ANALISIS KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA ANAK BALITA :
TINJAUAN LITERATUR
Kiki Seftiarni, 226070009
Program Studi Epidemiologi Magister Kesehatan Masyarakat,
Universitas Respati Indonesia
Pendahuluan
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Akut atau biasa disebut ISPA merupakan
penyakit utama kematian bayi dan sering
menempati urutan pertama angka
kesakitan balita. ISPA menyerang saluran
pernapasan mulai pada bagian hidung (saluran
pernapasan bagian atas) sampai ke alveolus
(saluran pernapasan bagian bawah) termasuk
pada membran adneksanya (rongga telinga
tengah, pleura, dan sinus) (Irianto, 2015 dalam
Larasaty, 2018). ISPA biasa disebut sebagai
The Forgotten Pandemic atau pandemi yang
terlupakan (Jalil,2018). Penyakit ISPA pada
balita masih menjadi salah satu masalah
kesehatan masyarakat, masalah ini penting
untuk diperhatikan karena ISPA merupakan
penyakit akut yang dapat menyebabkan
kematian pada balita diberbagai negara
berkembang termasuk Indonesia (Israfil,
dkk. 2013).
Menurut (WHO dalam Firza et al., 2020)
setiap tahunnya sekitar 13 juta balita meninggal
dimana sebagian besar kematian tersebut
disumbang oleh Negara berkembang seperti
India Nepal (0,3%), Sudan (1,5%), China (3,5%),
Pakistan (4,3%), Ethiopia (4,4%), Indonesia
(38%) dan India (48%). Sekitar 4 juta dari 13 juta
kematian balita merupakan kematian yang
disebabkan oleh ISPA. WHO juga mengatakan
bahwa infeksi saluran pernapasan akut
merupakan penyakit yang menduduki peringkat
teratas pada penyebab kematian balita
terbanyak yang disebabkan oleh penyakit
menular dimana penyakit ini telah membunuh
balita sebanyak 808.000 atau sekitar 15% dari
semua jenis kematian balita pada tahun 2017
(WHO, 2018).
Sampai saat ini pneumonia yang
merupakan bagian dari ISPA masih
merupakan salah satu penyebab angka
kesakitan dan kematian tertinggi pada balita
di dunia maupun di Indonesia. Menurut
WHO, pneumonia berkontribusi terhadap
14% kematian pada balita di dunia pada
tahun 2019. Pada RISKESDAS 2018,
prevalensi pneumonia berdasarkan
diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 2%
dan 4% berdasarkan diagnosis oleh tenaga
kesehatan dan gejala. Survei Sample
Registration System Balitbangkes 2016
pneumonia menempati urutan ke 3 sebagai
penyebab kematian pada balita (9.4%).
Meskipun upaya telah dilakukan
untuk mengurangi kejadian ISPA pada anak
balita, namun masih banyak tantangan yang
dihadapi. Oleh karena itu, penting untuk
melakukan analisis yang komprehensif
tentang faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap kejadian ISPA pada anak balita.
Dengan pemahaman yang lebih baik
tentang faktor-faktor risiko dan karakteristik
infeksi ini, dapat diidentifikasi strategi
pencegahan yang efektif dan intervensi
yang tepat untuk mengurangi beban ISPA
pada anak balita.
Metode
Metode yang digunakan dalam
jurnal ini adalah tinjauan literatur sistematis
dengan mengidentifikasi sumber data
melalui pencarian terperinci di berbagai
basis data ilmiah, seperti PubMed, Google
Scholar, dan Sinta sebagai bahan acuan.
Penelitian ini juga membatasi pencarian
untuk mencakup entri dari tahun 2012
hingga Juni 2023. Selanjutnya, studi yang
memenuhi kriteria inklusi akan diekstraksi
dan dianalisis secara sistematis. Data yang
diambil dari studi-studi tersebut mencakup
karakteristik populasi anak balita yang
terlibat dalam penelitian, jenis infeksi
saluran pernafasan akut yang terjadi, faktor
risiko yang terkait dengan kejadian ISPA,
dan hasil penelitian terkait pengendalian
dan pencegahan ISPA pada anak balita.
Analisis kualitatif dilakukan untuk
memahami temuan utama dari studi-studi
yang telah dipilih, sementara analisis
kuantitatif dapat dilakukan jika data yang
cukup tersedia
 .
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, & Larssaty, A. P. (2018). Surveilans Epidemiologi Program Pencegahan Dan

Penanggulangan Penyakit Ispa Di Puskesmas Cipageran. 2(1), 213–216.

Firza, D., Harahap, D. R., Wardah, R., Alviani, S., & Rahmayani, T. U. (2020). Angka Kejadian
Infeksi Saluran Pernapasan Dengan Jenis Kelamin Dan Usia Di Upt Puskesmas Dolok Merawan.
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

WHO.(2018). Pneumonia. Word Health Organization. Https://Www.Who.Int/Home/Search?

Indexcatalogue=Genericsearchindex1&Searchquery=
Pneumonia&Wordsmode=Anyword&Healthtopic=Undefined&Country=Undefined

Hariyati, Rr. Tutik Sri. "Mengenal Systematic Review Theory Dan Studi Kasus." Jurnal
Keperawatan Indonesia, vol. 13, no. 2, 24 Jul. 2010, pp. 124-132

Toha, M. A. (2021). Systematic Literature Review: Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber

Belajar Geografi di Indonesia. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 

Putra, Y., & Wulandari, S. S. (2019). Faktor Penyebab Kejadian ISPA. Jurnal Kesehatan, 10(1).

Julianti, N., & Martina, W. D. (2022). Gambaran Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah Puskesmas
Mekar Mukti Cikarang Barat Tahun 2020. Universitas Medika Suherman.
 DAFTAR PUSTAKA

Budiman, & Larssaty, A. P. (2018). Surveilans Epidemiologi Program Pencegahan Dan

Penanggulangan Penyakit Ispa Di Puskesmas Cipageran. 2(1), 213–216.

Firza, D., Harahap, D. R., Wardah, R., Alviani, S., & Rahmayani, T. U. (2020). Angka Kejadian
Infeksi Saluran Pernapasan Dengan Jenis Kelamin Dan Usia Di Upt Puskesmas Dolok Merawan.
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

WHO.(2018). Pneumonia. Word Health Organization. Https://Www.Who.Int/Home/Search?

Indexcatalogue=Genericsearchindex1&Searchquery=
Pneumonia&Wordsmode=Anyword&Healthtopic=Undefined&Country=Undefined

Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi , 2021, Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi Tahun 2021,
Kabupaten Bekasi : Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi

www.bekasi.epuskesmas.id/home (diunduh pada tanggal 2 Juni 2023 pukul 14.21)

Hariyati, Rr. Tutik Sri. "Mengenal Systematic Review Theory Dan Studi Kasus." Jurnal
Keperawatan Indonesia, vol. 13, no. 2, 24 Jul. 2010, pp. 124-132

Toha, M. A. (2021). Systematic Literature Review: Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber

Belajar Geografi di Indonesia. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 

Putra, Y., & Wulandari, S. S. (2019). Faktor Penyebab Kejadian ISPA. Jurnal Kesehatan, 10(1).

Julianti, N., & Martina, W. D. (2022). Gambaran Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah Puskesmas
Mekar Mukti Cikarang Barat Tahun 2020. Universitas Medika Suherman.