Anda di halaman 1dari 2

Apa itu terapi wicara?

Secara terminologis bahwa terapi wicara diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang
gangguan bahasa, wicara dan suara yang bertujuan untuk digunakan sebagai landasan membuat
diagnosis dan penanganan. Dalam perkembangannya terapi wicara memiliki cakupan pengertian
yang lebih luas dengan mempelajari hal-hal yang terkait dengan proses berbicara, termasuk di
dalamnya adalah proses menelan, gangguan irama / kelancaran dan gangguan neuromotor organ
artikulasi lainnya.
Peran terapi wicara dalam penanganan pasien stroke adalah membantu memaksimalkan fungsi
menelan, bahasa dan bicara pasien. Prognosis pada pasien stroke dipengaruhi oleh seberapa berat
gangguan pada pasien, metode yang digunakan, dukungan dari keluarga dan lingkungannya dan
dari pasien itu sendiri.
Peran terapi wicara dalam penanganan stroke
Membantu memaksimalkan :
a. Fungsi menelan (disfagia)
TERAPI WICARA PADA DISFAGIA (FUNGSI MENELAN)
Disfagia adalah kesulitan menelan. Penyebab kesulitan menelan pada pasien stroke yaitu
1) Menurunnya kekuatan dan atau tidak normalnya koordinasi pada otot-otot pada mulut
dan lidah yang menyebabkan pasien tidak dapat mengumpulkan dan memposisikan
makanan dalam mulut untuk disiapkan untuk ditelan
2) Fungsi persarafan dan koordinasi otot sudah memburuk yang dapat menghambat proses
menelan atau reflek menelan tidak baik
3) Pasien memakai NGT
Ada banyak metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengunyah dan
menelan pada pasien . Salah satunya yaitu pijat pada wajah dan pergerakan oral motor
untuk meningkatkan kemampuan menguyah dan latihan menelan serta latihan menelan
dengan berbagai posisi pasien agar tidak tersedak ketika menelan makanan sesuai dengan
konsistensi yang telah ditentukan.
Hal yang paling penting ketika proses menelan paska stroke yaitu posisi pasien ketika
menelan dan reflex menelan pasien agar tidak batuk dan tersedak
Posisi pasien ketika menelan minimal 45 derajat dari tempat tidur ketika pasien maish
dalam keadaan bedrest. Klien dalam keadaan sadar (waspada), mampu mengikuti
instruksi, kepala tegak, dan mampu menggerakkan lidah dalam mulut.
Reflek menelan pasien juga sangat penting bagi pasien karena apabila tidak adanya reflek
menelan maka makanan akan tetap berada didalam mulut dan tidak akan dibawa menuju
kerongkongan.
b. Fungsi bahasa (afasia)
Afasia merupakan gangguan bahasa perolehan yang diseebabkan oleh cedera otak dan
ditandai oleh gangguan pemahama serta gangguan pengutaraan bahasa, lisan maupun
tertulis. Umumnya afasia muncul bila otak kiri terganggu. Karena otak kiri bagian depan
berperan untuk kelancaran menuturkan isi pikiran dalam bahasa dengan baik, dan otak
kiri bagian belakang untuk mengerti bahasa yang didengar dari lawan bicara. Namun ada
beberapa laporan yang menyatakan gangguan ini dapat terjadi di belahan otak kanan,
meski kasusnya sangat jarang.
Cara bicara dengan pasien afasia

 Gunakan kalimat singkat dan jelas


 Kalau pasien kesulitan memahami sesuatu, jelaskan dengan isyarat atau gambar
 Kalau pasien mengalami kesukaran menjawab suatu pertanyaan, ajukan pertanyaan yang
memungkinkan jawaban ya atau tidak

c. Fungsi bicara (disartria)


TERAPI WICARA PADA DISARTRIA (FUNGSI BICARA)
Disartria adalah gangguan bicara yang diakibatkan cedera neuromuskuler. Gangguan
bicara ini diakibatkan luka pada sistem saraf, yang pada gilirannya mempengaruhi
bekerja baiknya satu atau beberapa otot yang diperlukan untuk bicara.

 Penanganan gangguan Pernapasan (latihan penghembusan napas yang teratur)


 Penanganan gangguan Fonasi
 Penanganan gangguan Resonansi (fonem eksplosif dan vokal rendah /pa/)
 Penanganan gangguan Artikulasi
 Penanganan gangguan Prosodi (latihan membuat waktu istirahat dan tekanan)

Berkonsultasi dengan ahli patologi wicara atau terapis tentang metode yang berhubungan dengan
gangguan menelan; memperkuat latihan dan teknik yang disarankan. Contoh alat yang digunakan
adalah alat Vital Stim yang merupakan salah satu alat hasil inovasi teknologi terkini dalam pelayanan
Speech Therapy (terapi wicara) yang sudah berstandar FDA (Food and Drug Administration) yang
menggunakan arus AC yaitu berupa gelombang berbentuk rectangular symetrical biphasic dengan
frekwensi 80 Hz. Alat terapi Vital Stim ini menggunakan stimulasi elektrik yang akan membantu otot-
otot tenggorokan untuk bisa berkontraksi dan relaksasi secara normal lagi. Keberhasilan alat tersebut
benar-benar membantu penderita stroke yang tidak bisa menelan. Rasanya tidak sakit sama sekali,
hanya seperti ada yang menggelitik saja di tenggorokan.

Anda mungkin juga menyukai