tim saring
3. ASI tetap diberikan dimana ASI diberikan terlebih dahulu kemudian
makanan pendamping ASI.
4. Frekuensi pemberian : 2-3 kali sehari makanan lumat
5. ASI sesering mungkin. Jumlah setiap kali makan : 2-3 sendok makan
penuh setiap kali makan, secara bertahap ditingkatkan sampai 1/2
mangkuk berukuran 250 ml setiap kali makan

 Usia 6 Bulan :

1. Mulai dengan pemberian satu jenis buah yang dihaluskan. Seperti pisang
yang dihaluskan
2. Pada waktu awal MP ASI diberikan, pastikan tekstur MP ASI tidak
terlalu cair atau encer. Hal ini dapat dilihat ketika sendok dimiringkan
bubur tidak langsung tumpah
3. Pemberian ASI di sela-sela waktu makan utama

 Usia 7-8 Bulan :

1. Bisa diperkenalkan dengan tekstur makanan yang lebih kasar,


yaitu bubur tim saring
2. Makanan sumber protein contohnya seperti ikan bisa diperkenalkan pula
pada usia ini
3. Setelah secara bertahap diberikan tim saring, bayi bisa dikenalkan
dengan nasi tim tanpa disaring

 Usia 9-12 Bulan

1. Memberikan makanan pendamping ASI dalam bentuk makanan lunak


atau lembik (dimasak dengan banyak air dan tampak berair ) atau
dicincang yang mudah ditelan anak
2. Contoh : bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri
3. Untuk makanan selingan yang dapat dipegang anak diberikan di antara
waktu makan lengkap
4. ASI masih tetap diberikan.
5. Frekuensi pemberian : 3-4 kali sehari makanan lembek + 1-2 kali sehari
makanan selingan atau bergantung pada nafsu makan bayi + Pemberian
ASI. Jumlah setiap kali makan : ½ sampai dengan ¾ mangkuk berukuran
250 ml
 Usia 9-10 bulan :

1. Pemberian pure dan jus buah bisa diberikan seperti pada usia 6-8 bulan
2. Bisa dengan kombinasi sampai dengan tiga jenis buah
3. Bayi juga sudah bisa diberikan bubur saring

 Usia 11-12 Bulan :

1. Menu untuk usia 6-10 bulan bisa diberikan


2. Bayi sudah bisa diberikan nasi tim
3. Pada usia 12 bulan bisa diperkenalkan makanan dewasa tanpa pemberian
penguat rasa tambahan

 Usia 12-24 Bulan

1. Mulai memperkenalkan makanan yang berbentuk padat atau biasa


disebut denganmakanan keluarga, tetapi tetap mempertahankan rasa
2. Menghindari memberikan makanan yang dapat mengganggu organ
pencernaan, seperti makanan terlalu berbumbu tajam, pedas, terlalu asam
atau berlemak.
3. Finger snack atau makanan yang bisa dipegang seperti cookies,
nugget atau potongan sayuran rebus atau buah baik diberikan untuk
melatih keterampilan dalam memegang makanan dan merangsang
pertumbuhan giginya
4. Pemberian ASI masih tetap diteruskan sampai anak berumur dua tahun.
5. Frekuensi pemberian : 3-4 kali sehari makanan keluarga + 1-2 kali
sehari makanan selingan atau bergantung pada nafsu makan bayi +
Pemberian ASI. Jumlah setiap kali makan : semangkuk penuh berukuran
250 ml

Bahan Makanan untuk Membuat MPASI

 Serealia dan Umbi-umbian

1. Jenis serealia seperti beras, beras merah merupakan sumber utama


karbohidrat dan kayaakan vitamin B
2. Pada tahap awal disarankan untuk memberikan satu jenis sereal terlebih
dahulu dikarenakan sereal berpotensi untuk menimbulkan alergi pada
bayi
3. Kentang dan ubi terutama ubi merah, dapat dijadikan MP ASI dengan
merebus dan menghaluskannya hingga lembut terlebih dahulu

 Kacang-Kacangan

1. Diperlukan bayi untuk memenuhi kebutuhan protein yang sangat


penting untuk pertumbuhan. Contohnya kacang hijau, kacang kedelai,
kacang merah, kacang polong dan lain-lain.
2. Kacang tanah tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan alergi atau
pembengkakan pada tenggorokan sehingga bayi sulit bernafas

 Sayur dan Buah

1. Sayuran yang kaya akan kandungan karotennya seperti sayuran


berwarna jingga dan hijau.Contohnya wortel, tomat merah, bayam,
kangkung, labu kuning dan lainnya.
2. Sayuran mengandung gas seperti kol, kembang kol,
lobak sebaiknya tidak diberikankarena makanan tersebut dapat membuat
perut bayi kembung. Untuk buah sebaiknya pilih buah yang
berwarna jingga dan tidak asam seperti, pepaya, pisang, jeruk manis,
apel, melon, alpukat dan lainnya.

 Bahan Pangan Hewani

1. Bahan pangan hewani yang baik untuk bayi antara lain, daging
sapi dan ayam pilihan yangtidak berlemak, ikan
segar yang dihaluskan dan tanpa duri seperti fillet salmon, fillet ikan
kakap, dan fillet gurami, telur.
2. Terkadang putih
3. telur dapat memacu alergi. Sebaiknya diberikan
secara bertahap denganporsi kecil. Jika bayi alergi maka
segera dihentikan.

 Lemak dan Minyak

1. Memberi rasa lebih gurih dan makanan menjadi lebih lunak dan mudah
ditelan.
2. Beberapa jenis lemak yang dapat ditambahkan antara lain mentega, keju
dan jenis minyak yang umum digunakan yaitu minyak kelapa, santan,
minyak kacang, minyak jagung dan lainnya.

Contoh Resep dan Cara Membuat MP ASI

 Resep untuk Usia 6 Bulan

Jus Apel (Untuk 1 porsi)

Bahan :

1. 100 gram apel manis, kulit dikupas


2. 3 sendok makan ASI/ air masak/ susu formula cair
Cara membuat :

1. Mengukus apel selama 5 menit atau hingga lunak


2. Kemudian mengambil sari buah apel dengan menggunakan saringan
3. Menambahkan ASI/ air masak/ susu formula cair, lalu diaduk rata
4. Jus apel siap diberikan pada bayi

 Resep untuk Usia 7-8 Bulan

Pure Pepaya Pisang (Untuk 1 porsi)

Bahan :

1. 40 gram pisang ambon, dikukus dan dikupas kulitnya


2. 40 gram pepaya, dikupas kulitnya kemudian dikukus
3. 3 sendok makan air

Cara Membuat :

1. Memasukkan pisang, pepaya dan air ke dalam blender, kemudian


memblendernya hingga halus
2. Menuang ke dalam mangkuk saji dan segera diberikan pada bayi

 Resep untuk Usia 9-10 Bulan

Puding Buah Soya

Bahan :

1. 300 ml susu kedelai


2. 1 sendok makan agar-agar putih
3. 50 gram pepaya
4. 50 gram melon

Cara membuat :
1. Memblender pepaya, melon, agar-agar dan susu kedelai hingga halus
2. Menuang ke dalam panci, dan merebusnya hingga mendidih dan kental lalu
diangkat
3. Menunggunya hingga dingin, setelah itu siap diberikan pada bayi

 Resep untuk Usia 11-12 Bulan

Tim Nasi Jamur Ayam

Bahan :

1. 100 gram nasi putih


2. 50 gram jamur kancing, dicincang kasar
3. 75 gram daging ayam giling
4. 25 gram tahu putih dihaluskan
5. ¼ bawang Bombay dicincang halus
6. 5 sendok makan kaldu

Cara Membuat :

1. Mencampur semua bahan dan mengaduknya hingga rata


2. Memasukkan ke dalam wadah tahan panas, kemudian mengukusnya hingga
matang (± 20 menit ),lalu diangkat
3. Menunggu hingga dingin dan siap untuk disajikan

 Resep untuk Usia 1 Tahun Ke Atas Sandwich Saus Buah (Untuk 1 porsi)

Bahan :

1. 3 lembar roti tawar


2. 1 lembar keju
3. Selai pisang
4. Madu
Cara Membuat :

1. Mengambil selembar roti tawar, mengolesi dengan selai pisang


2. 2. Menaruh selembar roti tawar di atasnya dan mengolesi madu serta
menambahkan keju
3. 3. Menutup dengan roti tawar terakhir, lalu siap disajikan

2.1 Gizi Seimbang Untuk Usia 2-5 tahun


A. Definisi Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.
Menurut Drs. Joko Pekik Irianto M.Kes. didalam bukunya Panduan Gizi
Lengkap Keluarga dan Olahragawan (2007: 2), istilah gizi berasal dari bahasa
arab “giza” yang berarti zat makanan. Didalam bahasa inggris dikenal dengan
istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan
ilmu gizi.

B. DEFINISI MAKANAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, makanan adalah:
1. Segala sesuatu yangg dapat dimakan (seperti lauk-pauk, kue)
2. Segala bahan yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang
membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau
mengatur semua proses dalam tubuh. Didalam Buku Panduan Gizi Lengkap
Keluarga dan Olahragawan, makanan mengandung banyak unsur seperti
karbohidrat, lemak, vitamin, protein, air, mineral dan lain sebagainya yang
dikelompokkan sesuai kegunaannya menjadi 3 yaitu :
1. Sumber Tenaga
a. Karbohidrat
Adalah satu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula, pati, dan
serat yang mengadung atom C, H dan O dengan rumus kimia
Cn(H2O)n yang terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung,
gandum, umbi-umbian dan terbentuk melalui proses asimilasi dalam
tumbuhan.

b. Lemak
Adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan
alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang dapat
mencair dalam suhu biasa disebut minyak. Sedangkan dalam bentuk
padat disebut lemak. Sperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas
molekul C, H dan Obdengan jumlah atom lebih banyak misalnya
stearin C57 H10 O6.
c. Protein
Adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atas
atom-atom C,H, O dan N.

2. Sumber Zat Pembangun


Zat yang tergolong sebagai zat pembangun adalah, diantaranya.
a. Protein
Protein merupakan zat pembentuk sel tumbuhan, hewan dan
manusia, kurang lebih ¾ zat padat tubuh adalah protein. Oleh karena
itu protein disebut zat pembangun.
b. Air
Merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia.
Kurang lebih 60-70% berat badan tubuh orang dewasa berupa air
sehingga air sangat diperlukan oleh tubuh terutama bagi mereka yang
memerlukan kegiatan olahraga atau kegiatan berat.

3. Sumber Zat Pengatur


a. Vitamin
Adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik seperti
pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan reproduksi. Vitamin
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari
bahan makanan. Vitamin digolongkan dalam dua kelompok yaitu:
1. Vitamin larut dalam air
Terdiri dari vitamin B dan vitamin C. jenis vitamin ini tidak
dapatdisimpan dalam tubuh. Kelebihan vitramin ini akan dibuang
melalui urine.
2. Vitamin larut dalam lemak
Terdiri dari vitamin A, D, E, dan K. jenis vitamin ini dapat
disimpan dalam tubuh dengan jumlah cukup besar terutama
dalam hati.

b. Mineral
Adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumalah kecil
untuk membantu reaksi funsional tubuh misalnya untuk memelihara
keteraturan metabolisme. Kurang lebih 4% berat tubuh manusia
tersiri dari mineral.
Secara umum fungsi mineral dalam tubuh adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan bahan sebagai komponen penyusun tulang dan
gigi.
2. Membantu fungsi organ, memlihara irama jantung, kontraksi
otot, konduksi syaraf dan keseimbangan asam basa.
3. Memelihara keteraturan metabolism.

C. KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA


1. Kebutuhan Gizi Bagi Balita
Kebutuhan nutrisi pada balita sangatlah penting pada masa
pertumbuhan balita. Berikut beberapa kebutuhan yang perlu dipenuhi oleh
balita.

a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah
di setiap makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi
kelaparan dan berat badan menurun.. apabila jumlah kalori yang tersedia
atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat
menyebabkan terjadi peningkatan berat badan. Jumlah karbohidrat yang
cukup dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa,
sirup, tepung, dan sayur-sayuran.
Porsi terbesar dari energi tubuh (40- 50 %) kebutuhan kalori berasal
dari karbohidrat. Karbohidrat merupakan makanan utama yang
terjangkau oleh masyarakat. Karbohidrat disimpan terutama dalam
bentuk glikogen dalam jaringan hati dan otot. Bila energi tidak terdapat
dari karbohidrat, maka diambil dari protein dan lemak.
karbohidrat didapat dalam bentuk :
a) Monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa)
b) Disakarida (laktosa, sukrosa, maltosa, isomaltosa)
c) Polisakarida (tepung, dektrin, glikogen, selulosa)

b. Lemak
Pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah
besar kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat.
Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam
lemak yaitu vitamin A, D, E dan K.
Jumlah dan jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh
bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi
melalui kandungan kalori atau energi yang dimiliki dan peranan asam-
asam lemak tertentu yang terdapat di dalamnya. Selama masa
penyapihan , konsumsi lemak harus dijaga jangn sampai terlalu rendah
dari jumlah yang dibutuhkan. Penggunaan lemak, terutama minyak
nabati dalam makanan sapihan atau makanan tambahan bagi balita
adalah cara efektif untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Lemak merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan
aktifitas fisik bagi balita. Kebutuhan energi ini akan terpenuhi jika
konsumsi lemak/minyak hanya menyumbang 15 persen atau kurang dari
total energi yang dibutuhkan perhari. Sampai umur dua tahun, lemak
yang dikonsumsi oleh anak disamping sebagai sumber energi, harus
dilihat juga dari segi fungsi strukturalnya. Lemak akan menghasilkan
asam-asam lemak dan kolestrol yang ternyata dibutuhkan untuk
membentuk sel-sel membran pada semua organ.

c. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam
pembentukan protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam
jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel
jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga keseimbangan osmoyik
plasma. Protein terdiri dari dua puluh empat asam amino, di antaranya
sembilan asam amino esensial (treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin,
triptofan, fenilalanin, metionin, dan histidin) dan selebihnya asam amino
nonesensial. Jika jumlah protein dalam tubuh tinggi dapat memperburuk
insufisiensi ginjal. Jika jumlahnya kurang, dapat menyebabkan
kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk dapat
menyebabkan kwashiorkor (kurang protein) dan marasmus (kurang
protein dan kalori). Komponen zat ggizi protein dapat diperoleh dari
susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padi-
padian.

d. Air
Air merupakan kebutuhan nutris yang sangat penting, mengingat
kebutuhan air pada balita mencapai 75-80% dari berat badan. Air bagi
tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran seluler.

e. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok
mikro, yaitu:
1. Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur
tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas saraf, koagulasi darah,
kerja jantung dan produksi susu. Kalsium akan dieksresikan 70%
dalam tinja, 10% dalam urin, sedangkan 15-25% bertahan dan
tergantung dalam keceptan pertumbuhan.
2. Klorida sangat berguna dalam pengeluaran tekanan osmotik serta
keseimbangan asam dan basa. Klorida dapat diperoleh dari garam,
daging, susus dan telur.
3. Kromium berguna untuk metabolism glukosa dan metabolism dalam
insulin. Kromium dapat diperoleh dari ragi.
4. Tembaga berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan
hemoglobin, penyerapan besi dan lain-lain. Tembaga dapat diperoleh
dari hati, daging, ikan, padi, dan kacang-kacangan.
5. Flour mnerupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan
struktur gigi dan tulang, sehingga jika kekurangan dapat
menyebabkan karies gigi. Sumber flour terdapat dsalam air, makanan
laut, dan tumbuh-tumbuhan.
6. Iodium harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan
iodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Iodium dapat diperoleh
dari garam.
7. Zat besi merupakan mineral yang menjadi bagian dari
struktur hemoglobin untuk pengangkutan CO2 dan O2. Kekurangan
zat besi dapat mengakibatkan anemia dan osteoporosis. Sedangkan
kelebihan dapat mengakibatkan sirosis, gastritis, dan hemolisis. Zat
besi dapat diperoleh dari hati, daging, kuning telur, sayuran hijau,
padi, dan tumbuhan.
8. Maknesium berguna dalam aktifitas enzim pada metabolisme
karbohidrat dan sangat penting dalam proses metabolisme.
Kekurangan mangnesium menyebabkan hipokalsemia atau
hipokalemia, magnesium dapat diperoleh dari biji-bijian, kacang-
kacangan, daging dan susu.
9. Mangan berfungsi dalam aktifitas enzim. Mangan dapat diperoleh
kacang-kacangan padi, biji-bijian, dan sayur-sayuran hijau.
10. Fosfor merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi.
Kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan otot.fosfor dapat
diperoleh dari susu, kuning telur, kacang-kacangan,padi-padian dan
lain-lain.
11. Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran implus saraf,
keseimbangan cairan, dan pengaturan irama jantung. Kalium dapat
diperoleh dari semua makanan.
12. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotik serta pengaturan
keseimbangan asam dan basa, dan cairan. Kekurangan cairan dapat
mengakibatkan kram otot, nausea, dehidrasi dan hipotensi. Natrium
dapat diperoleh dari garam, susu,telur,tepung dan lain-lain.
13. Sulfur merupakan unsur pokok protein seluler yang membantu proses
metabolism jarinagn saraf. Sulfur dapat di peroleh dari makanan
protein.
14. Seng merupakan unsur pokok dari beberapa enzim karbonik
anhidrase yang penting dalam pertukaran CO2.seng dapat diperoleh
dari daging ,padi-padian,kacang-kacangan,dan keju.

f. Vitamin
Jika kita hendak menentukan makanan yang tepat untuk seorang
anak, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrient dengan
menggunakan data tentang kebutuhan nutrient.
2. Menentukan jenis bahan makanan yang dipilih untuk
menterjemahkan nutrient dari berbagai macam bahan makanan.
3. Menentukan jenis makanan akan diolah sesuai dengan hidangan
(menu) yang dikehendaki.
4. Menentukan jadwal waktu dan menentukan hidangan. Perlu pula
ditentukan cara pemberian makan, misalnya dengan cara makan
biasa, dengan pipa penduga (sonde) dan lain lain.
5. Memperhatikan masukan yang terjadi terhadap hidangan tersebut.
Perlu dipertimbangkan kemungkinan factor kesukaan dan
ketidaksukaan terhadap suatu makanan.

Faktor-faktor yang perlu diperlukan untuk pengaturan makan yang


tepat adalah:
a. Umur
b. Berat Badan
c. Diagnosis dari penyakit, tahap serta keadaaan penyakit
d. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan
e. Kebiasaan makan, kesukaan dan ketidaksukaan, akseptabilitas
dari makanan dan toleransi anak terhadap makanan yang
diberikan.

Dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut


di atas, umumnya tidak akan banyak terjadi kekeliruan dalam
mengatur makan untuk seorang anak.

2. Total Energi dan Parenteral nutrisi


Komisi ahli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukan bahwa asupan
dari kalori harus disesuiakan dengan berat badan selama masa pertumbuhan.
Nelson tidak membedakan jenis kelamin dalam masa remaja. Perbedaan
tersebut sebenarnya diperlukan, mengingat dalam masa remaja terjadi
perbedaan dari permulaan pubertas dan juga perbedaan rekruitmen dari
nutrient lain.
Kalori yang diberikan akan digunakan untuk:
a. Metabolism basal: bayi membutuhkan 55 kal/kgBB/hari, kemudian pada
usia selnjutnya berkurang dan setelah dewasa menjadi 25-30
kal/kgBB/hari. Metabolism basal meningkat 10% untuk tiap kenaikan
suhu 10C.
b. Specific dynamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang diperlukan
diatas keperluan metabolism basal, yang disebabkan oleh peristiwa
makan dan mencerna makanan. Pada masa bayi rata-rata 7-8% dari
seluruh masukan kalori, sedangkan pada anak kira-kira 5% bila diberikan
makanan biasa.
c. Pembuangan ekskreta (sisa yang tidak terpakai): biasanya tidak lebih dari
10%.
d. Aktifitas jasmani : 15-25 kal/kgBB/hari. Pada saat sangat aktif dapat
mencapai 50-80 kal/kgBB untuk waktu yang singkat, misalnya saat
berolahraga (atletik, berenang, dan sebaginya).
e. Pertumbuhan merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan untuk
keperluan tersebut diatas dan merupakan kalori yang disimpan.
Bergantung pada fase pertumbuhan, pad hari-hari permulaan kira-kira
20-40 kal/kgBB/hari, kemudian berkurang sehingga pada akhir masa
bayi menjadi 15-25 kal/kgBB/hari. Pada masa remaja kenutuhan kalori
untuk pertumbuhan akan menigkat lagi.

3. TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI PADA BALITA


Adapun tujuan dari pemberian nutrisi pada Balita ini adalah sebagai berikut:
1. Mencapai berat badan normal dan mempertahankannya;
2. Mempertahankan status gizi dalam keadaan baik;
3. Menyediakan zat gizi untuk menjamin tumbuh kembang dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi; dan,
4. Membina kebiasaan makan yang baik, menumbuhkan pengetahuan
tentang makan dan makanan yang baik pada anak

4. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP NUTRISI


PADA BALITA
Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF
dan telah digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan
penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung,
tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirman
dalam materi Aksi Pangan dan Gizi nasional , penyebab kurang gizi dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit


infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya
disebabkan makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Balita yang
mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau
demam dapat menderita kurang gizi. Demikian pada Balita yang makannya
tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah
terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan maupun penyakit secara
bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.
Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di
keluarga, pola pengasuhan Balita, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan
lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang
cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga
untuk menyediakan waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak agar
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan sosial.
Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air bersih
dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh seluruh
keluarga.
Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan,
pengetahuan dan ketrampilan terdapat kemungkinan makin baik tingkat
ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan Balita dan
keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan
pangan keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan,
dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.

5. INTEPRETASI BERAT BADAN IDEAL ANAK BALITA


Mengukur Berat Badan Normal anak balita sudah ditentukan secara
internasional yaitu dengan menggunakan standar WHO-NCHS atau juga bisa
dengan melihat Kartu Menuju Sehat (KMS) tumbuh kembang balita, seperti
terlihat pada gambar disamping, setiap anak mempunyai pola pertumbuhan
dan perkembangan berat badan ideal (baik), yang penting adalah bertambah
umur bertambah berat badan dan pola terlihat jelas, tidak tiba-tiba naik berat
badan bulan ini, bulan berikutnya turun lagi kemudian naik lagi. Cara diatas
menentukan BBI anak balita hanya cara praktis yang bisa langsung
digunakan tampa harus melihat pedoman seperti pada standar WHO-NCHS
atau juga kartu menuju sehat yang biasa dilihat di posyandu.

6. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK BALITA


Kebutuhan protein per hari (per kg BB)

Usia Berat badan Tinggi badan (cm) Protein (gr)


(kg)
0-6 bulan 6 60 10
7-12 bulan 8,5 71 18

1-3 tahun 12 90 25

4-5 tahun 18 110 39


Table 1. Kebutuhan protein per hari (per kg BB)

Kecukupan gizi yang dianjurkan (menurut data Departemen kesehatan


RI,1968). Dalam daftar tersebut tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak
dicantumkan, akan tetapi Nelson (1969) mengemukakan angka 400 untuk
semua umur.

Gol Ca Fe Vit.A Tiamin Riboflavin Niasin Vit.C Vit


Umur (g) (g) sebagai (mg) (mg) (mg) (mg) D
Karotin (mg
(mg) )

Bayi 0,6 8 1200 0,4 0,5 6 25 (40


6-12bln 0)

Balita 0,5 8 1500 0,5 0,7 8 30


1-3 thn
0,5 10 1800 0,6 0,9 9 40
4-5 thn
0,5 10 2400 0,8 1,0 13 50

Table 2. kebutuhan akan zat nutrisi.

Kebutuhan energi Balita diatas 1 tahun.

Umur Anak Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari)


FAO (1971) Nelson (1969)

1 112 110
1-3 101 100
4-5 91 90

Table 3. Keb. Energy Balita


Pemenuhan gizi pada setiap balita merupakan suatu keharusan karena
hal ini sangat berpengaruh pada masa depan si buah hati, terutama pada 5
tahun pertama, karena apa yang terjadi selama 5 tahun pertama tersebut
sangat menentukan tahun demi tahun pertumbuhan dan perkembangannya.
Hal inilah yang seharusnya mendasari setiap orang tua untuk berusaha
agar Gizi Balitanya terpenuhi semaksimal mungkin.
Berikut beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan oleh setiap balita yang
sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya.

1. Vitamin A, D, E dan K
Ke-4 vitamin ini sangat vital bagi pertumbuhan balita. Jadi, usahakan
agar asupan vitamin ini terpenuhi setiap harinya. Seperti ketahui, vitamin
A sangat baik untuk penglihatan dan kesehatan kulit balita, sedangkan
vitamin D berperan penting dalam meningkatkan penyerapan kalsium
serta membantu pertumbuhan tulang dan gigi anak. Sementara vitamin E
memiliki antioksidan yang membantu pertumbuhan sistem syaraf dan
pertumbuhan sel. Vitamin K membantu pembekuan darah.

2. Kalsium
Merupakan mineral yang sangat dibutuhkan oleh balita dalam
pembentukan massa tulangnya. Kalsium sangat penting untuk
membentuk tulang yang kuat sehingga balita Anda terhindar dari patah
tulang ketika mulai belajar memanjat dan aktif bermain. Kebutuhan
harian balita akan kalsium umumnya sebesar 500mg/hari. Sumber
makanan dari kalsium antara lain susu, keju, tahu, brokoli, tomat,
oatmeal, kacang-kacangan, dan ikan salmon.

3. Vitamin B dan C
Fungsi dari vitamin B antara lain meningkatkan sistem syaraf dan
imun tubuh balita, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur
metabolisme tubuh. Sementara vitamin C berfungsi untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B antara lain
beras merah, pisang, kacang-kacangan, ikan, daging dan telur. Sementara
untuk memenuhi gizi balita Anda dengan vitamin C yang dapat
memperolehnya dari tomat, kentang, stroberi serta sayur-sayuran hijau.

4. Zat Besi
Balita sangat membutuhkan zat besi terutama untuk membantu
perkembangan otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan zat besi tidak
terpenuhi, kemungkinan ia akan mengalami kelambanan dalam fungsi
kerja otak. Sumber makanan yang mengandung zat besi antara lain
daging, ikan, brokoli, telur, bayam, kedelai serta alpukat.

A. MASALAH GIZI PADA BALITA


Masalah kesehatan yang biasa terjadi pada balita yang berhubungan dengan
masalah pemenuhan gizinya yaitu, diantara lain.
1. Anemia Defisiensi Besi
Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam
makanan, terutama pada anak yang terlalu banyak mengonsumsi susu
sehingga menegendurkan keinginan untuk menyantap makanan lain. Untuk
mengatasi keadaan ini, disamping memberikan suplementasi zat besi. Anak
harus pula diberi dan dibiasakan menyantap makanan yang mengandung
banyak besi. Sementara itu, sebagian susu diganti dengan air atau air jeruk.
Meski tidak mengandung besi, air jeruk kaya akan vitamin C yang dapat
membantu penyerapan besi.
2. Penyakit Kronis
Penyakit yang tidak menguras cadangan energi sekalipun, jika
berlangsung lama dapat mengganggu pertumbuhan karena menghilangkan
nafsu makan anak. Di samping itu, ada pula jenis penyakit yang menguras
cadangan vitamin A.
3. Berat Badan Berlebih
Jika tidak tertasi, berat badan berlebih (apalagi jika telah mencapai
obesitas) akan berlanjut sampai remaja dan dewasa. Sama seperti orang
dewasa, kelebihan berat badan anak terjadi karena ketidakseimbangan
antara energi yang masuk dengan keluar, terlalu banyak makan, terlalu
sedikit olahraga, atau keduanya. Berbeda dengan dewasa, kelebihan berat
anak tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan sekaligus
menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Laju
pertambahan berat selayaknya dihentikan atau diperlambat sampai proposi
berat terhadap tinggi badan kembali normal. Perlambatan ini dapat dicapai
dengan cara mengurangi makan sambil memperbanyak olahraga.

4. Pica
Yaitu mengonsumsi sesuatu bukan makanan, semisal debu, tergolong
ke dalam pica. Perilaku tersebut tidak membahayakan hidup anak sejauh dia
tidak menyantap zat toksik. Pica harus dibedakan dengan ‘kebiasaan’ anak,
terutama balita, memasukkan barang kedalam mulut. Pada masa balita, anak
menggunakan mulut untuk belajar, misal menggigiti kelereng, dan ini bukan
pica.

5. Televisi
Sesungguhnya bukan televisi yang menimbulkan masalah gizi,
melainkan dampak tayangnya, terlebih iklan yang dilakonkan oleh anak.
Pemirsa anak yang belum dapat berpikir kritis mudah terbujuk dan hampir
seketika menyukai, misalkan keripik kentang, permen, atau makanan lain
yang “tak bergizi” yang iklannya dibintangi oleh sebaya mereka. Iklan
makanan anak bergizi jarang sekali ditayangkan. Hal ini sulit sekali diatasi.
Satu-satunya cara yang efektif untuk menghindarkan tayangan “buruk” itu
adalah dengan mematikan TV atau memindahkan ke saluran lain, yaitu
saluran yang tidak menayangkan iklan ketika iklan yang tidak diinginkan
itu tampil di layar TV. Jika anak (besar) sudah dapat diajak berkomunikasi,
berikan pengajaran tentang dampak negative makanan yang diiklankan.

6. Berat Badan Kurang


Kekurangan berat yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh
merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan
yang buruk. Sama seperti masalah klebihan berat, langkah penanganan harus
didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahannya.

7. Alergi
Secara literal, alergi makanan diartikan sebagai respons tidak normal
terhadap makanan yang orang biasa dapat menoleransinya. Alergi makanan
tidak jarang terlihat pada anak (5-8%) dan dewasa (1-2%), terutama mereka
yang memiliki riwayat keluarga sebagai penderita alergi. Angka kejadian ini
akan terus meningkat sama seperti kasus alergi lain semisal atopic atau asma.
Bergantung pada jenis makanan yang disantap, alergi boleh jadi
bersifat sementara atau bahkan menetap. Alergi yang dipicu oleh susu,
kedelai, telur, dan tepung terigu dapat reda sendiri, sementara yang
disebabkan oleh kacang, ikan dan kerang cenderung menetap. Kebanyakan
alergi susu muncul pada tahun pertama kehidupan ketika anak diperkenalkan
pada susu sapi atau susu formula yang dibuat dari susu sapi. Alergi ini
didapat mereda sejalan dengan pertambahan usia, kecuali mereka yang
memang bersifat ‘atopik’.
Prefalensi alergi terhadap telur diperkirakan sekitar 1,6-2,6% dari
populasi anak. Dikalangan penderita dermatitis atopic, angka ini lebih tinggi
lagi. Reaksi alergi terlihat kira-kira 30 menit setelah santap, yang
termanifestasi sebagai gangguan kulit (85%), saluran cerna saluran cerna
(60%), dan pernapasan (40%). Memasuki usia sekolah, sebagian anak (44%)
kembali dapat menikmati telur tanpa khawatir alergi, sementara sisanya
(56%) tidak.
Angka prevasi terhadap kacang hanya menyentuk angka 0,6%. Gejala
yang muncul pada kali pertama menyantap kacang terjadi kurang dari 30
menit (90%), bermanifestasi mulai dari gangguan kulit hingga pernapasan.
Gejala akan semakin berat (40% pada santapan berikutnya). Sementara 20%
anak yang tadinya alergi justru dapat mengunyah kacang dengan aman pada
santapan berikutnya

2.3 Gizi Seimbang untuk Remaja

I. Definisi
A. Pengertian Gizi

Gizi berasal dari kata bahasa Arab "Ghidza" yang berarti makanan. llmu gizi
berkaitan dengan makanan dan berkaitan pula dengan tubuh manusia. Kata gizi
selain berkaitan dengan kesehatan juga berkaitan dengan potensi ekoncmi
seseorang, yaitu berhubungan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan
produktifitas kerja. (Drs. Syafrizar M,Pd, Welis, Wilda S,P,M.Kes. 2008.Ilmu Gizi.
Padang: Wineka Media.)

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di konsumsi


secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transfortasi, penyimpanan
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energy.

B. Pengertian Gizi Seimbang

Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.

Konsumsi makan sehari-hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur.
Konsumsi makanan harus memperhatikan prinsip 4 pilar yaitu anekaragam pangan,
perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan mempertahankan berat badan normal.
(Kemenkes RI.2014.Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina
Gizi dan KIA.)

C. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia,


menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2003).

Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara
masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-
perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan
jasmaniah, terutama fungsi seksual (Kartono, 1995).

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin
adolescare yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”.
Bangsa primitif dan orang-orang purbakala memandang masa puber dan masa
remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap
sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Ali & Asrori, 2006).

II. Pentingnya Gizi Seimbang Untuk Remaja


Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena masih mengalami pertumbuhan.
Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibanding usia
lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak. 1
1. Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja
adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan di sekolah
maupun diluar sekolah. Widyakarya Nasional Pangan Gizi VI (WKNPG VI)
menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda
perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap
hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat yaitu:
beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, makaroni), umbi-umbian (ubi jalar,
singkong), jagung, gula dan lain-lain. 7
2. Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhannya yang sedang terjadi. Kecukupan protein bagi remaja adalah1,5-2,0
gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk
perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki 7
3. Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Pada masa
pertumbuhan, apalagi pada masa growth spurt, Kalsium adalah zat gizi yang penting
untuk diperhatikan. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700
mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang
paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-
kacangan, sayuran hijau dan lain-lain.7
4. Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya pertumbuhan
cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume
darah dan peningkatan konsentrasi hemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi
menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan
kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih
rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi
besi yang kurang atau mereka dengan kehilangan besi yang meningkatkan, akan
mengalami anemia gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan faktor
pembatas untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya
kebutuhan mereka akan zat besi. 7
5. Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama
untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa
muda perempuan dan laki-laki.7
III. Masalah gizi pada remaja

1. Obesitas

Obesitas adalah kegemukan atau kelebihan berat badan. Di kalangan


remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena dapat
menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis
yang serius. Belum lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar.
Dapat di bayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan
tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri. Berdasarkan data dari
Riskesdas 2007, prevalensi obesitas sentral pada usia 15-24 tahun adalah
8,09%16

Penelitian yang dilakukan oleh Rollan Cahcera (2000) terhadap remaja


pada beberapa wilayah di Eropa Barat menemukan bahwa terjadi peningkatan
prevalensi obesitas pada remaja. Rata-rata asupan energi para remaja tersebut
terlihat adekuat, namun konsumsi lemak jenuh menunjukkan peningkatan dan
konsumsi serat justru menurun. Rata-rata asupan mikronutrient menunjukkan
angka yang sesuai dengan standar. Namun pada remaja putri asupan zat besi dan
kalsium masih rendah. Selain itu, ditemukan juga masalah-masalah seperti
merokok, mengkonsumsi makanan dengan kualitas gizi yang rendah dan diet
yang salah17. Al sendi juga menemukan hal serupa di Bahrain. Terlihat terjadi
18
peningkatan prevalensi obesitas pada remaja. Lazeery di Italia justru
menemukan trend yang berbeda. Dimana dari tahun ke tahun, prevalensi
obesitas pada remaja di Tuscany Italia justru mengalami penurunan. Dan
penurunan tersebut berbanding lurus dengan peningkatan kelompok umur pada
remaja19.

2. Kurang Energi Kronis (KEK)


Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis (KEK)
pada umumnya disebabkan karena makan terlalu sedikit. Penurunan berat badan
secara drastis pada remaja perempuan memiliki hubungan erat dengan faktor
emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang kurang seksi oleh
1.
lawan jenis Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori
dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari
dan makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-
kacangan atau susu perlu dikonsumsi oleh para remaja tersebut sekurang-
kurangnya sehari sekali.
3. Anemia

Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita


anemia9. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit
lebih rendah dari normal. Pada laki-laki hemoglobin normal adalah 14 – 18 gr %
dan eritrosit 4,5 -5,5 jt/mm3. Sedangkan pada perempuan hemoglobin normal
adalah 12 – 16 gr % dengan eritrosit 3,5 – 4,5 jt/mm3.Remaja putri lebih mudah
terserang anemia karena :

Pada umumnya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang


kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga
kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.

a. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan


makanan.
b. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya
melalui feses.
c. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi ± 1,3 mg
perhari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria.

2.3 kebutuhan gizi pada remaja

a. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama


keluarga
Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan
agar anak makan secara teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan
atau makan pagi, makan siang dan makan malam. Untuk
menghindarkan/mengurangi anak-anak mengonsumsi makanan yang
tidak sehat dan tidak bergizi dianjurkan agar selalu makan bersama
keluarga. Sarapan setiap hari penting terutama bagi anak-anak oleh
karena mereka sedang tumbuh dan mengalami perkembangan otak
yang sangat tergantung pada asupan makanan secara teratur.

Dalam satu hari kebutuhan tubuh untuk energi, protein, vitamin,


mineral dan juga serat disediakan dari makanan yang dikonsumsi.
Dalam sistem pencernaan tubuh, makanan yang dibutuhkan tidak bisa
sekaligus disediakan tetapi dibagi dalam 3 tahap yaitu tahap makan
pagi, tahap makan siang dan tahap makan malam. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sekitar 40% anak sekolah tidak makan pagi.
Akibatnya jumlah energi yang diperlukan untuk belajar menjadi
berkurang dan hasil belajar kurang bagus. Pada tubuh seseorang yang
normal, setelah tidur 8-10 jam dan tidak melakukan kegiatan makan
dan minum (puasa) kadar gula darah berada pada kisaran yang normal
yaitu 80 g/dl. Apabila tidak melakukan kegiatan makan terutama
makanan yang mengandung karbohidrat kadar gula darah akan
menurun karena gula dipakai sebagai sumber energi.

Oleh karena itu makan pagi sangat penting untuk menambah


gula darah sebagai sumber energi. Pada anak sekolah makan pagi
sangat dianjurkan sehingga pada saat menerima pelajaran (1-2 jam
setelah makan) gula darah naik dan dapat dipakai sebagai sumber
energi otak. Otak mendapat energi terutama dari glukosa. Pada proses
belajar otak merupakan organ yang sangat penting untuk menerima
informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi dan
mengeluarkan informasi.

Dalam melakukan makan pagi sebaiknya dipenuhi kebutuhan


zat gizi bukan hanya karbohidrat saja tetapi juga protein, vitamin dan
mineral. Porsi kecil disediakan untuk makan pagi karena jumlah yang
disediaakan cukup 20-25 % dari kebutuhan sehari. Dengan
membiasakan diri melakukan makan pagi, dapat dihindari makan
yang tidak terkontrol yang akan meningkatkan berat badan. Makan
pagi dengan cukup serat akan membantu menurunkan kandungan
kholesterol darah sehingga dapat terhindar dari penyakit jantung akibat
timbunan lemak yang teroksidasi dalam pembuluh darah.

Makan pagi pada anak sekolah sebaiknya dilakukan pada jam


06.00 atau sebelum jam 07.00 yaitu sebelum terjadi hipoglikemia atau
kadar gula darah sangat rendah. Menu yang disediakan sangat
bervariasi selain sumber karbohidrat yang berupa nasi, mie, roti, umbi
juga sumber protein seperti telur, tempe, olahan daging atau ikan,
sayuran dan buah. Susu dan hasil olahannya (yoghurt, keju, dll)
merupakan minuman atau makanan dengan kandungan zat gizi yang
cukup lengkap yang setara dengan telur. Konsumsi ikan, telur dan susu
bagi kelompok usia 6-19 tahun sangat membantu pertumbuhan dan
perkembangan. Persiapan makanan untuk makan pagi yang waktunya
sangat singkat perlu dipikirkan dan dipertimbangkan menu yang
cocok, dan cukup efektif dipergunakan sebagai menu makan pagi dan
telah memenuhi kebutuhan zat gizi.

b. Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya

Ikan merupakan sumber protein hewani, sedangkan tempe dan


tahu merupakan sumber protein nabati. Protein merupakan zat
gizi yang

berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan sel atau jaringan yang


sudah terbentuk, dan untuk mengganti sel yang sudah rusak, oleh
karena itu protein sangat diperlukan dalam masa pertumbuhan. Selain
itu juga protein berperan sebagai sumber energi. Konsumsi protein
yang baik adalah yang dapat memenuhi kebutuhan asam amino
esensial yaitu asam amino yang tidak dapat disintesa didalam tubuh
dan harus diperoleh dari makanan.

Protein hewani memiliki kualitas yang lebih baik dibanding


protein nabati karena komposisi asam amino lebih komplit dan asam
amino esensial juga lebih banyak. Berbagai sumber protein hewani
dan nabati mempunyai kandungan protein yang berbeda jumlahnya
dan komposisi asam amino yang berbeda pula. Oleh karena itu
mengonsumsi protein juga dilakukan bervariasi. Dianjurkan konsumsi
protein hewani sekitar 30% dan nabati 70%.

Ikan selain sebagai sumber protein juga sumber asam lemak


tidak jenuh dan sumber mikronutrien. Konsumsi ikan dianjurkan lebih
banyak daripada konsumsi daging.

Sumber protein nabati dari kacang-kacangan ataupun hasil


olahnya seperti tahu dan tempe banyak dikonsumsi masyarakat.
Kandungan protein pada tempe tidak kalah dengan daging.Tempe
selain sebagai sumber protein juga sebagai sumber vitamin asam
folat dan B12 serta sebagai sumber antioksidan. Tempe, kacang-
kacangan dan tahu tidak mengandung kolesterol. Konsumsi tempe
sekitar 100g (4 potong sedang) per hari cukup untuk mempertahankan
tubuh tetap sehat dan kolesterol terkontrol dengan baik.

Daging dan unggas (misalnya ayam, bebek,burung puyuh,


burung dara) merupakan sumber protein hewani. Daging dan unggas
selain sebagai sumber protein juga sumber zat besi yang berkualitas
sehingga sangat bagus bagi anak dalam masa pertumbuhan. Namun
ada halyang harus diperhatikan bahwa daging juga mengandung
kolesterol dalam jumlah yang relatif tinggi, yang bisa memberikan
efek tidak baik bagi kesehatan.

c. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan

Masyarakat Indonesia masih sangat kekurangan mengonsumsi


sayuran dan buah-buahan,63,3% anak > 10 tahun tidak mengonsumsi
sayuran dan 62,1% tidak mengonsumsi buah-buahan. Padahal sayuran
di Indonesia banyak sekali macam dan jumlahnya. Sayuran hijau
maupun berwarna selain sebagai sumber vitamin, mineral juga sebagai
sumber serat dan senyawa bioaktif yang tergolong sebagai antioksidan.
Buah selain sebagai sumber vitamin, mineral, serat juga antioksidan
terutama buah yang berwarna hitam, ungu, merah.

Anjuran konsumsi sayuran lebih banyak daripada buah karena


buah juga mengandung gula, ada yang sangat tinggi sehingga rasa
buah sangat manis dan juga ada yang jumlahnya cukup. Konsumsi
buah yang sangat manis dan rendah serat agar dibatasi. Hal ini karena
buah yang sangat manis mengandung fruktosa dan glukosa yang
tinggi. Asupan fruktosa dan glukosa yang sangat tinggi berisiko
meningkatkan kadar gula darah. Beberapa penelitian membuktikan
bahwa konsumsi vitamin C dan vitamin E yang banyak terdapat dalam
sayuran dan buah-buahan sangat bagus untuk melindungi jantung agar
terhindar dari penyakit jantung koroner. Banyak keuntungan apabila
konsusmsi sayuran dan buah-buahan bagi kesehatan tubuh.

Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sebaiknya bervariasi


sehingga diperoleh beragam sumber vitamin ataupun mineral serta
serat. Kalau ingin hidup lebih sehat lipat gandakan konsumsi sayur dan
buah. Konsumsi sayur dan buah bisa dalam bentuk segar ataupun yang
sudah diolah. Konsumsi sayuran hijau tidak hanya direbus ataupun
dimasak tetapi bisa juga dalam bentuk lalapan (mentah) dan dalam
bentuk minuman yaitu dengan ekstraksi sayuran dan ditambah dengan
air tanpa gula dan tanpa garam. Khlorofil atau zat hijau daun yang
terekstrak merupakan sumber antioksi dan yang cukup bagus.Sayuran
berwarna seperti bayam merah, kobis ungu, terong ungu, wortel,
tomat juga merupakan sumber antioksidan yang sangat potensial
dalam melawan oksidasi yang menurunkan kondisi kesehatan tubuh.

d. Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari rumah

Apabila jam sekolah sampai sore atau setelah sekolah ada


kegiatan yang berlangsung sampai sore, maka makan siang tidak dapat
dilakukan di rumah. Makan siang disekolah harus memenuhi syarat
dari segi jumlah dan keragaman makanan. Oleh karena itu bekal untuk
makan siang sangat diperlukan. Dengan membawa bekal dari rumah,
anak tidak perlu makan jajanan yang kadang kualitasnya tidak bisa
dijamin. Disamping itu perlu membawa air putih karena minum air
putih dalam jumlah yang cukup sangat diperlukan untuk menjaga
kesehatan.

Bekal yang dibawa anak sekolah tidak hanya penting untuk


pemenuhan zat gizi tetapi juga diperlukan sebagai alat pendidikan gizi
terutama bagi orang tua anak-anak tersebut. Guru secara berkala
melakukan penilaian terhadap unsur gizi seimbang yang disiapkan
orangtua untuk bekal anak sekolah dan ditindaklanjuti dengan
komunikasi terhadap orangtua.

e. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan dan makanan


selingan yang manis, asin dan berlemak.
Mengonsumsi makanan cepat saji dan jajanan saat ini sudah
menjadi kebiasaan terutama oleh masyarakat perkotaan. Sebagian
besar makanan cepat saji adalah makanan yang tinggi gula, garam dan
lemak yang tidak baik bagi kesehatan. Oleh karena itu mengonsumsi
makanan cepat saji dan makanan jajanan harus sangat dibatasi.

Pangan manis, asin dan berlemak banyak berhubungan dengan


penyakit kronis tidak menular seperti diabetes mellitus,tekanan darah
tinggi dan penyakit jantung,

f. Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari setelah


makan pagi dan sebelum tidur
Setelah makan ada sisa makanan yang tertinggal di sela-sela
gigi. Sisa makanan tersebutakan dimetabolisme oleh bakteri dan
menghasilkan metabolit berupa asam, yang dapat menyebabkan
terjadinya pengeroposan gigi. Membiasakan untuk membersihkan gigi
setelah makan adalah upaya yang baik untuk menghindari
pengeroposan atau kerusakan gigi. Demikian juga sebelum tidur, gigi
juga harus dibersihkan dari sisa makanan yang menempel di sela-sela
gigi. Saat tidur, bakteri akan tumbuh dengan pesat apabila disela-sela
gigi ada sisa makanan dan ini dapat mengakibatkan kerusakan gigi.

g. Hindari merokok

Merokok sebenarnya merupakan kebiasaan dan bukan


merupakan kebutuhan, seperti halnya makan atau minum. Oleh karena
itu kebiasaan merokok dapat dihindari kalau ada upaya sejak dini.
Merokok juga bisa membahayakan orang lain (perokok pasif). Banyak
penelitian menunjukkan bahwa merokok berakibat tidak baik bagi
kesehatan misalnya kesehatan paru-paru dan kesehatan reproduksi.
Pada saat merokok sebenarnya paru- paru terpapar dengan hasil
pembakaran tembakau yang bersifat racun. Racun hasil pembakaran
rokok akan dibawa oleh darah dan akan menyebabkan gangguan
fungsi pada alat reproduksi.

2. Pesan gizi seimbang untuk remaja putri dan calon pengantin

a. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan

Remaja putri dan calon pengantin perlu mengonsumsi aneka


ragam makanan untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat
gizi mikro (vitamin dan mineral) karena digunakan untuk
pertumbuhanyang cepat, peningkatan volume darah dan peningkatan
haemoglobin. Zat gizi mikro penting yang diperlukan pada remaja
putri adalah zat besi dan asam folat.

Kebutuhan zat besi bagi remaja putri dan calon pengantin


diperlukan untuk membentuk haemoglobin yang mengalami
peningkatan dan mencegah anemia yang disebabkan karena
kehilangan zat besi selama menstruasi.

Asam folat digunakan untuk pembentukan sel dan sistem saraf


termasuk sel darah merah.Asam folat berperan penting pada
pembentukan DNA dan metabolism asam amino dalam tubuh.
Kekurangan asam folat dapat mengakibatkan anemia karena
terjadinya gangguan pada pembentukan DNA yang mengakibatkan
gangguan pembelahan sel darah merah sehingga jumlah sel darah
merah menjadi kurang. Asam folat bersama-sama dengan vitamin B6
dan B12 dapat membantu mencegah penyakit jantung. Seperti halnya
zat besi, asam folat banyak terdapat pada sayuran hijau, kacang-
kacangan, dan biji-bijian. Konsumsi folat pada orang dewasa
disarankan sebanyak 1000 gr/hari.

Wanita yang berencana hamil perlu mengonsumsi asam folat


secara cukup, minimal 4 bulan sebelum kehamilan agar terhindar dari
risiko bayi lahir dengan cacat pada sistem saraf (otak) atau cacat
tabung saraf (Neural Tube Deffect).

b. Banyak makan sayuran hijau dan buah berwarna

Sayuran hijau seperti bayam dan kacang–kacangan banyak


mengandung asam folat yang sangat diperlukan pada masa kehamilan.

Buah-buahan berwarna merupakan sumber vitamin yang baik


bagi tubuh dan buah yang berserat dapat melancarkan BAB sehingga
mengurangi risiko sembelit (susah buang air besar).

Remaja mengalami pertumbuhan tinggi badan dan berat badan


yang cepat. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi pada remaja
mengalami peningkatan. Buah berwarna, baik berwarna kuning,
merah, merah jingga, orange, biru, ungu, dan lainnya, pada umumnya
banyak mengandung vitamin, khususnya vitamin A, dan antioksidan.
Vitamin diperlukan tubuh untuk membantu proses-proses
metabolisme di dalam tubuh, sedangkan antioksidan diperlukan untuk
merusak senyawa-senyawa hasil oksidasi, radikal bebas, yang
berpengaruh tidak baik bagi kesehatan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

I. IDENTIFIKASI MASALAH

Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya


umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang
melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapatkan makannan tambahan atau
pendamping ASI Banyak ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi
ibu, makanan tambahan sewaktu hamil dan menyusui, stress mental dan
sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari.
Tetpai tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.

II. PENGANTAR

Topik : Gizi seimbang

Sub Topik : Gizi seimbang pada bayi, balita dan remaja

Sasaran : Kader RW 11 Pulomas, Jakarta Timur

Hari/tanggal : Rabu, 10 Oktober 2018

Jam : 10.00-10.40 WIB

Waktu : 40 menit

Tempat : Aula Kebidanan Poltekkes Jakarta III

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )

Diharapkan para kader RW.11 Pulomas, Jakarta Timur dapat menambah


wawasan mengenai gizi seimbang pada bayi, balita dan remaja.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )

Memberikan wawasan tambahan kepada kader sehingga dapat


disoasialisakan kepada masyarakat setempat. Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan ini, diharapkan paraa kader RW 11 Pulomas, Jakarta Timur dapat
mengerti dan memahami tentang:
1. Gizi seimbang untuk bayi dibawah dua tahun

2. Gizi seimbang untuk usia 2-5 tahun

3. Gizi seimbang untuk remaja

V. MATERI

Terlampir

VI. METODE

1. Ceramah

2. Sharing

3. Tanya Jawab

VII. MEDIA

1. Materi SAP

2. Leaflet

3. Booklet

4. Presentasi

VIII. STRATEGI PENYULUHAN

K K K K K

K K K

M Pb RW
P P

P P

Keterangan :

Merah = Kader RW 11

Biru = Pemberi materi

Hijau = Moderator

Orange = Pembimbing dan RW

A. Cara
1. Persiapan alat untuk pelatihan gizi seimbang:
a) Leaflet
b) Snack
c) Cinderamata

2. Pelaksanaan:
a) Pembukaan
b) Penyampaian materi pelatihan
c) Tanya jawab
d) Menyimpulkan
e) Penutup
f) Pembagian cinderamata

B. Point-point Penyuluhan
1) Gizi seimbang untuk bayi dibawah dua tahun
2) Gizi seimbang untuk usia 2-5 tahun
3) Gizi seimbang untuk remaja
C. Penatalaksanaan
1. Pembukaan, perkenalan diri, dan penyampaian tujuan
2. Menjelaskan materi pembuka gizi seimbang pada bayi, balita dan remaja
3. Penyampaian point-point materi gizi seimbang pada bayi, balita dan remaja
4. Sesi tanya jawab
5. Menyimpulkan
6. Penutup
7. Pembagian cinderamata

IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 2 menit Pembukaan:

a. Memberi salam Menjawab salam

b. Perkenalan

c. Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan


pelatihan memperhatikan materi

d. Menyebutkan materi/pokok yang disampaikan


bahasan yang akan
disampaikan

3 22 menit Pelaksanaan/penyampaian Menyimak dan


materi: memperhatikan

4 5 menit Evaluasi Peserta bertanya

a. Memberi kesempatan mengenai masalah yang


kepada peserta untuk belum dipahami
bertanya

b. Moderator membacakan Mendengarkan dan


hasil pelatihan memperhatikan
6 5 menit Mengulas kembali hasil Menyimak dan
pelatihan gizi seimbang memperhatikan

7 5 menit Evaluasi Peserta bertanya

c. Memberi kesempatan mengenai masalah yang


kepada peserta untuk belum dipahami
bertanya

d. Moderator membacakan Mendengarkan dan


hasil penyuluhan memperhatikan

8 1 menit Penutup:

Mengakhiri pertemuan dengan Peserta menjawab


mengucapkan terimakasih dan salam
salam

X. EVALUASI

Metode evaluasi : Diskusi dan tanya jawab

Jenis pertanyaan : Lisan

MATERI PENYULUHAN

1. Gizi Seimbang Untuk Bayi Dibawah Dua Tahun


Agar bayi dan anak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal, orang
tua harus memperhatikan ASI dan makanan yang
dikonsumsinya. ASI merupakan satu - satunya makanan yang mengandung zat
gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan. Namun dengan
bertambahnya usia bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-
zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/
pendamping ASI atau yang biasa disebut dengan MPASI.
a. Pengertian MP ASI
Makanan pendamping ASI (MP ASI) merupakan makanan peralihan dari
ASI ke makanan keluarga yang mengandung zat gizi, diberikan pada anak
berumur 6–24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizinya selain dari ASI.
Peranan makanan tambahan sama sekali bukan untuk menggantikan ASI,
melainkan untuk melengkapi ASI.Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus
dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan
kemampuan pencernaan bayi/anak.

b. Pentingnya ASI dan MP ASI

1) Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang


pesat.
2) Sering diistilahkan sebagai periode emas atau masa
emas sekaligus masa kritis.
3) Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan
anak memperoleh asupan nutrisi yang sesuai untuk tumbuh kembang
optimal.
4) Sebaliknya apabila asupan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhannya,
maka periode emas ini akan berubah menjadi periode kritis.

Oleh karena itu, untuk mencapai tumbuh kembang optimal, Ibu bisa
memberikan ASI pada bayi usia 0-6 bulan.Dan ibu segera mulai
mengenalkan pemberian MPASI kepada bayinya yang sudah berusia 6 bulan.
Inilahmakanan bayi kedua yang menyertai pemberian ASI.

c. Alasan MP ASI baru diberikan pada bayi berusia 6 bulan

1) ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh


bayi sampai berumur 6 bulan
2) Menunda makanan padat sampai bayi berumur 6 bulan dapat
menghindarkan dari berbagai risiko penyakit
3) Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada
sistem pencernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang
4) Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk menjaga
kesediaan ASI

d. Dampak Pemberian MP ASI yang Tidak Tepat


1) Pemberian MPASI dini
Dampak secara langsung :

4. Gangguan pencernaan seperti diare, sulit BAB (Buang Air Besar),


muntah
5. Gangguan menyusui seperti mengurangi keinginan bayi untuk
menyusu sehingga frekuensi dan kekuatan bayi menyusu berkurang
yang berakibat produksi ASI juga berkurang
6. Meningkatkan resiko terkena infeksi (penyakit menular)

Dampak jangka panjang :

3. Peningkatan berat badan (obesitas) dan alergi makanan. Obesitas ini


bisa berlanjut hingga usia dewasa nanti
4. Gangguan pertumbuhan. Bila makanan yang diberikan kurang
bergizi dapat mengakibatkan anak menderita KEP (Kurang Energi
Protein)
2) Pemberian MPASI yang terlambat
 Menyebabkan bayi sulit untuk menerima makanan pendamping
 Menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi. Energi dan zat-
zat gizi yang dihasilkan ASI tidak mencukupi lagi kebutuhan bayi
setelah berusia 6 bulan

e. Tahapan Makanan Bayi dan Baduta


1) Usia 0-6 Bulan
 Makanan yang diberikan hanya berupa ASI
 Tanpa ada pemberian makanan atau minuman lain selain
ASI (ASI eksklusif)
 ASI diberikan setiap kali bayi menginginkan
 Sedikitnya 8 kali sehari, pagi siang, sore maupun malam.
2) Usia 6-9 Bulan
 Memperkenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk makanan
lumat (tekstur makanan cair dan lembut)
Contoh : bubur buah, bubur susu atau bubur sayuran yang
dihaluskan, bubur sumsum, nasi tim saring
 ASI tetap diberikan dimana ASI diberikan terlebih dahulu kemudian
makanan pendamping ASI.
 Frekuensi pemberian : 2-3 kali sehari makanan lumat
 ASI sesering mungkin. Jumlah setiap kali makan : 2-3 sendok makan
penuh setiap kali makan, secara bertahap ditingkatkan sampai 1/2
mangkuk berukuran 250 ml setiap kali makan
3) Usia 6 Bulan :
 Mulai dengan pemberian satu jenis buah yang dihaluskan. Seperti
pisang yang dihaluskan
 Pada waktu awal MP ASI diberikan, pastikan tekstur MP ASI tidak
terlalu cair atau encer. Hal ini dapat dilihat ketika sendok
dimiringkan bubur tidak langsung tumpah
 Pemberian ASI di sela-sela waktu makan utama

4) Usia 7-8 Bulan :


 Bisa diperkenalkan dengan tekstur makanan yang lebih kasar,
yaitu bubur tim saring
 Makanan sumber protein contohnya seperti ikan bisa diperkenalkan
pula pada usia ini
 Setelah secara bertahap diberikan tim saring, bayi bisa dikenalkan
dengan nasi tim tanpa disaring
5) Usia 9-12 Bulan
 Memberikan makanan pendamping ASI dalam bentuk makanan
lunak atau lembik (dimasak dengan banyak air dan tampak berair )
atau dicincang yang mudah ditelan anak
Contoh : bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri
 Untuk makanan selingan yang dapat dipegang anak diberikan di
antara waktu makan lengkap
 ASI masih tetap diberikan.
 Frekuensi pemberian : 3-4 kali sehari makanan lembek + 1-2 kali
sehari makanan selingan atau bergantung pada nafsu makan bayi +
Pemberian ASI. Jumlah setiap kali makan : ½ sampai dengan ¾
mangkuk berukuran 250 ml

6) Usia 9-10 bulan :


 Pemberian pure dan jus buah bisa diberikan seperti pada usia 6-8
bulan
 Bisa dengan kombinasi sampai dengan tiga jenis buah
 Bayi juga sudah bisa diberikan bubur saring
7) Usia 11-12 Bulan :
 Menu untuk usia 6-10 bulan bisa diberikan
 Bayi sudah bisa diberikan nasi tim
 Pada usia 12 bulan bisa diperkenalkan makanan dewasa tanpa
pemberian penguat rasa tambahan
8) Usia 12-24 Bulan
 Mulai memperkenalkan makanan yang berbentuk padat atau biasa
disebut denganmakanan keluarga, tetapi tetap mempertahankan rasa
 Menghindari memberikan makanan yang dapat mengganggu organ
pencernaan, seperti makanan terlalu berbumbu tajam, pedas, terlalu
asam atau berlemak.
 Finger snack atau makanan yang bisa dipegang seperti cookies,
nugget atau potongan sayuran rebus atau buah baik diberikan untuk
melatih keterampilan dalam memegang makanan dan merangsang
pertumbuhan giginya
 Pemberian ASI masih tetap diteruskan sampai anak berumur dua
tahun.
 Frekuensi pemberian : 3-4 kali sehari makanan keluarga + 1-2 kali
sehari makanan selingan atau bergantung pada nafsu makan bayi +
Pemberian ASI. Jumlah setiap kali makan : semangkuk
penuh berukuran 250 ml
f. Bahan Makanan untuk Membuat MPASI
1) Serealia dan Umbi-umbian
 Jenis serealia seperti beras, beras merah merupakan sumber utama
karbohidrat dan kayaakan vitamin B
 Pada tahap awal disarankan untuk memberikan satu jenis
sereal terlebih dahulu dikarenakan sereal berpotensi untuk
menimbulkan alergi pada bayi
 Kentang dan ubi terutama ubi merah, dapat dijadikan MP ASI
dengan merebus dan menghaluskannya hingga lembut terlebih
dahulu
2) Kacang-Kacangan
 Diperlukan bayi untuk memenuhi kebutuhan protein yang sangat
penting untuk pertumbuhan. Contohnya kacang hijau, kacang
kedelai, kacang merah, kacang polong dan lain-lain.
 Kacang tanah tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan alergi
atau pembengkakan pada tenggorokan sehingga bayi sulit bernafas
3) Sayur dan Buah
 Sayuran yang kaya akankandungan karotennya seperti sayuran
berwarna jingga dan hijau. Contohnya wortel, tomat merah, bayam,
kangkung, labu kuning dan lainnya.
 Sayuran mengandung gas seperti kol, kembang kol,
lobak sebaiknya tidak diberikankarena makanan tersebut dapat
membuat perut bayi kembung. Untuk buah sebaiknya pilih buah
yang berwarna jingga dan tidak asam seperti, pepaya, pisang, jeruk
manis, apel, melon, alpukat dan lainnya.
4) Bahan Pangan Hewani
 Bahan pangan hewani yang baik untuk bayi antara lain, daging
sapi dan ayam pilihan yang tidak berlemak, ikan
segar yang dihaluskan dan tanpaduri seperti fillet salmon, fillet ikan
kakap, dan fillet gurami, telur.
 Terkadang putih telur dapat memacu alergi. Sebaiknya diberikan
secara bertahap denganporsi kecil. Jika bayi alergi maka
segera dihentikan.
5) Lemak dan Minyak
 Memberi rasa lebih gurih dan makanan menjadi lebih lunak dan
mudah ditelan.
 Beberapa jenis lemak yang dapat ditambahkan antara lain mentega,
keju dan jenis minyak yang umum digunakan yaitu minyak kelapa,
santan, minyak kacang, minyak jagung dan lainnya.
g. Contoh Resep dan Cara Membuat MP ASI
1) Resep untuk Usia 6 Bulan
Jus Apel (Untuk 1 porsi)
Bahan: 100
gram apel manis, kulit dikupas
3 sendok makan ASI/ air masak/ susu formula cair
Cara membuat :
- Mengukus apel selama 5 menit atau hingga lunak
- Kemudian mengambil sari buah apel dengan menggunakan
saringan
- Menambahkan ASI/ air masak/ susu formula cair, lalu diaduk rata
- Jus apel siap diberikan pada bayi
2) Resep untuk Usia 7-8 Bulan
Pure Pepaya Pisang (Untuk 1 porsi)
Bahan :
40 gram pisang ambon, dikukus dan dikupas kulitnya
40 gram pepaya, dikupas kulitnya kemudian dikukus
3 sendok makan air
Cara Membuat :
- Memasukkan pisang, pepaya dan air ke dalam blender, kemudian
memblendernya hingga halus
- Menuang ke dalam mangkuk saji dan segera diberikan pada bayi
3) Resep untuk Usia 9-10 Bulan
Puding Buah Soya
Bahan :
300 ml susu kedelai
1 sendok makan agar-agar putih
50 gram papaya
50 gram melon
Cara membuat :
- Memblender pepaya, melon, agar-agar dan susu kedelai hingga halus
- Menuang ke dalam panci, dan merebusnya hingga mendidih dan
kental lalu diangkat
- Menunggunya hingga dingin, setelah itu siap diberikan pada bayi
4) Resep untuk Usia 11-12 Bulan
Tim Nasi Jamur Ayam
Bahan :
100 gram nasi putih
50gram jamur kancing, dicincang kasar
75 gram daging ayam giling
25 gram tahu putih dihaluskan
¼ bawang Bombay dicincang halus
5 sendok makan kaldu
Cara Membuat :
- Mencampur semua bahan dan mengaduknya hingga rata
- Memasukkan ke dalam wadah tahan panas, kemudian mengukusnya
hingga matang (± 20 menit ),lalu diangkat
- Menunggu hingga dingin dan siap untuk disajikan
5) Resep untuk Usia 1 Tahun Ke Atas Sandwich Saus Buah (Untuk 1 porsi)
Bahan :
3 lembar roti tawar
1 lembar keju
Selai pisang
Madu
Cara Membuat :
- Mengambil selembar roti tawar, mengolesi dengan selai pisang
- Menaruh selembar roti tawar di atasnya dan mengolesi madu serta
menambahkan keju
- Menutup dengan roti tawar terakhir, lalu siap disajikan

4. Gizi Seimbang Untuk Usia 2-5 tahun


1. Definisi Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-
organ, serta menghasilkan energi.
Menurut Drs. Joko Pekik Irianto M.Kes. didalam bukunya Panduan Gizi
Lengkap Keluarga dan Olahragawan (2007: 2), istilah gizi berasal dari bahasa
arab “giza” yang berarti zat makanan. Didalam bahasa inggris dikenal dengan
istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan
ilmu gizi.
2. Definisi Makanan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, makanan adalah:
- Segala sesuatu yangg dapat dimakan (seperti lauk-pauk, kue)
- Segala bahan yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk
atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua
proses dalam tubuh. Didalam Buku Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan
Olahragawan, makanan mengandung banyak unsur seperti karbohidrat, lemak,
vitamin, protein, air, mineral dan lain sebagainya yang dikelompokkan sesuai
kegunaannya menjadi 3 yaitu :
1) Sumber Tenaga
 Karbohidrat
Adalah satu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula, pati, dan serat
yang mengadung atom C, H dan O dengan rumus kimia Cn(H2O)n yang
terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung, gandum, umbi-umbian
dan terbentuk melalui proses asimilasi dalam tumbuhan.
 Lemak
Adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan alkohol
organik yang disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang dapat mencair
dalam suhu biasa disebut minyak. Sedangkan dalam bentuk padat disebut
lemak. Sperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas molekul C, H dan
Obdengan jumlah atom lebih banyak misalnya stearin C57 H10 O6.
 Protein
Adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atas
atom-atom C,H, O dan N.
2) Sumber Zat Pembangun
Zat yang tergolong sebagai zat pembangun adalah, diantaranya.
 Protein
Protein merupakan zat pembentuk sel tumbuhan, hewan dan manusia,
kurang lebih ¾ zat padat tubuh adalah protein. Oleh karena itu protein
disebut zat pembangun.
 Air
Merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia. Kurang
lebih 60-70% berat badan tubuh orang dewasa berupa air sehingga air
sangat diperlukan oleh tubuh terutama bagi mereka yang memerlukan
kegiatan olahraga atau kegiatan berat.
3) Sumber Zat Pengatur
 Vitamin
Adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik seperti
pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan reproduksi. Vitamin
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari bahan
makanan. Vitamin digolongkan dalam dua kelompok yaitu:
Vitamin larut dalam air
Terdiri dari vitamin B dan vitamin C. jenis vitamin ini tidak
dapatdisimpan dalam tubuh. Kelebihan vitramin ini akan dibuang melalui
urine.
Vitamin larut dalam lemak
Terdiri dari vitamin A, D, E, dan K. jenis vitamin ini dapat disimpan
dalam tubuh dengan jumlah cukup besar terutama dalam hati.
 Mineral
Adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumalah kecil
untuk membantu reaksi funsional tubuh misalnya untuk memelihara
keteraturan metabolisme. Kurang lebih 4% berat tubuh manusia tersiri
dari mineral.
Secara umum fungsi mineral dalam tubuh adalah sebagai berikut:
- Menyediakan bahan sebagai komponen penyusun tulang dan gigi.
- Membantu fungsi organ, memlihara irama jantung, kontraksi otot,
konduksi syaraf dan keseimbangan asam basa.
- Memelihara keteraturan metabolism.
3. Kebutuhan Gizi Pada Balita
1. Kebutuhan Gizi Bagi Balita
Kebutuhan nutrisi pada balita sangatlah penting pada masa pertumbuhan
balita. Berikut beberapa kebutuhan yang perlu dipenuhi oleh balita.

a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah


di setiap makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi
kelaparan dan berat badan menurun.. apabila jumlah kalori yang tersedia
atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat
menyebabkan terjadi peningkatan berat badan. Jumlah karbohidrat yang
cukup dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa,
sirup, tepung, dan sayur-sayuran.

Porsi terbesar dari energi tubuh (40- 50 %) kebutuhan kalori berasal


dari karbohidrat. Karbohidrat merupakan makanan utama yang
terjangkau oleh masyarakat. Karbohidrat disimpan terutama dalam
bentuk glikogen dalam jaringan hati dan otot. Bila energi tidak terdapat
dari karbohidrat, maka diambil dari protein dan lemak.

karbohidrat didapat dalam bentuk :

a. Monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa)

b. Disakarida (laktosa, sukrosa, maltosa, isomaltosa)

c. Polisakarida (tepung, dektrin, glikogen, selulosa)


b. Lemak

Pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar


kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Lemak
berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak
yaitu vitamin A, D, E dan K.

Jumlah dan jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh bagi


perkembangan dan pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi melalui
kandungan kalori atau energi yang dimiliki dan peranan asam-asam
lemak tertentu yang terdapat di dalamnya. Selama masa penyapihan ,
konsumsi lemak harus dijaga jangn sampai terlalu rendah dari jumlah
yang dibutuhkan. Penggunaan lemak, terutama minyak nabati dalam
makanan sapihan atau makanan tambahan bagi balita adalah cara efektif
untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.

Lemak merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktifitas


fisik bagi balita. Kebutuhan energi ini akan terpenuhi jika konsumsi
lemak/minyak hanya menyumbang 15 persen atau kurang dari total
energi yang dibutuhkan perhari. Sampai umur dua tahun, lemak yang
dikonsumsi oleh anak disamping sebagai sumber energi, harus dilihat
juga dari segi fungsi strukturalnya. Lemak akan menghasilkan asam-
asam lemak dan kolestrol yang ternyata dibutuhkan untuk membentuk
sel-sel membran pada semua organ.

c. Protein

Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan


protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup
penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai
larutan untuk menjaga keseimbangan osmoyik plasma. Protein terdiri
dari dua puluh empat asam amino, di antaranya sembilan asam amino
esensial (treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin,
metionin, dan histidin) dan selebihnya asam amino nonesensial. Jika
jumlah protein dalam tubuh tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal.
Jika jumlahnya kurang, dapat menyebabkan kelemahan, edema, bahkan
dalam kondisi lebih buruk dapat menyebabkan kwashiorkor (kurang
protein) dan marasmus (kurang protein dan kalori). Komponen zat ggizi
protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju,
kedelai, kacang, buncis, dan padi-padian.

d. Air

Air merupakan kebutuhan nutris yang sangat penting, mengingat


kebutuhan air pada balita mencapai 75-80% dari berat badan. Air bagi
tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran seluler.

e. Mineral

Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok


mikro, yaitu:

1. Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan


struktur tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas saraf, koagulasi darah,
kerja jantung dan produksi susu. Kalsium akan dieksresikan 70% dalam
tinja, 10% dalam urin, sedangkan 15-25% bertahan dan tergantung dalam
keceptan pertumbuhan.

2. Klorida sangat berguna dalam pengeluaran tekanan osmotik serta


keseimbangan asam dan basa. Klorida dapat diperoleh dari garam,
daging, susus dan telur.

3. Kromium berguna untuk metabolism glukosa dan metabolism


dalam insulin. Kromium dapat diperoleh dari ragi.
4. Tembaga berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan
hemoglobin, penyerapan besi dan lain-lain. Tembaga dapat diperoleh dari
hati, daging, ikan, padi, dan kacang-kacangan.

5. Flour mnerupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan


struktur gigi dan tulang, sehingga jika kekurangan dapat menyebabkan
karies gigi. Sumber flour terdapat dsalam air, makanan laut, dan tumbuh-
tumbuhan.

6. Iodium harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab


kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Iodium dapat
diperoleh dari garam.

7. Zat besi merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur


hemoglobin untuk pengangkutan CO2 dan O2. Kekurangan zat besi
dapat mengakibatkan anemia dan osteoporosis. Sedangkan kelebihan
dapat mengakibatkan sirosis, gastritis, dan hemolisis. Zat besi dapat
diperoleh dari hati, daging, kuning telur, sayuran hijau, padi, dan
tumbuhan.

8. Maknesium berguna dalam aktifitas enzim pada metabolisme


karbohidrat dan sangat penting dalam proses metabolisme. Kekurangan
mangnesium menyebabkan hipokalsemia atau hipokalemia, magnesium
dapat diperoleh dari biji-bijian, kacang-kacangan, daging dan susu.

9. Mangan berfungsi dalam aktifitas enzim. Mangan dapat diperoleh


kacang-kacangan padi, biji-bijian, dan sayur-sayuran hijau.

10. Fosfor merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan


gigi. Kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan otot.fosfor dapat
diperoleh dari susu, kuning telur, kacang-kacangan,padi-padian dan lain-
lain.
11. Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran implus saraf,
keseimbangan cairan, dan pengaturan irama jantung. Kalium dapat
diperoleh dari semua makanan.

12. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotik serta


pengaturan keseimbangan asam dan basa, dan cairan. Kekurangan cairan
dapat mengakibatkan kram otot, nausea, dehidrasi dan hipotensi. Natrium
dapat diperoleh dari garam, susu,telur,tepung dan lain-lain.

13. Sulfur merupakan unsur pokok protein seluler yang membantu


proses metabolism jarinagn saraf. Sulfur dapat di peroleh dari makanan
protein.

14. Seng merupakan unsur pokok dari beberapa enzim karbonik


anhidrase yang penting dalam pertukaran CO2.seng dapat diperoleh dari
daging ,padi-padian,kacang-kacangan,dan keju.

f. Vitamin

Jika kita hendak menentukan makanan yang tepat untuk seorang anak,
maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrient dengan


menggunakan data tentang kebutuhan nutrient.

2. Menentukan jenis bahan makanan yang dipilih untuk


menterjemahkan nutrient dari berbagai macam bahan makanan.

3. Menentukan jenis makanan akan diolah sesuai dengan hidangan


(menu) yang dikehendaki.

4. Menentukan jadwal waktu dan menentukan hidangan. Perlu pula


ditentukan cara pemberian makan, misalnya dengan cara makan biasa,
dengan pipa penduga (sonde) dan lain lain.
5. Memperhatikan masukan yang terjadi terhadap hidangan tersebut.
Perlu dipertimbangkan kemungkinan factor kesukaan dan ketidaksukaan
terhadap suatu makanan.

Faktor-faktor yang perlu diperlukan untuk pengaturan makan yang tepat


adalah:

a. Umur

b. Berat Badan

c. Diagnosis dari penyakit, tahap serta keadaaan penyakit

d. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan

e. Kebiasaan makan, kesukaan dan ketidaksukaan, akseptabilitas


dari makanan dan toleransi anak terhadap makanan yang diberikan.

Dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut di


atas, umumnya tidak akan banyak terjadi kekeliruan dalam mengatur
makan untuk seorang anak.

2. Total Energi dan Parenteral nutrisi

Komisi ahli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukan bahwa asupan


dari kalori harus disesuiakan dengan berat badan selama masa
pertumbuhan.

Nelson tidak membedakan jenis kelamin dalam masa remaja. Perbedaan


tersebut sebenarnya diperlukan, mengingat dalam masa remaja terjadi
perbedaan dari permulaan pubertas dan juga perbedaan rekruitmen dari
nutrient lain.
Kalori yang diberikan akan digunakan untuk:

a. Metabolism basal: bayi membutuhkan 55 kal/kgBB/hari,


kemudian pada usia selnjutnya berkurang dan setelah dewasa menjadi
25-30 kal/kgBB/hari. Metabolism basal meningkat 10% untuk tiap
kenaikan suhu 10C.

b. Specific dynamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang


diperlukan diatas keperluan metabolism basal, yang disebabkan oleh
peristiwa makan dan mencerna makanan. Pada masa bayi rata-rata 7-8%
dari seluruh masukan kalori, sedangkan pada anak kira-kira 5% bila
diberikan makanan biasa.

c. Pembuangan ekskreta (sisa yang tidak terpakai): biasanya tidak


lebih dari 10%.

d. Aktifitas jasmani : 15-25 kal/kgBB/hari. Pada saat sangat aktif


dapat mencapai 50-80 kal/kgBB untuk waktu yang singkat, misalnya saat
berolahraga (atletik, berenang, dan sebaginya).

e. Pertumbuhan merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan


untuk keperluan tersebut diatas dan merupakan kalori yang disimpan.

Bergantung pada fase pertumbuhan, pad hari-hari permulaan kira-kira


20-40 kal/kgBB/hari, kemudian berkurang sehingga pada akhir masa bayi
menjadi 15-25 kal/kgBB/hari. Pada masa remaja kenutuhan kalori untuk
pertumbuhan akan menigkat lagi.

3. TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI PADA BALITA

Adapun tujuan dari pemberian nutrisi pada Balita ini adalah sebagai berikut:

1. Mencapai berat badan normal dan mempertahankannya;


2. Mempertahankan status gizi dalam keadaan baik;

3. Menyediakan zat gizi untuk menjamin tumbuh kembang dan

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi; dan,

4. Membina kebiasaan makan yang baik, menumbuhkan pengetahuan


tentang makan dan makanan yang baik pada anak

4. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP NUTRISI


PADA BALITA

Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF


dan telah digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan
penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung,
tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirman
dalam materi Aksi Pangan dan Gizi nasional , penyebab kurang gizi dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang
mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan
makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Balita yang mendapat
makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat
menderita kurang gizi. Demikian pada Balita yang makannya tidak cukup
baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit.
Kenyataannya baik makanan maupun penyakit secara bersama-sama
merupakan penyebab kurang gizi.

Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga,


pola pengasuhan Balita, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan
lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang
cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga
untuk menyediakan waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak agar
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan sosial.
Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air bersih
dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh seluruh
keluarga.

Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan,


pengetahuan, dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan,
pengetahuan dan ketrampilan terdapat kemungkinan makin baik tingkat
ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan Balita dan
keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan
pangan keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan
daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.

5. INTEPRETASI BERAT BADAN IDEAL ANAK BALITA

Mengukur Berat Badan Normal anak balita sudah ditentukan secara


internasional yaitu dengan menggunakan standar WHO-NCHS atau juga
bisa dengan melihat Kartu Menuju Sehat (KMS) tumbuh kembang balita,
seperti terlihat pada gambar disamping, setiap anak mempunyai pola
pertumbuhan dan perkembangan berat badan ideal (baik), yang penting
adalah bertambah umur bertambah berat badan dan pola terlihat jelas, tidak
tiba-tiba naik berat badan bulan ini, bulan berikutnya turun lagi kemudian
naik lagi. Cara diatas menentukan BBI anak balita hanya cara praktis yang
bisa langsung digunakan tampa harus melihat pedoman seperti pada standar
WHO-NCHS atau juga kartu menuju sehat yang biasa dilihat di posyandu.

6. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK BALITA

Kebutuhan protein per hari (per kg BB)


Usia Berat badan Tinggi badan (cm) Protein (gr)
(kg)

0-6 bulan 6 60 10

7-12 bulan 8,5 71 18

1-3 tahun 12 90 25

4-5 tahun 18 110 39

Table 1. Kebutuhan protein per hari (per kg BB)

Kecukupan gizi yang dianjurkan (menurut data Departemen kesehatan


RI,1968). Dalam daftar tersebut tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak
dicantumkan, akan tetapi Nelson (1969) mengemukakan angka 400 untuk
semua umur.

Gol Ca Fe Vit.A Tiamin Riboflavin Niasin Vit.C Vit


Umur (g) (g) sebagai (mg) (mg) (mg) (mg) D
Karotin (mg
(mg) )

Bayi 0,6 8 1200 0,4 0,5 6 25 (40


6-12bln 0)

Balita 0,5 8 1500 0,5 0,7 8 30


1-3 thn
0,5 10 1800 0,6 0,9 9 40
4-5 thn
0,5 10 2400 0,8 1,0 13 50

Table 2. kebutuhan akan zat nutrisi.


Kebutuhan energi Balita diatas 1 tahun.

Umur Anak Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari)


FAO (1971) Nelson (1969)

1 112 110
1-3 101 100
4-5 91 90

Table 3. Keb. Energy Balita

Pemenuhan gizi pada setiap balita merupakan suatu keharusan karena hal ini
sangat berpengaruh pada masa depan si buah hati, terutama pada 5 tahun
pertama, karena apa yang terjadi selama 5 tahun pertama tersebut sangat
menentukan tahun demi tahun pertumbuhan dan perkembangannya. Hal
inilah yang seharusnya mendasari setiap orang tua untuk berusaha agar Gizi
Balitanya terpenuhi semaksimal mungkin.

Berikut beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan oleh setiap balita yang
sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya.

1. Vitamin A, D, E dan K

Ke-4 vitamin ini sangat vital bagi pertumbuhan balita. Jadi, usahakan agar
asupan vitamin ini terpenuhi setiap harinya. Seperti ketahui, vitamin A
sangat baik untuk penglihatan dan kesehatan kulit balita, sedangkan vitamin
D berperan penting dalam meningkatkan penyerapan kalsium serta
membantu pertumbuhan tulang dan gigi anak. Sementara vitamin E
memiliki antioksidan yang membantu pertumbuhan sistem syaraf dan
pertumbuhan sel. Vitamin K membantu pembekuan darah.
2. Kalsium

Merupakan mineral yang sangat dibutuhkan oleh balita dalam pembentukan


massa tulangnya. Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang
kuat sehingga balita Anda terhindar dari patah tulang ketika mulai belajar
memanjat dan aktif bermain. Kebutuhan harian balita akan kalsium
umumnya sebesar 500mg/hari. Sumber makanan dari kalsium antara lain
susu, keju, tahu, brokoli, tomat, oatmeal, kacang-kacangan, dan ikan
salmon.

3. Vitamin B dan C

Fungsi dari vitamin B antara lain meningkatkan sistem syaraf dan imun
tubuh balita, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur metabolisme
tubuh. Sementara vitamin C berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat
besi dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.

Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B antara lain beras


merah, pisang, kacang-kacangan, ikan, daging dan telur. Sementara untuk
memenuhi gizi balita Anda dengan vitamin C yang dapat memperolehnya
dari tomat, kentang, stroberi serta sayur-sayuran hijau.

4. Zat Besi

Balita sangat membutuhkan zat besi terutama untuk membantu


perkembangan otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan zat besi tidak
terpenuhi, kemungkinan ia akan mengalami kelambanan dalam fungsi kerja
otak. Sumber makanan yang mengandung zat besi antara lain daging, ikan,
brokoli, telur, bayam, kedelai serta alpukat.

C. MASALAH GIZI PADA BALITA

Masalah kesehatan yang biasa terjadi pada balita yang berhubungan dengan
masalah pemenuhan gizinya yaitu, diantara lain.

1. Anemia Defisiensi Besi

Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam
makanan, terutama pada anak yang terlalu banyak mengonsumsi susu
sehingga menegendurkan keinginan untuk menyantap makanan lain. Untuk
mengatasi keadaan ini, disamping memberikan suplementasi zat besi. Anak
harus pula diberi dan dibiasakan menyantap makanan yang mengandung
banyak besi. Sementara itu, sebagian susu diganti dengan air atau air jeruk.
Meski tidak mengandung besi, air jeruk kaya akan vitamin C yang dapat
membantu penyerapan besi.

2. Penyakit Kronis

Penyakit yang tidak menguras cadangan energi sekalipun, jika berlangsung


lama dapat mengganggu pertumbuhan karena menghilangkan nafsu makan
anak. Di samping itu, ada pula jenis penyakit yang menguras cadangan
vitamin A.

3. Berat Badan Berlebih

Jika tidak tertasi, berat badan berlebih (apalagi jika telah mencapai obesitas)
akan berlanjut sampai remaja dan dewasa. Sama seperti orang dewasa,
kelebihan berat badan anak terjadi karena ketidakseimbangan antara energi
yang masuk dengan keluar, terlalu banyak makan, terlalu sedikit olahraga,
atau keduanya. Berbeda dengan dewasa, kelebihan berat anak tidak boleh
diturunkan, karena penyusutan berat akan sekaligus menghilangkan zat gizi
yang diperlukan untuk pertumbuhan. Laju pertambahan berat selayaknya
dihentikan atau diperlambat sampai proposi berat terhadap tinggi badan
kembali normal. Perlambatan ini dapat dicapai dengan cara mengurangi
makan sambil memperbanyak olahraga.

4. Pica

Yaitu mengonsumsi sesuatu bukan makanan, semisal debu, tergolong ke


dalam pica. Perilaku tersebut tidak membahayakan hidup anak sejauh dia
tidak menyantap zat toksik. Pica harus dibedakan dengan ‘kebiasaan’ anak,
terutama balita, memasukkan barang kedalam mulut. Pada masa balita, anak
menggunakan mulut untuk belajar, misal menggigiti kelereng, dan ini bukan
pica.

5. Televisi

Sesungguhnya bukan televisi yang menimbulkan masalah gizi, melainkan


dampak tayangnya, terlebih iklan yang dilakonkan oleh anak. Pemirsa anak
yang belum dapat berpikir kritis mudah terbujuk dan hampir seketika
menyukai, misalkan keripik kentang, permen, atau makanan lain yang “tak
bergizi” yang iklannya dibintangi oleh sebaya mereka. Iklan makanan anak
bergizi jarang sekali ditayangkan. Hal ini sulit sekali diatasi. Satu-satunya
cara yang efektif untuk menghindarkan tayangan “buruk” itu adalah dengan
mematikan TV atau memindahkan ke saluran lain, yaitu saluran yang tidak
menayangkan iklan ketika iklan yang tidak diinginkan itu tampil di layar
TV. Jika anak (besar) sudah dapat diajak berkomunikasi, berikan pengajaran
tentang dampak negative makanan yang diiklankan.
6. Berat Badan Kurang

Kekurangan berat yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh


merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan
yang buruk. Sama seperti masalah klebihan berat, langkah penanganan
harus didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahannya.

7. Alergi

Secara literal, alergi makanan diartikan sebagai respons tidak normal


terhadap makanan yang orang biasa dapat menoleransinya. Alergi makanan
tidak jarang terlihat pada anak (5-8%) dan dewasa (1-2%), terutama mereka
yang memiliki riwayat keluarga sebagai penderita alergi. Angka kejadian ini
akan terus meningkat sama seperti kasus alergi lain semisal atopic atau
asma.

Bergantung pada jenis makanan yang disantap, alergi boleh jadi bersifat
sementara atau bahkan menetap. Alergi yang dipicu oleh susu, kedelai, telur,
dan tepung terigu dapat reda sendiri, sementara yang disebabkan oleh
kacang, ikan dan kerang cenderung menetap. Kebanyakan alergi susu
muncul pada tahun pertama kehidupan ketika anak diperkenalkan pada susu
sapi atau susu formula yang dibuat dari susu sapi. Alergi ini didapat mereda
sejalan dengan pertambahan usia, kecuali mereka yang memang bersifat
‘atopik’.

Prefalensi alergi terhadap telur diperkirakan sekitar 1,6-2,6% dari populasi


anak. Dikalangan penderita dermatitis atopic, angka ini lebih tinggi lagi.
Reaksi alergi terlihat kira-kira 30 menit setelah santap, yang termanifestasi
sebagai gangguan kulit (85%), saluran cerna saluran cerna (60%), dan
pernapasan (40%). Memasuki usia sekolah, sebagian anak (44%) kembali
dapat menikmati telur tanpa khawatir alergi, sementara sisanya (56%) tidak.

Angka prevasi terhadap kacang hanya menyentuk angka 0,6%. Gejala yang
muncul pada kali pertama menyantap kacang terjadi kurang dari 30 menit
(90%), bermanifestasi mulai dari gangguan kulit hingga pernapasan. Gejala
akan semakin berat (40% pada santapan berikutnya). Sementara 20% anak
yang tadinya alergi justru dapat mengunyah kacang dengan aman pada
santapan berikutnya

Gizi Seimbang untuk Remaja

2.1 Definisi

2.1.1 Pengertian Gizi

Gizi berasal dari kata bahasa Arab "Ghidza" yang berarti makanan. llmu gizi
berkaitan dengan makanan dan berkaitan pula dengan tubuh manusia. Kata
gizi selain berkaitan dengan kesehatan juga berkaitan dengan potensi
ekoncmi seseorang, yaitu berhubungan dengan perkembangan otak,
kemampuan belajar dan produktifitas kerja. (Drs. Syafrizar M,Pd, Welis,
Wilda S,P,M.Kes. 2008.Ilmu Gizi. Padang: Wineka Media.)

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di


konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transfortasi,
penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan dan fungsi normal dari organ-organ serta
menghasilkan energy.

2.1.2 pengertian Gizi Seimbang


Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan
mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.

Konsumsi makan sehari-hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok
umur. Konsumsi makanan harus memperhatikan prinsip 4 pilar yaitu
anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan
mempertahankan berat badan normal. (Kemenkes RI.2014.Pedoman Gizi
Seimbang. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA.)

2.1.3 Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia,


menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2003).

Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan
antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi
perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-
fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual (Kartono, 1995).

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa
Latin adolescare yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala memandang masa
puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang
kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu
mengadakan reproduksi (Ali & Asrori, 2006).

2.2 Pentingnya Gizi Seimbang Untuk Remaja


Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena masih mengalami pertumbuhan.
Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibanding
usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak. 1

1. Energi

Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja


adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan di
sekolah maupun diluar sekolah. Widyakarya Nasional Pangan Gizi VI
(WKNPG VI) menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk
remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-
laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar
60% berasal dari sumber karbohidrat yaitu: beras, terigu dan hasil olahannya
(mie, spagetti, makaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula
dan lain-lain. 7

2. Protein

Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses


pertumbuhannya yang sedang terjadi. Kecukupan protein bagi remaja
adalah1,5-2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah
48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki 7

3. Kalsium

Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Pada
masa pertumbuhan, apalagi pada masa growth spurt, Kalsium adalah zat gizi
yang penting untuk diperhatikan. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa
muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk
laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya.
Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan lain-
lain.7
4. Besi

Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya


pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena
ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi hemoglobin (Hb).
Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang
tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi.
Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi
dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau
mereka dengan kehilangan besi yang meningkatkan, akan mengalami
anemia gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan faktor
pembatas untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya
kebutuhan mereka akan zat besi. 7

5. Seng (Zinc)

Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja,


terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk
remaja dan dewasa muda perempuan dan laki-laki.7

2.3 Masalah gizi pada remaja

1. Obesitas

Obesitas adalah kegemukan atau kelebihan berat badan. Di kalangan remaja,


obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena dapat
menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan
psikologis yang serius. Belum lagi kemungkinan diskriminasi dari
lingkungan sekitar. Dapat di bayangkan jika obesitas terjadi pada remaja,
maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya
diri. Berdasarkan data dari Riskesdas 2007, prevalensi obesitas sentral pada
usia 15-24 tahun adalah 8,09%16
Penelitian yang dilakukan oleh Rollan Cahcera (2000) terhadap remaja pada
beberapa wilayah di Eropa Barat menemukan bahwa terjadi peningkatan
prevalensi obesitas pada remaja. Rata-rata asupan energi para remaja
tersebut terlihat adekuat, namun konsumsi lemak jenuh menunjukkan
peningkatan dan konsumsi serat justru menurun. Rata-rata asupan
mikronutrient menunjukkan angka yang sesuai dengan standar. Namun pada
remaja putri asupan zat besi dan kalsium masih rendah. Selain itu,
ditemukan juga masalah-masalah seperti merokok, mengkonsumsi makanan
dengan kualitas gizi yang rendah dan diet yang salah17. Al sendi juga
menemukan hal serupa di Bahrain. Terlihat terjadi peningkatan prevalensi
obesitas pada remaja. 18 Lazeery di Italia justru menemukan trend yang
berbeda. Dimana dari tahun ke tahun, prevalensi obesitas pada remaja di
Tuscany Italia justru mengalami penurunan. Dan penurunan tersebut
berbanding lurus dengan peningkatan kelompok umur pada remaja19.

2. Kurang Energi Kronis (KEK)

Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis (KEK) pada
umumnya disebabkan karena makan terlalu sedikit. Penurunan berat badan
secara drastis pada remaja perempuan memiliki hubungan erat dengan
faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang kurang
seksi oleh lawan jenis 1. Makan makanan yang bervariasi dan cukup
mengandung kalori dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi
dan kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti
daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu perlu dikonsumsi oleh para
remaja tersebut sekurang-kurangnya sehari sekali.

3. Anemia

Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita


anemia9. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan
eritrosit lebih rendah dari normal. Pada laki-laki hemoglobin normal adalah
14 – 18 gr % dan eritrosit 4,5 -5,5 jt/mm3. Sedangkan pada perempuan
hemoglobin normal adalah 12 – 16 gr % dengan eritrosit 3,5 – 4,5
jt/mm3.Remaja putri lebih mudah terserang anemia karena :

Pada umumnya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang


kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani,
sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.

a. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan


makanan.

b. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi,


khususnya melalui feses.

c. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi ±
1,3 mg perhari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria.

2.4 kebutuhan gizi pada remaja

a. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama


keluarga

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan agar anak
makan secara teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau makan pagi,
makan siang dan makan malam. Untuk menghindarkan/mengurangi anak-
anak mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan tidak bergizi dianjurkan
agar selalu makan bersama keluarga. Sarapan setiap hari penting terutama
bagi anak-anak oleh karena mereka sedang tumbuh dan mengalami
perkembangan otak yang sangat tergantung pada asupan makanan secara
teratur.

Dalam satu hari kebutuhan tubuh untuk energi, protein, vitamin, mineral
dan juga serat disediakan dari makanan yang dikonsumsi. Dalam sistem
pencernaan tubuh, makanan yang dibutuhkan tidak bisa sekaligus
disediakan tetapi dibagi dalam 3 tahap yaitu tahap makan pagi, tahap makan
siang dan tahap makan malam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar
40% anak sekolah tidak makan pagi. Akibatnya jumlah energi yang
diperlukan untuk belajar menjadi berkurang dan hasil belajar kurang bagus.
Pada tubuh seseorang yang normal, setelah tidur 8-10 jam dan tidak
melakukan kegiatan makan dan minum (puasa) kadar gula darah berada
pada kisaran yang normal yaitu 80 g/dl. Apabila tidak melakukan kegiatan
makan terutama makanan yang mengandung karbohidrat kadar gula darah
akan menurun karena gula dipakai sebagai sumber energi.

Oleh karena itu makan pagi sangat penting untuk menambah gula darah
sebagai sumber energi. Pada anak sekolah makan pagi sangat dianjurkan
sehingga pada saat menerima pelajaran (1-2 jam setelah makan) gula darah
naik dan dapat dipakai sebagai sumber energi otak. Otak mendapat energi
terutama dari glukosa. Pada proses belajar otak merupakan organ yang
sangat penting untuk menerima informasi, mengolah informasi, menyimpan
informasi dan mengeluarkan informasi.

Dalam melakukan makan pagi sebaiknya dipenuhi kebutuhan zat gizi bukan
hanya karbohidrat saja tetapi juga protein, vitamin dan mineral. Porsi kecil
disediakan untuk makan pagi karena jumlah yang disediaakan cukup 20-25
% dari kebutuhan sehari. Dengan membiasakan diri melakukan makan
pagi, dapat dihindari makan yang tidak terkontrol yang akan meningkatkan
berat badan. Makan pagi dengan cukup serat akan membantu menurunkan
kandungan kholesterol darah sehingga dapat terhindar dari penyakit jantung
akibat timbunan lemak yang teroksidasi dalam pembuluh darah.

Makan pagi pada anak sekolah sebaiknya dilakukan pada jam 06.00 atau
sebelum jam 07.00 yaitu sebelum terjadi hipoglikemia atau kadar gula darah
sangat rendah. Menu yang disediakan sangat bervariasi selain sumber
karbohidrat yang berupa nasi, mie, roti, umbi juga sumber protein seperti
telur, tempe, olahan daging atau ikan, sayuran dan buah. Susu dan hasil
olahannya (yoghurt, keju, dll) merupakan minuman atau makanan dengan
kandungan zat gizi yang cukup lengkap yang setara dengan telur. Konsumsi
ikan, telur dan susu bagi kelompok usia 6-19 tahun sangat membantu
pertumbuhan dan perkembangan. Persiapan makanan untuk makan pagi
yang waktunya sangat singkat perlu dipikirkan dan dipertimbangkan menu
yang cocok, dan cukup efektif dipergunakan sebagai menu makan pagi dan
telah memenuhi kebutuhan zat gizi.

b. Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya

Ikan merupakan sumber protein hewani, sedangkan tempe dan tahu


merupakan sumber protein nabati. Protein merupakan zat gizi
yang berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan sel atau jaringan yang
sudah terbentuk, dan untuk mengganti sel yang sudah rusak, oleh karena itu
protein sangat diperlukan dalam masa pertumbuhan. Selain itu juga protein
berperan sebagai sumber energi. Konsumsi protein yang baik adalah yang
dapat memenuhi kebutuhan asam amino esensial yaitu asam amino yang
tidak dapat disintesa didalam tubuh dan harus diperoleh dari makanan.

Protein hewani memiliki kualitas yang lebih baik dibanding protein nabati
karena komposisi asam amino lebih komplit dan asam amino esensial juga
lebih banyak. Berbagai sumber protein hewani dan nabati mempunyai
kandungan protein yang berbeda jumlahnya dan komposisi asam amino
yang berbeda pula. Oleh karena itu mengonsumsi protein juga dilakukan
bervariasi. Dianjurkan konsumsi protein hewani sekitar 30% dan nabati
70%.

Ikan selain sebagai sumber protein juga sumber asam lemak tidak jenuh dan
sumber mikronutrien. Konsumsi ikan dianjurkan lebih banyak daripada
konsumsi daging.

Sumber protein nabati dari kacang-kacangan ataupun hasil olahnya seperti


tahu dan tempe banyak dikonsumsi masyarakat. Kandungan protein pada
tempe tidak kalah dengan daging.Tempe selain sebagai sumber protein
juga sebagai sumber vitamin asam folat dan B12 serta sebagai sumber
antioksidan. Tempe, kacang-kacangan dan tahu tidak mengandung
kolesterol. Konsumsi tempe sekitar 100g (4 potong sedang) per hari cukup
untuk mempertahankan tubuh tetap sehat dan kolesterol terkontrol dengan
baik.

Daging dan unggas (misalnya ayam, bebek,burung puyuh, burung dara)


merupakan sumber protein hewani. Daging dan unggas selain sebagai
sumber protein juga sumber zat besi yang berkualitas sehingga sangat
bagus bagi anak dalam masa pertumbuhan. Namun ada halyang harus
diperhatikan bahwa daging juga mengandung kolesterol dalam jumlah yang
relatif tinggi, yang bisa memberikan efek tidak baik bagi kesehatan.

c. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan

Masyarakat Indonesia masih sangat kekurangan mengonsumsi sayuran dan


buah-buahan,63,3% anak > 10 tahun tidak mengonsumsi sayuran dan 62,1%
tidak mengonsumsi buah-buahan. Padahal sayuran di Indonesia banyak
sekali macam dan jumlahnya. Sayuran hijau maupun berwarna selain
sebagai sumber vitamin, mineral juga sebagai sumber serat dan senyawa
bioaktif yang tergolong sebagai antioksidan. Buah selain sebagai sumber
vitamin, mineral, serat juga antioksidan terutama buah yang berwarna hitam,
ungu, merah.

Anjuran konsumsi sayuran lebih banyak daripada buah karena buah juga
mengandung gula, ada yang sangat tinggi sehingga rasa buah sangat manis
dan juga ada yang jumlahnya cukup. Konsumsi buah yang sangat manis dan
rendah serat agar dibatasi. Hal ini karena buah yang sangat manis
mengandung fruktosa dan glukosa yang tinggi. Asupan fruktosa dan glukosa
yang sangat tinggi berisiko meningkatkan kadar gula darah. Beberapa
penelitian membuktikan bahwa konsumsi vitamin C dan vitamin E yang
banyak terdapat dalam sayuran dan buah-buahan sangat bagus untuk
melindungi jantung agar terhindar dari penyakit jantung koroner. Banyak
keuntungan apabila konsusmsi sayuran dan buah-buahan bagi kesehatan
tubuh.

Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sebaiknya bervariasi sehingga


diperoleh beragam sumber vitamin ataupun mineral serta serat. Kalau ingin
hidup lebih sehat lipat gandakan konsumsi sayur dan buah. Konsumsi sayur
dan buah bisa dalam bentuk segar ataupun yang sudah diolah. Konsumsi
sayuran hijau tidak hanya direbus ataupun dimasak tetapi bisa juga dalam
bentuk lalapan (mentah) dan dalam bentuk minuman yaitu dengan ekstraksi
sayuran dan ditambah dengan air tanpa gula dan tanpa garam. Khlorofil atau
zat hijau daun yang terekstrak merupakan sumber antioksi dan yang cukup
bagus.Sayuran berwarna seperti bayam merah, kobis ungu, terong ungu,
wortel, tomat juga merupakan sumber antioksidan yang sangat potensial
dalam melawan oksidasi yang menurunkan kondisi kesehatan tubuh.

d. Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari rumah

Apabila jam sekolah sampai sore atau setelah sekolah ada kegiatan yang
berlangsung sampai sore, maka makan siang tidak dapat dilakukan di
rumah. Makan siang disekolah harus memenuhi syarat dari segi jumlah dan
keragaman makanan. Oleh karena itu bekal untuk makan siang sangat
diperlukan. Dengan membawa bekal dari rumah, anak tidak perlu makan
jajanan yang kadang kualitasnya tidak bisa dijamin. Disamping itu perlu
membawa air putih karena minum air putih dalam jumlah yang cukup
sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan.

Bekal yang dibawa anak sekolah tidak hanya penting untuk pemenuhan zat
gizi tetapi juga diperlukan sebagai alat pendidikan gizi terutama bagi orang
tua anak-anak tersebut. Guru secara berkala melakukan penilaian terhadap
unsur gizi seimbang yang disiapkan orangtua untuk bekal anak sekolah dan
ditindaklanjuti dengan komunikasi terhadap orangtua.

e. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan dan makanan selingan


yang manis, asin dan berlemak.

Mengonsumsi makanan cepat saji dan jajanan saat ini sudah menjadi
kebiasaan terutama oleh masyarakat perkotaan. Sebagian besar makanan
cepat saji adalah makanan yang tinggi gula, garam dan lemak yang tidak
baik bagi kesehatan. Oleh karena itu mengonsumsi makanan cepat saji dan
makanan jajanan harus sangat dibatasi.

Pangan manis, asin dan berlemak banyak berhubungan dengan penyakit


kronis tidak menular seperti diabetes mellitus,tekanan darah tinggi dan
penyakit jantung,

f. Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari setelah


makan pagi dan sebelum tidur

Setelah makan ada sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi. Sisa
makanan tersebutakan dimetabolisme oleh bakteri dan menghasilkan
metabolit berupa asam, yang dapat menyebabkan terjadinya pengeroposan
gigi. Membiasakan untuk membersihkan gigi setelah makan adalah upaya
yang baik untuk menghindari pengeroposan atau kerusakan gigi. Demikian
juga sebelum tidur, gigi juga harus dibersihkan dari sisa makanan yang
menempel di sela-sela gigi. Saat tidur, bakteri akan tumbuh dengan pesat
apabila disela-sela gigi ada sisa makanan dan ini dapat mengakibatkan
kerusakan gigi.

g. Hindari merokok

Merokok sebenarnya merupakan kebiasaan dan bukan merupakan


kebutuhan, seperti halnya makan atau minum. Oleh karena itu kebiasaan
merokok dapat dihindari kalau ada upaya sejak dini. Merokok juga bisa
membahayakan orang lain (perokok pasif). Banyak penelitian menunjukkan
bahwa merokok berakibat tidak baik bagi kesehatan misalnya kesehatan
paru-paru dan kesehatan reproduksi. Pada saat merokok sebenarnya paru-
paru terpapar dengan hasil pembakaran tembakau yang bersifat racun.
Racun hasil pembakaran rokok akan dibawa oleh darah dan akan
menyebabkan gangguan fungsi pada alat reproduksi.

2. Pesan gizi seimbang untuk remaja putri dan calon pengantin

a. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan

Remaja putri dan calon pengantin perlu mengonsumsi aneka ragam


makanan untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro
(vitamin dan mineral) karena digunakan untuk pertumbuhanyang cepat,
peningkatan volume darah dan peningkatan haemoglobin. Zat gizi mikro
penting yang diperlukan pada remaja putri adalah zat besi dan asam folat.

Kebutuhan zat besi bagi remaja putri dan calon pengantin diperlukan untuk
membentuk haemoglobin yang mengalami peningkatan dan mencegah
anemia yang disebabkan karena kehilangan zat besi selama menstruasi.
Asam folat digunakan untuk pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel
darah merah.Asam folat berperan penting pada pembentukan DNA dan
metabolism asam amino dalam tubuh. Kekurangan asam folat dapat
mengakibatkan anemia karena terjadinya gangguan pada pembentukan
DNA yang mengakibatkan gangguan pembelahan sel darah merah sehingga
jumlah sel darah merah menjadi kurang. Asam folat bersama-sama dengan
vitamin B6 dan B12 dapat membantu mencegah penyakit jantung. Seperti
halnya zat besi, asam folat banyak terdapat pada sayuran hijau, kacang-
kacangan, dan biji-bijian. Konsumsi folat pada orang dewasa disarankan
sebanyak 1000 gr/hari.

Wanita yang berencana hamil perlu mengonsumsi asam folat secara cukup,
minimal 4 bulan sebelum kehamilan agar terhindar dari risiko bayi lahir
dengan cacat pada sistem saraf (otak) atau cacat tabung saraf (Neural Tube
Deffect).

b. Banyak makan sayuran hijau dan buah berwarna

Sayuran hijau seperti bayam dan kacang–kacangan banyak mengandung


asam folat yang sangat diperlukan pada masa kehamilan.

Buah-buahan berwarna merupakan sumber vitamin yang baik bagi tubuh


dan buah yang berserat dapat melancarkan BAB sehingga mengurangi
risiko sembelit (susah buang air besar).

Remaja mengalami pertumbuhan tinggi badan dan berat badan yang cepat.
Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi pada remaja mengalami peningkatan.
Buah berwarna, baik berwarna kuning, merah, merah jingga, orange, biru,
ungu, dan lainnya, pada umumnya banyak mengandung vitamin,
khususnya vitamin A, dan antioksidan. Vitamin diperlukan tubuh untuk
membantu proses-proses metabolisme di dalam tubuh, sedangkan
antioksidan diperlukan untuk merusak senyawa-senyawa hasil oksidasi,
radikal bebas, yang berpengaruh tidak baik bagi kesehatan.
.

Jakarta, 10 Oktober 2018

Sasaran Penyuluhan Pemateri

( Kader RW 11 ) ( Novandila Indah Damayanti )

Pembimbing Akademik

( Yulia Sari., S.ST MKM )


DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Ditjen Bina Gizi dan KIA
2. Depkes, Poltekes. Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya. Jakarta : PT Salemba
Medik. 2010
3. Rody Rolfes, Sharon, et all. Life Span Nutrition. 1990
4. Proverawati, A. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta: PT
Muha Medika. 2010
5. Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Laporan Nasional
2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI.2008
6. Rolland-Cachera MF, Bellisle F, Deheeger M. Nutritional Status and Food Intake in
Adolescents Living in Western Europe. European Journal of Clinical Nutrition 2000
Mar;54. At http.www.ejcn.com. Diakses pada tanggal 17 November 2011
7. A M Al-Sendi, P Shetty and A O Musaiger. Prevalence of Overweight and Obesity
Among Bahraini Adolescents: a Comparison Between Three Different Sets of
Criteria. European Journal of Clinical Nutrition (2003) 57, 471–474. At
http.www.ejcn.com. Diakses pada tanggal 17 November 2011
8. Lazzeri G, Rossi S, Pammolli A, Pilato V, Pozzi T, Giacchi MV. Underweight and
Overweight Among Children and Adolescents in Tuscany (Italy). Prevalence and
Short-Term Trends. J Prev Med Hyg. 2008 Mar;49(1):13-21. At
http//www.preventivemedicine.com. Diakses pada tanggal 15 November 2011
9. Soekirman. Buku Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama. 2010
10. http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-seimbang-anak-0-2-tahun/

Daftar pustaka

11. Kemenkes RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Ditjen Bina Gizi dan KIA
12. Depkes, Poltekes. Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya. Jakarta : PT Salemba
Medik. 2010
13. Rody Rolfes, Sharon, et all. Life Span Nutrition. 1990
14. Proverawati, A. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta: PT
Muha Medika. 2010
15. Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Laporan Nasional
2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI.2008
16. Rolland-Cachera MF, Bellisle F, Deheeger M. Nutritional Status and Food Intake in
Adolescents Living in Western Europe. European Journal of Clinical Nutrition 2000
Mar;54. At http.www.ejcn.com. Diakses pada tanggal 17 November 2011
17. A M Al-Sendi, P Shetty and A O Musaiger. Prevalence of Overweight and Obesity
Among Bahraini Adolescents: a Comparison Between Three Different Sets of
Criteria. European Journal of Clinical Nutrition (2003) 57, 471–474. At
http.www.ejcn.com. Diakses pada tanggal 17 November 2011
18. Lazzeri G, Rossi S, Pammolli A, Pilato V, Pozzi T, Giacchi MV. Underweight and
Overweight Among Children and Adolescents in Tuscany (Italy). Prevalence and
Short-Term Trends. J Prev Med Hyg. 2008 Mar;49(1):13-21. At
http//www.preventivemedicine.com. Diakses pada tanggal 15 November 2011
19. Soekirman. Buku Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama. 2010
20. http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-seimbang-anak-0-2-tahun/

Anda mungkin juga menyukai