Anda di halaman 1dari 9

Analisis Sistem Rujukan Kebidanan Pada Masa Pandemi Covid-19

Di Sentra Layanan Kesehatan Kota Tasikmalaya

R Roro Ratuningrum A
Program Studi Magister Ilmu Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran

Abstrak
Latar Belakang: Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia, mempunyai dampak pada semua sektor, tidak
terkecuali sistem rujukan kebidanan. Mengingat ibu hamil dan bayi merupakan kelompok rentan, dikhawatirkan
adanya pandemi Covid-19 ini dapat menyebabkan adanya peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi
baru lahir. Oleh sebabnya diperlukan suatu sistem rujukan yang efektif sehingga dapat meminimalisir tingkat
morbiditas dan mortalitas ibu hamil dan bayi. Tujuan Penelitian untuk menganalisis sistem rujukan kebidanan
di Kota Tasikmalaya.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan Teknik diskusi kelompok terarah (focus
group discussion/FGD) dilakukan dengan mengundang responden melalui link Zoom Meeting untuk
mendapatkan gambaran, informasi, pendapat, praktik terkait sistem rujukan kebidanan pada masa pandemi
Covid-19 berdasarkan perspektif (emik) narasumber (partisipan, informan) dalam bentuk kelompok yang
memungkinkan adanya interaksi perspektif (emik) antar perorangan.
Hasil: Sistem rujukan kebidanan di masa pandemi Covid-19 mengalami perubahan, yaitu disesuaikan dengan
prosedur layanan kesehatan, baik untuk penderita positif Covid-19 maupun non-Covid19. Prosedur tersebut
diantaranya berupa pemeriksaan/screening covid-19 dengan testing, tracing dan treatment, serta mobil layanan
kesehatan dari Rumah Sakit Umum Daerah. Perbedaan lainnya, di masa pandemi Covid-19 pemerintah daerah
mengeluarkan layanan public safety center PSC 119 Sigesit sebagai salah satu penunjang sistem rujukan di
Kota Tasikmalaya.
Kesimpulan: Agar pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) berjalan dengan baik, sinergi, kolaborasi, dan
dukungan harus terus ditingkatkan, terutama sarana prasarana dan dukungan dari pemerintah daerah.
Kata Kunci: Kebidanan, Pandemi Covid-19, Sentra layanan kesehatan, Sistem rujukan.

Analysis of The Midwifery Referral System During The Covid-19 Pandemic


at The Tasikmalaya City Health Service Center
Abstract
Background: The Covid-19 pandemic that occurred in Indonesia had an impact on all sectors, including the
midwifery referral system. Considering that pregnant women and babies are a vulnerable group, it is feared that
the Covid-19 pandemic could cause an increase in maternal and newborn morbidity and mortality. Therefore we
need an effective referral system so as to minimize the level of morbidity and mortality of pregnant women and
infants. The aim of the study was to analyze the midwifery referral system in the City of Tasikmalaya.
Methods: This study uses a qualitative research design with a focus group discussion (FGD) technique carried
out by inviting respondents through the Zoom Meeting link to get an overview, information, opinion, practice
related to the midwifery referral system during the Covid-19 pandemic based on perspective (emic) resource
persons (participants, informants) in the form of groups that allow the interaction of perspectives (emic) between
individuals.
Results: The midwifery referral system during the Covid-19 pandemic underwent a change, which was adjusted
to health service procedures, both for positive Covid-19 and non-Covid19 sufferers. These procedures include
checking/screening for COVID-19 with testing, tracing and treatment, as well as a health service car from the
Regional General Hospital. Another difference is that during the Covid-19 pandemic, the local government
issued the PSC 119 Sigesit public safety center service as one of the supporting referral systems in the City of
Tasikmalaya.
Conclusion; In order for maternal and child health services (KIA) to run well, synergy, collaboration, and
support must continue to be improved, especially infrastructure facilities and support from local governments.
Keywords: Covid-19 Pandemic, Health service center, Midwifery, Referral system.

Korespondensi: R Roro Ratuningrum A


Email: ratuningrum20@gmail.com

147 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 14 Edisi 4, 2022


PENDAHULUAN Namun, pada praktiknya, kompetensi tenaga
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) kesehatan saja tidaklah cukup untuk menangani
menjadi salah satu layanan yang terkena dampak kasus risiko tinggi dan kegawatdaruratan
pandemi COVID-19 baik secara akses maupun maternal neonatal, perlu dukungan pemerintah
kualitas. Mengingat ibu hamil dan bayi baik berupa kebijakan, peraturan, sarana,
merupakan kelompok rentan, dikhawatirkan prasarana, dan jaminan kesehatan yang berlaku
adanya pandemi COVID-19 ini dapat di Indonesia, terutama pada situasi pandemi
menyebabkan adanya peningkatan morbiditas Covid-19.
dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir.1 Beberapa Sistem rujukan kesehatan di Kota
hal yang menyebabkan kondisi ini antara lain Tasikmalaya sudah terintegrasi dengan layanan
karena kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil Public Safety Center (PSC) 119 dengan nama Si-
dan bersalin yang belum memadai, kondisi ibu Cetar Kota Tasikmalaya. Dengan adanya sarana
hamil yang tidak sehat dan faktor determinan prasarana dan dukungan dari pemerintah
lainnya. setempat mengenai layanan Kesehatan Ibu dan
Di samping itu, kematian ibu dan bayi dapat Anak (KIA), diharapkan ibu dan bayi tetap
diakibatkan oleh penyebab tidak langsung berupa mendapatkan pelayanan yang esensial, faktor
kelemahan dalam sistem pelayanan berupa risiko dapat diidentifikasi sejak dini, tersedianya
pelaksanaan rujukan yang kurang tepat dan cepat. bantuan darurat, dan petugas kesehatan
Sistem rujukan dapat menjadi faktor yang terlindungi dari penularan COVID-19.
menentukan dalam menurunkan angka kematian Berdasarkan uraian teoretik dan data faktual
ibu (AKI) dan bayi terutama untuk mengatasi tersebut peneliti berencana melakukan penelitian
keterlambatan.2 mengenai Sistem Rujukan Kebidanan di Sentra
Sistem rujukan kegawatdaruratan maternal Layanan Kesehatan Kota Tasikmalaya pada
dan neonatal mengacu pada prinsip utama Masa Pandemi COVID-19.
kecepatan dan ketepatan tindakan yang efisien
dan efektif sesuai kapasitas dan kewenangan METODE
instansi pelayanan.3 Yang dimaksud dengan Penelitian ini menggunakan desain
sistem rujukan menurut Undang-Undang Nomor penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
44 Tahun 2009 adalah saling alih tugas dan digunakan untuk mengamati, atau menemukan
tanggung jawab, baik secara horizontal maupun dan menggambarkan serta menjelaskan suatu
vertikal serta secara struktural dan fungsional, kejadian dalam suatu fenomena tertentu. 8
dalam hal sakit, gangguan penyakit, dan Teknik diskusi kelompok terarah (focus
gangguan Kesehatan. 4 group discussion/FGD) dilakukan dengan
Adanya bencana non-alam berupa pandemi mengundang responden melalui link Zoom
Covid-19 menjadi tantangan untuk tenaga Meeting untuk mendapatkan gambaran,
kesehatan khususnya pemangku kebijakan pusat informasi, pendapat, praktik terkait sistem
dan daerah dalam menjalankan program rujukan kebidanan pada masa pandemi Covid-19
kesehatan ibu dan anak, termasuk sistem rujukan berdasarkan perspektif (emik) narasumber
pada kasus risiko tinggi demi mencegah hal yang (partisipan, informan) dalam bentuk kelompok
tidak diinginkan berupa mortalitas dan yang memungkinkan adanya interaksi perspektif
morbiditas. (emik) antar perorangan. 9
Sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan Focus group discussion (FGD)
ibu dan anak, bidan harus mampu memberikan
dilaksanakan dengan durasi waktu ±120
asuhan dan rujukan kebidanan secara mandiri
dan kolaboratif dalam kerangka asuhan individu,
menit, mulai dari pembukaan hingga penutup.
keluarga dan masyarakat sesuai kompetensi yang Waktu dan tanggal FGD disesuaikan dengan
telah ditetapkan. 5, 6 kesediaan dan kesepakatan antara responden
Kemampuan dalam menangani rujukan dan peneliti.
dimulai sejak melakukan anamnesis yang baik Teknik purposive sampling dipilih untuk
untuk mendeteksi sedini mungkin terkait menentukan informan dalam penelitian ini, yaitu
kelainan dan faktor risiko yang terdapat pada ibu teknik pemilihan informan dengan melakukan
hamil, dapat melakukan rujukan dengan cepat beberapa pertimbangan oleh peneliti.10 Di
dan tepat untuk ibu hamil maupun bayi yang di samping itu, peneliti menetapkan kriteria inklusi
kandungnya. 7

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 14 Edisi 4, 2022 148


dan eksklusi. Kriteria inklusi untuk responden, mengantarkan pasien ke Rumah Sakit Umum
diantaranya: Daerah dr. Soekardjo.
1) Bidan pelaksana/pemberi layanan Alur rujukan pasien baik sebelum dan
kebidanan di instansi tempat bekerja. sesudah masa pandemi Covid-19 mengalami
2) Memahami prosedur pelayanan di instansi perubahan. Salah satunya terdapat tahapan
tempat bekerja. pengisian formulir screening Covid-19 untuk
3) Masa kerja minimal 1 Tahun di instansi setiap pasien yang berkunjung ke Sentra Layanan
tempat bekerja. Kesehatan Kota Tasikmalaya. Perbedaan lainnya,
4) Mampu mengaplikasikan smartphone dan di masa pandemi Covid-19 pemerintah daerah
aplikasi Zoom Meeting. mengeluarkan layanan public safety center/pusat
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini, yaitu: pelayanan keselamatan terpadu atau biasa
responden tidak bersedia menjadi responden. dikenal dengan PSC 119 sebagai salah satu
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini penunjang sistem rujukan pasien Covid-19.
menggunakan metode Miles dan Huberman10 Persyaratannya adalah dengan melengkapi
yaitu: persyaratan BPJS bagi pasien peserta BPJS
1) Reduksi data (data reduction) Kesehatan, yaitu melampirkan fotocopy kartu
2) Penyajian data (data display) keluarga (KK), fotocopy KTP, fotocopy kartu
3) Penarikan kesimpulan (conclusion BPJS, surat nikah dan screening Covid-19.
drawing). Setelah itu pasien bisa diantar ke RSUD untuk
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 8 mendapatkan pelayanan pengobatan di rumah
bidan praktisi yang diwakili oleh dua orang bidan sakit. Informasi ini sejalan dengan apa yang
BPM, Klinik, RSUD dan RS Swasta. penulis dapatkan dari wawancara dengan salah
satu tenaga kesehatan bidan di bawah ini.
HASIL & PEMBAHASAN a) Alur rujukan baik sebelum dan sesudah
1. Pelayanan Rujukan Kebidanan Covid-19 memang berbeda, perbedaannya dalam
Pandemi COVID-19 menjadi tantangan pendokumentasian, terdapat form screening
untuk tenaga kesehatan khususnya pemangku Covid-19 yang diisikan untuk pasien dan
kebijakan pusat dan daerah dalam menjalankan pengantar pasien 1 orang.
program kesehatan ibu dan anak, termasuk b) Bekerja sama dengan 119 untuk sistem
sistem rujukan pada kasus risiko tinggi demi rujukan.
menekan angka mortalitas dan morbiditas ibu c) Melengkapi persyaratan lain kalau ada
dan anak. Berdasarkan latar belakang tersebut BPJS yang fotocopy KK, fotocopy KTP, BPJS,
maka rumusan masalah sebagai berikut Surat nikah, screening Covid-19.
“Bagaimana Sistem Rujukan Kebidanan di d) Setelah melengkapi persyaratan rujukan,
Sentra Layanan Kesehatan Kota Tasikmalaya maka pasien diantar ke rumah sakit.
pada Masa Pandemi COVID-19”. Seperti yang e) Pasien dilakukan tes swab antigen di
ada dalam wawancara di bawah ini: rumah sakit.
a) Alur Rujukan yang pertama swab f) Operan dengan bidan rumah sakit .
Antigen, sudah bekerja sama dengan Berdasarkan data Profil Kesehatan Jawa
Laboratorium Barat, Kota Tasikmalaya dapat menekan Angka
b) Menghubungi pihak rumah sakit, Kematian Ibu dalam tiga tahun terakhir sejak
menanyakan tempat, jika penuh di 2017-2019.11 Selain itu, sistem rujukan di Kota
arahkan ke RS swasta Tasikmalaya sudah terintegrasi dengan layanan
c) Membawa persyaratan rujukan (KTP, Public Safety Center (PSC) 119 dengan nama Si-
KK, BPJS, surat hasil laboratorium) Cetar Kota Tasikmalaya.
d) Mengantar pasien ke rumah sakit. Halo Tasik adalah kode area yang
Dalam poin-poin di atas menjelaskan bahwa didedikasikan untuk memberikan informasi
alur rujukan selama Covid-19 ini pertama adalah kesehatan secara umum dalam hal yang
melalui swab Antigen dengan bekerja sama berhubungan dengan keadaan darurat kepada
dengan laboratorium, dengan segera masyarakat dan merespons dengan cepat pasien
menghubungi pihak rumah sakit, jika tidak ada darurat yang membutuhkan pengiriman segera ke
tempat, maka segera dibawa ke rujukan rumah fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yang
sakit swasta. Persyaratan rujukan meliputi: KTP, berada di Kota Tasikmalaya.
KK, BPJS, dan surat hasil laboratorium). Serta PSC merupakan implementasi mekanisme
pelayanan kepada pasien kegawatdaruratan

149 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 14 Edisi 4, 2022


menggunakan call center berbasis kode akses a) Alur rujukan pasien terkontaminasi
komunikasi 119. Si Cetar kota Tasikmalaya. Covid-19, yang pertama melakukan
(PSC 119 Kota Tasikmalaya) Adapun Tujuan komunikasi dengan keluarga pasien.
Sebagai berikut: b) Menelpon sigesit 119
a) memberikan pelayanan darurat yang c) Mempersiapkan persyaratan rujukan
terjadi di masyarakat sebelum pelayanan lain d) Menunggu penjemputan dari 119. 11
dipanggil; Alur rujukan pasien yang terkena Covid-19
b) meningkatkan respons cepat terhadap ini harus ditangani dengan secepat mungkin
tindakan darurat; dengan koordinasi dengan sigesit 119 untuk
c) Meningkatkan koordinasi pelayanan penanganan lebih cepat agar pasien segera
medis darurat antar instansi yang terlibat dalam mendapatkan pelayanan dan penanganan dari
penanganan kedaruratan medis. rumah sakit.
d) meningkatkan partisipasi masyarakat Penyelenggaraan PSC 119 Halo Tasik
dalam pengelolaan kedaruratan medis.12 didukung oleh ketenagaan yang kompeten, yang
Apabila Puskesmas tidak ada PONED, ditetapkan oleh Walikota Tasikmalaya, terdiri
maka tidak melayani rujukan ibu bersalin. dari:
Klasifikasi kegawatdaruratan neonatus a) Penanggungjawab;
didasarkan pada algoritma Manajemen Bayi b) Koordinator;
Terpadu (MTBM). Bayi baru lahir sakit berat c) Pengendali Teknis;
dirujuk ke RS PONEK dan bayi baru lahir sakit d) Supervisor;
sedang dirujuk ke Puskesmas PONED. e) Tenaga kesehatan (operator); dan
a) Alur Rujukan Menelpon Pihak RSUD dr. f) Tenaga administrasi.12
Soekardjo Tasikmalaya terkait PSC 119 Halo Tasik mempunyai fungsi
ketersediaan kamar bersalin sebagai berikut:
b) Menyiapkan persyaratan a) pemberi pelayanan Korban/Pasien Gawat
c) Mengantarkan pasien Darurat dan/atau pelapor melalui proses
d) Menunggu pasien untuk pemeriksaan triase (pemilahan kondisi Korban/Pasien
swab Antigen Gawat Darurat);
e) Operan dengan bidan Rumah Sakit b) pemandu pertolongan pertama (first aid);
RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya c) mengevakuasi Korban/Pasien Gawat
f) Pasien Ditangani, dan bidan pulang. Darurat; dan
Dengan mempersiapkan persyaratan untuk d) pengkoordinasi dengan fasilitas
mengantarkan pasien ke rumah sakit untuk pelayanan kesehatan.12
pemeriksaan swab Antigen dengan rujukan Dalam menjalankan fungsi sebagaimana
operan dan juga dengan ditangani oleh bidang di dimaksud, PSC-SPGDT 119 HALO TASIK
Rumah Sakit RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya. memiliki tugas:
Kemudian setelah pasien ditangani, maka bidang a) menerima terusan (dispatch) panggilan
bisa pulang ke rumah. kegawatdaruratan dari Pusat Komando
Nasional (National Command Center);
2. SOP dan Alur Rujukan Maternal b) melaksanakan pelayanan
Neonatal yang Terkonfirmasi COVID-19 kegawatdaruratan dengan menggunakan
Bagi pasien yang telah positif algoritma kegawatdaruratan;
terkontaminasi virus Covid-19, hal yang pertama c) memberikan layanan ambulans;
dilakukan adalah melacak siapa saja pasien d) memberikan informasi tentang fasilitas
bertemu dan melakukan komunikasi dengan pelayanan kesehatan; dan
orang lain. Terutama dengan keluarga pasien e) memberikan informasi tentang
yang terkena positif Covid-19. Tahap berikutnya ketersediaan tempat tidur di rumah
adalah dengan menghubungi call center sigesit sakit.12
119. Pasien juga disarankan untuk melengkapi Penyelenggaraan PSC 119 HALO TASIK
persyaratan rujukan dengan menunggu terdiri atas:
penjemputan dari 119. Setelah itu baru bisa a) Sistem komunikasi gawat darurat;
pasien dibawa dan dirawat di Rumah Sakit. b) Sistem penanganan Korban/Pasien
Untuk lebih jelasnya alur rujukan maka peneliti Gawat Darurat;
melakukan wawancara dengan salah satu tenaga c) Sistem transportasi gawat darurat; dan
kesehatan bidan, seperti berikut ini: d) Pelayanan informasi Kesehatan. 12

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 14 Edisi 4, 2022 150


Untuk pasien yang terkena positif Covid-19 BPM, dan sarana kesehatan yang lain
itu dari berbagai macam kalangan dan juga sesuai dengan kemampuan layanan
berbagai macam kondisi pasien, salah satunya pemeriksaan ibu hamil.
adalah penanganan ibu hamil dan juga ibu e) Pada saat proses persalinan, sarana
bersalin menjelang melahirkan ada penanganan pelayanan kesehatan akan melakukan
khusus ke dokter spesialis, seperti yang pengecekan dan pengidentifikasian
dilakukan dalam wawancara di bawah ini: kemungkinan terjadinya penyulit dengan
a) Ibu bersalin yang positif biasanya pemantauan partograf.
dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter f) Dalam pengelompokan proses persalinan
spesialis obgyn. sarana pelayanan kesehatan terbagi
b) Jika terdapat kegawatdaruratan biasanya menjadi 3 kelompok: Kelompok B1: Ibu
kita dilahirkan di PONEK atau IGD atau bersalin yang mengalami permasalahan
di SC. di dalam persalinan dan harus dirujuk
c) Tidak bisa dipindahkan ke ruangan. emergency. Kelompok B2: Ibu bersalin
d) Langsung di SC atau kita partuskan di yang mengalami permasalahan di dalam
IGD. persalinan tapi tidak memerlukan
e) Ruang perawatan di ruangan khusus. 11 rujukan; Kelompok B3: Ibu-ibu dengan
Penanganan untuk ibu hamil dan ibu persalinan normal
bersalin dengan cara segera untuk dibawa ke g) Penatalaksanaan pada ibu bersalin
dokter spesialis dengan membawa ke rumah sakit Kelompok B1 akan dilakukan rujukan ke
untuk dibawa ke IGD jika penuh, apabila dengan RS PONEK
ruang perawatan yang penuh bisa dirawat pada h) Pada ibu bersalin Kelompok B2 dapat
ruang perawatan di ruangan khusus untuk ditangani di Puskesmas PONED
penanganan Covid-19. Seperti yang dilakukan i) Sedangkan pada ibu bersalin Kelompok
dalam wawancara berikut dibawah ini: B3 dapat ditangani di seluruh jenis
a) Menghubungi PONEK RS RSUD dr. sarana pelayanan kesehatan/persalinan
Soekardjo Tasikmalaya j) Neonatal yang dimaksud dalam manual
b) Mempersiapkan persyaratan rujukan rujukan kesehatan ibu dan anak ini
(KTP, KK, Hasil Laboratorium) adalah neonatus berusia antara 0-28 hari.
c) langsung dirujuk serta bersalin di Dr k) Neonatal tanpa komplikasi dapat
Soekardjo.10 ditangani di seluruh jenis sarana
Alur rujukan bagi ibu hamil menurut Tim pelayanan kesehatan termasuk Rumah
Manual Rujukan KIA Kabupaten Kulon Progo Sakit.
tahun 2012 diantaranya: l) Neonatal dengan komplikasi dapat lahir
a) Ibu Hamil melakukan pelayanan ANC di dari ibu dengan komplikasi persalinan
berbagai Sarana fasilitas kesehatan maupun dari ibu yang melahirkan normal,
antara lain di BPM, Puskesmas Ataupun baik di Rumah Sakit PONEK atau di
klinik. sarana pelayanan kesehatan primer.
b) Sarana Pelayanan Kesehatan m) Neonatal yang telah dipulangkan setelah
dikelompokan menjadi 2 kelompok. kelahiran dan kemudian kembali lagi ke
Kelompok A: merupakan ibu hamil yang fasilitas kesehatan karena menderita sakit
mempunyai resiko dalam kehamilan dan juga termasuk dalam manual rujukan ini.
diperkirakan akan menimbulkan n) Neonatal kontrol ke sarana pelayanan
permasalahan dalam proses persalinan. kesehatan sesuai dengan surat kontrol
Kelompok B: merupakan ibu dengan yang diberikan oleh dokter di fasilitas
kondisi normal atau pada saat ANC tidak kesehatan di tempat kelahiran.
ditemukan penyulit kehamilan. o) Pengelompokan tingkat kegawatan bayi
c) Jika ibu hamil yang termasuk dalam baru lahir dilakukan berdasarkan
kelompok A, maka dilakukan Rujukan algoritma Manajemen Terpadu Bayi
pada saat ANC ke RS PONEK dan Muda (MTBM). Bayi baru lahir dengan
dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan sakit berat dirujuk ke rumah sakit
permasalahan klinisnya. PONEK, bayi baru lahir dengan sakit
d) Ibu hamil dengan kelompok B akan sedang dirujuk ke puskesmas PONED,
dilayanin di RS PONEK, Puskesmas, sementara bayi baru lahir sakit ringan
ditangani di sarana pelayanan kesehatan

151 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 14 Edisi 4, 2022


primer atau di sarana pelayanan c) Donor darah sudah disiapkan pada saat
kesehatan tempat bayi kontrol. 13 pasien TM II

3. Persiapan Rujukan Kebidanan dari Sisi Dalam melakukan rujukan: yang pertama
(BAKSOKUDO-Bidan Alat Keluarga dilakukan adalah anamnesis, kemudian
Surat Kendaraan Uang Donor) pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Sistem rujukan diwajibkan bagi pasien yang medis yang bertujuan untuk menentukan
merupakan peserta jaminan kesehatan atau diagnosis dan diagnosis banding, keduanya
asuransi kesehatan sosial dan pemberi layanan memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus dan
kesehatan.14 Peserta asuransi kesehatan diagnosis sehingga penatalaksanaanya
komersial mengikuti aturan yang telah ditentukan berdasarkan dengan SOP, ketiga memutuskan
sesuai dalam polis asuransi dengan tetap unit pelayanan tujuan rujukan dengan cepat dan
mengikuti pelayanan kesehatan yang tepat, keempat melakukan pendampingan oleh
berjenjang.15 Setiap orang yang bukan peserta tenaga kesehatan mahir dan kompeten pada
jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan dapat kasus pasien gawat darurat, kelima pasien diantar
mengikuti sistem rujukan.16 Dengan berbagai dengan kendaraan ambulans, tenaga kesehatan
macam alat bidan terkait dengan keluarga dan yang mengantar tetap menunggu sampai pasien
juga surat kendaraan uang donor. di IGD sampai mendapat kepastian pelayanan,
a) Bidan mengantarkan pasien bilamana di apakah pasien akan dirujuk atau mendapatkan
rujuk pelayanan difasilitas pelayanan kesehatan
b) Alat dan obat sudah disiapkan di dalam setempat, keenam rujukan kasus yang
mobil memerlukan standar kompetensi tertentu (sub
c) Tersedia kendaraan pribadi untuk spesialis) pemberi pelayanan kesehatan tingkat I
merujuk (Puskesmas, Klinik, DPM, BPM)) dapat merujuk
d) Surat persyaratan rujukan langsung ke RS rujukan yang dituju. Seperti
e) Nama pendonor darah sudah disiapkan dalam wawancara berikut ini:
pada masa kehamilan. 17 a) Tersedia bidan dalam mengantar pasien
Alur rujukan bagi ibu hamil di Sentra ke tempat rujukan
Layanan Kesehatan Kota Tasikmalaya terbagi b) Terdapat obat, alat di dalam mobil
menjadi dua. Dalam kasus pasien Ibu Hamil pribadi bidan
melakukan pelayanan ANC di berbagai sarana c) Nama pendonor sudah disiapkan pada
fasilitas kesehatan diantaranya di BPM, saat TM III
puskesmas ataupun klinik. Sistem pelayanan Keberadaan dan ketersediaannya bidan
dikelompokan berdasarkan jenis kehamilan serta sangat penting dalam melayani pasien sebagai
jenis persalinan menjadi 2 kelompok. Kelompok rujukan baik itu obat, alat dan juga sarana
A: diperuntukan bagi ibu hamil yang mempunyai lainnya seperti mobil atau motor untuk sebagai
penyulit dalam kehamilan dan beresiko layanan di rumah sakit. Untuk nama pendonor
terjadinya konflikasi. Sedangkan Kelompok B: sudah dipersiapkan oleh pihak rumah sakit.
merupakan ibu dengan kondisi normal atau pada a) Terdapat bidan pada saat mengantar
saat ANC tidak ditemukan permasalahan . pasien ke tempat rujukan
Jika ibu hamil yang termasuk dalam b) Alat dan obat sudah disediakan di
kelompok A, maka dilakukan rujukan pada saat ambulans
ANC ke RS PONEK (kecuali ibu hamil tersebut c) Surat rujukan serta persyaratan lainnya
sudah ditangani di RS PONEK sejak ANC) dan d) Terdapat ambulans di RS Syifa Medina
dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan Peran PSC 119 dalam sistem rujukan
permasalahan klinisnya. Ibu hamil dengan mempunyai peran dalam mencapai kelancaran
kelompok B akan dilayani di RS PONEK, dalam proses rujukan ke Rumah Sakit. PSC 119
Puskesmas, BPM, dan sarana kesehatan yang juga mempersiapkan bidan untuk
lain sesuai dengan kemampuan layanan mengoptimalkan pelayanan. Jika persyaratan
pemeriksaan ibu hamil. Seperti yang ada dalam lengkap maka pasien diantar ke rumah sakit
wawancara di bawah ini: sesuai rujukan.
a) Tersedia ambulans, namun terkendala a) Berperan dalam kelancaran proses
dengan supir rujukan
b) Alat dan obat serta surat tersedia ketika b) Terdapat bidan dari 119
rujukan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 14 Edisi 4, 2022 152


c) Melakukan operan dulu dengan bidan maupun rujukan harus betul-betul siap
119 dan memastikan Rumah Sakit dalam pemenuhan APD, sarana
adakah kamar kosong. prasarana dan SDM
d) 119 baru mengantarkan pasien ke Rumah d) Keselamatan bidan & pasien harus
Sakit rujukan dilindungi, diperlukan penyesuaian
pelayanan agar terhindar dari penularan.
UU Kebidanan No. 4 Tahun 2019 e) Akses pelayanan kebidanan diera
menyebutkan bahwa bidan adalah seorang pandemi Covid-19 mengalami perubahan
perempuan yang telah menyelesaikan program (faskes primer/ PMB membatasi
pendidikan kebidanan baik di dalam negeri pelayanan).
maupun di luar negeri yang diakui secara sah Pada masa pandemi Covid-19 ini sistem
oleh Pemerintah Pusat dan telah memenuhi untuk rujukan ke rumah sakit juga diubah, aturan
persyaratan untuk melakukan praktik Kebidanan. perubahan itu adalah sebagai berikut:
Pelayanan Kebidanan adalah suatu bentuk a) Alur rujukan baik sebelum dan sesudah
pelayanan profesional yang merupakan bagian Covid-19 memang berbeda,
integral dari sistem pelayanan kesehatan yang perbedaannya di pendokumentasian,
diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi, terdapat form-screening covid yang
dan/atau rujukan.18 diisin untuk pasien dan pengantar pasien
Tugas dan wewenang bidan: 1 orang
a) Pelayanan kesehatan ibu. b) Bekerja sama dengan 119 untuk sistem
b) Pelayanan kesehatan anak. rujukan
c) Pelayanan kesehatan reproduksi c) Melengkapi persyaratan lain kalau ada
perempuan. BPJS yang FC KK, FC KTP, BPJS,
d) Pelaksanaan tugas berdasarkan Surat nikah, screening Covid-19
kelimpahan wewenang. d) Setelah melengkapi persyaratan rujukan,
e) Pelaksanaan tugas dalam keadaan maka pasien diantar Ke Rumah Sakit
keterbatasan tertentu. e) Pasien dilakukan tes swab antigen di
Pelayanan kebidanan juga merujuk pada Rumah sakit
persiapan rujukan kebidanan dari sisi f) Operan dengan bidan rumah sakit
(BAKSOKUDO Bidan Alat Keluarga Surat
Kendaraan Uang Donor), seperti yang ada dalam 4. Penerapan Sistem Rujukan Jaminan
sumber wawancara dibawah ini: Kesehatan
a) Bidan mengantarkan pasien bilamana di Dalam mendorong pelaksanaan sistem
rujuk rujukan peranan bidang sangatlah penting
b) Alat dan obat sudah disiapkan di dalam dikarenakan sebagai payer yang akan membayar
mobil kepada fasilitas pelayanan kesehatan, mekanisme
c) Tersedia kendaraan pribadi untuk pembayaran mengarah pada sistem pembayaran
merujuk prospektif (prospective payment) yaitu kapitasi
d) Surat persyaratan rujukan pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan
Nama pendonor darah sudah disiapkan pada INA-CBG’s pada fasilitas pelayanan kesehatan
masa kehamilan, apalagi pada masa pandemic sekunder dan tersier dengan mengutamakan
seperti ini menjadikan sistem pelayanan prinsip-prinsip kendali mutu dan kendali biaya
kebidanan harus diubah sesuai situasi dan yang bertujuan terwujudnya efektifitas dan
kondisi yang berkembang di masyarakat. Serta efisiensi pelayanan Kesehatan.19
tentunya sesuai dengan standar protokol “Terdapat BPJS pada saat rujukan, dan
Kesehatan. Tantangan Pelayanan Kebidanan semuanya tercover jika sesuai kelas.”
Pada masa Pandemi: Jaminan Kesehatan sistem rujukan dalam
a) Pengetahuan ibu dan keluarga terkait mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
Covid-19 dan pelayanan kesehatan bagi pembayaran pasien. Bagaimana pelayanan
ibu dan bayi baru lahir di era pandemi jaminan Kesehatan itu tercover termasuk
b) Belum semua bidan tersosialisasi didalamnya adalah swab antigen.
pedoman pelayanan KIA, KB & Kespro
di era pandemi dan New Normal “Semua pelayanan yang sesuai dengan
c) Di era pandemi Covid-19, - fasilitas diagnosa rata-rata semua tercover BPJS
kesehatan baik primer/tempat PMB termasuk swab antigen.”

153 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 14 Edisi 4, 2022


Dalam pelayanan BPJS semua berjalan pelayanan kesehatan kementerian
lancar, dan dicover oleh Puskesmas, hanya saja kesehatan rI; 2020.
ada yang tidak bisa yaitu pemeriksaan swab dan 5. Murti ani, Ninik Azizah VER. Pengantar
rapid itu tidak tercover oleh Puskesmas, Dalam Kebidanan. Karim A, editor. Yayasan
pemeriksaan kesehatan dimasa pandemic Covid- Kita Menulis; 2021.
19, BPJS bagi ibu dan anak semua tercover 6. Jihan Adani, Putri Permatasari, Rafiah
termasuk di dalamnya adalah tes Antigen sudah Maharani Pulungan MES. Faktor-Faktor
tercover. Hal ini sangat membantu dalam yang Berhubungan dengan Kepatuhan
memperoleh pelayanan kesehatan terbaik bagi Pembayaran Iuran JKN pada Peserta
warga Tasikmalaya dan sekitarnya. Mandiri di Kota Depok Tahun 2019. J Ilm
Kesehat Masy. 2019;11(4):287–95.
KESIMPULAN 7. Kementerian Kesehatan Republik
Berdasarkan paparan dan temuan penelitian Indonesia. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan
ini, sistem rujukan kebidanan di Kota Anak. Departemen Kesehatan Republik
Tasikmalaya pada masa pandemi Covid-19 Indonesia. 2015.
mengalami beberapa penyesuaian baik proses 8. Saryono. Metodologi Penelitian Kualitatif
rujukan maupun fasilitas dan layanan yang Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta:
diberikan, disesuaikan dengan protokol Nuha Medika; 2010.
kesehatan di masa pandemi Covid-19. Secara 9. Deni KS. Metode Penelitian Kualitatif
umum, sistem rujukan kebidanan di masa MKWU 2019. In: Metode Penelitian -
pandemi Covid-19 di sentra pelayanan kesehatan Mata Kuliah Wajib Umum Fakultas
Kota Tasikmalaya telah berjalan dengan baik Kedokteran Univeristas Padjadjaran.
dimana pemerintah merespon situasi yang ada Universitas Padjadjaran; 2020.
dengan menyediakan berbagai fasilitas, SDM 10. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,
dan teknologi penunjang layanan kesehatan. Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta;
Dalam rangka memastikan pelayanan 2016.
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) berjalan dengan 11. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
baik, sinergi, kolaborasi, dan dukungan dari Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2019.
berbagai pihak harus terus ditingkatkan, terutama Bandung: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
sarana prasarana dan dukungan dari pemerintah Barat; 2019.
daerah. Dengan begitu diharapkan ibu dan bayi 12. Kementerian Kesehatan Republik
tetap mendapatkan pelayanan esensial, faktor Indonesia. Sistem Penanggulangan Gawat
risiko dapat dikenali secara dini, serta Darurat Terpadu. 2016. 1–18 p.
mendapatkan akses pertolongan 13. Kelompok Kerja Pelayanan Rujukan Ibu
kegawatdaruratan dan tenaga kesehatan dan Anak Kabupaten Kulon Progo.
mendapatkan perlindungan di masa pandemi Manual Rujukan Kehamilan, Persalinan
Covid-19. Dan Bayi Baru Lahir. In Kulon Progo;
2012.
DAFTAR PUSTAKA 14. Kemenkes RI. Pedoman Sistem Rujukan
1. Direktorat Kesehatan Keluarga. Pedoman Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan Bayi Baru Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Lahir Di Era Pandemi Covid-19. 2020;9– Kesehatan RI; 2012.
12. 15. Syafa’at A, Al W et. Pemanfaatan
2. Tirtaningrum DA, Sriatmi A SA. Analisis Prolanis di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Response Time Penatalaksanaan Rujukan Pertama Wilayah Kota Depok. Media
Kegawatdaruratan Obstetri. Obstet Kesehat Indones [Internet]. 2019;18(4):1–
Matern. 2018;14(2):139–. 8. Available from:
3. Zaenab SN. Sistem Rujukan dan https://doi.org/10.14710/mkmi.18.4.127-
Pengembangan Manual Rujukan KIA. 134
2021. P. 1–17. 16. Kemenkes RI. Pedoman Sistem Rujukan
4. Kemenkes RI. Kebijakan pengaturan Nasiona. Jakarta: Direktorat Jenderal
layanan primer dan sistem rujukan di Bina Upaya Kesehatan Kementerian
masa pandemi covid-19. In: Internatioanl Kesehatan RI; 2012.
Day of the Midwife. Direktorat pelayanan 17. Zaenab SN. Sistem Rujukan dan
kesehatan rujukan direktorat jenderal Pengembangan Manual Rujukan KIA.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 14 Edisi 4, 2022 154


2021. 1–17 p.
18. Kemenkes. Undang-undang republik
indonesia nomor 4 tahun 2019 tentang
kebidanan. 2019.
19. Permatasari P at al. Sistem Perencanaan
Logistik Obat Di Puskesmas. Wind Heal J
Kesehat [Internet]. 2020;3(3):193–201.
Available from:
http://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/
article/view/woh3302

155 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 14 Edisi 4, 2022

Anda mungkin juga menyukai