Anda di halaman 1dari 13

RESUME JURNAL INERVENSI KEPERAWATAN PADA

PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN


“Pengaruh teknik pernapasan Buteyko terhadap pasien asma”
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Dosen Pengampu:

Ns. Yulia Indah Permata Sari,M.kep

Disusun oleh :

FIRA DILLA ZASKIA (G1B119012)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN AJARAN 2022

BAB 1

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Tubuh membutuhkan asupan oksigen yang konstan untuk


menyokong pernapasan (Black & Hawk, 2014).Pernapasan berarti
pergerakan oksigen dari atmosfer menuju ke sel untuk proses
metabolisme dalam rangka menghasilkan energi dan keluarnya pada
proses ventilasi, difusi dan transport oksigen dan karbondioksida.
Ventilasi yang adekuat tergantung pada gerakan bebas udara melalui
jalan napas atas dan bawah. Pada banyak kondisi jalan napas menjadi
menyempit atau tersumbat sebagai akibat proses penyakit,
bronkokonstriksi (penyempitan jalan napas oleh konstriksi serabut
otot), benda asing atau sekresi. Gangguan ventilasi sering terjadi pada
pasien asma (Price & Wilson, 2006). Asma merupakan penyakit
gangguan inflamasi kronis saluran pernapasan yang ditandai dengan
adanya episode wheezing, kesulitan bernapas, dada yang sesak dan
batuk. Inflamasi ini terjadi akibat peningkatan responsive saluran
pernapasan terhadap berbagai stimulus (Lemon & Burke, 2000).
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang
melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan
peningkatan hiperresponsif jalan napas yang menimbulkan gejala
episodik berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat, dan
batuk-batuk, terutama malam dan atau dini hari. Episodik tersebut
berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan
seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).
Masalah utama yang sering ditemukan pada pasien asma adalah
kesulitan dalam melakukan ekspirasi. Perubahan volume udara yang
diekspirasi dapat diukur secara obyektif dengan arus puncak ekspirasi.
Arus puncak ekspirasi adalah salah satu uji fungsi paru manusia yang
digunakan untuk menilai kemampuan fungsi paru, mengetahui besar
volume udara paru-paru saat inspirasi dan ekspirasi, serta dapat
memberikan gambaran gangguan pada jalan napas dan beratnya
serangan asma. Pengukuran arus puncak ekspirasi (APE) dilakukan
menggunakan peak flow meter (PFM) dengan menarik napas sedalam-
dalamnya kemudian menghembuskan udara ke alat tersebut dengan
kuat(5) . Nilai normal APE sekitar 80% sampai 100% dari nilai normal
atau nilai prediksi(6)
Pengontrolan asma tidak hanya dilakukan melalui terapi farmakologis
melainkan dengan terapi komplementer misalnya teknik Pernapasan,
teknik relaksasi, akupuntur, chiropatic, serta hypnosis. Salah Teknik
pernapasan Buteyko merupakan salah satu teknik pernapasan yang
dapat diberikan pada pasien asma. Teknik pernapasan Buteyko adalah
serangkaian teknik pernapasan yang bertujuan untuk mengurangi
hiperventilasi melalui penurunan frekuensi napas, yang dikenal dengan
slow breathing dan reduced breathing, dikombinasikan dengan waktu
menahan napas, yang dikenal dengan control pauses(9)
Teknik pernapasan ini terutama digunakan sebagai teknik alami untuk
menrunkan gejala asma dan keparahan asma. Selain itu, teknik
pernapasan Buteyko digunakan oleh para pasien asma untuk
menurunkan ketergantungannya terhadap obat. Metode ini juga bisa
digunakan untuk penyakit saluran pernapasan lain termasuk empiema
dan bronchitis(10) . Teknik pernapasan ini juga dapat meningkatkan
fungsi paru dalam memperoleh oksigen dan mengurangi hiperventilasi
paru.
Penelitian menyatakan teknik pernapasan Buteyko merupakan salah
satu teknik olah napas yang bertujuan untuk menurunkan ventilasi
alveolar terhadap hiperventilasi paru penderita asma(11) . Oksigenasi
yang lancer akan menurunkan kejadian hipoksia, hiperventilasi dan
apnea saat tidur pada penderita asma. Metode Pernapasan Butekyo
juga memberikan pengaruh terhadap pasien asma yang sedang
mengalami terapi kortikosteroid inhalasi yaitu mengurangi penggunaan
terapi pengobatan tersebut(10) . Penelitian Santoso (2006) menjelaskan
Pemberian teknik pernapasan Buteyko secara teratur akan
memperbaiki buruknya system pernapasan pada penderita asma
sehingga akan menurunkan gejala asma(12) . Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa pengaruh teknik pernapasan Buteyko terhadap arus
puncak ekspirasi pada pasien dengan asma di UGD RSUD Mangusada.

II. TUJUAN
Setelah diberikan makalah ini, diharapkan masyarakat mampu untuk
mengetahui serta memahami tentang Pengaruh teknik pernapasan
Buteyko terhadap pasien asma

III. MANFAAT
Diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat menggunakan riview jurnal
ini sebagai panduan atau acuan dalam melakukan intervensi dalam
penanganan pasien dengan melakukan Teknik pernapasan Buteyko.
Dan diharapkan pada masyarakat dapat menerapakan nya setiap
diperlukan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Resume jurnal

N Judul jurnal Nama penelitian Nama jurnal Metodologi Hasil


o dan tahun
1 PERNAPASAN Kadek Ananta I Kadek Ananta Wijaya, I Penelitian ini hasil
BUTEYKO Wijaya(1) , I Made Mertha dan I Gusti merupakan pengukuran
DAN ARUS Made Mertha(2) , Ayu Rasdini. Desember penelitian pre- dimana dari
PUNCAK I Gusti Ayu 2020. 13 (2). 111-119 eksperimental 32 orang
EKSPIRASI Rasdini(3) 1 dengan didapatkan
PADA PASIEN Program Studi menggunakan 10 orang
ASMA Sarjana Terapan rancangan one- mengalami
Keperawatan group pre-post obstruksi
Poltekkes test. ringan (APE
Kemenkes Pengukuran 60%-80%),
Denpasar arus puncak 10 orang
Denpasar, Bali, ekspirasi dengan nilai
Indonesia dilakukan normal,
sebelum dan obstruksi
setelah sedang
diberikan sebanyak 8
teknik orang dan 4
pernapasan orang
Buteyko. mengalami
Sampel dalam obstruksi
penelitian ini berat(7) .
adalah pasien Peneliti
asma yang beranggapan
telah memenuhi bahwa hasil
criteria inklusi tersebut
dan eklusi didapatkan
dengan jumlah berbeda
sampel 22 karena
orang. perbedaan
Instrumen yang kondisi
digunakan pasien yang
dalam dating ke
pengumpulan IGD
data adalah alat merupakan
peak flow pasien yang
meter dengan sedang
spesifikasi 0- mengalami
800L/menit serangan
yang sudah asma,
dikaliberasi dan sedangkan
valid serta pada
panduan lembar poliklinik
cek list pasien yang
pengukuran dating
nilai arus merupakan
puncak pasien yang
ekspirasi. sudah teratur
berobat.

2. Pengaruh Muhammad Arif1 Akademi Keperawatan Penelitian ini Hasil


Tekhnik dan Mariza Nabila Padang Panjang merupakan penelitian
Pernafasan Elvira2 penelitian kuasi dijabarkan
Buteyko eksperimen dalam dua
Terhadap Fungsi dengan bentuk yaitu
Ventilasi pendekatan analisa
Oksigenasi Paru nonequivalent univariat dan
pre-post control n hasil
group, dan analisis tabel
jumlah sampel 5.9 dapat
kedua disimpulkan
kelompok bahwa rerata
masingmasing selisih
15 responden. meandari
Penelitian skor fungsi
dilaksanakan ventilasi
selama 6 oksigenasi
minggu. paru setelah
intervensi
teknik
pernapasan
Buteyko
pada
kelompok
intervensi
sebesar 1.33
dengan
standar
deviasi 0.49,
sedangkan
rerata selisih
meandari
skor fungsi
ventilasi
oksigenasi
paru setelah
intervensi
pada
kelompok
kontrol
sebesar 0.13
dengan
standar
deviasi 0.83.
Hasil uji t
tidak
berpasangan
(Mann-
Whitney t-
test)
3 Penerapan Ni Ketut Program Studi DIII Desain Studi kasus
Teknik Sujati1,Lisdahayat Keperawatan Baturaja penelitian yang ini dilakukan
Pernapasan i , Shinta Poltekkes Kemenkes digunakan pada klien I
Buteyko Pada Ramadhona, M Palembang 4Program dalam studi dan II selama
Klien Asma Agung Akbar Studi DIII Keperawatan, kasus yang 6 hari dengan
Bronkial Dengan STIKES Al-Ma’arif dilaksanakan 3 kali
Pola Napas Baturaja *korespodensi: ini kunjungan.
Tidak Efektif sujatikestina66@gmail.co menggunakan Berdasarkan
Dengan m metode hasil
Pendekatan deskriptif pengkajian
Homecare dengan pada
pendekatan kunjungan
proses pertama
keperawatan. didapatkan
Subjek pada bahwa klien I
studi kasus ini dan II
adalah 2 orang keduanya
yang menderita mengalami
asma bronchial pola napas
berumur 55 – tidak efektif.
65 yang Dengan
berobat ke demikian
puskesmas maka penulis
tanjung agung melaksanaka
dan telah di n intervensi
diagnosa oleh dan
dokter implementasi
mengalami sesuai tujuan
asma bronchial studi kasus
yang yaitu
menunjukan penerapan
tanda dan teknik
gejala dispnea, pernapasan
penggunaan buteyko.
otot bantu
pernapasan,
fase ekspirasi
memanjang dan
pola napas
abnormal.
4 PENGARUH Sisca Oktarini1 Fakultas Kesehatan, Penelitian yang Berdasarkan
TEKNIK Universitas Muhamadiyah dilakukan hasil analisa
PERNAFASAN Sumatera Barat, Aur adalah Pre- uji wilcoxon
BUTEYKO Kuning, Experimental didapatkan
TERHADAP Designs dengan hasil yang
FREKUENSI pendekatan one signifikan
KEKAMBUHA group pretest- dengan Ho
N ASMA PADA posttest design, ditolak dan
PENDERITA yaitu penelitian Ha diterima,
ASMA dimana desain terdapat
BRONKHIAL ini terdapat perbedaan
DI UPT pretest sebelum rata-rata
PUSKESMAS diberi frekuensi
WILAYAH perlakuan. kekambuhan
KERJA LIMA Dengan asma
KAUM 1 demikian hasil bronkhial
KABUPATEN perlakuan dapat sebelum dan
TANAH diketahui lebih sesudah
DATAR akurat, karena diberikan
dapat teknik
membandingka pernafasan
n dengan buteyko
keadaan dengan nilai
sebelum diberi p 0,020,
perlakuan. artinya
teknik
pernafasan
buteyko
berpengaruh
terhadap
frekuensi
kekambuhan
asma
bronkhial.

B. ANALISIS JURNAL
Berdasarkan hasil dari riview jurnal, setelah peneliti melakukan penelitian dan di
dapatkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien asma bronkial yang
diberikan intervensi teknik pernapasan Buteyko selama empat kali pada hari
pertama dan dua kali latihan pada hari kedua dan selanjutnya selama 6 minggu
dengan durasi setiap latihan 20 menit memperlihatkan adanya perbedaan yang
bermakna rerata fungsi ventilasi oksigenasi paru sebelum dan setelah intervensi
teknik pernapasan Buteyko (p= 0.00, α= 0.05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis mayor yang menyatakan bahwa ada pengaruh
intervensi teknik pernapasan Buteyko terhadap fungsi ventilasi oksigenasi paru
pada pasien asma bronkial.

Pemberian latihan teknik pernapasan Buteyko secara teratur akan memperbaiki


buruknya sistem pernapasan pada penderita asma sehingga akan menurunkan
gejala asma dan meningkatkan control pause (Kolb, 2009). Prinsip latihan teknik
pernapasan Buteyko ini adalah latihan teknik bernapas dangkal (GINA, 2005).
Tahapan persiapan dalam melakukan teknik pernapasan Buteyko terdiri dari
pengukuran waktu lamanya menahan napas (control pause), konsentrasi dalam
mengatur napas, relaksasi bahu, memantau aliran udara, bernapas dangkal dan
lambat. Latihan teknik pernapasan Buteyko dilakukan satu kali sehari minimal
selama seminggu (Casano, 2008). Metode ini dapat dilakukan oleh orang dewasa
dan anak-anak yang mengerti perintah dan kooperatif (Smeltzer dan Djare, 2002).

Menurut Thomas (2004) teknik pernapasan buteyko ini memang khusus di


rancang untuk penderita asma dan sangat efektif membantu mengurangi kesulitan
bernapas pada penderita asma karena teknik pernapsan buteyko membantu
penyeimbangan kadar karbodioksida dalam darah sehingga pergeseran kurva
disosiasi oksihemoglobin yang menghambat kelancaran oksigenasi yang akan
menurunkan kejadian .hipoksia, hiperventilasi dan apnea saat tidur pada penderita
asma.

Dilihat dari tujuan terapeutik, teknik pernapasan buteyko mempunyai tujuan adalah untuk
rekondisi penderita asma agar dapat bernapas normal dengan cara antara lain belajar
bagai mana untuk membuka hidung secara alami dengan melakukan latihan menahan
napas menyesuaikan pernapasan dan beralih dari pernapasan melalui mulut menjadi
pernapasan melalui hidung latihan ini juga untuk menghentikan batuk dan wheezing,dan
perubahan gaya hidup dibutuhkan untuk membantu hal tersebut di atas sehingga
memfasilitasi jalan untuk dapat sembuh.

BAB III
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasar penelusuran artikel publikasi ilmiah tentang Pengaruh teknik
pernapasan Buteyko terhadap pasien asma terhadap pengurangan sesak pada
pasien dapat disimpulkan bahwa Teknik pernapasan Buteyko memiliki potensi
yang baik sebagai terapi komplementer non farmakologi untuk menurunkan
keluhan pada pasien asma.

5.2. Saran

Diharapkan penelitian ini dalam pengembangan keperawatan dapat


menambah keluasan pengetahuan bagi proses asuhan keperawatan dengan asma
dan dapat dijadikan bahan perbandingan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada kasus asma.
DAFTAR PUSTAKA

Black.JM & Hawks (2014).Keperawatan Medikal Bedah :Manajemen Klinis


untuk Hasil yang Diharapkan Ed 8. Singapura : Elsevier Inc

Price, S.A & Wilson, L.M (2006).Pathophysiology : clinical concepts of disease


process. 6 edition : Elsevier Science

Lemone, Burke, Bauldoff (2011). Medical Surgical Nursing.Fifth Edition. United


States : Pearson

PDPI (2006).Asma (Pedoman & Penatalaksanaan di Indonesia),


www.klikpdpi.com/ konsesnsus/asma/asma.html

Anda mungkin juga menyukai