Anda di halaman 1dari 5

PENYAKIT TIDAK MENULAR

ISPA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Surveilans Epidemiologi

Dosen pengampu :

Dindin Wahyudin, S.Pd., M.Sc.

Oleh :

Dara Ayuwandira

P17333122017

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

PROGAM STUDI DIPLOMA III SANITASI

2023
A. Latar Belakang Masalah

Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA
mengenai struktur saluran diatas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagaian
saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Pitriani, 2020). Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sangat sering dijumpai dan merupakan
penyebab kematian paling tinggi pada Balita (Hartono, 2016). ISPA adalah infeksi akut saluran
pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus,
maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru (Wijayaningsih, 2013).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang melibatkan organ saluran
pernapasan bagian atas dan bagian bawah yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit
dari infeksi ringan sampai berat (Kementeria Kesehatan RI, 2017). Menurut diagnosa tenaga
kesehatan (dokter, bidan atau perawat) ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan akut dengan
gejala demam, batuk kurang dari dua minggu, pilek atau hidung tersumbat dan sakit
tenggorokan (Kementerian Kesehatan RI, 2018). ISPA berlangsung sampai 14 hari yang dapat
ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara pernapasan yang mengandung kuman,
dimana ISPA diawali dengan gejala seperti pilek biasa, batuk, demam, bersin-bersin, sakit
tenggorokan, sakit kepala, sekret menjadi kental, nausea, muntah dan anoreksia
(Wijayaningsih, 2013).

World Health Organization (WHO), memperkirakan insiden infeksi saluran pernafasan


akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran
hidup adalah 15% - 20% per tahun pada golongan usia balita. Menurut WHO 13 juta anak balita
di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di negara
berkembang, dimana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan
menubuh 4 juta anak balita setiap tahun (Silaban, 2015).

B. Data ISPA di Indonesia

Kejadian ISPA pada Balita di Indonesia yaitu mencapai 3-6 kali pertahun dan 10-20%
adalah pneumonia. Berdasarkan hasil Riskesdas (2018) prevalensi ISPA di Indonesia sebesar
9,3% diantaranya 9,0% berjenis kelamin laki-laki dan 9,7% berjenis kelamin perempuan
(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Prevalensi ISPA tertinggi terjadi pada kelompok umur satu
sampai empat tahun yaitu sebesar 13,7% (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Kasus ISPA
terbanyak di Indonesia yaitu terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur 15,4%, Papua 13,1%,
Banten 11,9%, Nusa Tenggara Barat 11,7%, Bali 9,7% (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Kasus ISPA Terbanyak di Indonesia

NTT Papua Banten NTB Bali

C. Data ISPA di Batam pada tahun 2019

ISPA JANUARI-SEPTEMBER
10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

Kasus ISPA Column1 Column2

Berdasarkan data kunjungan masyarakat ke pelayanan kesehatan, tercatat Agustus 2019


ada 7.554 kasus dan Juli 2019 6.404 kasus. Sedangkan pada Juni 2019 tercatat ada 6.367
penderita ISPA dan Mei 2019 sebanyak 8.360 penderita.

Selanjutnya di April 2019 ada 7.194, Maret 8.282, Februari menjadi yang tertinggi
selama tahun 2019 yakni 9.036 penderita serta di bulan Januari tercatat 8.177 penderita ISPA.
ISPA JANUARI-SEPTEMBER
10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept

Series 1 Column1 Series 3

Bisa dilihat grafik yang menurun pada bulan September yang mana tercatat sepanjang
September 2019 ada 5.317 kasus ISPA. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan bulan-bulan
sebelumnya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mengklaim kasus penderita infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA), menurun pada September 2019 karena cepatnya keluar imbauan dan
edukasi kepada masyarakat selain iti faktor yang lebih mempengaruhinya adalah yakni
membaiknya kondisi cuaca di wilayah Batam.

ISPA di Batam sendiri dibagi pada beberapa jenis seperti ispa pneumonia di bawah usia
5 tahun, ispa bukan pneumonia di bawah usia 5 tahun. Ispa Pneumonia di atas 5 tahun serta
Ispa bukan pneumonia di atas lima tahun.

Baik ISPA Pneumonia maupun ISPA yang bukan Pneumonia. ISPA Pneumonia adalah
penyakit infeksi yang menyerang paru-paru, sehingga menyebabkan kantung udara di dalam
paru meradang dan membengkak. Kondisi ini sering kali disebut dengan paru-paru basah.

D. Penyebab Terjadinya ISPA di Batam

Penyebab terjadinya ISPA di kota Batam adalah terjadinya perunahan cuaca sangat
cepat di Kota Batam memicu penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Bukan hanya
jarak waktu hitungan bulan melainkan per jam cuaca sudah berubah, kadang panas tapi tak lama
hujan turun.

Faktor lainnya yaitu polusi luar ruangan seperti debu, emisi gas, kebakaran hutan dan
polusi udara dalam ruangan seperti kayu bakar, asap rokok, kayu bakar dan membakar sampah.
E. Upaya Pengendalian

Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan terjadinya risiko kematian yang disebabkan
oleh penyakit ISPA yaitu dengan melakukan upaya penanganan dan pencegahan yang telah
dilakukan pemerintah seperti program pemberian vitamin A, program imunisasi lengkap, dan
program Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang telah dilakukan diberbagai puskesmas
serta pemberian pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan serta dalam menanggulangi
penyakit ISPA baik yang dilakukan oleh Ibu atau Keluarga lainnya dapat dilakukan dengan
mengusahakan agar Balita memperoleh gizi yang baik, memberikan imunisasi lengkap,
menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih serta mencegah Balita
berhubungan dengan klien ISPA .

F. Kesimpulan

Ispa merupakan peyakit yang disebabkan oleh tingginya konsentrasi debu, menurut data di
indonesia ispa pada balita mencapai 3-6kali dalam setahun, kasus ispa terbanyak di indonesia
terjadi di provinsi ntt, papua, banten, ntb, dan bali. Menurut hasil data ispa batam tahun 2019,
kasus tertinggi berada pada bulan februari sebanyak 9036 penderita dan terendah nya berada
pada bulan september 5317 penderita. Faktor utama terjadinya ispa di kota batam karena
perubahan cuaca yang sangat cepat sehingga memicu penyakit ispa, pengedalian yg dilakukan
oleh pemerintah setempat telah mengedukasi masyarakat dan memberi imbauan.

Anda mungkin juga menyukai