Pembimbing lapangan :
OLEH :
NIM : P031715401056
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah swt atas limpah rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kebidanan Kegawatdararutan
Maternal Dan Neonatal Yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. . Usia . . Dengan
Ketuban Pecah Dini Di Ruangan VK Kebidanan RSUD Siak.
Penulis sadar bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu,penulis mengharapkan
kritik dan saran kepada pembaca yang bersifat membangun sehingga laporan ini dapat lebih
baik kedepannya.
Akhirnya kata,penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................……….. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan…………..…………………………………………….……………………… 2
2.1 Pengertian………………………………………………………..…………………… 3
2.2 Etiologi……..………………………………………………………..………………. 3
2.3 Patofisiologi……………………………………………………………..…..……….. 4
2.6 Prognosis………………………………………………………………………………7
2.8 Duagnosis……………………………………………………………………………...8
2.10Penatalaksanaan………………………………………………………………….… 10
B. Managemen kebidanan…………………………………………………….11-21
BAB I
PENDAHULUAN
Ketuban Pecah Dini atau dapat disingkat menjadi KPD adalah robeknya kantong ketuban
secara spontan sebelum terjadinya kontraksi uterus (Nazneen et al.2013). Etiologi atau
penyebab timbulnya KPD masih belum jelas,belum terdapat standar diagnosis yang
pasti dan dalam hal penanganannya masih menjadi kontroversi. Pencegahan dalam
kejadian KPD tidaklah mudah karena tidak terdapat etiologi yangpasti, sehingga
penanganan dalam KPD sangatlah perlu diperhatikan agar mampu mengurangi
risiko terjadinya komplikasi lebih lanjut (Gandhi et al. 2012). Faktorrisiko
terjadinyaKPD adalah inkompetensi serviks, kehamilan ganda, infeksi, cairan amnion
yang berlebihan atau disebut polihidramnion danusia ibu saat hamil terutamapada ibu
yang berusia remaja(Abdelsattar 2016).Usia remaja merupakan usia yang berada pada
masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu mulai dari usia 11 –19atau 20
tahun (Prawirohardjo 2011).
1.2 Tujuan
Agar dapat mengetahui teori dan manajement kebidanan persalinan dengan ketuban
pecah dini
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengertian
Ketuban pecah dini(KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
dan setelah ditunggu satu jam,belum ada persalinan; waktu sejak ketuban sampai terjadi
kontraksi Rahim,disebut kejadian ketuban pecah dini(periode laten). (Manuaba,2002).
Ketuban pecah dini adalah keadaa pecahnya selaput ketuban sbelum persalinan: Bila
ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini
pada kehamilan premature(Saifudin,2009).
Ketuban pecah dini(KPD) adalah suatu keadaan dimana selaput ketuban pecah pada
kehamilan yang telah viable dan 6 jam stelah itu diikuti dengan terjadinya persalinan. Disebut
juga dengan istilah lain Premature Rupture of the membrane(PROM).
Pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm
dan multipara kurang dari 5 cm. (prarawihardjo,2008).
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum
proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan
37 minggu maupun kehmailan aterm. ( Saifudin,2006).
2.2 Etiologi
1. Serviks inkompeten
3. Factor keturunan,diantanya :
a) Serviks inkompeten,
b) Faktor keturunan,
d) overdistensi uterus
h) faktor yang berhubungan dengan berat badan sebelum dan selama hamil,
j) usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang kuat dari
pada usia muda,
l) paritas,
m) anemia,
2.3 Patofisiologi
1) Kompilkasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia kehamilan
I. Persalinan premature
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten
tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam
setelah ketuban pecah. Pada kehamilan anatar 28-34 minggu 50% persalinan
dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam
1 minggu.
II. Infeksi
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu
terjadi korioamnionitis.Pada bayi dapat terjadi
septikemia,pneumonia,omfalitas. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum
janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini premature,infeksi lebih sering
daripada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada Ketuban Pecah
Dini menignkat sebanding dengan lamanya periode Laten.
Gejala Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah sama seperti ketuban pecah tanda
melahirkan, yaitu kebocoran cairan dari vagina. Air ketuban bisa keluar menetes bocor,
mengalir meleler, atau menyembur kuat seperti air kencing.
Semakin besar sobekan pada kantungnya, semakin banyak air ketuban yang keluar
dari vagina. Menurut dokter kandungan Yvonne Bohn, MD, cairan ketuban akan terus
mengalir keluar hingga 600-800 mililiter (sekitar 2-3 gelas) dari mulanya sobek.
Namun, tanda khas KPD adalah dari waktu kejadiannya. Ketuban yang pecah terlalu
dini di bawah minggu ke-37 termasuk komplikasi preterm premature rupture of membrane
(PPROM).
Jika usia kehamilan Anda masih terlalu muda, misalnya di pertengahan trimester 2
dan ketuban sudah pecah, ini tidak normal dan harus segera ke dokter untuk penanganan
lebih lanjut.
Tanda dan gejala pada kehamilan yang mengalami KPD adalah keluarnya cairan
ketuban merembes melalui vagina.Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau
amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan
bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi
sampai kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di
bawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara. Demam, bercak
vagina yang banyak, nyeriperut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-
tanda infeksi yang terjadi(Manuaba, 2009).
2.6 Prognosis
Adapun pengaruh Ketuban Pecah Dini terhadap ibu dan janin adalah :
1) Prognosis ibu
a) Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah amak bisa menyebabkan sepsis
yang selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan
mortalitas.
b) Infeksi puerperalis/Masa nifas.
d) Perdarahan postpartum
2) Prognosis janin
a) Prematuritas
a) Pemeriksaan laboratorium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa warna, konsentrasi, bau dan PHnya.
1) Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
,menunjukkan adanya air ketuban (alkalis).
2) Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan
dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri. Pada
kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit (Manuaba, 2009).
2.8 Diagnosis
Diagnosis ketuban pecah dini meragukan kita, apakah ketuban benar sudah pecah atau belum.
Apalagi bila pembukaan kanalis servikal belum ada atau kecil.Penegakkan diagnosis KPD
dapat dilakukan dengan berbagai cara yang meliputi :
3) Dari pemeriksaan inspekulo terlihat keluar cairan ketuban dari cairan servikalis.
4) Test nitrazin/lakmus, kertas lakmus merah berubah menjadi biru (basa) bila ketuban
sudah pecah.
5) Pemeriksan penunjang dengan menggunakan USG untuk membantu dalam
menentukan usia kehamilan, letak janin, berat janin, letak plasenta serta jumlah air
ketuban. Pemeriksaan air ketuban dengan tes leukosit esterase, bila leukosit darah
lebih dari 15.000/mm3, kemungkinan adanya infeksi(Sarwono, 2010).
1. Pastikan diagnosis
Riwayat keluarnya air ketuban berupa cairan jernih keluar dari vagina yang
kadan-kadang disertai dengan tanda-tanda lain dari persalinan.
Penderita dengan kemungkinan ketuban pecah dini harus masuk rumah sakit
untuk diperiksa lebih lanjut. Jika ada perawatan air ketuban berhenti keluar,pasien
dapat pulang untuk rawat jalan. Bila terdapat persalinan dalam ka aktif,
karioamnionitis,gawat janin,persalinan diterminasi. Bila ketuban pecah dini pada
kehamilan premature,diperlukan penatalaksanaan yang komprehensif. Secara
umum penatalaksanaan pasien Ketuban Pecah Dini yang tidak dalam persalinan
serta tidak ada infeksi dan gawat janin,penatalaksanaannya bergantung pada usia
kehamilan.
B. MANAJEMEN KEBIDANAN
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah pengumpulan semu data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien (Ambarwati,2010)
Data subjektif adalah data yang didapat sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian (Anggraini,2010)
a. Nama
nama jelas dan lengkap, bila perlu nama pangilan sehari-hari tidak keliru
dalam memberikan penanganan (Ambarwati,2010)
b. Umur
Untuk dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari
20 tahun,alat-alat reproduksi belumatang,mental dan psikisnya belum siap.
1) Keluhan utama
(Asri,2012).
c. Keluhan-keluhan
(Astuti,2012).
4) Data psikososial
Data psikososial perlu dikaji karena dalam hal ini stress yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam maupun luar pekerjaan,kejadian-kejadian yang
mengganggu keseimbangan emosional,seperti kecelakaan maupun kematian
dalam keluarga dapat mempengaruhi wanita dengan perdarahan disfungsional
( Wiknjosastro,2009)
1. Pemeriksaan fisik
b) Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1. Abdomen
a. Inspeksi
Perlu dilakukan untuk mengethaui apakah ada pembesara,ada luka bekas operasi atau
tidak,striae gravidarum,linea nigra,atau alba,ada striae atau tidak(Manuaba,2007).
b. Palpasi
c. Auskultasi
DJJ(Detak jantung janin) : terdengarnya detak jantung menunjukkan ahwa janin hidup
dan tanda pasti kehamilan. Punctum maximum janin tergantung presentasi,posisi,dan
kehamilan kembar,biasanya pada daerah punggung janin. Frekuensi diatas 120-160
x/menit keteraturannya detak jantung janin menunjukkan keseimbangan asam basa
atau kurang O2 pada janin(Manuaba,2007). Pada kasus ibu bersalin dengan ketuban
pecah dini dapat dilakukan auskulatasi dengan stetoskop,laenac,dopler, untuk
penentuan DJJ.
d). Anogenetalia
1. Vulva Vagina
C). Diagnosa
A. Diagnosis kebidanan
1. Data subjektif
Ibu mengatakan mengeluarkan lendir kecoklatan dan air ketuban sudah tidak
pecah(Varney,2004).
2. Data Objektif
i. Pemeriksaan penunjang :
Hasil Hb, digunakan untuk mengetahui kadar Hb apakah ibu anemia atau tidak
C. Diagnosa potensial
Diagnosa potensial pada ketuban pecah dini antara lain yaitu terjadi
infeksi,partus preterm,prolaps tali pusat,dan distosia atau partus kering.(Norma,2013)
D). Penatalaksanaan
4. Konservatif
a. Melakukan rawat inap dirumah sakit
5. Aktif
a. Melakukan induksi oksitosin ,bila gagal telah dilakukan section cesaria(UK > 35
Minggu). Dengan cara induksi : 1 ampul syntosinom/ oksitosin dalam RL/
dektrose 5% dimulai 4 tetes/menit (Nugroho,2012)
A. Data Subjectif
1. Biodata
3. Keluhan utama : ibu mengatakan nyeri pinggang menjalar ke perut bagian bawah
His 3x10’40’’ dan keluar air-air banyaknya ±? Dan warnanya putih jernih
4. Riwayat Menstruasi :
2. 2017 Abortus
3. 2018 Abortus
4. Hamil
ini
Oleh : bidan
- Imunisasi : TT lengkap
7. Riwayat penyakit / operasi yang lalu
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit/ riwayat operasi yang lalu
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan riwayat
reproduksi seperti; Hiv/Aids,IMS, Kista,Kanker servik,dan lainnya.
10. Genogram
- Eliminasi :
1) Bab : 1 kali/hari
B. DATA OBJECTIF
a. Pemeriksaan Umum
4. TTV
- Pernapasan : 22x/menit
- Nadi : 88 kali/menit
- Suhu :36,7ºc
b. Pemeriksaan Fisik
9. Abdomen
I. Inspeksi
- Pembesaran : Memanjang
- Striae : Alba
- Linea : Nigra
II. Palpasi
5. Anogenetalia
- Vagina Toucher(VT)
1. Porsio : Tipis
3. Konsitensi : Lunak
4. Pembukaan : 7 cm
5. Ketubah : (-)
6. Presentasi : Kepala
9. Penurunan : Hodge II
c. Data penunjang
C. ASESSEMENT
D. PENATALAKSANAAN
6. Menganjurkan ibu untuk berkemih jika kandung kemih terasa penuh, ibu bersedia
melakukannya
7. Mengajari ibu untuk menarik nafas panjang saat ada his,minta ibu untuk tidak
meneran sebelum pembukaan lengkap, ibu bersedia untuk tidak meneran sebelum
pembukaan lengkap
Sabtu, 05 S :Ibu mengatakan sakitnya semakin kuat, serta merasakan adanya rasa ingin
Oktober 2019. meneran dan buang air besar
Pukul : 20.10
WIB
O:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. TTV :
TD : 120/ 70 mmHg
P : 21 x/menit
N : 88 x/menit
S : 36,3ºC
HIS : 5x10’50’’
1. Pemeriksaan Anogenetalia
a. Vulva : Tidak oedema dan tidak ada varises serta terdapat
pengeluaran lendir bercampur darah (blood slym), vulva membuka,
perineum menonjol
b. Anus : Tidak Ada haemoroid
A:
P:
O:
P:
Pukul : 19.20 S : Ibu mengatakan ia senang dan besyukur bayi dan plasentanya telah lahir
WIB
O:
P:
1. Memberitahu ibu bahwa ibu telah melewati proses persalinannya, ibu senang
mendengarnya
2. Melakukan penjahitan luka perineum dengan melakukan anestesi terlebih
dahulu,
3. Melakukan pemantauan kala IV yaitu selama 2 jam post partum, 1 jam
pertama setiap 15 menit dan 1 jam kedua setiap 30 menit , hasil pemantauan
terlampir pada lembar belakang partograf
4. Mengajarkan ibu massase fundus uteri untuk merangsang kontraksi uterus
sehingga mengurangi dan mencegah perdarahan post partum , kontraksi baik
5. Memberikan kenyamaan pada ibu dengan membersihkan ibu, ibu telah
dibersihkan
6. Memenuhi kebutuhan hidrasi ibu, ibu telah diberi minum
7. Melakukan dekontasminasi alat dan tempat bersalin
8. Memberikan ibu pada bayi untuk disusui serta memberi selamat pada ibu, ibu
sudah mulai menyusui bayinya dan merasa senang
9. Melengkapi pendokumentasian dan lembar partograf
4.2. PEMBAHASAN