Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

LATSAR CPNS ANGKATAN XX PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2021

NAMA : NI WAYAN KERISTIANA


NDH : 23
KELOMPOK : III
TUGAS : WHOLE OF GOVERNMENT

• Evaluasi Pelayanan Publik/Langsung/Tidak Langsung Pada Instansi Masing Masing


Tentang” Analisis Best Pratice Penerapan Wog Dalam Pemberian Pelayanan Yang
Terintegrasi”.

• Analisis Dan Susun Laporan (Deskripsi Singkat,Tantangan Dan Strategi Penerapan


Wog, Kegiatan Dan Tahapannya, Serta Keterkaitannya Dengan Nilai-Nilai Mata
Pelatihan).

Dari hasil analisa terhadap pelayanan public di instansi tempat saya bekerja terdapat salah
satu best practice penerapan WOG dalam pemberian pelayanan yaitu:
“BEST PRATICE WHOLE OF GOVERNMENT DALAM PELAYANAN PASIEN”
COVID -19 DI UPT.RSUD MADANI
1.DESKRIPSI SINGKAT

Pada saat ini kondisi Pandemik COVID 19 masih melanda hampir seluruh negara
dibelahan dunia ini.Berdasarkan data sebaran dari SATGAS penanganan COVID 19 per
tanggal 8 april 2021,secara global ada 219 negara yang terinveksi virus ini dengan jumlah
terkonfirmasi sejumlah 133.642.814, orang dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai
2.897.282 orang.Di Indonesia sendiri berdasarkan data dari https://kawalcovid19.id/ jumlah
orang yang terkonfirmasi positif per tanggal 9/April/2021 mencapai 1.558.145 orang,dalam
masa perawatan 110.138 angka kesembuhan mencapai 1.405.659 orang dan jumlah korban
meninggal adalah 42.348 orang.Semenjak rumah sakit Madani berlalih menjadi rumah sakit
rujukan covid-19 di Sulawesi tengah sampai saat ini pasien covid masih terus mengalami
peningkatan.

Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap publik serta semakin kritis


nya masyarakat terhadap prosedur birokrasi pelayanan public, maka masyarakat terus
menginginkan pelayanan yang cepat, aman, dan nyaman terutama dalam bidang kesehatan di
Rumah Sakit Umum Madani.Dorongan publik untuk mewujudkan pelayanan pemerintahan
yang lebih baik di tengah perkembangan teknologi dan informasi ,kebaragaman dan masih
adanya ketimpangan kapasitas sektoral menjadi sebuah tantangan besar Untuk mewujudkan
tujuan pelayanan public itu sendiri.Maka dari itu sebuah organisasi sebagai pelayan public
memerlukan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan public yaitu dengan melaksanakan progam yang di sebut Whole of Goverment
(WOG).

Ditengah masa pandemi virus Corona (Covid-19) ini menuntut masyarakat banyak
melakukan adaptasi di kehidupan sehari-hari, adaptasi ini pun berlaku juga pada
penyelenggaraan pelayanan publik. Kebijakan Pemerintah untuk mencegah menyebarnya
virus ini telah banyak dikeluarkan, tentunya berdampak pada standar pelayanan publik yang
diterapkan oleh penyelenggara layanan. Peningkatan standar pelayanan publik akan menjadi
salah satu upaya pencegahan penyebaran virus ini. Dalam upaya pencapaian pelayanan
kesehatan yang paripurna dan berkualitas di Rumah Sakit Umum Daerah Madani di perlukan
adanya Praktek WOG dalam melakukan pelayanan publik yaitu dengan menyatukan seluruh
sektor yang terkait dengan pelayanan public dalam hal ini adalah di lakukannya kordinasi,
kolaborasi dan pelibatan secara menyeluruh kepada semua sektor profesi dan instalasi yang
ada dalam lingkungan rumah sakit, di mulai dari Tim medis yang di dalamnya ada beberapa
profesi yang berperan yaitu Tim dokter sebagai penanggung jawab pasien, Tim perawat yang
melakukan perawatan menyeluruh kepada pasien, Instalasi farmasi yang berperan dalam
pemberian therapy pasien, Instalasi laboratorium sebagai penanggung jawab terhadap hasil
pemeriksaan sampel pasien, Instalasi Radiologi, Intalasi Gizi sebagai pemeneuhan diet dan
nutrisi pasien, sampai pada semua sektor non medis yang terlibat di dalamnya seperti tim
yang bertanggung jawab dalam hal administratif pasien ,kebersihan/cs, bagian laundry dan
keamanan pasien/satpam. Penerapan WOG internal yang di lakukan oleh semua sektor yang
ada di RSUD Madani adalah bersifat pelayanan jasa yang di peroleh pengunjung rumah
sakit.

Namun dalam praktik wog interal ini banyak hal yang menjadi tantangan dan
hambatan yang harus di hadapi rumah sakit sebagai salah satu instansi penyelenggara
pelayanan public, hambatan itu di antranya: Kapasitas SDM dan institusi dalam hal ini antar
profesi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala
serius ketika pendekatan WoG di lakukan , misalnya, mendorong terjadinya merger atau
akuisisi antar tugas masing masing profesi. Sebagai salah satu contoh kurangnya tenaga
perawat yang tidak seimbang dalam penanganan pasien covid yang terus bertambah. Begitu
juga halnya masih adannya ketimpangan kapasitas sektoral antar profesi yang terjadi.Nilai
dan budaya yang berbeda yang ada dalam setiap sektor instalasi dan profesi juga sangat
berpengaruh terhadap tercapinya best practices WOG ini misalnya adanya kecemasan yang
tinggi akan virus covid-19 pada mereka sebagai petugas non medis di RSUD Madani.

Untuk mengatasi permasalah tersebut di perlukan adanya strategi penerapan WOG


untuk mewujudkan tercapainya Best Practices WOG dalam penanganan pasien covid-19 di
RSUD Madani yaitu di antranya dengan menggabungkan dan adaptasi nilai-nlai WOG ke
dalam budaya yang dianut sebelumnya agar tidak terjadi „culture shock‟ dalam dinamika
organisasi. Berbagi informasi serta manajemen pengetahuan kerjasama antar profesi yang ada
di rumah sakit juga menjadi prasyarat dalam penerapan WOG, dan tentunya kerjasama yang
efektif akan membentuk filosopi organisasi atau koordinasi yang baik, menciptakan cara
kerja yang baru dengan menerapkan keahlian atau expertise yang melekat pada SDM yang
terlibat di dalamnya, mendesain program dan pelayanan terbaru dari hasil outcome proses
WOG yang dilakukan oleh berbagai profesi di dalamnya .
2. TANTANGAN DAN STRATEGI PENERAPAN WOG

Adapun beberapa tantangan yang di alami dalam mewujudkan best practice pelayanan
pasien covid-19 di antaranya adalah :

a. Jumlah tenaga kesehatan yang tak sebanding dengan jumlah pasien covid-19 yang
semakin meningkat
b. Tantangan ketidaknyamanan para tenaga kesehatan dalam memakai Alat Pelindung
Diri (APD)
c. Ketakutan dan kecemasan para tenaga non medis akan resiko tertularmya virus covid-
19
d. Ketidak patuhan pasien dan pengunjung rumah sakit dalam penerapan protokol
kesehatan

Adapun strategi penerapan WoG untuk mencapi best practices pelayanan pasien covid-
19 di antarnya adalah :

a. Mengusulkan penambahan tenaga kesehatan terutama perawat kepada kepala ruangan


untuk di tindak lanjuti oleh pihak terkait untuk mengimbangi jumlah perawat yang
ada dengan jumlah pasien covid- 19 yang terus meningkat, pelayanan kepada pasien
tidak akan bisa terlaksanan dengan baik jika jumlah antara pemberi pelayanan dalam
hal ini perawat sangat terbatas di bandingkan dengan jumlah pasien covid yang terus
meningkat, hal ini juga berakibat beban kerja yang tinggi sehingga dalam tujuan
perawat dalam memberikan perawatan secara professional tidak bisa tercapai sengan
maksimal.Tentu saja hal ini sangat menghambat berjalannya best practices di
pelayanan covid-19.

b. Mengusulkan kepada kepala ruangan untuk melakukan evaluasi terhadap jadwal dinas
sebelumnya, agar jadwal selanjutnya bisa lebih efektif. Penggunaan APD sebenarnya
juga menjadi tantangan dalam pencapaian best practices WOG dalam pelayanan
pasien covid-19, rasa panas, sesak dan pengap menjadi salah satu tantangan dalam
memberikan pelayanan, hal tersebut sangat mempengaruhi kenyamanan petugas
dalam bertugas.Dengan jam dinas yang lebih efektif akan membantu mengurangi rasa
ketidaknyamanan petugas saat menggunakan APD, sehingga petugas kesehatan bisa
memberikan pelayanan optiman dan maksimal.

c. Memberikan informasi kepada para petugas non medis RSUD Madani terkait virus
covid-19 dan protokol kesehatan. Masih banyaknya petugas non medis rumah sakit
seperti petugas kebersihan, petugas laundry, petugas keamanan, petugas ruangan gizi
yang belum sepenuhnya memahami tentang virus covid-9, sehingga berakibat
menimbulkan rasa kecemasan dan ketakutan yang tinggi saat mereka bertugas
memberikan pelayanan kepada pasien.Hal ini menjadi salah satu tantangan dalam
penerapan best practices WOG di rumah sakit.

d. Bekerja sama dengan unit PKRS untuk menyediakan media serta alat edukasi kepada
pasien terkait covid-19 dan protokol kesehatan, dengan adanya kordinasi bersama
pihak terkait dalam hal penyediaan media edukasi akan sangat mendukung
tercapainya hak pasien untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan proses
pelayanan yang di berikan kepada mereka. Sehingga pasien dan keluarganya paham ,
mengerti ,dan bisa koperatif terhadap proses pelayanan yang di berikan ,tentu saja hal
ini sangat mendukung tercapainya keberhasilan WOG.

e. Melakukan kordinasi dengan kepala ruangan dan unit PKRS dalam hal pelaksanan
sosialisasi kepada pasien dan pengunjung terkait covid-19 dan protokol kesehatan,
melalui sosialisasi akan lebih meninggkatkan pengetahuan pasien akan hal apa saja
yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan ,dan bagaimna mereka melakukannya
terkait covid-19 dan protokol kesehatan, sehingga kerja sama antara pasein dan tenaga
kesehatan bisa terlaksana dengan baik.

3. KEGIATAN DAN TAHAPANNYA

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN KETERKAITANNYA


DENGAN NILAI-
NILAI MATA
PELATIHAN
1. Mengusulkan penambahan a. Menyampaikan kepada Partisipatif, keterbukaan
tenaga kesehatan terutama kepala ruangan mengenai
perawat. kendala yang di alami
selama melaksanakan tugas
dinas di ruangan

b. Mengusulkan kepada Kepentingan umum,


kepala ruangan untuk di partisipasif,
lakukan penambahan keseimbangan hak dan
tenaga kesehatan terkhusus kewajiban, keterbukaan
tenaga perawat.

2. Mengusulkan kepada kepala a. Menyampaikan kepada Partisipatif; keterbukaan


ruangan untuk Melakukan kepala ruangan mengenai
evaluasi terhadap jadwal tingkat kenyamanan
dinas petugas dalam penggunaan
APD

b. Mengusulkan kepada Kepentingan umum,


kepala ruangan untuk di partisipasif,
lakukan evaluasi jadwal keseimbangan hak dan
dinas agar lebih efektif kewajiban, keterbukaan

3. Memberikan informasi a. Meminta kesediaan dan Kepentingan umum,


kepada para petugas non waktu tenaga non medis partisipasif, keterbukaan
medis terkait virus covid-19 untuk bersedia menerima
dan protokol kesehatan informasi terkait covid-19

Kepentingan umum,
b. Memberikan penjelasan partisipasif,
terkaitnya covid-19 dan keprofesionalan,
bagaimana pelaksanaa keterbukaan,
protokol kesehatan 5M Akuntabilitas,Tidak
diskriminatif

4. Menyediakan liflet sebagai a. melakukan konsultasi Partisipasif, keterbukaan


media edukasi kepada pasien kepada kepala ruangan dan
terkait covid-19 dan protokol unit PKRS terkait
kesehatan penyediaan liflet

b. merancang dan mendisain Partisipasif, akutabilitas,


liflet keterbukaan,
keprofesionalan,

Akuntabilitas
c. Mencetak liflet

Akuntabilitas,
d. Memperbanyak liflet kepentingan umun

e. Menempatkan liflet pada Kepentingan umum,


tempat yang mudah di keseimbangan hak dan
jangkau pasien. kewajiban,fasilitas dan
perlakuan khusus pada
kelompok rentan,
kecepatan, kemudahan
dan keterjangkauan

5. Melakukan sosialisasi a. Menyusulkan kepada Partisipatif,


kepada pasien dan kepala ruangan tentang Akuntabilita,
pengunjung terkait covid-19 rencana sosialisai yang keterbukann
dan protokiol kesehatan akan di lakukan

b. melakukan sosialisasi Kepentingan


kepada pasien dan umum,Akuntabilitas,
pengunjung tercait covid- Partisipatif, keterbukaan
19 dengan membagikan keprofesionalan
liflet keseimbangan hak dan
kewajiban,fasilitas dan
perlakuan khusus pada
kelompok rentan , tidak
diskriminatif, ketepatan
waktu

Kepentingan umum,
c. melakukan evaluasi kepada
Keprofesionalan
pasien dan pengunjung
Akuntabilitas,
dengan bertanya kembali
Partisipatif, Tidak
tentang materi yang telah di
diskriminatif,
berikan.
keterbukaan

Anda mungkin juga menyukai