H DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERNAFASAN : KARSINOMA NASOFARING (KNF) DI
RUANG BOUGENVILLE RSUD DR CHASBULLAH
ABDULMADJID BEKASI
ANNA RAHMADANI
NIM : 1720190044
Dekan, Pembimbing,
NIM : 1720190044
ii
Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Assyafi’iyah
Jakarta
Anna Rahmadani:1720190044
ABSTRAK
karya tulis ilmiah ini dilatar belakangi oleh kasus kematian akibat kanker yang
terus meningkat, KNF apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan
kematian. berdasarkan data globocan 2018 KNF di indonesia merupakan kanker
terbanyak ke-4 setelah kanker payudara, kanker serviks dan kanker kulit,
sedangkan di indonesia, terdapat 348.809 kasus baru dan 207. 210 kematian yang
disebabkan oleh kanker nasofaring. menurut data yang penulis dapatkan pada
bulan november 2021 - januari 2022 diruang bougenville ada 8 kasus KNF dan
merupakan kasus kelima dari 10 besar kasus yang ada diruang bougenvile. tujuan
penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan
komprehensif meliputi aspek bio-psikologis-sosial-spiritual dengan pendekatan
proses gangguan sistem pernafasan dengan post KNF. metode yang digunakan
yaitu deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, dokumentasi dan sistematika penulisannya terdiri dari
pendahuluan, tinjauan teori, tinjauan kasus dan pembahasan, kesimpulan dan
saran. KNF adalah kanker dengan jenis sel skuamus yang disebabkan infeksi virus
epstein-barr (ebv) atau human papiloma virus (hpv), tumor ganas yang muncul
pada daerah ostium dari tuba eustachius pada dinding lateral dari nasofaring.
diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Tn. H yaitu pada post KNF : nyeri
akut, risiko perdarahan, dan risiko infeksi. dari diagnosa diatas masalah teratasi
ada 3. kesimpulan : penulis mampu mengatasi masalah keperawatan Tn. H sesuai
dengan intervensi yang telah diberikan. selanjutnya penulis menyampaikan
rekomendasi ditunjukan untuk masyarakat umum, rumah sakit, penulis dan
peneliti selanjutnya.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. H
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN : POST OPERASI
KARSINOMA NASOFARING (KNF) DI RUANG BOUGENVILLE
RSUD DR CHASBULLAH ABDULMADJID BEKASI” Karya Tulis
Ilmiah ini di susun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan program Diploma III Perawat Fakultas Ilmu Kesehatan As -
Syafi’iyah Jakarta.
iv
5. Ibu Ns. Marini Agustin., S.Kep, M.Kep, M.Pd selaku Kepala
Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam As-Syafi’iyah.
6. Ibu Ns. Siti Rafingah, S.Kep., M.KM selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam penulisan Karya
Tulis Ilmiah.
7. Kepada seluruh Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam
As-Syafi’iyah yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis.
8. Terimakasih tidak terhingga kepada Bapak dan Ibu tercinta serta
kakak, dan abang saya berkat doa, didikan, dan dukungan yang tiada
henti-hentinya dan selalu memberikan yang terbaik.
9. Terimakasih tidak terhingga juga kepada keluarga Ibu Hj. Ai
Setiawati Gaos, SKp. Mkep yang sudah memberikan dukungan yang
tiada henti- hentinya dan selalu memberikan yang terbaik
10. Kepada seseorang yang selalu mendukung baik secara mental, fisik,
maupun materi dan selalu memberikan semangat untuk saya Alfian
Prasetyo.
11. Kepada teman-teman terbaikku Melinda Fianiza, Shalma Shalsabila,
Ismawar, Rani Eka, dan Nuranisa Syasya yang telah banyak
memberikan semangat, perhatian, saran, membantu dalam keadaan
apapun serta kasih sayangnya selama penulis menyusun karya tulis
ilmiah ini.
12. Teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu
kita yang selalu menyemangati satu sama lain untuk menghadapi
berbagai tahap perkuliahan sampai penyusunan karya tulis ilmiah
ini.
13. Kepada keluarga Tn. H yang telah bekerjasama dalam melaksanakan
Asuhan Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih
terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat
v
kesalahan dan kekurangan pada proses pembuatan dan penulisan
karya tulis ilmiah dan penyusun berharap agar para pembaca karya
tulis ilmiah ini memberikan kritik dan saran kepada penyusun untuk
memperbaiki dan menyempurnakan karya tulis ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN...........................................................................................ix
DAFTAR TABEL............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
vii
3. Intervensi keperawatan...................................................................30
4. Implementasi keperawatan.............................................................35
5. Evaluasi keperawatan.....................................................................35
BAB III KASUS & PEMBAHASAN
A. Tinjauan kasus dan pembahasan
1. Pengkajian ......................................................................................36
2. Analisa data....................................................................................45
3. Diagnosa.........................................................................................46
4. Intervensi........................................................................................47
5. Implementasi & evaluasi................................................................50
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..............................................................................................67
B. Saran.....................................................................................................68
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR BAGAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang timbul
akibat pertumbuhan secara tidak normal sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi sel kanker (Kemenkes RI, 2015). Sedangkan
menurut World Health Organization (WHO), kanker merupakan
suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal di
luar batas normal yang kemudian dapat menyerang bagian tubuh
yang berdampingan dan atau menyebar ke organ lain. Istilah lain
yang digunakan untuk kanker adalah tumor ganas dan neoplasma
(WHO, 2018).
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian
utama di seluruh dunia. Kanker adalah suatu penyakit yang bersifat
tidak menular, atau Noncommunicable diseases (NCD) yang menjadi
penyebab kematian terbesar manusia diseluruh dunia. Sampai saat
ini, kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia
termasuk Indonesia. Menurut data WHO pada tahun 2013, kanker
adalah salah satu penyebab morbiditas dan kematian di seluruh
dunia, dengan sekitar 14 juta kasus baru di tahun 2012. Jumlah kasus
baru diperkirakan meningkat sekitar 70% selama 2 dekade ke depan.
Secara global, hampir 1 dari 6 kematian disebabkan oleh kanker.
Sekitar 70% kasus kematian akibat penyakit kanker terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Kanker paru-paru, prostat,
kolorektal, perut dan hati adalah jenis kanker yang paling umum
pada pria, sementara kanker payudara, kolorektal, paru- paru, leher
rahim dan perut yang paling umum di kalangan wanita Kanker
adalah penyebab utama kematian kedua di dunia, dan bertanggung
jawab atas 8,8 juta kematian pada tahun 2015, insiden kanker
meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus
tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta
orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker
penyebab nomor 2 didunia sebesar 13% setelah penyakit
kardiovaskular. Diperkirakan pada tahun 2030 insiden kanker dapat
mencapai 26 juta orang dan 17 juta diantaranya meninggal akibat
kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang kejadiannya
akan lebih cepat . (WHO, 2018, Purwadianto,2014)
B. Tujuan Penulisan
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
C. Metode Penulisan
1. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskripsi, berupa
studi kasus yaitu mendapatkan gambaran yang nyata dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain:
a) Wawancara
Melakukan wawancara pada pasien, keluarga dan petugas
Kesehatan lainnya.
b) Observasi
Dilakukan dengan cara mengamati langsung keadaan pasien
untuk mengetahui tingkat Kesehatan dan berbagai masalah dan
keluhan yang terjadi.
c) Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi pada pasien untuk mengetahui masalah
d) Partisipasi Aktif
Dukungan dari keluarga sangat membantu dalam melakukan
asuhan keperawatan.
e) Studi Dokumentasi
Melihat dan mempelajari status pasien di Rumah Sakit yang
berisi tentang data pasien dengan karsinoma nasofaring (KNF)
f) Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dalam rangka mendapatkan
landasan teori yang berkaitan dengan kasus yang diharapkan,
sehingga dapat membandingkan teori yang didapat dengan fakta
yang ada dilahan praktik.
D. Sistematika Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari empat (IV) BAB
dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang memuat latar
belakang masalah, tujuan umum dan tujuan khusus,
metode penulisan dan teknik penulisan data,
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Merupakan tinjauan teoritis yang memuat konsep
dasar penyakit dan tinjauan teori asuhan
keperawatan. Konsep dasar terdiri dari: definisi,
etiologi, anatomi fisiologi, patofisiologi, tanda dan
gejala, komplikasi, pemeriksaan penunjang,
manajemen medik secara umum, konsep tindakan
pada karsinoma nasofaring (KNF) sedangkan konsep
dasar asuhan keperawatan terdiri dari: pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.
BAB III : TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Bab ini merugikan tentang tinjauan kasus dan
pembahasan dimana tinjauan kasus berisi tentang
laporan asuhan keperwatan pada pasien karsinoma
nasofaring (KNF) dengan menggunakan proses
keperawatan yang meliputi : pengkajian, diagonasa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi serta pembahasan yang berisi tentang
analisa data terhadap kesenjangan antara teori dan
keperawatan sekaligus alternative pemecahan
masalah.
BAB IV : PENUTUP
DAFTAR PUTSAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
TINJAU PUSTAKA
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Nasofaring merupakan suatu ruang berstruktur tabung
berdinding muskuloskeletal dan berbentuk kuboid yang berada di
belakang rongga hidung dengan ukuran panjang sekitar 3-4 cm, lebar 4
cm dan tinggi 4 cm dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Pada bagian anterior adalah bagian akhir dari cavum nasalis atau
choane.
2. Pada bagian superior adalah dasar tulang tengkorak (basis cranii) dari
rongga sinus sfenoidales sampai dengan bagian ujung atas clivus.
4. Pada bagian inferior adalah sisi atas palatum molle (soft palate) dan
orofaring.
5. Level V, dengan batas atas adalah tepi atas os. Hyoid, bagian
bawahnya adalah cervicales transversus, bagian depan adalah bagian
tepi belakang m. Sternokleidomastoideus, dan bagian belakangnya
adalah bagian sisi depan m. Trapezius. Beberapa kanker yang terjadi
meliputi thyroid, esofagus, cervical, dan infra clavicula.
3. Etiologi
Penyebab timbulnya KNF menurut beberapa pendapat berdasarkan
penelitian-penelitian epidemiologik dan eksperimental, yakni:
a. Faktor genetik (banyak pada suku Tionghoa/ ras mongolid).
b. Faktor virus (virus Eipstein Barr).
c. Faktor lingkungan (polusi asap kayu bakar, atau bahan karsinogenik
misalnya asap rokok.
d. Iritasi menahun : nasofaringitis kronis disertai rangsangan oleh asap,
alcohol.
e. Hormonal: adanya estrogen yang tinggi dalam tubuh.
Menurut (Sjamsuhidajat, 2012) penyebab terjadinya karsinoma
nasofaring yaitu Virus Eipstein Barr yang masuk pada mediator-
mediator dibawah ini:
1) Kebiasaan makan yaitu mengkonsumsi ikan asin secara terus -
menerus, karena adanya zat nitrosamine sebagai mediator.
2) Keadaan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan dan kebiasaan
hidup. Dikatakan bahwa udara yang penuh dengan asap di
rumah-rumah yang kurang baik ventilasinya di Cina, Indonesia,
dan Kenya, dan juga pembakaran dupa di rumah-rumah di
Hongkong.
3) Adanya kontak dengan zat karsinogen seperti benzopyrenen,
benzoanthracene, gas kimia, asap industri, asap kayu.
4) Adanya radang kronis daerah nasofaring yang dapat menjadikan
rentan terhadap karsinogen lingkungan.
4. Patofisiologi
Nasofaring berfungsi untuk melewatkan udara dari hidung menuju
ketenggorokan yang akhirnya ke paru-paru. Bagian atas nasofaring
dibentuk oleh korpus sfenoid dan prosesus basilar os oksipital. Sebelah
anterior oleh koana dan pallatum mole, dan sebelah posterior
dibentuk oleh vertebra vertikalis, sebelah inferior nasofaring
Ket:
: Masalah keperawatan
5. Epidemiologi
KNF di Indonesia, merupakan keganasan terbanyak ke-4 setelah kanker
payudara, kanker leher rahim, dan kanker paru. Berdasarkan GLOBOCAN
2012, 87.000 kasus baru nasofaring muncul setiap tahunnya (dengan 61.000
kasus baru terjadi pada laki-laki dan 26.000 kasus baru pada perempuan)
dan 51.000 kematian akibat KNF (36.000 pada laki-laki, dan 15.000 pada
perempuan). KNF terutama ditemukan pada pria usia produktif
(perbandingan pasien pria dan wanita adalah 2,18:1) dan 60% pasien berusia
antara 25 hingga 60 tahun. Angka kejadian tertinggi di dunia terdapat di
propinsi Cina Tenggara yakni sebesar 40 - 50 kasus kanker nasofaring
diantara 100.000 penduduk. Kanker nasofaring sangat jarang ditemukan di
daerah Eropa dan Amerika Utara dengan angka kejadian sekitar < 1/100.000
penduduk. (KPKN, 2017)
Biopsi dari hidung dan mulut Biopsi sedapat mungkin diarahkan pada
tumor atau daerah yang di curigai. Biopsi minimal dilakukan pada dua tempat
(kiri dan kanan), melalui rinoskopi, anterior, bila perlu dengan bantuan
cermin melalui rinoskopi posterior. Bila perlu Biopsi dapat diulang sampai
tiga kali. Bila tiga kali Biopsi hasil negatif, sedang secara klinis mencurigakan
dengan karsinoma nasofaring, biopsi dapat diulang dengan anestesi umum.
Biopsi melalui nasofaringoskopi dilakukan bila pasien trismus atau keadaan
umum kurang baik. Biopsi kelenjar getah bening leher dengan aspirasi jarum
halus dilakukan bila terjadi keraguan apakah kelenjar tersebut suatu
metastasis.
c. Pemeriksaan labolatorium : pemeriksaan darah tepi, fungsi hati, ginjal
untuk meliha/mendeteksi metastatis.
kurang atau sama dengan 6 cm, diatas fossa supraklavikula, tidak ada
metastasis jauh.
3) Stadium III T3 N0 MO
T1-3N1M0
Tumor terbatas di nasofaring, metastasis kelenjar getah bening
bilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, diatas
fossa supraklavikula, dan tidak ada metastasis jauh.
4) Stadium IV T4 N0 - l MO
T N2-3 MO
Tumor dengan perluasan intrakranial dan / atau terdapat keterlibatan
saraf kranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbita atau ruang
mastikator. Tidak ada pembesaran dan metastasis kelenjar getah bening
unilateral serta metastasis kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran
terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, diatas fossa supraklavikula.
Tidak ada metastasis jauh.
Stadium IVB : Tumor primer, tidak tampak tumor, tumor terbatas di
nasofaring, tumor meluas ke jaringan lunak, perluasan tumor ke orofaring
dan / atau rongga hidung tanpa perluasan ke parafaring, disertai perluasan
ke parafaring, tumor menginvasi struktur tulang dan / atau sinus
paranasal, tumor dengan perluasan intrakranial dan / atau terdapat
keterlibatan saraf kranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbita atau
ruang mastikator. Metastasis kelenjar getah bening bilateral dengan
ukuran lebih besar dari 6 cm, atau terletak di dalam fossa supraklavikula.
Tidak ada pembesaran.
Stadium IVC : Tumor primer, tidak tampak tumor, tumor terbatas di
nasofaring, tumor meluas ke jaringan lunak, perluasan tumor ke rongga
hidung tanpa perluasan ke parafaring. Bisa jadi disertai perluasan ke
parafaring, tumor menginvasi struktur tulang dan atau sinus paranasal,
tumor dengan perluasan intrakranial dan atau terdapat keterlibatan saraf
kranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbita atau ruang mastikator.
Selain itu dapat juga pembesaran kelenjar getah bening regional,
pembesaran kelenjar getah bening tidak dapat dinilai, tidak ada
8. Penatalaksanaan
a. Radioterapi
Sebelumnya persiapan pasien dengan oral hygiene, dan apabila
infeksi/kerusakan gigi harus di obati terlebih dahulu. Dosis yang diberikan
a. Pengumpulan data
Identitas pasien : Meliputi nama , umur, jenis kelamin, pekerjaan,
alamat, tempat tinggal dan identitas penanggung jawab.
b. Riwayat penyakit sekarang : Pada pasien KNF keluhan utama yang ada
adalah pilek dari satu atau kedua lubang terus menerus/ kronis, lendir
dapat bercampur darah atau nanah, epistaksis dapat sedikit atau banyak
berulang, obstruksi ditandai dengan tumbuhnya tumor.
c. Riwayat penyakit dahulu : Kaji apakah memilki riwayat infeksi saluran
pernafasan (ISPA), adakah riwayat mengalami kanker nasofaring.
Apakah pasien pernah menjalani pembedahan nasofaring.
1.
Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I. 08238)
fisik (mis. Prosedur keperawatan selama...x... Observasi
operasi) (D. 0077) diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi,
menurun dengan kriteria karakteristik, durasi,
hasil (L.08066) frekuensi, kualitas,
Kemampuan pasien intensitas nyeri
untuk menuntaskan 2. Identifikasi skala nyeri
aktivitas menurun 3. Identifikasi respons nyeri
Keluhan nyeri menurun non verbal
Pasien tampak meringis 4. Identifikasi faktor yang
menurun memperberat dan
Frekuensi nadi memperingan nyeri
membaik Terapeutik
Pola nafas membaik 5. Berikan teknik
Tekanan darah nonfarmakologis untuk
membaik mengurangi rasa nyeri
Fungsi berkemih (mis. kompres hangat/
membaik dingin)
Edukasi
Perilaku membaik
6. Jelaskan penyebab,
Pola tidur membaik
periode, dan pemicu nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik secara tepat
Risiko infeksi
berhubungan dengan efek Pencegahan infeksi (I. 14539)
prosedur invasif Setelah dilakukan tindakan Observasi
(D. 0142) keperawatan selama ...x... Monitor tanda dan gejala infeksi
diharapkan tingkat infeksi lokal dan sistemik
menurun dengan kriteria hasil Terapeutik
(L. 14137)
Batasi jumlah pengunjung
Kebersihan tangan
Berikan perawatan kulit pada area
2. meningkat
edema
Kadar sel darah putih
Cuci tangan sebelum dan sesudah
membaik
kontak dengan pasien dan
Kemerahan menurun lingkungan pasien
Kebersihan badan Pertahankan teknik aseptik pada
meningkat pasien berisiko tinggi
Demam menurun Edukasi
Nyeri menurun Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Bengkak menurun Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
8) Implementasi
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
1) Identitas
a) Identitas Pasien
Nama : Tn. H
Usia : 59 Tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Golongan Darah :B
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Diagnosa Medis : Karsinoma Nasofaring (KNF)
Nomor Register : 18.28.32.01
Tanggal Masuk RS : 06 Februari 2022
Tanggal Pengkajian : 08 Februari 2022
Alamat : Kp. 200
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. H
Umur : 31 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Hub Dengan Pasien : Anak pasien
Alamat : Kp.200
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 08 Februari
2022 pukul 10.00 WIB, pasien mengatakan nyeri dibagian
luka operasinya dengan skala nyeri 4 (nyeri sedang). Nyeri
dirasakan hilang timbul terasa ada nya nyeri pada hidung
dan pipi bagian kanan dirasakan saat pasien diam , dan
untuk mengurangi nyeri ia tidur. Pasien mengatakan tidak
nyaman dengan perban yang ada di hidungnya (pasca
operasi)
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan di bulan Januari pernah di rawat di
Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi karena adanya
benjolan pada leher sebelah kanan dan sudah dilakukan
operasi, pasien tidak mempunyai riwayat penyakit
hipertensi, jantung, DM, anemia, dan penyakit menular
lainnya seperti TBC, HIV, dan hepatitis.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 06 februari 2021 pukul 15.00 WIB pasien
mengatakan sebelum dibawa ke UGD Rumah Sakit
merasakan sakit dibagian kepala dengan skala nyeri 5 (nyeri
sedang ), hidung sebelah kanan keluar darah (epistaxis)
pasien mengatakan sering mengalami epistaxis apabila
kelelahan dan saat berada dibawah terik matahari dengan
waktu yang lama,
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dari keluarganya dan istrinya tidak ada
yang pernah terkena kanker nasofaring. Pasien mengatakan
tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, DM, jantung,
TBC dan penyakit menular yang lainnya.
Keterangan:
: Laki – laki
: Perempuan
: Tinggal dalam satu rumah
: Pasien
: Meninggal
3) Riwayat Ginekologi
a) Riwayat Ginekologi
(1) Riwayat Perkawinan
Tn.H menikah pada usia 24th dengan istrinya memiliki
4 orang anak, 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.
(1) Keadaan Umum
Pasien tampak berbaring ditempat tidur, pasien tampak
meringis kesakitan karena menahan rasa nyeri luka post
operasi. TD: 138/90 mmHg, Suhu: 36,20C, Nadi : 91
x/menit, RR: 18 x/menit, BB sebelum sakit 66kg, BB
saat sakit 63kg.
(2) Sistem penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata tidak edema,
pergerakan bola mata mengikuti arah gerak benda,
Kojungtiva anemis, sclera anikterik, pupil isokor, reaksi
b) Persepsi Diri
Pasien mengatakan ingin cepat sehat dan pulang
c) Konsep Diri
(15) Gambaran Diri
Pasien mengatakan biasa saja dengan tubuhnya saat
sebelum operasi dan setelah operasi, pasien suka semua
bagian tubuhnya.
(16) Peran
Pasien sebagai seorang ayah, suami.
(17) Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin menjadi seorang suami
sekaligus ayah yang baik untuk keluarganya.
(18) Identitas Diri
Pasien mengatakan bahwa pasien seorang ayah yang
memiliki seorang istri dan 4 anak.
(19) Hubungan dan Komunikasi
Pasien berbicara dengan jelas, relevan serta dapat
mengungkapkan dan mengekspresikan perasaannya,
bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.
Hubungan pasien dengan keluarga baik, serta dukungan
dan motivasi dari istri dan keluarga untuk pasien sangat
tinggi.
(20) Nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama islam, pasien tidak rutin menunaikan
shalat 5 waktu, pasien mengatakan sesuatu yang terjadi
dan akan terjadi merupakan kehendak Tuhan.
6) Therapy Obat
Obat injeksi : - Ceftriaxone 1x2 gr
- Asam Tranexamat 1x2 amp
- Keterolac 1x2 amp
Cairan infus RL 20 tetes/ menit
7) Data Penunjang
a) Hasil Laboratorium
6/2/2022 8/2/2022
Hematologi
Darah rutin
Lekosit
10.4 13.4 5-10 ribu/ul
Eritrosit
4.50 4-6 juta/ul
Hemoglobin
16.0 15.3 13-17,5 g/dl
Hematokrit
44.9 42.6 40-54 ⁒
Index eritrosit
MCV
99.6 82-92 fL
MCH
35.5 27-32 pg
MCHC
35.6 32-37 g/dl
Trombosit
372 150-400 ribu/ul
IMUNOSEROLOGI
463
HbsAg
Non Non reaktif
reaktif
KIMIA KLINIK
AST (SGOT)
ALT (SGPT) ≤37 U/L
Glukosa darah sewaktu 30 ≤41
51 60-110 mg/dL
89
2. Analisa Data
Nama / umur : Tn. H/ 59 th
Ruang/kamar : R. Bougenville/406
No. Medrek : 18.28.32.01
DS : - Pasca bedah
DO :
Pasca bedah Risiko
Trombosit 463 Ribu/ul Luka post operasi perdarahan
Leukosit 13,4 Ribu/ul
Jaringan terputus
Terbukanya
pembuluh darah
Risiko perdarahan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur
operasi) ditandai dengan adanya nyeri dengan skala 4 (D.0077)
b. Resiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan
ditandai dengan terpasangnya tampon (D.0012)
c. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invvasif ditandai
dengan leukosit yang meningkat (D.0142)
N
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
O
1 Nyeri akut berhubungan dengan Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238) Observasi
Agen pencedera fisik (D.0077) Setelah dilakukan tindakan Observasi Untuk mengidentifikasi
Ds : keperawatan 3x24 jam, maka Identifikasi lokasi, lokasi, karakteristik,
Pasien mengatakan nyeri pada tingkat nyeri menurun. Dengan karakteristik, durasi, durasi, frekuensi,
luka post operasinya kriteria hasil: frekuensi, kualitas, kualitas, intensitas nyeri
Pasien mengatakan nyeri timbul Kemampuan pasien untuk intensitas nyeri Untuk mengidentifikasi
saat bagian kepala bergerak menuntaskan aktivitas Identifikasi skala nyeri skala nyeri
Pasien mengatakan untuk menurun Identifikasi respons nyeri Untuk mengidentifikasi
mengurangi nyeri ia tidur Keluhan nyeri menurun non verbal respons nyeri non verbal
telentang dan tidak banyak Pasien tampak meringis Identifikasi faktor yang Untuk mengidentifikasi
bergerak menurun memperberat dan faktor yang memperberat
Pasien mengatakan skala nyeri Frekuensi nadi membaik memperingan nyeri dan memperingan nyeri
yang dirasakan adalah 4 Pola nafas membaik
Tekanan darah membaik Terapeutik Terapeutik
Do : Fungsi berkemih membaik
Berikan teknik non Untuk mengurangi nyeri
Perilaku membaik
Monitor TTV farmakologis untuk yang dirasakan pasien
Pola tidur membaik
TD : 138/90mmHg, N : 91 x/menit mengurangi rasa nyeri dengan tekhnik non
S : 36,20C, RR : 18 x/menit (kompres hangat/ dingin) farmakologis
N
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
O
Terdapat luka post opp periode, dan pemicu penyebab, periode, dan
nyeri pemicu nyeri
Kaji PQRST
P : post opp Karsinoma nasofaring Kolaborasi Kolaborasi
Q : Nyeri hilang timbul
R : Hidung bagian dextra Kolaborasi pemberian Untuk mengurangi nyeri
S : skala nyeri 4 analgetik secara tepat dengan obat- obatan
T : nyeri hilang saat pasien tidur dan
merasakan nyeri kembali saat
terbangun dan menggerakan bagian
kepala
2 Resiko perdarahan berhubungan Tingkat perdarahan (L.02017) Pencegahan perdarahan(I. 02067) Observasi
dengan tindakan pembedahan setelah dilakukan tindakan Observasi Untuk mengetahui adanya tanda
(D.0012) keperawatan 3x24 jam, terjadnya Monitor tanda dan gejala dan gejala perdarahan yang akan
DS : - resiko perdarahan menurun. perdarahan terjadi
DO : Dengan kriteria hasil: Monitor nilai hematokrit/ Untuk mengetahui indikator
Pasca bedah Kelembapan membran mukosa hemoglobin sebelum dan setelah terjadinya kekurangan
Trombosit 463 Ribu/ul meningkat kehilangan darah hematokrit/ hemoglobin sebelum
Leukosit 13,4 Ribu/ul Kelembapan kulit meningkat Monitor Tanda-Tanda Vital dan setelah kehilangan darah
Perdarahan pasca operasi ortostatik Merupakan indikator dari tanda
menurun tanda perdarahan
Hemoglobin membaik Terapeutik
Hematokrit membaik Terapeutik
Tekanan darah membaik Pertahankan bed rest selama
perdarahan Untuk mengurangi dari
Denyut nadi apikal membaik
Edukasi aktivitas yang
Suhu tubuh membaik
memungkinkan terjadinya
Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
perdarahan
Anjurkan meningkatkan asupan Edukasi
cairan untuk menghindari
konstipasi Agar mengetahui tanda dan
N
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
O
Kolaborasi gejala perdarahan
3 Resiko infeksi berhubungan dengan Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi (I. 14539) Observasi
tindakan pembedahan (D.0142) Setelah dilakukan tindakan Observasi Untuk menghindari
DS : keperawatan 3x24 jam, terjadinya Monitor tanda dan gejala infeksi terjadinya infeksi
Pasien mengatakan di hidungnya resiko infeksi menurun. Dengan lokal dan sistemik nosokomial yang mungkin
terdapat luka bekas operasi kriteria hasil: saja terjadi
DO : Kebersihan tangan meningkat Terapeutik
Terapat luka pada bagian hidung Kadar sel darah putih membaik Terapeutik
sebelah kanan Kemerahan menurun Batasi jumlah pengunjung
Luka ditutup dengan perban Kebersihan badan meningkat Berikan perawatan kulit pada Untuk mencegah terjadinya
Leukosit 13,4 Ribu/ul area edema penyebaran infeksi
Demam menurun
Cuci tangan sebelum dan Untuk mencegah perluasan luka
Nyeri menurun
sesudah kontak dengan pasien akibat infeksi
Bengkak menurun
dan lingkungan pasien Untuk mencegah timbulnya
Pertahankan teknik aseptik pada infeksi silang (infeksi
pasien berisiko tinggi nosokomial)
Untuk mencegah penyebaran
Edukasi infeksi dari pasien ke tenaga
kesehatan ataupun sebaliknya
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan Edukasi
dengan benar
Untuk mengetahui tanda dan
gejala infeksi
Agar pasien mengetahui cara
N
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
O
mencuci tangan dengan benar
CATATAN KEPERAWATAN
Hasil:
08:30 2. Identifikasi skala nyeri
S: Pasien mengatakan nyeri
O: skala nyeri 4
Hasil:
3. Identifikasi respons
S: -
08:40 nyeri non verbal
O: Pasien terlihat meringis
kesakitan
Hasil :
08:50 4. Identifikasi faktor
S: Pasien mengatakan saat
yang memperberat
menggerakan kepala dan saat
dan memperingan
miring ke kanan akan terasa sakit
nyeri
seperti tertekan
O: pasien terlihat meringis
kesakitan dan tidur dengan posisi
telentang
Hasil:
09:30 6. Jelaskan penyebab,
S: pasien mengatakan nyeri luka
periode, dan pemicu
post op
nyeri
O: pasien tampak meringis
51
No.
Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Proses Paraf
Dx
Hasil:
10:00 7. Kolaborasi pemberian S:-
analgetik (keterolac O: Analgetic sudah diberikan
1x2 amp) ( keterolac 1 amp via drip)
Hasil:
II 10:30 S: - Anna
1. Monitor tanda dan
O: Terlihat tidak ada tanda tanda
gejala perdarahan
perdarahan pada luka
Hasil:
10:50 S: -
2. Monitor nilai
O:
hematokrit/hemoglobi
- Hemoglobin16.0 g/dl
n sebelum dan setelah
- Hematokrit 44. 9 ⁒
kehilangan darah
Hasil:
11:00 S: -
3. Monitor Tanda-Tanda
O: Tanda Tanda Vital (TTV)
Vital
TD : 138/90mmHg
N : 91 x/menit
S : 36,20C
RR : 18 x/menit
Hasil :
11:15 S: pasien mengatakan keluarga
4. Pertahankan bed rest
membantu aktivitas pasien
selama perdarahan
O: pasien tampak berbaring
Hasil:
S: pasien mengatakan minum
5. Anjurkan
11:20 nya sudah banyak
meningkatkan asupan
O: Pasien terlihat sudah
cairan untuk
menghabiskan 2 botol air mineral
menghindari konstipasi
(500 ml)
Hasil:
11:30 S :-
6. Kolaborasi pemberian
O: pemberian obat pengontrol
obat dan mengontrol
darah sudah diberikan
perdarhan, jika perlu
(Tranexamic acid 1 amp IV)
III
Hasil:
11:40
1. Monitor tanda dan S:- Anna
gejala infeksi lokal dan O:Ada tanda-tanda infeksi
sistemik ditandai dengan leukosit yang
tinggi (Leukosit 13,4 Ribu/ul)
No.
Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Proses Paraf
Dx
11.45 Hasil:
S: -
2. Batasi jumlah O: pasien terlihat hanya di
pengunjung tunggu dan dijaga oleh anak
perempuan nya saja
11:50 Hasil:
S: -
3. Berikan perawatan O: pasien masih terpasang
kulit pada area edema tampon
12:00 Hasil:
S: pasien mengatakan belum
4. Ajarkan cara mencuci mengetahui tentang cara mencuci
tangan dengan benar tangan dengan benar
O: pasien terlihat memperhatikan
dan koperatif saat perawat
sedang mempraktikan cara
mencuci tangan dengan benar
Hasil:
08:30 2. Identifikasi skala nyeri S: pasien mengatakan nyeri
O: skala nyeri 3
Hasil:
3. Identifikasi respons S: -
09:00 nyeri non verbal O:Pasien terlihat terkadang
seperti menahan nyeri
Hasil:
09:15 4. Identifikasi faktor S: pasien mengatakan masih
yang memperberat merasa sakit setiap miring
No.
Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Proses Paraf
Dx
dan memperingan kekanan atau kekirri
nyeri O: pasien terlihat tidur dengan
posisi telentang
Hasil:
09:30 5. Berikan teknik S : pasien mengatakan sudah bisa
nonfarmakologis untuk tekhnik relaksasi nafas dalam
mengurangi rasa nyeri
O : terlihat dapat mempraktikan
tekhnik relaksasi nafas dalam
Hasil:
10:00 7. Jelaskan penyebab, S: pasien mengatakan nyeri luka
periode, dan pemicu post op masih terasa tapi
nyeri berkurang dari sebelumnya
O: pasien masih tampak meringis
No.
Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Proses Paraf
Dx
II 1. . Monitor tanda dan Hasil: Anna
gejala perdarahan S: -
10:30
O: Terlihat tidak ada tanda tanda
perdarahan dalam maupun luar
(lemas, tekanan darah menurun,
nadi cepat, sesak nafas, edema,
dll)
Hasil :
11:00 3. Pertahankan bed rest S: pasien mengatakan keluarga
selama perdarahan membantu aktivitas pasien
O: pasien tampak berbaring
Hasil:
4. Anjurkan S: pasien mengatakan minum
11:10 meningkatkan asupan nya habis banyak
cairan untuk O: Pasien terlihat sudah
menghindari konstipasi menghabiskan 1 botol air mineral
(500 ml) yang habis dalam waktu
4 jam
No.
Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Proses Paraf
Dx
terlihat menghabiskan makanan
nya 1 porsi
Hasil:
12:00 3. Memonitor kebersihan tubuh S: Pasien mengatakan sudah di
(mis, rambut, mulut, kulit, seka dengan keluarga pasien
kuku) O: Pasien sudah ganti baju dan
tampak bersih
No.
Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Proses Paraf
Dx
Tanda Vital (TTV) S: -
O: Tanda Tanda Vital (TTV)
TD : 130/90mmHg
N : 80 x/menit
S : 37,00C
RR : 19 x/menit
11:00 Hasil:
2 Monitor nilai - Hemoglobin: 15.3 g/dl
hematokrit/hemoglobi - Hematokrit: 42.6 ⁒
n sebelum dan setelah
kehilangan darah
3 Mengkolaborasi Hasil:
11:20 pemberian obat S :-
pengontrol darah, jika O: pemberian obat pengontrol
perlu darah sudah diberikan
(Tranexamic acid 1 amp IV)
4 Menganjurkan Hasil:
melakukan mobilisasi S: pasien mengatakan sudah bisa
dini beraktivitas sendiri
O: pasien tampak mulai
beraktivitas sederhana sendiri (ke
kamar mandi , duduk dll)
CATATAN PERKEMBANGAN
P : Intervensi dipertahankan
P : Intervensi dilanjutkan
pemberian obat pengontrol
darah
B. Pembahasan
Pada tahap ini penulis akan memguraikan kesenjangan antara
teori dan kasus dilapangan serta membahas kemungkinan
kesenjangan antara teori dan praktek pada Tn.H dengan gangguan
sistem pernafasan post operasi KNF di Ruang Bougenville RSUD
Dr. Chasbullah Abdulmadjid Bekasi. Asuhan keperawatan ini
penulis lakukan pada tanggal 8 - 10 Februari 2022. Pembahasan ini
memfokuskan terhadap konsep keperawatan dimulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.
c) Diagnosa yang ada pada teori namun tidak ditegakan pada pasien
adalah :
a. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor
mekanis (penekanan pada tonjolan tulang akibat benjola di
nasofaring) (D.0129)
Pada saat dilakukan pengkajian pada pasien tidak terlihat
tanda- tanda kerusakan integritas jaringan karena pasien
terpasang tampon dan diperban disekitar area hidung sebelah
kanan nya.
b. Resiko gangguan harga diri berhubungan dengan
ketidakefektifan koping terhadap kehilangan (D.0101)
Pada saat dilakukan pengkajian pada pasien tidak terlihat
adanya gangguan harga diri karena pasien menerima
perubahan yang terjadi pada dirinya .
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor psikologis ( keengganan untuk
makan) (D.0019)
Pada saat dilakukan pengkajian pada pasien berat badan
pasien memang turun beberapa kilogram tetapi setelah
monitor asupan makanan pada pasien, nafsu makan sudah
membaik setelah operasi dibandingkan sebelum operasi.
B. SARAN
1. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan, keterampilan dan pengalaman serta menambah
wawasan penulis sendiri dalam melakukan penulisan karya tulis
ilmiah khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien post operasi dengan Kanker Nasofaring (KNF). Dalam
upaya memberikan asuhan keperawatan yang diberikan dapat
tepat, penulis selanjutnya diharapkan harus benar-benar
menguasai konsep mengenai Kanker nasofaring itu sendiri,
selain itu penulis juga harus melakukan pengkajian dengan
tepat agar asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan
masalah yang di temukan pada Pasien. Salah satunya yaitu
dengan komunikasi yang efektif dalam melakukan pengkajian
pada pasien.
Selain itu penulis harus melakukan pengkajian secara
komprehensif agar asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai
dengan masalah yang ditemukan pada pasien serta tidak ada
A. Biodata Mahasiswa
Nama : Anna Rahmadani
NIM : 1720190044
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Desember 2000
Alamat : Jl. Patriot Gg. Omega Rt: 09 Rw: 002
no.42, Kel. Jakasampurna
Kec. Bekasi Barat
DAFTAR PUSTAKA
Adham, M., Kurniawan, A. N., Muhtadi, A. I., Roezin, A., Hermani, B.,
31(4), 185–196.
85 – 97.
Nasopharyngeal
Faiza, S., Rahman, S., & Asri, A. A. (2016). Karakteristik Klinis Dan
96.
Http://Jurnal.Fk.Unand.Ac.Id/Index.Php/Jka/Article/View/450/378
From Http://Gco.Iarc.Fr
Guo X, Johnson Rc, Deng H, Liao J, Guan L, Nelson Gw, Tang M, Et Al.
Int.J.Cancer, 124:2942-7.
Hasanudin.
Kumar V, Abbas Ak, Aster Jc. (2015). Robbins And Cotran Pathologic
Rahman, S., Budiman, B. J., & Subroto, H. (2015). Faktor Risiko Non Viral
Yong, S. K., Ha, T. C., Yeo, M. C. R., Gaborieau, V., Mckay, J. D., & Wee,
Zhang, L. F., Li, Y. H., Xie, S. H., Ling, W., Chen, S. H., Liu, Q., Huang,