Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN DARI ASPEK MEDIS TENTANG KESULITAN BELAJAR

Dosen Pengampu:1. Dr.H. A.Hari Witomo, M.Pd.

2. Hikmah Ramdhani Putri,M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

1. Baiq Dila Sari Dewi (E1E021065)


2. Baiq Dwi Ayu Sofianingsih(E1E021066)
3. Dinda Ayu Azani (E1E021077)
4. Elin Julianti (E1E021079)
5. Erni Yulinda (E1E021082)
6. Fausi (E1E021084)

KELAS : 4 C

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hatutkan kehadirat Allah Swt. karena berkat


rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Tinjauan
Dari Aspec Medis Tentang Kesulitan Belajar” . Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Diagnostic Remedial Teaching. Sebagai
penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian makalah ini.oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerimasaran dan keritik dari pembaca agar kami bisa
meperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makala yang kami susynini memberikan manfaat


dan juga inspirasi untuk pembaca.

Narmada, 25 Februari 2023

Penyusun
PEMBAHASAN

A. Manfaat Mengetahui Informasi Medis bagi Guru


Terdapat 5 kegunaan informasi medis bagi guru, yaitu:
1. Pendidik bisa tambah mengerti bahwa belajar adalah metode neurologis
syaraf yang berlangsung di kepala
2. Pendidik dalam hal ini menghargai bahwa profesional kesehatan atau
spesialisasi dokter sering berkontribusi pada penilaian dan resolusi
permasalahan belajar.
3. Pendidik yang meghadapi siswa dengan ketidakmampuan belajar
seringkali didambakan untuk menginterpretasikan laporan medis tentang
siswa mereka dan membicarakan hasilnya bersama dokter dan orang tua.
4. Pendidik bisa mengerti dan menyadari bahwa ada tantangan belajar yang
muncul setelah adanya kemajuan dalam ilmu kedokteran.
5. Hasil penggalian ilmiah yang berupaya mengungkap perkara teka-teki
kepala manusia serta pembelajaran menumbuhkan pengetahuan guru
tentang ketidakmampuan belajar (Lerner. 1998:198)

Selain itu, manfaat informasi medis apabila diketahui oleh guru, ialah:

a) Ilmu tentang hubungan bentuk sentral saraf dan ketidakmampuan belajar


amat membantu para guru, khususnya anak-anak dengan ketidakmampuan
belajar. Pengetahuan seperti itu tidak hanya membantu merumuskan
skema pendidikan yang sesuai, tetapi dapat juga membuat pendidik
tambah pintar ketika menangani anak-anak dengan ketidakmampuan
belajar.
b) Mengingatkan guru bahwa profesional medis sering berkontribusi dalam
penilaian dan mengatasi ketidakmampuan belajar.
c) Menafsirkan informasi medis tentang anak dan memusyawarahkan
hasilnya bersama dokter serta orang tua.
d) Pengungkapan keilmuann yang bertujuan membongkar rahasia kepala
manusia serta pembelajaran akan sekiranya menciptakan layanan
pembelajaran yang semakin tepat.
e) Invensi ilmiah medis berkenaan dengan isi otakk manusia serta
pembelajaran telah membenarkan pengembangan wujud teknik pengajaran
yang lebih baik dan solusi yang efektif dan efisien untuk masalah
pembelajaran. Sehingga perlu adanya satu wujud kolaborasi diantara
profesional saraf serta pendidik yang mengetahui pangkal neurologi.

B. Terminologi Medis

Terminologi medis yaitu ilmu yang digunakan untuk mengetahui istilah


istilah medis pada anatomi tubuh manusia. Ilmu ini sangat diperlukan oleh
mahasiswa untuk memahami komunikasi yang ada di sarana pelayanan kesehatan
maupun di bidang kesehatan lainnya. Dengan memahami pengertian dari
terminologi medis maka akan dapat mempermudah menerjemahkan istilah medis.

Terminologi medis adalah Bahasa professional, atau perbendaharaan kata


khusus yang digunakan oleh profesi di bidang kesehatan dan biasa digunakan
untuk berkomunikasi antar petugas kesehatan dan tenaga medis. Oleh karena itu,
terminologi kesehatan harus dipahami dan dimengerti oleh setiap profesi
kesehatan agar dapat terjalin komunikasi yang baik. Ilmu terminologi kesehatan
ini sangat kompleks dan meliputi riwayat istilah, sumber kata, singkatan medis,
anatomi dan sistem tubuh, serta penyakit dan prosedur tindakan medis. Kunci
utama dalam mempelajari terminologi kesehatan adalah Anda membiasakan
menambah perbendaharaan kata, menggunakan terminologi tersebut dalam
menyusun kalimat dan menggunakannya dalam komunikasi dengan petugas
kesehatan lainnya.

Menurut Kasim dan Erkadius, terminologi medis merupakan sistem yang


digunakan untuk menata daftar kumpulan istilah medis penyakit, gejala, dan
prosedur. Istilah-istilah penyakit atau kondisi gangguan kesehatan harus sesuai
dengan istilah yang digunakan dalam suatu sistem klasifikasi penyakit (Gemala R.
Hatta, 2010).

Kata kata ini digunakan untuk membantu komunikasi karena terutama


didasarkan pada kata kata Yunani (Greek) dan latin, yang konsisten dan uniform
pada banyak daerah yang berbeda. Contoh kata acrocyanosis, dalam Bahasa
Yunani akros yang berarti “ekstrem” dan kyanos yang berarti “biru”yang artinya
kondisi perubahan warna kebiruan yang tidak normal pada tangan dan kaki.
Contoh lainnya Eponyms, yang artinya Penyakit khusus, sindrom atau suatu
keadaan penyakit dinyatakan dengan nama orang, biasanya yang pertama
mengidentifikasi penyakit tersebut seperti: Alzheimer disease, Bell’s palsy,
Crohn’s disease.

Terminologi kesehatan yang berasal dari bahasa Yunani, Latin, Jerman


atau bahasa asing lainnya dapat diubah ke bahasa Indonesia sesuai aturan EYD
yang berlaku saat ini. Dalam makalah ini penulisan terminologi kesehatan
menggunakan huruf biasa (tegak) tetapi perlu diingat jika menulis terutama pada
tulisan resmi jika menggunakan bahasa aslinya maka harus ditulis huruf italic/
huruf miring.

Pemakai atau pengguna terminologi medis disini adalah seluruh tenaga


kesehatan yang berdasarkan peraturan pemerintah nomor 32 tahun 1996, yaitu :

1. Tenaga medis (dokter, dokter gigi, dokter spesialis)


2. Tenaga keperawatan dan bidan
3. Tenaga kefarmasian
4. Tenaga gizi
5. Tenaga keterapian fisik (fisioterapi, ocupasi terapi, speech terapi, dan
lainnya)
6. Tenaga kesehatan masyarakat
7. Tenaga keteknisian medis (perekam medis dan informasi kesehatan,
radiographer, analis dan lainnya)
Banyaknya terminologi pada tiap tiap profesi, termasuk dalam profesi di
dunia kesehatan, sehingga dengan adanya terminologi dalam bidang medis ini
dapat memberikan pemahaman suatu komunikasi dalam komunikasi layanan
kesehatan secara benar dan tepat.

C. Peranan Berbagai Spesialis Ilmu Kedokteran dalam Penanggulangan


kesulitan Belajar.

1) Pediatri (ilmu kedokteran anak)

Tugas kompleks dari seorang dokter spesialis anak dalam penanggulangan


kesulitan belajar menurut Lerner (1981: 54) mencakup:

a. mendiagnosis dan mengobati gangguan fisik dan psikis yang mungkin


dapat menimbulkan gangguan belajar pada anak, misalnya gangguan
pendengaran, nutrisi yang rendah, atau gangguan endokrinologis dan
metabolik.
b. menginterpretasikan sifat temuan-temuan medis dan kebermaknaan
pengaruh terhadap belajar kepada orangtua, guru dan profesional lain yang
bekerja dengan anak.
c. Dukung dan dorong keluarga untuk memperoleh evaluasi dan prosedur
pendidikan khusus jika diperlukan
d. memberikan terapi medis untuk semua masalah kecacatan dan
emosional
e. menyediakan pemeliharaan kesehatan yang berkesinambungan bagi
keluarga dan agar kemajuan tercapai
f. manfaatkan program-program yang tersedia untuk intervensi
pencegahan jika terjadi kesulitan belajar pada anak.

2) Dokter spesialis neurologi


Dokter spesialis neurologi merupakah dokter yang memiliki keterampilan
khussus dalam bidang mendiagnosis dan mengobati suatu penyakit yang berkaitan
dengan system saraf, saraf tepi, otot, dan tulang belakang. Pada spesialis neurologi
ada beberapa bidang, yaitu sebagai berikut:

a. Neurologi anak
Dokter yang berfokus pada gangguan-gangguan yang terjadi pada anak, mulai dari
bayi hingga remaja. Beberapa gangguan yang ditangani sebagai berikut :
- Kejang
- Epilepsy
- Hidrosefalus
- Kelemahan otot
- Tumor otak pada anak
b. Neurologi vaskulas
Berfokus secara khusus untuk mendalami dan mengobati penyakit pada pembuluh
darah otak, stroke, dan kelainan pembentuk pembiluh darah otak.
c. Neurologi epilepsy
Suatu subspesialis yang menangani pada gangguan penyakit pada bidang kerja
dalam mendiagnosis dan menangani suatu penyakit epilepsy yang terjadi pada
anak.
d. Neurologi nyeri dan saraf tepi
Bidang ini lebih focus menangani dan mendiagnosis penyakit yang berkaitan
dengan keluhan nyeri akibat saraf tepi dan otonom
e. Neurologi intervensi
Fokus dalam menangani dan mengobati pada gangguan yang terjadi pada kelainan
system saraf pusat diotak dan saraf tulang belakang.
f. Neoro-onkologi
Berfokus pada bidang yang menangani permasalah kanker atau tumor.
g. Neurologi geriatri
Berfokus pada diagnosis dan mengobatan penyakit saraf akibat penuaan.
h. Neurologi intensif dan energensi
Secara khusus untuk mendiagnosis, menangani, mengobati, dan merawat pasien
dengan gangguan system saraf yang berkondisi kritis.
.
D. Keterlibatan Terapi Medis Dalam Penanggulangan Kesulitan Belajar

Beragam macam pengobatan dapat diberikan untuk mengatasi kesulitan


belajar. Segala macam pengobatan tersebut meliputi obat-obatan dan pengobatan
biokimia, seperti modifikasi makanan, pemberian vitamin, dan pengobatan alergi.
Selain itu jenis terapi lain yang dapat diterapkan yaitu penggunaan modifikasi
perilaku.

1) Terapi Obat

Sebagian besar anak dengan kesulitan belajar menkonsumsi obat untuk


mengontrol perilakunya. Alasan dilakukannya tindakan ini dikarenakan oleh
penambahan perbaikan perilaku mampu meningkatkan kemampuan belajar anak.
Walaupun pada dasarnya pengobatan adalah urusan medis, namun guru memiliki
peranan penting untuk meningkatkan hasil pengobatan. Untuk menyelesaikan
tugas tersebut, guru seharusnya mengetahui rencana perawatan khusus yang
tengah dijalankan oleh tersebut sehingga dapat memberikan umpan balik kepada
dokter atau orang tua siswa tentang efek obat pada anak di sekolah. Dari umpan
balik ini, dokter dapat menyesuaikan keefektifan obat dan melakukan modifikasi
jika perlu diperlukan.

2) Diet

Terdapat teori diet tentang penyebab atau pengobatan hiperaktivitas biasa


disebut juga dengan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) dan kesulitan
belajar. Diantara teori ini termasuk bahan tambahan makanan, hipoksemia
(hipolikemia), dan megavitamin. Feingold (1981) menyampaikan bahwa bahan
tambahan makanan dapat mengakibatkan anak menjadi hiperaktif. Feingold
menyatakan perasa buatan, pengawet buatan dan pewarna buatan sudah banyak
dan biasa dikonsumsi oleh anak-anak. Penanganan untuk hal tersebut adalah
dengan mengontrol dan menjaga makanan dan tidak lagi menambahkan bahan
tambahan makanan yang dikonsumsi oleh anak. Fakta penyembuhan seperti ini
masih belum sepenuhnya berhasil. Namun, seperti yang dikemukakan oleh Lerner
(1981) hasil dari Sparing dan Sandoval, Rapp, Swanson, dan Kinsborne
memperlihatkan bahwa sekelompok kecil anak hiperaktif memberikan respon
positif terhadap pembatasan diet dari bahan tambahan makanan.

Teori lain yang berhubungan dengan pola makan yang dapat menyebabkan
kesulitan belajar menyatakan bahwa anak-anak dengan kesulitan belajar
menderita hipermia, yaitu suatu kelainan yang menyebabkan kadar gula darah
tidak mencukupi. Penanganan dilakukan dengan cara menjaga pola makan anak
agar kondisi dapat membaik. Jika pengaturan pola makan tidak terkontrol,
berdasarkan teori diatas, kadar gula darah akan menurun satu jam setelah makan,
sehingga energi untuk anak belajar akan habis.

Alternatif pengobaatan lain yang dapat digunakan juga adalah dengan


menggunakan megavitamin. Seperti yang dikemukakan oleh Lerner, Alder dan
Scott menjelaskan bahwa hasil penelitian terhadap kurang lebih 500 anak yang
diberikan obat berupa pil oral, kapsul, atau cairan yang mengandung vitamin
berdosis tinggi. Sehingga Coot dalam laporannya menyampaikan bahwa terapi
tersebut efektif bagi anak-anak dengan kesulitan belajar, namun sebagian dokter
menyarankan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan sebelum dapat diterapkan
secara luas.

3) Terapi Alergi

Penelitian mengaitkan alergi dengan kesulitan belajar. Alergi


memengaruhi kemampuan anak dalam belajar, ketika zat yang disebut histamin
muncul. Histamin adalah zat dalam tubuh yang menimbulkan gejala alergi
diantaranya batuk, bersin, kulit gatal dan merah. Pengeluaran histamin dapat
menyebabkan bermacam hal seperti peradangan di otak hingga masalah ingatan
pada anak. Keberadaan alergi mampu memengaruhi bagian otak dan dapat
menghambat fungsi penyimpanan memori. Kondisi ini bisa memicu kesulitan
ingatan sehingga penderita alergi mengalami kesulitan belajar, gejala alergi
seperti batuk, bersin, dan gatal-gatal dapat mengalihkan perhatian anak dan
membuat anak sulit berkonsentrasi. Sehingga dengan mencoba menghilangkan
alergen melalui terapi medis dapat membantu mengatasi kesulitan belajar yang
dialami anak.

4) Modifikasi Perilaku

Salah satu terapi yang telah banyak digunakan untuk memperbaiki


hiperaktifitas pada anaka dalah dengan modifikasi prilaku atau dikelan juga
dengan istilah behavior modification. Modifikasi perilaku merupakan suatu
bentuk pengobatan yang bertumpu pada pendekatan behavioral atau pendekatan
tingkah laku yang mempergunakan prinsip-prinsip operant conditioning
menjelaskan bagaimana seseorang belajar perilaku baru atau mengubah perilaku
yang telah ada. Terdapat beberapa prinsip operant conditioning yang menjadi
dasar teknik modifikasi perilaku yaitu reinforcement (penguatan kembali) ,
punishment (hukuman) , extinction (penghapusan), shaping (pembentukan) and
chaining, propting anda fading, diserimination( pembedaan) and stimulus control,
dan generalitation (genelalisasi). Seperti yang dikemukakan oleh O’Leary, bahwa
modifikasi perilaku harus diperuntungkan bagi anak yang mengalami berkesulitan
belajar disertai dengan pemberian terapi obat-obatan.bagi anak dengan kondisi
dan situasi tertentu, modifikasi perilaku dapat dijadikan salah satu upaya
penyembuhan dalam situasi lainnya.
PENUTUP

A. Simpulan

Pendidik yang meghadapi siswa dengan ketidakmampuan belajar


seringkali didambakan untuk menginterpretasikan laporan medis tentang siswa
mereka dan membicarakan hasilnya bersama dokter dan orang tua.Ilmu tentang
hubungan bentuk sentral saraf dan ketidakmampuan belajar amat membantu para
guru, khususnya anak-anak dengan ketidakmampuan belajar. Contoh lainnya
Eponyms, yang artinya Penyakit khusus, sindrom atau suatu keadaan penyakit
dinyatakan dengan nama orang, biasanya yang pertama mengidentifikasi penyakit
tersebut seperti: Alzheimer disease, Bell’s palsy, Crohn’s disease.

Segala macam pengobatan meliputi obat-obatan dan pengobatan biokimia,


seperti modifikasi makanan, pemberian vitamin, dan pengobatan alergi. Selain itu
jenis terapi lain yang dapat diterapkan yaitu penggunaan modifikasi perilaku.

B. Saran.

Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat menjadi tambahan ilmu
pengetahuan tentang tinjauan dari aspek medis kesulitan belajar. Kami sarankan
agar pembaca mencari referensi lain untuk menambah wawasan Anda. Kami
mohon maaf apabila dalam makalah kami terdapat kesalahan baik dalam segi
tulisan, tanda baca, maupun kesalahan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Modul cetak. dr. Martinus, Mmemed. Teori terminology medis Sidiarto


Kusumoputro. 1990. Perkembangan BahasaOtak dan Permasa/ahannya. Paper
disampaikan Simposium Nasional "Disfungsi Minimal Otak dan Kesulitan
Belajar" di UNS Surakarta.

Suhardjo Danusastro dan Thulus Hidayat. 1990. PenangananAnak-anak yang


/I1enga/ami Kesulitan Be/ajar Spesifik(0/110) di Sekolah Oasar. PSSR Puslit
UNS.

Lily Sidiarto. 1990. Gejala Disfungsi Minimal Otak yang berwujud KesuJitan
Belajar Speslflk dan Permasalahannya.Paper disampaikan pad.a Simposium
Nasional" "DisfungsiMinimal Otak (DMO) dan Kesulitan Belajarll di UNS
Surakarta.

Lerner. 1988. Meningkatkan Efektivitas Mengajar. Jakarta: Pustaka Jaya

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar; Teori, Diagnosis Dan


Remediasinya. Rineka Cipta. Jakarta.

E-book. Astuti, widi. Buku ajar : terminologi medis.

E-book. Agustina, risna. Terminologi medis

Anda mungkin juga menyukai