Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuak adalah minuman beralkohol tradisional yang terbuat dari air

nira yang difermentasi. Setelah melalui proses fermentasi, air nira akan

menjadi tuak yang mengandung air 88,4%; protein 0,38%; lemak 0,2%;

mineral 0,02%, karbohidrat 7% dan alkohol dengan kadar 4%. Mengkonsumsi

tuak secara berlebihan dapat menyebabkan kecanduan dan hilangnya

kesadaran pada diri seseorang. Mengkonsumsi tuak secara terus menerus

dapat mengakibatkan munculnya bebagai penyakit jantung seperti tekanan

darah tinggi, dan gangguan liver atau hati (Ilyas, 2013).

Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO) tahun

2018 menyebutkan bahwa lebih dari 4 juta orang di dunia meninggal akibat

minuman keras disetiap tahunnya, dan jumlah terbesar terjadi di Eropa. Hal ini

terjadi karena kurangnya kesadaran mereka akan bahaya yang ditimbulkan

minuman keras bagi kesehatan. WHO juga menyebutkan rata-rata

mengkonsumsi minuman keras sejak usia 15 tahun dan setiap orang rata-rata

mengkonsumsi 6,2 liter alkohol setiap harinya (WHO, 2018).

Konsumsi alkohol jenis tuak telah menjadi kebiasaan di Indonesia.

WHO tahun 2011 mencatat paling tidak sebesar 4,3% siswa dan 0,8% siswi

pernah mengonsumsi alkohol (Adnyana, 2012). Berdasarkan data Riskesdas

tahun 2017 diketahui bahwa di Indonesia, prevalensi peminum alkohol

mencapai 6,7%. Pengguna alkohol meningkat mulai pada umur antara 15-24

1
2

tahun, yaitu sebesar 6,4% yang selanjutnya meningkat menjadi 7,7% pada

umur 25-34 tahun, namun kemudian turun seiring dengan bertambahnya umur

(Kemenkes RI, 2017). Hasil Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia

(SDKI) tahun 2018 juga memberikan informasi bahwa persentase peminum

alkohol pada pria berusia 15-19 tahun sebesar 31,2% dan berusia 20-24 tahun

sebesar 54,2%, sementara persentase wanita berusia 15-19 tahun sebesar 3,2%

dan berusia 20-24 tahun sebesar 7,3% (SDKI, 2018).

Tuak sering digunakan sebagai jamuan dan sajian utama pada acara

adat atau upacara (Miftahul, 2015). Masyarakat di Pulau Lombok terutama di

wilayah Bayan Kabupaten Lombok Utara sangat terkenal dengan tradisi

mereka terutama dalam hal mengkonsumsi tuak. Penelitian Miftahul (2015)

membuktikan bahwa perilaku kesehatan pada masyarakat dapat terbentuk

karena adanya budaya dan tradisi yang telah mendarah daging dalam

kehidupan masyarakat. Selain itu, rendahnya pengetahuan mengenai masalah

kesehatan, kurangnya kesadaran dalam menjaga kesehatan, tradisi dan

kepercayaan terhadap pola konsumsi tuak semakin menguatkan mereka pada

perilaku tersebut yang sebenarnya sangat merugikan kesehatan mereka.

Sebagian besar masyarakat di Desa Bayan telah mengonsumsi tuak

sejak mereka remaja. Hal tersebut disebabkan karena tradisi minum tuak yang

kental di masyarakat. Selain itu pada remaja pola pikir mereka masih terbilang

labil sehingga memiliki rasa penasaran dan ingin tahu yang tinggi serta mudah

terpengaruh oleh perilaku di lingkungan sekitar mereka. Perilaku-perilaku

negatif yang sering muncul dikalangan remaja antara lain seperti tindakan

kriminal, tawuran, ugal-ugalan, berfoya-foya, berjudi hingga mengkonsumsi


3

minuman beralkohol salah satunya yaitu konsumsi alkohol jenis tuak

(Restiawan, 2016).

Secara umum tuak termasuk minuman keras golongan A karena

megandung kadar alkohol yang terbilang lebih rendah dibandingkan jenis

minuman beralkohol lainnya seperti whisky atau brandy yang mengandung

kadar alkohol sebesar 20%-50% (golongan C). Namun tetap saja tuak

merupakan minuman keras yang dapat merusak kesehatan (Andi, 2016).

Konsumsi alkohol juga dapat mengganggu fungsi dari semua bagian saluran

pencernaan. Konsumsi alkohol menyebabkan perubahan dalam motilitas

esophagus dan perut yang mendukung terjadinya reflux gastroesophageal dan

refluks esfofagitis sehingga dapat menyebabkan kerusakan mukosa lambung

(Rusni, 2016)

Selain itu mengkonsumsi minuman beralkohol juga dapat

mempengaruhi psikologis seseorang yang mengkonsumsinya. Lukito (2012)

menyebutkan bahwa remaja yang mengonsumsi minuman keras akan

merasakan emosi negatif sehingga akan semakin mudah marah ketika tujuan

yang diinginkan tidak tercapai. Selain itu, remaja akan sering membangkang

pada orang tua, sering bertengkar dengan teman, sering ugal-ugalan dan

terkadang menjadi pendiam dan tidak banyak bicara.

Dental Health Australia (DHA) menyebutkan bahwa hal-hal yang

dapat terjadi akibat konsumsi alkohol antara lain adalah kerusakan atau erosi

gigi, mulut kering, buruknya kebersihan mulut, hingga terjadinya kanker

mulut. Selain itu, minuman keras juga akan mengganggu fungsi dan proses

sistem reproduksi. Hasil penelitian eksperimen dari Ilyas membuktikan bahwa


4

pemberian tuak pada mencit jantan dengan dosis yang lebih tinggi dan waktu

yang lebih lama cenderung menurunkan kualitas spermatozoa dan menekan

jumlah anak hasil perkawinannya (Ilyas, 2013).

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Samarinda

menunjukkan bahwa remaja mulai minum minuman keras sejak umur 12-15

tahun. Alasan mereka mengkonsumsi minuman keras pada umumnya adalah

ingin coba-coba, meningkatkan kepercayaan diri, dianggap gaul, dan keren.

Selanjutnya dari perilaku ini kemudian muncul beberapa perilaku

menyimpang lainnya seperti pencurian, pemalakan, perkelahian hingga sex

bebas. Perilaku minuman keras dipengaruhi oleh beberap faktor, diantaranya

yaitu faktor keluarga, individu dan lingkungan. Faktor keluarga berpengaruh

sebesar 53%, individu sebesar 60% dan faktor lingkungan sebesar 86%

(Lukito, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 3 maret 2021 melalui

observasi dan wawancara yang dilakukan pada 30 orang remaja siswa kelas

XII yang bersekolah di SMKN 1 Bayan diperoleh hasil bahwa 25% dari

mereka mengkonsumsi tuak 3 kali dalam seminggu, 60% mengkonsumsi tuak

2 kali dala seminggu, dan 15% mengkonsumsi tuak 4-5 kali dalam seminggu.

Selain itu, saat diwawancara sebagian besar mereka menyatakan tidak ingin

menghentikan kebiasaannya untuk konsumsi tuak karena menurut mereka hal

tersebut tidak membahayakan tubuh. Fenomena ini tentu sangat berbanding

terbalik dengan kondisi fakta tentang dampak buruk mengkonsumsi alkohol.

Petugas kesehatan sebaiknya mampu memperbaiki pengetahuan dan

sikap masyarakat terutama pada remaja sebagai langkah awal untuk


5

mengendalikan perilaku konsumsi tuak. Untuk meningkatkan kesadaran dan

pengetahuan mereka tentang bahaya konsumsi tuak, maka edukasi kesehatan

sangat penting diberikan agar perilaku konsumsi tuak dapat dikendalikan dan

tidak menimbulkan masalah kesehatan yang lebih buruk bagi generasi muda.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh

Edukasi Kesehatan Bahaya Konsumsi Tuak Terhadap Pengetahuan dan

Perilaku Konsumsi Tuak pada Remaja Murid Kelas XII di SMKN 1 Bayan”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada

pengaruh edukasi kesehatan tentang bahaya konsumsi tuak terhadap

pengetahuan dan perilaku konsumsi tuak pada remaja murid kelas XII di

SMKN 1 Bayan ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan bahaya konsumsi tuak

terhadap pengetahuan dan perilaku konsumsi tuak pada remaja murid

kelas XII di SMKN 1 Bayan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan tentang bahaya konsumsi tuak pada

remaja murid kelas XII SMKN 1 Bayan sebelum diberikan edukasi

kesehatan bahaya konsumsi tuak.


6

b. Mengidentifikasi perilaku konsumsi tuak pada remaja murid kelas XII

SMKN 1 Bayan sebelum diberikan edukasi kesehatan bahaya

konsumsi tuak.

c. Mengidentifikasi pengetahuan tentang bahaya konsumsi tuak pada

remaja murid kelas XII SMKN 1 Bayan setelah diberikan edukasi

kesehatan bahaya konsumsi tuak.

d. Mengidentifikasi perilaku konsumsi tuak pada remaja murid kelas XII

SMKN 1 Bayan setelah diberikan edukasi kesehatan bahaya konsumsi

tuak.

e. Menganalisis pengaruh pemberian edukasi kesehatan tentang bahaya

konsumsi tuak terhadap pengetahuan bahaya konsumsi tuak pada

remaja murid kelas XII SMKN 1 Bayan.

f. Menganalisis pengaruh pemberian edukasi kesehatan tentang bahaya

konsumsi tuak terhadap perilaku konsumsi tuak pada remaja murid

kelas XII SMKN 1 Bayan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi data penting dalam pelayanan

kesehatan terutama dalam hal edukasi kesehatan bahaya konsumsi tuak


7

b. Bagi Peneliti

Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh dari

edukasi kesehatan dalam proses meningkatkan pengetahuan dan

merubah perilaku atau kebiasaan buruk dalam hal konsumsi tuak

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan bisa menjadi data penting dalam meningkatkan

pengetahuan dan merubah perilaku remaja terkait kebiasaan buruk

dalam hal konsumsi tuak

b. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan terkait dalam

upaya edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan

merubah perilaku masyarakat terkait dalam hal konsumsi tuak

c. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan rekomendasi

bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang hubungan tingkat

kesehatan dengan perilaku konsumsi tuak


8

E. Keaslian Penelitian
Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Sudarman Hubungan Penelitian ini Hasil uji Chi-Square Terdapat Terdapat pada
(2017) Tingkat merupakan penelitian pada tingkat pada metode penelitian
Pengetahuan kuantitatif dengan kepercayaan 95%, variable yaitu
dengan menggunakan metode Hasil penelitian perilaku menggunakan
Perilaku survei analitik dengan menunjukkan bahwa konsumsi metode survei
Konsumsi rancangan cross nilai p=0,007. Hal ini minuman analitik,
Minuman sectional. Dengan berarti p-value lebih beralkohol sedangkan
Beralkohol tehnik sampling kecil dari alpha (5% pada remaja peneliti
(Khamar) purposive sampling. atau 0,05). Maka dari menggunakan
Pada Remaja Sampel penelitian itu disimpulkan metode quasy
Usia 15-18 sebanyak 84 remaja. terdapat hubungan eksperimental
Tahun Pengumpulan data yang bermakna antara
penelitian pengetahuan dengan
menggunakan perilaku konsumsi
kuesioner, sedangkan minuman beralkohol
teknik analisis data pada remaja usia 15-18
menggunakan uji Chi tahun di desa Bonto
Square. Kabupaten Sinjai.
Zakaria Perilaku Jenis penelitian ini Sebagian besar remaja Terdapat Terdapat pada
(2018) Konsumsi adalah penelitian berstatus remaja akhir pada metode penelitian
Minuman deskripti kuantitatif 72,4%. Pendidikan variable yaitu
Keras Pada dengan pendekatan responden terendah SD perilaku menggunakan
Remaja coss- sectional. 3,5%, tertinggi adalah konsumsi metode deskriptif
Sampel penelitian ini SLTA 65,5 %. minuman kuantitatif
seluruh remaja Pendidikan orang tua beralkohol sedangkan
pengkonsumsi paling banyak SLTA pada remaja peneliti
miuman keras Desa 72,4 %. Pekerjaan menggunakan
Dukuh Wungu orang tua paling metode quasy
Pangkah yang banyak buruh 55,4%. eksperimental
berjumlah 29 orang. Pengetahuan responden
Analisis data yang sebagian besar cukup
digunakan adalah dengan jumlah 65,5 %.
analisis univariat Alasan remaja
menkonsumsi
minuman keras karena
budaya.
Andi Gambaran Jenis penelitian ini Faktor penyebab Terdapat Terdapat pada
(2016) Peminum diketegorikan perilaku minum tuak pada jenis dan metode
Tuak (Studi penelitian kualitatif antara lain faktor variable penelitian yaitu
Kasus Pada deskriptif dengan kebiasaan, kemauan perilaku menggunakan
Warga pendekatan sosiologi sendiri, lingkungan dan konsumsi jenis kualitatif
Sawere Desa komunikasi dan ilmu pergaulan, serta minuman dengan metode
Bontoraja kesejahteraan sosial. ekonomi. Dampak beralkohol deskriptif,
Kecamatan Informan penelitian sosial antara lain sedangkan
Gantarang ini adalah Kepala perasaan sangat labil, peneliti
Kabupaten Desa Bontoraja, mudah tersinggung, mnggunakan jenis
Bulukumba) pemuka agama, perhatian terhadap penelitian
penjual tuak, dan tiga lingkungan menjadi kuantitatif dengan
orang konsumen terganggu. Sedangkan metode quasy
tuak. dampak fisik yaitu eksperimental
keracunan alkohol atau
mabuk berat

Anda mungkin juga menyukai