PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seluruh dunia karena hipertensi merupakan faktor risiko utama yang mengarah kepada
penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke dan penyakit
ginjal yang mana pada tahun 2016 penyakit jantung iskemik dan stroke menjadi dua
dunia dan semakin lama, permasalahan tersebut semakin meningkat. WHO telah
memperkirakan pada tahun 2025 nanti, 1,5 milyar orang di dunia akan menderita
hipertensi tiap tahunnya.Hipertensi atau yang dikenal pula sebagai tekanan darah
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
faktor, yaitu yang tidak bisa diubah seperti umur, jenis kelamin, dan ras. Faktor yang
bisa diubah diantaranya obesitas, konsumsi alkohol, kurang olahraga, konsumsi garam
2015).Salah satu faktor risiko hipertensi adalah kebiasaan merokok. Faktor risiko
hipertensi lainnya antara lain umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, dan genetic
1
Merokok dan hipertensi adalah dua faktor risiko yang terpenting dalam
penyakit aterosklerosis, penyakit jantung koroner, infark miokard akut, dan kematian
mendadak. Merokok telah menyebabkan 5,4 juta orang meninggal setiap tahun
ditemukan solusinya di Indonesia sampai saat ini. Menurut data WHO tahun 2011,
pada tahun 2007 Indonesia menempati posisi ke-5 dengan jumlah perokok terbanyak
di dunia. Hal ini terutama disebabkan oleh nikotin yang dapat merangsang saraf
simpatis sehingga memacu kerja jantung lebih keras dan menyebabkan penyempitan
mengisap yang dinilai dan frekuensi merokok perhari dan ada tidaknya
akibat zat-zat kimia yang terkandung di dalam tembakau dan mengakibatkan dinding
arteri itu sendiri lebih rentan terjadi penumpukan plak (arterosklerosis). Hal ini
terutama disebabkan oleh nikotin yang dapat merangsang saraf simpatis, sehingga
memicu kerja jantung lebih keras dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah,
serta peran karbon monoksida dan mengambil alih peran oksigen dalam darah serta
mengakibatkan 9,4 juta orang meninggal di seluruh dunia tiap tahun; hipertensi
berperan dalam 45% kematian yang disebabkan karena penyakit jantung dan 51%
2
Kejadian hipertensi lebih sering terjadi pada laki-laki usia 45 tahun keatas
karena proses degenerasi yang pasti terjadi pada setiap orang. Proses degenerasi ini di
antaranya terjadi pada sistem kardiovaskular. Jadi, meskipun besarnya angka kejadian
hipertensi adalah kasus kronis yang akan meningkat seiring bertambahnya umur
(Suheni 2013).
jumlah perokok pada laki-laki sebanyak 47,5% dan perempuan 1,1%. Hasil Global
posisi pertama dengan prevalensi perokok aktif bila dibandingkan dengan negara-
negara lain yang melaksanakan GATS, yaitu 67,4% pada laki-laki dan 2,7% pada
wanita. Menurut laporan Riskesdas tahun 2010, persentase perokok di pedesaan lebih
Indonesia berdasarkan pengukuran pada usia > 18 tahun sebesar 25,8% (Rikesdas
2017).
adalah 22,8% dan hanya berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 5,4%
sementara berdasarkan diagnosis dan atau riwayat minum obat hipertensi adalah
tekanan darah berkisar antara 18,6% - 36,3% dan prevalensi tertinggi ditemukan di
Sementara prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan atau
minum obat hipertensi berkisar antara 1,8% - 8,1%. Memperhatikan angka prevalensi
3
berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah di setiap Kabupaten/Kota di NTT. pada
paling besar ditemukan di Kabupaten Manggarai. Data ini menunjukkan banyak kasus
Selatan, yakni 44,1%, dan terendah di provinsi Papua, yakni 22,2%. Proporsi
hipertensi di provinsi Nusa Tenggara Timur adalah 22,8 %. Kasus terbanyak ada di
kabupaten Ende ( 11,1 %) dan yang terendah di kabupaten Rote Ndao (1,8 %),
tertinggi dari 10 besar penyakit terbanyak. Jumlah penderita hipertensi tahun 2017
jumlah sampel 74 responden. Penelitian ini juga menggunakan desain cross sectional.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
merokok dengan kejadian, dengan p- value 0, 016 lebih kecil dari nilai signifikan
0,05.
Zaman sekarang, rokok bukanlah hal yang tabu bagi seluruh orang. Perilaku
Zat kimia yang terdapat di dalam rokok bersifat adiktif yang artinya dapat
menyebabkan ketergantungan, dan bila sudah ketergantungan maka orang akan secara
4
dilakukan secara terus-menerus maka akan menimbulkan berbagai penyakit, salah
fakta bahwa semakin tinggi usia seseorang maka semakin tinggi pula tekanan
darahnya.dan pada umumnya hipertensi pada pria terjadi pada usia di atas 45 tahun
mengurangi beban kerja janntung sehingga kecepatan denyut jantung dan volume
tekanan darah dengan menurunkan kecepatan denyut jantung istrahat dan mungkin
TPR. Olahraga meningkat kadar High Density Lipoprotein (HDL) yang dapat
denyut jantung dan TPR dengan cara menghambat respon stres saraf simpatis.
Berhenti merokok penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena
asap rokok diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ dan dapat
5
B. Rumusan Masalah
kejadian hipertensi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui Hubungan Antara
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
baru bagi Peneliti dan Mahasiswa/i keperawatan. Selain itu, penelitian ini
akademis dan menjadi acuan bagi penelitian merokok dengan kejadian hipertensi
yang akan dilaksanakan oleh peneliti berikutnya yang kemudian menjadikan teori
lebih berkembang.
6
2. Manfaat Praktis
Studi literatur ini dapat menambah dan memperkaya bacaan bagi civitas