0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut merupakan standar operasional prosedur pemeriksaan fisik pada pasien fraktur yang mencakup tahapan persiapan, orientasi, pemeriksaan fisik, klasifikasi fraktur terbuka, dan evaluasi. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, dan pengujian gerak untuk mendeteksi gejala fraktur seperti nyeri, deformitas, dan ketidakmampuan bergerak. Fraktur terbuka diklasifikasikan
Dokumen tersebut merupakan standar operasional prosedur pemeriksaan fisik pada pasien fraktur yang mencakup tahapan persiapan, orientasi, pemeriksaan fisik, klasifikasi fraktur terbuka, dan evaluasi. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, dan pengujian gerak untuk mendeteksi gejala fraktur seperti nyeri, deformitas, dan ketidakmampuan bergerak. Fraktur terbuka diklasifikasikan
Dokumen tersebut merupakan standar operasional prosedur pemeriksaan fisik pada pasien fraktur yang mencakup tahapan persiapan, orientasi, pemeriksaan fisik, klasifikasi fraktur terbuka, dan evaluasi. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, dan pengujian gerak untuk mendeteksi gejala fraktur seperti nyeri, deformitas, dan ketidakmampuan bergerak. Fraktur terbuka diklasifikasikan
dilakukan Fase Pra Interaksi: a. Persiapan Pasien b. Persiapan alat: Tensimeter, stetoskop,thermometer Stetoskop ,senter Handscoen pada tempatnya (non steril dan steril) Spalak, kasa gulung, cairan NaCl dan kasa steril pada tempatnya Penggaris atau alat ukur Buku register dan alat tulis Fase Orientasi 1. Salam terapetik 2. Evaluasi validasi 3. Jelaskan tujuan 4. Kontrak waktu dan tempat Fase Kerja: 1. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi (look) Adakah luka terbuka berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit atau daerah luar karena tembusan, misalnya oleh peluru atau trauma langsung b. Palpasi (feel) 1.b. nyeri tekan 2.b. teraba jaringan tulang yang menonjol keluar 3. b. adanya deformitas 4.b. Panjang anggota gerak berkurang di bandingkan sisi yang sehat 5.b. raba suhu kulit sekitar luka atau fraktur c. Gerak (Move) Umumnya tidak dapat digerakkan 2. Prinsip penanganan luka fraktur a. Semua fraktur terbuka dikelola secara emergensi b. Lakukan penilain awal akan adanya cedera lain yang dapat mengancam jiwa c. Lakukan irigasi luka dengan Nacl dan keluarkan benda asing yang melekat dan penghentian darah d. Lakukan stabilisasi fraktur dengan balutan spalek
3. Klasifikasi fraktur terbuka
a. Grade 1 # ftraktur terbuka dengan luka kulit kurang dari 1 cm dan bersih # kerusakan jaringan minimal b. Grade 2 # Fraktut terbuka dengan luka robek lebih dari 1 cm, tanpa ada kerusakan jaringan lunak. c. Grade 3 Fraktur terbuka segmental atau kerusakan jaringan lunak yang luas atau amputasi traumatic. Fraktur Grade 3 di bagi menjadi: Grad 3 a: Fraktur segmental atau sangat komunitif, penutupan tulang dengan jaringan lunak cukup adekuat
Grade 3 b: trauma sangat berat atau kehilangan jaringan lunak yang
cukup luas, terkelupasnya daerah preosteum dan tulang tampak terbuka serta adanya kontaminasi yang cukup berat
Grade 3 c: fraktur dengan kerusakan pembuluh darah
Fase terminasi: 1. Evaluasi subjektid dan objektif 2. Rencana tindak lanjut 3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, tempat)