Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.

S DENGAN RESPIRATORY
DISTRESS SYNDROME (RDS) DI RUANG NICU RSUD SEKARWANGI

A. Pengkajian
1. Biodata Klien
Nama : Bayi Ny. S
Tanggal lahir/Usia : 14 April 2021/1 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Lembursitu
Tanggal Pengkajian : 15 April 2021 Pukul 14.00 WIB
Diagnosa Medik : Respiratory Distress Syndrome
2. Identitas Orang Tua
a. Ayah
Nama : Tn. K
Usia : 26 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Lembursitu
b. Ibu
Nama : Ny. S
Usia : 22 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Jl. Lembursitu

B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan bayinya mengalami sesak nafas disertai dengan sianosis pada
ekstremitas saat lahir
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Bayi lahir pada tanggal 14 April 2021 pukul 13.00 WIB, lahir dengan BB 2000 gr,
sesak nafas (+), takipnea (+), retraksi dinding dada (+) dan sianosis (+) pada
ekstremitas atas dan bawah
c. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
1. Prenatal care
a. Ibu klien mengatakan memeriksakan kehamilannya di bidan dan dokter
b. Ibu klien mengatakan tidak ada Riwayat terkena radiasi
2. Natal
a. Tempat persalinan : Rumah sakit
b. Jenis persalinan : Spontan
c. Usia kehamilan : ±32 minggu
d. Pertolongan persalinan : Dokter
3. Post natal
4. Kondisi bayi : Premature APGAR score 5/7
e. Riwayat Immunisasi
Belum melakukan imunisasi

C. Pola Aktivitas Sehari-hari


1. Pola kebutuhan cairan dan nutrisi
Bayi Ny. S minum ASI dan diberikan Infus D5% 10 tpm
2. Pola Eliminasi
Bayi memakai pempers dan ditimbang tiap kali ganti pempers. Bayi sudah BAK
dan BAB warna hitam lembek
3. Pola Aktivitas dan Istirahat
Bayi terlihat lemah, dan geraknya belum aktif. Istirahat ±18 jam/hari

D. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis, gerak kurang aktif
c. Tanda-tanda vital :
N : 130x/ment
HR : 78x/menit
S : 36,5 C
d. Antropometri
BB : 2000 gr
PB : 47 cm
LK : 32 cm
LD : 30 cm
LLA: 12 cm
e. Pemeriksaan fisik:
Hidung : Terdapat pernafasan cuping hidung
Mulut : Bibir merah, tidak ditemukan stomatitis, mukosa bibir kering.
Thorax : Simetris (kanan kiri sama), retraksi dada (+), RR= 78x/menit
Cardio : HR = 130x/menit
Umbilikus : Tali pusat basah, tidak terjadi perdarahan, tidak terjadi infeksi
Anus : Tidak ada lesi, tak ada iritasi perineal, warna feces hitam lembek.
Ekstremitas : Akral dingin, Jumlah jari tangan 5/5, Jumlah jari kaki 5/5, tak ada
kelumpuhan, gerak kurang aktif, terdapat sianosis.
Kulit : Warna kulit kemerahan degan ekstremitas kebiruan, tidak ikterus,
terdapat sedikit lanugo pada dahi dan sekitar pipi, kulit tipis.
Refleks :
1. Reflek Sucking (Menghisap) : Ketika di test dengan spuit diberikan ASI,
maka pasien tidak dapat menelan dengan sempurna ASI yang diberikan
dan selalu ada ASI yang keluar dari mulutnya.
2. Reflek Menelan : kurang, jika diberi munim lewat spuit maka ASI kan
keluar sebagian dari mulutnya

f. Data Pengobatan
Obat-obatan yang digunakan pasien :
Infus D5% 10 tpm
g. Data Penunjang
Hasil Laboraturium Analisis Gas Darah
Ph 7.20
PCO2 62 mmHg
PAO2 46 mmHg
HCO3 20 mmoL
Na 136 mEq
K 420 mEq
Cl 95.2 mEq
Ca+ 1.20 mmol/L

E. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1 Ds:- Bayi Lahir Prematur Ketidakefektifan
pola nafas
Do:
- Tampak sianosis Inadekuat surfaktan
pada ekstremitas
atas dan bawah
- Terdapat Ekspansi paru tidak
pernafasan cuping maksimal
hidung
- Terdapat retraksi Ventilasi berkurang
dinding dada
- KU: Lemah
Peningkatan usaha
- Tanda-tanda vital napas
N 130x/ment
HR 78x/menit Takipnea
S 36,5 C

Pola napas tidak


efektif
Ds:- Bayi Lahir Prematur Resiko Gangguan
Termoregulasi:
Do: Hipotermi
- Kulit tipis Lapisan lemak pada
kulit belum terbentuk
- Bayi BBLR 2000 sempurna
gr dan premature
- Akral dingin
Resiko gangguan
- KU: Lemah termoregulasi:
- Tanda-tanda vital Hipotermi

N 130x/ment
HR 78x/menit
F. Diagnosa Keperawatan
S 36,5 C
Ds:- Bayi Lahir Prematur Gangguan nutrisi
kurang dari
Do: kebutuhan tubuh
- Reflek hisap dan Reflek telan imatur
menelan lemah
- Mukosa bibir Daya hisap menurun
kering
- BBLR 2000 gr
Suplai nutrisi tidak
- KU: Lemah terpenuhi
- Tanda-tanda vital
Gangguan nutrisi
N 130x/ment kurang dari
kebutuhan tubuh
HR 78x/menit
S 36,5 C
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan defisiensi surfaktan dan
ketidakstabilan alveolar
2. Resiko gangguan termoregulasi: Hipotermi berhubungan dengan lapisan lemak
belum terbentuk sempurna pada kulit
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menghisap

G. Intervensi Keperawatan
No Tujuan Intervensi
1 Setelah dilakukan 1. Kaji status pernafasan, catat
tindakan keperawatan peningkatan respirasi atau perubahan
selama 1x24 jam pola pola nafas
nafas menjadi efektif
dengan kriteria hasil 2. Catat ada tidaknya suara nafas dan
adanya bunyi nafas tambahan seperti
1. Frekuensi crakles, dan wheezing
respirasi dalam
batas normal 3. Kaji ada tidaknya sianosis

2. Tidak ada 4. Berikan oksigen dengan CPAP


retraksi dinding 5. Pakaikan topi pada bayi
dada
6. Kolaborasi pemberian obat
3. Tidak ada
sianosis
4. Tidak ada
pernafasan
cuping hidung
Setelah dilakukan 1. Tempatkan bayi pada tempat yang
tindakan keperawatan hangat (incubator)
selama 1x24 jam
resiko gangguan 2. Atur suhu incubator
termoregulasi: 3. Pantau suhu tubuh setiap 2 jam
hipotermi tidak terjadi
dengan kriteria hasil: 4. Ganti pakaian dan linen jika basah

1. Suhu tubuh dalam


batas normal (36-
37 C)
2. Akral hangat
Setelah dilakukan 1. Pasang selang OGT untuk dapat
Tindakan Keperawatan memasukkan makanan jika
dalam waktu 1x24 jam diindikasikan atau untuk mengevaluasi
intake nutrisi dapat isi lambung
terpenuhi dengan 2. Cek lokasi selang NGT
kriteria hasil: 3. Berikan makanan sesuai dengan
1. Bayi dapat minum prosedur
dengan baik 4. Monitor intake cairan dan output
2. Berat Badan Bayi
tidak turun lebih
dari 10%
3. Kemampuan
menghisap dan
menelan Bayi
terlatih

ANALISIS JURNAL DAN VIDEO

Titik Ambar Asmarin dan Laode Abdul Rahman. CPAP Pada Kasus Kegawatan Nafas
Pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Keperawatan Vol.10 No.1, Januari 2020.

Dari hasil penelitian pada beberapa alat bantu napas yang digunakan seperti CPAP
(Continous Positive Airways Presure), NIPPV (Noninvasive Intermittent positife Presure),
dan HHFNC (Humidified Hig-Flow Nasal Cannula) semua mode ini bertujuan mendukung
pernafasan. Penulis menyatakan penggunaan CPAP lebih efektif digunakan pada bayi baru
lahir yang mengalami gangguan pernafasan. CPAP berfungsi mempertahankan tekanan
positif pada jalan nafas spontan, sehingga meningkatkan oksigenasi pada bayi dengan RDS.

Penggunaan CPAP yang benar terbukti dapat menurunkan kesulitan bernafas, mengurangi
ketergantungan terhadap oksigen, membantu memperbaiki dan mempertahankan kapasitas
residual paru, mencegah obstruksi saluran nafas bagian atas, dan mencegah kolaps paru.

Beberapa efek fisiologis dari CPAP antara lain:


1. Mencegah kolapnya alveoli paru dan atelektasis

2. Mendapatkan volume yang lebih baik dengan meningkatkan kapasitas residu


fungsional

3. Mempertahankan surfaktan

4. Mempertahankan jalan nafas dan meningkatkan diameternya

5. Menstimulus pertumbuhan paru-paru


Penggunaan CPAP pada Neonatus: https://youtu.be/v2QXuRZM554

Penggunaan CPAP merupakan tindakan non invasif pada bayi yang


mengalami distress pernapasan atau apneu yang masih mempunyai usaha pernapasan
spontan dengan memberikan aliran tekanan positif di akhir ekspirasi atau PEEP.
Dengan indikasi diantaranya gangguan pernafasan, apneu terkait prematuritas,
penyapihan dari ventilator mekanik, dan adanya obstruksi jalan nafas atas.
Pemasangan CPAP ini tidak boleh dilakukan pada pasien yang mengalami hernia
diafragma.

Persiapkan bayi, pastikan indikasi pada bayi memenuhi untuk dilakukan


pemasangan CPAP berdasarkan hasil klinis pemeriksaan fisik, analisa gas darah, atau
rontgen babygram.

Jelaskan kepada orang tua bayi indikasi pemasangan alat CPAP dan
kompilaksinya dan persetujuan tindakan pemasangan serta persiapkan alat. CPAP
dapat digunakan menjadi primary alat bantu pernapasan pada bayi baru lahir

Untuk pengaturan CPAP, Setting flow 5-10 liter/menit, untuk PEEP 5-8 cm
H20, fi02 bisa dimulai dengan 21%. Ketika sudah dilakukan pemasangan CPAP maka
lakukan pemantauan klinis, apakah ada perbaikan usaha nafas, saturasi oksigen serta
frekuensi jantung. Bayi yang dilepas dari pemasangan CPAP bisa menggunakan
terapi oksigen HFNC atau tanpa menggunakan terapi oksigen apapun dengan udara
ruangan.
Kesimpulan :

Hasil pengkajian didapatkan data Bayi lahir pada tanggal 14 April 2021 pukul 13.00
WIB, lahir dengan BB 2000 gr, sesak nafas (+), takipnea (+), retraksi dinding dada (+) dan
sianosis (+) pada ekstremitas atas dan bawah. Sehingga intervensi yang akan dilakukan pada
bayi yaitu adalah pemasangan alat CPAP, yang bertujuan untuk menurunkan kesulitan
bernafas, membantu memperbaiki dan mempertahankan kapasitas residual paru, mencegah
obstruksi saluran nafas bagian atas, dan mencegah kolaps paru. Hal ini sesuai dengan jurnal
diatas, yang dimana dari beberapa alat bantu nafas pada seperti NIPPV (Noninvasive
Intermittent positife Presure), dan HHFNC (Humidified Hig-Flow Nasal Cannula), CPAP
lebih efektif digunakan pada bayi baru lahir yang mengalami gangguan pernafasan. CPAP
berfungsi mempertahankan tekanan positif pada jalan nafas spontan, sehingga meningkatkan
oksigenasi pada bayi dengan RDS. Dan dari video menyatakan jika CPAP dapat digunakan
menjadi primary alat bantu pernapasan pada bayi baru lahir. Sehingga dari intervensi
penggunaan alat CPAP pada bayi dengan diagnosa RDS, sesuai dengan jurnal dan video.
SOP PEMASANGAN ALAT CPAP

(CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE)

A. Pengertian
CPAP merupakan suatu alat yang mempertahankan tekanan positif pada saluran nafas
bayi baru lahir selama pernafasan spontan, sehingga pertukaran oksigen serta CO2
diparu-paru bayi berjalan baik.
B. Tujuan
Untuk mempertahankan tekanan positif pada saluran nafas bayi baru lahir yang
mengalami gangguan pernafasan.
C. Parosedur
1. Persiapan alat
a. Mesin CPAP lengkap
b. Selang canula
c. Nasal prong
d. Y-adapter
e. Sumber listrik
f. Sumber oksigen
g. Air aquabidest
h. oxymetri
i. plester
2. Persiapan pasien
Pasien dalam posisi aman dan nyaman, dan posisi kepala semi extensi
3. Persiapan lingkungan
a. Berikan pencahayaan yang cukup
b. Dekatkan alat-alat
4. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Letakkan botol di tempat botol pada mesin CPAP
c. Isilah botol dengan air aquabidest sesuai dengan petunjuk
d. Kencangkan tutup botol searah jarum jam
e. Sambungkan semua part dibotol humidifier
f. Pastikan konektor 7-pin dalam kondisi bagus
g. Ambil tube set dan masukan dalam selang canula, sampai adaptor elemen
terpasang di konektor –T yang ada di atas botol. Untuk memudahkan
pemasangan tube set, posisikan selang canula dalam posisi lurus, pastikan
kedua konektor tersambung secara sempurna
h. Masukan tube set ke konektor dipanel belakang CPAP
i. Pasangkan selang canula ke Y-adapter
j. Sambungkan kembali selang FiO2 ke blender dan botol humidifier
k. Sambungkan se sumber listrik
l. Tekan tombol on pada alat
m. Atur FiO2, PEEP, dan suhu sesuai yang diinginkan
n. Sambungkan nasal prong pada Y-adapter
o. Setelah semuanya terhubung dan sudah di set sesuai yang diinginkan
sambungkan nasal prong pada kedua lubang hidung pasien
p. Fiksasi dengan plester
q. Monitor kondisi bayi setelah pemasangan alat CPAP
r. Pasang oxymetri
s. Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai