Anda di halaman 1dari 27

TUGAS ANALISIS JURNAL ILMIAH

KIAT PENULISAN KTI UNTUK PUBLIKASI PADA JURNAL ILMIAH

PELATIH: Hj. HELNI, Apt.M.Kes

PELATIHAN JAFUNG BIDAN AHLI

Oleh:
Roza Yunita, S.Tr., Keb
Identitas jurnal
Judul : PERAN BIDAN DALAM MENOLONG PERSALINAN SELAMA PANDEMI
COVID-19 DI PONED PUSKESMAS KETANGGUNGAN KABUPATEN
BREBES
Penulis : Lestari Puji Astuti, Prita Khoirotunnisa Sri Agustina, Hermeksi Rahayu
Volume/Nomor : 13 / 1
Tahun : 2021
Halaman : 77-95
Alamat situs : tp://dx.doi.org/10.35872/jurkeb.v13i01.422
Tempat publikasi : Jurnal Kebidanan
Instansi Pengelola : Stikes Estu Utomo Boyolali
ISSN : 2301-7023
Scope : kehamilan, persalinan, persalinan; bayi; keluarga berencana; kesehatan
reproduksi; perawatan kebidanan komplementer
Akreditasi : SINTA 5

a) State of art dari jurnal ini adalah: Pelaksanaan peran bidan sebagai pelaksana, pengelola,
pendidik dan peneliti berjalan secara maksimal, hambatan bisa diatasi sehingga bisa
melaksanakan peran secara mandiri. Masukan kepada bidan untuk mengoptimalkan
perannya dalam menolong persalinan selama pandemi Covid-19. Lebih jauh, State of Art
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

i. Common Sense / akal sehat terkait penelitian:


i. Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, banyak pembatasan hampir ke
semua layanan rutin termasuk pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Seperti ibu hamil menjadi enggan ke puskesmas atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya karena takut tertular, adanya anjuran menunda
pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil, serta adanya ketidaksiapan
layanan dari segi tenaga dan sarana prasarana termasuk alat pelindung diri.
ii. Bidan sebagai garda depan dalam pertolongan persalinan mempunyai resiko
tinggi dalam menjalankan perannya di masa pandemi COVID-19 karena
harus kontak langsung dengan pasien . Oleh sebab itu, untuk dapat tetap
menjalankan perannya, maka bidan perlu dibekali panduan pertolongan
persalinan sesuai dengan pedoman yang diterbitkan oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

ii. Teori
i. Nuryati (2020) dalam jurnalnya yang berjudul Peran Bidan Di Era New
Normal Dalam Memberikan Asuhan Kebidanan Pada Masa Pandemi
Covid-19 menjelaskan bahwa bidan berperan untuk melakukan edukasi
dalam memutus mata rantai perjalanan penularan Covid-19 dengan
memberikan informasi pola hidup bersih, rajin mencuci tangan, jaga jarak
menjauhi kerumunan, melakukan penyemprotan desinfektan dan
menyampaikan status ODP, PDP atau terkonfirmasi positif Covid-19
kepada individu dengan baik. (Nuryani, 2020).
ii. teori dari Astuti (2016) dalam Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Konsep
Kebidanan Dan Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan yang menyebutkan
bahwa bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan
terutama pelayanan kebidanan dalam hal ini dengan mengelola
pertolongan persalinan.
iii. dalam Situasi Pelayanan Kebidanan Di Indonesia Dalam Masa Pandemi
Covid – 19 yang menyatakan bahwa dalam manajemen kasus kebidanan,
bidan berkolaborasi dengan klien, teman sejawat bidan / peer group, dokter
kandungan, dokter anak, dan tenaga kesehatan lain. (Jubaedah, 2020)
iv. Praktik Kebidanan yang menyebutkan bahwa peran bidan sebagai peneliti
yaitu melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang
kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok yang meliputi :
mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan, menyusun
rencana kerja pelatihan, melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana,
mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi, menyusun
laporan hasil investigasi dan tindak lanjut, memanfaatkan hasil investigasi
untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan
kesehatan. (Astuti, 2016)
a. Penelitian terdahulu
i. dalam Edukasi Corona Virus Desease 19 (Covid-19) Melalui Penyebaran
Poster Kepada Masyarakat Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal yang
menyatakan bahwa agar masyarakat mau menerapkan perilaku sehat maka
harus diberikan informasi secara terus menerus mengenai Covid-19,
gejala-gejala yang muncul bagi penderita dan upaya pencegahan yang
dapat dilakukan. (Listina, 2020)
ii. teori Emi Nurjasmi (2020) dalam Situasi Pelayanan Kebidanan Dalam
Masa Pandemi Covid-19 Dan Memasuki Era New Normal disebutkan
bahwa kendala yang dihadapi bidan pada masa pandemi covid ialah
kesulitan dalam pemenuhan APD dan bahan pencegahan infeksi serta
kesadaran pasien untuk perlindungan diri dengan menggunakan masker
dan mencuci tangan masih kurang. (Nurjasmi, 2020).
b. Masalah praktis
i. Berdasarkan data yang diperoleh dari PONED Puskesmas Ketanggungan,
selama bulan Maret sampai dengan bulan Nopember 2020 telah dilakukan
pemeriksaan rapid test pada ibu bersalin berupa rapid test antigen dan rapid
test antibody sebanyak 296 ibu bersalin. Rapid test yang digunakan dalam
pemeriksaan ini menggunakan rapid test antibody dan rapid test antigen.
Hal ini dilakukan berdasarkan ketersediaan alat rapid test yang ada di
PONED Puskesmas Ketanggungan. Pada pemeriksaan terhadap 192 ibu
bersalin dengan menggunakan rapid test antibody sebanyak 3 ibu bersalin
dinyatakan reaktif sedangkan dari pemeriksaan yang dilakukan pada 104
ibu bersalin dengan menggunakan rapid test antigen didapatkan hasil 3 ibu
bersalin dinyatakan reaktif.
ii. Dari studi pendahuluan dengan pengamatan dan wawancara yang
dilakukan di PONED Puskesmas Ketanggungan terhadap 6 bidan diperoleh
hasil bahwa bidan merasa khawatir, takut dan cemas tertular COVID-19
dalam memberikan pertolongan persalinan. Dalam melaksanakan tugasnya
di PONED Puskesmas bertanggung jawab menerima pasien ibu bersalin
baru belum semuanya menggunakan APD level 2 secara lengkap. APD
yang digunakan baju hazmat, handscoon, masker 3 ply dan sepatu. Masker
N95, sepatu boot dan face shield belum semua bidan menggunakannya
dikarenakan masih terdapat bidan yang beranggapan APD yang digunakan
pada saat itu sudah cukup untuk melindungi diri dari penularan COVID-19.
Dalam menolong persalinan normal pervaginam, belum menggunakan
delivery chamber sesuai dengan pedoman dari Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia dikarenakan bidan beranggapan bahwa pengaplikasian
delivery chamber akan membuat ruang bersalin menjadi lebih sempit
sehingga akan membatasi gerak dalam melakukan pertolongan persalinan,
dan juga sudah cukup dengan menggunakan APD level 2.

Back up referensi dari state of art tersebut adalah:


i. Kemitraan Bidan dan Ibu Hamil dalam Pencegahan Covid-19 , 2021,
ditulis oleh Juana Linda Simbolon, Emilia Silvana Sitompul, dan Marni
Siregar, sumber:
https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm/article/download/5115/3103/
ii. Implementasi Penanganan Pertolongan Persalinan Oleh Bidan Pada Masa
Pandemi Covid-19 Dan Era New Normal, 2021, ditulis oleh Shinta Ika
Sandhi, Desi Wijayanti Eko Dewi, sumber:
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkb/article/view/442
iii. Perkembangan Penelitian Kesehatan Ibu Dan Anak Dalam Masa Pandemi
Covid-19, 2021, ditulis oleh Siti Rohani, Elsa Fitri Ana, Nila Qurniasih, Eka
Tri Wulandari, Yuni Sulistiawati, Desi Kumalasari, Ade Tyas Mayasari,
dan Iis Tri Utami. sumber:
http://journal.aisyahuniversity.ac.id/index.php/Abdi/article/download/kese
hatancov/kesehatancov
a) Masalah yang diangkat pada jurnal tersebut adalah untuk mengeksplorasi tentang peran
bidan dalam menolong persalinan selama pandemi Covid-19 di PONED Puskesmas
Ketanggungan. Survey di PONED Puskesmas Ketanggungan, hasil bulan Maret sampai
Nopember 2020, 6 ibu bersalin dari 296 ibu bersalin yang rapid test dinyatakan reaktif.
Bidan mempunyai resiko tinggi karena harus kontak langsung dengan pasien. Hal ini
menyebabkan perlu pengkajian lebih mendalam mengenai peran bidan dalam menolong
persalinan, terutama selama masa pandemi Covid-19 ini.
a) Kesimpulan dari jurnal tersebut adalah: Pelaksanaan peran bidan sebagai pelaksana
(provider) dalam menolong persalinan selama pandemi Covid-19 mencakup tiga hal pokok
bidan sebagai pelaksana meliputi tugas mandiri dengan memberikan pelayanan kebidanan
berupa pemeriksaan swab rapid pasien masuk, pertolongan persalinan dengan
menggunakan APD level 2 dan dengan protokol kesehatan sesuai standar yang ditetapkan.
Untuk tugas kolaborasi bidan melibatkan keluarga pasien sebagai pendamping persalinan
sejumlah 1 orang. Pada tugas ketergantungan atau merujuk bidan melakukan rujukan
kepada pasien dengan hasil rapid swab reaktif dan pada pasien yang mengalami penyulit
dan atau komplikasi pada proses persalinan. Pelaksanaan peran bidan sebagai pengelola
dalam menolong persalinan selama pandemi Covid-19 ialah dengan mengelola kegiatan
pelayanan kesehatan sesuai rencana yaitu dengan mengelola pelayanan persalinan.
Sedangkan untuk berpartisipasi dalam tim dilakukan dengan adanya pembagian tugas
kepada masing-masing bidan seperti tugas menyeteril alat, mendesinfeksi ruangan atau
alas tidur bekas pasien, menolong persalinan dan menyiapkan rujukan. Pelaksanaan peran
bidan sebagai pendidik (educator) dalam menolong persalinan selama pandemi Covid-19
yaitu dengan memberikan pendidikan penyuluhan kesehatan kepada individu dan keluarga
tentang penanggulangan masalah kesehatan, dalam hal ini dengan memberikan edukasi dan
informasi tentang menjaga protokol kesehatan, pemeriksaan swab rapid sebelum dilakukan
tindakan, relaksasi dan cara mengejan saat persalinan dan penunggu yang hanya 1 orang
saat proses persalinan. Pelaksanaan peran bidan sebagai peneliti dalam menolong
persalinan selama pandemi Covid-19 adalah dengan melakukan pengkajian pasien,
memastikan status pasien terpapar covid atau tidak, mendata jumlah kunjungan pasien ibu
bersalin dengan kasus terkonfirmasi Covid atau tidak, merencanakan asuhan dan
melakukan asuhan tersebut kemudian mendokumentasikannya pada buku laporan atau
rekam medik, dan merencanakan tindak lanjutnya. Hambatan atau kendala bidan dalam
melaksanakan perannya sebagai pelaksana (provider) dalam menolong persalinan selama
pandemi Covid-19 berupa pasien dan keluarga belum menerapkan protokol kesehatan dan
adanya ketidakpercayaan pasien dan keluarga tentang Covid, serta adanya hambatan
mengenai sarana dan prasarana. Hambatan atau kendala bidan dalam melaksanakan
perannya sebagai pengelola dalam menolong persalinan selama pandemi Covid-19 yaitu
pasien yang tidak kooperatif, sarana dan prasarana yang belum optimal serta kompetensi
petugas yang masih kurang. Hambatan atau kendala bidan dalam melaksanakan perannya
sebagai pendidik (educator) dalam menolong persalinan selama pandemi Covid-19 yaitu
kurangnya kepatuhan pasien dikarenakan pengetahuan dan pemahaman pasien yang masih
kurang. Hambatan atau kendala bidan dalam melaksanakan perannya sebagai peneliti
dalam menolong persalinan selama pandemi Covid-19 yaitu ketidakjujuran pasien yang
terdampak covid. Dukungan keluarga, rekan sejawat dan masyarakat kepada bidan dalam
melaksanakan perannya menolong persalinan selama pandemi Covid-19, telah didapatkan
oleh bidan. IBI sebagai wadah organisasi profesi bidan juga ikut serta dalam memberikan
dukungannya. Bentuk dukungan tersebut berupa semangat, do’a, nasihat, pemberian
suplemen multivitamin, susu, pisang, telur, makanan, APD, masker, dan juga pembinaan
dari IBI serta santunan untuk bidan yang terpapar covid-19 dalam melaksanakan tugasnya.
LAMPIRAN
JURNAL
Jurnal Kebidanan 13 (01) 1 - 127
Jurnal Kebidanan
http : //www. ejurnal.stikeseub.ac.id

PERAN BIDAN DALAM MENOLONG PERSALINAN SELAMA


PANDEMI COVID-19 DI PONED PUSKESMAS KETANGGUNGAN
KABUPATEN BREBES

Lestari Puji Astuti1) , Prita Khoirotunnisa Sri Agustina2), Hermeksi Rahayu3)


1, 2, 3
STIKES Karya Husada Semarang, Jl. Kompol R Soekanto No. 46
E-mail: tari.stikeskh@gmail.com, prita.khorotunisa@gmail.com, TriIsmuP@stikesyahoedsmg.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Survey di PONED Puskesmas Ketanggungan, hasil bulan Maret sampai
Nopember 2020, 6 ibu bersalin dari 296 ibu bersalin yang rapid test dinyatakan reaktif. Bidan
mempunyai resiko tinggi karena harus kontak langsung dengan pasien. Tujuan : Untuk
mengeksplorasi tentang peran bidan dalam menolong persalinan selama pandemi Covid-19 di
PONED Puskesmas Ketanggungan Metode: Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologis, tehnik analisis deskriptif dilaksanakan dari September 2020 sampai Februari 2021.
partisipan 4 orang dan 2 triangulasi sumber. Hasil: bidan sebagai pelaksana yaitu pemeriksaan
swab rapid kepada pasien, persalinan menggunakan APD level 2 dan protokol kesehatan sesuai
standar. bidan sebagai pengelola adalah mengelola pelayanan persalinan dan pembagian tugas
dalam tim. bidan sebagai pendidik yaitu memberikan edukasi dan informasi menjaga protokol
kesehatan, pemeriksaan swab rapid sebelum dilakukan tindakan, pendamping yang hanya 1 orang
persalinan. bidan sebagai peneliti adalah memastikan status pasien terpapar Covid atau tidak,
mendata ibu bersalin terpapar Covid, merencanakan asuhan dan melakukan asuhan,
mendokumentasikannya, merencanakan tindak lanjutnya. Kesimpulan : Pelaksanaan peran bidan
sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti berjalan secara maksimal, hambatan bisa
diatasi sehingga bisa melaksanakan peran secara mandiri: Saran: masukan kepada bidan untuk
mengoptimalkan perannya dalam menolong persalinan selama pandemi Covid-19.
Kata kunci: Peran Bidan; Persalinan; Pandemi Covid 19

THE ROLE OF MIDWIVES IN HELPING CHILDBIRTH DURING THE COVID 19


PANDEMIC IN NEONATAL OBSTETRIC SERVICES EMERGENCY BASIC,
KETANGGUNGAN COMMUNITY HEALTH CENTER, BREBES DISTRICT
ABSTRACT
Background: The survey at the PONED of the Keanggungan Health Center, the results from
March to November 2020, 6 maternity mothers out of 296 maternity mothers whose rapid tests
were declared reactive. Midwives have a high risk because they have direct contact with patients.
Objective: To explore the role of midwives in assisting childbirth during the Covid-19 pandemic at
PONED Puskesmas Ketanggungan Method: This type of qualitative research with a
phenomenological approach, descriptive analysis technique was carried out from September 2020
to February 2021. 4 participants and 2 triangulation of sources. Results: midwives as
implementers, namely rapid swab examinations for patients, deliveries using level 2 PPE and
health protocols according to standards. the midwife as the manager is managing the delivery
service and the division of tasks in the team. midwives as educators, namely providing education
and information on maintaining health protocols, rapid swab checks before taking action, only 1
assistant giving birth. The midwife as a researcher is to ensure the patient's status is exposed to
Covid or not, to record maternal exposure to Covid, to plan care and provide care, to document it,
to plan follow-up actions. Conclusion: Implementation of the role of midwives as implementers,
managers, educators and researchers runs optimally, obstacles can be overcome so that they can
carry out their roles independently: Suggestion: input to midwives to optimize their role in helping
childbirth during the Covid-19 pandemic.
Keywords: Role of Midwives; Labor; Covid 19 pandemic

Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021 77


PENDAHULUAN kasus infeksi sebesar 571.678 kasus
Coronavirus Disease 19 (COVID- dengan total 26.494 kematian. COVID-
19) merupakan penyakit yang disebabkan 19 telah dinyatakan sebagai pandemi
oleh Novel Coronavirus (2019-nCoV) dunia oleh WHO. (Kemenkes RI, Update
atau yang kini dinamakan SARS-CoV-2 Covid-19 2020) Berdasarkan data dari
yang merupakan virus jenis baru yang Kementrian Kesehatan Republik
belum pernah diidentifikasi sebelumnya Indonesia hingga hari ini 14 Oktober
pada manusia. Tanda dan gejala umum 2020 di Indonesia terdapat 340.622 kasus
infeksi COVID-19 antara lain gejala terkonfirmasi, sembuh 256.296 kasus dan
gangguan pernapasan akut seperti 12.027 kasus meninggal dunia akibat
demam, batuk dan sesak napas hingga COVID-19.2 Sedangkan kasus di Jawa
pada kasus yang berat menyebabkan Tengah terdapat 25.254 kasus
pneumonia, sindrom pernapasan akut, terkonfirmasi, sembuh 20.888 dan 2.225
gagal ginjal dan bahkan kematian. kasus meninggal dunia. (Tanggap Covid-
Manifestasi klinisnya muncul dalam 2 19, 2020) Di Kabupaten Brebes tercatat
hari hingga 14 hari setelah terjadi sebanyak 442 kasus terkonfirmasi,
pajanan. Hingga saat ini masih diyakini dinyatakan sembuh sebanyak 291 kasus,
bahwa transmisi penularan COVID-19 dan 35 kasus meninggal dunia.
adalah melalui droplet dan kontak Kecamatan Ketanggungan terdapat 20
langsung, kecuali bila ada tindakan medis kasus terkonfirmasi, sembuh 14 kasus,
yang memicu terjadinya aerosol dan 2 kasus meninggal dunia.
(misalnya resusitasi jantung paru, (Brebeskab.go.id, 2020)
pemeriksaan gigi seperti penggunaan Dalam situasi pandemi COVID-19
scaler ultrasonik dan high speed air ini, banyak pembatasan hampir ke semua
driven, pemeriksaan hidung dan layanan rutin termasuk pelayanan
tenggorokan, pemakaian nebulizer dan kesehatan maternal dan neonatal.
pengambilan swab) dimana dapat Seperti ibu hamil menjadi enggan ke
memicu terjadinya resiko penularan puskesmas atau fasilitas pelayanan
melalui airborne. (Kemenkes RI, 2020) kesehatan lainnya karena takut tertular,
Penambahan dan penyebaran kasus adanya anjuran menunda pemeriksaan
COVID-19 secara global berlangsung kehamilan dan kelas ibu hamil, serta
cukup cepat. Pada tanggal 28 Maret 2020 adanya ketidaksiapan layanan dari segi
WHO risk assesment memasukkannya tenaga dan sarana prasarana termasuk
dalam kategori Very High dimana pada alat pelindung diri. ( Kemenkes RI,
saat itu telah dilaporkan total temuan Pedoman 2020)

78 Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021


Bidan sebagai garda depan dalam menggunakan MKJP. (Kemenkes RI,
pertolongan persalinan mempunyai Pedoman 2020)
resiko tinggi dalam menjalankan Berdasarkan data yang diperoleh
perannya di masa pandemi COVID-19 dari PONED Puskesmas Ketanggungan,
karena harus kontak langsung dengan selama bulan Maret sampai dengan bulan
pasien . Oleh sebab itu, untuk dapat tetap Nopember 2020 telah dilakukan
menjalankan perannya, maka bidan perlu pemeriksaan rapid test pada ibu bersalin
dibekali panduan pertolongan persalinan berupa rapid test antigen dan rapid test
sesuai dengan pedoman yang diterbitkan antibody sebanyak 296 ibu bersalin.
oleh Kementrian Kesehatan Republik Rapid test yang digunakan dalam
Indonesia. Dalam panduan tersebut pemeriksaan ini menggunakan rapid test
dijelaskan bahwa pada masa pandemi antibody dan rapid test antigen. Hal ini
COVID-19 ibu tetap bersalin di fasilitas dilakukan berdasarkan ketersediaan alat
pelayanan kesehatan. Segera ke fasilitas rapid test yang ada di PONED
kesehatan jika sudah ada tanda-tanda Puskesmas Ketanggungan. Pada
persalinan, rujukan terencana untuk ibu pemeriksaan terhadap 192 ibu bersalin
hamil berisiko, tempat pertolongan dengan menggunakan rapid test antibody
persalinan ditentukan berdasarkan sebanyak 3 ibu bersalin dinyatakan
kondisi ibu sesuai dengan level fasyankes reaktif sedangkan dari pemeriksaan yang
penyelenggara pertolongan persalinan dilakukan pada 104 ibu bersalin dengan
dan status ibu ODP, PDP, terkonfirmasi menggunakan rapid test antigen
COVID-19 atau bukan didapatkan hasil 3 ibu bersalin
ODP/PDP/COVID-19. Bila ibu dengan dinyatakan reaktif.
status ODP, PDP atau terkonfirmasi Dari studi pendahuluan dengan
COVID-19 bersalin di Rumah Sakit pengamatan dan wawancara yang
rujukan COVID-19, dan jika ibu dengan dilakukan di PONED Puskesmas
status bukan ODP, PDP atau Ketanggungan terhadap 6 bidan
terkonfirmasi COVID-19 bersalin di diperoleh hasil bahwa bidan merasa
fasyankes sesuai kondisi kebidanan (bisa khawatir, takut dan cemas tertular
di FKTP atau FKTRL) dan pada saat COVID-19 dalam memberikan
merujuk pasien ODP, PDP atau pertolongan persalinan. Dalam
terkonfirmasi COVID-19 sesuai dengan melaksanakan tugasnya di PONED
prosedur pencegahan COVID-19. Serta Puskesmas bertanggung jawab menerima
pelayanan KB pasca persalinan tetap pasien ibu bersalin baru belum semuanya
dilakukan sesuai prosedur, diutamakan menggunakan APD level 2 secara

Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021 79


lengkap. APD yang digunakan baju menolong persalinan selama pandemic
hazmat, handscoon, masker 3 ply dan Covid-19.
sepatu. Masker N95, sepatu boot dan face Fokus model pendekatan
shield belum semua bidan fenomenologi adalah pengalaman yang
menggunakannya dikarenakan masih dialami oleh individu. Bagaimana
terdapat bidan yang beranggapan APD individu memaknai pengalamannya
yang digunakan pada saat itu sudah tersebut berkaitan dengan fenomena
cukup untuk melindungi diri dari tertentu yang sangat berarti bagi individu
penularan COVID-19. Dalam menolong yang bersangkutan. Pengalaman yang
persalinan normal pervaginam, belum dibahas disini bukan sekedar pengalaman
menggunakan delivery chamber sesuai biasa, melainkan pengalaman yang
dengan pedoman dari Kementrian berkaitan dengan struktur dan tingkat
Kesehatan Republik Indonesia kesadaran individu secara langsung
dikarenakan bidan beranggapan bahwa maupun tidak langsung. Oleh karena
pengaplikasian delivery chamber akan model pendekatan fenomenologi
membuat ruang bersalin menjadi lebih memfokuskan pada pengalaman pribadi
sempit sehingga akan membatasi gerak individu, subjek penelitiannya adalah
dalam melakukan pertolongan persalinan, orang yang mengalami langsung kejadian
dan juga sudah cukup dengan atau fenomena yang terjadi, bukan
menggunakan APD level 2. individu yang hanya mengetahui suatu
fenomena secara tidak langsung atau
METODE melalui media tertentu. (Almanshur,
Penelitian ini merupakan 2020).
penelitian kualitatif dengan pendekatan Sampel penelitian dipilih secara
fenomenologis. Penelitian yang melihat purposive sampling yaitu dipilih dengan
gambaran fenomena yang terjadi di pertimbangan dan tujuan tertentu, sesuai
dalam suatu populasi tertentu. dengan tujuan penelitian dan berdasarkan
Desain penelitian ini menggunakan indikator penarikan sampel yang terdiri
pendekatan fenomenologikal. dari latar, pelaku, peristiwa dan proses.
Penggunaan metode ini diterapkan Penentuan sampel dalam penelitian ini
dengan alasan bahwa fokus dalam tidak didasarkan pada perhitungan
penelitian ini adalah menggali fenomena statistik, karena berfungsi untuk
atau gejala yang timbul dari obyek yang mendapatkan informasi yang maksimum,
diteliti yaitu peran bidan dalam bukan untuk digeneralisasikan.

80 Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021


Penentuan jumlah sampel dianggap telah APD level 2 dan menggunakan
memadai apabila telah sampai kepada protokol kesehatan sesuai standar
taraf redundancy (datanya telah jenuh, yang ditetapkan, selalu bekerja sesuai
ditambah sampel lagi tidak memberikan dengan SOP, dan merujuk pasien
informasi yang baru). (Sugiyono, 2012). dengan hasil swab rapid reaktif atau
Informan dalam penelitian ini terdapat komplikasi dan atau penyulit
adalah bidan pelaksana di PONED ke Rumah Sakit.
Puskesmas Ketanggungan Kabupaten
Brebes. Karena peneliti menilai bahwa P1: “…….pasien sebelumnya di swab
rapid…..penolong memakai APD
data yang diperoleh sudah saturasi
level 2, jangan lupa.. pasien memakai
dengan jumlah partisipan dalam masker, cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan memimpin
penelitian ini sebanyak 4 orang. Dalam
persalinan, keluarga pasien yang
penelitian ini menggunakan triangulasi menunggu 1 orang saja…”
sumber yaitu Koordinator PONED
P2: “……Bidan melakukan
Puskesmas Ketanggungan Kabupaten
pertolongan persalinan dengan
Brebes dan Ketua IBI Ranting menerapkan protokol kesehatan,,,
pasien di swab rapid sebelum
Ketanggungan Kabupaten Brebes.
bersalin… bidan memakai APD level
2, termasuk baju hazmat, kaca
mata,masker,sepatu boot, merujuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
pasien bila pasien reaktif dan atau ada
Dari hasil penelitian ke empat penyulit dalam persalinan ke rumah
sakit...”
partisipan yaitu P1, P2, P3, dan P4
dengan pengumpulan informasi
P3:”………bekerja sesuai dengan
menggunakan metode wawancara. SOP, melakukan persalinan dengan
protokol kesehatan sesuai standar
a. Pelaksanaan peran bidan sebagai
yang ditetapkan…”
pelaksana (provider) dalam menolong
persalinan selama pandemi Covid-19 : P4 : “………..Menggunakan APD
lengkap, melaksanakan tindakan
Berdasarkan wawancara dengan
memimpin persalinan untuk
4 informan didapatkan hasil bahwa persalinan normal di PONED, untuk
yang terdapat komplikasi di rujuk ke
partisipan 1,2, 3, dan 4 menyatakan
pelayanan yang lebih tinggi…..”
peran bidan sebagai pelaksana dalam
menolong persalinan selama pandemi Pernyataan keempat partisipan
Covid-19 yaitu melakukan swab rapid tersebut telah didukung oleh
terlebih dahulu pada pasien, triangulasi sumber yang menyatakan
menolong persalinan dengan memakai sebagai berikut :

Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021 81


T1 :”………disini kan bidan sudah didapatkan ibu bersalin dengan rapid
tau tugasnya masing-masing dalam
tes positif, maka rujuk ke RS rujukan
hal menolong persalinan… pada saat
pasien datang kan kita sudah punya Covid-19 atau RS mampu PONEK,
SOP ya,, bahwa semua pasien yang
dan pertolongan persalinan di FKTP
masuk ke PONED sebelum kita
melakukan pemeriksaan tanda-tanda menggunakan APD level 2, tenaga
vital dan lain-lain pasien akan
kesehatan mematuhi prinsip hand
dilakukan swab rapid dulu.. dimana
petugas pada saat menerima pasien hygiene dan physical distancing setiap
baru dia menggunakan APD level 2
waktu. (Protokol B4)
lengkap, kemudian melakukan
swab……. bila hasilnya reaktif maka Berdasarkan analisa peneliti dari
pasien akan dirujuk ke rumah sakit
uraian di atas menunjukkan bahwa
tapi kalo hasilnya negatif pasien
ditangani di PONED… dilanjutkan peran bidan sebagai pelaksana
pelayanan….. misalnya pasien inpartu
(provider) dalam menolong persalinan
ya..setelah dilakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik,,.. selama pandemi Covid-19 sudah
anamnesa,.. pasien akan dibawa ke
terlaksana dengan mencakup tiga hal
ruang VK …bila sudah masuk ke
inpartu fase aktif dia bisa langsung pokok bidan sebagai pelaksana yaitu
masuk ke VK atau ke kamar untuk
tugas mandiri dengan memberikan
pemantauan… kalo sudah masuk
pembukaan di atas 5 senti ya pasien pelayanan kebidanan berupa
akan dimasukkan ke ruang VK untuk
pemeriksaan swab rapid pasien
pemantauan berkalanya…. lalu tolong
persalinan sesuai dengan masuk, pertolongan persalinan dengan
pedoman..dan jika ada penyulit
menggunakan APD level 2 dan
lakukan rujukan ke rumah sakit….“
dengan protokol kesehatan sesuai
T2 : “……..menolong persalinan…ya
standar yang ditetapkan. Untuk tugas
melaksanakan pertolongan persalinan
sesuai pedoman yang ada,, dari awal kolaborasi bidan melibatkan keluarga
pasien masuk harus menggunakan
pasien sebagai pendamping persalinan
APD level 2 …”
sejumlah 1 orang. Pada tugas
Berdasarkan jawaban dari semua ketergantungan atau merujuk bidan
partisipan dan triangulasi, jawaban melakukan rujukan kepada pasien
tersebut telah sejalan dengan layanan dengan hasil rapid swab reaktif dan
persalinan menurut Protokol Petunjuk pada pasien yang mengalami penyulit
Praktis Layanan Kesehatan Ibu dan dan atau komplikasi pada proses
Bayi Baru Lahir Selama Pandemi persalinan.
Covid-19 Nomor B-4 (05 April 2020) Hal ini sesuai menurut Ocviyanti
yang menyatakan bahwa rapid test (2020) dalam Penatalaksanaan
wajib dilakukan kepada seluruh ibu Pelayanan Kesehatan Reproduksi
hamil sebelum proses persalinan, jika Pada Masa Pandemi Covid-19

82 Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021


dijelaskan bahwa selama pandemi persalinan juga ditentukan
Covid-19 dalam memberikan berdasarkan status ibu terkonfirmasi
pelayanan persalinan, bidan harus Covid-19 atau bukan serta adanya
melakukan persiapan terlebih dahulu. penyulit atau komplikasi. (Kemenkes
Persiapan tersebut meliputi anjuran RI, Pedoman 2020)
pemakaian masker untuk pasien dan b. Pelaksanaan peran bidan sebagai
pendamping, memberikan edukasi pengelola dalam menolong persalinan
hand hygiene, menjaga jarak 1,5 – 2 selama pandemi Covid-19 :
meter, menggunakan APD level 2, Berdasarkan wawancara dengan
memiliki ruang bersalin dengan 4 informan didapatkan hasil bahwa
ventilasi yang baik dan melakukan partisipan 1,2,3 menyatakan peran
skrining. bidan sebagai pengelola dalam
Jika hasil skrining pasien menolong persalinan selama pandemi
dicurigai Covid-19 maka rujuk ke RS Covid-19 ialah melakukan
rujukan Covid-19 atau RS mampu pertolongan persalinan sesuai
PONEK terdekat dan bila kondisi prosedur bersama tim PONED sesuai
sangat tidak memungkinkan untuk dengan pembagian tugas masing-
merujuk maka bidan menggunakan masing.
APD level 3 dan persalinan
menggunakan delivery chamber. P1 : “…….Bersama-sama tim
PONED melakukan pertolongan
Akan tetapi, jika hasil skrining pasien persalinan sesuai dengan tugas
tidak dicurigai Covid-19 maka masing-masing… seperti melakukan
swab rapid, menyiapkan peralatan,
lakukan pertolongan persalinan sesuai membantu kelahiran bayi,
APN dan bidan menggunakan APD dekontaminasi alat, dan menyiapkan
rujukan jika ada pasien yang perlu
level 2. (Ocviyanti, 2020). dirujuk...”
Hal ini juga sesuai dengan
P2: “…….sebagai pengelola itu bidan
Pedoman Bagi Ibu Hamil, Nifas, memberikan pelayanan persalinan
Bersalin dan Bayi Baru Lahir di Era sesuai standar bersama tim...”
Pandemi Covid-19 oleh Kementrian
P3: “…….memberikan pelayanan
Kesehatan Republik Indonesia tahun pertolongan persalinan sesuai
prosedur dan sesuai dengan
2020 yang menyebutkan bahwa dalam
pembagian tugas dalam tim..”
melakukan pelayanan persalinan
harus memuat prinsip-prinsip Sedangkan partisipan 4 menyatakan
pencegahan Covid-19, memakai APD peran bidan sebagai pengelola adalah
level 2, dan tempat pertolongan bertanggung jawab terhadap semua,

Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021 83


membuat SOP dan tindakan yang ada Selain itu bidan juga ikut
di PONED dan melaksanakannya. berpartisipasi dalam tim dengan cara
bekerjasama dalam menolong
P4: “….pengelola bertanggung jawab persalinan berdasarkan pembagian
terhadap semua, yang pasti ada SOP
tugas yang harus dikerjakan masing-
nya,, kita membuat SOP sesuai
tindakan yang ada di PONED, dan masing. (Astuti, 2016)
kita harus melaksanakan tindakan
Hal ini sejalan dengan
sesuai SOP….”
pernyataan Ade Jubaedah (2020)
Pernyataan P1, P2, dan P3 mengenai dalam Situasi Pelayanan Kebidanan
peran bidan sebagai pengelola dalam Di Indonesia Dalam Masa Pandemi
menolong persalinan selama pandemi Covid – 19 yang menyatakan bahwa
Covid-19 didukung oleh pernyataan dalam manajemen kasus kebidanan,
triangulasi sumber yang menyatakan bidan berkolaborasi dengan klien,
sebagai berikut : teman sejawat bidan / peer group,
dokter kandungan, dokter anak, dan
T1 : “……pengelola itu berarti dia tenaga kesehatan lain. (Jubaedah,
mengelola ya…seperti mengelola
2020)
persalinan,, ada koordinasi,,ada
pembagian tugas dalam menolong c. Pelaksanaan peran bidan sebagai
persalinan misalnya siapa yang
pendidik (educator) dalam menolong
menyeteril alat, mendesinfeksi
ruangan atau alas tidur bekas pasien, persalinan selama pandemi Covid-19 :
menolong persalinan, menyiapkan
Dari hasil wawancara dengan 4
rujukan, persyaratan rujukan,,,,jadi ya
itu ada pengelolaannya …” informan diperoleh hasil bahwa
partisipan 1, 2, 3, dan 4 menyatakan
Berdasarkan jawaban dari
peran bidan sebagai pendidik
partisipan dan triangulasi, jawaban
(educator) dalam menolong persalinan
tersebut telah sesuai dengan teori dari
selama pandemi Covid-19 yaitu
Astuti (2016) dalam Modul Bahan
memberikan edukasi dan informasi
Ajar Cetak Kebidanan Konsep
tentang menjaga protokol kesehatan,
Kebidanan Dan Etikolegal Dalam
pemeriksaan swab rapid sebelum
Praktik Kebidanan yang menyebutkan
dilakukan tindakan, relaksasi dan cara
bahwa bidan bertugas
mengejan saat persalinan dan
mengembangkan pelayanan dasar
penunggu hanya 1 orang saat proses
kesehatan terutama pelayanan
persalinan. Hal ini sesuai dengan
kebidanan dalam hal ini dengan
pernyataan informan sebagai berikut :
mengelola pertolongan persalinan.

84 Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021


P1: “…….memberikan edukasi Bidan Di Era New Normal Dalam
tentang menjaga protokol kesehatan…
Memberikan Asuhan Kebidanan Pada
memberitahukan kepada pasien kalo
sebelum dilakukan tindakan pasien Masa Pandemi Covid-19 yang
wajib swab rapid …”
menjelaskan bahwa bidan berperan
P2: “……memberikan pendidikan,, untuk melakukan edukasi dalam
informasi.. tentang persalinan,
memutus mata rantai perjalanan
relaksasi,, kapan pasien harus
mengejan dan cara penularan Covid-19 dengan
mengejan,memberitahukan pasien
memberikan informasi pola hidup
bahwa harus tetap menerapkan
protokol kesehatan, mencuci tangan bersih, rajin mencuci tangan, jaga
pakai sabun dan masker...”
jarak menjauhi kerumunan,
P3 : “…….mengedukasi dengan benar melakukan penyemprotan desinfektan
tentang protokol kesehatan,
dan menyampaikan status ODP, PDP
pendamping persalinan hanya 1 orang
pada saat di ruang tindakan.., lalu atau terkonfirmasi positif Covid-19
memakai masker….”
kepada individu dengan baik.
P4 : “……yang pasti disini setiap (Nuryani, 2020).
pasien masuk ke PONED ya kita
Informasi dan edukasi harus terus
mempunyai informed consent ya,,,
pas awal pendaftaran disini itu kita dilakukan kepada masyarakat. Hal ini
memberikan informasi bahwa ada
sejalan dengan penelitian Listina, dkk
aturan yaitu dibatasi penunggu
maksimal 2 orang, anak kecil tidak (2020) dalam Edukasi Corona Virus
boleh masuk, wajib memakai masker
Desease 19 (Covid-19) Melalui
dan harus cuci tangan setelah dari luar
ruangan,,, selama proses persalinan Penyebaran Poster Kepada
penunggu maksimal 1 orang, harus
Masyarakat Kecamatan Slawi
memakai masker...”
Kabupaten Tegal yang menyatakan
T1 : “…eeee….kan bidan
bahwa agar masyarakat mau
menyampaikan ke pasien maupun
keluarganya untuk tetap memakai menerapkan perilaku sehat maka
protokol kesehatan …”
harus diberikan informasi secara terus
T2 : “……selalu memberikan edukasi menerus mengenai Covid-19, gejala-
pada pasien selama proses persalinan,,
gejala yang muncul bagi penderita
ibu menggunakan masker,
pendampingan keluarga yang dibatasi, dan upaya pencegahan yang dapat
selama bersalin hanya 1 orang dan itu
dilakukan. (Listina, 2020)
juga bukan berasal dari luar kota atau
zona merah...” d. Pelaksanaan peran bidan sebagai
Berdasarkan jawaban dari semua peneliti dalam menolong persalinan
partisipan dan triangulasi, jawaban selama pandemi Covid-19 :
tersebut telah sesuai dengan teori dari Berdasarkan wawancara dengan
Supri Nuryani (2020) dalam Peran 4 informan didapatkan hasil bahwa

Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021 85


partisipan 1,2, dan 3 menyatakan melahirkan dan merencakana tindak
lanjut dari data tersebut…”
peran bidan sebagai peneliti dalam
Sedangkan partisipan 4 menyatakan
menolong persalinan selama pandemi
peran sebagai peneliti yaitu belajar
Covid-19 adalah mengkaji pasien,
tentang kasus yang terjadi dan
memastikan status pasien terpapar
penanganannya atau tata laksananya,
covid atau tidak, merencanakan
seperti pernyataan yang tersebut di
asuhan dan melakukan asuhan
bawah ini :
tersebut dan kemudian
mendokumentasikannya pada buku P4 : “…meneliti ya menurut saya
selama menolong persalinan itu kita
laporan atau rekam medik dan
sambil belajar ya….. dalam setiap
mendata jumlah pasien PONED yang tindakan itu berbeda-beda, semakin
banyak kasus semakin banyak
masuk dengan hasil tes swab rapid
tindakan atau tata laksananya,
reaktif untuk mengetahui jumlah misalnya untuk PEB harus melakukan
tindakan untuk PEB…. kalo ada
kasus covid pasien yang akan bersalin
pasien dalam masa pandemi covid
dan merencanakan tindak lanjutnya. yang pasti kita sudah menggunakan
APD lengkap level 2 dalam menolong
persalinan …”
P1: “…….untuk peran sebagai
peneliti di masa pandemi covid ini
Pernyataan P1, P2, dan P3 mengenai
misalnya………. mengkaji setiap
pasien yang masuk ke PONED dan peran bidan sebagai peneliti dalam
memastikan status pasien apakah
menolong persalinan selama pandemi
curiga terpapar covid atau tidak
dengan melakukan swab rapid… Covid-19 didukung oleh pernyataan
kemudian merencankan asuhan yang
triangulasi sumber yang menyatakan
akan diberikan kepada pasien tersebut
dan melakukan asuhan itu…………. sebagai berikut :
lalu jangan lupa untuk mencatat atau
mendokumentasikannya pada buku
laporan dan RM…” T2 : “……selama masa pandemi
mendata jumlah kunjungan pasien ibu
bersalin dengan kasus terkonfirmasi
P2: “……itu melakukan anamnesa
covid atau tidak,,, hal ini berarti untuk
mengunakan APD, kemudian
menentukan derajat kesehatan yang
mengkajinya lalu melakukan
berada di wilayah tersebut dan tindak
dokumentasi, menuliskan apa yang
lanjutnya …”
dikerjakan dan mengerjakan apa yang
ditulis. Data-data didokumentasikan
Berdasarkan jawaban dari semua
sesuai SOAP ...”
partisipan dan triangulasi, jawaban
P3:”… meneliti itu contohnya tersebut telah sesuai dengan teori dari
mendata jumlah pasien yang masuk
Astuti (2016) dalam Modul Bahan
ke PONED dengan hasil tes swab
rapid reaktif untuk mengetahui jumlah Ajar Cetak Kebidanan Konsep
kasus covid pada pasien yang akan
Kebidanan Dan Etikolegal Dalam

86 Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021


Praktik Kebidanan yang menyebutkan dengan melapor ke dokter,
bahwa peran bidan sebagai peneliti koordinator poned, penanggung jawab
yaitu melakukan investigasi atau poned dan kepala Puskesmas.
penelitian terapan dalam bidang
kesehatan baik secara mandiri P2 : “…….ada, pasien dan keluarga
pasien belum menerapakan protokol
maupun berkelompok yang meliputi : kesehatan…. Cara mengatasinya
mengidentifikasi kebutuhan dengan memberikan informasi tentang
prokes, seperti meminta pasien dan
investigasi yang akan dilakukan, keluarga memakai masker, mencuci
menyusun rencana kerja pelatihan, tangan pakai sabun, menjaga jarak.”

melaksanakan investigasi sesuai P3 : “……ada, pasien dan


dengan rencana, mengolah dan keluarganya belum mematuhi prokes,
caranya ya dengan memberi edukasi
menginterpretasikan data hasil pada pasien dan keluarganya tentang
investigasi, menyusun laporan hasil prokes ...”
investigasi dan tindak lanjut,
P4 :”… yang pasti ada, masih banyak
memanfaatkan hasil investigasi untuk keluarga pasien yg tidak percaya
covid ya kadang-kadang………..
meningkatkan dan mengembangkan
waktu itu ada pasien Ab (abortus
program kerja atau pelayanan imminens), setelah di swab rapid
ternyata positif, kita konsulkan ke
kesehatan. (Astuti, 2016)
dokter,,,,, suruh dokter itu isolasi
e. Hambatan atau kendala bidan dalam mandiri, tapi ayahnya si pasien itu
marah-marah…….. dan minta dirawat
melaksanakan perannya sebagai disini, sedangkan kita tidak
pelaksana (provider) dalam menolong mempunyai lahan yang lengkap ya
untuk pasien covid,,,,, tetapi akhirnya
persalinan selama pandemi Covid-19 mengerti……. lalu pulang dan isolasi
Berdasarkan wawancara dengan mandiri di rumah, kita lapor ke bidan
desanya….. Kalo ada masalah cara
4 informan didapatkan hasil bahwa mengatasinya lapor ke dokter,….
partisipan 2, 3, dan 4 menyatakan koordinator poned, dan
penanggungjawab poned,,,,,,,,, kalo
dalam melaksanakan peran sebagai susah ya lapor ke kepala puskesmas
pelaksana (provider) bidan sebagai pimpinan.…”

mempunyai hambatan atau kendala P1 : “…tidak ada kendala, selama ini


yaitu pasien dan keluarga belum bisa diatasi ko…”
menerapkan protokol kesehatan dan Pernyataan P2, P3 dan P4 mengenai
ketidak percayaan pasien dan keluarga adanya hambatan atau kendala dalam
tentang Covid, sedangkan cara melaksanakan peran sebagai
mengatasinya yaitu dengan pelaksana (provide) didukung oleh
memberikan informasi dan edukasi pernyataan triangulasi sumber yang
tentang protokol kesehatan dan menyatakan sebagai berikut :

Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021 87


T1 : “……hambatan mesti selalu menjaga jarak dan mengabaikan untuk
ada,,contohnya sarpras yang tidak
menghindari keramaian. (Siregar,
mendukung itu bisa sebagai
penghambat,, keadaan pasien juga 2020).
bisa sebagai penghambat,,,,, akan
f. Hambatan atau kendala bidan dalam
tetapi kita berusaha untuk
mengatasinya supaya hambatan itu melaksanakan perannya sebagai
tidak menjadi suatu masalah,,
pengelola dalam menolong persalinan
sehingga kita bisa melaksanakan
pelayanan dengan optimal terutama selama pandemi Covid-19.
dalam menolong persalinan.. …”
Berdasarkan wawancara dengan
4 informan didapatkan hasil bahwa
Berdasarkan jawaban dari semua
partisipan 1, 2, dan 3 menyatakan
partisipan dan triangulasi, jawaban
bahwa dalam melaksanakan peran
tersebut sejalan dengan teori Emi
sebagai pengelola bidan mempunyai
Nurjasmi (2020) dalam Situasi
hambatan atau kendala yaitu . adanya
Pelayanan Kebidanan Dalam Masa
pasien yang menolak untuk dilakukan
Pandemi Covid-19 Dan Memasuki
tes swab rapid, tidak kooperatif dan
Era New Normal disebutkan bahwa
tidak mau dilakukan rujukan
kendala yang dihadapi bidan pada
sedangkan cara mengatasinya dengan
masa pandemi covid ialah kesulitan
pendekatan melalui konseling kepada
dalam pemenuhan APD dan bahan
pasien dan keluarga, meminta
pencegahan infeksi serta kesadaran
kerjasama pasien, melibatkan anggota
pasien untuk perlindungan diri dengan
keluarga yang berpengaruh dan bidan
menggunakan masker dan mencuci
perujuk untuk memotivasi pasien dan
tangan masih kurang. (Nurjasmi,
melibatkan aparat desa atau kepala
2020).
desa.
Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rinco Siregar,
P1 : “…….ada kendala, pasien ada
dkk (2020) dalam Edukasi Tentang yang menolak dilakukan tes swab
rapid dengan alasan takut dan seakan-
Upaya Pencegahan Covid-19 Pada
akan puskesmas ada tujuan untuk
Masyarakat Di Pasar Sukaramai mengcovidkan pasien…… Cara
mengatasinya dengan pendekatan
Kecamatan Medan Area Tahun 2020
melalui konseling pada pasien dan
diperoleh hasil bahwa dari 10 keluarga bila tidak berhasil ya
mengajak aparat desa atau kades…”
masyarakat yang diwawancarai di
Pasar Sukaramai Kecamatan Medan
P2 : “……ada yaitu pasien tidak
Area Selan mengakui bahwa mereka kooperatif….. Cara mengatasinya
meminta kerjasama pasien dan
mengabaikan protokol kesehatan,
memberikan pengertian pada
tidak menggunakan masker, tidak pasien……..”

88 Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021


P3 : “……..ya ada, misalnya saat harus memberikan perhatian yang
pasien harus dirujuk ke RS, tetapi
sangat besar kepada petugas
pasien menolak untuk dilakukan
rujukan. Cara mengatasinya kesehatan yang berada digarda
…………dengan melibatkan semua
terdepan dalam pencegahan covid-19
pihak terkait baik dari anggota
keluarga yang berpengaruh……….. terkait masalah kebutuhan alat
yang bisa memotivasi pasien untuk
pelindung diri sesuai protokol dari
dirujuk dan bidan yang merujuk ke
poned juga ikut dilibatkan….” WHO. (Fadli, 2020).
Hal ini sejalan dengan
P4 : “…tidak ada mba…”
pernyataan Supri Nuryati (2020)
Pernyataan P1, P2 dan P3 tersebut dalam Peran Bidan di Era New
juga didukung oleh pernyataan Normal dalam Memberikan Asuhan
triangulasi sumber yang menyatakan Kebidanan Selama Pandemi Covid-19
sebagai berikut : bahwa untuk mencapai kunci sukses
pelayanan kebidanan maka
T1 : “……kadang-kadang ada kendala
dibutuhkan bidan kompeten yang
ya.. yang pertama sarpras yang kedua
kompetensi petugas, juga…. kan kita mampu memberikan pelayanan
tahu ada sih yang kompetensinya
profesional baik secara mandiri,
masih kurang,, itu kan juga
menghambat oh.... misalnya asfiksia,, kolaborasi atau rujukan. (Nuryani,
kan kasus memang sangat jarang…
2020)
tapi mereka ga mau berlatih… ga
mau pengin tahu cara g. Hambatan atau kendala bidan dalam
resusitasi…selalu mengandalkan yang
melaksanakan perannya sebagai
diandalkan…ga mau nyoba dulu…
cara mengatasinya ya drill…. trus itu pendidik (educator) dalam menolong
pemenuhan sarpras….”
persalinan selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan jawaban dari semua Berdasarkan wawancara dengan
partisipan dan triangulasi, jawaban 4 informan didapatkan hasil bahwa
tersebut sejalan dengan penelitian partisipan 2, 3, dan 4 menyatakan
oleh Fadli, dkk (2020) dalam Faktor bahwa dalam melaksanakan peran
yang Mempengaruhi Kecemasan pada sebagai pendidik (educator) bidan
Tenaga Kesehatan Dalam Upaya mempunyai hambatan atau kendala
Pencegahan Covid-19 yang yaitu pasien tidak fokus dan tidak
menyebutkan bahwa ketersediaan alat kooperatif, pemahaman pasien yang
pelindung memiliki pengaruh 51.7% kurang menerima anjuran dari bidan
terhadap kecemasan petugas dan tidak mematuhi aturan yang
kesehatan dalam upaya pencegahan berlaku dan cara mengatasinya ialah
Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah dengan meminta pasien untuk fokus

Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021 89


dan mendengarkan arahan dari bidan, mengatasinya ya dengan selalu
mengingatkan ya dan memberikan
selalu memberikan edukasi sebaik
penyuluhan …”
mungkin dan memberikan pengertian
T2 : “…. tingkat pengetahuan yang
serta nasihat.
berbeda sehingga butuh pemahaman
yang lebih.. Cara mengatasinya ya
P2 : “…ada, seperti pasien tidak fokus dengan selalu memberikan
dan tidak kooperatif…. Cara informasi…”
mengatasinya dengan meminta pasien
untuk fokus mendengarkan arahan Berdasarkan jawaban dari semua
bidan…. dan melaksanakannya,…
partisipan dan triangulasi, jawaban
agar bayi bisa lahir dengan
selamat….” tersebut sesuai dengan penjelasan dari
Listina, dkk (2020) dalam Edukasi
P3 : “…ada, biasanya itu pemahaman
pasien yang rada susah karena Corona Virus Desease 19 (Covid-19)
mungkin…. tradisi dari lingkungan
Melalui Penyebaran Poster Kepada
masyarakat sekitar yang kurang
menerima anjuran dari bidan…….. Masyarakat Kecamatan Slawi
dan karakter dari pasien yang
Kabupaten Tegal yang menyatakan
beraneka ragam….. cara
mengatasinya dengan selalu bahwa masyarakat tidak begitu
memberikan edukasi sebaik
memahami terkait Covid-19, sehingga
mungkin.…...”
perlu dilakukan kegiatan pemberian
P4 :”… ya ada, kadang ada keluarga
informasi dan penempelan poster di
pasien yang datang rame-rame untuk
menunggu pasien,… padahal sudah tempat-tempat strategis, mudah
dijelaskan kalo penunggu pasien
dilihat, mudah dibaca dan dipahami
maksimal 2 orang…… cara
mengatasinya ya dengan memberikan agar masyarakat menjadi lebih
pengertian dan nasihat kepada pasien
memahami dan menjadi lebih sadar
dan keluarga bahwa aturan yang ada
harus dipatuhi.…” pentingnya menjaga kebersihan, rajin
mencuci tangan, menggunakan
P1 : “…tidak ada ya mba…”
masker dan menjaga jarak sebagai

Pernyataan P2, P3 dan P4 mengenai upaya mengurangi dan memutus mata

adanya hambatan atau kendala dalam rantai penyebaran Covid-19. (Listina,

melaksanakan peran sebagai pendidik 2020).

(educator) didukung oleh pernyataan Hal ini sejalan dengan penelitian

triangulasi sumber yang menyatakan yang dilakukan oleh Rinco Siregar,

sebagai berikut : dkk (2020) dalam Edukasi Tentang


Upaya Pencegahan Covid-19 Pada
T1 : “……..memang ada yaitu Masyarakat Di Pasar Sukaramai
kepatuhan pasien yang masih kurang
Kecamatan Medan Area Tahun 2020
karena pemahamannya juga masih
kurang tentang covid ini… cara diperoleh hasil bahwa dari 10

90 Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021


masyarakat yang diwawancarai di swab rapid dan menolak hasil tes
Pasar Sukaramai Kecamatan Medan swab rapid jika reaktif, dan untuk
Area didapatkan data 3 orang hanya mengatasinya dengan cara meminta
mengerti tetang defenisi Covid-19, pasien dan keluarga untuk berkata
dan 3 orang hanya mengerti penyebab jujur dan terbuka, perbaikan jaringan
Covid-19, kemudian 4 orang internet oleh tim IT, dan melibatkan
masyarakat lainnya sama sekali tidak lintas sektor dalam memberi
mengerti tentang covid 19, hanya penjelasan kepada pasien untuk
sebatas mengetahui bahwa itu sebuah menerima hasil swab rapid reaktif.
penyakit yang sedang trend saat ini.
P1 : “…….ada mba,… pas awal-awal
Selanjutnya 10 orang masyarakat
pandemi itu kadang ada pasien yang
yang diwawancarai tersebut mengakui tidak bicara jujur pas ditanya ada
kontak dengan keluarga yang datang
mengabaikan protokol kesehatan,
dari luar kota misalnya Jakarta atau
tidak menggunakan masker, tidak habis perjalanan dari luar kota, cara
mengatasinya ya dengan meminta
menjaga jarak dan mengabaikan untuk
pasien dan keluarga bicara jujur dan
menghindari keramaian. Ini terbuka…..”.
menunjukkan bahwa tingkat
P2 : “ada, saat akan melakukan
pengetahuan mayarakat tentang pendokumentasian di aplikasi p-care
bpjs, jaringan internet terkadang error.
pencegahan Covid-19 masih kurang.
Cara mengatasinya meminta tim IT
(Siregar, 2020) mengatasi jaringan internet agar tidak
error….”
h. Hambatan atau kendala bidan dalam
melaksanakan perannya sebagai P3 : “….ya ada, biasanya pasien ada
peneliti dalam menolong persalinan yang tidak mau untuk dicek swab
rapid, trus kalo misalnya memang
selama pandemi Covid-19 dinyatakan reaktif, pasien tidak
Berdasarkan wawancara dengan menerima hasilnya atau pasien
menolak jika hasilnya reaktif,
4 informan didapatkan hasil bahwa solusinya ya kita memanggil prangkat
partisipan 1, 2, dan 3 menyatakan desa atau tokoh-tokoh agama atau
linsek untuk ikut membantu
dalam melaksanakan peran sebagai menjelaskan kepada pasien supaya
peneliti bidan mempunyai hambatan dapat menerima hasilnya….”

atau kendala yaitu ketidakjujuran P4 : “…ga ada mbak..…”


pasien saat ditanyakan status
perjalanan dan kontak keluarga, Pernyataan P1, P2 dan P3 mengenai
jaringan internet yang bermasalah saat adanya hambatan atau kendala dalam
pendokumentasian di aplikasi p-care melaksanakan peran sebagai peneliti
bpjs, pasien yang menolak di tes tidak didukung oleh pernyataan

Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021 91


triangulasi sumber yang menyatakan dalam melaksanakan tugas menolong
sebagai berikut : persalinan selama pandemi Covid-19
ini memperoleh banyak dukungan
T1 : “……tidak ada hambatan mba.. baik dari keluarga, teman sejawat,
…”.
masyarakat, berupa dukungan
semangat, do’a, nasihat, pemberian
T2 : “ …. tidak ada mba…”.
suplemen multivitamin, susu, pisang,
Berdasarkan jawaban dari ketiga telur, makanan, APD dan masker.
partisipan, jawaban tersebut sejalan
dengan teori Emi Nurjasmi (2020) P1: “…ada, ya bentuknya seperti
dalam Situasi Pelayanan Kebidanan saling menyemangati dan do’a.….…”
Dalam Masa Pandemi Covid-19 Dan
P2: “……ada ya mbak, dukungan
Memasuki Era New Normal moril dari semua pihak...”
disebutkan bahwa kendala yang
dihadapi bidan pada masa pandemi P3:”…… iya ada …..mendukung
banget, dengan memberikan semangat
covid ialah terdapat pasien yang dan mendoakan dan memberikan
terdampak covid dan tidak jujur nasihat supaya menjaga diri, menjaga
makan, ada tambahan suplemen
sehingga menimbulkan rasa khawatir vitamin, susu, makanan dan ada juga
pada bidan. (Nurjasmi, 2020). APD sama masker dari masyarakat.…
…”
Hal ini sejalan dengan penelitian
oleh Fadli, dkk (2020) dalam Faktor P4 : “…ada, semuanya mendukung
yang Mempengaruhi Kecemasan pada untuk bersabar, jangan lupa protokol
kesehatan, waktu itu dari puskesmas
Tenaga Kesehatan Dalam Upaya ada pisang,susu, telur, makanan,
Pencegahan Covid-19 yang dukungan dari semua pihak berupa
dukungan moral, doa, dikasih
menunjukkan bahwa kejujuran pasien semangat ……..…..”
berpengaruh terhadap kecemasan
tenaga kesehatan dalam upaya Pernyataan keempat partisipan
pencegahan Covid-19. (Fadli, 2020) tersebut telah didukung oleh
i. Dukungan keluarga, rekan sejawat triangulasi sumber yang menyatakan
dan masyarakat kepada bidan dalam sebagai berikut :
menolong persalinan selama pandemi
Covid-19. T1 :”…Dukungan sih selalu ada
ya…terutama dari teman, sesama
Berdasarkan wawancara dengan petugas, keluarga,, bentuknya ada
4 informan didapatkan hasil bahwa support,, sumbangan APD dari
masyarakat,, makanan juga.., susu,
partisipan 1,2, 3, dan 4 menyatakan multivitamin… ….“

92 Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021


T2 : “…ada dukungan dari keluarga, pertolongan persalinan dengan
teman, selalu memberi support kita
menggunakan APD level 2 dan dengan
dalam bekerja…..…dari IBI juga
memberi dukungan dengan selalu protokol kesehatan sesuai standar yang
memberi arahan agar dalam
ditetapkan. Untuk tugas kolaborasi bidan
pertolongan persalinan menggunakan
APD sesuai pedoman,, dan IBI juga melibatkan keluarga pasien sebagai
memberi kontribusi pada bidan yang
pendamping persalinan sejumlah 1 orang.
terpapar covid dalam melaksanakan
tugasnya…. dengan memberikan Pada tugas ketergantungan atau merujuk
santunan …”
bidan melakukan rujukan kepada pasien
Hal ini juga sejalan dengan dengan hasil rapid swab reaktif dan pada
penelitian Lilin Rosyanti tahun 2020 pasien yang mengalami penyulit dan atau
tentang dampak psikologi perawatan komplikasi pada proses persalinan.
dan layanan kesehatan pasien covid- Pelaksanaan peran bidan sebagai
19 pada tenaga profesional kesehatan pengelola dalam menolong persalinan
bahwa dukungan dari sesama teman selama pandemi Covid-19 ialah dengan
kolega dan manajer akan melindungi mengelola kegiatan pelayanan kesehatan
kesehatan mental para tenaga sesuai rencana yaitu dengan mengelola
kesehatan. Selain itu diperlukan pelayanan persalinan. Sedangkan untuk
serangkaian dukungan dan dorongan, berpartisipasi dalam tim dilakukan
seperti menyediakan tempat untuk dengan adanya pembagian tugas kepada
beristirahat dengan makanan dan masing-masing bidan seperti tugas
persediaan, mengisi kembali peralatan menyeteril alat, mendesinfeksi ruangan
pelindung, bala bantuan tim medis, atau alas tidur bekas pasien, menolong
dan memperkuat pasukan keamanan persalinan dan menyiapkan rujukan.
untuk mempertahankan tatanan Pelaksanaan peran bidan sebagai
perawatan medis. pendidik (educator) dalam menolong
persalinan selama pandemi Covid-19
PENUTUP yaitu dengan memberikan pendidikan
Pelaksanaan peran bidan sebagai penyuluhan kesehatan kepada individu
pelaksana (provider) dalam menolong dan keluarga tentang penanggulangan
persalinan selama pandemi Covid-19 masalah kesehatan, dalam hal ini dengan
mencakup tiga hal pokok bidan sebagai memberikan edukasi dan informasi
pelaksana meliputi tugas mandiri dengan tentang menjaga protokol kesehatan,
memberikan pelayanan kebidanan berupa pemeriksaan swab rapid sebelum
pemeriksaan swab rapid pasien masuk, dilakukan tindakan, relaksasi dan cara

Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021 93


mengejan saat persalinan dan penunggu pendidik (educator) dalam menolong
yang hanya 1 orang saat proses persalinan selama pandemi Covid-19
persalinan. yaitu kurangnya kepatuhan pasien
Pelaksanaan peran bidan sebagai dikarenakan pengetahuan dan
peneliti dalam menolong persalinan pemahaman pasien yang masih kurang.
selama pandemi Covid-19 adalah dengan Hambatan atau kendala bidan
melakukan pengkajian pasien, dalam melaksanakan perannya sebagai
memastikan status pasien terpapar covid peneliti dalam menolong persalinan
atau tidak, mendata jumlah kunjungan selama pandemi Covid-19 yaitu
pasien ibu bersalin dengan kasus ketidakjujuran pasien yang terdampak
terkonfirmasi Covid atau tidak, covid.
merencanakan asuhan dan melakukan Dukungan keluarga, rekan sejawat
asuhan tersebut kemudian dan masyarakat kepada bidan dalam
mendokumentasikannya pada buku melaksanakan perannya menolong
laporan atau rekam medik, dan persalinan selama pandemi Covid-19,
merencanakan tindak lanjutnya. telah didapatkan oleh bidan. IBI sebagai
Hambatan atau kendala bidan wadah organisasi profesi bidan juga ikut
dalam melaksanakan perannya sebagai serta dalam memberikan dukungannya.
pelaksana (provider) dalam menolong Bentuk dukungan tersebut berupa
persalinan selama pandemi Covid-19 semangat, do’a, nasihat, pemberian
berupa pasien dan keluarga belum suplemen multivitamin, susu, pisang,
menerapkan protokol kesehatan dan telur, makanan, APD, masker, dan juga
adanya ketidakpercayaan pasien dan pembinaan dari IBI serta santunan untuk
keluarga tentang Covid, serta adanya bidan yang terpapar covid-19 dalam
hambatan mengenai sarana dan melaksanakan tugasnya.
prasarana.
Hambatan atau kendala bidan DAFTAR PUSTAKA
dalam melaksanakan perannya sebagai Almanshur Fauzan, Ghony Djunaedi.
2020. Metodologi Penelitian
pengelola dalam menolong persalinan Kualitatif. Jogjakarta : Ar-Ruzz
selama pandemi Covid-19 yaitu pasien Media
Astuti, K.H. endah, dkk. (2016). Konsep
yang tidak kooperatif, sarana dan Kebidanan. Jakarta: Penerbit
prasarana yang belum optimal serta Salemba Medika.
Brebes.kab. Kabupaten Brebes Tanggap
kompetensi petugas yang masih kurang. Corona (Covid-19).
Hambatan atau kendala bidan http://www.corona.brebeskab.g
o.id/ (14 Oktober 2020)
dalam melaksanakan perannya sebagai Fadli, F., Safrudin, S., Ahmad, A.S.,
Sumbara, S & Baharuddin, R.

94 Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021


factor-Faktor yang Covid-19 dan Memasuki Era
Mempengaruhi Kecemasan New Normal.
pada Tenga Kesehatan Dalam https://www.ibi.or.id/id/article_
Upaya Peneggahan Covid 19 view/A20200611001/unduh-
dalam jurnal Pendidikan materi-webinar-ibi-usaid-jalin-
Keperawatan Indonesia ; Vol 6 seri-5-10-juni-2020. html
(1) Tahun 2020. diakses pada tanggal 27-09-
Jatengprov. (2020). Tanggap Covid-19 2020.
Provinsi Jawa Tengah. Statistik Nuryani, Supri. (2020). Peran Bidan di
kasus Covid-19 Jawa Tengah. Era New Normal Dalam
https://corona.jatengprov.go.id/ Memberikan Asuhan
(14 Oktober 2020) Kebidanan Selama Pandemi
Jubaedah, Ade. (2020). Situasi Pelayanan Covid-19.
Kesehatan di Indonesia Dalam https://unism.ac.id/4133/materi-
Masa Pandemi Covid-19. webinar-nasional-kebidanan-
https://www.ibi.or.id/id/article_ unism-2020 diakses pada
view/A20200519001/unduh- tanggal 27-09-2020.
materi-webinar-ibi-usaid-jalin- Ocviyanti, Dwin. (2020).
seri-4-13-mei-2020.html Penatalaksanaan Pelayanan
diakses pada tanggal 25-09- Kesehatan Reproduksi Pada
2020. Masa Pandemi Covid-19.
Kemenkes RI. (2020). Petunjuk Teknis https://www.ibi.or.id/id/article_
Pelayanan Puskesmas Pada view/A20200618001/materi-
Masa Pandemi Covid-19. dan-sertifikat-webinar-
Jakarta: Kemenkes RI. penguatan-kapasitas-pmb-
Kemenkes RI. Infeksi Emerging. Update dalam-pelayanan-kespro-di-
Covid-19. masa-covid19-18-juni-
http://infeksiemerging.kemkes. 2020.html diakses pada tanggal
go.id/ (14 Oktober 2020). 20-01-2021.
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Bagi Ibu Protocol B-4 Petunjuk Praktis Layanan
Hamil, Bersalin, Nifas dan Kesehatan Ibu dan BBL pada
BBL di Era Pandemi Covid-19. Masa Pandemi Covid-19.
Jakarta: Kemenkes RI. Sugiyono. (2012). Metodologi Penelitian
Listina, Osie. Devi Ika K. Ismi Sakinah. Pendidikan Pendekatab
Edukasi Corona Virus Desease- Kuantitatif, Kualitatif, dan
19 (Covid-19) Melalui R&D. Bandung : Alfabeta
Penyebaran Poster Kepada Siregar, Rinco., Adventy R., Lasma R.
Masyarakat Kecamatan Slawi Edukasi Tentang Upaya
Kabupaten Tegal dalam JABI: Pencegahan Covid-19 Pada
Jurnal Abdimas Bhakti Masyarakat di Pasar Sukaramai
Indonesia; Vol. 1 (2) Tahun Kecamatan Medan Area tahun
2020 2020 dalam Jurnal Abdimas
Nurjasmi, Emi. (2020). Situasi Pelayanan Mutiara Vol.1 (2) Tahun 2020.
Kebidanan Pada Masa Pandemi

Jurnal Kebidanan, Vol. XIII, No. 01, Juni 2021 95

Anda mungkin juga menyukai