Anda di halaman 1dari 5

Nama : Maulidinahh Bahri Londo

NIM : 10011281924066
Kelas : IKM B 2019

TUGAS RESUME SEMNAS FKM UNSRI


"Peluang dan Tantangan Epidemiologi dalam
Ketahanan dan Kesehatan Global di Era Pandemi COVID-19”

Materi 1: Kurva epidemiologi di Provinsi Sumatera Barat Kriteria WHO dalam Penilaian
Penyesuaian Intervensi Kesehatan Masyarakat/Sosial Tahapan Infeksius dan
Penyakit.
Pemateri: Defriman Djafri, S.KM., M.KM., Ph.D
A. Resume Materi
Banyak orang yang masih ragu akan keberadaan COVID-19 ini salah satunya karena
kebijakan pemerintah yang tidak efektif. Hal tersebut menjadi pembelajaran sekaligus
tantangan kedepannya agar lebih teliti dalam membuat kebijakan sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat luas. Perlunya keterbukaan dan
transparansi mengenai kasus COVID-19 agar informasi dapat tersampaikan dengan baik.
Terdapat berbagai sudut pandang yang berbeda mengenai COVID-19, yang awalnya
dianggap seperti flu biasa kemudian virus ini mulai menunjukkan eksistensinya dengan
kemunculan gejala lain yang lebih beresiko dan fatal. Oleh karena itu diperlukan tindakan
preventif untuk mencegah terjadinya penularan.

Tantangan bagi epidemiologi yaitu COVID-19 ini sudah memakan korban namun
orang tsb terkategori tanpa gejala sehingga menjadi sebuah keharusan bagi seorang
epidemilogi untuk mendalami hal tersebut, karena orang tanpa gejala masih berpotensi
menularkan virus kepada orang lainnya. Terdapat upaya perilaku dan pencegahan yang
dapat dimulai dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan social dan physical
distancing, menggunakan alat pelindung diri, menerapkan hygiene perorangan serta
melakukan pembatasan perjalanan. Adapun upaya untuk memperkuat bekal kedepan bagi
institusi/lembaga/birokrasi dan modal sosial yaitu dengan melakukan deteksi, pelacakan
kontak, isolasi, promosi dan literasi kesehatan, serta kesiapan sistem kesehatan baik
SDM, infrastruktur, dan lain-lain. Hal demikian dapat menjadi solusi yang efektif untuk
menekan pemutusan rantai penyebaran cluster COVID-19 ini.
Kesimpulan yang di dapat yaitu PSBB cukup efektif untuk menekan angka penularan
COVID-19 karena adanya pembatasan jarak dan sosial yang berlaku di masyarakat
walaupun dampak dari PSBB juga mempengaruhi berbagai sektor. Di sisi lain, PSBB
gagal mempersiapkan masyarakat dalam upaya perilaku pencegahan Covid-19 (kebiasaan
baru) dan persiapan pemerintah dalam sistem kesehatan untuk new normal atau adaptasi
menjalani aktivitas dengan kondisi yang saat ini terjadi. Dibutuhkan Analisis data
epidemiologi yang akurat, tidak terlepas dari akuntabilitas data dalam memberikan
evidance-based guna meentukan strategi pengendalian covid-19 kedepan. Dibutuhkan
pula kerjasama antara pemerintah dan masyarakat serta seluruh komponen yang ada
karena pemerintah seharusnya menjadi garda terdepan dalam membangun gerakan ini.
Gerakan masif dalam menerapkan protokol kesehatan, benar-benar terancana dan
dievaluasi dengan baik kedepan.

Materi 2 : Enhancing Pandemic Preparedness Through Health System Resilience


A. Pemateri : Dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D
B. Resume Materi
1. Pemaparan mengenai sistem kesehatan, kurva epidemi, peristiwa, dan implementasi
COVID-19 yang signifikan di Singapura. Terdapat beberapa hal yang bisa dipelajari
dari Ketahanan Sistem Kesehatan di Singapura yaitu:
a) Komunikasi dan informasi yang akurat dan transparan dari pemerintah
b) Upaya kesehatan masyarakat untuk mengurangi kasus import dan mendeteksi
serta mengisolasi kasus sejak dini
c) Penyediaan dana dan pemeliharaan pemberian layanan kesehatan
d) Landasan atau payung hukum untuk menunjang penerapan kebijakan
2. Health System Resilience
a) Merupakan kemampuan sistem untuk mempersiapkan dan mengelola serta
belajar dari perubahan mendadak yang ekstrim (health system shock) seperti
pandemi COVID-19 dan bencana alam
b) Kapasitas untuk menyerap syok internal an eksternal
c) Kapasitas pelaku kesehatan, lembaga, dan populasi untuk mempersiapkan dan
merespon secara efektif
d) Ketahanan menyiratkan kemampuan beradaptasi dalam konteks ketahanan
3. Dimensi Tata Kelola Ketahanan
a) Knowledge (Pengetahuan)
b) Uncertainty (Ketidakpastian)
c) Interdependence (Kapasitas mengelola dinamika cross-scale )
d) Legitimacy (Legitimasi)
4. Karakteristik Ketahanan Sistem Kesehatan dalam 6 Building Blocks
a) Kepemimpinan dan Pemerintahan
b) Informasi
c) Tenaga Kesehatan
d) Pembiayaan
e) Produk Medis
f) Pelayanan
5. Stages Of A Shock Cycle
a) Stage 1 : Rentannya suatu sistem terhadap berbagai gangguan
b) Stage 2 : Identifikasi tepat waktu onset dan jenis syok
c) Stage 3 : Sistem menyerap syok lalu beradaptasi serta bertranformasi untuk
mencapai tujuan dari sistem kesehatan
d) Stage 4 : kembali ke normalitas namun ada kemungkinan perubahan karena
syok
6. Strategies to Strengthen Resilience through Service Delivery
a) Kesiapan
b) Syok onset dan waspada
c) Dampak dan manajemen syok
d) Pemulihan dan pembelajaran
7. Prioritas untuk memperkuat resiliensi
a) Kepemimpinan atau mengarahkan dan membersihkan rantai komando
b) Kepercayaan publik terhadap instansi-instansi pemerintah
c) Mengelola pendanaan dengan baik
d) Mengembangkan sistem pengadaan
e) Persediaan logistik
f) Cadangan dan keamanan tenaga kesehatan
g) Struktur komunitas
h) Budaya pembelajaran
Materi 3 :
A. Pemateri : Najmah,S.KM.,M.PH.,Ph.D
B. Resume Materi
a) Epidemiologi sosial adalah cabang epidemiologi yang fokus utamanya pada
pengaruh faktor struktural sosial pada kondisi kesehatan. Epidemiologi sosial
mengasumsikan bahwa penyebaran keuntungan dan kerugian dalam masyarakat
mencerminkan distribusi kesehatan dan penyakit.
b) Pemaparan mengenai explorasi tahapan mitigasi COVID-19 di Indonesia dan respon
dunia terhadap hal tersebut yaitu menyatakan bahwa Indonesia terlalu terlambat.
c) Pemodelan prediktif (predictive modelling) : Kasus COVID-19 tidak sepenuhnya
terlapor dan sangat membutuhkan epidemiologi model di setiap provinsinya.
d) Learning lessons for future Public Health Experts and Epidemiologists
- Pertama, komunitas lokal dapat secara efektif mengurangi COVID-19 dengann
sedikit dukungan dan dorongan.
- Kedua, pemberian informasi menggunakan bahasa lokal melalui anggota
terpercaya dari komunitas tersebut adalah cara yang efektif untuk meningkatkan
pemahaman orang lain sehingga dapat mengikuti protokol kesehatan.
- Ketiga, mahasiswa dapat berpartisipasi dalam mengkomunikasikan informasi
terkait COVID-19 kepada komunitas secara online melalui media sosial.
- Keempat, adanya keterlibatan dari organisasi kesehatan dan alumni organisasi
kesehatan masyarakat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan literasi
kesehatan tentang COVID-19.
- Kelima, pemodelan predikatif tergolong penting guna menunjukkan jumlah kasus
yang sebenarnya secara lebih realistis.
Bukti Partisipasi

Anda mungkin juga menyukai