Id Doc: 589c891e81944d46104946d2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terhadap anak merupakan bentuk interaksi antara anak dan orangtua selama
Pola berarti susunan, model, bentuk, tata cara, gaya dalam melakukan
pribadi yang dewasa serta mampu menciptakan suatu kondisi yang harmonis
sebagai gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan anak dalam
8
Dicetak pada tanggal 2020-12-12
Id Doc: 589c891e81944d46104946d2
9
tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu
secara sadar atau tidak sadar akan diresapi, kemudian menjadi kebiasaan pula
bagi anak-anaknya (Desmita, 2013:64). Mengasuh anak orang tua tidak hanya
5) Sandang.
selaras antara ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin
tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kasih
sayang orang tua baik dari ayah maupun ibu menciptakan ikatan yang erat
orang tua yang telah susah payah membesarkannya dengan cina dan kasih
sayang.
akan menjadi seorang yang yang memiliki kepribadian yang kokoh atau
(Suwanto, 2009).
Orang tua (yaitu ayah dan ibu) merupakan orang yang bertanggung
jawab pada seluruh keluarga. Orang tua juga menentukan kemana keluarga
akan dibawa dan apa yang harus diberikan sebelum anak-anak dapat
memerlukan bekal dari orang tuanya sehingga orang tua harus mampu
yang harus diikutinya yang mendasari anak untuk melakukan hubungan sosial
dengan lingkungan yang lebih luas. Namun dengan adanya perbedaan latar
menjelaskan tiga bentuk pola asuh orang tua dalam mendidik dan
mereka dan menghormati pekerjaan dan upaya mereka. Orang tua yang
otoriter menerapkan batas kendali yang tegas pada anak dan menimalisir
perdbatan verbal. Anak dari orang tua yang otoriter sering kali tidak bahagia,
orang tua mendesak anak untuk mengikuti arahan mereka dan menghormati
pekerjaan dan upaya mereka. Orang tua yang otoriter menerapkan batas
kendali yang tegas pada anak dan menimalisir perdbatan verbal. Anak dari
orang tua yang otoriter sering kali tidak bahagia, ketakutan, mindaer ketika
Dicetak pada tanggal 2020-12-12
Id Doc: 589c891e81944d46104946d2
12
dan menerima dimungkinkan, dan orang tua bersikap hangat dan penyayang
terhadap anak. Anak yang memiliki orang tua otoritatif sering kali ceria, bisa
sebaya , bekerja sama dengan orang dewasa dan bisa mengatasi stress dengan
baik.
sangat tidak terlibat dalam kehidupanan anak. Anak yang memiliki orang tua
yang mengabaikan merasa bahwa aspek lain dari kehidupan orang tua
mandiri. Mereka sering kali memiliki harga diri yang rendah, tidak dewasa
dan mungkin terasing dati keluarga. Dalam masa remaja, mereka mungkin
4. Pengasuhan yang menuruti adalah gaya pengasuhan dimana orang tua sangat
Orang tua macam ini membiarkan anak melakukan apa yang ia inginkan.
Dicetak pada tanggal 2020-12-12
Id Doc: 589c891e81944d46104946d2
13
terjadinya pola asuh yang berbeda terhadap anak. Menurut Maccoby & Mc
loby ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu:
a. Sosial ekonomi
yang dibentuk oleh orang tua maupun anak dengan lingkungan sekitarnya.
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau bahkan tidak pernah mengenal
b. Pendidikan
sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Latar
belakang pendidikan orang tua dapat mempengaruhi pola pikir orang tua baik
formal maupun non formal kemudian juga berpengaruh pada aspirasi atau
Nilai – nilai agama juga menjadi salah satu hal yang penting yang
ditanamkan orang tua pada anak dalam pengasuhan yang mereka lakukan
d. Kepribadian
e. Jumlah anak
Jumlah anak yang dimiliki keluarga akan mempengaruhi pola asuh yang
diterapkan orang tua. Semakin banyak jumlah anak dalam keluarga, maka ada
secara maksimal pada anak karena perhatian dan waktunya terbagi antara
anak yang satu dengan anak yang lainnya, (Okta Sofia, 2009).
merupakan orang tua yang menampilkan sedikit keramahan dan kontrol yang
tinggi.
Menurut Juntika (2013:115) orang tua otoriter adalah orang tua yang
menampilkan sedikit keramahan dan kontrol yang tinggi, dan disiplin yang
Menurut Santrock (2013:15) pola asuh orang tua otoriter adalah gaya
Orang tua yang otoriter menerapkan batas kendali yang tegas pada anak dan
menimalisir perdbatan verbal. Anak dari orang tua yang otoriter sering kali
yang lemah.
yang memiliki ciri-ciri, menekankan segala aturan orang tua harus di taati
oleh anak. Orang tua bertindak semena-mena, tanpa dapat di kontrol oleh
anak. Anak harus menurut dan tidak boleh membantah terhadap apayang di
perintahkan oleh orang tua. Dalam hal ini, anak seolah-olah menjadi “robot”,
Dari segi positifnya, anak yang dididik dalam pola asuh ini, cenderung akan
menjadi disiplin yakni mentaati peraturan. Akan tetapi bisa jadi ia hanya mau
alain. Hal itu tujuannya seata mata hanya untuk menyenangkan hati orang tua.
Pada aspek ini, orangtua sangat kaku dan memaksa. Anak – anak
sudah dibentuk sejak kecil sehingga mereka tidak mempunyai ruang untuk
diktator, seringkali memakai hukuman yang berlebihan atau keras dan di luar
tujuan dari gaya ini adalah untuk melakukan kontrol anak dan bukannya
parent-child relationship)
menghormati dan satu keyakinan pada diri orangtua bahwa anak mempunyai
Gaya pengasuhan ini tidak mengakui proses individuasi pada anak dan
dengan gaya pengasuhan seperti ini adalah kedekatan semu karena kedekatan
tersebut muncul dari rasa takut anak untuk tidak menyenangkan orangtua dari
dengan anak sekalipun hal itu tidak ditunjukkan secara terang –terangan.
1. Harga diri
karena menganggap dirinya tidak berperan penting dan tidak cukup valid
2. Kepercayaan diri
sepihak tanpa kompromi dengan anak. Anak pun akan gagal mengakui
3. Kepatuhan
4. Menang sendiri
Orang tua otoriter selalu menetapkan aturan dan panduan agar anak
masyarakat.
5. Kesepian
merasa kesepian dan menarik diri. Kemudian menjadi pendiam dan menutup
diri. Banyak kasus anak menjadi depresi karena mereka tidak mendapatkan
2. Aturan dan batasan dari orang tua harus ditaati oleh anak.
3. Anak harus bertingkah laku sesuai aturan yang diterapkan orang tua
5. Orang tua memusatkan perhatian dan pengendalian cara otoriter yaitu berupa
hukuman fisik.
anak.
9. Biasanya kaku dan cenderung suka mengkritik anak jika tidak patuh.
11. Memaksa anak untuk patuh dan tidak memberikan pilihan bagi anak.
mereka menjawab ”jalankan saja, tidak usah banyal Tanya atau kamu mau
dihukum?”
perilaku tertentu.
Sekalipun anak masih sangat muda tetapi dari padanya tidak diharapkan
perilaku patuh dan buta-butaan diusahakan agar anak mengerti apa arti
hukuman badan.
pemberian hadiah terutama dalam bentuk pujian dan pengakuan sosial. Pola
akibatnya pada anak, penjelasan dilakukan berulang- ulang sampai anak dapat
Jika anak mempunyai alasan – alasan yang kuat, orang tua demokratis akan
tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada
Dicetak pada tanggal 2020-12-12
Id Doc: 589c891e81944d46104946d2
21
rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis
kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada
bagi anak, namun peraturan itu bersifat ada dan mengikat dan bukannya
mengekang apalagi membatasi ruang gerak dan berpikir anak. Menurut ahli
psikologi ada cara yang ampuh adalah menerapkan pola asuh demokratis,
seperti prinsip negara demokratis dimana suara rakyat harus didengar begitu
pula dengan suara anak dalam keluarga juga patut diperhitungkan, demikian
pula halnya dengan penerapan aturan dalam keluarga, anak juga perlu
aturan bersama ia tidak merasa digurui selain itu ia tidak hanya mengetahui
manfaat dari aturan yang dibuat tetapi juga konsekuensi saat aturan tersebut
harus membaca lagi aturan yang telah dibuat. Nah, jika seperti ini kita sebagai
Dicetak pada tanggal 2020-12-12
Id Doc: 589c891e81944d46104946d2
22
orang tua tidak perlu lagi adu urat leher hanya agar anak menjadi disiplin dan
teratur.
dengan menghargai cara pandang anak terlebih dahulu, kuncinya kita sebagai
orang tua harus mau “turun”, sehingga kita tahu apa apa yang anak lihat,
mengungkapkan pendapatnya.
anak juga perlu dilibatkan memberikan masukan jenis hukuman dan reward
yang akan diberikan. Laksanakan dengan tepat dan tegas. Maksudnya, jangan
ditunda jika hari itu anak mendapat hukuman maka laksanakan hari itu. Dan
yang terakhir adalah laksanakan peraturan tersebut dengan tepat dan tegas,
jika aturan tersebut juga berlaku bagi orang tua maka orang tua juga akan
tersebut.
dibuat.
4. Orang tua dan anak konsisten menjalankan secara bersama-sama aturan yang
dibuat.
Dicetak pada tanggal 2020-12-12
Id Doc: 589c891e81944d46104946d2
23
juga konsisten terhadap aturan baik positif maupun negative, tanpa hal
tersebut mustahil aturan yang dicanangkan akan berjalan efisien dan efektif.
Menurut psikolog Tika Bisono, orang tua perlu memahami dan mengenal
"Nantinya pola asuh akan lebih demokratis. Tidak ada pemaksaan antar anak
mendasari tindakannya pada pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap
Pola asuh demokratis cocok diterapkan pada usia 6-12 tahun. Pada
tahap ini anak mulai mampu memilih apa yang diminati. Anak juga tertarik
pada hal baru, dan cenderung bosan pada sesuatu yang monoton. Yang lebih
penting, menurut Tika, anak mulai faham hal yang bersifat konseptual seperti
aturan yang diberikan, jadi tidak asal suruh. Pola asuh demokratis
Dengan kebebasan yang ada, pola asuh demokratis memungkinkan anak dan
harus memperhatikan dengan tepat kapan ekspresi dan mood anak berubah.
komunikasi yang dialogis antara anak dan orang tua dan adanya kehangatan
yang membuat anak remaja merasa diterima oleh orang tua sehingga ada
sosial pertama yang ditemui anak ketika anak di izinkan untuk melihat dan
keluarga itu sendiri menjadi subjek sosial yang nantinya akan membentuk
dasar anak dengan orang lain. Hubungan anak dengan keluarga merupakan
hubungan yang pertama yang ditemui anak. Hubungan anak dengan orangtua
dan anggota keluarga lainnya dapat dianggap sebagai suatu sistem yang
langsung maupun tidak, melalui sikap dan cara pengasuhan anak oleh
orangtua.
dengan orangtua. Kasih sayang dan cinta kasih yang anak kembangkan dalam
hubungan sosialnya, erat hubungannya dengan apa yang anak terima dan
rasakan dalam keluarganya. Ketika anak merasa disayangi, anak belajar juga
temannya.
takut-takut, lebih giat, dan lebih bertujuan, tetapi juga memberi kemungkinan
dewasanya.
anak, orang tua bersikap masa bodoh dan pendidikan bersifat bebas (Hurlock
2007:125).
Pola asuh permisif dapat diartikan sebagai pola perilaku orang tua
apa yang ingin di lakukan tanpa mempertanyakan. Pola asuh ini tidak
kepada anak. Kebebasan diberikan penuh dan anak diijinkan untuk member
berperilaku menurut apa yang diinginkannya tanpa ada kontrol dari orang tua.
Dengan hal ini anak berusaha belajar sendiri bagaimana harus berperilaku
peraturan, tidak diberlakukan hukuman dan juga tidak ada hadiah bagi yang
Dicetak pada tanggal 2020-12-12
Id Doc: 589c891e81944d46104946d2
28
berperilaku sosial dengan baik. Jadi orang tua membiarkan anak berbuat
berfikir dalam bertindak karena remaja tidak diberi bimbingan dan arahan
baik atau tidak efektif dalam menjalankan rumah tangga, lemah dalam
diri. Orang tua dengan pola asuh permisif dibiarkan mengatur tingkah laku
aturan ketat bahkan bimbinganpun jarang sekali di berikan sehingga tidak ada
diberikan penuh dan anak diijinkan membuat keputusan untuk dirinya sendiri
tanpa pertimbangan orang tua dan boleh berperilaku menurut apa yang
Adapun pola asuh permisif adalah suatu bentuk pola asuh dimana
orang tua memberikan kebebasan penuh kepada anak. Cirinya orang tua
itu sendiri (Papalia, Olds, 2009: 54). Gunarsa dan Gunarsa, 1995; Helm dan
Turner, 1995; Papalia, Olds dan Feldman, 2011 dalam (Dariyo, 2004: 98)
segala aturan dan ketetapan keluarga di tangan anak. Apa yang dilakukan
Dalam pola asuh permisif orang tua membiarkan anak mencari dan
pada hal-hal yang dianggapnya sudah “keterlaluan” orang tua baru bertindak.
dianggapnya baik. Pada umumnya keadaan seperti ini terdapat pada keluarga-
keluarga yang kedua orang tuanya bekerja, terlalu sibuk dengan berbagai
kegiatan sehingga tidak ada waktu untuk mendidik anak dalam arti yang
bentuk bimbingan orang tua, dimana orang tua sangat memberi kelonggaran
orang tua dapat menjadikan anak kurang disiplin dengan aturan-aturan sosial
bertanggung jawab, maka dapat menjadi seorang yang mandiri, kreatif, dan
a. Kontrol
c. Dominasi
d. Komunikasi
Empat aspek tersebut terdap dalam semua jenis pola asuh, termasuk
dalam pola asuh permisif hanya saja kadarnya yang berbeda. Shocib
(2013:23) bahwa aspek-aspek dari salah satu jenis pola asuh, yaitu pola asuh
Orang tua tidak peduli dengan tindakan anak yaitu dengan tidak ada batasan
Tidak ada tindakan dari orang tua terhadap sikap anak baik yang bersifat
Orang tua dan anak jarang sekali terjalin komunikasi yang melibatkan kedua
Tindakan orang tua yang tidak peduli dengan semua tindakan anak atau sikap
anak.
a. Orang tua bersifat toleran terhadap anak, bahkan orang tua tidak peduli
tindakan anak, sehingga orang tua tidak memberi batasan atau peraturan-
b. Hukuman atau hadiah tidak pernah diberikan orang tua terhadap sikap anak
kebutuhannya.
tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak kontrol oleh orang
tua. Secara umum ciri-ciri pola asuh orang tua yang bersifat pemanja yaitu:
1. Orang tua tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang
dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka.
atau keinginannya.
Dicetak pada tanggal 2020-12-12
Id Doc: 589c891e81944d46104946d2
32
3. Orang tua tidak pernah menegur atau tidak berani menegur perilaku anak,
mendorong banyak orang tua menerapkan pola asuh permisif adalah sebagai
berikut:
Beberapa orang tua tidak ingin diganggu kehidupan pribadi mereka. Orang
Tidak sedikit orang tua yang kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman
tentang bagaimana mengasuh anak remaja yang terus berubah dan bergejolak.
mereka.
Faktor gengsi dan harga diri dapat memicu orang tua menerapkan pola asuh
mengapa tidak membelikan anak remaja sendiri hal yang sama? Demikian
Dicetak pada tanggal 2020-12-12
Id Doc: 589c891e81944d46104946d2
33
halnya jika anak remaja tetangga sebelah rumah sudah mulai rajin ke
senonoh.
Orang tua yang mengalami berbagai kesukaran dan kesulitan hidup masa lalu
biasanya menyimpan obsesi. Obsesi bisa jadi pemicu orang tua menganut
pola asuh permisif karena tidak ingin melihat anak remajanya mengalami
kesukaran atau kesulitan seperti ketika dirinya menjalani masa remaja dulu.
Ingin membahagiakan anak remaja adalah alasan klasik yang paling banyak
menjadi pendorong para orang tua menerapkan pola asuh serba membolehkan
remaja mereka.
6. Perasaan bersalah.
Perasaan bersalah orang tua terhadap anak remaja mereka bisa menjadi
membolehkan banyak orang tua merasa telah berbuat baik kepada anak-anak
2013:48-49). Dari beberapa aspek mengenai ciri-ciri pola asuh permisif yang
telah dikemukakan oleh Shocib dan sebab-sebab orang tua memilih pola asuh
setidaknya bisa mengetahui dan memilih pola asuh yang terbaik bagi anak.
Menurut Shocib (2013: 51) Dampak pola asuh permisif adalah anak-
sifat mandiri, maka individu maupun anak akan sulit untuk mencapai sesuatu
secara maksimal dan akan sulit pula baginya untuk meraih kesuksesan
(Yusuf, 2013:78)
dimana seseorang mampu berdiri sendiri tanpa harus bergantung pada orang
lain. Kemandirian berasal dari kata mandiri. dalam Kamus Besar Bahasa
individu memiliki sikap mandiri dalam cara berpikir dan bertindak, mampu
Setiap siswa memiliki gaya dan tipe yang berbeda dengan teman-
temannya, hal ini disebabkan karena siswa memiliki potensi dan latar
aktivitas belajar yang didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan
prestasi belajar, telah banyak para ahli mencoba untuk menyelidiki peristiwa
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat, bagi para pelajar atau siswa, kata “belajar” merupakan kata yang
tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Setiap siswa memiliki gaya dan tipe belajar yang berbeda dengan
teman-temannya, hal ini disebabkan karena siswa memiliki potensi dan latar
aktivitas belajar yang didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan
mempengaruhi kemandirian
a) Faktor Internal
Faktor internal merupakan semua pengaruh yang bersumber dari dalam diri
anak itu sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya sejak lahir
Secara fisik anak laki-laki dan wanita tampak jelas perbedaan dalam
3) Faktor Perkembangan
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan pengaruh yang berasal dari luar anak, sering pula
dan dorongan dari keluarga serta lingkungan di sekitarnya. Pada saat ini
orang tua dan respon dari lingkungan sangat diperlukan bagi anak untuk
dari berbagai macam suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya
yang beragam.
2006:15).
b) Anak yang mandiri tidak takut dalam mengambil resiko karena sudah
sebagai berikut.
a) bebas, artinya bertindak atas kehendaknya sendiri bukan karena orang lain
c) inisiatif, yaitu mampu berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan
penuh inisiatif.
e) kemantapan diri (harga diri dan percaya diri), termasuk dalam hal ini
sendiri.
a. Kebebasan
Kebebasan merupakan hak asasi bagi setiap manusia, begitu juga seorang
membuat keputusan.
b. Inisiatif
Inisiatif merupakan suatu ide yang diwujudkan ke dalam bentuk tingkah laku.
mempertahankan sikap.
c. Percaya Diri
anak dapat dilihat dalam kemampuan untuk berani memilih, percaya akan
yang baik.
d. Tanggung Jawab
Aspek tanggung jawab tidak hanya ditunjukkan pada diri anak itu sendiri
tetapi juga kepada orang lain. Perwujudan kemandirian dapat dilihat dalam
e. Ketegasan Diri
f. Pengambilan Keputusan
masalah dan berbagai tantangan serta kesulitan lainnya, tanpa harus mendapat
g. Kontrol Diri
tingkah laku atau menunda tingkah laku, tanpa peraturan atau bimbingan dari
orang lain. Dengan kata lain, sebagai kemempuan untuk mengontrol diri dan
perasannya, sehingga seseorang tidak merasa takut, tidak cemas, tidak ragu
atau tidak marah yang berlebihan saat dirinya berinteraksi dengan orang lain
atau lingkungan.
Dicetak pada tanggal 2020-12-12
Id Doc: 589c891e81944d46104946d2
42
dini dapat di lihat dari pembiasan prilaku dan kemampuan anak dalam
kempuan fisik, percaya diri, bertanggung jawab, disiplin, pandai bergaul, mau
Dari pendapat diatas dapat diketahui kemandirian anak usia dini dapat
dimana indikator tersebut merupakan pedoman atau acuan dalam melihat dan
Hal ini sangat jelas dikatakan para ahli bahwa kemandirian anak usia
dini dapat dilihat dari setidaknya ada tujuh indikator yaitu sebagai berikut:
1. Kemampuan fisik
kebutuhannya sendiri. Misalnya anak butuh makan, maka secara mandiri anak
harus bisa makan sendiri. Anak belajar untuk mengenakan pakaian sendiri,
2. Percaya diri
3. Bertanggung jawab
4. Disiplin
5. Pandai bergaul
6. Saling berbagi
orang lain dan bersedia memberikan apa yang dimiliki untuk memenuhi
7. Mengendalikan emosi
2.3 Kaitan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Siswa Dalam
Belajar
adalah pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Baumerind dalam Santrock
(2013:257) “mengemukakan bahwa pola asuh orang tua adalah cara terbaik
orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab
kepada anak”.
penelantar. Pola asuh yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pola asuh
demokratis. Menurut Yusuf (2013:26) pola asuh demokratis adalah pola asuh
pola asuh yang menerima anak dan melibatkan anak sepenuhnya, dengan
Adapun ciri pola asuh ini adalah orang tua memandang anak sebagai
memberikan kebebasan pada anak, adanya sikap penerimaan dari orang tua,
bertanggung jawab.
kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara sosial dan
Pola asuh orang tua tetap merupakan pilar utama dan pertama dalam
membentuk anak untuk mandiri. Orang tua mana yang tidak mau melihat
Dicetak pada tanggal 2020-12-12
Id Doc: 589c891e81944d46104946d2
46
anaknya tumbuh menjadi anak mandiri. Tampaknya memang itulah salah satu
pola asuh orang tua. Di dalam keluarga, orang tualah yang berperan dalam
kesempatan kepada anak untuk mandiri, keluarga tetap merupakan pilar dan
Bila pendidikan orang tua yang pertama dan utama ini tidak berhasil
maka akan dapat menimbulkan sikap dan perilaku yang kurang mandiri
dalam mendidik atau mengasuh anak menjadi anak menjadi mandiri, tidaklah
mudah ada banyak hal yang harus dipersiapkan sedini mungkin oleh orang
1. Purwati Tri 2014.” Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Prestasi
Pendidikan.
angket pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa sebesar 0,605. Jadi
terdapat hubungan yang positif dan signifikansi antara pola asuh dengan
prestasi belajar siswa kelas V SDN no.110/I Desa Tenam. Pola asuh yang
dikatakan cukup demokratis, namun tak satupun dari orang tua siswa
menerapkan pola asuh yang murni. Prestasi belajar siswa yang diambil dari
mendapat nilai baik, dan 16 orang siswa dengan nilai rata-rata cukup. Maka
dan variabel Y.
individual.
kembali pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian anak usia dini
dalam belajar di TK Al Falah 1 Kota Jambi dengan harapan agar orang tua,
guru dan juga anak dapat menyelaraskan antara pendidikan di sekolah dan