Anda di halaman 1dari 4

UTS MANAJEMEN BENCANA

Nama : Maulidinah Bahri Londo


NIM : 10011281924066
Kelas : IKM B 2019

1. Nama Negara : Jepang


2. Contoh bencana yang terjadi : Gempa
3. Manajemen Pra Bencana
Sejak dulu, bencana alam khususnya gempa bumi sudah sering mengguncang
negara yang dijuluki Negeri Sakura alias Jepang. Pengalaman gempa ratusan tahun lalu
menjadi pelajaran penting bagi Jepang. Hal ini membuat pemerintah maupun warganya
mau tidak mau harus beradaptasi dan ‘mengakrabkan’ diri dengan kondisi tersebut
melalui pelaksanaan mitigasi bencana sebagai langkah antisipasi. Manajemen pra-
bencana yang dilakukan oleh Jepang diantaranya:
a) Pendidikan dan pelatihan secara rutin mengenai gempa sejak dini
Pengetahuan mengenai bencana alam seperti gempa harus diberikan sedini mungkin
untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan masyarakat. Pemerintah Jepang
berfokus untuk mengedukasi semua kalangan terutama anak sekolah, dengan melakukan
sosialisasi serta pelatihan berupa simulasi gempa agar mereka tidak panik dan dapat
melakukan langkah perlindungan diri seperti berlindung di kolong meja, menghindari
berada dekat bangunan tinggi, serta segera menuju jalur evakuasi dengan aman dan
tertib.
b) Membuat konstruksi dan struktur bangunan agar tahan gempa
Ketahanan suatu bangunan dapat mempengaruhi jumlah jatuhnya korban jiwa saat
gempa. Struktur bangunan yang tidak kuat akan mudah runtuh dan menimpa korban.
Oleh sebab itu, pemerintah Jepang menerapkan peraturan dan regulasi agar setiap
pembangunan rumah penduduk dan gedung dirancang sesuai standar bangunan tahan
gempa.
c) Sistem peringatan gempa melalui smartphone dan siaran televisi
Dengan segala kecanggihan teknologi yang dimiliki negara Jepang, tentu tidak sulit
untuk membuat sistem peringatan gempa pada smartphone warganya. Sistem peringatan
ini akan berbunyi sekitar 5-10 detik sebelum bencana terjadi sehingga memberikan waktu
untuk menyelamatkan diri.

d) Persiapan evakuasi mandiri bagi setiap orang


Gempa bumi dapat mengguncang secara tiba-tiba dan kadang tidak terdeteksi. Oleh
karena itu, pemerintah Jepang memberikan edukasi berupa panduan dan persiapan
bertahan hidup saat datangnya gempa dan menyediakan fasilitas darurat untuk
menunjang evakuasi mandiri tersebut. Setiap orang harus mempersiapkan survival kit
yang dimasukkan ke dalam ransel gawat darurat. Survival kit terdiri dari barang-barang
penting yang dapat berguna apabila terjadi gempa seperti senter, obat-obatan, selimut,
masker, tali, dan sejumlah bahan makanan yang praktis dan awet.

4. Manajemen Pasca Bencana


Setelah Jepang diguncang gempa, tentu ada upaya penanganan dan pemulihan
pasca-bencana demi kepentingan negara dan rakyat. Mulai dari lembaga pemerintah,
organisasi, aparat keamanan, maupun relawan bencana ikut turun langsung berpartisipasi
dan saling berkoordinasi untuk menanggulangi gempa. Upaya-upaya tersebut dapat
meliputi:
a) Kegiatan rekonstruksi infrastruktur
Perlunya pembangunan kembali dan penataan infrastruktur dari yang paling dasar
seperti jaringan air bersih dan listrik, membangun sarana dan prasarana dengan
rancangan bangunan yang lebih baik dan tahan bencana, perbaikan rumah korban dan
fasilitas publik, serta memperbaiki alat transportasi agar dapat digunakan kembali untuk
beraktivitas.
b) Kegiatan rehabilitasi atau pemulihan
Kegiatan rehabilitasi pasca gempa berfokus pada pemulihan pelayanan publik dan
kondisi kehidupan sosial, budaya, serta ekonomi para korban bencana. Pada fase ini
dapat melibatkan partisipasi dan peran lembaga pemerintah, organisasi kemasyarakatan
maupun relawan sosial agar membantu korban untuk pulih sehingga dapat kembali
melakukan kegiatan sehari-hari. Fasilitas publik dan tempat umum juga perlu dibuka agar
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dapat tetap berjalan. Adapula peran tenaga
kesehatan untuk menangani korban baik fisik maupun mentalnya agar tidak mengalami
trauma akibat gempa yang terjadi.

5. Perbedaan dan Persamaan dengan Indonesia


Persamaan:
a) Baik Jepang maupun Indonesia memiliki kesamaan dalam penanganan pasca-bencana,
sepeti pembangunan kembali infrastruktur, menyediakan tempat pengungsian korban dan
pemberian layanan kesehatan. Selain itu, masing-masing negara saling memberikan
bantuan baik berupa sandang dan pangan maupun bantuan finansial untuk para korban
yang terdampak bencana.
b) Sedangkan untuk pra-bencana, edukasi dan simulasi mengenai gempa sudah sama-
sama diterapkan di Jepang dan Indonesia.
Perbedaan:
a) Jepang lebih siap dalam hal pencegahan dan mitigasi bencana, sehingga warganya tidak
bingung dan dapat langsung mengikuti panduan serta melakukan evakuasi.
b) Pada tingkat pendidikan sekolah, pengetahuan mengenai bencana tidak terlalu didalami
karena bukan pelajaran wajib.
c) Teknologi mitigasi bencana di Jepang lebih unggul, sedangkan di Indonesia belum
tersedia sistem peringatan bencana otomatis di setiap smartphone.
d) Tidak ada kewajiban untuk menyiapkan survival kit di Indonesia, sehingga saat terjadi
bencana akan menimbulkan kepanikan dan warga tidak sempat mengemasi barang-
barang penting untuk bertahan hidup.
e) Belum ada peraturan atau regulasi yang mengatur tentang syarat struktur bangunan di
Indonesia agar dirancang untuk tahan dari bencana alam seperti gempa.

6. Daftar Pustaka
1. Kurniyanti, M. A. (2012). Peran Tenaga Kesehatan Dalam Penanganan Manajemen
Bencana (Disaster Management). Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, 1(1), 85-
92.
2. Ochi, Evelyn. (2018, 03 Oktober). 5 Cara yang Dilakukan Jepang dalam
Mengantisipasi Gempa Bumi. Diakses pada hari Minggu, 04 Oktober 2020
(https://journal.sociolla.com/lifestyle/cara-jepang-mengantisipasi-gempa-bumi)
3. Widyaningrum, Gita Laras. (2018, 09 Agustus). Cara Jepang Bertahan Dari Serangan
Gempa Bumi yang Kerap Terjadi. Diakses pada hari Minggu, 04 Oktober 2020
(https://nationalgeographic.grid.id/read/13914975/cara-jepang-bertahan-dari-
serangan-gempa-bumi-yang-kerap-terjadi?page=all)
4. Yasinta, Veronika. (2018, 02 Oktober). Rawan Bencana, Ini 8 Cara Jepang Mitigasi
Gempa dan Tsunami. Diakses pada hari Minggu, 04 Oktober 2020
(https://internasional.kompas.com/read/2018/10/02/14212651/rawan-bencana-ini-8-
cara-jepang-mitigasi-gempa-dan-tsunami?page=all)
5. Suyanto, Bagong. (2018, 26 Desember). Penanganan Pasca Bencana. Diakses pada
Senin, 05 Oktober 2020 (https://news.detik.com/kolom/d-4359256/penanganan-
pasca-bencana)
6. Mahardianingtyas, Sofia. (2018, 11 Oktober). Belajar dari Jepang tentang Pemulihan
Ekonomi Pasca Gempa. Diakses pada Senin, 05 Oktober 2020
(https://diskartes.com/2018/10/ekonomi-pasca-gempa/)
SURAT KETERANGAN TANPA COPY PASTE

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Maulidinah Bahri Londo
NIM : 10011281924066
Kelas : IKM B 2019

Menyatakan bahwa tugas UTS yang saya buat merupakan hasil karya saya sendiri
dengan membaca berbagai sumber dan menuliskan dengan kalimat saya sendiri
BUKAN HASIL COPY PASTE. Apabila dikemudian hari jika ditemukan bahwa surat
keterangan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menanggung konsekuensi
berupa NILAI E untuk UTS.
Demikianlah surat ini saya buat.

Palembang, 07 Oktober 2020

Maulidinah Bahri Londo


(10011281924066)

Anda mungkin juga menyukai