LAPORAN PENDAHULUAN
oleh:
Lisnawati, S.
Kep
NIM 182311101012
Mahasiswa
Lisnawati, S.Kep.
NIM 182311101012
2. Etiologi
Shock sepsis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri gram negatif 70%
(pseudomonas auriginosa, klebsiella, enterobakter, echoli, proteus). Infeksi
bakteri gram positif 20-40% (stafilokokus aureus, stretokokus,
pneumokokus), infeksi jamur dan virus 2-3% (dengue hemorrhagic fever,
herpes viruses), protozoa (malaria falciparum). Sedangkan pada kultur yang
sering ditemukan adalah pseudomonas, stapilokokus dan pneumokokus.
Shock sepsis yang terjadi karena infeksi gram negatif adalah 40% dari kasus,
sedangkan gram positif adalah 5-15% dari kasus (Root, 1991).
Penyebab terbesar sepsis adalah bakteri gram (-) yang memproduksi
endotoksin glikoprotein kompleks sedangkan bakteri gram (+) memproduksi
eksotoksin yang merupakan komponen utama membran terluar dari bakteri
menghasilkan berbagai produk yang dapat menstimulasi sel imun. Sel
tersebut akan terpacu untuk melepaskan mediator inflamasi. Produk yang
berperan penting terhadap sepsis adalah lipopolisakarida (LPS). LPS
merangsang peradangan jaringan, demam dan syok pada penderita yang
terinfeksi. Struktur lipid A dalam LPS bertanggung jawab terhadap reaksi
dalam tubuh penderita. LPS endotoksin gram (-) dinyatakan sebagai
penyebab sepsis terbanyak, dia dapat langsung mengaktifkan sistme imun
selular dan humoral, yang dapat menimbulkan perkembangan gejala
septikemia. LPS sendiri tidak mempunyai sifat toksik tetapi merangsang
pengeluaran mediator inflamasi yang bertanggung jawab terhadap sepsis.
Makrofag mengeluarkan polipeptida, yang disebut faktor nekrosis tumor
(Tumor necrosis factor /TNF) dan interleukin 1 (IL-1), IL-6 dan IL-8 yang
merupakan mediator kunci dan sering meningkat sangat tinggi pada
penderita immuno compromise (IC) yang mengalami sepsis.
Mikroorganisme dari syok sepsis adalah bakteri gram-negatif, tetapi agen
infeksius lain seperti bakteri gram positif dan virus juga dapat menyebab
syok sepsis (Brunner & Suddarth vol. 1 edisi 8, 2002).
1. Infeksi bakteri aerobik dan anaerobik
a. Gram negatif seperti : Echerichia coli, Kebsiella sp, Pseudomonas sp,
Bacteroides sp, dan Proteus sp.
b. Gram positif seperti : Stafilokokus, Streptokokus dan Pneumokokus.
2. Infeksi viral, fungal,dan riketsia
3. Kerusakan jaringan , yang dapat menyababkan kegagalan penggunaan
oksigen sehingga menyebabkan MOSF.
4. Pertolongan persalinan yang tidak heginis pada partus lama.
Gambar 4. Bakteri penyebab syok sepsis
4. Epidemiologi
Sepsis merupakan penyebab tersering kesakitan dan kematian akibat
infeksi di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, sepsis penyebab kematian
utama di ruang perawatan intensif. Hingga saat ini lebih dari 750.000 kasus
sepsis telah diidentifikasi dan diperkirakan pada tahun 2010 terdapat
934.000 kasus ditemukan Fernandez-Perez (2005). Di Inggris sepsis yang
memerlukan perawatan intensif sebanyak 27,7%, dari 23.211 kasus setiap
tahun. Laporan terakhir tahun 2000-2002 terdapat 13 kasus kematian akibat
urosepsis dan 14 kasus kematian penyebab non obstetric Guinn DA (2007).
5. Manifestasi Klinis
Syok sepsis terjadi dalam dua fase yang berbeda :
a. Fase pertama disebut sebagai fase hangat (Hiperdinamik)
1) Hipotensi
2) Takikardi
3) Takipnea
4) Alkalosis respiratorik
5) Curah jantung (CJ) tinggi dengan TVS (Tahanan Vaskuler
Vistemik) rendah.
6) Kulit dingin, pucat
7) Hipertermia/hipotermia
8) Perubahan status mental
9) Poliuria
10) SDP meningkat
11) Hiperglikemia
b. Fase lanjut disebut fase dingin (hipodinamik)
1) Hipotensi
2) Takikardia
3) Takipnea
4) Asidosis metabolik
5) CJ rendah dengan TVS tinggi
6) Kulit hangat, kemerahan
7) Hipotermia
8) Status mental memburuk
9) Disfungsi organ dan selular (spt, ARDS, KIT, oliguria)
10) SDP menurun, dan Hipoglisemia
6. Klasifikasi
a. Sepsis onset dini
1) Merupakan sepsis yang berhubungan dengan komplikasi obstertik.
2) Terjadi mulai dalam uterus dan muncul pada hari-hari pertama
kehidupan (20 jam pertama kehidupan)
3) Sering terjadi pada bayi prematur, lahir ketuban pecah dini, demam
impratu maternal dan coricomnionitis.
b. Sepsis onset lambat
1) Terjadi setelah minggu pertama sampai minggu krtiga kelahiran
2) Ditemukan pada bayi cukup bulan
3) Infeksi bersifat lambat, ringan dan cenderung bersifat lokal
7. Komplikasi
a. Meningitis
b. Hipoglikemi
c. Asidosis
d. Gagal ginjal
e. Disfungsi miokard
f. Perdarahan intra cranial
g. Icterus
h. Gagal hati
i. Disfungsi system saraf pusat
j. Kematian
k. Sindrom distress pernapasan dewasa (ARDS)
8. Patofisiologi
Infeksi sistemik yang terjadi biasanya karena kuman Gram negatif yang
menyebabkan kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil Gram negatif ini
menyebabkan vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas
arteriovena perifer. Selain itu, terjadi peningkatan permeabilitas kapiler.
Peningkatan kapasitas vaskuler karena vasodilatasi perifer menyebabkan
terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan peningkatan peningkatan
permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan cairan intravaskuler ke
intertisial yang terlihat sebagai udem.
Pada syok sepsis hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh
penurunan perfusi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk
menggunakan oksigen karena toksin kuman. Gejala syok sepsis yang
mengalami hipovolemia sukar dibedakan dengan syok hipovolemia
(takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0.5 cc/kg/jam, tekanan
darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien-pasien sepsis
dengan volume intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala
takikaridia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi
yang melebar.
9. Pathway
Invasi Kuman
Pelepasan Indotoksin
SEPSIS
Perubahan Perubahan ambilan Terhambatnya Terganggunya
fungsi miokarium dan penyerapan O2fungsi sistem pencernaan
mitokondria
3) Pengkajian Keperawatan
a. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan. menjelaskan tentang
bagaimana pendapat klien maupun keluarga mengenai apakah
kesehatan itu dan bagaimana klien dan keluarga mempertahankan
kesehatannya.
b. Pola nutrisi/metabolik terdiri dari antropometri yang dapat dilihat
melalui lingkar lengan atau nilai IMT, biomedical sign merupakan data
yang diperoleh dari hasil laboratorium yang menunjang, clinical sign
merupakan tanda-tanda yang diperoleh dari keadaan fisik klien yang
menunjang, diet pattern merupakan pola diet atau intake makanan
dan minuman yang dikonsumsi.
c. Pola eliminasi: BAB dan BAK (frekuensi, jumlah, warna, konsistensi,
bau, karakter)
d. Pola aktivitas & latihan: Activity Daily Living, status oksigenasi, fungsi
kardiovaskuler, terapi oksigen. Gejala: lemah, letih, sulit
bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun. Tanda : penurunan
kekuatan otot, serta mengenai kurangnya aktivitas dan kurangnya
olahraga pada klien.
e. Pola kognitif & perceptual : fungsi kognitif dan memori, fungsi dan
keadaan indera
f. Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal diri,
dan peran diri
g. Pola seksualitas & reproduksi : pola seksual dan fungsi reproduksi
h. Pola peran & hubungan
i. Pola manajemen & koping stres
j. Sistem nilai dan keyakinan : oleh pasien maupun masyarakat
4) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif), tanda-
tanda vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu
Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
a. Kepala. Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering, Tipis ,dan
kasar, penampilan, depigmentasi.
b. Muka/ Wajah Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri tekan?
penampilan berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; Kulit gelap di
pipi Dan di bawah mata; Tidak halus atau Kasar pada kulit Sekitar
hidung dan mulut
c. Mata, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
d. Telinga, Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda
adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang
telinga, keluar cairan dari telinga, melihat serumen telinga
berkurangnya pendengaran, telinga kadang-kadang berdenging,
adakah gangguan pendengaran
e. Hidung, Apakah ada pernapasan cuping hidung? Adakah nyeri tekan?
Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya?
f. Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi
mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah
g. Tenggorokan, Adakah tanda-tanda peradangan tonsil? Adakah tanda-
tanda infeksi faring, cairan eksudat?
h. Leher Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid? Adakah
pembesaran vena jugularis?
i. Thorax Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak
pernapasan, frekuensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi
Intercostale? Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan? Adakah
sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
j. Jantung Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya?
Adakah bunyi tambahan? Adakah bradicardi atau tachycardia?
k. Abdomen Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada
abdomen? Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus? Adakah tanda
meteorismus? Adakah pembesaran lien dan hepar?
l. Kulit Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya?
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar stoma, kemerahan pada
kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
m. Ekstremitas Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak,
penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan
nyeri, adanya gangren di ekstrimitas?
n. Genetalia Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi?
Apakah ada kesulitan untuk berkemih?
Lingkungan
- Lingkungan yang - Kurang pencahayaan
berkelompok - Ruang yang tidak dikenal
- Pemajanan pada kondisi - Penggunaan restrein
cuaca tidak aman - Penggunaan karpet yang
- Kurang material antislip tidak rata
di kamar mandi
Fisiologis
- Perubahan kadar gula darah - Pusing saat menolehkan leher
- Penurunan kekuatan - Hambatan mobilitas
ekstremitas bawah - Inkontinensia
- Diare - Mengantuk
- Kesulitan gaya berjalan - Urgensi berkemih
- Pusing saat mengektensikan
Lain – lain
- Konsumsi alkohol
- Kurang pengetahuan tentang faktor yang dapat diubah
Populasi Beresiko
- Usia lebih dari 65 tahun
- Usia kurang dari 2 tahun
- Riwayat jatuh
- Hidup seorang sendiri
- Jenis kelamin laki – laki berusia kurang 1 tahun
Kondisi terkait :
- Sakit akut - Neoplasma
- Gangguan fungsi kognitif - Neuropati
- Anemia - Hipotensi ortostatik
- Arthritis - Agens farmaseutika
- Gangguan pada kaki - Periode pemulihan pasca
- Gangguan mendengar operasi
- Gangguan keseimbangan - Defisit proprioseptif
- Gangguan visual - Penggunaan alat bantu
- Prosteis ekstremitas - Penyakit vaskular
bawah
Rencana Keperawatan