Anda di halaman 1dari 5

2.

Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada neonatus dengan BBLR antara lain:
a. Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan produksi surfactan yang belum
optimal.
b. Resiko terjadinya hipotermi b/d lapisan lemak pada kulit yang masih tipis.
c. Resiko gangguan penemuan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek
menghisap lemah.
d. Resiko terjadinya infeksi b/d tali pusat yang belum kering, imunitas yang belum
sempurna, ketuban meconial.
e. Resiko terjadinya hipoglikemia sehubungan dengan metabolisme yang
meningkat.
f. Gangguan hubungan interpersonal antara bayi dan ibu sehubungan dengan
perawatan intensif.
3. Intervensi
a. Diagnosa 1 : Gangguan pertukaran gas b/d produksi surfactan yang belum
optimal.
Tujuan : Kebutuhan O2 bayi terpenuhi
Kriteria :
1. Pernafasan normal 40-60 kali permenit.
2. Pernafasan teratur.
3. Tidak cyanosis.
4. Wajah dan seluruh tubuh berwarn kemerahan (pink variable).
5. Gas darah normal
PH = 7,35 – 7,45
PCO2 = 35 mm Hg
PO2 = 50 – 90 mmHg
Intervensi Raasional
1. Letakkan bayi terlentang Memberi rasa nyaman dan
dengan alas yang data, kepala mengantisipasi flexi leher yang
lurus, dan leher sedikit dapat mengurangi kelancaran
tengadah/ekstensi dengan jalan nafas.
meletakkan bantal atau
selimut diatas bahu bayi
sehingga bahu terangkat 2-3
cm.
2. Bersihkan jalan nafas, mulut, Jalan nafas harus tetap
hidung bila perlu. dipertahankan bebas dari lendir
untuk menjamin pertukaran gas
yang sempurna.
3. Observasi gejala kardinal dan Deteksi dini adanya kelainan.
tanda-tanda cyanosis tiap 4
jam.
4. Kolaborasi dengan team Mencegah terjadinya
medis dalam pemberian O2 hipoglikemia.
dan pemeriksaan kadar gas
darah arteri.

b. Diagnosa 2 : Resiko terjadinya hipotermi b/d lapisan lemak pada kulit yang masih
tipis.
Tujuan : Tidak terjadi hipotermia
Kriteria :
1. Suhu tubuh 36,5 – 37,5°C.
2. Akral hangat
3. Warna seluruh tubuh kemerahan
Intervensi Rasional
1. Letakkan bayi terlentang diatas Mengurangi kehilangan panas
pemancar panas (infant warmer) pada suhu lingkungan sehingga
meletakkan bayi menjadi hangat.
2. Singkirkan kain yang sudah Mencegah kehilangan tubuh melalui
dipakai untuk mengeringkan konduksi.
tubuh, letakkan bayi diatas
tubuh, letakkan bayi diatas
handuk / kain yang kering dan
hangat.
3. Observasi suhu bayi tiap 6 jam. Perubahan suhu tubuh bayi dapat
menentukan tingkat hipotermia.
4. Kolaborasi dengan team medis Mencegah terjadinya hipoglikemia.
untuk pemberian Infus Glukosa
5% bila ASI tidak mungkin
diberikan.
c. Diagnosa 3 : Resiko gangguan penemuan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan
reflek menghisap lemah.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria :
1. Bayi dapat minum pespeen / personde dengan baik.
2. Berat badan tidak turun lebih dari 10%.
3. Retensi tidak ada.
Intervensi Rasional
1. Lakukan observasi BAB dan Deteksi adanya kelainan pada
BAK jumlah dan frekuensi serta eliminasi bayi dan segera mendapat
konsistensi. tindakan / perawatan yang tepat.
2. Monitor turgor dan mukosa Menentukan derajat dehidrasi dari
mulut. turgor dan mukosa mulut.
3. Monitor intake dan out put. Mengetahui keseimbangan cairan
tubuh (balance).
4. Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan. Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara
adekuat.
5. Lakukan control berat badan Penambahan dan penurunan berat
setiap hari. badan dapat di monitor.
6. Lakukan control berat badan Penambahan dan penurunan berat
setiap hari. badan dapat di monitor.

d. Diagnosa 4 : Resiko terjadinya infeksi b/d tali pusat yang belum kering, imunitas
yang belum sempurna, ketuban meconial.
Tujuan : Selama perawatan tidak terjadi komplikasi (infeksi)
Kriteria :
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
2. Tidak ada gangguan fungsi tubuh.
Intervensi Rasional
1. Lakukan teknik aseptik dan Pada bayi baru lahir daya tahan
antiseptik dalam memberikan tubuhnya kurang / rendah.
asuhan keperawatan.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah Mencegah penyebaran infeksi
melakukan tindakan. nosokomial.
3. Pakai baju khusus/ short waktu Mencegah masuknya bakteri dari baju
masuk ruang isolasi (kamar bayi). petugas ke bayi.
4. Lakukan perawatan tali pusat Mencegah terjadinya infeksi dan
dengan triple dye 2 kali sehari. memper-cepat pengeringan tali pusat
karena mengan-dung anti biotik, anti
jamur, desinfektan.
5. Jaga kebersihan (badan, pakaian) Mengurangi media untuk pertumbuhan
dan lingkungan bayi. kuman.
6. Observasi tanda-tanda infeksi dan Deteksi dini adanya kelainan.
gejala kardinal.
7. Hindarkan bayi kontak dengan Mencegah terjadinya penularan infeksi.
sakit.
8. Kolaborasi dengan team medis Mencegah infeksi dari pneumonia.
untuk pemberian antibiotik.
9. Siapkan pemeriksaan laboratorat Sebagai pemeriksaan penunjang.
sesuai advis dokter yaitu
pemeriksaan DL, CRP.

e. Diagnosa 5 : Resiko terjadinya hipoglikemia sehubungan dengan metabolisme


yang meningkat.
Tujuan : Tidak terjadi hipoglikemia selama masa perawatan
Kriteria :
1. Akral hangat
2. Tidak cyanosis
3. Tidak apnea
4. Suhu normal (36,5°C -37,5°C).
5. Distrostik normal (> 40 mg).
Intervensi Rasional
1. Berikan nutrisi secara adekuat dan Mencega pembakaran glikogen dalam
catat serta monitor setiap tubuh dan untuk pemantauan intake dan
pemberian nutrisi. out put.
2. beri selimut dan bungkus bayi Menjaga kehangatan agar tidak terjadi
serta perhatikan suhu lingkungan proses pengeluaran suhu yang
berlebihan sedangkan suhu lingkungan
berpengaruh pada suhu bayi.
3. Observasi gejala kardinal (suhu, Deteksi dini adanya kelainan.
nadi, respirasi).
4. Kolaborasi dengan team medis Untuk mencegah terjadinya
untuk pemeriksaan laborat yaitu hipoglikemia lebih lanjut dan kompli-
distrostik. kasi yang ditimbulkan pada organ -
organ tubuh yang lain.

f. Diagnosa 6 : Gangguan hubungan interpersonal antara bayi dan ibu sehubungan


dengan perawatan intensif.
Tujuan : Terjadinya hubungan batin antara bayi dan ibu
Kriteria :
1. Ibu dapat segera menggendong dan meneteki bayi.
2. Bayi segera pulang dan ibu dapat merawat bayinya sendiri.
Intervensi Rasional
1. para ibu / keluarga diberitahu Ibu mengerti keadaan bayinya dan
tentang keadaan bayinya mengura-ngi kecemasan serta untuk
sekarang. kooperatifan ibu/keluarga.
2. Bantu orang tua / ibu Membantu memecah-kan permasalahan
mengungkapkan perasaannya. yang dihadapi.
3. Orientasi ibu pada lingkungan Ketidaktahuan memperbesar stressor.
rumah sakit.
4. Tunjukkan bayi pada saat ibu Menjalin kontak batin antara ibu dan
berkunjung (batasi oleh kaca bayi walaupun hanya melalui kaca
pembatas). pembatas.
5. Lakukan rawat gabung jika Rawat gabung merupakan upaya
keadaan ibu dan bayi jika mempererat hubungan ibu dan
keadaan bayi memungkinkan. bayi/setelah bayi diperbolehkan pulang.

4. Evaluasi
a. Kebutuhan O2 bayi terpenuhi
b. Tidak terjadi hipotermia
c. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
d. Selama perawatan tidak terjadi komplikasi (infeksi)
e. Tidak terjadi hipoglikemia selama masa perawatan
f. Terjadinya hubungan batin antara bayi dan ibu

Anda mungkin juga menyukai