Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

KEGAWAT DARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “Z” G3P1A1H1 USIA KEHAMILAN 37-38


MINGGU DENGAN KPD DI RUANG KEBIDANAN DAN ANAK
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS
TANGGAL 21 JANUARI 2022

Disusun Oleh:

GUSNILA ASMITA
NIM.194110293

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN PADANG


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Studi Kasus

Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Pada Ny “Z” G3P1A1H1


Usia Kehamilan 37-38 Minggu Dengan KPD di Ruang Kebidanan dan Anak
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas
Tanggal 21 januari 2022

Disusun oleh:

GUSNILA ASMITA
NIM. 194110293

Telah Disetujui Oleh Preseptor Lapangan Pada Tanggal :


Februari 2022

Preseptor Lapangan Mahasiswa

RILY YANE PUTRI, S.SiT, M. Biomed GUSNILA ASMITA

Preseptor Akademik

Dr. ERAVIANTI, S.Si.T, MKM

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai

kemudahan, petunjuk serta karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Studi Kasus Asuhan Kebidanan Maternal dan Neonatal Pada Ny.”Z” Usia 31 Tahun

G3P2A0H1 UK 37-38 Minggu Dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) Di Ruangan Rawat

Inap Kebidanan dan Anak Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas Tanggal 21

Januari 2022 dengan baik dan tepat waktu. Laporan Studi Kasus ini penulis susun

untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan persyaratan akademik di

Program Studi DIII Kebidanan Padang Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Padang.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Ibu Rilly

Yane Putri, S.SiT, M. Biomed dan Ibu Dr. Eravianti, S.Si.T, MKM yang telah

membimbing penulis dalam menyusun Laporan Studi Kasus ini. Ucapan terimakasih

juga penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. dr. Yevri Zulfiqar, Sp.B, Sp.U, Direktur Rumah Sakit Pendidikan

Universitas Andalas.

2. Ibu Hj. Erwani, SKM, M.Kes, Ketua Jurusan Kebidanan Padang Poltekkes

Kemenkes Padang.

3. Ibu Helpi Nelwatri, S.SiT, M.Kes, Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Padang Poltekkes Kemenkes Padang.

4. Orangtua dan keluargaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik

iii
5. moril maupun materil, serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap

langkah kaki penulis.

6. Seluruh teman-teman yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan

Laporan Studi Kasus ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut adil

dalam terwujudnya Laporan Studi Kasus ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Studi Kasus ini masih

jauh dari kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan

kemampuan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Studi Kasus ini.

Padang, Januari 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................2
1.3 Tujuan Laporan Kasus.......................................2
1.4 Manfaat Penelitian.............................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Ketuban Pecah Dini................................................................4
2.2 Etiologi Ketuban Pecah Dini....................................................................4
2.3 Patofisiologi Ketuban Pecah Dini.............................................................6
2.4 Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini.....................................................7
2.5 Diagnosa Ketuban Pecah Dini..................................................................7
2.6 Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini.......................................................8
2.6.1 Penatalaksanaan KPD pada kehamilan aterm (> 37 Minggu)........9
2.6.2 Penatalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (<37 minggu)....10
2.7 Komplikasi Ketuban Pecah Dini.........................................................11

BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................14


BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................29
BAB V PENUTUP......................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)

sering disebut dengan premature repture of the membrane (PROM) didefinisikan

sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya melahirkan. Pecahnya

ketuban sebelum persalinan atau pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm

dan pada multipara kurang dari 5 cm. Hal ini dapat terjadi pada kehamilan aterm

maupun pada kehamilan preterm. Pada keadaan ini dimana risiko infeksi ibu dan

anak meningkat.

Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam masalah obstetri

yang juga dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan bayi serta dapat

meningkatkan kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Dampak yang paling

sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindrom

distress pernapasan (RDS atau Respiratory Disterss Syndrome), yang terjadi pada

10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi akan meningkat prematuritas, asfiksia, dan

hipoksia, prolapse (keluarnya tali pusat), resiko kecacatan, dan hypoplasia paru

janin pada aterm. Hampir semua KPD pada kehamilan preterm akan lahir

sebelum aterm atau persalinan akan terjadi dalam satu minggu setelah selaput

ketuban pecah. Sekitar 85% morbiditas dan mortalitas perinatal ini disebabkan

oleh prematuritas akibat dari ketuban pecah dini. Hal ini juga berdampak bagi

1
kesmas (khusnya dalam bidang promosi kesehatan KPD berhubungan

dengan 2 penyebab kejadian prematuritas dengan insidensi 30-40% sebagai

proses pencegahan (tindakan preventif) dan penurunan angka kejadian mortalitas

dan mordibitas perinatal yang diakibatkan oleh komplikasi kejadian ketuban

pecah dini ini. Selain itu ketuban pecah dini berkaitan dengan komplikasi

persalinan, meliputi kelahiran kurang bulan, sindrom gawat napas, kompresi tali

pusat, khorioamnionitis, abruption plasenta, sampai kematian janin yang

meningkatkan mortalitas dan morbiditas perinatal. Semakin lama KPD, semakin

besar kemungkinan komplikasi yang terjadi.

Menurut WHO, kejadian ketuban pecah dini (KPD) atau insiden PROM

(prelobour rupture of membrane) berkisar antara 5-10% dari semua kelahiran.

KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan dan 70% kasus KPD terjadi pada

kehamilan aterm. Pada 30% kasus KPD merupakan penyebab kelahiran

prematur. Insiden KPD di Indonesia berkisar 4,5%- 6% dari seluruh kehamilan,

sedangkan di luar negeri insiden KPD antara 6%-12%.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketuban pecah dini pada

kehamilan yakni pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti

mengenali tanda-tanda sedini mungkin ketuban pecah dini, lalu diberikan

pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat. Harus

selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya ketuban pecah dini kalau

ada faktor–faktor predisposisi. Penjelasan tentang manfaat istirahat berguna

dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring ditempat tidur,

2
namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi.

Berdasarkan latar belakang tersebut , maka penulis tertarik untuk menulis

laporan studi kasus yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Ny “Z” Umur 31

Tahun G3P1A1H1 UK 37-38 Minggu Dengan KPD Di Ruang Kebidanan Dan

Anak Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas Tanggal 21 Januari 2022

1.2. Rumusan Masalah

Berasarkan uraian latar belakang masalah yang dapat dirumuskan

Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ny “Z” Umur 31 Tahun G3P1A1H1 UK 37-

38 Minggu Dengan KPD Di Ruang Kebidanan Dan Anak Rumah Sakit

Pendidikan Universitas Andalas Tanggal 21 Januari 2022?

1.3. Tujuan

A. Tujuan Umum

Untuk menerapkan Asuhan Kebidanan Pada Ny “Z” Umur 31 Tahun

G3P1A1H1 UK 37-38 Minggu Dengan KPD Di Ruang Kebidanan Dan Anak

Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas Tanggal 21 Januari 2022 sesuai

dengan Standar Asuhan Kebidanan

B. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif Pada Ny “Z”

Umur 31 Tahun G3P1A1H1 UK 37-38 Minggu Dengan KPD Di Ruang

Kebidanan Dan Anak Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas Tanggal

21 Januari 2022

b. Mampu melakukan interpretasi data Pada Ny “Z” Umur 31 Tahun

3
c. G3P1A1H1 UK 37-38 Minggu Dengan KPD Di Ruang Kebidanan Dan Anak

Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas Tanggal 21 Januari 2022

d. Mampu menyusun rencana asuhan Pada Ny “Z” Umur 31 Tahun G3P2A0H1

UK 37-38 Minggu Dengan KPD Di Ruang Kebidanan Dan Anak Rumah

Sakit Pendidikan Universitas Andalas Tanggal 21 Januari 2022

e. Mampu mengimplementasikan asuhan kebidanan Pada Ny “Z” Umur 31

Tahun G3P1A1H1 UK 37-38 Minggu Dengan KPD Di Ruang Kebidanan Dan

Anak Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas Tanggal 21 Januari

2022

f. Mampu melakukan evaluasi tindakan yang telah diberikan Pada Ny “Z”

Umur 31 Tahun G3P1A1H1 UK 37-38 Minggu Dengan KPD Di Ruang

Kebidanan Dan Anak Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas Tanggal

21 Januari 2022

g. Mampu melakukan dokumentasi asuhan kebidanan dengan metode SOAP

Pada Ny “Z” Umur 31 Tahun G3P1A1H1 UK 37-38 Minggu Dengan KPD Di

Ruang Kebidanan Dan Anak Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas

Tanggal 21 Januari 2022

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.

2.

2.1. Pengertian Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum

persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu

disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur. Dalam keadaan normal 8-

10 % perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini.

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu

atau kurang waktu.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Ketuban Pecah Dini (KPD)

adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi

pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm

adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah

KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.

2.2. Etiologi Ketuban Pecah Dini

Penyebab KPD belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan yang

menjadi faktor predisposisi adalah :

a. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen

5
dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya

ketuban pecah dini.

5
b. Serviks inkompenten (penipisan serviks) yaitu kelainan pada serviks uteri

dimana kanalis servikalis yang selalu terbuka.

c. Tekanan intrauterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan misalnya

trauma, hidramnion, gemelli.

d. Trauma yang dilipat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam,

maupun amnosintesis menyebabkan terjadinya Ketuban pecah dini karena

biasanya disertai infeksi.

e. Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah

yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan

terhadap membran bagian bawah.

f. Keadaan sosial ekonomi

1. Faktor golongan darah, akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak

sesuai dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan kulit

ketuban.

2. Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu

3. Faktor multigraviditas, merokok dan perdarahan antepartum

4. Defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (vitamin C).

Pada sebagian besar kasus, menyebabnya belum di temukan. Faktor yang

disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran prematur,

merokok, dan perdarahan selama kehamilan beberapa faktor risiko dari

Ketuban pecah dini :

1. Inkompotensi serviks (leher rahim)

6
2. Polihidramion (cairan ketuban berlebihan)

3. Riwayat Ketuban pecah dini sebelumnya

4. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban

5. Kehamilan kembar

6. Trauma

7. Serviks (leher Rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23

minggu infeksi pada kehamilan seperti bacterial vaginosis

8. Infeksi pada kehamilan seperti bacterial vaginosis

2.3. Patofisiologi Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini biasanya terjadi karena berkurangnya kekuatan

membrane atau penambahan tekanan intra uteri ataupun di sebabkan oleh kedua-

duanya. Kemungkinan tekanan intra uteri yang kuat adalah penyebab

independen dari ketuban pecah dini dan selaput ketuban yang tidak kuat akibat

kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi akan mudah pecah dengan

mengeluarkan air ketuban.

Terjadinya ketuban pecah dini ternyata ada hubungannya dengan hal – hal

berikut:

1. Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban

pecah. Penyakit-penyakit seperti pielonefritis, sistitis, servisitis dan

vaginitis.

2. Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)

3. Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis)

7
4. Faktor–faktor lain yang merupakan predisposisi ialah: multi para,

7
5. malposisi, disproporsi, cerviks inkompeten dan lain–lain.

2.4. Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui

vagina, aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, berwarna

pucat, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena uterus diproduksi sampai

kelahiran mendatang. Tetapi, bila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah

terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk

sementara. Sementara itu, demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut,

denyut jantung janin bertambah capat merupakan tanda-tanda infeksi yang

terjadi.

2.5. Diagnosa Ketuban Pecah Dini

Menegakkan diagnosa ketuban pecah dini secara tepat sangat penting.

Karena diagnosa yang positif palsu berarti melakukan intervensi seperti

melahirkan bayi terlalu awal atau melakukan seksio yang sebetulnya tidak ada

indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negatif palsu berarti akan membiarkan

ibu dan janin, ibu atau keduanya. Oleh karena itu diperlukan diagnosa yang

cepat dan tepat.

Diagnosa Ketuban pecah dini di tegakan dengan cara :

a. Anamesa Penderita merasa basa pada vagina, atau mengeluarkan cairan yang

banyak secara tiba - tiba dari jalan lahir at. Cairan berbau khas, dan perlu

juga diperhatikan warna, keluarnya cairan tersebut his belum teratur atau

belum ada, dan belum ada pengeluaran lendir darah.

8
b. Inspeksi Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari

8
c. vagina, dan ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak,

pemeriksaan ini akan lebih jelas.

d. Pemeriksaan dengan spekulum Pemeriksaan dengan spekulum pada Ketuban

pecah dini akan tampak keluarnya cairan dari orifisum uteri eksternum

(OUE), kalau belum juga tampak keluar, fundus uteri di tekan, penderita di

minta batuk, mengejan atau mengadakan manuvover valsava, atau bagian

terendah di goyangkan, akan tampak keluar cairan dari ostium uteri dan

terkumpul pada fornik anterior.

e. Pemeriksaan dalam didapat cairan di dalam vagina dengan tocher perlu

dipertimbangkan, pada kehamilan yang kurangbulan yang belum dalam

persalinan tidak perlu di adakan pemeriksaan dalam. Jari pemeriksaan

akan mengakumulasi segmen bawah rahim dengan flora vagina yang normal.

Mikroorganisme tersebut bisa dengan cepat menjadi patogen. Pemerikaan

dalam vagina hanya dilakukan kalau Ketuban pecah dini yang sudah

dalam persalinan atau yang dilakukan induksi persalinan dan dibatasi

sedikit mungkin

2.6. Penatalaksanaan KPD

Kasus KPD yang cukup bulan, kalau segera mengakhiri kehamilan akan

menaikkan insidensi bedah sesar, dan kalau menunggu persalinan spontan akan

menaikkan insidensi chorioamnionitis. Kasus KPD yang kurang bulan kalau

menempuh cara-cara aktif harus dipastikan bahwa tidak akan terjadi RDS, dan

kalau menempuh cara konservatif dengan maksud untuk memberi waktu

9
pematangan paru, harus bisa memantau keadaan janin dan infeksi yang

akan memperjelek prognosis janin.

Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau umur

kehamilan tidak diketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaann

ultrasonografi (USG) untuk mengetahui umur kehamilan dan letak janin. Resiko

yang lebih sering pada KPD dengan janin kurang bulan adalah RDS

dibandingkan dengan sepsis. Oleh karena itu pada kehamilan kurang bulan perlu

evaluasi hati-hati untuk menentukan waktu yang optimal untuk persalinan.

1.1

1.

2.

2.1.

2.2.

2.3.

2.4.

2.5.

2.6.

2.6.1. Penatalaksanaan KPD pada kehamilan aterm (> 37 Minggu)

Beberapa penelitian menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD

keduanya mempunyai hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian

infeksi dan komplikasi lain dari KPD. Pada hakekatnya kulit ketuban yang

10
pecah akan menginduksi persalinan dengan sendirinya. Sekitar 70-80 %

kehamilan genap bulan akan melahirkan dalam waktu 24 jam setelah kulit

ketuban pecah.bila dalam 24 jam setelah kulit ketuban pecah belum ada tanda-

tanda persalinan maka dilakukan induksi persalinan, dan bila gagal dilakukan

bedah Caesar.

Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu.

Walaupun antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin dalam uterus namun

pencegahan terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatanya

sehingga pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan. Waktu pemberian

antibiotik hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan

10
dengan pertimbangan : tujuan profilaksis, lebih dari 6 jam

kemungkinan infeksi telah terjadi, proses persalinan umumnya berlangsung

lebih dari 6 jam. Beberapa penulis menyarankan bersikap aktif (induksi

persalinan) segera diberikan atau ditunggu sampai 6-8 jam dengan alasan

penderita akan menjadi inpartu dengan sendirinya. Dengan mempersingkat

periode laten durasi KPD dapat diperpendek sehingga resiko infeksi dan

trauma obstetrik karena partus tindakan dapat dikurangi.

Pelaksanaan induksi persalinan perlu pengawasan yang sangat ketat

terhadap keadaan janin, ibu dan jalannya proses persalinan berhubungan

dengan komplikasinya. Pengawasan yang kurang baik dapat menimbulkan

komplikasi yang fatal bagi bayi dan ibunya (his terlalu kuat) atau proses

persalinan menjadi semakin kepanjangan (his kurang kuat). Induksi dilakukan

dengan mempehatikan bishop score jika > 5 induksi dapat dilakukan,

sebaliknya < 5, dilakukan pematangan servik, jika tidak berhasil akhiri

persalinan dengan seksio sesaria.

2.6.1. Penatalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (<37 minggu)

Pada kasus- kasus ketuban pecah dini dengan umur kehamilan yang

kurang bulan tidak di jumpai tanda-tanda infeksi pengelolahanya bersifat

konservatif di sertai pemberian antibiotik yang adekuat sebagai profilaksis.

Penderita perlu di rawat di rumah sakit, di tidurkan dalam posisi

trendelenberg, tidak perlu di lakakukan pemeriksaan dalam untuk mencegah

terjadinya infeksi dan kehamilan di usahakan bisa mencapai 37 minggu,

11
obat - obatan uteroneklasen atau tocolitik agent di berikan juga tujuan

menunda proses persalinan.

Tujuan dari pengelolaan konservatif dengan pemberian

kortikosteroid pada penderita ketuban pecah dini kehamilan kurang bulan

adalah agar tercapainya pematangan paru, jika selama menunggu atau

melakukan pengelolaan konservatif tersebut mucul tanda - tanda infeksi,

maka segera dilakukan induksi persalinan tanpa memandang umur

kehamilan.

Induksi persalinan sebagai usaha agar persalinan mulai berlangsung

dengan jalan meransang timbulnya his ternyata dapat menimbulkan

komplikasi- komplikasi yang kadang - kadang tidak ringan. Komplikasi-

komplikasi yang dapat terjadi gawat janin sampai mati, tetani uteri, ruptura

uter, emboli air ketuban, dan juga mungkin terjadi intoksikasi.

Kegagalan dari induksi persalinan biasanya di selesaikan dengn

tindakan bedah caesar. Seperti halnya pada pengelolaan Ketuban pecah dini

yang cukup bulan, tindakan bedah cecar hendaknya di kerjakan bukan

semata - mata karena infeksi intrauterin. Tetapi seyogyanya ada

indikasiobstetrik yang lain, misalnya kelainan letak, gawat janin, partus tak

maju.

2.7. Komplikasi Ketuban Pecah Dini

a. Prognosis Ibu

Komplikasi yang dapat disebabkan KPD pada ibu yaitu infeksi intrapartal/

12
dalam persalinan, infeksi puerperalis/ masa nifas, dry labour/ partus lama,

perdarahan post partum, meningkatnya tindakan operatif obstetric

(khususnya SC), morbiditas dan mortalitas maternal.

b. Prognosis Janin

Komplikasi yang dapat disebabkan KPD pada janin itu yaitu prematuritas

(sindrom distes pernapasan, hipotermia, masalah pemberian makanan

neonatal), retinopati premturit, perdarahan intraventrikular, enterecolitis

necroticing, ganggguan otak dan risiko cerebral palsy, hiperbilirubinemia,

anemia, sepsis, prolaps funiculli/ penurunan tali pusat, hipoksia dan asfiksia

sekunder pusat, prolaps uteri, persalinan lama, skor APGAR rendah,

ensefalopati, cerebral palsy, perdarahan intrakranial, gagal ginjal, distres

pernapasan), dan morbiditas dan mortalitas perinatal

13
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “Z” UMUR 31 TAHUN G3P1A1H1

UK 37-38 MINGGU DENGAN KPD DI RUANG KEBIDANAN

DAN ANAK RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS

TANGGAL 21 JANUARI 2022

Tanggal : 21 Januari 2022

Pukul : 09.30 WIB

I. PENGUMPULAN DATA

A. Identitas / Biodata

(Istri) (Suami)

Nama : Ny “Z” Nama : Tn “I”

Umur : 31 Tahun Umur : 32 Tahun

Suku/Bangsa : Minang / Indonesia Suku/Bangsa : Minang

/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : Dosen Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Mangga XVI No.507 Alamat :Jl.

Mangga XVI No.507

14
Nama keluarga terdekat yang bisa dihubungi : Tn “I“

Hubungan dengan ibu : Suami

Alamat : Jl. Mangga XVI No.507

No Telp/Hp : 0853xxxxxxxx

B. Data Subjektif

Pasien masuk tanggal : 21 Januari 2022

Pukul : 09.30 WIB

1. Alasan Utama Masuk : Ingin memeriksa

kehamilannya

2. Keluhan Utama : keluar air-air dari

kemaluan, nyeri ari-ari

3. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

No Tanggal Persalinan Komplikasi Bayi Nifa

Lahir Usia Jenis Tempat Penolong Ibu Bayi BB/TB Keadaan Lochea

1. 22-09- 38-39 P RS Dokter Tdk Tdk 2700/ Baik

2017 47

15
4. Riwayat Kehamilan sekarang

a. HPHT : 09 Mei 2021

b. TP : 16 Februari 2022

c. Keluhan-keluhan pada

TM I : Tidak ada

TM II : Nyeri ari-ari

TM III : Nyeri ari-ari

d. Gerakan janin dalam 24 jam terakhir dirasakan ibu : 18 kali

e. Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan)

Rasa 5 L (Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai) : Tidak ada

Mual muntah yang lama : Tidak ada

Nyeri perut : Tidak ada

Panas menggigil : Tidak ada

Sakit kepala berat terus menerus : Tidak ada

Penglihatan kabur : Tidak ada

Rasa nyeri pada waktu BAK : Tidak ada

Pengeluaran cairan pervaginam : Ada

Rasa gatal vulva, vagina, dan sekitarnya : Tidak ada

Nyeri, tegang, kemerahan pada tungkai : Tidak ada

Oedema : Tidak ada

Obat-obatan yang digunakan : Tidak ada

16
f. Riwayat menstruasi

Siklus : 28 hari

Lama : 5-6 hari

Keluhan : Tidak ada

5. Imunisasi

TT 1 : Sudah dilakukan

TT 2 : Sudah dilakukan

TT 3 : belum dilakukan

TT 4 : belum dilakukan

TT 5 : belum dilakukan

6. Kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada

7. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit

Jantung : Tidak ada

Ginjal : Tidak ada

Asma : Tidak ada

Hepatitis : Tidak ada

DM : Tidak ada

Hipertensi : Tidak ada

Epilepsi : Tidak ada

PMS : Tidak ada

17
b. Riwayat alergi

Makanan : Tidak ada

Obat-obatan : Tidak ada

c. Riwayat transfusi darah : Tidak ada

d. Riwayat pernah mengalami gangguan jiwa : Tidak ada

8. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Riwayat penyakit

Jantung : Tidak ada

Ginjal : Tidak ada

Asma : Tidak ada

TBC Paru : Tidak ada

DM : Tidak ada

Hipertensi : Tidak ada

Epilepsi : Tidak ada

b. Riwayat kehamilan

Gemeli/kembar : Tidak ada

c. Psikologis : Baik

9. Pola makan Makan sehari-hari :

Pagi : 1 porsi makanan sarapan pagi + 1 gelas susu/teh + 3 gelas air

putih

Siang : 1 piring nasi + 1 potong ayam/telur/tahu tempe + 1 gelas

18
susu/teh + 4 gelas air putih

Malam : 1 piring nasi + 1 potong ayam/telur/tahu tempe + 1 gelas

susu/teh + 1 gelas air putih

10. Pola Eliminasi

a. BAB

1. Frekuensi : 1-2x sehari

2. Warna : Kuning kecoklatan

3. Intensitas : Lembek

4. Keluhan : Tidak ada

b. BAK

1. Frekuensi : 4-5x sehari

2. Warna : kuning jernih

3. Keluhan : tidak ada

11. Riwayat Sosial

a. Perkawinan

Status perkawinan : Sah

Perkawinan ke :1

Setelah kawin berapa lama hamil : 1 tahun

b. Kehamilan

Direncanakan : Iya

19
Diterima : Iya

19
c. Hubungan dengan keluarga : Baik

d. Hubungan dengan tetangga dan masyarakat : Baik

12. Keadaan Spiritual : Baik

C. Data Objektif (Pemeriksaan Fisik)

1. Keadaan umum : Sedang

2. Tanda – tanda vital

a. Tekanan Darah :113/72 mmHg

b. Denyut Nadi : 87 x/i

c. Pernafasan : 22 x/i

d. Suhu : 37,2 oC

3. BB sebelum hamil : 61 kg

4. BB sekarang : 82,3 kg

5. Lila : 28 cm

6. Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi

a. Rambut : Hitam, tidak rontok

b. Mata : Tidak ikterik dan tidak anemis

c. Muka : Tidak ada closma

d. Leher : Tidak ada pembengkakan abnormal

e. Dada/payudara :Simetris,puting menonjol,

hiperpigmentasi

20
f. Abdomen

1) Bentuk : Normal

Pembesaran : Sesuai dengan usia kehamilan

Bekas luka operasi : Tidak ada

Striae : Ada

2) Pemeriksaan kebidanan

a) Palpasi uterus

Leopold I : TFU pertengahan px-pusat,

pada bagian fundus teraba bulat

tidak melenting kemungkinan

bokong janin

Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba

keras Panjang dan memapan

kemungkinan punngung janin.

Bagian Kanan perut ibu teraba

tonjolan-tonjolan keci

kemungkinan ektremitas janin

Leopold III : Pada Bagian bawah perut ibu

teraba bulat lunak melenting

kemungkinan kepala janin

Leopold IV : Tidak dilakukan

21
MC. Donald : 33 cm

TBJ : 3.410 gram

Kontraksi : Baik

b) Auskultasi

DJJ : (+)

Frekuensi : 145 x/i

Intensitas : Teratur

Irama : Kuat

Punctum Maksimum : Perut kanan bagian bawah

g. Genetalia

1) Vulva dan vagina

Varises : Tidak ada

Luka : Tidak ada

Kemerahan : Tidak ada

Oedema : Tidak ada

Nyeri : Tidak ada

2) Perinium

Bekas Luka : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

3) Anus

Varises : Tidak ada

Hemmoroid : Tidak ada

22
4) Terpasang Kateter

5) PPV dengan cairan ketuban masih merembes

h. Ekstremitas

1) Atas

Oedema : Tidak ada

Sianosis pada ujung jari : Tidak ada

2) Bawah

Oedema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

3) Terpasang IVFD RL 20 tpm

i. Perkusi

Reflek Patella Kanan : (+)

Reflek Patella Kiri : (+)

D. Pemeriksaan Laboratorium

1. Gol. Darah :B

2. Hb : 11,0 gr%

3. Leukosit : 15,400 mm3

4. Eritrosit : 4,15

5. Trombosit : 248,000 m3

6. Hematokrit : 33,7%

23
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “Z” UMUR 31 TAHUN G3P1A1H1 UK 37-38 MINGGU DENGAN KPD
DI RUANG KEBIDANAN DAN ANAK RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS
TANGGAL 21 JANUARI 2022

SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANNING


Hari/Tanggal : Jum’at/21 - Keadan umum ibu : Sedang Diagnosa : 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
Januari 2022 - Kesadaran : CMC Ny. “Z”, G3P1A1H1, usia kepada ibu bahwa keadaan umum ibu
Pukul : 11.00 WIB - TTV kehamilan 37-38 minggu, normal, dengan hasil tanda-tanda vital :
TD : 113/72 mmHg janin hidup, tunggal,  TD : 113/72 mmHg
Ibu mengatakan : N : 87x /i intrauterin, preskep, KU ibu  Nadi : 87 x/menit
1.ingin memeriksa P : 22 x/i dan janin sedang dengan  Suhu : 37,2°C
kehamilannya S : 37,2℃ ketuban pecah dini  Pernafasan : 22x / menit
2. ini kehamilan yang ke - Lakmus + Keadaan ibu jan janin baik, DJJ baik.
tiga - TP : 16 Februari 2022 Dx Potensial : E : informasi sudah di sampaikan kepada
3.Pernah mengalami TP : 31 Agustus 2021 - Fetal Distress ibu pukul 11.10 wib, dan ibu senang
keguguran - Infeksi pada ibu dan janin mengetahui hasil pemeriksaan
4.Keluar air yang banyak Inspeksi - Kematian janin
dan merembesdari - Terpasang infus cairan RL 2. Menganjurkan ibu untuk mengatur
kemaluan ibu 20 TPM, terpasang kateter Tindakan Segera : posisi tidur dengan posisi Trendelenburg
dengan DC urine 400 cc, PPV

24
5.Nyeri pada ari-ari ibu terdapat cairan ketuban masih Kolaborasi dengan dokter yaitu dengan menempatkan bagian kepala
6.HPHT 09 Mei 2021 merembes. lebih rendah dari bagian bokong
7.Baru masuk tadi pagi - Hasil pemeriksaan lain tujuannya supaya air ketuban tidak
dari IGD dalam batas normal. Masalah : merembes lagi. Dan menganjurkan ibu
Ibu merasa cemas untuk bedrest total untuk mengurangi
Palpasi pengeluaran air ketuban.
- Leupold I : TFU Kebutuhan : E : Ibu paham dengan apa yang
pertengahan px-pusat, pada Memberikan edukasi
disampaikan dan akan melakukannya
fundus teraba bokong janin kepada ibu bagaimana
- Leupold II : PU-KA kondisi kehamilannya agar
3. Memberitahu ibu untuk menjaga
- Leupold III : Preskep, ibu tidak cemas
personal hygiene/ vulva hygiene yang
Kepala sudah masuk PAP
berguna untuk mencegah terjadinya
- Leupold IV : Divegen
infeksi, menjaga kebersihan vulva,
- Mc.Donal : 33 cm
memberikan rasa nyaman pada ibu.
- TBJ : 3.410 gram
E : Ibu paham dan segera melakukannya
- Kontraksi Uterus : Baik

4. Memberitahu ibu cara mengatasi rasa


Auskultasi
cemas dengan menenangkan diri
DJJ (+) : 145x/i, Teratur,
E : Ibu sudah melakukannya
Kuat, Punctum Max : Perut

24
kanan bagian bawah 5. Mengajarkan ibu cara mengatasi nyeri
(manajemen nyeri) dengan menarik nafas
Perkusi dalam dari hidung dan dikeluarkan pelan-
Refleks patella kanan dan pelan melalui mulut. Lakukan terus jika
kiri : + ibu merasa sakit.
E : Ibu sudah paham dengan manajemen
Pemeriksaan Laboratorium nyeri yang diajarkan dan ibu sudah
Hb : : 11,0 gr% melakukannya sendiri
Leukosit : 15,400 mm3
Eritrosit : 4,15 6. Mengkolaborasikan hasil pemeriksaan
Trombosit : 248,000 m3 dengan dokter
Hematokrit : 33,7% E : Advice dokter DPJP
-Rawat meranti
-Pantau KU, TTV, DJJ, PPV/ 4 Jam
-Terapi obat :
IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr (IV)
Ketoprofen sirup 3x1
As mefenamat 3x500 mg (P.O)

24
Cefixime 2x200 mg (P.O)
SF 2X180 mg(P.O)
Vit C 3X50 mg (P.O)
Dexketofrofen 3x1 (P.O)
Moloco 3x1tab (P.O)
-CTG/hari (pagi)
-Bedrest total
-Jaga personal hygiene/vulva hygiene

7. Melakukan skin test antibiotic


ceftriaxone kepada ibu untuk melihat
reaksi alergi
E : Skin test sudah dilakukan jam 11.20
WIB. Pada jam 13.35 dilihat tidak ada
reaksi alergi

8. Memberikan ibu terapi obat


-Inj.Ceftriaxone 1 gr (IV)
-Ketoprofen sirup 3x1

24
-As mefenamat 3x500 mg (P.O)
-Cefixime 2x200 mg (P.O)
-SF 2X180 mg(P.O)
-Vit C 3X50 mg (P.O)
-Dexketofrofen 3x1 (P.O)
-Moloco 3x1tab (P.O)
E : Terapi sudah di berikan dan ibu tidak
ada alergi dengan obatnya

9.Memantau DJJ untuk melihat


kesejahteraan janin
E : DJJ sudah diperiksa pada pukul 12.00
wib dan hasil pemeriksaan daalam
keadaan baik yaitu 145x/i

24
BAB IV

PEMBAHASAN

Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2022 di ruang kebidanan

dan anak Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas. Ibu hamil Ny “Z” umur 31

tahun G3P1A1H1 datang mengeluhkan keluar air-air dari kemaluan dan merasakan

nyeri di ari-ari. Diagnosa kebidanan yang ditemukan pada kasus yang dialami Ny “Z”

yaitu ketuban pecah dini. Pada hari pertama diberikan perawatan : memantau TTV,

KU ibu dan janin, CTG, menjaga personal hygiene/vulva hygiene, bedrest total dan

mengatur posisi tidur, memberikan terapi sesuai anjuran dokter.

Pengkajian yang penulis lakukan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang dilakukan pada Ny “Z” untuk pengambilan data studi kasus

asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal yang di lakukan di Rumah Sakit

Pendidikan Universitas Andalas. Dari hasil pengkajian secara subjektif didapatkan

Ny.”Z” umur 31 tahun G3P1A1H1 HPHT 09 Mei 2021 dengan taksiran persalinan

tanggal 16 Februari 2022 dan ibu memiliki keluhan berupa keluarnya air yang hingga

merembes ke celana dari kemaluannya.

Penulis melakukan pemeriksaan kehamilan pada Ny “Z” usia kehamilan 37-

38 minggu dengan melakukan pemeriksaan kehamilan berupa pemeriksaan TTV

(tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu) pemeriksaan leopold yang meliputi leopold I-

leupold IV, pemeriksaan kontraksi uterus, di lanjutkan dengan pemeriksaan auskultasi

berupa pemeriksaan denyut jantung janin, dan di lanjutkan dengan

29
pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan cek darah rutin dan kimia klinik. Pada

pemeriksaan TTV didapati tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu ibu dalam batas

normal. Kemudian pada pemeriksaan leopold I didapati hasil tinggi fundus uteri yaitu

pertengahan pusat-px, leopold II dimana pada bagian kanan perut ibu teraba

punggung janin dan dibagian kiri perut ibu teraba ekstremitas janin, leopold III di

dapati hasil presentasi bagian bawah adalah kepala dimana kepala kemungkinan

belum masuk pintu atas panggul, dan leopold IV Divergen. Pada pemeriksaan

auskultasi berupa pemeriksaan denyut jantung janin di dapati hasil DJJ (+) dengan

frekuensi 145x/menit, irama teratur, dan intensitas kuat. Pada pemeriksaan

laboratorium di dapati bahwa Hb ibu normal yaitu 11,0 gr%.

Dari kesimpulan pemeriksaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ibu

mengalami salah satu kegawatdaruratan maternal yaitu Ketuban Pecah Dini (KPD)

dimana KPD ini merupakan salah satu tanda bahaya kehamilan trimester III. Setelah

ditegakkan diagnosa, maka di dapati kebutuhan ibu yaitu berupa observasi TTV ibu

maupun janin ibu, kemudian lakukan tindakan penanganan KPD, dan menganjurkan

ibu untuk mengatur posisi tidur dengan posisi Trendelenburg yaitu dengan

menempatkan bagian kepla lebih rendah dari bagian bokong yang tujuannya supaya

air ketuban tidak merembes lagi serta menganjurkan ibu untuk bedrest total.

Kemudian setelah menegakkan diagnosa, maka di dapati pula masalah

potensial, yaitu masalah Potensial yang mungkin terjadi pada ibu yaitu infeksi baik

dalam masa hamil, persalinan, maupun nifas, partus lama, perdarahan, dan

meningkatnya morbiditas/mortalitas ibu. Masalah potensial yang terjadi pada janin

30
yaitu fetal distress, syndrom distress pernafasan, oligohidramnion (sindrom

defornits janin, hipolapsia paru, deformitas ekstremitas, pertumbuhan janin

terhambat, dan morbiditas-mortalitas perinatal) dan kematian janin.

Setelah diagnosa dan masalah potensial didapati, maka tindakan selanjutnya

adalah tindakan berkolaborasi dengan dokter spesial kandungan / dokter obygn.

Bidan memberikan perencanaan dan pelaksanaan asuhan berupa menyampaikan hasil

informasi pemeriksaan kepada ibu dimana kondisi umum ibu dan janin dalam

keadaan baik-baik saja.

31
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.

2.

3.

4.

5.

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan pengkajian, pengumpulan data, mengidentidikasi

masalah atau diagnosa, berdasarkan interpretasi data yang dilakukan maka

didapatkan diagnosa ibu yaitu ibu hamil Ny “Z” G3P1A1H1 usia kehamilan 37-

38 minggu dengan ketuban pecah dini.

Penulis menemukan diagnosa potensial yaitu potensial terjadi pada ibu

yaitu gawat janin / fetal distress, infeksi pada ibu dan janin, persalinan

premature, asfiksia pada bayi, kemanian janin. Masalah potensial yang terjadi

pada janin yaitu fetal distress, syndrom distress pernafasan, oligohidram-nion

(sindrom defornits janin, hipolapsia paru, deformitas ekstremitas, pertumbuhan

janin terhambat, dan morbiditas-mortalitas perinatal) dan kematian janin.

Sehingga, ibu harus segera di lakukan penanganan secepatnya untuk mencegah

terjadinya komplikasi yang lebih berat.

Setelah itu bidan merencanakan asuhan kebidanan yang akan diberikan

32
kepada pasien dan mengevaluasi tindakan tersebut sebagai dasar untuk

mengambil keputusan berdasarkan masalah yang ada sehingga asuhan yang

diberikan dapat bermanfaat.

32
5.2. Saran

Diharapkan kepada ibu-ibu hamil agar memeriksakan kehamilannya

sesuai standar yang ada agar dapat mendeteksi secara mandiri tanda bahaya

atau kegawatdaruratan yang terjadi pada semasa hamil, sehingga bila terjadi

sesuatu masalah kegawatdaruratan dapat segera di tangani.

33
DAFTAR PUSTAKA

1. Nugroho. 2012. Ilmu Patologi Kebidanan. Jakarta : EGC.

2. Nurmiati. 2017. Kadar Leukin Pada Ketuban Pecah Dini. Di akses di

http://digilib.unhas.ac.id

3. Nugrahani, Rosi rizqi. 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya

Ketuban Pecah Dini Pada Kehamilan Aterm. Di Akses

https://ojs.unpkediri.ac.id

4. Diah, Marta Ayu Ardiati dan Karunia,Innez Muatika. 2020. Asuhan

Maternitas, Nyeri Akut, Ketuban Pecah Dini. Bersumber dari : Di akses

http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/1514/1/NASPUB%20MARTA%20%28PDF

%29.pdf.

5. Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T Bina Pustaka.

6. Ida Ayu, C. M. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :

EGC
LAMPIRAN

LEMBAR KONSULTASi

No Hari / Pokok Bahasan Saran/ Masukan Paraf CI Paraf

Tanggal mahasiswa

1. Senin / 8 Konsultasi pembuatan Perbaikan pembuatan


judul, BAB I - V
Maret judul, perbaikan BAB I-V

2021

2. Rabu / Konsultasi BAB I – V Menambahkan asuhan

10 Maret manajemen

2021

3. Kamis / Konsultasi BAB I – V Acc laporan studi kasus

11 Maret

2021

Anda mungkin juga menyukai