Anda di halaman 1dari 9

PEMBERIAN TERAPI OKSIGENASI DALAM MENGURANGI

KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS PADA PASIEN


CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI RUANG
ICU/ICCU RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Stase : Kompetensi Dasar Profesi

Anggota kelompok A :

1. Agustina Mara
2. Anggi Hidayat
3. Diah Cahya Ardaning
4. Endang Widiawati
5. Faisal
6. Hamzanwadi
7. Herawati

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2023
A. DISKRIPSI KASUS
1. Judul Penelitian
Pemberian Terapi Oksigenasi Dalam Mengurangi Ketidakefektifan
Pola Nafas Pada Pasien Congestive Heart Failure (Chf) Di Ruang
Icu/Iccu Rsud Dr. Soedirman Kebumen
2. Peneliti
Mugihartadi, M. R. H. (2020)
3. Ringkasan Jurnal
Kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan
oksigen. Oksigen (O2) merupakan gas yang sangat vital dalam
kelangsungan hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigenasi diperlukan
untuk proses metabolism tubuh secara terus-menerus. Oksigen diperoleh
dari atmosfer melalui proses bernafas (Tarwoto dan Wartonah, 2015).
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh
(Syaifuddin,2009)

Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam


pemenuhan oksigenasi yang digunakan untuk kelangsungan metabolism
sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel
(Potter dan Perry, 2009). Oksigenasi (O2) merupakan gas yang sangat vital
dalam kelangsungan hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigen
diperlukan untuk proses metabolism tubuh secara terus-menerus.
Oksigenasiiperoleh dari atmosfer melalui proses pernafasan. Pada
atmosfer, gas selain oksigen juga terdapat karbon dioksida (CO), nitrogen
(N), dan unsure-unsur lain seperti argon dan helium (Tarwoto dan
Wartonah, 2015)

Pemenuhan kebutuhan oksigen dapat terganggu apibala adanya


masalah pada saluran pernafasan yaitu penyakit PPOK (penyakit paru
obstruksi kronis) adalah PPOK derajat berat menggunakan terapi oksigen
di rumah pada waktu aktivitas atau terus-menerus selama 15 jam terutama
pada waktu tidur (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI, 2011).

4. Tujuan
Pemberian Terapi Oksigenasi Dalam Mengurangi Ketidakefektifan
Pola Nafas Pada Pasien Congestive Heart Failure (Chf) Di Ruang
Icu/Iccu Rsud Dr. Soedirman Kebumen
B. PENCARIN JURNAL

URAIAN
Problem Congestive Heart Failure atau Gagal
Jantung yaitu ketidakmampuan jantung
untuk memompa darah dalam jumlah
yang cukup untuk melakukan
metabolisme memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan nutrient
dengan kata lain, diperlukan
peningkatan tekanan yang abnormal
pada jantung untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan.
Masalah utama pada klien dengan gagal
jantung kongestif yaaitu
ketidakefektifan pola nafas. Untuk
mengatasi pola nafas dilakukan dengan
pemberian terapi oksigen.
Intervenion Pengumpulan data tentang pemberian
terapi oksigenasi dalam mengurangi
ketidakefektifan pola nafas pada pasien
Congestive Heart Failure (CHF), yaitu:
1. Observasi Dalam penelitian ini,
penulis mengobservasi atau melihat
keadaan umum partisipan dengan
pemeriksaan fisik (dengan
pendekatan IPPA : inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi).
2. Pengukuran Dalam penelitian ini,
penulis mengukur menggunakan
alat ukur pemeriksaan, seperti
melakukan pengukuran tekanan
darah, menghitung frekuensi napas,
dan menghitung frekuensi nadi,
frekuensi nafas (RR). Penulis
menggunakanbeberapa peralatan
yang akan digunakan dalam proses
pengumpulan data yaitu tensimeter
jarum, stetoskop, jam tangan dan
alat tulis.
3. Wawancara Dalam penelitian ini
wawancara yang dilakukan dengan
menggunakan wawancara.
Wawancara jenis ini merupakan
kombinasi dari wawancara tidak
terpimpin dan wawancara
terpimpin.
4. Dokumentasi Dokumentasi yang
dilakukan oleh penulis yaitu
pendokumentasi hasil pengkajian,
analisa data, diagnosa keperawatan,
rencana keperawatan, tindakan
keperawatan, dan evaluasi dari
tindakan.
Instrumen pengumpulan data yang
meliputi:
1. Memasang nasal kanul Oksigen
menggunakan SOP Rumah Sakit.
2. Pedoman observasi respiratory rate
(RR) atau frekuensi nafas.
Comparison -
Outcome Hasil menunjukkan bahwa ada
perubahan pola nafas menjadi lebih
baik, tidak mengalami sesak dan
frekuensi pernafasan normal setelah
diberikan terapi oksigenasi.

C. ANALISIS JURNAL

N ITEM RINGKASAN JURNAL ANALISIS


O
1 Abstrak Latar Belakang : Ya, pada abstrak sudah
Congestive Heart Failure membahas secara detail
atau Gagal Jantung yaitu mencakup later belakang,
ketidakmampuan jantung tujuan, metode hingga hasil
untuk memompa darah penelitian.
dalam jumlah yang cukup
untuk melakukan
metabolisme memenuhi
kebutuhan jaringan
terhadap oksigen dan
nutrient dengan kata lain,
diperlukan peningkatan
tekanan yang abnormal
pada jantung untuk
memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan.
Masalah utama pada klien
dengan gagal jantung
kongestif yaaitu
ketidakefektifan pola
nafas. Untuk mengatasi
pola nafas dilakukan
dengan pemberian terapi
oksigen.
Tujuan : mengetahui
penerapan pemberian
terapi oksigenasi dalam
mengurangi
ketidakefektifan pola nafas
pada pasien Congestive
Heart Failure (CHF) di
Ruang ICU/ICCU RSUD
DR. Soedirman Kebumen.
Metode: Jenis penelitian
ini adalah deskriptif
menggunakan metode
pendekatan studi kasus.
Subyek dalam penelitian
ini adalah dua orang klien
yang mengalami gagal
jantung kongestif dengan
kriteria mengalami sesak
nafas dan kesadaran
composmentis.
Hasil: menunjukkan
bahwa ada perubahan pola
nafas menjadi lebih baik,
tidak mengalami sesak dan
frekuensi pernafasan
normal setelah diberikan
terapi oksigenasi.
Kesimpulan: masalah
keperawatan
ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan
hiperventilasi dapat teratasi
dengan terapi pemberian
oksigen dan peningkatan
oksigen
2 Later Congestive Heart Failure  Ya, peneliti merumuskan
belakang atau Gagal Jantung yaitu latar belakang secarat
ketidakmampuan jantung akurat dan relevan
untuk memompa darah  ya, peneliti jelas
dalam jumlah yang cukup merumuskan latar
untuk melakukan belakang
metabolisme memenuhi  yaa, karena masalah
kebutuhan jaringan oksigenasi merupakan
terhadap oksigen dan salah satu komponen
nutrient dengan kata lain, kebutuhan dasar manusia
diperlukan peningkatan
tekanan yang abnormal
pada jantung untuk
memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan.
Masalah utama pada klien
dengan gagal jantung
kongestif yaaitu
ketidakefektifan pola
nafas. Untuk mengatasi
pola nafas dilakukan
dengan pemberian terapi
oksigen.

3 Metodologi Jenis penelitian ini adalah 


Ya, studi kasus menjadi
deskriptif menggunakan metode yang tepat untuk
metode pendekatan studi menggali informasi
kasus. Subyek dalam mengenai masalah
penelitian ini adalah dua oksigenasi
orang klien yang Sampel yang digunakan
mengalami gagal jantung dalam penelitian sudah
kongestif dengan kriteria mewakili populasi dalam
mengalami sesak nafas dan penelitian
kesadaran composmentis 
Analisis data yang
digunkan menggunakan
uji kebahasan data.
4 Hasil ada perubahan pola nafas Konsep teori menganai
menjadi lebih baik, tidak gangguan oksigenasi dari
mengalami sesak dan beberapa peneliti sebelumnya.
frekuensi pernafasan
normal setelah diberikan
terapi oksigenasi.
5 Pembahasan 1. Gambaran 1. Pembahasan sudah
frekuensi nafas sesuai hasil penelitian
(RR) 2. Iya ada beberapa teori
sebelum yang dijadikan
diberikan terapi pembanding teori
oksigen Pada kedua 3. Ya ada, seperti
klien sebelum penelitian yang
diberikan terapi dilakukan oleh
oksigenasi dengan Briyatun (2018)
nasal kanul 4liter tentang Penerapan
per menit Pemberian Oksigen
didapatkan bahwa Pada Pasiencongestive
jalan nafas tidak Heart Failure (Chf)
ada hambatan, Dengangangguan
frekuensi nafas Kebutuhan
meningkat antara Oksigenasidi Rsud
28-30x/menit, Wates Kulon
menggunakan otot Progosamsi Bariyatun
bantu pernafasan, P07120115030prodi
dan tampak adanya D-Iii Keperawatan
cuping hidung serta Jurusan Keperawatan
SPO2 98%. Politeknik Kesehatan
Menurut Padila Kementerian
(2012) fokus Kesehatanyogyakartata
pengkajian pada hun 2018coremetadata
klien congestive
hear failure dengan
keluhan utama
yaitu dyspnea atau
sesak nafas,
kelemahan fisik,
edema sistemik.
Penyebab adanya
dipsnea secara
umum adalah gagal
jantung kongestif
karna perubahan
posisi pada pasien
akan menyebabkan
perubahan ventilasi
dan perfusi
(Djojodibroto,
2009).
Penyebab
adanya sesak nafas
pada pasien jantung
biasanya karena
hiperventilasi.
Hiperventilasi ini
terjadi karena
metabolisme tubuh
yang terlalu tinggi
sehingga mendesak
alveolus melakukan
ventilasi secara
berlebihan
(Somantri, 2009).
2. Gambaran
frekuensi nafas
(RR)
setelah
diberikan terapi
oksigen Setelah
diberikan terapi
oksigen Nasal
kanul 4ltr/ menit
pada Tn P dan Tn.
S tampak nyaman
dan mampu
mengatur nafas
dengan RR dalam
batas normal (16-
24x/mnt), tidak
menggunakan otot
bantu pernafasan
dan tidak ada
cuping hidung.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
Bahtiar (2015)
klien dengan
gangguan system
pernapasan tidak
dapat memenuhi
kebutuhan oksigen
secara normal,
oksigen sangat
berperan dalam
pernafasan, oksigen
berperan didalam
tubuh dalam proses
pembentukam
metabolisme sel
sehingga jika
kekurangan oksigen
maka akan
berdampak buruk
bagi tubuh,
sehingga
diperlukan terapi
tambahan untuk
pasien yang
mengalami
gangguan
oksigenasi. Lalu
memposisikan klien
dengan semifowler
dengan data
subyektif klien
mengatakan lebih
nyaman posisi
tersebut untuk
mempermudah
fungsi pernapasan
dengan adanya
gravitasi
(Kushariyadi,
2010).
6 Kesimpulan masalah keperawatan Kesimpulan sudah sesuai
ketidakefektifan pola nafas dengan tujuan penelitian
berhubungan dengan
hiperventilasi dapat teratasi
dengan terapi pemberian
oksigen dan peningkatan
oksigen
7 Implikasi  Hasil penelitian bisa
diterapkan dan di
aplikasikan oleh pasilitas
pelayanan kesehatan
 Diharapkan bisa ada
solusi lain terkait
pengembangan masalah
oksigenasi.

Anda mungkin juga menyukai