A. Ketenagaan sarana dan prasarana di Unit Pelayanan Gizi RSUD Dr. Achmad
Muchtar
1. Ahli Gizi
Tabel 4.1
Distribusi kualifikasi tenaga ahli gizi + petugas gudang di instalsi gizi RSAM
Bukittinggi
3 3 orang
D4 Gizi Klinik a. Ahli Gizi ruangan Ambun Suri Lt
III
b. Kasub Pengadaan dan pengolahan
c. Melanjutkan Pendidikan/ Tugas
Belajar
5 3 orang
SMA
6 1 orang
DIII Boga
1. Pelaksana
a. Tenaga Pengolah Makanan
Tabel 4.2
Jumlah tenaga pengolahan di instalasi gizi RSAM Bukittinggi
Tabel 4.3
Pembagian tempat tugas tenaga pengolah di Instalasi Gizi
b. Pramusaji
Tabel 4.4
Jumlah tenaga pramusaji dan latar belakang pendidikan di Instalasi Gizi
RSAM Bukittinggi tahun 2019
Tabel 4.5
Distribusi tenaga pramusaji berdasarkan ruang rawat inap RSAM Bukittinggi tahun
2019
Sarana dan prasarana di instalasi gizi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
sudah sesuai dengan pedoman gizi rumah sakit. Dimana suatu instalasi gizi harus
memiliki ruang penerimaan, ruang penyimpanan bahan basah dan bahan kering,
ruang persiapan, ruang pengolahan, ruang distribusi, ruang pencucian dan
penyimpanan alat, dapur formula, ruang fasilitas pegawai, dan ruang pengawas.
Untuk sarana dan prasarana ada beberapa yang harus diperbaiki, seperti
sirkulasi udara di ruang pengolahan yang tidak lancar dan pengaturan suhu yang
terlalu panas.
Tabel 4.6
Standar Porsi Instalasi Gizi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
1. Beras
3. Protein nabati
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah
memenuhi selera konsumsi atau pasien dan kebutuhan zat yang memenuhi prinsip
yang memenuhi prinsip gizi seimbang dan sesuai daya terimanya (Ratna 2009).
Perencanaan menu yang berlaku di RSUD Dr. Achmad Mochtar, Bukittinggi
menggunakan sistem siklus menu 10 hari dengan ketentuan untuk tanggal 31
menggunakan menu ke 5.
1. Peraturan Pemberian Makan Rumah Sakit (PPMRS). Sebagai salah satu acuan
dalam penyelenggaraan makan untuk pasien dan karyawan.
2. Kecukupan gizi konsumen. Harus mempertimbangkan kecukupan gizi konsumen
dengan menganut pola gizi seimbang.
3. Ketersediaan bahan makanan, akan berpengaruh pada macam bahan makanan
yang digunakan serta hidangan yang akan dipilih.
4. Dana/anggaran. Dana yang dialokasikan akan menentukan macam, jumlah, dan
spesifikasi bahan makanan yang akan dipakai.
5. Karakteristik bahan makanan. Berhubungan dengan warna, konsistensi, rasa dan
bentuk.
6. Fasilitas dan peralatan.
7. Macam dan jumlah tenaga. Jumlah, kualifikasi dan ketrampilan tenaga pemasak
perlu disesuaikan dengan macam dan jumlah hidangan.
tersendiri. Standar resep ini berguna dalam produksi/pembuatan menu dan peracikan
bumbu yang akan digunakan. Standar resep ini juga dapat mempermudah tenaga
pengolah makanan.
makanan rumah sakit. Tujuannya adalah tersedianya taksiran macam dan jumlah
bahan makanan dengan spesifikasi yang ditetapkan, dalam kurun waktu yang
Mochtar disusun berdasarkan jumlah pasien dengan ketentuan biaya untuk pasien VIP
melalui 3 pendekatan. Bila instalasi gizi/unit gizi sudah mempunyai pedoman menu
dan standar resep yang lengkap untuk setiap hidangan, maka perhitungan bahan
makanan dapat dilakukan melalui perhitungan bahan makanan dari standar resep atau
setahun diakhir tahun, elemen biaya makanan dalam penyusunan bahan makanan
food cost 40 %, dan perhitungan indeks juga memperhitungan jumlah bahan makanan
memperhitungkan biaya tenaga kerja (labor cost) karena pada umumnya yang bekeja
Perhitungan indeks bahan makanan untuk pasien dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
makanan yang dilakukan terdiri dari bahan makanan basah dan bahan makanan
kering.
dengan menu dan jumlah pasien. Menghitung jumlah pasien berdasarkan kelas
perawatan dan diet pasien. Sedangkan pemesanan bahan makanan kering dilakukan 1
kali sebulan dan didatangkan 2-3 kali sebulan disesuaikan dengan keadaan stok
bahan.
Unit Gizi RSUD Dr. Achmad Mochtar bekerjasama dengan 2 rekanan. Tenaga
kerja yang bertanggung jawab untuk pemesanan bahan makanan berjumlah 1 orang.
pembelian dengan system penunjukan langsung kepada rekanan atau pihak ketiga.
Diagram 1
Alur Pemesanan Makanan Di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Rekapitulasi jumlah
konsumen berdasarkan Hitung sesuai
Lembar permintaan porsi dan jumlah
makan pasien bentuk makanan, jenis
diet, dan kelas pasien
Pemisahan bahan
Pengecekan dan pencatatan bahan makanan kering dan
makanan yang datang basah
Persiapan BM Penyimpanan BM
penerima akan menerima dan memeriksa barang yang datang sesuai dengan daftar
dan pesanan atau jumlah bahan makanan dan ketentuan spesifikasi bahan makanan
yang dipesan. Jika bahan makanan yang tidak sesuai spesifikasi maka petugas
petugas penerimaan bahan makanan harus mencatat semua bahan yang diterima dan
Untuk setiap bahan makanan yang berlebih dan kurang dicatat di amprah pada hari
itu. Untuk bahan makanan yang kurang diberitahukan kepada rekanan dan membeli
jumlah pasien pada saat itu. Bahan makanan kering diterima diawasi. Bahan makanan
tersebut sesuai spesifikasi, jika tidak sesuai spesifikasi maka bahan makanan tersebut
dikembalikan.
Proses penerimaan bahan makanan basah dilakukan setiap pagi sekitar jam 08.00
WIB, dan untuk bahan kering dilakukan permintaan pengadaan bahan makanan satu
kali setiap bulannya dan untuk beberapa jenis bahan makanan dilakukan pemesanan
telur didatangkan 3-4 kali dalam sebulan. Peralatan yang tersedia di ruangan
penerimaan instalasi gizi RSUD Dr Ahmad Muchtar seperti timbangan duduk 50 kg.
Alat-alat penerimaan bahan makanan :
- Troli pengangkut bahan makanan
- Meja penerimaan bahan
- Timbangan
- Tempat pencucian bahan makanan
- Rak (Tempat penyimpanan sementara
BM diturunkan BM ditimbang
dari mobil BM diletakkan di ( dicocokkan dengan
troli
Diagram 2 spesifikasi BM dan daftar
pengangkut Alur Penerimaan Bahan Makanan
pesanan
BM
BM dimasukkan
dibersihkan/dicuci
ke dalam wadah
yang disediakan
BM yang BM disimpan
langsung diolah (pelabelan)
Distribusi BM Persiapan BM
3. Penyimpanan Bahan Makanan
Di Unit Gizi RSUD Dr. Achmad Mochtar, penyimpanan bahan makanan terdiri
dari 2 jenis, yaitu penyimpanan bahan makanan basah dan bahan makanan kering.
Bahan makanan basah akan dimasukkan kedalam wadah yang disediakan.. Setelah
dilakukan pemisahan, bahan makanan yang digunakan untuk pagi hari langsung
diolah oleh tenaga pemasak. Sedangkan bahan makanan yang digunakan untuk sore
hari, akan disimpan pada lemari penyimpanan (chiller) masing-masing sesuai dengan
suhu yang sesuai untuk bahan makanan tersebut. Sedangkan untuk bahan makanan
berupa freezer, lemari pendingin, troli bahan makanan, timbangan kapasitas 20-100
penyimpanan dalam ruangan 80-90%, hal ini sudah sesuai dengan PGRS 2013.
Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu >10
suhu refrigerator -1 sampai 4 °C, suhu freezer -12 sampai -24 °C, hal ini sudah sesuai
a. Ahli gizi membuat rekapitulasi kebutuhan bahan makanan untuk esok hari
bahan makanan yang siap diolah (mencuci, memotong, menyiangi, meracik, dan
sebagainya) sesuai dengan menu, standar resep, standar porsi, standar bumbu dan
Mochtar dilakukan pada waktu pagi hari. Penyimpanan sayur setelah persiapan
disimpandi dalam chiller dengan kemasan plastik bening, untuk hewani setelah
persiapan disimpan di dalam freezer gudang basah untuk makan malam dan pagi.
Proses persiapan dimulai dari pukul 08.00 WIB, untuk semua persiapan dalam satu
hari.
Prosedur yang dijalankan di ruang persiapan instalasi gizi RSUD Dr. Achmad
Mochar sudah sesuai dengan SOP, namun ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan
seharusnya, seperti penggunaan talenan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
sudah ditetapkan seharusnya talenan warna merah digunakan untuk hewani beserta
olahannya, warna hijau untuk sayuran dan protein nabati, warna biru untuk bumbu
dan warna putih untuk buah-buahan begitu juga dengan penggunaan pisau dapur,
namun pada saat kami melakukan observasi masih ada sebagian tenaga pengolah
makanan yang salah dalam penggunaan alat tersebut. Hal ini disebabkan oleh
beberapa penyebab, diantaranya talenan dan pisau yang tidak mencukupi sehingga,
pegawai terpaksa untuk memakai talenan dan pisau tidak sesuai warna. Sebaiknya
sarana dan prasarana dapur seperti pisau dan talenan dilengkapi agar tidak terjadi
kontaminasi silang yang akan membahayakan pasien. Berdasarkan teori tujuan untuk
penggunaan alat, dan tempat sesuai dengan bahan makanan yaitu untuk
dilakukan proses pengolahan. Pada pengolahan nasi di RSUD Dr. Achmad Muchtar
telah sesuai dengan Standar Prosedur Operasional, yaitu dari menyiapkan peralatan
kerja pengolahan, mencuci tangan, mencek jumlah konsumen pada hari ini dan
timbang jumlah pemakaian beras, mencuci beras sampai bersih, memasukan beras
kedalam rice cooker, menambahkan air ke dalam rice cooker sesuai dengan ukuran,
tutup rice cooker, mencek kematangan nasi, aduk-aduk nasi yang sudah matang,
pindahkan nasi ke panci nasi dengan kondisi tertutup, dan diletakkan di meja
distribusi.
Pada pengolahan lauk hewani, nabati, sayur dan buah di RSUD Dr. Achmad
pengolah makanan membaca menu, mengecek jenis bahan makanan hewani yang
akan diolah hari ini sesuai waktu makan, mengecek jumlah setiap bahan makanan
makanan, memperbaiki rasa bila masakan tidak sesuai dengan standar resep,
menempatkan makanan yang telah masak pada wadah yang telah disediakan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan beberapa petugas pengolah makanan
tidak menggunakan APD lengkap seperti tidak menggunakan masker dan handskon
peraturan Menteri Kesehatan RI No 1096/ Menkes / PER/ VI/ 2011, setiap penjamah
makanan selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar, serta
pakaian selalu bersih serta tidak banyak berbicara dan selalu menutup mulut pada saat
batuk atau bersin dengan menjauhi makanan atau keluar dari ruangan.
G. Distribusi Makanan
yang menggunakan sistem sentralisasi adalah ruangan mata, ruangan THT, Paru,
ruangan diporsi kembali untuk masing- masing pasien. Ruang yang menggunakan
sistem ini adalah ruang ambun suri lantai 1 dan 2 (bedah) dan lantai 3 dan 4 (interne
Pada saat pendistribusian makanan, ada beberapa tenaga kerja yang tidak
menggunakan APD yang lengkap seperti masker dan handskoon dan juga pramusaji
tidak menggunakan APD saat memorsikan makanan. Terdapat beberapa tenaga kerja
yang menggunakan tangan untuk mengambil makanan tersebut dan tidak tersedianya
sendok atau alat penjepit untuk mengambil makanan yang digoreng sehingga dapat
menyebabkan kontaminasi bakteri terhadap makanan karena kurangnya hygienitas
dan sanitasi.
banyaknya sisa makanan dari pasien yang ada di ambun suri lantai 1,lantai 2, lantai 3
dan lantai 4.
a. Waktu survey : pada tanggal 24 – 27 januari 2020, jam makan pagi siang dan sore
b. Tempat/ruangan : Ambun Suri Lantai 1, Lantai 2, Lantai 3, Lantai 4
Lantai 1 : ruang bedah
Lantai 2 : ruang bedah
Lantai 3 : ruang interne
Lantai 4 : ruang VIP
Pada Lantai 1 dan 2 untuk makanan biasa didapatkan hasil sisa makanan tertinggi
di lauk hewani telur goreng balado sebanyak 33,33%, dan lauk nabati tahu
makanan lunak pada lauk hewani yang tertinggi yaitu telur mata sapi 30,76%,
lauk hewani gulai ikan kuning sebanyak 37,5%, dan lauk nabati tempe gulai
kuning 37,5%, sayurannya tumis labu siam+wortel 37,5%. Sedangkan untuk
makanan lunak pada lauk hewani yang tertinggi yaitu telur mata sapi
lauk hewani ikan tawar goreng sebanyak 50%, dan lauk nabati opor tempe 50%,
pada lauk hewani yang tertinggi yaitu sup ayam 100%, nabati sup tahu 100%,
Makanan biasa
Kegiatan modifikasi:
Melihat sisa makanan dari pasien yang ada di ambun suri lantai 1,lantai 2, lantai
3 dan lantai 4.
Mengolah data sisa makanan pasien dengan metode comstock.
Melakukan analisa pada menu yang ada ( nilai gizi, prinsip dan syarat diet, teknik
pengolahan, biaya )
Memperoleh resep baru.
Melakukan modifikasi menu berdasarkan hasil analisa ( nilai gizi, prinsip dan
organoleptik
Mendapatkan data uji organoleptik( rasa, aroma, tektur, warna ).
Uji organoleptik modifikasi resep :
Ambun suri lantai 1 dan 2
Makanan Biasa:
Kriteria Skor:
Sangat Suka :4
Suka :3
Kurang Suka :2
Tidak Suka :1
Pada menu telur asam pedas dalam hal warna, panelis mengatakan suka 8
orang (72%) warnanya menarik karna memiliki warna yang cerah,dalam hal rasa
panelis yang menjwab suka 5 orang ( 45%), hasil tersebut menujukkan bahwa menu
telur asam pedas cukup layak dikembangkan dan di sajikan ke pasien. Dalam hal
tekstur semua panelis mengatakan suka,dan dalam hal aroma 9 orang panelis
panelis yang menjawab suka 3 orang ( 27%),. Dalam hal tekstur 2 orang (18%),dan
Pada menu kare labu siam dalam hal warna, panelis mengatakan suka 9 orang
(81%),dalam hal rasa panelis yang menjawab suka 7 orang ( 63%), Dalam hal tekstur
11 orang (100%),dan dalam hal aroma 11 orang panelis menjawab suka (100%).
Makanan Lunak:
Pada menu telur ceplok bumbu kuning dalam hal warna, panelis mengatakan
suka 5 orang ( 45%),dalam hal rasa semua panelis yang mengataka asin,Dalam hal
tekstur 9 orang (81%),dan dalam hal aroma 7 orang panelis menjawab suka (63%).
Pada menu bistik tahu dalam hal warna, panelis mengatakan suka 6 orang
(54%),dalam hal rasa panelis yang menjawab suka 3 orang ( 27%), dalam hal tekstur
2 orang (18%),dan dalam hal aroma 6 orang panelis menjawab suka (54%).
Pada meu capcay oyong + bunga kol dalam hal warna, panelis mengatakan
suka 10 orang ( 90%),dalam hal rasa panelis yang menjawab suka 9 orang ( 81%),
Dalam hal tekstur 6 orang (54%),dan dalam hal aroma 9 orang panelis menjawab
suka (81%).
Makanan biasa:
Nama Hidangan Penilaian
Warna Aroma Tekstur Rasa
Ikan tongkol rica-rica 3 3 3 3
bola-bola tempe saus asam manis 2 3 3 3
kangkung belacan 3 3 3 2
Pada menu Ikan tongkol rica-rica dalam hal warna, panelis mengatakan sangat
suka 1 orang ( 9,09 %), suka 10 orang (90,9%) ,dalam hal rasa panelis yang
menjawab sangat suka 1 orang ( 9,09%), suka 8 orang (72,7%),. Dalam hal tekstur
sangat suka 1 orang ( 9,09 %), suka (90,9%),dan dalam hal aroma sangat suka 1
orang ( 9,09%), suka 9 orang (81,8%) hasil tersebut menujukkan bahwa menu
tongkol rica-rica cukup layak.
Pada menu bola-bola tempe saus asam manis dalam hal warna, panelis
mengatakan suka 3 orang ( 27,27%),dalam hal rasa panelis yang menjawab suka 5
orang ( 45,4%), dalam hal tekstur 8 orang (72,7%),dan dalam hal aroma 8 orang
panelis menjawab suka (72,7%).
Pada menu kangkung belacan dalam hal warna panelis mengatakan suka 9
orang (81%),dalam hal rasa panelis yang menjawab suka 6 orang ( 54,54%), Dalam
hal tekstur 9 orang (81%),dan dalam hal aroma 7 orang panelis menjawab suka.
(63,63%).
Makanan lunak:
Penilaian
Nama Hidangan
Warna Aroma Tekstur Rasa
Lauk Hewani + sayur
Lauk Nabati
Tempe Goreng 3 3 3 3
Pada menu ikan dencis tauco + buncis iris dan tempe goreng panelis menyatakan
bahwa suka dari segi hal warna, aroma, tekstur, dan rasa.
Penilaian
Nama Hidangan
Warna Aroma Tekstur Rasa
Lauk hewani
Dendeng Lambok 3 3 3 3
Lauk nabati
Pergedel Tahu 4 3 3 3
Sayur
Tumis bunga kol+ wortel+arcis 4 3 3 3
Pada menu dendeng lambok panelis menyatakan bahwa suka dari segi hal
warna, aroma, tekstur, dan rasa. Pada menu pergedel tahu dan tumis bunga
kol+wortel+arcis panelis menyatakan bahwa sangat suka dari segi warna, dan suka
Penilaian
Nama Hidangan Makanan Biasa
Warna Aroma Tekstur Rasa
Lauk Hewani
dari segi warna dan rasa, suka dari segi aroma dan tekstur. Pada menu sup daging + wortel +
kentang panelis menyatakan sangat suka dari segi aroma dan suka dari segi warna, tekstur
dan rasa. pada tumis kangkung panelis menyatakan bahwa suka dari segi hal warna, tekstur
Penilaian
Nama Hidangan
Warna Aroma Tekstur Rasa
Lauk hewani
Pangek masin ikan 3 2 3 3
Lauk nabati
Tahu goreng balado 2 3 3 3
Sayur
Tumis buncis wortel 4 3 2 3
Pada menu pamgek masin ikan panelis menyatakan suka dari segi hal warna,
tekstur, rasa dan tidak suka dari segi aroma. Pada menu tahu goreng balado panelis
menyatakan suka dari segi hal aroma, tekstur, rasa dan tidak suka dari segi warna.
Pada menu tumis buncis wortel panelis menyatakan sangat suka dari segi warna, suka
dari segi aroma, rasa dan tidak suka dari segi tekstur.
Penilaian
Nama Hidangan
Warna Aroma Tekstur Rasa
Lauk Hewani
Ikan Dencis Tauco + Buncis Iris 3 3 2 3
Opor Dencis + Tempe 3 4 3 2
Lauk Nabati
Tempe Goreng 3 3 3 3
OporTempe 3 3 3 2
Sayur
Tumis Wortel + Tauge 3 3 3 2
Pada menu ikan dencis tauco + buncis iris panelis menyatakan bahwa suka dari
segi warna, aroma, rasa, dan tidak suka dari segi tekstur. Pada menu tempe goreng
panelis menyatakan bahwa suka dari segi warna, aroma, tekstur dan rasa. Pada menu
tumis wortel + tauge panelis menyatakan suka dari segi warna, aroma, tekstur dan
Dari uji organoleptik yang dilakukan dari segi warna makanan 76,5%
mengatakan suka, dari segi aroma 68,7 % suka, dari segi tekstur 65,6% suka,dan dari
J. HACCP / SKP
a. Nama menu
Berdasarkan nilai yang di dapatkan dengan skor keamanan pangan yaitu 0,94
b. Nama menu
1. Daging Lambok
2. Prekedel Tahu
c. Nama menu
1. Kalio ayam
2. Tempe goreng
3. Acar timun
Berdasarkan nilai yang di dapatkan dengan skor keamanan pangan yaitu 0.94
d. Nama menu
2. tahu goreng
didapatkan nilai 0,95 artinya makanan tersebut termasuk dalam kategori skor
keamanan sedang.
e. Nama menu
1. Lele goreng
nilai 0,93 artinya makanan tersebut termasuk dalam kategori skor keamanan sedang.
K. Evaluasi Konsumen
Konsumen yang dilayani oleh instalasi gizi RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi
adalah pasien dan pegawai. Konsumen atau pasien mendapat makanan sesuai dengan
diit dan ketentuan yang berlaku. Pasien dibedakan menjadi pasien kelas I, kelas II,
kelas III, dan VIP. Tentunya setiap kelas ada perbedaan menu yang disediakan, namun
tetap berdasarkan diit masing-masing pasien. Pegawai yang dilayani adalah dokter
jaga UGD, pegawai OK, pegawai hemodialisa, dan pegawai gizi. Ini sudah sesuai
dengan PGRS dimana instalasi gizi melayani semua pasien dan pegawai yang
beresiko.
Evaluasi konsumen Survei dilakukan secara berkala dan dilaporkan setiap
penyelenggaraan makanan
Tabel 4.8
Presentase sisa makanan Ambun Suri Lantai 1 dan 2
No Lauk Hewani
MB % ML %
1. Telur Goreng Balado 33,33 Telur Mata Sapi 30,7
No Lauk Nabati
MB % ML %
1. Tahu Goreng 31,25 Opor Tahu 44,44
2. Tempe Goreng Balado 26,66 Sup Tempe 40
3. Tempe Goreng Balado 25 Tempe Gulai 28,57
4. Tempe Goreng Balado 21,73 Kuning 28,57
Tempe Goreng
No Sayur
MB % M %
tertinggi di lauk hewani telur goreng balado sebanyak 33,33%, dan lauk nabati tahu
makanan lunak pada lauk hewani yang tertinggi yaitu telur mata sapi 30,76%, opor
Tabel 4.9
Presentase sisa makanan Ambun Suri Lantai 3
No Lauk Hewani
MB % ML %
1. Gulai ikan kuning 37,5 Sup daging 26
25 Sup ayam 13.33
2. Telur goreng balado 25 Gulai ikan kuning 26.67
25 Telur mata sapi 33,33
3. Daging asam pedas
4. Dendeng lambok
No Lauk Nabati
MB % ML %
1. Tempe gulai kuning 37,5 Opor tempe 40
2. Tempe goreng 25 Tempe gulai kuning 20
3. Tahu goreng 25 Sup tahu 33.33
4. Nugget 37,5 Sup tempe 40
No Sayur
MB % ML %
1.Tumis labu siam + wortel 37,5 Tumis Toge 20
2. Tumis toge 25 Tumis toge wortel 26,67
3. Tumis toge wortel 25 Tumis bayam wortel 20
4. Acar bening 25 Tumis oyong + wortel 26,67
Pada Lantai 3 untuk makanan biasa didapatkan hasil sisa makanan tertinggi di
lauk hewani gulai ikan kuning sebanyak 37,5%, dan lauk nabati tempe gulai kuning
37,5%, sayurannya tumis labu siam+wortel 37,5%. Sedangkan untuk makanan lunak
pada lauk hewani yang tertinggi yaitu telur mata sapi 33,3%,nabat opor tempe 40%,
Tabel 4.10
Presentase sisa makanan Ambun Suri Lantai 4
No Lauk Hewani
MB % ML %
1. Ikan tawar goreng 50 Sup ayam 100
2. Ikan goreng balado 33,33 Ikan bakar 62,5
3. - 0 Sup daging 50
4. - 0 Lele goreng 33,33
No Lauk Nabati
MB % ML %
1. Opor tempe 50 Sup tahu 100
2. Tempe goreng balado 33,33 Opor tempe 50
3. - 0 Sup tempe 50
4. - 0 Opor tahu 36,36
No Sayur
MB % ML %
1. Tumis labu siam + wortel 100 Gulai labu siam + wortel 42,85
2. Manis kol 100 Tumis bunga kol + wortel 37,5
3. Tumis bayam + wortel 66,6 Tumis wortel + buncis 33,3
4. Tumis bunga kol + wortel 50 Tumis kangkung 28,57
Pada Lantai 4 untuk makanan biasa didapatkan hasil sisa makanan tertinggi di
lauk hewani ikan tawar goreng sebanyak 50%, dan lauk nabati opor tempe 50%,
sayurannya tumis labu siam+wortel 100%. Sedangkan untuk makanan lunak pada
lauk hewani yang tertinggi yaitu sup ayam 100%, nabati sup tahu 100%, sayuran
yang dimulai dari upaya perencanaan penyusunan diit pasien hingga pelaksanaan
1) Menyusun rancangan makan pasien diruang rawat inap sesuai dengan jenis
Kegiatan yang dilakukan oleh Ahli Gizi diruangan adalah sebagai berikut :
1. Skrining gizi
mengetahui apakah pasien tersebut malnutrisi atau tidak, misalnya informasi tentang
RSUD Dr .Achmad Mochtar Bukittinggi skrining gizi dilakukan bukan hanya oleh
ahli gizi ruangan masing-masing tapi juga dilakukan oleh perawat. Pada pasien
Pada tahap ini ahli gizi ruangan bertugas untuk mengidentifikasi masalah gizi,
Proses pengkajian gizi di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi telah berjalan
b) Diagnosis gizi
gizi yang actual, dan atau berisiko menyebabkan masalah gizi yang merupakan
tanggun jawab dietesien untuk menanganinya secara mandiri. Diagnose gizi di RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi di tentukan oleh ahli gizi ruangan yang di sesuaikan
c) Intervensi gizi
Intervensi gizi di RSUD Dr. Achmad mochtar telah dilakukan dengan baik oleh
masing-masing ahli gizi ruangan. Hal ini dibuktikan dengan telah sesuainya diet yang
Edukasi dilakukan oleh ahli gizi kepada pasien dan keluarga menggunakan
leaflet dan food model. Penyuluhan dan konsultasi gizi merupakan serangkaian
dilakukan oleh ahli gizi ruangan masing-masing dengan cara menanyakan respon
pasien terhadap jenis diet yang diberikan untuk mengetahui keberhasilan dari
Selain asupan diet ahli gizi juga harus memonitoring dan mengevaluasi seperti
data klinis,pemeriksaan labor, tinggi badan, berat badan dan status gizi. Monitoring
dan Evaluasi pelayanan gizi pada pasien di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Semua pasien baru di skrining dahulu, setelah skrining baru lanjut MST nya
lebih dari 2 baru dikatakan bermasalah dan malnutrisi. Tapi ada yang berdiet khusus
jadi semuanya kita buat PAGT nya, contoh nya DM, paru, kanker, hemodialisa,
geriatri, paru.
B. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Merupakan serangkaian kegiatan pelayanan gizi yang berkesinambungan
dimulai dari perencanaan diet, perencanaan konseling hingga evaluasi rencana diet
kepada klien atau pasien rawt jalan.
Asuhan gizi rawat jalan bertujuan memberikan pelayanan gizi kepada klien atau
pasien rawat jalan memperoleh makanan sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan meliputi :
1. Pengkajian status gizi
2. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan penyakitnya
3. Penentuan macam diet sesuai dengan gizi dan penyakitnya serta cara
pemberian makannya
4. Konseling gizi
Pemantauan dan evaluasi tindakan lanjut dan terapi gizi :
a. Program konsultasi gizi
Program konsultasi gizi yang sukses membutuhkan hal-hal antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Pasien ikut secara aktif dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi dari
berbagai cara perubahan makanan
2. Pengawasan yang terus menerus dalam periode yang lama tapi disesuaikan
dengan kebutuhan individu
a. Pola pendekatan dengan konsultasi gizi
1. Perorangan
Konsultasi gizi perorangan diberikan kepada pasien yang memerlukan terapi
diet misalnya dengan penyakit DM, penyakit ginjal dan sebagainya. Setiap pasien
yang dirawat inap maupun rawat jalan memiliki latar belakang fisiologi, psikologi,
sosial budaya yang berbeda. Oleh karena itu, konsultasu gizi dapat disesuaikan
dengan keadaan dan kebutuhan masing-masing pasien.
2. Kelompok
Konsultasu gizi secara kelompok dapat diberikan kepada pasien yang sejenis
agar lebih berhasil kelompok pasien tersebut harus dikelompokkan lagi antara lain
menurut sosial budaya, golongan umur, dan jenis kelamin.
3. Masal
Konsultasi gizi secara masal dapat dilakukan di ruang poliklinik dengan
menampilkan power point, poster, dan alat peraga lainnya.
a. Pelaksanaan studi kasus secara perorangan diruang rawat inap Rumah Sakit
dengan Penyakit Komplikasi atau tanpa komplikasi
Pelaksanaan studi kasus disetiap ruangan mahasiswa mengambil satu kasus tiap
harinya untuk dijaadikan sebagai tugas harian dalam hal ini mahasiswa mengambil
pasien, menentukan status gizi pasien, menentukan zat gizi pasien, menentukan diet
Studi kasus yang dilakukan selama 3 hari diruang rawat inap dengan penyakit
diantaranya sebagai berikut:
1. Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) pada pasien Diabetes Melitus di Ambun
Suri lantai 3
2. Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) pada pasien Luka Bakar gr II LA 3% pada
ibu menyusui di Ambun Suri lantai 1 ruang luka bakar
3. Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) pada pasien Diabetes Melitus tipe II dan
Anemia di Ambun Suri lantai 4 ruangan interne
4. Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) pada pasien Systemic Lupus
Erythematosus, Anemia, dan GEA di Ambun Suri lantai 3
5. Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) pada pasien Ulkus Peptikum dan Anemia di
Ambun Suri lantai 3
6. Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) pada pasien CHF, Hipertensi, AKI di
Ambun Suri lantai 3
7. Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) pada pasien Melena, Gastritis Erosif,
Anemia di Ambun Suri lantai 3
8. Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) pada pasien Post Fasciotomy Compartment
Syndrome di Ambun Suri lantai 1
9. Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) pada pasien Hipertensi, Fertigo dan
Malnutrisi di Ambun Suri lantai 3
10. Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) pada pasien penderita Struma Nodula Non
Toksik(SNNT) dan Hipertensi di Ambun Suri lantai 2