Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

“Review Jurnal Tentang Promkes Pasca Bencana”

Disusun oleh:

Kelompok 2

Aditya Marcel 1711213013

Dela Desmita Sari 2011212064

Diandra Aurelia B. 2011213009

Nadhira Gusriani 2011212009

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2023
Identitas Jurnal:

Judul Peran Promosi Kesehatan Dalam Edukasi Tenaga Kesehatan Di


Masa Pasca Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Tanah Laut
Penulis Mahyuni Hidayat, Bornea Retno Mahalayati, Hanil Sadikin,
dan Marhaeni Fajar Kurniawati
Jurnal Jurnal Sains Sosio Humaniora
Volume dan halaman Volume 5 Nomor 1 Hal. 339-345
Tahun terbit 2021
Diakses melalui https://doi.org/10.22437/jssh.v5i1.14146
Reviewer Kelompok 2 Promosi Kesehatan Dalam Penanggulangan
Bencana
Tanggal 19 Maret 2023

Hasil review jurnal:

Abstrak Promosi Kesehatan (Promkes) pasca Pandemi Covid-19 merupakan


salah satu langkah strategis dalam penyebarluasan informasi terkait
upaya pencegahan penularan kembali Covid-19 pada masyarakat. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
vaksinasi serta lebih memotivasi masyarakat dalam berdisiplin
menerapkan protokol kesehatan. Penelitian ini menganalisis peran
tenaga kesehatan dalam kegiatan Promkes edukasi di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pasca vaksinasi Covid-19,
diantaranya melalui pemberian komunikasi, informasi dan edukasi
oleh tenaga kesehatan.
Kata Kunci: Covid-19, Promosi kesehatan, Promkes, pasca vaksinasi,
tenaga kesehatan.
Pendahuluan World Health Organisation (WHO) telah menetapkan Covid-19
sebagai pandemi global dan Pemerintah Indonesia telah menetapkan
Covid-19 sebagai bencana nasional (bencana-non alam). Untuk itu
intervensi kesehatan tidak hanya dari sisi penerapan protokol
kesehatan namun juga melalui upaya pemberian vaksinasi. Dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/12758/2020
tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi COVID-
19, Indonesia menggunakan tujuh jenis vaksin Covid-19, dengan
tujuan:
a. Mengurangi transmisi/penularan Covid-19
b. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19
c. Mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity)
d. Melindungi masyarakat dari Covid-19 agar tetap produktif
secara sosial dan ekonomi
Dalam hal ini, tujuan pelaksaaan promkes pasca pandemi adalah
untuk memberikan informasi kesehatan terkait Covid-19 yang
transparan dan berkesinambungan, serta eminimalisir peluang
seseorang untuk terjangkit Covid-19. Adapun strategi promkes yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pemberdayaan
b. Bina Suasana
c. Advokasi
d. Kemitraan
Berdasarkan penelitian di Kabupaten Tanah Laut oleh Bornea., dkk,
diketahui hanya 40% FKTP yang melaksanakan Promkes pasca
vaksinasi Covid-19 dan hanya 8% pasien yang menyatakan sudah
menerima Promkes pasca vaksinasi Covid-19. Terdapat hambatan
dalam pelaksanaan promkes pasca vaksinasi Covid-19 diwilayah
tersebut, diantaranya sebagai berikut:
a. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)
Sebanyak 70 % puskesmas di Kabupaten tanah Laut belum
mempunyai tenaga dengan kualifikasi promkes sehingga tenaga
kesehatan yang menjalankan program promkes adalah perawat,
bidan, dan sanitarian.
b. Keterbatasan sarana dan prasarana di FKTP
c. Kurang efektifnya strategi pengembangan promkes
d. Faktor pendanaan
Dalam hal ini, dokter dinilai memiliki peran strategis dalam
meningkatkan kemampuan, pengendalian dan determinan kesehatan
terutama saat melakukan pemeriksaan pasien. SementaramFKTP
berperan penting dalam penyelenggaraan promotive dan preventif.
Oleh sebab itu, dokter yang bertugas di FKTP memiliki peran yang
sangat strategis dalam menjalankan program promotif dan preventif,
terutama pasca Pandemi Covid-19. Namun, peran dokter dalam
promkes masih rendah karena adanya faktor structural, meliputi
keterbatasan waktu, masalah remunerasi, kebijakan politik yang
terfragmentasi misalnya belum ada pedoman baku terkait promkes
pasca vaksinasi Covid-19, dan rendahnya pelatihan promkes untuk
dokter umum. Oleh sebab itu, penelitian ini dilaksanakan untuk
mengetahui pengetahuan, sikap, serta pelaksanaan Promkes oleh
dokter sebagai tenaga kesehatan yang bekerja di FKTP di Kota
Pelaihari. Untuk kemudian mampu menjadi pertimbangan bagi
penentu kebijakan dalam merencanakan program promkes di FKTP.

Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang


dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2021. Jumlah
responden penelitian adalah 30 tenaga kesehatan dokter di FKTP yang
bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
(BPJSK) di Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut yang dipilih
menggunakan tehnik concecutive sampling. Data diambil melalui
pengisian kuesioner, wawancara dan observasi, selanjutnya dianalisis
secara deskriptif.
Hasil dan Kota Pelaihari sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Tanah Laut
Pembahasan telah mempunyai fasilitas kesehatan yang cukup lengkap, meliputi 37
FKTP, terdiri atas 5 puskesmas, 15 puskesmas pembantu, 2 puskesmas
keliling, 5 dokter umum praktik perorangan, dan 10 klinik pratama.
Seluruh responden dalam penelitian ini menyatakan sudah
melaksanakan promkes dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
Adapun data yang diperoleh adalah sebgaai berikut:
a. Keterlibatan dokter dalam promosi kesehatan masih terbatas
pada strategi pemberdayaan baik melalui konseling, maupun
penyuluhan.
b. Hanya 2% sampai 20% dokter yang terlibat dalam strategi
kemitraan, advokasi, dan bina suasana.
c. Keterlibatan dokter dalam perencanaan promkes mencapai
50%, namun hanya sebatas persiapan materi yang akan
disampaikan, penjadwalan kegiatan dan tempat pelaksanaan.
d. Sebagian kecil (14%) dokter yang mempertimbangkan data
penyakit sebagai bahan perencanaan kegiatan promkes.
e. Monitoring dan evaluasi promkes telah dilaksanakan oleh
sebagian besar responden (72%), namun indikator yang dinilai
hanya terbatas pada indikator proses dan output.
f. Terdapat 8% dokter yang melakukan penilaian indikator
outcome dan impact, yaitu perubahan perilaku masyarakat di
wilayah kerjanya serta jumlah kunjungan pasien yang sakit di
FKTP
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian 98% dokter sudah melaksanakan
promosi kesehatan pasca vaksinasi Covid-19 melalui KIE yang
diberikan kepada pasien, keluarga, dan juga masyarakat. Upaya
komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan melalui penyuluhan dan
kampanye baik di dalam maupun di luar FKTP. Pelaksanaan KIE akan
berpengaruh besar terhadap perubahan perilaku sasaran apabila
didukung dengan ketersediaan fasilitas dan lingkungan yang
mendukung perubahan perilaku dengan mencakup tiga strategi (bina
suasana, kemitraan, serta advokasi). Dengan demikian diharapkan
melalui efektivitas promosi kesehatan di FKTP mampu membawa
masyarakat yang telah menerima vaksin tetap disiplin dalam menjaga
kesehatan dan tetap menerapkan protocol kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai