Syuhada Setiawan
Mahasiswa Co-Ass Fakultas Kedokteran Gigi Unissula
Staff Pengajar IKGM Fakultas Kedokteran Gigi Unissula
ABSTRACT
During the COVID-19 pandemic, the quality of Puskesmas services became the main
benchmark in evaluating the performance of Puskesmas, especially those that were
accredited. The level of customer satisfaction is one of the parameters to determine
the service quality of the Puskesmas is in accordance with the standards. The study of
puskesmas during the COVID-19 pandemic was carried out by means of a literature
review. The results of this literature review are a description of the condition of
puskesmas services during the current COVID-19 pandemic.
ABSTRAK
Pada masa pandemi COVID-19, mutu pelayanan Puskesmas menjadi tolak ukur
utama dalam evaluasi kinerja Puskesmas khususnya yang telah terakreditasi. Tingkat
kepuasan pelanggan merupakan salah satu parameter untuk mengetahui mutu
pelayanan Puskesmas telah sesuai dengan standar. Penelaahan tentang puskesmas di
masa pandemi covid-19 dilakukan dengan kajian literatur. Hasil dari literatur review
ini adalah gambaran kondisi pelayanan puskesmas di masa pandemi covid-19
sekarang ini.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam artikel review ini yaitu deskriptif dan
menggunakan pencarian data base pubMed dan google scholar melalui internet.
PEMBAHASAN
Pada dasarnya pelayanan yang berkualitas secara umum dapat diartikan
sebagai pelayanan yang benar-benar memberikan kepuasan kepada masyarakat, dalam
arti masyarakat benar-benar dilayani secara santun dan profesional. Apabila
masyarakat merasakan pelayanan yang baik , maka lembaga tersebut telah mampu
memberikan pelayanan yang baik pula.
Prosedur pelayanan adalah tahapan yang harus dilalui dalam proses
penyelesaian pelayanan. Dalam Keputusan Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003,
tentang standar pelayanan penyelenggaraan pelayanan publik dicantumkan bahwa
prosedur pelayanan publik sederhana, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang mengenai manajemen
pelayanan umum, bahwa dalam kegiatan pelayanan umum, masalah prosedur dan
metode harus benar-benar menjadi perhatian pihak manajemen, karena hal ini
menentukan kualitas pelayanan.
Prosedur pelayanan merupakan salah satu indikator yang menunjukkan suatu
pelayanan yang berkualitas. Harapan masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas
dari pemberi layanan, salah satunya dalam hal prosedur dan persyaratan untuk
memperoleh produk pelayanan. Prosedur adalah tahapan kegiatan yang dilakukan
dalam proses pelayanan.
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan untuk pasien sangat dibutuhkan
pelayanan yang baik agar merasa puas, namun tidak semua kepuasan dapat diterima
dengan sama karena pasien memiliki persepsi yang berbeda-beda. Persepsi dapat
diartikan sebagai proses diterimanya rangsangan melalui panca indera yang didahului
oleh perhatian, sehingga individu mampu mengatahui, mengartikan dan menghayati
tentang hal yang diamati, baik yang diluar maupun yang ada didalam diri individu
tersebut. Menurut peneliti, persepsi pasien terhadap implementasi pelayanan
kesehatan dalam masa pandemik ini dipengaruhi oleh apa yang pasien lihatdan
rasakan pada saat berkunjung ke pelayanan kesehatan lalu terekam dalam ingatan
setiap pasien, tidak terbentuk harapan yang lebih terhadap pelayanan kesehatan
karena sebagian besar pasien tidak mengetahui standar yang perlu dipenuhi oleh
pelayanan kesehatan pada masa pandemik.
Pengendalian teknis diperlukan untuk mengisolasi petugas dari bahaya
transmisi droplet, yang jika dipersiapkan dengan benar dapat melindungi petugas
tanpa merubah atau menambah proses kerja secara signifikan
Penularan COVID-19 dapat terjadi melalui kontak dekat dan droplet.
Seseorang dapat berisiko jika mereka berhubungan dekat, kontak langsung atau
merawat pasien yang terinfeksi. Menurut (PERDOKI, 2020), beberapa pengendalian
teknis yang dapat diterapkan untuk mencegah transmisi COVID-19 di pelayanan
kesehatan yaitu penyediaan posko screening beratap di luar gedung, tersedianya
penghalang fisik (barrier) antara petugas dan pengunjung utnuk menghalangu
semburan droplet. Penghalang fisik dapat dipasang di loket pendaftaran, apotek, loket
penerimaan specimen, kasir dan lain sebagainya. Kemudian, terdapat penanda khusus
dengan menggunakan lakban/cat/stiker untuk mengatur jarak antar pasien yang datang
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA