PENDIDIKAN INTERPROFESIONAL
DISUSU OLEH :
P00331018060
KELAS B TINGAT 3
2020
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN...................................................
A. Latar belakang.
B. Rumusan masalah
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perubahan paradigma menjadi sebuah pelayanan kesehatan yang berorientasikan
pasien sudah lama digaungkan dalam peningkatan mutu. Pasien seharusnya menjadi
subjek pemberian pelayanan bukan sebuah objek, sehingga membutuhkan solusi dan
terobosan yang menjadikan sebuah mutu pelayanan yang lebih baik.
Kolaborasi antar profesi kesehatan adalah satu usaha untuk peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Seperti halnya pendapat Hind (2003) yang menyebutkan bahwa
kolaborasi adalah satu usaha peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Kolaborasi ini
begitu luas dalam pemaknaannya. Dalam tulisan ini penulis ingin memandang kolaborasi
dari system pendidikan. Mengapa pendidikan? Hal ini dikarenakan dasar suatu
pembentukan karakter adalah pendidikan,. Kemampuan Kolaborasi adalah suatu karakter
yang membutuhkan pembentukan melalui pendidikan formal.
WHO (1988) telah membuat sebuah grand design tentang pembetukan karakter
kolaborasi dalam sebuah bentuk pendidikan formal yaitu berupa interprofessional
education. Interprofessional education (IPE) adalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang
diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan kolaborasi dan
kualitas pelayanan dan pelakasanaanya dapat dilakukan dalam semua pembelajaran, baik
itu tahap sarjana maupun tahap pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga kesehatan
yang profesional (Lee, 2009).
Beberapa ahli mengungkapkan IPE dapat menjadi dasar dalam pembentukan
kolaborasi. Seperti halnya pendapat Mendez et. al.,(2008) IPE merupakan hal yang
potensial sebagai media kolaborasi antar profesional kesehatan dengan menanamkan
pengetahuan dan skill dasar antar profesional dalam masa pendidikan. Coster, et. al.,
(2008) memperkuat pendapat Mendez et. al., (2008) bahwa IPE merupakan hal yang
penting dalam membantu pengembangan konsep kerja sama antar profesional yang ada
dengan mempromosikan sikap dan tingah laku yang positif antar profesi yang terlibat di
dalamnya.
IPE telah terapkan di universitas dengan jurusan ilmu kesehatan di berapa Negara
dan banyak penelitian yang telah dipublikasikan dalam beberapa jurnal ilmiah. Seperti
halnya penelitian Ker et. al., (2007) yang menyebutkan bahwa persepsi mahasiswa
tentang pelaksanaan IPE sudah bernilai positif. Penelitian Coster et. al. (2008) tentang
kesiapan mahasiswa terhadap IPE menunjukkan rata-rata skor yang tinggi untuk
mahasiswa keperawatan, kebidanan, kedokteran gigi, kedokteran, fisioterapi, farmasi, gizi
kesehatan dan terapi okupasi.
B. Rumusan masalah
PEMBAHASAN
1. Dalam video yang telah saya amati ada beberapa yang harus pelajari yaitu adalah
perlu adanya suatu kolaborasi antara beberapa profesi tenaga kesehatan, karena suatu
pelayanan terbaik kepada pasien yaitu tidak akan lepas dari yang namanya praktik
kolaborasi antar tenaga kesehatan profesinal dalam memberikan pelayanan secara
terintegrasi kepada pasien agar pasien juga nyaman dalam melakukan suatu
pemeriksaan, dan kemudian yang perlu diingat yaitu sangat penting adalah
komunikasi tim kesehatan yaitu keterampilan komunikasi yang efektif, saling
menghargai, rasa percaya, dan proses pembuatan keputusan. Karena dengan
komunikasi yang baik maka setiap proses yang dilakukan dapat berjalan dengan
lancar tanpa adanya suatu keraguan untuk mengungkapkan pendapat masing masing
profesi dan juga proses penyampaian dan penerimaan informasi individu dapat
didefinisikan secara baik.
2. Tidak pernah
3. Tidak pernah
4. Iya mungkin saja dapat dilakukan diindonesia. Karena dengan adanya suatu
kolaborasi, diharapkan agar dapat saling resource sharing untuk meningkat efektifitas
dan efisiens dalam proses pendidikan maupun pelayanan kesehatan, dan dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, kolaborasi praktik antar
kesehatan juga dapat menurunkan resiko yang ditimbulkan akibat lamanya
penanganan kesehatan , seperti menurunkan angka pasien penderita komplikasi, lama
tinggal dirumah sakit, konflik antar pasien dan pengasuh dan ,tidak hanya praktik
dalam dunia kerja kolaborasi saja tetapi harus diterapkan juga sejak dalam dunia
pendidikan.
5. Sangat menguntungkan. Karena kolaborasi tim kesehatan sangatlah penting karena
masing-masing tenaga kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
keahlian, dan pengalaman yang berbeda. Dalam kolaborasi tim kesehatan, mempunyai
tujuan yang sama yaitu sebuah keselamatan untuk pasien Tujuan dari pengkajian
Manajemen keselamatan dan kesehatan pasien adalah digunakan sebagai acuan untuk
membentuk kolaborasi antar tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan.
6. Iya menguntungkan karena kolaborasi interprofesinal akan mendapatkan beberapa
kentungan seperti menemukan inspirasi serta ide ide baru dari diskusi yang sudah
dilakukan secara bersama tim. Ketika suatu kerja sama telah terbentuk secara baik
maka pekerjaan akan dibagi bagi sesuai profesi masing masing agar beban kerja yang
akan dihadapi dapat berjalan secara ringan karena mendapatkan bantuan dari tenaga
profesi lainnya. Dan juga merupakan strategi untuk mencapai kualitas hasil yang
diingkan secara efektif dalam pelayanan kesehatan. Kemudian komunikasi dalam
kolaborasi merupakan unsur penting untuk meningkatkan kualitas perawatan dan
keselamatan pasien.
7. Menurut saya jika dikatakan merepotkan dan memakan waktu lama mungkin saja
iya, tetapi jika suatu kolaborasi tim dapat melakukan pelayanan secara efektif dan
dihadapi secara bersama sama, karena dengan bantuan tenaga profesi lainnya
pekerjaanpun dapat berjalan dengan santai dan lancar, maka mungkin saja tidak akan
terlalu merepotkan dan memakan waktu yang lama.
8. Syaratnya yaitu komunikasi yang baik, menggunakan Bahasa yang mudah dipahami,
dapat berbagi informasi dengan baik mengatur peran dan tugas masing masing
profesi dalam kegiatan tim yang akan dilakukan sehingga kolaborasi dapat berjalan
dengan efektif
BAB III
PENUTUP