TUGAS TUTORIAL
1. Apa saja indikator dan kriteria dari mutu manajemen rumah sakit?
2. Buatlah alur masuk pasien yang mengedepankan pasien safety!
3. Bagaimana Health Seeking Behaviour pada masa pandemi?
TUGAS TUTORIAL
1. Apa saja indikator dan kriteria dari mutu manajemen rumah sakit?
Indikator diatas akan diukur dengan melihat hasil perhitungan numerator dan denumerator
dari setiap indikator, sebagai contoh :
TUGAS TUTORIAL
Indikator Kepatuhan Terhadap Alur Klinis Clinical Pathway
Hasil yang ditemukan dari penghitungan indikator tersebut menjadi bahan tolak ukur dan
evaluasi pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit apakah sudah bermutu atau belum.
Sumber :
Iman A.T., Suryani D. 2017. Manajemen Mutu Informasi Kesehatan I : Quality Assurance.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/MMIK-
I_FINAL_SC_26_12_2017.pdf
Kementrian Kesehatan RI & Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Kamus Indikator
Kinerja Rumah Sakit dan Balai.
https://rspmanguharjo.jatimprov.go.id/wp-content/uploads/2020/09/292498019-
Kamus-Indikator-Kinerja-RS-1.pdf
TUGAS TUTORIAL
2. Buatlah alur masuk pasien yang mengedepankan pasien safety!
Gambar alur :
TUGAS TUTORIAL
Keterangan Gambar :
= Zona COVID-19
= Jalur Khusus Pasien tanpa gejala covid namun saat diperiksa, PCR (+)
Halaman RS I : Semua pasien masuk lewat jalur I dan pada pintu masuk ini akan
dilakukan :
- Pembagian masker
- Mencuci tangan
- Pelaporan tujuan kedatangan pasien
- Arahkan semua pasien ke tempat skrining
Halaman Skrining : Semua pasien akan di cek suhu dan mengisi formulir kajian mandiri,
di tempat ini, formulir yang diisi segera diperiksa dan dilakukan pembagian jalur pasien.
- Pasien dengan gejala COVID-19 mengikuti jalur merah
- Pasien Non Gejala COVID-19 mengikuti jalur biru
Halaman II (Ambulance Only) : merupakan jalur masuk khusus ambulance yang
membawa pasien rujukan ataupun pasien terkonfirmasi COVID-19 (syaratnya PCR +).
Surat bukti PCR (+) langsung diperiksa di halaman II.
Halaman III : merupakan jalur masuk khusus ambulance yang membawa pasien rujukan
NON-COVID-19 (syaratnya PCR -). Surat bukti pemeriksaan PCR (-) langsung diperiksa
di pintu masuk Halaman III.
Pasien emergensi yang tidak bisa berjalan, butuh layanan segera dan belum diketahui
hasil PCR, wajib masuk lewat pintu Halaman II.
TUGAS TUTORIAL
Pada bagian tengah garis pemisah terdapat 3 loket :
1. Loket Administrasi
2. Loket Makanan
3. Loket Obat
Ketiga loket dipisah dengan pembatas sementara antara loket COVID-19 dengan loket Non-
COVID-19.
Petugas kesehatan khusus menangani di zona COVID-19 tidak boleh berpindah ke zona
Non-COVID-19. Pergantian shift tenaga kesehatan antar zona dilakukan setiap 1 minggu
dengan pemeriksaan swat PCR secara berkala.
Sumber :
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2020. Panduan Teknis
Pelayanan Rumah Sakit Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/2020/November/panduan-teknis-
pelayanan-rumah-sakit-pada-masa-adaptasi-kebiasaan-baru-02-11-2020.pdf
TUGAS TUTORIAL
3. Bagaimana Health Seeking Behaviour pada masa pandemi?
TUGAS TUTORIAL
seperti lift,TV di ruang tunggu,dan lain sebagainya yang memudahkan orang ketika
datang ke tempat layanan kesehatan.
- Faktor predisposisi (usia,pendidikan,pekerjaan)
Orang dengan pendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang lebih tinggi terkait
kebutuhan & pemanfaatan pelayanan kesehatan, sehingga dapat melakukan perilaku
pencarian kesehatan yang baik pula, namun bukan berarti orang dengan pendidikan
rendah memiliki perilaku pencarian layanan kesehatan yang buruk. Oleh karena itu
faktor ini memang berpengaruh namun masih tergantung dengan kepribadian, sifat,
budaya dan kepercayaan seseorang.
- Faktor ekonomi keluarga
Fasilitas pelayanan kesehatan yang dekat kepada masyarakat dengan sosial ekonomi
rendah secara langsung dapat menyebabkan pelayanan tersebut diterima oleh
masyarakat. Hal ini berkaitan dengan akses dan jarak fasilitas layanan kesehatan.
Pada masa pandemi COVID-19, stigma masyarakat ikut menjadi faktor yang
mempengaruhi perilaku pencarian layanan kesehatan di masyarakat. Orang yang
terinfeksi COVID-19 cenderung dipandang negatif oleh masyarakat tertentu. Contohnya,
masyarakat cenderung menganggap bahwa orang yang terinfeksi penyakit COVID-19
adalah orang yang memiliki perilaku yang buruk seperti tidak patuh aturan/tidak bisa
menjaga kebersihan diri, maka hal tersebut akan berdampak pada perilaku pencarian
layanan kesehatan karena para penderita tidak mau menunjukkan bahwa mereka
“berperilaku buruk” dihadapan orang lain.
TUGAS TUTORIAL
Sumber :
https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/panduan-untuk-
mencegah-dan-mengatasi-stigma-sosial.pdf?sfvrsn=4f8bc734_2