Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA SOSIALISASI PMBA DAN GIZI SEIMBANG

Topik : PMBA dan Gizi Seimbang


Tanggal Kegiatan : 10-15 Januari 2020
Waktu : 45 menit
Tempat : Disesuaikan
Sasaran : Ibu – ibu yang memiliki ballita

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan sosialisasi ini, diharapkan Ibu balita dapat mengerti dan
memahami tentang pemberian makanan bayi dan anak sesuai dengan pedoman
gizi seimbang.
II. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti sosialisasi ini diharapkan :
1. Ibu balita dapat mengetahui pengertian, tujuan, dan syarat MP-ASI
2. Ibu balita dapat menguraikan hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pemberian MP-ASI
3. Ibu balita dapat mengetahui keuntungan dan kerugian MP-ASI lokal
maupun komersial.
4. Ibu balita mengerti tentang pedoman gizi seimbang
III. Proses Pemberian Sosialisasi
No. Waktu Kegiatan Sosialisasi
1. Pembukaan  Memberi salam
5 menit  Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan sosialisasi
 Menggali pengetahuan peserta mengenai
informasi gambaran yang akan disampaikan
2. Pelaksanaan Memberikan penjelasan tentang :
30 menit  Pengertian,tujuan dan syarat MP-ASI
 Memberikan penjelasan tentang hal yang
perlu dipertimbangkan dalam pemberian MP-
ASI
 Memberikan penjelasan tentang keuntungan
dan kerugian MP-ASI local dan komersial
 Memberikan penjelasan tentang pedoman gizi
seimbang
3. Penutup  Memberikan kesempatan kepada ibu – ibu
10 menit untuk bertanya
 Memberi jawaban atas pertanyaan yang
diajukan
 Menyimpulkan hasil sosialisasi dan evaluasi
IV. Metode dan Topik Sosialisasi
a. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
b. Media dan alat bantu pembelajaran
1. Lembar balik
c. Pihak – Pihak yang Terlibat
a. Bidan Pustu
b. Ibu-ibu kader posyandu
c. Ibu – ibu balita
V. Materi Sosialisasi
1. MP-ASI
MP-ASI atau makanan pendamping air susu ibu adalah makanan yang
diberikan pada usia 6-24 bulan dan diberikan bersamaan dengan ASI.
Kebutuhan zat gizi dari ASI untuk anak usia 6-24 bulan sudah tidak
mencukupi lagi, terutama pada jumlah energy, zat besi, dan vitamin A. ASI
hanya mencukupi seluruh kebutuhan energy anak sampai usia 6 bulan.
Sedangkan pada usia 6-12 bulan, ASI hanya mencukupi setengah kebutuhan
harian anak sehingga perlu adanya intake dari makanan lain. Pada usia 12-24
bulan, asi hanya memberikan sepertiga kebutuhan anak, sehingga perlu
adanya tambahan intae dari makanan lain dan lebih banyak jika dibandingkan
dengan intake tambahan selain ASi pada bayi 6-12 bulan.
Tujuan MP-ASI yaitu melengkapi zat-zat gizi yang kurang dalam ASI,
mengembangkan kemampuan bayi dalam menerima makanan dasi segi rasa
dan tekstur, serta mengembangkan kemampuan bayi dalam mengunyah dan
menelan. Namun ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar suatu makanan
dapat dikategorikan sebagai MP-ASI, yaitu : Memenuhi kecukupan energi dan
zat gizi lain sesuai umur, makanan pendamping yang diberikan disesuaikan
dengan gizi seimbang dan bahan makanan yang digunakan terdapat di
lingkungan sekitar, bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima
bayi, perhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan.Hal-hal yng
dipertimbangkan dalam pemberian asi ialah usia, frekuensi , jumah, tekstur,
variasi, pemberian aktif/responsive, dan kebersihan.
Adapun ketentuan MP-ASI yang diberikan berdasarkan umur, yaitu:
a. Usia Tepat 6 Bulan
Frekuensi per hari : 2-3 kali makan ditambah ASI
Jumlah : mulai 2-3 sendok makan. Mulai dengan pengenalan rasa dan
secara perlahan ditingkankan jumlahnya
Tekstur : bubur kental
b. Usia 6-9 Bulan
Frekuensi per hari : 2-3 kali makan ditambah ASI dan 1-2 kali selingan
Jumlah per kali makan 2-3 sendok makan penuh setiap kali makan.
Tingkatkan secara perlahan sampai ½ (setengah) mangkuk berukuran 250
ml.
Tekstur : bubur cukup kental (tidak mudah jatuh saat dituangkan/ makanan
keluarga yang dilumatkan)
c. Usia 9-12 Bulan
Frekuensi per hari : 3-4 kali makan ditambah ASI dan 1-2 kali makan
selingan
Jumlah/ banyak tiap kali makan : ½ sampai ¼ mangkuk berukuran 250 ml.
Tekstur : makanan keluarga yang dicincang/ dicacah. Makanan dengan
potongan kecil yang dapat dipegang. Makanan yang diiris-iris.
d. Usia 12-24 Bulan
Frekuensi per hari : 3-4 kali makan ditambah ASI dan 1-2 kali makanan
selingan
Jumlah/ banyaknya tiap kali makan : ¾ sampai 1 mangkuk ukuran 250 ml.
Tekstur : makanan yang diiris-iris makanan keluarga.
e. Ketentuam Lain (bagi anak kurang dari 24 bulan yang tidak diberi ASI)
Frekuensi : sama dengan anak yang diberi ASI, tambahkan 1-2 kali makan
ekstra dan 1-2 kali makanan selingan
jumlah/ banyaknya: sama dengan anak yang diberi ASI menurut kelompok
usia
Tekstur : sama dengan anak yang diberi ASI menurut kelompok usia
Variasi makanan : sama dengan anak yang diberi ASI dengan penambahan
1-2 gelas susu per hari dan 2-3 kali cairan tambahan terutama di daerah
udara panas
Variasi makanan untuk bayi dan anak usia 6-24 bulan YAITU ASI
(bayi disusui sesering yang diinginkan), rencankan Makanan 4 BINTANG:
makanan pokok (nasi, jagung, padi-padian, umbi dan makanan lokal lainnya),
kacang-kacangan dan hasil olahannya (tempe, tahu, kacang hijau, dll), buah-
buahan dan sayuran (makanan lokal), makanan kaya zat besi bersumber
hewani (ikan, telur, daging, hati, dll), tabur Gizi/ Taburia jika diperlukan.
Agar anak mau makan sesuai dengan ketentuang-ketentuan yang telah
disebutkan di atas, maka ibu harus secara aktif/responsive. Usaha yang dapat
dilakukan seperti bersabarlah dan dorong terus bayi untuk makan lebih
banyak, jika naka menolak makan, terus dorong untuk makan, pangkulah bayi
sewaktu ia diberi makan, atau menghadap ke bayi jika dia dipangku oleh
orang lain, tawarkan makanan baru berkali-kali, anak-anak mungkin tidak
suka (tidak mau menerima) makanan baru pada awalnya, waktu pemberian
makan adalah masa-masa bagi anak belajar dan mencintai, berinteraksilah
dengannya dan kurangi gangguan waktu ia diberi makan, jangan paksa anak
untuk makan, dan bantu anak yang lebih tua untuk makan sendiri.
Kebersihan merupakan factor penting dalam tercapainya kesehatan,
dalam hal ini ibu bisa memberikan makan kepada bayi dalam mangkuk/ piring
bersih, jangan gunakan botol karena susah dibersihkan dan dapat
menyebabkan bayi diare, mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan
makanan, sebelum makan dan sebelum memberi makan anak, dan mencuci
tangan anak dengan sabun sebelum dan sesudah makan. Beberapa ciri
makanan yang aman ialah Jagalah kebersihan (tangan, tempat kerja,
peralatan), pisahkan makanan mentah dengan makanan yang sudah dimasak,
gunakan makanan segar dan masak sampai matang (daging, ayam, telur dan
ikan), simpan makanan dalam suhu yang tepat sesuai dengan jenis
makanannya, dan gunakan air bersih yang aman.
Terdapat 2 jenis makanan pendamping ASI (MP-ASI) yaitu MP-ASI
local dan MP-ASI komersial. MP-ASI lokal adalah MP-ASI yang diolah
dirumah tangga atau yang tersedia setempat, mudah diperoleh dengan harga
terjangkau oleh masyarakat dan memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi
sasaran. Sedangkan MP-ASI komersial adalah MP-ASI dalam bungkusan,
kaleng, atau botol.
MP-ASI LOKAL
Keuntungan Kerugian
Meningkatkan pengetahuan dan Lebih sulit dalam menentukan
kemampuan ibu dalam membuat kebutuhan nutrisi yang sesuai dalam
MP-ASI penyajian
Memiliki kendali penuh atas apa yang Waktu penyajian yang lebih lama
akan dimakan oleh anak
Membantu dalam hal pengenalan Harus lebih cermat dalam melakukan
bahan makanan hal kebersihan dan cara memasak
bahan makanan
Menanamkan kebiasaan makan yang
sehat sejak dini
Makanan buatan sendiri lebih variatif
Makanan buatan sendiri lebih bergizi
dan bebas zat-zat aditif
Lebih murah dan mudah
Makanan buatan sendiri jauh lebih
lezat dari makanan instan
Tabel 1. Keuntungan dan Kerugian MP-ASI Lokal
MP-ASI KOMERSIAL
Keuntungan Kerugian
Cepat dan mudah disajikan Harga relatif mahal
Bersih dan aman (jika belum kadaluarsa Banyak makanan bayi komersial
dan masih utuh dalam kemasan dibuat untuk bayi berumur 4 bulan.
Padahal usia ini terlalu dini dan dapat
mengganggu produksi ASI dan
kerugian lain.
Tabel 2. Keuntungan dan Kerugian MP-ASI Komersial

2. Gizi Seimbang
Pedoman Gizi Seimbang telah diterapkan di Indonesia sejak tahun
1955. Pedoman tersebut menggantikan slogan“4 Sehat 5 Sempurna”yang
telah diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi
serta masalah dan tantangan yang dihadapi.
Empat Pilar Gizi Seimbang Pedoman Gizi Seimbang yang telah
diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955 merupakan realisasi dari
rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992. Pedoman
tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah
diperkenalkan sejak tahun 1952 namun sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi
serta masalah dan tantangan yang dihadapi. Diyakini dengan
mengimplementasikan Pedoman Gizi Seimbang secara benar, semua masalah
gizi dapat diatasi. Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang
pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat
gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memantau berat badan
secara teratur.

Gambar 1. 4 Pilar Gizi Seimbang


Gambar 2. Tumpeng Gizi Seimbang

Gambar 1. 11 Pedoman Gizi Seimbang

Gambar 2. Isi Piringku


Kebutuhan gizi seseorang adalah ilmiah yang diperkirakan cukup untuk
memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktifitas fisik, berat badan dan tinggi
badan. Antara asupan gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan
sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau
dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju
Sehat (KMS).
1. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energy bayi dan balita relative besar dibandingkan dengan
orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat
pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan
pertambahan usia.
2. Kebutuhan Zat Pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
kebutuhan relative lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika
dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari setahun,
kebutuhannya relativ lebih kecil.
3. Kebutuhan Zat Pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia.
4. Beberapa Hal yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan
gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab
gangguan langsung ganguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan
anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuai jumlah gizi
yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
VI. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Kegiatan
Kegitan yang di laksanakan melibatkan kader posyandu dan ibu – ibu
balita di wilayah Puskesmas Bawan. Jumlah ibu – ibu balita yang mengikuti
kegiatan sosialisasi adalah 178 orang. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan
persiapan, yaitu mengumpulkan ibu-ibu balita disuatu tempat dengan bantuan
bidan pustu maupun kader posyandu dan mempersiapkan media dan daftar hadir
peserta. Kemudian dilakukan sosialisasi dengan metode ceramah, diskusi, tanya
jawab menggunakan media lembar balik. Setelah materi disampaikan,
moderator membuka pertanyaan, setelah itu penyaji bertanya kepada peserta.
Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini, kendala yang terjadi adalah
tidak semua ibu – ibu balita dapat mengikuti kegiatan sosialisasi dikarenakan
ada kesibukan lain. Adapun ibu-ibu balita yang mengikuti kegiatanpun tidak
bisa fokus karena peserta hadir sambil membawa balita. Namun masih ada
beberapa peserta yang fokus dan menerima informasi dengan baik, dibuktikan
dengan peserta bisa menjawab pertanyaan dari pemateri diakhir kegiatan.
Hasil pengetahuan ibu – ibu balita tentang PMBA dan gizi seimbang
bertambah lebih baik dibandingkan sebelum mendapatkan sosialisasi terlihat
dari banyak antusiasi peserta mendengarkan materi yang disampaikan,
mengajukan pertanyaan, serta memberikan jawaban saat diberikan pertanyaan
oleh pemateri.
2. Pembahasan
Pada pelaksanaan kegiatan sosialisasi, penyaji memberikan materi
PMBA mengenai pengertian, manfaat dan tujuan MP-ASI serta materi pedoman
gizi seimbang.
a. Kendala dan Upaya
Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisi ini, kendala yang terjadi adalah tidak
semua ibu – ibu balita yang yang hadir dapat fokus atau menerima informasi
dengan baik. Peserta hadir dengn membawa balita dan beberapa balita rewel
hingga menangis.
VII. Penutup
1. Simpulan
Kegiatan sosialisasi PMBA dan Gizi Seimbang sesuai dengan rencana
dan di ikuti oleh ibu – ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Bawan dan di
bantu oleh bidan pustu serta kader.
a. Dapat mengumpulkan ibu – ibu balita
b. Terdapat peningkatan informasi tentang PMBA dan gizi seimbang
c. Dapat memberikan sosialisasi tentang PMBA berdasarkan pedoman gizi
seimbang
2. Saran
Saran yang dapat disampaikan berikut ini berdasarkan hasil kegiatan
peyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain :
a. Hendaknya semua ibu – ibu balita dapat menerapkan gizi seimbang pada
keluarganya untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi masalah gizi
terutama gizi buruk dan kurang pada anak balita.
b. Hendaknya partisipasi masyarakat terutama ibu-ibu balita di wilayah kerja
Puskesmas Bawan tentang kesehatan meningkat.
c. Hendaknya untuk kedepannya kerja sama antara tenaga kesehatan
Pusekesmas Bawan dan masyarakat dapat selalu terjalin.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2014. Panduan Penyelenggaraan Pelatihan KonselingPemberian
Makanan Bayi dan Anak. MCA : Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 41 Tahun 2014, Tentang Pedoman
Gizi Seimbang. (Jakarta: Kemenkes RI, 2014).
Gibney,Michael J et al.2008.Gizi Kesehatan Masyarakat.Jakarta;EGC
Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
LAMPIRAN I. Susunan Petugas

Tanggal Tempat Petugas


10/01/2020 Desa Bawan Moderator Amelia Rahmah
Penyaji Prianichia
11/01/2020 Desa Goha Moderator Yunita Astuti
Penyaji Ratna Sinta
11/01/2020 Desa Pahawan Moderator Ani Setiawati
Penyaji Amelia Rahmah
13/01/2020 Desa Kasali Baru Moderator Enita Putri Mega
Penyaji Amelia Rahmah
14/01/2020 Desa Tambak Moderator Enathe
Penyaji Sriyantie
14/01/2020 Desa Ramang Moderator Veraika
Penyaji Amelia Rahmah
14/01/2020 Desa Hanua Moderator Mesah
Penyaji Ria Ramadhawati
13/01/2020 Desa Hurung Moderator Erlianie
Penyaji Misyati
15/01/2020 Desa Lawang Uru Moderator Yunita Astuti
Penyaji Amelia Rahmah
15/01/2020 Desa Manen Kaleka Moderator Sepeanti
Penyaji Erlianie
15/01/2020 Desa Manen Paduran Moderator Agnes Fania
Penyaji Sriyantie
LAMPIRAN IV. Dokumentasi

Desa Bawan
Desa Tambak

Desa Goha Desa Ramang

Desa Pahawan

Desa Hanua

Desa Kasali Baru Desa Hurung


Desa Lawang Uru Desa Manen Kaleka

Desa Manen Paduran

Anda mungkin juga menyukai