Anda di halaman 1dari 61

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

R (Usia 4 tahun)
DENGANGANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP
INVAGINASI
DI RUANG KEMUNING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. Hi. ABDUL MOELOEKPROVINSI LAMPUNG 2016
Tanggal 19-20 Mei 2016

Studi Kasus

Oleh
INDRA BUKHORI
144012013063

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
PRODI DIII KEPERAWATAN
2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. R (Usia 4 tahun)
DENGANGANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP
INVAGINASI
DI RUANG KEMUNING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. Hi. ABDUL MOELOEKPROVINSI LAMPUNG 2016
Tanggal 19-20 Mei 2016

Disusun dalam rangka Ujian Akhir Program


Program DIII Keperawatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Oleh
INDRA BUKHORI
144012013063

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG

ii
PRODI DIII KEPERAWATAN
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Telah Diperesentasikan pada tanggal 21 Mei 2016


Dan disetujui untuk disusun sebagai studi kasus dengan judul :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. R (Usia 4 tahun)


DENGANGANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP
INVAGINASI
DI RUANG KEMUNING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. Hi. ABDUL MOELOEKPROVINSI LAMPUNG 2016
Tanggal 19-20 Mei 2016

Penguji I (Institusi)

Ns. Siti Indarti, S.Kep, M.Kes


NBM 967835

Penguji II (Nasional)

Ns. Yeti Septiasari, S.Kep


NBM 1194195

Penguji III (Klinik)

Ns. Elis Melinda, S.Kep


NIP. 19720905199602201

Mengetahui
Ketua STIKes Muhammadiyah

iii
Ns. Asri Rahmawati, S.Kep M.Kep
NBM909 724
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-

Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menyelessaikan laporan

study kasus ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Laporan study ini berjudul :

Asuhan Keperawatan Pada An. R Dengan Gangguan system Pencernaan : Post Op

Invagianasi di Ruang Kemuning Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi Abdoel Moeloek

Provinsi Lampung Tanggal 19-20 Mei 2016

Penulisan laporan stusy kasus ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir

dalam menempuh pendidikan D III Keperawatan pada STIKes Muhammadiyah

Pringsewu, Lampung.

Selama penulisan dan penyusunan laporan studi kasus ini penulis banyak ,endapat

bantuan baik moril maupun materil serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ns. Asri Rahmawati, S.Kep., M.Kes., selaku Ketua STIKes Muhammadiyah

Pringsewu, Lampung.

2. Ns. Yeti Septiasari, S.Kep., selaku Penguji Nasional.

3. Ns. Siti Indarti, S.Kep., M.Kes., selaku penguji institusi.

iv
4. Seluruh dosen dan staf STIKes Muhannadiyah Pringsewu.

5. Bapak, Ibu, Kakak tercinta yang selalu menantikan keberhasilanku.

6. Rekan – rekan seperjuangan angkatan 18 yang telah membantu dalam

penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan laporan studi kasus ini

masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan

selanjutnya.

Semoga laporan studi kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada

umumnya serta profesi keperawatan khususnya.

Wassalamuaikum Wr. Wb

Pringsewu, 15 Juni 2016


Penulis

Indra Bukhori
NIM. 144012013063

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

MOTTO ................................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B. Tujuan ........................................................................................... 3

C. Ruang lingkup ............................................................................... 3

D. Metode Penulisan .......................................................................... 4

E. Sistematika Penulisan .................................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar .............................................................................. 6

B. Asuhan Keperawatan .................................................................. 11

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian ................................................................................... 16

B. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 17

C. Pemeriksaan Fisik ....................................................................... 24

vi
D. Pemeriksaan Penunjang .............................................................. 28

E. Penatalaksanaan .......................................................................... 29

F. Resume Keperawatan .................................................................. 30

G. Data Fokus .................................................................................. 31

H. Analisa Data ................................................................................ 33

I. Daftar Masalah ............................................................................ 35

J. Prioritas Masalah ........................................................................ 35

K. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 35

L. Rencana Tindakan Keperawatan ................................................. 38

M. Catatan Perkembangan ................................................................ 44

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian ................................................................................... 50

B. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 51

C. Rencana Asuhan Keperawatan ................................................... 52

D. Implementasi .............................................................................. 53

E. Evaluasi ...................................................................................... 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................. 55

B. Saran ........................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Invaginasi adalah keadaan yang umumnya terjadi pada anak-anak dan merupakan

kejadian yang jarang terjadi pada orang dewasa, invaginasi adalah masuknya

segmen usus proksimal kerongga lumen usus yang lebih distal sehingga

menimbulkan gejala obstruksi berlanjut. Definisi lain dari invaginasi yaitu

masuknya segmen usus (intesusceptum) ke dalam segment usus didekatnya

(intususcipient). Invaginasi pada anak biasanya bersifat ideopatik karena tidak

diketahui penyebabnya. Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2-12 bulan

dan sering ditemukan pada anak laki-laki.

Mengingat invaginasi sangat berbahaya bagi anak-anak maka diperlukan tindakan

untuk menangani kasus ini salah satunya adalah dengan operasi. Selain itu, dalam

memberikan perawatan kepada bayi atau anak dengan gangguan saluran

pencernaan.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2013, diperkirakan penyakit

saluran cerna tergolong 10 besar penyakit penyebab kematian di dunia. indonesia

menempati urutan ke 107 jumlah kematian diakibatkan penyakit saluran cerna

dunia tahun 2004, dengan 39.3 jiwa per 100.000 jiwa.

1
Dan Menurut data Kemenkes RI 2013 angka kunjungan penderita penyakit

saluran cerna rumah sakit di Indonesia mencapai 360,247 menempati urutan ke

tiga setelah faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan dan faktor yang

berhubungan dengan pelayanan kesehatan.

Menurut survey rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Dr Hi. Abdoel

Moeloek Bandar Lampung khususnya diruang Kemuning pada tahun 2016

terhitung dari bulan Januari – Mei yaitu invaginasi 5 0rang (1,83%), hysprung 43

orang (15,80%), atresiani 33 orang (12,13%), hipospedia 23 orang (8,45%),

cidera kepala 69 orang (25,36%), fraktur 27 orang (9,92%), combostio 12 orang

(4,41%), hidrocepalus 45 orang (16,54%), hernia 15 orang (5,51%). Untuk

penyakit invaginasi sendiri hanya terjadi pada bulan April dan Mei yaitu 5 orang

(1,83%). Pada bulan april sendiri penyakit invaginasi ini terjadi pada anak usia 9

bulan – 1 tahun sedangkan untuk bulan Mei terjadi pada anak usia 3 – 4 tahun.

Berdasarkan data diatas, penulis terdorong untuk menerapkan asuhan

keperawatan pada An.R dengan gangguan system pencernaan invaginasi diruang

Kemuning Rumah Sakit Umum Daerah Dr Hi. Abdoel Moeloek Bandar Lampung

dari tanggal 19 – 20 Mei 2016.

2
B. Tujuan

1. Tujuan khusus

Penulis mendapatkan gambaran yang nyata dalam melakukan praktek

Asuhan Keperawatan terhadap pasien invaginasi secara komprehensif dengan

pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada pasien invaginasi

b. Mahasiswa dapat menerapkan diagnose keperawatan pada pasien

invaginasi

c. Mahasiswa dapat membuat perencanaan keperawatan pada pasien

invaginasi

d. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien

invaginasi sesuai dengan rencana dengan benar

e. Mahasiswa dapat mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada pasien

invaginasi dengan benar

f. Mahasiswa dapat membuat atau mendokumentasikan asuhan

keperawatan pada pasien invaginasi dengan benar.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penulisan ini mengacu pada Asuhan Keperawatan pada An.R usia

4 tahun dengan gangguan system pencernaan : invaginasi diruang Kemuning

3
Rumah Sakit Umum Daerah Dr Hi. Abdoel Moeloek Bandar Lampung dengan

waktu pelaksanaan selama 2 hari mulai dari tanggal 19 – 20 Mei 2016.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan pada laporan kasus ini menggunakan metode deskriptif yaitu

metode yang menggambarkan keadaan sebenarnya dengan proses keperawatan

mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, rencana keperawatan, implementasi

sampai evaluasi. Adapun tkhnik pengumpulan data pada kasus yaitu dengan

observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, study dokumentasi atau perawatan dan

study kepustakaan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan yag digunakan dalam pembuatan laporan kasus ini

dibagi menjadi lima BAB sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada BAB I pendahuluan terdiri dari Latar belakang, tujuan, ruang lingkup,

dan sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

Pada BAB II tinjauan teori terdiri atas kasus / masalah utama, factor

predisposisi, factor presipitasi, proses terjadinya masalah, konsep diri, rentang

respon, tanda dan gejala, masalah yang muncul, pohon masalah, diagnosa,

rencana keperawatan.

4
BAB III TINJAUAN KASUS

Pada BAB III terdiri atas pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan

tindakan, implementasi, dan evaluasi.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada BAB IV terdiri atas pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi.

BAB V PENUTUP

Pada BAB V terdiri atas kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar

1. Pengertian Penyakit

Intususepsi atau invaginasi adalah suatu keadaan, sebagian usus masuk ke

dalam usus berikutnya. Biasanya bagian proksimal masuk ke distal, jarang

terjadi sebaliknya. (Arifin, 2007).

Intususepsi atau invaginasi adalah bagian usus masuk ke dalam usus di bagian

belakangnya, terjadi jepitan usus, menyebabkan hambatan aliran usus dan

mengganggu aliran darah yang melalui bagian usus yang mengalmi

intususepsi. (Hanifah, 2007).

2. Etiologi

Penyebab dari invaginasi belum diketahui secara pasti . tapi banyak yang

menyebutkan terkait dengan hal berikut ini :

1. Pembesaran limfoid usus (peyer patches ), akibat peningkatan paparan

terhadap antigen baru.

2. Cacat lahir.

3. Massa yang keras dari isi usus ( mekonium ).

4. Usus yang melintir ( volvulus ).

6
5. Divertikel kelenjar Meckel ( suatu duktus yang timbul dari ileum yang

menutup pada ujung tali pusat tetapi tetap terbuka pada ujung usus.

6. Infeksi saluran napas atas, karena umumnya intususepsi terjadi pada

musim dingin atau hujan ketika banyak terjadi infeksi saluran napas atas.

7. Infeksi saluran cerna ( diare ), karena pada pemeriksaan tinja dan kelenjar

limfa mesenterium, terdapat adenovirus bersama-sama invaginasi.

8. Pada umur 2 tahun ke atas, biasanya disebabkan polip usus, hemangioma

dan ilimfosarkoma.

3. Klasifikasi

Bagian usus yang masuk disebut intususceptum dan bagian yang menerima

intussusceptum dinamakan intussucepiens. Pemberian nama invaginasi

tergantung hubungan antara intususceptum dan intussuscipien. Klasifikasinya

adalah :

1. Ileocaecal : ileum berinvaginasi ke dalam kolon asenden pada katup

ileocaecal

2. Ileo-colic : ileum berinvaginasi ke dalam kolon

3. Icolo-colic : kolon berinvaginasi ke dalam kolon

4. Ileo-ileo : usus kecil berinvaginasi ke dalam usus kecil.

Kombinasi lain dapat terjadi seperti ileo-ileocolica dan appendical-colica.

Kasus yang paling banyak ditemukan adalah ileo-colica (75%).

7
4. Patofisiologi

Invaginasi sekunder biasanya terjadi karena adanya lesi patologis atau iritan

pada dinding usus yang dapat menghambat gerakan peristaltik normal serta

menjadi lokus minoris untuk terjadinya invaginasi. Invaginasi dideskripsikan

sebagai prolaps internal usus proksimal dalam lekukan mesenterika dalam

lumen usus distal. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya obstruksi pada

pasase isi usus dan menurunkan aliran darah ke bagian usus yang mengalami

invaginasi tersebut. Akhirnya dapat mengakibatkan obstruksi usus dan

peradangan mulai dari penebalan dinding usus hingga iskemia dinding usus.

Mesentrium usus proksimal tertarik ke dalam usus distal.terjepit, dan

menyebabkan obstruksi aliaran vena dan edema dinding usus yang akan

menyebabkan keluarnya feses berwarna kemerahan akibat darah bercampur

mucus. Jika reposisi tidak dilakukan, terjadi insufisiensi arteri yang akan

menyebabkan iskemik dan nekrosis dinding usus yang akan menyebabkan

perdarahan, perorasi, dan peritonitis. Perjalana penyakit yang terus berlanjut

dapat semakin memburuk hingga menyebabkan sepsis.

5. Pemeriksaan penunjang

1. Darah : leukosit meningkat, crp meningkat

2. Axr : mencari usus kecil yang diatasi dan tidak ada gas pada daerah

caecum.

8
3. Enema barium/udara/kontras larut air : diagnostic dan kuratif pada 75%

anak

4. Foto rontgen abdomen

6. Komplikasi

a. Peritonitis

b. Intususepsi lama bias menyebabkan syok

c. Perforasi usus

d. Kerusakan / kematian jaringan

e. Infeksi rongga perut

f. Menyebabkan kematian

7. Penatalaksanaan

Penuruna dari intususepsi dapat dilakukan dengan suntikan salin, udara atau

barium kedalam kolon. Metode ini tidak sering dikerjakan selama terdapat

suatu resiko perforasi, walaupun demikian kecil, dan tidak terdapat jaminan

dari penurunan yang berhasil.

Pasca bedah :

- Perawatan incubator untuk bayi yang kecil

- Pemberian cairan intravena

- Pemberian antibiotic

- Observasi fungsi vital

9
- Perawatan luka

- Ganti balutan setiap hari

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Biodata / Identitas

2. Pengkajian gastro intestinal

1) Status hidrasi

a) Turgor kulit

b) Membran mukosa

c) Intake dan output

2) Abdomen

a) Nyeri

b) Bising usus

c) Kembung

d) Sistensi abdomen

e) Muntah frekhdensi dan karakteristik

f) Kram dan tenesinus Psikososial

1) Ketabahan

2) Status emosional.

10
3. Diagnosa Keperawatan

Post Operasi :

1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur invasive

2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi

3. Koping tidak efektif berhubungan dengan tingkat control persepsi tidak

adekuat, krisis situasional

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber

informasi

5. Ansietas berhubungan dengan krisis situasinol, nyeri.

4. Rencana Keperawatan

Tingkat Nyeri

Tujuan : Pasien tidak mengalami nyeri, antara lain penurunan nyeri pada

tingkat yang dapat diterima anak

Kriteria hasil :

a. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri

b. Nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak

Skala :

1. Ekstream

2. Berat

3. Sedang

11
4. Ringan

5. Tidak Ada

Tujuan: Diharapakan infeksi tidak terjadi (terkontrol)

Kriteria hasil:

a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

b. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

c. Jumlah leukosit dalam batas normal

d. Menunjukkan perilaku hidup sehat

Skala :

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

Tujuan: Diharapkan koping keluarga menguat.

Kriteria Hasil:

a. Mendemonstrasikan fleksibilitas peran

b. Menyelesaikan permasalahan yang ada

c. Percaya dapat memenej masalah

d. Melibatkan anggota keluarga dalam mengambil keputusan

e. Mengekspresikan perasan

12
f. Menggunakan strategi menurunkan stress (devence mecanism)

Skala:

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

Tujuan : Keluarganya dapat mengerti / lebih paham mengenai penyakit

anaknya dan pengobatannya.

Kriteria Hasil :

a. Mengidentifikasi keperluan untuk penambahan informasi perawatan

anak

b. Menjelaskan proses penyakit

c. Menjelaskan sebab atau faktor yang mempengaruhi

d. Kolaborasi aktif dengan tim kesehatan dalam pengobatan anaknya

Skala :

1 : Tidak mengetahui

2 : Terbatas pengetahuannya

13
3 : Sedikit mengetahui

4 : Banyak pengetahuannya

5 : Intensif atau mengetahuinya secara kompleks

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kecemasan

hilang atau berkurang.

Kriteria hasil :

a. Monitor intensitas kecemasan

b. Rencanakan strategi koping untuk mengurangi stress

c. Gunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan

d. Kondisikan lingkungan nyaman

Skala :

1. Tidak pernah dilakukan

2. Jarang dilakukan

3. Kadang-kadang dilakukan

4. Sering dilakukan

5. Selalu dilakukan

14
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Tanggal masuk RS : 16 Mei 2016

Tanggal pengkajian : 19 Mei 2016

Perawat yang mengakaji : Indra bukhori

Ruang rawat : Kemuning

No. MR : 460153

Diagnose : Invaginasi

A. PENGKAJIAN

1. Identitas pasien dan keluarga

a. Nama pasien : An.R

1. Umur : 4 tahun

2. Jenis kelamin : Laki-laki

3. Agama : Islam

4. Pendidikan : Belum sekolah

15
5. Alamat : Gedung wani kec. Margo rigo kab. Lampung

timur

2. Sumber informasi

b. Nama ayah : Tn.H

1. Umur : 41 tahun

2. Agama : Islam

3. Pekerjaan : Petani

4. Pendidikan : SD

c. Nama ibu : Ny.N

1. Umur : 37 tahun

2. Agama : Islam

3. Pekerjaan : Petani

4. Pendidikan : SD

B. RIWAYAT KESEHATAN

1. Alasan masuk rumah sakit

Klien datang kerumah sakit Abdoel Moeloek pada tanggal 16 mei 2016

diantar dengan keluarga melalui rujukan dari rumah sakit Sukadana, klien

datang dengan keluhan sakit pada area perut disertai muntah dan BAB

bercampur darah, setelah dilakukan pemeriksaan didapat : N :100 x/m, S :

37,5 derajat C, RR : 24 x/m kondisi klien sadar nafsu makan klien

menurun, klien mendapat therapy IVFD RL 20 tetes/m dari rujukan.

16
2. Riwayat kesehatan saat pengkajian

a. Keluhan utama : Nyeri

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 19 mei 2016 klien menangis

menahan nyeri dan klien terlihat memegangi area luka operasinya, ibu

klien mengatakan saat anaknya menangis selalau memegangi lukanya,

nyeri yang dirasakan hilang timbul dengan frekuensi 5 menit, nyeri

dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 6, nyeri yang

dirasakan hanya didaerah yang luka saja, hal yang memperberat nhyeri

ketika klien menggerakan badannya, hal yang memperingan ketika

klien beristirahat.

b. Riwayat kesehatan masa lalu

Ibu klien mengatakan sebelumnya klien belum pernah mengalami

operasi seperti ini, dan baru pertama kali ini, sebelumnya klien hanya

mengalami batuk pilek dan demam.

c. Riwayat dirawat dirumah sakit

Ibu klien mengatakan klien sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah

sakit dan baru pertama kali ini masuk rumah sakit, ibu klien

mengatakan klien tidak pernah mengalami kecelakaan dan operasi

seperti saat ini, klien tidak memilki riwayat alergi makanan dan obat-

obatan.

17
3. Riwayat kesehatan keluarga

Genogram

Ketererangan

: laki-laki

: perempuan

: garis perkawinan

: garis keturunan

: klien

------- : tinggal satu rumah

: meninggal

a. Riwayat psikososial

Ibu klien mengatakan ibunya selalu mengajarkan bahasa yang baik

tidak ada kesulitan dalam berinteraksi, klien dapat berinteraksi dengan

orang lain dan teman sebayanya

b. Pola cultural

18
Ibu klien mengatakan bahasa yang digunakan sehari-hari adalah

bahasa Indonesia dan bahasa jawa

c. Pola rekreasi

Ibu klien mengatakan tidak ada jadwal rutin untuk rekreasi,

menghabiskan waktu libur untuk berkumpul dirumah dan bermain

dengan teman sebayanya.

d. Lingkungan fisik tempat tinggal

Ibu klien mengatakan rumahnya jauh dari jalan raya dan jauh dari

polusi atau limbah pabrik keadaan rumah bersih dan lingkungan nya

cukup bersih.

e. Penanaman nilai kepercayaan

Ibu klien mengatakan klien setiap sore hari selalu pergi kemasjid

untuk belajar mengaji dan sholat.

4. Pola Kebiasaan Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari

a. Pola nutrisi

- Saat sehat

Ibu klien dan mengatakan klien makan 3x sehari dan makan

dengan nafsu makan yang baik makanan pokok klien nasi, sayur

19
dan lauk apuk. Klien tidak memiliki alergi makanan dan keluhan

saat makan

- Ibu klien mengatakan klien masih belum boleh makan karena

diharuskan untuk terlebih dahulu pasca operasi

b. Pola cairan

- Saat sehat

Ibu klien mengatakan klien minum 6-8 gelas/hari (1200 cc/hari )

dengan jenis minum air putih.

- Saat sakit

Ibu klien mengatakan klien belum boleh minum masih diharuskan

untk berpuasa karena pasca opersi, klien saat ini terpasang IVFD

RL 20 tetes/menit.

c. Pola eliminasi

1. BAK

- Saat sehat

Ibu klien mengatakan klien BAK dalam sehari kurang lebih 5-

6 kali perhari warna BAK kuning jernih, bau khas tidak ada

keluahan saat BAK

- Saat sakit

20
Klien saat ini terpasang selang kateter, klien BAK kurang lebih

1100 cc/hari warna kuning jernih, bau khas tidak ada keluhan

saat BAK

2. BAB

- Saat sehat

Ibu klien mengatakan klien 2 kali perhari pada waktu pagi dan

sore hari, warna kuning kecoklatan bau khas konstipasi lembek

dan tidak ada keluhan saat BAB.

- Saat sakit

Ibu klien mengatakan klien selama dirumaha sakit Abdoel

Moeloek belum pernah BAB.

3. IWL dan Balance Cairan

- IWL

10 x BB = 10 x 13 = 130 cc

- Balance Cairan

( intake – output )

= ( IVFD ) – ( BAK + IWL + NGT )

= ( 1000 ) – ( 1100 + 130 + 10 )

= 1000 – 1240

21
= - 240 cc/hari

d. Pola haygine tubuh

- Saat sehat

Ibu klien mengatakan klien mandi 2x/hari pada pagi dan sore hari

klien selalu menggosok gigi dan keramas pada saat mandi klien

selalau memotong kukunya jika sudah panjang.

- Saat sakit

Ibu klien mengatakan selama dirawat dirumah sakit klien belum

pernah mandi, keramas dan menggosok gigi, klien hanya dilap

menggunakan air bersih dank lien selama sakit belum pernah

memotong kukunya.

e. Pola istirahat tidur

- Saat sehat

Ibu klien mengatakan klien tidur malam pada pukul 21:00 s/d

05:30 wib dan tidur siang kurang lebih 1 jam lamanya. Klien tidak

mengalami gangguan saat tidur dank lien selalu membaca do’a

sebelum tidur.

- Saat sakit

Ibu klien mengatakan klien tidak bisa tidur pada malam hari ibu

klien mengatakan klien selalu menangis dan memegangi perut nya

karena nyeri pada lukanya, klien tidur malam kurang lebih hanya

22
3-4 jam lamanya. Mata klien terlihat cekung klien terlihat sering

menguap.

f. Pola aktifitas

- Saat sehat

Ibu klien mengatakan klien sangat senang bermain dengan teman

sebayanya aktifitas baik dan tidak ada gangguan saat beraktifitas.

- Saat sakit

Ibu klien mengatakan saat ini klien hanya bisa berbaring ditempat

tidur, aktifitas dibantu oleh keluarganya aktifitas klien terganggu

karena adanya luka post op pada abdomennya.

4. Kondisi psikososial

a. Psikologis

Pada saat interaksi klien dengan orang tua baik, hanya saja saat

dilakukan tindakan oleh perawat klien selalu menangis.

b. Pola pertahanan keluarga

Orang tua klien sangat mengharapkan anaknya agar cepat sembuh dari

sakitnya dan klien ingin cepat sembuh dan pulang.

c. Pengetahuan keluarga

Keluarga klien mengatakan mengerti tentang penyakit yang diderita

anaknya namun keluarga tidak mengerti tentang perawatan luka dan

pengobatannya.

23
C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan fisik umum

a. Pengukuran pertumbuhan

1. Tinggi badan : 105 cm

2. BB sebelum sakit : 15 kg

BB saat sakit : 13 kg

3. IMT :

b. Keadaan umum

1. Tingkat kesadaran : composmetis

2. Tanda-tanda vital

- Suhu : 35,8 C

- Nadi : 98 x/m

- RR : 24 x/m

2. Pemeriksaan fisik khusus

a. System penglihatan

Posisi mata simetris antara kanan dan kiri, pergerakan bola mata baik,

konjungtiva anemis, kornea jernih, keadaan skelera ikterik, tidak ada

peradangan pada area mata.

b. System pendengaran

24
Fungsi pendengaran baik, bentuk telinga simetris antara kanan dan

kiri, keadaan telinga kotor terdapat serumen pada telinga klien, tidak

ada tanda-tanda peradangan dan tidak menggunakan alat bantu

pendengaran.

c. System pernafasan

Posisi dada simetris antara kanan dan kiri, bersihan jalan nafas efektif,

suara nafas vaskuler, irama teratur dengan RR : 24 x/m, tidak ada

pernafasan cuping hidung, tidak ada retraksi atau tarikan dinding dada,

tidak menggunakan alat bantu pernafasan.

d. System kardiovaskuler

1. Sirkulasi perifer

Nadi 90 x/m irama teratur, temperature kulit hangat, warna kulit

sawo matang tidak pucat, CRT < 3 detik, tidak sianosis dan tidak

ada edema.

2. Sirkulasi jantung

Irama jantung teratur, tidak ada kelainan bunyi jantung, tidak ada

nyeri dada dan tidak ada distensi vena jugularis.

e. System syaraf pusat

25
GCS : E : 5, V : 4, M : 6 = 15

Tingkat kesadaran composmetis, tidak ada gangguan neurologis,

reaksi pupil normal dapat berespon terhadap cahaya, tidak ada

peningkatan TIK.

f. System pencernaan

Mukosa bibir terlihat kering warna bibir kecoklatan, bnetuk bibir

simetris, tidak ada perdarahan pada gusi, keadaan mulut kurang bersih,

klien tidak mengalami kesuitan dalam menelan, Lidah terlihat kotor,

perut simetris, umbilikus terliht kotor, terdapat nyeri pada perut bagian

bawah karna luka post op, aulkultasi bisng usus 0x/mnt atau belum

ada, panjang luka poat op 8 cm, tidak ada tanda tanda infeksi, keadaan

kulit sekitar luka bersih dan tidak lembab, keadaan luka klien mulai

kering, terdapat pus dipermukaan verban.

g. System endokrin

Nafas klien tidak berbau keton, tidak ada pembesaran kelenjar teroid,

tidak ada tremor dan luka ganggren.

h. System urogenital

Keadaan genital klien bersih, tidak ada keluhan pada saat BAK klien

terpasang kateter.

i. System integumen

26
Keadaan rambut kurang bersih, tidak ada rontok, karakteristik kuku

kuat, turgor kulit elastis, warna kulit sawo matang, terdapat luka post

op pada abdomen dengan panjang luka <8cm, ibu klie mengatakan

luka nya sudah 3 hari yang lalu, klien mengatakan gatal pada area luka

post op nya.

j. System muskuloskletal

Tidak mengalami kesulitan dalam bergerak, tidak ada fraktur, tidak

ada nyeri pada persendian dan tidak ada kelainan bentuk tulang.

k. System imunologi

Tidak ada pembesaran getah bening.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Hasil laboratorium

Tanggal pemeriksaan 17 Mei 2016

- Kimia darah

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


SGOT 20 Pr : 6-25 u/l lk : 6-30 u/l
SGPT 9 Pr : 6-35 u/l lk : 6-45 u/l

27
GDS 74 70 – 200 mg/dl
Ureum 22 10 – 40 mg/dl
Creatinine 0,40 Pr : 0,9-1,5 mg/dl lk : 0,7-1,3 mg/dl
Natrium 132 135 – 150 mmol/l
Kalium 4,5 3,5 – 5,5 mg/dl
Calcium 8,9 8,8 – 12 mg/dl
Clorida 101 98 – 180 mmol/l

- Hematologi

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

28
Hemoglobin 11,6 Lk : 14,0-18,0 g/dl pr : 12,0-16,0 g/dl
Leukosit 7,400 4.800 – 10.800 /ul
Eritrosit 4.7 Lk : 4,7-6,1 jt/ul pr : 4,2-5,4 jt/ul
Hemotokrit 35 Lk : 42-52 % pr : 37-47 %
Trombosit 277.000 150.000 – 450.000 /ul
MCV 74 79 – 99 /ul
MCH 25 27 – 31 pg
MCHC 34 33 – 37 g/dl
Hitung jenis
- - basofil 0 0–5
- - eosinofil 0 3–6
- - batang 0 3–6
- - segmen 64 25 – 60
- - limfosit 27 15 – 50
- - monosit 9 1 – 16
LED 10 0 – 10
CT 11 9 – 15
BT 3 1–3

E. PENATALAKSANAAN

a. Penatalaksanaan medis

No Nama obat Dosis Waktu Cara pemberian

1. Ceftriaxone 1 gr Per 24 jam IV

2. metrodinazol 150 mg Per 12 jam IV

b. Penatalaksanaan keperawatan

- Ganti balutan

29
F. RESUME KEPERAWATAN

1. Resum pada tanggal 16 Mei 2016

Klien datang ke Rumah Sakit Abdoel Moeloek pada tanggal 16 mei 2016

dengan diantar keluarga melalui rujukan dari RS Sukadana, klien datang

dengan keluhan sakit pada area perut disertai muntah dan BAB bercapur

darah, klien terepasang IVFD RL 20 tetes/m dari rujukan, setelah

dilakukan pemeriksaan fisik di IGD didapatkan hasil : N : 100 x/m, s :

37,5 c, RR : 24 x/m, klien sadar, nafsu makan berkurang dan konidisi klie

lemah.

2. Resume pada tanggal 19 Mei 2016

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 19 mei keluhan yang

dirasakan klien nyeri pada area luka post opnya, klien tidak bisa tidur pada

malam hari, klien belum boleh makan dan minum karena diharuskan

berpuasa terlebih dahulu pasca operasi, setelah dilakukan pemeriksaan

didapatkan N : 98 x/m, S : 35,8 C, RR : 24 x/m. klien selama dirawat

dirumah sakit Abdoel Moeloek mendapat therapy IVFD RL 20 tetes/m,

Ceftriaxone 1 gr/12 jam, metronidazole 150 mg/12 jam.

G. DATA FOKUS

DS :

30
- klien mengatakan ingin minum

- Ibu klien mengatakan puasa sudah 3 hari yang lalu

- Ibu klie mengatakan hanya mengoleskan air di bibir klien

- Ibu klien mengatakan anaknya belum boleh minum

- Ibu klien mengatakan saat anaknya menangis selalau memegangi lukanya

- klien mengtakan nyeri nya hilang timbul

- klien mengatakan nyeri hanya di bagian perut nya saja

-klien mengatakan nyeri diraskan kuranga lebih 5 menit

-klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk

-klien mengatakan nyeri bertambah bila beraktifitas

- klien mengatkan nyeri berkurang saat istirahat

- klien mengatakan gatal pada area luka nya

- Ibu klien mengatakan sudah hari ke 3 luka post op nya

- Ibu klien mengatakan anaknya belum ganti balutan

DO :

-Klien tampak menahan nyeri

- Terdapat luka post op pada bagian perut klien

- Panjang luka post op 8 cm

- klien menangis

- klien terlihat memegangi perutnya saat menangis

- Durasi nyeri 5 m

31
- Ttv : N : 90 x/m, S : 35,8 , RR : 24 x/m

- Mukosa bibir terlihat kering

- Terpasang IvfD RL 20 tpm ( 1000 cc/hari )

- Terpasang NGT ( residu : 10 cc/hari )

- BB 13 kg

- Terpasang kateter ( bak : 1100 cc/ hari )

- Kuku klien kotor

- leukosit : 7,400 /ul

- Terdapat luka post op pada area abdomen

- Luka post op mulai kering

H. ANALISA DATA

32
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1. DS : Resiko tinggi Pembatasan
- Klien mengatakan ingin minum kekurangan masukan cairan oral
- Ibu klien mengatakan klien voleme cairan akibat prosedur
puasa sudah 3 hari tindakan medis
- Ibu klien mengatakan hanya
mengoleskan air dibibir klien
- Ibu klien mengatakan klien
belum boleh minum

DO:
- Mukosa bibir terlihat kering
- Terpasang NGT (10 cc/hari)
- Terpasang kateter ( 1100
cc/hari )
- BB Klien 13 kg
- Terpasang IVFD RL 20
tetes/m
2. DS: Gangguan rasa Kerusakan kulit
- Ibu klien mengatakan saat aman nyaman trauma jaringan
anaknya menangis selalu nyeri
memegangi lukanya
- Klien mengatakan nyeri hanya
dibagian perut saja
- Klien mengatakan hilang
timbul
- Klien mengatakan nyeri
dirasakan kurang lebih 5 menit
- Klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk – tusuk
- Ibu klien mengatakan hal yang
memperberat nyeri ketika klien
menggerakan badannya
- Klien mengatakan nyeri

33
berkurang saat beristirahat
DO :
- klien tampak menahan nyeri
- Terdapat luka post op pada
bagian perut kanan bawah
- Panajng luka post op 8 cm
- Klien menangis
- Ttv : S: 35,8, N; 90x/menit,
RR; 24x/menit
- Durasi nyeri 5 menit
- Klien terlihat memegangi
perut nya saat menangis
3. DS : Resiko tinggi Terkontaminasi nya
- Ibu Klien mengatakn hari ke 3 infeksi luka oleh bakteri
luka post op nya
- Ibu Klien mengatakan anaknya
belum ganti balutan
- Klien mengatakn gatal pada
area luka
DO:
- Klien tampak menahan nyeri
- Terdapat luka post op pada
area abdomen
- Kuku klien kotor
- Skala nyeri 6
- Luka post op mulai ker
- Leokosit 7,400 /ul
- Ttv : S: 35,8, N;90x/menit, RR;
24x/m

I. DAFTAR MASALAH

34
1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan

2. Gangguan rasa aman nyaman nyeri

3. Resiko tinggi infeksi

J. PRIOTITAS MASALAH

1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan

2. Gangguan rasa aman nyaman nyeri

3. Resiko tinggi infeksi

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d Pembatasan masukan cairan

oral akibat prosedur tindakan medis

DS :

- minumKlien mengatakan ingin minum

- Ibu klien mengatakan klien puasa sudah 3 hari

- Ibu klien mengatakan hanya mengoleskan air dibibir klien

- Ibu klien mengatakan klien belum boleh minum

DO :

- Mukosa bibir terlihat kering

- Terpasang NGT (10 cc/hari)

- Terpasang kateter ( 1100 cc/hari )

35
- BB Klien 13 kg

- Terpasang IVFD RL 20 tetes/m

2. Gangguan rasa aman nyaman nyeri b.d kerusakan kulit trauma jaringan

DS:

- Ibu klien mengatakan saat anaknya menangis selalu memegangi

lukanya

- Klien mengatakan nyeri hanya dibagian perut saja

- Klien mengatakan hilang timbul

- Klien mengatakan nyeri dirasakan kurang lebih 5 menit

- Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk – tusuk

- Ibu klien mengatakan hal yang memperberat nyeri ketika klien

menggerakan badannya

- Klien mengatakan nyeri berkurang saat beristirahat

DO :

- klien tampak menahan nyeri

- Terdapat luka post op pada bagian perut kanan bawah

- Panajng luka post op 8 cm

- Klien menangis

- Ttv : S: 35,8, N; 90x/menit, RR; 24x/menit

- Durasi nyeri 5 menit

- Klien terlihat memegangi perut nya saat menangis

36
3. Resiko tinggi infeksi b.d terkontaminasinya luka oleh bakteri

DS :

- Ibu Klien mengatakn hari ke 3 luka post op nya

- Ibu Klien mengatakan anaknya belum ganti balutan

- Klien mengatakn gatal pada area luka

DO :

- Klien tampak menahan nyeri

- Terdapat luka post op pada area abdomen

- Kuku klien kotor

- Skala nyeri 6

- Luka post op mulai ker

- Leokosit 7,400 /ul

- Ttv : S: 35,8, N;90x/menit, RR; 24x/m

37
L. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : An.R

Dx. Medis : Invaginasi

Ruang : Kemuning

No. MR : 460153

1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d Pembatasan masukan cairan oral

akibat prosedur tindakan medis

DS :

- Klien mengatakan ingin minum

- Ibu klien mengatakan klien puasa sudah 3 hari

- Ibu klien mengatakan hanya mengoleskan air dibibir klien

- Ibu klien mengatakan klien belum boleh minum

- DO:

- Mukosa bibir terlihat kering

- Terpasang NGT(10 cc/hari)

- Terpasang kateter ( 1100 cc/hari )

- BB Klien 13 kg

- Terpasang IVFD RL 20 tetes/m

38
Tupan :

Setelah dilakukan askep selama 3 hari diharapkan resiko kekurangan volume

cairan dapat teratasi

Tupen :

Setelah dilakukan askep selama 1 hari diharapkan kebutuhan cairan klien

terpenuhi dengan KH :

- Cairan balance

- Mukosa bibir lembab

Intervensi

- Kaji intake cairan klien

- Pantau warna, jumlah, frekuensi kehilangan cairan

- Timbang berat badan setiap hari

- Libatkan Kolaborasi dalam pemberian cairan keluarga dalam pemilihan

cairan yang masuk

Rasional

- Mengetahui kebutuhan cairan pada klie

- Mengetahui keadaan umum klien

- Mengetahui terjadinya dehidrasi atau tidak

- Membantu memenuhi kebutuhan cairan klin

- Mengontrol agar tidak terjadinya dehidrasi

39
2. Gangguan rasa aman nyaman nyeri b.d kerusakan kulit trauma jaringan

DS:

- Ibu klien mengatakan saat anaknya menangis selalu memegangi lukanya

- Klien mengatakan nyeri hanya dibagian perut saja

- Klien mengatakan hilang timbul

- Klien mengatakan nyeri dirasakan kurang lebih 5 menit

- Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk – tusuk

- Ibu klien mengatakan hal yang memperberat nyeri ketika klien

menggerakan badannya

- Klien mengatakan nyeri berkurang saat beristirahat

- DO :

- klien tampak menahan nyeri

- Terdapat luka post op pada bagian perut kanan bawah

- panjang luka post op 8 cm

- Klien menangis

- Ttv : S: 35,8, N; 90x/menit, RR; 24x/menit

- Durasi nyeri 5 menit

- Klien terlihat memegangi perut nya saat menangis

40
Tupan :

Setelah dilakukan askep selama 3 hari diharapkan nyeri dapat teratasi

Tupen :

Setelah dilakukan askep selama 1 hari diharapkan nyeri berkurang dengan KH

- Skala nyeri 2 atau 1

- Klien tidak menangis

Intervensi

- Kaji skala,frekuensi nyeri

- Ajarkan tekhnik tarik napas dalam

- Ciptakan lingkungan yang nyaman

- Kolaborasi dalam pemberian obat anti nyeri

- Libatkan keluarga dalam penanganan nyeri

Rasional

- Untuk mengetahui perubahan nyeri

- Untuk mengurangi rasa nyeri

- Menurunkan reaksi terhadap stimulus dari luar

- Untuk membnatu mengurangi nyeri

- Membnatu merilksasikan klien dari rasa nyeri

41
3. Resiko tinggi infeksi b.d terkontaminasinya luka oleh bakteri

DS :

- Ibu Klien mengatakn hari ke 3 luka post op nya

- Ibu Klien mengatakan anaknya belum ganti balutan

- Klien mengatakn gatal pada area luka

- DO:

- Klien tampak menahan nyeri

- Terdapat luka post op pada area abdomen

- Kuku klien kotor

- Skala nyeri 5

- Luka post op mulai kering

- Leokosit 7,400 /ul

- Ttv : S: 35,8, N;90x/menit, RR; 24x/m

Tupan :

Setelah dilakukan askep selama 3 hari diharapkan resiko tinggi penyebaran

infeksi dapat teratasi

Tupen :

Setelah dilakukan askep selama 1 hari diharapkan tidsk ada tanda – tanda

infeksi dengan KH ;

- Luka kering

42
- Tidak ada pus

Intervensi

- Kaji tanda – tanda infeksi dan peradangan

- Pertahankan tekhnik aseptic pada saat ganti balutan

- Ganti balutan setiap hari

- Kolaborasi dalam pemberian obat anti biotic

- Libatkan keluarga dalam perawatan luka

Rasional

- Mengetahui terjadinya infeksi atau tidak pada klien

- Mencegah terjadinya penyebaran microorganmisme

- Mengurangi resiko terhadap infeksi

- Penanggulangan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis

- Membantu agar tidak terkontaminasinya luka dengan menjaga luka dengan

baik

43
M. CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : An. R

Dx medis : Invaginasi

Ruang : Kemuning

No MR : 460153

No Tanggal No Implementasi Paraf Evaluasi


dx
1. 19 Mei 1 - Mengkaji intake S:
2016 cairan yang masuk - Ibu klie mengatakan
R:- anaknya belum boleh
H : terpasang IVFD makan dan minum
RL 20 tetes/menit O:
- Mengkaji output - Mukosa bibir kering
cairan pada klien - Perut membesar
R:- - Terpasang NGT
H : BAK : 1100 cc - Terpasang IVFD RL 20
dan NGT : 10 cc tetes/m
- Melepas selang A:
kateter - Reiko kekurangan
R : klien menangis volume cairan belum
H : selang terlepas teratasi karena klien
belum boleh minum
P : lanjutkan intervensi
- Mengkaji intake dan
output cairan
- Kolaborasi dalam
pemberian cairan
- Timbang BB klien setiap
hari
- Libatkan keluarga dalam

44
pemenuhan ciran klien.
2. 19 Mei 2 - Mengkaji skala dan S:
2016 frekuensi nyeri - Klien mengatakan nyeri
R : klien pada area luka
mengatakan nyeri O:
pada area luka - Klien menangis
H : skala nyeri 5 - Klien telihat memegangi
- Mengajarkan area luka
tekhnik tarik nafas - Skala nyeri 6
dalam A:
R : klien menangis Masalah gangguan rasa aman
H : klien tidak nyaman nyeri belum teratasi
mengikuti apa yang karena klie masih
diaarkan oleh mengatakan nyeri
perawat P : lanjutkan intervensi
- Berkolaborasi - Mengkaji skala dan
dalam pemberian frekuensi nyeri
obat - Mengajarkan kembali
- Ceftriaxone 1 tekhnik relaksasi
gr - Berkolaborasi dalm pemb
- Metrodinazole erian obat
150 mg - Libatkan keluarga dalam
R : klien menangis penanganan nyeri
saat diberi obat
H : obat masuk
melalui IV
3. 19 Mei 3 - Mengkaji tanda- S:
2016 tanda penyebaran - Klien mengatakan gatal
infeksi pada area luka
R : klien mau O:
bekerjasama - Terdapat pus pada
H : balutan diganti permukaan kasa
1 hari sekali - Verban kotor
- Mengkaji - Kuku klien kotor

45
karakteristik luka - Panjang luka kurang
R : klien mau lebih 8cm
bekerjasam - Luka mulai kering
H : terdapat luka A:
post op pada Masalah resiko tinggi belum
abdomen teratasi karena luka klien
- Mengganti balutan masih terdapat pus
pada tanggal 19 P:
Mei 2016 - Kaji tanda-tanda adanya
R : klien menangis infeksi
H : terdapat pus - Pertahankan tekhnik
pada permukaan aseptic pada saat ganti
kasa dan luka balutan
mulai mongering. - Ganti balutan
- Libatkan keluarga - Libatkan keluarga dalam
dalam perawatan perawatan luka
luka
R : keluarga
mengatakan akan
menjaga luka klien
H : luka klien
terjaga dengan baik
saat klien tidur
1. 20 Mei 1 - Mengkaji intake S:
2016 dan output pada - Ibu klien mengatakan
klien anaknya masih belum
R : klien mau boleh minum
bekerjasam O:
H : klien terpasang - Mukosa bibir kering
IVFD RL 20 - Perut membesar
tetes/m - Terpasang IVFD RL 30
BAK sudah 2-3 x ( tetes/m
750 cc ) NGT : 20 A:
cc Masalah resiko kekurangan

46
- Memberikan cairan volume cairan belum teratasi
sesuai indikasi karena klien masih harus
R : klien mau berpuasa
bekerjasama P : lanjutkan intervensi
H : klien terpasang - Kaji intake dan output
IVFD RL 30 cairan klien
ttes/m. - Kolaborasi dalam
- Menimbang BB pemberian cairan
klien - Timbang BB klien setiap
R : klien menangis hari
H : BB klien 13 kg - Libatkan keluarga dalam
- Melibatkan pemenuhan cairan klien
keluarga dalam
pemenuhan
kebutuhan cairan
klien
R : keluarga mau
bekerjasama
H:-
2. 20 Mei 2 - Mengkaji skala dan S:
2016 frekuensi nyeri - Klien mengatakan masih
R : klien merasakan nyeri pada
mengatakan masih lukanya
merasakan nyeri - Ibu klien mengatakan
H : klien menangis anaknya masih sering
dan skala nyeri 5 menangis pada saat
- Mengajarkan malam hari karena nyeri
tekhnik tarik napas O:
dalam - Klien menangis
R : klien menangis - Skala nyeri 6
H : klien mau - Klien terlihat memegangi
mengikuti apa yang luka saat menangis
diajarkan oleh A:
perawat Masalah gangguan rasa aman

47
- Berkolaborasi nyaman nyeri belum teratasi
dalam pemberian karena klien masih merasakan
obat nyeri
- Ceftriaxone 1 P:
gr - Kaji skala nyeri dan
- Metrodinazole frekuensi nyeri
150 mg - Evaluasi kembali tekhnik
R : klien menangis tarik napas dalam
saat diberi obat - Kolaborasi dalam
H : obat masuk pemberian obat
melalui IV - Libatkan keluarga
- Libatkan keluarga
dalam penangan
nyeri
R : keluarga mau
bekerjasama
H:-
3. 20 Mei 3 - Mengkaji adanya S:-
2016 tanda-tanda infeksi
R : klien menangis O:
saat dilakukan - Luka mulai kering
pengkajian - Panjang luka kurang lebih
H : luka klien mulai 8cm
kering A:
- Mengganti balutan Masalah resiko tinggi infeksi
setiap hari belum teratasi karena luka
R : klien menangis klien belum kering.
saat dilakukannya P : lanjutkan intervensi
ganti verban - Kaji adanya tanda-
H : luka mulai tanda infeksi
kering dan sudah - Ganti balutan
tidak terdapat pus - Pertahankan tekhnik
pada luka aseptic saat ganti
- Mempertahankan balutan

48
tekhnik aseptic - Libatkan keluarga
pada saat ganti dalam perawatan
balutan luka
R:
H:
- Libatkan keluarga
dalam perawatan
luka
R : keluarga
mengatakan akan
menjaga luka klien
H : luka terjaga

49
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada An. R dengan post op invaginasi di

Ruang Kemuning RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung, penulis

menemukan beberapa kesenjangan antara landasan teori dengan tinjauan kasus.

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan tekhnik observasi, wawancara, pemeriksaan fisik

dan status pasien. Penulis sedikit mengalami kesulitan dalam melakukan

pengumpulan data karena dalam melakukan pengumpulan data An. R selalu

menangis saat ditanya oleh perawat. Akan tetapi setelah dilakukannya pendekatan

antara perawat dan An. R baru mau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

perawat dank lien tidak menangis lagi dan pada saat dilakukan pengkajian

keluarganya cukup terbuka sehingga memudahkan dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan. Hal ini dibuktikan dengan keluarga mau menjawab pertanyaan dan

menerima saran yang diberikan oleh penulis. Dari data yang terkumpul kemudian

dilakukan analisa dan identifikasi masalah yang dihadapi oleh klien yang

merupakan data focus dan selanjutnya dirumuskan diagnose atau masalah

keperawatan.

50
B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada An. R adalah :

1. Resiko kekurangan volume cairan b.d

2. Gangguan rasa aman nyaman nyeri b.d

3. Resiko tinggi infeksi b.d terkontaminasinya luka dengan bakteri

Diagnose yang tidak muncul pada An.R adalah :

51
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada An. R dengan post op

invaginasi di Ruang Kemuning RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

52
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E. (2009) Rencana Pendokumentasian Asuhan


Keperawatn : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian,
Edisi 3, EGC. Jakarta.

Mansjoer. A., dkk. (2010). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapis :


Jakarta.

Nanda. (2005). Nursing Diagnostik Deffinition & Classification.


Philladelphia.

53
54

Anda mungkin juga menyukai