b. Kependudukan
c. Sosial Ekonomi
d. Lingkungan Fisik
45
46
ruang persalinan, ruang rawat pasca persalinan, ruang poli umum, ruang
Secara umum kondisi semua ruangan dalam keadaan baik, namun ada
ruangan yang tidak bisa berfungsi optimal karena ukurannya sangat sempit
seperti Apotik, Pojok Gizi. Dengan keterbatasan di atas semua staf tetap
e. Lingkungan Biologi
menular seperti malaria dan demam berdarah adalah nyamuk sebagai vektor,
tempat perindukan vektor baik di dalam maupun diluar rumah seperti tempat
penampungan air.
Perumnas sampai dengan tahun 2022 yang tercatat di Puskesmas Sawa adalah
sebagai berikut.
47
NO SARANA/PRASARANA Jumlah
1. Sarana Kesehatan Pemerintah
a. Puskesmas Induk 1
b. Puskesmas Pembantu
c. Posbindu 1
2. Sarana Kesehatan Bersumber
a. Posyandu 10
b. Posyandu Lansia 10
c. SD Dengan Dokter Kecil 6
d. Poskeskel 0
48
a. Kendaraan Roda 4 2
b. Kendaraan Roda 2 10
Sumber: Tata Usaha Puskesmas Perumnas
hidup ibu hamil, hubungan tingkat pendidikan dengan kualitas hidup ibu hamil,
ini.
Umur f %
16-20 tahun 11 21,2
21-25 tahun 5 5,8
26-30 tahun 14 26,8
31-35 tahun 7 13,5
36-40 tahun 17 32,7
Jumlah 52 100
Sumber: Data Primer Terolah, 2023
Tabel 4.4 bahwa umur responden terbanyak adalah 36-40 tahun sebanyak
17 orang (32,7%) dan tersedikit adalah umur 21-25 tahun sebanyak 5 orang
(5,8%).
Graviditas f %
50
II 29 55,8
III 19 36,5
IV 4 7,7
Jumlah 52 100
Sumber: Data Primer Terolah, 2023
(7,7%).
Paritas f %
I 29 55,8
II 19 36,5
III 4 7,7
Jumlah 52 100
Sumber: Data Primer Terolah, 2023
orang (55,8%) dan tersedikit adalah paritas III sebanyak 4 orang (7,7%).
Tingkat Pendidikan f %
SD 1 1,9
SMP 13 25,0
SMA 17 32,7
D3 0 0
D4/S1 21 40,4
S2 0 0
Jumlah 52 100
Sumber: Data Primer Terolah, 2023
Pekerjaan f %
IRT 35 67,4
PNS 13 25,0
Honorer 2 3,8
Wiraswasta 2 3,8
Jumlah 52 100
Sumber: Data Primer Terolah, 2023
sebanyak 35 orang (67,4%) dan tersedikit adalah honorer dan wiraswasta masing-
Pada tabel 4.9 terlihat bahwa umur responden terbanyak adalah risiko tinggi
(<20 tahun dan >35 tahun) sebanyak 28 orang (53,8%) dan tersedikit adalah umur
orang (40,4%).
Puskesmas Perumnas
dalam kategori kurang baik sebanyak 29 orang (53,7%) dan terendah dalam
Analisis bivariat terdiri dari hubungan umur dengan kualitas hidup ibu
hamil, hubungan pendidikan dengan kualitas hidup ibu hamil, hubungan paritas
53
dengan kualitas hidup ibu hamil, Hasil analisis bivariat dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Kualitas Hidup
Jumlah
Umur Kurang baik Baik p-value
N % N % n %
Risiko rendah 7 29,2 17 70,8 24 100 0,000
Risiko tinggi 22 78.6 6 21,4 28 100
Total 29 55.8 23 44.2 52 100
Sumber: Data Primer Terolah, 2023
Pada tabel 4.13 menunjukan bahwa 29,2% responden kategori umur resiko
rendah memiliki kualitas hidup yang kurang baik dan 70,8% memiliki kualitas
hidup yang baik. Sedangkan 78,6% responden kategori umur resiko tinggi
memiliki kualitas hidup yang kurang baik dan hanya 21,4% yang memiliki
Nilai P-Value 0,000 lebih kecil dari alpha. Penelitian (0,000 < 0,05), maka
Ho di tolak Ha di terima, artinya ada hubungan umur dengan kualitas hidup ibu
Kualitas Hidup
Kurang Baik Jumlah
Tingkat Pendidikan p-value
baik
N % N % n %
Pendidikan rendah 23 74,2 8 25,8 31 100 0,001
Pendidikan tinggi 6 28,6 15 71,4 21 100
Total 29 55.8 23 44.2 52 100
Sumber: Data Primer Terolah, 2023
54
pendidikan rendah memiliki kualitas hidup yang kurang baik dan 25,8% memiliki
kualitas hidup yang baik. Sedangkan hanya 28,6% responden kategori tingkat
pendidikan tinggi memiliki kualitas hidup yang kurang baik dan 71,4% yang
Nilai P-Value 0,001 lebih kecil dari alpha. Penelitian (0,001 < 0,05), maka
Kualitas Hidup p-
Jumlah
Paritas Kurang baik Baik value
n % n % n %
Primipara 22 75,9 7 24,1 29 100 0,001
Multipara 7 30,4 16 69,6 23 100
Total 29 55.8 23 44.2 52 100
Sumber: Data Primer Terolah, 2023
memiliki kualitas hidup yang kurang baik dan 24,1% memilii kualitas hidup yang
hidup yang kurang baik dan 69,6% yang memiliki kualitas hidup yang baik.
Nilai P-Value 0,001 lebih kecil dari alpha. Penelitian (0,001 < 0,05), maka
Ho di tolak Ha di terima, artinya ada hubungan umur dengan kualitas hidup ibu
4.3 Pembahasan
yang menyatakan 67,40% ibu hamil di Indonesia memiliki kualitas hidup kurang
baik, 30,37% kualitas hidup baik dan sisanya 2,22% memiliki kualitas hidup
sangat baik. Demikian pula hasil penelitian Putri dkk (2021) yang menyatakan
sebagian besar ibu hamil yakni sebanyak 231 (35,7%) mengalami kualitas hidup
aspek fungsi fisik, mental, dan sosial, dipengaruhi oleh evaluasi positif dan negatif
yang subjektif. Kualitas hidup telah menjadi indikator yang valid dari hasil
intervensi untuk menilai kesejahteraan dari kesehatan (Zubaran & Foresti, 2019).
kehidupan pada sistem budaya dan nilai serta tempat dimana mereka tinggal
dengan norma-norma, tujuannya dan kepedulian bersatu dalam hal yang kompleks
merupakan presepsi individu terhadap posisi mereka didalam sistem budaya dan
nilai dimana mereka tinggal dan dalam kaitannya dengan perhatian, standar,
tujuan dan harapan mereka. Dari beberapa definisi kualitas hidup diatas, dapat
budaya dan nilai di tempat mereka tinggal dan berkaitan dengan tujuan dan
Dalam penelitian ini persepsi ibu hamil atau penilaian terhadap kualitas
hidupnya dapat ditentukan oleh beberapa hal seperti gender dan jenis kelamin,
hubungan dengan orang lain, serta budaya. Penderitaan ibu hamil yang berisiko
tinggi dapat menyebabkan rasa putus asa hingga depresi. Jika bu hamil berisiko
tinggi memiliki kondisi psikologis kurang baik maka akan berdampak pada
Periode kehamilan adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik dan
psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Kehamilan adalah suatu krisis
wanita tersebut harus siap memasuki suatu fase baru untuk bertanggungjawab dan
memberi perawatan. Konsep dirinya berubah, siap menjadi orang tua dan
biasanya diikuti oleh stres dan gelisah, baik itu kehamilan yang diharapkan atau
tidak terutama pada kehamilan usia dini. Untuk keluarga pemula, kehamilan
adalah periode transisi dari masa anak-anak menjadi orang tua dengan
kesiapan menjadi seorang ibu. Wanita akan menjadi ibu dan suaminya akan
Oleh karena itu dalam masa kehamilan ibu hamil harus dapat beradaptasi
penerimaan ini digambarkan dalam kesiapan wanita untuk hamil dan dalam
secara nyata. Kehamilan yang tidak diterima, berbeda dengan menolak anak.
Seorang wanita dapat saja tidak suka hamil, tetapi mencintai anak yang akan
menunjang kualitas hidupnya menjadi baik. Hal ini dikarenakan kualitas hidup
yang baik merupakan suatu persepsi yang hadir dalam kemampuan keterbatasan,
gejala serta sifat psikososial hidup individu baik dalam konteks lingkungan
kesehatan. Keluarga adalah pihak yang pertama kali memberikan pertolongan bila
Wanita yang hamil tanpa suami, akan mengalami perubahan peran dan
matang secara psikologis. Ibu hamil juga akan menghadapi kenyataan dan
hamil merupakan faktor penting. Anggota keluarga yang lain, terutama ayah dan
ibu, kakek/nenek dan saudara yang lain juga harus menyesuaikan diri dengan
menjadi krisis yang merupakan gangguan atau konflik yang dapat mengganggu
bahaya pada kelangsungan hidup ibu dan bayi. Kondisi ibu hamil berisiko tinggi
seperti ini memiliki dampak pada pola kehidupan seseorang, sehingga hal ini bisa
menjadi penentu suatu kualitas kehamilan berisiko tinggi (Winarni dkk, 2020).
rendah memiliki kualitas hidup yang kurang baik dan 70,8% memiliki kualitas
hidup yang baik. Sedangkan 78,6% responden kategori umur resiko tinggi
memiliki kualitas hidup yang kurang baik dan hanya 21,4% yang memiliki
Hasil peneltian juga menyatakan nilai p-value adalah 0,000 lebih kecil dari
0,05, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan umur dengan kualitas hidup ibu
menyatakan ada hubungan umur dengan kualitas ibu hamil. Demikian pula hasil
penelitian Boutib et al (2023) yang menyatakan hasl yag sama yaitu ada
Umur sangat mempengaruhi kualitas hidup ibu hamil. Semakin tua unur ibu
munculnya rasa putus asa akan terjadinya hal-hal yang lebih baik dimasa yang
59
akan datang. Perempuan pada ujung spektrum usia produktif mempunyai insiden
yang lebih tinggi terhadap terjadinya hasil yang buruk menurut (Anwar dkk,
2022).
Ibu hamil dengan umur antara 20-35 tahun akan lebih siap baik secara
jasmani maupun rohaninya untuk terjadinya khamilan. Karena pada usia tersebut
keadaan gizi seorang ibu lebih baik dibandingkan pada usia kurang dari 20 tahun
dan lebih dari 35 tahun. Usia ibu hamil juga sangat berpengaruh pada
dan semakin tua usia ibu hamil juga berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan
Wanita muda (kurang dari 20 tahun) perlu tambahan gizi karena selain
berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya. Sementara umr yang lebih
tua (lebih dari 35 tahun) perlu energi yang besar juga karena fungsi organ
Ibu hamil dengan usia dengan berisiko akan merasa cemas terhadap
kehamilannya dikarenakan risiko yang akan dihadapi dimasa kehamilan dan saat
sebagai ibu. urang siap dalam sosial ekonomi sehingga kualitas hidupnya
dkk, 2022),
Stres ibu hamil dipengaruhi oleh emosinya yang masih labil, lingkungan
kehamilannya. Stres pada ibu hamil tidak saja berakibat pada ibu tetapi juga
berakibat pada janin yang dikandungnya. Karena posisi janin yang berada di
dalam rahim dalam merespons apa yang sedang dialami oleh ibu. Berdasarkan
penelitian, ibu hamil yang mengalami stres akan meningkatkan risiko melahirkan
bayi prematur, melahirkan bayi yang lebih kecil. Bahkan bahaya stres pada ibu
hamil dapat mengakibatkan janin keguguran (Salmah dkk., 2021 hal 24).
pendidikan rendah memiliki kualitas hidup yang kurang baik dan 25,8% memiliki
kualitas hidup yang baik. Sedangkan hanya 28,6% responden kategori tingkat
pendidikan tinggi memiliki kualitas hidup yang kurang baik dan 71,4% yang
Hasil penelitian juga menyaakan nilai p-value adalah 0,001 lebih kecil dari
0,05, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan pendidikan dengan kualitas hidup
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Putri dkk (2022) yang
Demikian pula hasil penelitian Alzboon dan Vural (2019) menyatakan bahwa
semakin rendah pendidkan maka kualitas hidup ibu hamil semakin menurun.
hamil. Kualitas hidup ibu hamil akan meningkat seiring dengan lebih tingginya
tingkat pendidikan yang didapatkan oleh ibu hamil. Hal tersebut terjadi karena ibu
hamil yang memiliki pendidikan yang rendah akan merasa tidak percaya diri dan
merasa bahwa dirinya tidak berguna. Pendidikan juga menjadi salah satu indikator
semakin matang, mudah dalam menerima serta memahami suatu informasi yang
lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan dirinya. Hal ini dapat
yang luas secara signifikan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang (Tahir,
2021).
memiliki kualitas hidup yang kurang baik dan 24,1% memilii kualitas hidup yang
hidup yang kurang baik dan 69,6% yang memiliki kualitas hidup yang baik.
Hasil penelitian juga menyatakan nilai p-value adalah 0,001 lebih kecil dari
0,05, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan paritas dengan kualitas hidup ibu
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Alzboon, dan Vural (2019)
yang berjudul Factor Influencing the Quality Of Life Of Healthy Pregnant Women
QOL ibu hamil. Paritas yang dimaksud yaitu keadaan saat seorang wanita
melahirkan anak baik mati maupun hidup. Wanita dengan paritas tinggi memiliki
QOL yang lebih baik di banding wanita-wanita dengan paritas rendah. Wanita
dengan kualitas hidup ibu hamil. Ibu hamil dengan paritas rendah kualitas
hidupnya lebih rendah dibandingkan paritas tinggi. Demikian pula hasil penelitian
Putri dkk (2022) menyatakan ada hubungan paritas dengan kualitas hidup ibu
hamil.
63
Kualitas hidup merupakan suatu persepsi dari individu atau yang mengenai
keadaan individu, yang hidup pada lingkup budaya serta sistem nilai dalam
standar yang telah ditentukan serta dapat menjadi suatu perhatian seseorang.
Penilaian kebutuhan ibu terhadap fokus pelayanan kesehatan dapat dilihat melalui
menilai empat domain meliputi kesehatan fisik, kondisi psikologi, interaksi sosial
dan respon terhadap lingkungan. Pada fase kehamilan terjadi perubahan fisik yang
sangat jelas, sehingga keluhan fisik merupakan konsekuensi utama. Akibat adanya
yang hidup atau jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup
diluar rahim. Jumlah kehamilan sebelumnya pada ibu hamil merupakan faktor
Paritas dibagi menjadi tiga macam, antara lain: primiparitas (kelahiran bayi hidup
untuk pertama kali dari seorang wanita), multiparitas (kelahiran bayi hidup dua
kali atau lebih dari seorang wanita), grande-multiparitas (kelahiran bayi lebih dari
5 orang anak). Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari
Ibu dengan paritas tinggi lebih dari 3 memiliki angka maternal yang tinggi
rahim baru pertama kali menerima hasil konsepsi dan keluwesan otot rahim masih
terbatas untuk pertumbuhan janin. Tingkat paritas telah menarik perhatian peneliti
kesehatan ibu yang berparitas tinggi lebih baik dari pada yang berparitas rendah,
dkk, 2022).
65
Penelitian yang telah dilakukan hanya terbatas pada satu tempat, yaitu
ini termasuk sebagai salah satu faktor yang dapat mempersempit ruang
telah dilakukan.