Anda di halaman 1dari 19

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat kuasa dan nikmatNya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Terimakasih juga kepada dosen pembimbing dan
tim yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengerjakan makalah ini.

Kami berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi pengetahuan bagi
bidan lain. Semoga kedepannya kami dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami, dan yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritikan
yang membangun dari pembaca agar menjadikan kami lebih baik ke depannya untuk
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Februari 2017

Tim Penyusun
2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..1
Daftar Isi 2
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..3
1.2 Rumusan Masalah .4
1.3 Tujuan Penulisan ...4
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Perempuan dan Anak ..5
2.2 Kesehatan Perempuan dan Faktor yang mempengaruhi ...5
2.3 Kebutuhan Kesehatan Perempuan .7
2.4 Hak-hak Perempuan..10
2.5 Lingkup Prakter Kebidanan .11
Daftar Pusaka ...14
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah kesehatan yang
terjadi pada kelompok Ibu dan Anak yang ditandai antara lain masih tingginya angka kematian
Ibu dan Bayi. Kematian pada masa maternal mencerminkan kemampuan negara dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Masalah kesehatan Ibu dan anak masih tetap
menempatkan posisi penting karena menyangkut kualitas sumber daya manusia yang paling hulu
yaitu periode kehamilan, persalinan dan tumbuh kembang anak. Paradigma merupakan suatu
perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk
dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, memberi
makna,menyikapi dan memiliki tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan
manusia. Dengan diterapkannya paradigma asuhan kebidanan memiliki fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab bidan dalam memberi pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan Ibu di masa hamil, persalinan, nifas, bayi
setelah lahir, serta keluarga berencana.B.
Perempuan adalah makhluk Bio-Psiko-Sosial-Kultural dan Spiritual yang utuh dan unik,
mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Setiap perempuan merupakan pribadi yang mempunyai hak, kebutuhan serta harapan.
Perempuan mengambil tanggung jawab terhadap kesehatannya dan keluarganya melalui
pendidikan dan konseling dalam dalam membuat keputusan. Perempuan mempunyai hak untuk
memilih dan memutuskan tentang siapa yang memberi asuhan dan dimana tempat pemberian
asuhan. Sehingga perempuan perlu pemberdayaan dan pelayanan untuk memperoleh pendidikan
dan informasi dalam menjalankan tugasnya.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, kepada
masyarakat khususnya perempuan Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung-
jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan,
asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan
atas mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan
4

anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawat-daruratan.u

1.2 Rumusan Masalah


1. Siapa saja sasaran pelayanan kesehatan bidan ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan perempuan ?
3. Apa saja kebutuhan kesehatan perempuan ?
4. apa saja hak hak perempuan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui siapa saja yang menjadi sasaran pelayanan kesehatan bidan.
2. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan perempuan.
3. Untuk mengetahui kebutuhan kesehatan perempuan.
4. Untuk mengetahui hak hak perempuan.

BAB II
5

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perempuan dan Anak

Perempuan merupakan makhluk lemah lembut dan penuh kasih sayang karena
perasaannya yang halus. Secara umum sifat perempuan yaitu keindahan, kelembutan serta
rendah hati dan memelihara. Demikianlah gambaran perempuan yang sering terdengar di sekitar
kita. Perbedaan secara anatomis dan fisiologis menyebabkan pula perbedaan pada tingkah
lakunya, dan timbul juga perbedaan dalam hal kemampuan, selektif terhadap kegiatan-kegiatan
intensional yang bertujuan dan terarah dengan kodrat perempuan. Perempuan adalah makhluk
Bio-Psiko-Sosial-Kultural dan Spiritual yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang
bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Setiap perempuan merupakan
pribadi yang mempunyai hak, kebutuhan serta harapan. Anak adalah seorang lelaki atau
perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan
keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa
adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.

2.2 Kesehatan Perempuan dan Faktor-faktor yang mempengaruhi (ekternal, internal,


lingkungan, social dan budaya)

Arti kesehatan perempuan adalah percaya bahwa perempuan mempunyai hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh selama hidupnya bukan hanya tugasnya
sebagai seorang ibu. Selain itu, percaya bahwa kesehatan perempuan tidak hanya factor biologi
saja, tetapi factor psikologis dan factor-faktor lingkungan hidupnya seperti factor politik,
social,budaya,dan ekonomi (Alexander,dkk;2013)

Beberapa factor yang mempengaruhi derajat kesehatan reproduksi perempuan adalah


sebagai berikut:

1. kemiskinan. Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada dibawah


garis kemiskinan.sejak terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Halini
6

menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan, yang pada akhirnya berakibat


seperti kesakitan,kecacatan, dan kematian.
2. Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan dengan banyak hal
misalnya, social ekonomi budaya dan nilai yang berlaku dimasyarakat. Banyak
perlakuan diskriminatif terhadap perempuan,seringkali dipaksa menikah di waktu
muda, keterbatasan perempuan dalam mengambil keputusan dan tingkat pendidikan
perempuan yang belum rata.
3. Akses kefasilitasan kesehatan memberikan pelayanan kesehatan produksi belum
memadai antaralain karena:
a. Jarak kefasilitas kesehatan cukup jauh dan sulit di capai.
b. Kurangnya informasi tentang kemajuan fasilitas kesehatan.
c. Keterbatasan wilayah.
d. Tradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan faslitas kesehatan.

4. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai, antara lain:

a. Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien.


b. Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi akses perempuan untuk mendapatkan pelayanan


kesehatan, antara lain:

1. Kebutuhan (need)
Kebuthan perempuan lebih luas dari pria, mereka mengusahakan mencegah
kehamilan, pemeriksaan kehamilan, dan untuk persalinan. Pada alat genitalia
perempuan juga mudah terkena masalah reproduksi dari pada pria. Kegagalan bidan
dalam mengidentifikasi kebutuhan perempuan untuk mengekspresikan diri, sehingga
mereka kesulitan untuk mengetahui kebutuhannya, kurang percaya diri dan tidak
punya harapan yang tinggi terhadap asuhan yang diberikan.
2. Perizinan (permission)
Merupakan factor social yang menentukan perempuan dapat mencari pelayanan
kesehatan diluar rumahnya. Oleh karena adanya social budaya, perempuan
mengharuskannya meminta izin suami/ anggota keluarga yang lebih tua sebelum
mencari pelayanan kesehatan.
3. Kemempuan (ability)
Factor ekonimi, yaitu ketidak mampuan perempuan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan, dikarenakan perempuan merasa malu untuk mendiskusikan masalah
kesehatan reproduksi dengan suami sehingga masalah kesehatan lembat di tangani.
7

4. Tersedianya pelayanan kesehatan untuk peremuan (availability)


Masih sedikitnya dokter perempuan karena pada umumnya perempuan merasa malu
untuk memeriksakan dirinya pada dokter pria. Profesi yang peling dekat dengan
siklus kehidupan perempuan dan kebutuhannya adalah seorang bidan. Salah satu
peran bidan adalah memberikan dukungan kepada perempuan dan keluarga, dalam
meningkatkan hubungan social dan masalah perempuan selama kehamilan,
persalinan, dan nifas, sehingga meningkatkan kepercayaan diri perempuan dan
keluarga terhadap dirinya.

2.3 Kebutuhan kesehatan Perempuan

Kesehatan reproduksi didefinisikan oleh WHO keadaan


sempurnanya sehat fisisk, mental,social dan tidak hanya bebas
penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan
system reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Kesehatan
reproduksi berdampak pada masyarakat untuk mendapatkan
kepuasan dan kehidupan seks yang aman, serta mempunyai
kapabilitas untus reproduksi dan kebenaran untuk memutuskan
kapan dan seberapa sering untuk melakukannya. Hak kesehatan
reproduksi adalah kunci dari hak reproduksi perempuan dan pria.
Selain hak kesehatan reproduksi, adapula hal hal berikut ini :

1. Mempunyai keputusan reproduksi, bebas untuk menikah, membentuk keluarga dan


menetapkan jumlah waktu dan jarak.
2. Persamaan hak perepuan dan pria dalam kemampuan indivivu membuat pilihan yang
bebas untuk kehidupannya.
3. Keamanan reproduksi dan social, termasuk kebebasan dari kekerasan seksual dan
kekerasan hak privasi.

2.3.1 Kesehatan Perempuan

Fisioterapi dapat membantu untuk menangani dan mengobati berbagai masalah yang
berkaitan dengan perempuan. Ini termasuk gejala akibat sebelum dan sesudah kehamilan serta
Osteoporosis.
8

TENTANG KEHAMILAN

Kehamilan, persalinan dan menjadi ibu membawa perubahan besar pada tubuh wanita, seperti
berat badan, kehilangan nada, masalah dasar panggul, perubahan postur, nyeri, dll.
ketidaknyamanan fisik yang terjadi akibat kehamilan dapat dicegah atau diminimalkan dengan
fisioterapi. Fisioterapi membantu untuk mengelola masalah-masalah yang berhubungan dengan
kehamilan, seperti :

a. Instabilitas Panggul,
b. Perubahan Postur,
c. Kelemahan Otot Perut,
d. Carpal Tunnel Syndrome,
e. De Quervains syndrome,
f. Urinary Incontinence and
g. Mastitis.

PRA-KEHAMILAN
Program pra-kehamilan harus membuat perempuan menjadi terbiasa dengan postur yang ideal
dan bagaimana mencapainya; stabilitas panggul dan memastikan panggul yang optimal selaras
dan didukung untuk menghadapi tekanan dan alunan kehamilan. Latihan untuk meningkatkan
penguatan otot perut, dasar panggul dan tulang belakang termasuk dalam program pra-
kehamilan. Ini juga akan menjadi waktu yang tepat untuk membahas latihan preferensi wanita
yang cocok untuk kehamilan.

SELAMA KEHAMILAN

Perempuan mungkin mengalami :

a. Nyeri Punggung
b. Nyeri panggul
c. Abdominal strength
d. Perubahan postur
9

e. Urinary incontinence.

Fisioterapi dapat membantu dan mengendalikan gejala-gejala ini. fisioterapis ahli kami akan
menjalankan latihan low-impact seperti pilates klinis di desain khusus untuk wanita hamil untuk
memperkuat otot, mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kebugaran secara umum.

SETELAH KEHAMILAN

Ada beberapa masalah yang mungkin dialami oleh ibu baru :

a. Nyeri punggung
b. Nyeri leher
c. Abdominal strength
d. Urinary incontinence
e. Mastitis
f. Nyeri pergelangan
g. Tendonitis

Periode post-partum merupakan masa yang sulit penyesuaian untuk ibu baru. Fisioterapi dapat
mengajarkan Anda beberapa teknik bagaimana mengelola masalah ini. Anda juga bisa belajar
latihan beberapa dari fisioterapi untuk meningkatkan kekuatan dan mobilitas, membantu
keselarasan dan keseimbangan postural tubuh.

2.3.2 Woman Centred Care

Pengertian Woman Centred Care

Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan
diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of
International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti
program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
melakukan praktik bidan.

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia merupakan seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
10

wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister,
sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

Menurut Kep Menkes RI No. 900/MENKES/SK/VII/2002, Bidan adalah seorang wanita yang
telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku.
Bidan adalah seseorang yang telah mendapatkan lisensi untuk melaksanakan praktek kebidanan
(Wahyuningsih, 2005).

Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja
sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil,
masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan balita. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau
bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, kepada masyarakat
khususnya perempuan. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi
orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan
reproduksi dan asuhan anak.

Seorang pekerja profesional adalah seseorang yang terampil atau cukup dalam kerjanya dituntut
menguasai visi yang mendasari keterampilan terutama dalam memberikan pelayanan kebidanan.

2.2.2 Prinsip-prinsip Women Centered Care

Prinsip-prinsip dasar Women Centered Care adalah:

Memastikan perempuan adalah mitra sejajar dalam perencanaan dan pelayanan


kebidanan maternitas.

Mengenali pelayanan yang ada untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan perempuan.
11

Memberikan informasi kesehatan dan memberikan pilihan kepada perempuan dalam hal :
pemilihan terhadap kehamilan, persalinan, nifas, dll.

Memberikan penyuluhan dan pelayanan kebidanan kepada perempuan sehingga mereka


mampu membentuk hubungan saling percaya antara sesama.

Bidan memberikan kontrol atas keputusan-keputusan dalam memberikan pelayanan


kebidanan.

2.2.3 Sasaran Pelayanan Kebidanan

Sasaran pelayanan kebidanan adalah masyarakat khususnya perempuan yang meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Upaya promotif meliputi ; meningkatkan kesadaran individu, keluarga dan masyarakat untuk
berprilaku hidup sehat, meningkatkan proporsi keluarga yang memiliki akses terhadap sanitasi
dan air bersih dan melakukan upaya penyuluhan kesehatan baik dengan menggunakan media
ataupun langsung kepada masyarakat.

Upaya preventif meliputi ; meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih, melakukan kunjungan antenatal secara rutin, mengkonsumsi makanan gizi
seimbang, meningkatkan cakupan imunisasi dasar, meningkatkan pertolongan persalinan yang
aman dan bersih, meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan sebagainya.

Upaya Kuratif meliputi ; meningkatkan sistem rujukan dan kolaborasi yang berkesinambungan,
melakukan perawatan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab.

Upaya Rehabilitatif meliputi ; pasien penderita lumpuh melakukan rehabilitasi dengan mengikuti
fisioterapi, pasien pasca operasi gangguan reproduksi (kanker rahim, kista, dll)

2.2.4 Pelayanan Kebidanan


12

Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan
dalam sistem pelayanan kesehatan dengan tujuan meningkatkan KIA dalam rangka mewujudkan
kesehatan keluarga dan masyarakat.

Pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

1. Pelayanan Kebidanan Primer adalah merupakan layanan bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab bidan.

Adapun pelayanan kebidanan primer sebagai berikut :

1. Tugas mandiri

2. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibat
klien

3. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal

4. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan
klien/keluarga

5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

6. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan
klien/keluarga

7. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana

8. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita
dalam masa klimaterium dan menopause

9. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga


13

10. Pelayanan Kolaborasi / Kerjasama adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.

Pelayanan Kolaborasi / kerjasama terdiri dari :

1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi


kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga

2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi

3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan
keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga

4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi dengan klien dan keluarga

5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang
mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama
dengan tindakan kolaborasi yang melibatkan klien dan keluarga

6. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan keluarga

1. Pelayanan Rujukan adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang
dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong
persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan
kesehatan lain secara horizontal maupun vertikal atau meningkatkan keamanan
dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
14

Pelayanan Ketergantungan / Rujukan terdiri dari :

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi
keterlibatan klien dan keluarga

2. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil dengan resiko
tinggi dan kegawatdaruratan

3. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan
dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga

4. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawat daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien dan
keluarga

5. Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawat
daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien dan keluarga

Secara umum pelayanan dan penyuluhan yang diberikan dapat mengatasi masalah kesehatan
untuk bayi dan balita, kesehatan untuk ibu hamil, kesehatan untuk ibu menyusui, kesehatan
untuk keluarga, kesehatan reproduksi wanita usia subur, kesehatan reproduksi wanita usia lanjut,
dan kesehatan reproduksi tingkat remaja. Kesadaran kaum perempuan yang semakin meningkat
tentu akan membuat mereka hidup lebih berkualitas. Lebih lanjut, masyarakat berharap kegiatan
penyuluhan tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan dapat berkesinambungan.

Pelayanan kesehatan reproduksi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perempuan sebagaimana


mereka inginkan, serta mengetahui bahwa kebutuhan-kebutuhan ini sangat beragam dan saling
terkait satu dengan yang lain. Hak Reproduksi maupun akses untuk mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Reproduksi adalah penting, sehingga perempuan dapat :

Mempunyai pengalaman dalam kehidupan seksual yang sehat, terbebas dari penyakit,
kekerasan, ketidakmampuan, ketakutan, kesakitan, atau kematian yang berhubungan
dengan reproduksi dan seksualitas
15

Mengatur kehamilannya secara aman dan efektif sesuai dengan keinginannya,


menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan, dan menjaga kehamilan sampai waktu
persalinan

Mendorong dan membesarkan anak-anak yang sehat seperti juga ketika mereka
menginginkan kesehatan bagi dirinya sendiri.

2.4 Hak-Hak Perempuan

1. Melahirkan merupakan pilihan bebas. Perempuan berhak memutuskan kapan waktu


yang tepat untuk mempunyai anak, berapa jarak antar kelahiran dan berapa jumlah
anak yang diinginkan.
2. Semua perempuan berhak memperoleh pendidikan dan informasi yang memadai
mengenai kesehatan reproduksi, kehamilan, persalinan, perawatan bayi baru lahir.
3. Semua perempuan berhak mendapatkan jaminan dari pemerintah di negara manapun
untuk memperoleh pertolongan yang benar dan suatu kehamilan tanpa resiko yang
berarti. Semua perempuan berhak atas pelayanan kesehatan yang adekuat dan
perlindungan selama kehamilan. Pelayanan kebidanan tidak memiliki btas, tetapi
harus mempertimbangkan keanekaragaaman budaya dan kepercayaan.
4. Semua perempuan berhak memperoleh informasi yang benar tentang prosedur dan
perkembangan teknologi, penerapan teknologi tersebut terhadap kehamilan dan
persalinan, serta dapat memperoleh prosedur yang paling aman dan tersedia. Semua
perempuan hamil berhak memperoleh informasi tentang prosedur pemeriksaan
kehamilan.
5. Semua perempuan berhak memperoleh gizi yang cukup selama kehamila. Gizi
perempuan hamil harus dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk
pertumbuhan anak dan kesehatan dirinya.
6. Semua perempuan bekerja berhak untuk tidak dikeluarkan hanya karna kehamilan.
Hak untuk melahirkan harus dilindungi oleh hokum ketenagakerjaan, contoh jaminan
cuti melahirkan dan penyesuaian jam kerja, tanpa mempengaruhi gaji atau upah atau
adanya resiko kehilangan pekerjaan, dan ibu berhak menyusui anaknya dalam jam
kerja.
7. Semua perempuan berhak untuk tidak menerima diskriminasi dan hukuman
dikucilkan masyarakat akibat mengalami gangguan kehamilan.
16

8. Hak untuk melahirkan tidak boleh dibatasi atas dasar tatanan social. Baik keluarga
orang tua tunggal maupun keluarga dan kedua orang tua memiliki hak yang sama
dalam melahirkan.
9. Ibu berhak membagi tanggung jawab dengan bapak berkaitan dengan pengambilan
keputusan dan proses reproduksi. Semua perempuan berhak untuk tidak dipaksa oleh
pasangannya berkaitan dengan kehamilan. Keputusan mengenai reproduksi adalah
hak dan tanggung jawab bersama antara pria dan perempuan
10. Semua perempuan berhak mendapat informasi tentang keuntungan menyusui dan di
dorong agar segera menyusui setelah persalinan. Setiap perempuan berhak memilih
cara pemberian asi yang sebaiknya dilakukan tanpa adanya tekanan social atau
budaya.
11. Semua perempuan berhak turut dalam proses pengambilan keputusan ( diagnosis atau
terapi )yang memengaruhi dirinya dan janinnya.
12. Perempuan yang melahirkan disuatu institusi berhak memutuskan mengenai pakaian
yang dikenakan ( oleh dirinya maupun bayinya ), makanan, nasib plasenta, dan
praktik lainnyayang secara kultur dianggap penting bagi individu.
13. Perempuan hamil dalam ketergantungan obat AIDS, penyakit lain, ataupun masalah
sosial yang memungkinkan mereka dijauhi masyarakat, berhak mendapar pertolongan
khusus. Perempuan hamil imigran berhak memperoleh pertolongan yang kondisinya
sama dengan penduduk setempat.

2.5 Lingkup Praktek Kebidanan


Bidan dalam menjalankan paktiknya berwenang untuk
memberikan pelayanan yang meliputi : pelayanan kesehatan
ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana.
Pelayanan kebidanan pada ibu diberikan pada masa pra
konsepsi, kehamilan, persalinan, masa nifas, masa menyusui
dan masa antra dua kehamilan meliputi :
Pelayanan konseling pada masa pra hamil
Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
Pelayanan persalinan normal.
Pelayanan ibu nifas
Pelayanan ibu menyusui
17

Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu berwenang:


Episiotomi
Penjahitan luka jalan lahir derajat I,II
Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan untuka perujukan
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifa
Fasilitas atau bimbingan IMD dan promosi ASI ekskulif
Pemberian urerotonika pada manaajemen Aktif Kala III, post partum
Penyuluhan dan konseling
Bimbingan pada kelompo ibu hamil
Pemberian surat keterangan kematian
Pemberian surat keterangan cuti bersalin

Pelayanan kebidanan pada anak meliputi pelayanan bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan
anak pra sekolah. Bidan dalam pelayanan pada anak tersebut berwenang:
Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitas, pencegahan hipotermi,
inisiasi menyusui dini (IMD), injeksi Vit K1, perawatan bayi baru lahir pada masa
neonatal (0-28 hari , dan perawatan tali pusat.
Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.
Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
Pemantaun tumbuh kembang bayi, anak balita anak pra anak sekolah
Pemberian konseling dan penyuluhan
Pemberian surat keterangan kelahiran
Pemberian surat keterangan kematian.

Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana. Bidan dalam


memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana berwenang
untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatn reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, dan memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
Bagi bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang melakukan pelayanan
kesehatan yang meliputi :
Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan
pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit.
18

Melakukan asuhan ante natal terintegrasi dengan interfensi khusus penyakit kronis
tertentu dilakukan dibawah supervise dokter
Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak
usia sekolah, dan remaja dan penyehatan lingkungan
Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap IMS termasuk
kondom dan penyakit lainnya.
Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropikan dan zat adiktif melalui informasi
dan edukasi.
Pelayanan kesehatan lain yang menjadi program pemerintah
Pelayanan AKBK, penanganan bayi dan balita sakit, pelaksanaan deteksi dini,
merujuk dan memeri penyuluhan IMS dan NAPZA hanya dapat dilakukan pada bidan
yang telah dilatih untuk itu.
Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki doter dapat
melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan. Dalam keadaan tidak terdapat dokter
yang berwenang pada wilayah tersebut, bidan dapat memberikan pelayanan pengobatan
pada penyakit rigan bagi ibu dan anak sesuai kemampuannya.
Dalam keadaan darurat yang diajukan untuk penyelamatan jiwa, seorang bidan
bewenang melakukan pelayanan kebidanan selain kewenangannya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang telah diakui
oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan
di negeri itu (Yulianti, Rukiah, 2011).
19

Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan
pada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari kehamilan sampai Keluarga
Berencana (KB) termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.

Adapun pelayanan dan penyuluhan yang diberikan adalah masalah kesehatan untuk bayi dan
balita, kesehatan untuk ibu hamil, kesehatan untuk ibu menyusui, kesehatan untuk keluarga,
kesehatan reproduksi wanita usia subur, kesehatan reproduksi wanita usia lanjut, dan kesehatan
reproduksi tingkat remaja. Kesadaran kaum perempuan yang semakin meningkat tentu akan
membuat mereka hidup lebih berkualitas.

Pelayanan kesehatan reproduksi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perempuan sebagaimana


mereka inginkan, serta mengetahui bahwa kebutuhan-kebutuhan ini sangat beragam dan saling
terkait satu dengan yang lain.

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai