Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK KEBIDANAN

RSUD TENGKU RAFIÁN SIAK

Disusun untuk memenuhi syarat praktik klinik kebidanan(PK II)

Pembimbing lapangan :

OLEH :

NAMA : IRZA NOPRA YUDHA

NIM : P031715401056

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES RIAU

JURUSAN DIII KEBIDANAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah swt atas limpah rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kebidanan Kegawatdararutan
Maternal Dan Neonatal Yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. . Usia . . Dengan
Ketuban Pecah Dini Di Ruangan VK Kebidanan RSUD Siak.

Penulis juga mengucapakan terimakasih kepada H.Husnan,S.Kp,MKM Selaku


Direktur Poltekkes Kemenkes Riau, Hj. Juraida Roito Harahap,SKM,M.kes Selaku ketua
Prodi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau,Ibu Ani Laila SST,M.Biomed Selaku Ketua
Program Studi DIII kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau,Dan Ibu Hamidah SST,M.keb
selaku Dosen pembimbing mata praktek kebidanan maternal dan neonatal,Ibu Fatiyani
Alyensi,SST,M.Kes Selaku Koordinator mata kuliah praktek kebidanan Maternal dan
Neonatal, Neonatal serta Direktur RSUD Tengku Rafi’an dr.H.Benny
Chairuddin,Sp.An.M.Kes dan Yunike Arwina SST selaku pembimbing PK II di RSUD
Tengku Rafián Siak

Penulis sadar bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu,penulis mengharapkan
kritik dan saran kepada pembaca yang bersifat membangun sehingga laporan ini dapat lebih
baik kedepannya.

Akhirnya kata,penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi penulis dan pembaca.

Siak Sri Indrapura, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................……….. i

DAFTAR ISI.............................................................................................................………. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………...……………………….1-2

1.2 Tujuan…………..…………………………………………….……………………… 2

1.2.1 Tujuan Umum………………………………………….…………………….. 2

1.2.2 Tujuan Khusus…………………………………………...…………………….2

BAB II TINJUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Ketuban Pecah dini…………………………..………………….3

2.1 Pengertian………………………………………………………..…………………… 3

2.2 Etiologi……..………………………………………………………..………………. 3

2.3 Patofisiologi……………………………………………………………..…..……….. 4

2.4 Komplikasi ketuban pecah dini.….…………………………….…………... ……….. 5

2.5 Tanda dan gejala..………………………………………………………………...……6

2.6 Prognosis………………………………………………………………………………7

2.7 Pemeriksaan penunjang…………………………………………………..……………8

2.8 Duagnosis……………………………………………………………………………...8

2.9 Clinical pathway………………………………………………………………………9

2.10Penatalaksanaan………………………………………………………………….… 10

B. Managemen kebidanan…………………………………………………….11-21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketuban Pecah Dini atau dapat disingkat menjadi KPD adalah robeknya kantong ketuban
secara spontan sebelum terjadinya kontraksi uterus (Nazneen et al.2013). Etiologi atau
penyebab timbulnya KPD masih belum jelas,belum terdapat standar diagnosis yang
pasti dan dalam hal penanganannya masih menjadi kontroversi. Pencegahan dalam
kejadian KPD tidaklah mudah karena tidak terdapat etiologi yangpasti, sehingga
penanganan dalam KPD sangatlah perlu diperhatikan agar mampu mengurangi
risiko terjadinya komplikasi lebih lanjut (Gandhi et al. 2012). Faktorrisiko
terjadinyaKPD adalah inkompetensi serviks, kehamilan ganda, infeksi, cairan amnion
yang berlebihan atau disebut polihidramnion danusia ibu saat hamil terutamapada ibu
yang berusia remaja(Abdelsattar 2016).Usia remaja merupakan usia yang berada pada
masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu mulai dari usia 11 –19atau 20
tahun (Prawirohardjo 2011).

United Nations Children’s Fund(UNICEF) dan World Health


Organization(WHO)menyatakan bahwa usiaremaja berada padarentang 10 –19 tahun
(UNICEF 2011; WHO 2014). Ibu hamil usia remajamemiliki risiko terjadinya KPD,
inidikarenakan keadaan uterus ibu yang belum matur atau matang (Abdelsattar 2016).
Ibu yang mengalami KPD memiliki risiko untuk terjadi komplikasi-komplikasi lainnya
yang mana tidak hanya pada ibu,namun juga pada janin (Maryuni 2017). WHO
berpendapat bahwa usia yang berisiko rendah berada pada rentang usia 20 –30 tahun,
sehingga dapat diketahui bahwa usia reproduksi awal yang memiliki risiko tinggi selama
kehamilan yaitu usia < 20 tahun (Sepduwiana 2013). Usia remaja merupakan usia yang
tengah berada dalammasa peralihan dari masa pubertas menuju ke masa dewasa
(Prawirohardjo 2011). Kehamilanpada usia remaja sangatlah berisiko membahayakan
kehamilan ibu (Abdelsattar 2016). Ibu hamil pada usia remaja merupakan ibu yang
mengalami kehamilan pada rentang usia 10 -19tahunyang mana kehamilan yang sering
ditemukan pada usia 15 –19 tahun (WHO 2012).Risiko tinggikehamilan pada usia
tersebut salah satunya adalahKPD, keadaan ini dikarenakan kondisi uterus ibu yang belum
matur (Abdelsattar 2016). Keadaan ibu usia dewasa di negara yang maju umumnya berada
pada kondisi yang sehat (WHO 2009).Menurut Cunningham tahun 2006 yang dikutip
oleh Arifarahmi tahun 2013 menyatakan bahwa pada usia 20-30 tahunatau pada usia
dewasa ≥20 tahundianggap tepat (ideal)untuk mengalami kehamilan dan
persalinan.Keadaan ini dikarenakan pada rentang tersebutkondisi fisik ibu berada dalam
kondisi yang baikdimana uterus (rahim) mampu untuk
memberikanperlindunganyangmaksimal selama kehamilan (Arifarahmi 2016).

Kejadian KPD yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan meningkatnya


mortalitas dan morbiditas pada ibu dan janin (Maryuni 2017; Endale et al. 2016). Kemenkes
RI 2015), sedangkan pada kematian neonatus,KPD menjadi faktor risiko dengan
presentase sebesar 17,9% (Achadi dan Jones 2014). Angka Kematian Neonatus
(AKN)di Indonesia tahun 2012 ada sebanyak 19 kematian per 1000 kelahiran hidup,
angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI 2007yang mana hanya menurun 1 poin
dibandingkan SDKI tahun 2002-2003(Kemenkes RI 2016).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Agar dapat mengetahui teori dan manajement kebidanan persalinan dengan ketuban
pecah dini

1.2.2 Tujuan khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny.S,G4P1A2H1


usia 34 Th di Ruangan VK kebidanan RSUD Siak
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny.S
G4P1A2H1usia 34 Th di Ruangan VK kebidanan RSUD Siak.
3. Mahasiswa mampu menegakkan diagnose pada Ny.S usia G4P1A2H1 34 Th di
Ruangan VK kebidanan RSUD Siak
4. Mahasiswa mampu menyusun dan melakukan asuhan kebidanan pada
Ny.S,G4P1A2H1 usia 34 Th di Ruangan VK kebidanan RSUD Siak

1.3 Tempat Dan Waktu


Waktu Pengembilan kasus dilakukan pada hari sabtu, 05 oktober 2019 pukul
15.00 WIB. Tempat pengambilan kasus dilakukan di RSUD Siak ruangan Vk
kebidanan.
BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Konsep Dasar Ketuban Pecah Dini

2.1 Pengertian

Ketuban pecah dini(KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
dan setelah ditunggu satu jam,belum ada persalinan; waktu sejak ketuban sampai terjadi
kontraksi Rahim,disebut kejadian ketuban pecah dini(periode laten). (Manuaba,2002).

Ketuban pecah dini adalah keadaa pecahnya selaput ketuban sbelum persalinan: Bila
ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini
pada kehamilan premature(Saifudin,2009).

Ketuban pecah dini(KPD) adalah suatu keadaan dimana selaput ketuban pecah pada
kehamilan yang telah viable dan 6 jam stelah itu diikuti dengan terjadinya persalinan. Disebut
juga dengan istilah lain Premature Rupture of the membrane(PROM).

Pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm
dan multipara kurang dari 5 cm. (prarawihardjo,2008).

Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum
proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan
37 minggu maupun kehmailan aterm. ( Saifudin,2006).

2.2 Etiologi

Penyebab terjadinya ketuban pecah dini ,yaitu :

1. Serviks inkompeten

2. Overdistensi uterus,seperti pada kehamilan ganda(gamelli),hidramnion.

3. Factor keturunan,diantanya :

4. Pengaruh dari luar yang melemahkan ketuban

5. Kelainan letak janin dalam Rahim seperti letak sunsang,letak lintang.


6. Kemungkinan kesempitan panggul,seperi perut gantung,bagian terendah belum masuk
pintu atas panggul(PAP),disproporsi sefalofelvik(CPD/cephalopelvik disproportion.)

Menurut Manuaba, 2009 dan Morgan, 2009 meliputiantara lain :

a) Serviks inkompeten,

b) Faktor keturunan,

c) pengaruh dari luar yang melemahkan ketuban (infeksi genetalia),

d) overdistensi uterus

e) malposisi atau malpresentase janin,

f) faktor yang menyebabkan kerusakan serviks,

g) riwayat KPD sebelumnya dua kali atau lebih,

h) faktor yang berhubungan dengan berat badan sebelum dan selama hamil,

i) merokok selama kehamilan,

j) usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang kuat dari
pada usia muda,

k) riwayat hubungan seksual baru-baru ini,

l) paritas,

m) anemia,

n) keadaan sosial ekonomi. Sebuah penelitian oleh Getahun D, Ananth dkk


tahun 2007 menyebutkan bahwa asma bisa memicu terjadinya ketuban
pecah dini.

2.3 Patofisiologi

1) Ketuban pecah dini berhubungan dengan kelemahan menyeluru membrane


fetal akibat kontraksi utei dan peragangan berulang
2) Membrane yang mengalami rupture premature ini tampak memiliki defek
fokal disbanding kelemahan menyeluruh

3) Daerah dekat tempat pecahnya membrane disebut restricted zone of extreme


morphology,yang ditandai dengan adanya pembengkakan dan kerusakan
jaringan kolagen fibloar pada lapisan kompakta,fibroblast maupun spongiosa.

4) Daerah ini akan muncul sebelum ketuban pecah dini.(manuaba,2008)

2.4 Komplikasi Ketuban Pecah Dini

1) Kompilkasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia kehamilan

2) Dapat terjadi infeksi maternal maupun neonatal,persalinan premature,hipoksia karena


kompresi tali pusat,deformitas janin,meningkatnya insiden seksio sesarea atau
gagalnya persalinan normal(Saifudin,2009).

I. Persalinan premature

Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten
tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam
setelah ketuban pecah. Pada kehamilan anatar 28-34 minggu 50% persalinan
dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam
1 minggu.

II. Infeksi

Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu
terjadi korioamnionitis.Pada bayi dapat terjadi
septikemia,pneumonia,omfalitas. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum
janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini premature,infeksi lebih sering
daripada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada Ketuban Pecah
Dini menignkat sebanding dengan lamanya periode Laten.

III. Hipoksia dan afiksia

Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat


hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya
gawat janin dan derajat oligohidromnion,semakin sedikit air ketuban,janin
semakin gawat.

IV. Sindrom Deformitas janin

Ketuban pecah dini terjadi terlalu dini menyebabkanpertumbuhan janin


terhambat,kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin,serta
hipoplasi pulmonar. (Parwirohardjo,2016).

2.5 Tanda dan gejala

Gejala Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah sama seperti ketuban pecah tanda
melahirkan, yaitu kebocoran cairan dari vagina. Air ketuban bisa keluar menetes bocor,
mengalir meleler, atau menyembur kuat seperti air kencing.

Semakin besar sobekan pada kantungnya, semakin banyak air ketuban yang keluar
dari vagina. Menurut dokter kandungan Yvonne Bohn, MD, cairan ketuban akan terus
mengalir keluar hingga 600-800 mililiter (sekitar 2-3 gelas) dari mulanya sobek.

Namun, tanda khas KPD adalah dari waktu kejadiannya. Ketuban yang pecah terlalu
dini di bawah minggu ke-37 termasuk komplikasi preterm premature rupture of membrane
(PPROM).

Jika usia kehamilan Anda masih terlalu muda, misalnya di pertengahan trimester 2
dan ketuban sudah pecah, ini tidak normal dan harus segera ke dokter untuk penanganan
lebih lanjut.

Tanda dan gejala pada kehamilan yang mengalami KPD adalah keluarnya cairan
ketuban merembes melalui vagina.Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau
amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan
bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi
sampai kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di
bawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara. Demam, bercak
vagina yang banyak, nyeriperut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-
tanda infeksi yang terjadi(Manuaba, 2009).
2.6 Prognosis

Adapun pengaruh Ketuban Pecah Dini terhadap ibu dan janin adalah :

1) Prognosis ibu

Infeksi intrapartal/dalam persalinan :

a) Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah amak bisa menyebabkan sepsis
yang selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan
mortalitas.
b) Infeksi puerperalis/Masa nifas.

c) Dry labour/partus lama.

d) Perdarahan postpartum

e) Meningkatnya tindakan operatif obstetric(khusunya SC).

f) Morbiditas dan mortalitas maternal (Mochtar,2002).

2) Prognosis janin

a) Prematuritas

i. Masalah yang dapat terjadi pada persalinan premature

ii. Dianataranya adalah respiratory distress syndrome,hypoermia,neonatal


feeding problem,retinophaty of prematurity,intra ventricular hemrrhage,
necrotizing enterocolitis,gangguan otak(resiko terjadinya cerebral
palsy),hiperbilirubina,anemia,sepsis.

b) Prolapse funiculli/penurunan tali pusat

c) Hipoksia dan asfiksia sekunder(kekurangan oksigen pada bayi)

d) Sindroma deformitas janin :

i. Terjadi akbiat oligohidramnion


ii. Dianatarnya terjadi hypoplasia paru,deformitas ekstremitas dan pertumbuhan
janin terhambat(PJT).

iii. Morbiditas dan mortalitas perinatal. (Prawirohardjo,2010).

2.7 Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan laboratorium

Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa warna, konsentrasi, bau dan PHnya.

1) Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
,menunjukkan adanya air ketuban (alkalis).
2) Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan
dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.

b) Pemeriksaan ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri. Pada
kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit (Manuaba, 2009).

2.8 Diagnosis

Diagnosis ketuban pecah dini meragukan kita, apakah ketuban benar sudah pecah atau belum.
Apalagi bila pembukaan kanalis servikal belum ada atau kecil.Penegakkan diagnosis KPD
dapat dilakukan dengan berbagai cara yang meliputi :

1) Menentukan pecahnya selaput ketuban dengan adanya cairan ketuban di vagina.


2) Memeriksa adanya cairan yang berisi mekonium, vernik kaseosa, rambut lanugo dan
kadang-kadang bau kalau ada infeksi.

3) Dari pemeriksaan inspekulo terlihat keluar cairan ketuban dari cairan servikalis.

4) Test nitrazin/lakmus, kertas lakmus merah berubah menjadi biru (basa) bila ketuban
sudah pecah.
5) Pemeriksan penunjang dengan menggunakan USG untuk membantu dalam
menentukan usia kehamilan, letak janin, berat janin, letak plasenta serta jumlah air
ketuban. Pemeriksaan air ketuban dengan tes leukosit esterase, bila leukosit darah
lebih dari 15.000/mm3, kemungkinan adanya infeksi(Sarwono, 2010).

2.9 Clinical Pathway


2.10 Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini

1. Pastikan diagnosis

2. Tentukan umur kehamilan

3. Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin

Riwayat keluarnya air ketuban berupa cairan jernih keluar dari vagina yang
kadan-kadang disertai dengan tanda-tanda lain dari persalinan.

Diagnosis ketuban pecah dini premature dengan inspekulo dilihat adanya


cairan ketuban keluar dari kavum uteri. Pemerikahn Ph vagina prempuan hamil
sekitar 4,5 ; bila ada cairan ketuan pH nya sekiat 7,1-7,3. Antiseptic yang alkalin
akan menaikkan pH vagina.

Dengan pemeriksaan ultrasound adanya ketuban pevcah dini dapat


dikonfirmasi dengan adanya oligohiramnion. Bila ada ketuban normal agaknya
ketuban pecah dapat diragukan serviks.

Penderita dengan kemungkinan ketuban pecah dini harus masuk rumah sakit
untuk diperiksa lebih lanjut. Jika ada perawatan air ketuban berhenti keluar,pasien
dapat pulang untuk rawat jalan. Bila terdapat persalinan dalam ka aktif,
karioamnionitis,gawat janin,persalinan diterminasi. Bila ketuban pecah dini pada
kehamilan premature,diperlukan penatalaksanaan yang komprehensif. Secara
umum penatalaksanaan pasien Ketuban Pecah Dini yang tidak dalam persalinan
serta tidak ada infeksi dan gawat janin,penatalaksanaannya bergantung pada usia
kehamilan.
B. MANAJEMEN KEBIDANAN

Manajemen kebidanan 7 langkah varney. Dalam penerapannya, manajemen


kebidanan pada gangguan dengan perdarahan uterus disfuungsional menurut
langkah varney meliputi:

1. pengkajian (pengumpulan data dasar)

Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah pengumpulan semu data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien (Ambarwati,2010)

A). Data subjektif

Data subjektif adalah data yang didapat sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian (Anggraini,2010)

1) Identitas pasien dan suami

a. Nama

nama jelas dan lengkap, bila perlu nama pangilan sehari-hari tidak keliru
dalam memberikan penanganan (Ambarwati,2010)

b. Umur

Untuk dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari
20 tahun,alat-alat reproduksi belumatang,mental dan psikisnya belum siap.

1) Keluhan utama

Kelukan utama adalah untuk mengetahui masalah yang dihadapi saat


pemeriksaan. Keluhan-keluhan yang dirasakan ibu bersalin dengan ketuban pecah
dini adalah ibu mengatakan mengeluarkan cairan yang merembes melalui
vagina,ada bercak yang banyak di vagina nyeri perut dan demam(Norma,2013)

2) Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu

Kehamuilan yang lalu mengalami gangguan atau tidak,seperti


mual,muntah,perdarahan yang banyak,nyeri pada kepala dan gangguan
penglihatan,anak lahir spontan atau tindakan,aterm/preterm/dismature,ditolong
oleh dokter/bidan/dukun,berat badan lahir,PBL,jenis kelamin,hidup atau
meninggal.bila meninggal sebabnya karena apa,bagaimana plasenta
lahir,perdarahan/tidak,masa nifas terdapat
penyulit/tidak(perdarahan/demam),laktasi. (Estowidani,2008).

3) Riwayat Kehamilan sekarang

a. Hari pertama haid terakhir(HPHT)

Untuk mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir klien


untuk memperkirakan untuk kelahiran bayi.

(Asri,2012).

b. Hari perkiraan lahir(HPL)

Untuk mengetahui perkiraan lahir(Astuti,2012).

c. Keluhan-keluhan

Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada trimester I,II,dan III.

(Astuti,2012).

d. Ante natal care(ANC)

Untuk mengetahui riwayat kunjungan selama kehamilan(Asri,2012).

4) Data psikososial

Data psikososial perlu dikaji karena dalam hal ini stress yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam maupun luar pekerjaan,kejadian-kejadian yang
mengganggu keseimbangan emosional,seperti kecelakaan maupun kematian
dalam keluarga dapat mempengaruhi wanita dengan perdarahan disfungsional
( Wiknjosastro,2009)

B). Data objektif

Data objectif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan


dilihat oleh tenaga kesehatan(Nursalam,2003).
Data objectif meliputi

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ksus perdarahan uterus disfungsional


untuk mengetahui keadaan umum dan kesadaran paisen,pengukuran tanda-tanda
vital yang meliputi tekanan darah,serta pemeriksaan mulai dari kepala sampa
ekstremitas dan berat badan ( Baziad,2008). Pemeriksaan fisik yang dilakukan
dokter dapat berupa pemeriksaan panggul dan kemaluan menggunakan alat yang
disebut speculum yang digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya
trauma atau benda asing (Mumpuni dan Tantri,2013) meliputi:

a). Status generalis

1. Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan umum apakah


baik,sedang,jelek(prihardjo,2007). Pada kasus ketuban pecah dini
keadaan umum pasien baik. (Nugrohp,2010).

2. Kesadaran : untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien


apakah composmentis,apatis,somnolen,delirium,semi koma dan koma.
Pada kasus ibu bersalin dengan ketuban pecah dini kesadarannya
composmentis(Varney,2009).

3. Tekanan darah : untuk mengetahui factor resiko hipertensi dan


hipotensi. Batas normalnya 120/80 mmHg(Saifuddin,2009).

4. Suhu : untuk mengetahu suhu tubuh


klien,memungkinkanfebris/infeksi dengan meggunakan derajat
celcius.suhu wanita bersalin tidak lebih dari 38ºc (Wiknjosastro,2008).
Suhu tubuh ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
≥38ºc(Varney,2009).

5. Nadi : untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung


dalam menit(Saifuddin,2006). Batas normalnya 69-100x/menit.
(Perry,2004).
6. Respirasi : untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien
yang dihitung dalam 1 menit(Saifuddin,2006) . batas normalnya 12-
22x/menit(Perry,2005).

b) Pemeriksaan Sistematis

pemeriksaan sistematis yaitu pemeriksaan dengan melihat klien dari


ujung rambut sampai ujung kaki meliputi :

b). Pemeriksaan sistemis

a. Kepala

1. Rambut : meliputi warna,mudah rontok atau tidak dan


kebersihannya (Nursalam,2003).

2. Keadaaan muka : kedaan muka pucat atau tidak adakah


kelainan,adaka oedema. Pada ibu bersalin dengan ketuban pecah
dini muka tampak pucat(Winjosastro,2007).

3. Mata : untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah


muda dan sclera warna putih. Pada wanita dengan ketuban
pecah dini konjungtiva pucat(Alimul,2004).

4. Hidung: bagaimana kebersihannya, ada pengeluaran sekret atau


tidak,da nada polip atau tidak(Nursalam,2003)

5. Telinga : bagaimana kebersihannya, ada serumen atau


tidak(Nursalam,2003).

6. Mulut: ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi,gusi berdarah atau


tidak

7. Leher : adakah pembesaran kelenjar thyrois, ada benjolan atau


tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe (sulistyawati,2013)
8. Dada/axilla : untuk mengetahui keadaan payudara ,simetris atau
tidak, ada benjolan atau tidak,ada nyeri atau tidak
(sulistyawati,2013)

c). pemeriksaan khusus obsetri

1. Abdomen

a. Inspeksi

Perlu dilakukan untuk mengethaui apakah ada pembesara,ada luka bekas operasi atau
tidak,striae gravidarum,linea nigra,atau alba,ada striae atau tidak(Manuaba,2007).

b. Palpasi

Palpasi : palpasi adalah teknik pemeriksaan dengan menggunakan sentuhan atau


rabaan (priharjo,2006).

c. Auskultasi

DJJ(Detak jantung janin) : terdengarnya detak jantung menunjukkan ahwa janin hidup
dan tanda pasti kehamilan. Punctum maximum janin tergantung presentasi,posisi,dan
kehamilan kembar,biasanya pada daerah punggung janin. Frekuensi diatas 120-160
x/menit keteraturannya detak jantung janin menunjukkan keseimbangan asam basa
atau kurang O2 pada janin(Manuaba,2007). Pada kasus ibu bersalin dengan ketuban
pecah dini dapat dilakukan auskulatasi dengan stetoskop,laenac,dopler, untuk
penentuan DJJ.

d). Anogenetalia

1. Vulva Vagina

- Varises : ada varises atau tidak,oedma atau tidak

- Pengeluaran pervaginam : terjadi pengeluaran pervaginam atau tidak. Pada


kasusu ibu bersalin dengan ketuban pecah dini keluar cairan ketuban merembes
melalui vagina.
e). Ekstremitas : ekstremitas atas dan bawah ada cacat atau tidak ,oedema atau tidak terdapat
varices atau tidak

f). Pemeriksaan penunjang

Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa,apabila diperlukan. Misalnya


pemeriksaan laboratorium,seperti pemeriksaan Hb dan papsmear. Dalam kasus ini
pemeriksaan penunjang dilakukan,yaitu dengan melakuan pemeriksaan laboratorium meliputi
test lakmus,test pakis,dan pemeriksaan USG(Nugroho,2010).

C). Diagnosa

A. Diagnosis kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalan lingkup praktek


kebidanan(Varney,2004)

Diagnosa : Ny. S,G4P1A2H1,Umur 36 tahun,uk 40 minggu,janin


tunggal/kembar/mati,intrauterine/ekstrauterin, letak memanjang/melintang,punggung kanan/
punggung krir ,presentasi kepala/bokong,UUK, jam….inpartu kala….fase… dengan ketuban
pecah dini.

1. Data subjektif

Ibu mengatakan mengeluarkan lendir kecoklatan dan air ketuban sudah tidak
pecah(Varney,2004).

2. Data Objektif

Hasil pemeriksaan tentang tanda-tanda vital, inspeksi pengeluaran pervaginam


(Ambarwati,2010). Menurut varney (2007),yaitu:

a. keadaan umum : baik

b. kesadaran : compos mentis

c. ttv : TD:…… S:……. R:….. N:…….

d. Muka : tidak ada edema dan cloasmagravidarum


e. Conjungtiva tidak terlihat pucat

f. Genetalia : keluar cairan ketuban merembes melalui


vagina

g. Pemeriksaan dalam : terlihat pengeluaran darah

h. Abdomen : terdapat nyeri tekan pada sympisis

i. Pemeriksaan penunjang :

Hasil usg, digunakan untuk mengkaji masalah struktur dan keganasan

Hasil Hb, digunakan untuk mengetahui kadar Hb apakah ibu anemia atau tidak

C. Diagnosa potensial

Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi.


Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnose potensial berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnose, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan,
bila memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut
benar-benar terjadi.(Varney,2009).

Diagnosa potensial pada ketuban pecah dini antara lain yaitu terjadi
infeksi,partus preterm,prolaps tali pusat,dan distosia atau partus kering.(Norma,2013)

D). Penatalaksanaan

Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien


dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan
aman (Ambarwati,2010). Penatalaksaan pada kasus ketuban pecah dini adalah :

1. Melakukan pemeriksaan keadaan umum tanda-tanda vital setiap 4 jam(Norma,2013).

2. Melakukan pemeriksaan DJJ setiap jam selama DJJ masih normal(Varney,2010).

3. Menghindari pemeriksaan dalam yang tidak perlu untuk menghindari


infeksi(Varney,2010)

4. Konservatif
a. Melakukan rawat inap dirumah sakit

b. Memberikan antibiotic,bila ketuban pecah > 6 jam berupa : Ampisilin 4x 500 mg


atau Gentamycin 1 x 80 mg.

c. Melakukan perawatan selama air ketuban tidak keluar lagi (Nugroho,2012)

d. Melakukan terminasi apabila kehamlian 32-34 minggu,masih keluar ketuban.

e. Memberikan steroid selama untuk memacu kematangan paru-paru janin(UK 32-34


minggu).

f. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda infeksi (suhu,lekosit,tanda-tanda infeksi


intrauterine).

5. Aktif

a. Melakukan induksi oksitosin ,bila gagal telah dilakukan section cesaria(UK > 35
Minggu). Dengan cara induksi : 1 ampul syntosinom/ oksitosin dalam RL/
dektrose 5% dimulai 4 tetes/menit (Nugroho,2012)

b. Melakukan section cesaria pada KPD dengan letak lintang

c. Memberikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri(bila ada infeksi).


BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjaun Kasus

“Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. S Dengan Ketuban


Pecah Dini Di Ruangan Vk Kebidanan Rsud Tengku Rafi’an Siak Sri Indrapura’’

Tempat : Rsud tengku rafián Pukul : 18.00 wib

Tanggal masuk : 05-10-2019

A. Data Subjectif

1. Biodata

Nama ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. T

Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun

Agama : islam Agama : islam

Pendidikan : Smp Pendidikan :


Smp

Pekerjaan : ibu rumah tangga Pekerjaan : swasta

Alamat : Jl.damai,siak Alamat : jl.damai

No. hp : 0823xx No. hp : 0813xx

2. Alasan kunjunga : ibu mengatakan nyeri pinggang menjalar ke perut bagian


bawah dan keluar air-air yang merembas sejak pukul 11.00 wib

3. Keluhan utama : ibu mengatakan nyeri pinggang menjalar ke perut bagian bawah
His 3x10’40’’ dan keluar air-air banyaknya ±? Dan warnanya putih jernih
4. Riwayat Menstruasi :

- HPHT : 28-12-2018 - Siklus : 28 hari

- Menarche : 12 tahun - Tp : 05-09-2019

5. Riwayat kehamilan,persalinan,nifas yang lalu

No. Tgl/thn Usia penolong Jenis Jk/bb nifas keadaan


partus kehamila persalinan
n

1. 2013 Aterm bidan normal Pr/3200 Norm Hidup


al

2. 2017 Abortus

3. 2018 Abortus

4. Hamil
ini

6. Riwayat Kehamilan Sekarang

- Pemeriksaan pertama kali Uk : 12 minggu

Oleh : bidan

- Pemeriksaan Anc : 7 kali

- Masalah saat Hamil

1) Trimester 1 : Mual,muntah pusing

2) Trimester 2 : tidak ada

3) Trimester 3 : tidak ada

- Imunisasi : TT lengkap
7. Riwayat penyakit / operasi yang lalu

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit/ riwayat operasi yang lalu

8. Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti ; Diabetes


mellitus.hipertensi,jantung,asma,dan lainnya.

9. Riwayat yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan riwayat
reproduksi seperti; Hiv/Aids,IMS, Kista,Kanker servik,dan lainnya.

10. Genogram

11. Riwayat Keluarga berencana

Ibu mengatakan mengatakan pernah menggunakan IUD impalan

- Lama pemakaian : 1 tahun

12. Pola Makan/minum/eliminasi/istirahat

- Makan : 3-4 kali/hari

- Minum : 8-9 kali/hari

- Eliminasi :

1) Bab : 1 kali/hari

Terakhir Bab : 08.30 wib

2) Bak : 6-7 kali/hari

Terakhir Bak : 11.00 wib

3) Masalah : tidak ada masalah

- Istirahat : 8-9 jam/hari


13. Psikososial

- Ibu merasa senang dengan kahamilan nya saat ini

- Suami selalu memberikan dukungan kepada ibu dan selalu menemani


pemeriksaan kehamilan ke pelayanan kesehatan

B. DATA OBJECTIF

a. Pemeriksaan Umum

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : compos mentis

3. Sikap tubuh : Lordosis

4. TTV

- Tekanan darah : 120/70 mmhg

- Pernapasan : 22x/menit

- Nadi : 88 kali/menit

- Suhu :36,7ºc

b. Pemeriksaan Fisik

1. Kepala/rambut : Bersih,tidak ada ketombe,tidak diwarnai

2. Mata : - Konjungtiva : Tidak pucat

3. Payudara : -Pengeluaran : Ada kolostrum

9. Abdomen

I. Inspeksi

- Pembesaran : Memanjang
- Striae : Alba

- Linea : Nigra

- Bekas Operasi : Tidak ada

II. Palpasi

- Bagian atas : TFU 32 cm( Pertengahan px-pusat)

Teraba bulat,keras,dan tidak melenting adalah kepala


janin

- Bagian kanan : Teraba Tonjolan-tonjolan kecil adalah ekstremitas


janin

- Bagian kiri : Teraba keras,memanjang adalah punggung janin

- Bagian bawah : Teraba bulat,keras dan tidak melenting adalah kepala


janin. Palpasi 4/5(Sudah masuk PAP)

- TBJ(Johnson tausak) :( TFU – 11 ) X 155 : 3.225 gram

III. Auskultasi : DJJ : 148 kali/menitl

4. Ektremitas : Tidak ada edema dan Varises

5. Anogenetalia

- Tidak ada Hemoroid dan varises

- Vagina Toucher(VT)

1. Porsio : Tipis

2. Arah sumbu : Searah jalan lahir

3. Konsitensi : Lunak

4. Pembukaan : 7 cm

5. Ketubah : (-)
6. Presentasi : Kepala

7. Posisi : UUK depan

8. Moulage : Tidak ada

9. Penurunan : Hodge II

c. Data penunjang

Pemeriksaan Laboratorium : USG : Terdapat air ketuban sedikit

C. ASESSEMENT

- Diagnosa ibu : G4P1A2H1, inpartu kala 1 fase aktif dengan


KPD,Keadaan umum ibu baik

- Diagnosa janin : Hidup,tunggal,intrauterine,preskep,keadaan umum


janin baik

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan,ibu mengerti dan


keluarga mengerti

2. Melakukan kolaborasi dengan dr. SpOg

3. Melakukan inform concent atas tindakan yang akan dilakukan

- Memasang infus RL 20 tetes/menit, infus terpasang dengan baik

- Menyuntikkan Skin test, Tidak ada alergi

- Memberikan injeksi Ceftriaxon Sodium, tidak ada reaksi, Keluarga telah


menyetujui tindakan yang akan dilakukan

4. Menghadirkan suami atau keluarga untuk memberikan dukungan emosional


kepada ibu, ibu telah ditemani suami
5. Mengobservasi DJJ dan His setiap 1 jam

6. Menganjurkan ibu untuk berkemih jika kandung kemih terasa penuh, ibu bersedia
melakukannya

7. Mengajari ibu untuk menarik nafas panjang saat ada his,minta ibu untuk tidak
meneran sebelum pembukaan lengkap, ibu bersedia untuk tidak meneran sebelum
pembukaan lengkap

8. Memberi ibu dukungan emosional

Sabtu, 05 S :Ibu mengatakan sakitnya semakin kuat, serta merasakan adanya rasa ingin
Oktober 2019. meneran dan buang air besar

Pukul : 20.10
WIB
O:

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. TTV :
TD : 120/ 70 mmHg

P : 21 x/menit

N : 88 x/menit

S : 36,3ºC

d. Konjungtiva : Tidak Pucat


e. Ekstremitas : Tidak oedema

Abdomen : kandung kemih tidak penuh,

HIS : 5x10’50’’

Auskultasi :DJJ : 150 x/menit, kuat dan teratur

1. Pemeriksaan Anogenetalia
a. Vulva : Tidak oedema dan tidak ada varises serta terdapat
pengeluaran lendir bercampur darah (blood slym), vulva membuka,
perineum menonjol
b. Anus : Tidak Ada haemoroid

2. Pemeriksaan Dalam (VT)


a. Tanggal dan Jam : 05/10/2019, pukul 19.50 WIB
b. Portio : tidak teraba
c. Pembukann : 10 cm
d. Ketuban : (-)
e. Presentasi : belakang kepala
f. Posisi : UUK depan
g. Penurunan : hodge IV

A:

Dx Ibu : G4P1A2H1, UK 40 minggu 3 hari, inpartu kala II, KU Ibu baik.

Dx Janin : Janin hidup, tunggal,intrauterine, preskep, KU janin baik

P:

1. Memberitahukan Hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa KU ibu dan janin


baik, TTV normal, DJJ normal,dan pembukaanya sudah lengkap, ibu
mengerti akan keadaan nya saat ini.
2. Mengobservasi tetesan infus, tetesan infus berjalan dengan baik
3. Menyiapkan partus set,alat partus telah disiapkan
4. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama persalinan dan
kelahiran
5. Melakukan kolaborasi dengan dr.SpOg
- Menolong partus pervaginam
- Membantu ibu dalam proses persalinannya
a. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik yaitu dengan menarik napas
panjang dari hidung dan melihat kearah jalan lahir seolah-olah ibu
melihat bayinya, kedua kaki dibuka lebar dan ditarik sejauh mungkin
kearah dada, serta kedua tangan ibu berada di paha, ibu dapat
melakukannya dengan benar
b. Membimbing ibu meneran saat ada his dan istirahat apabila his berhenti,
ibu dapat melakukannya dengan benar.
c. Memberikan ibu pujian dan dukungan apabila ibu meneran dengan baik
d. Memenuhi kebutuhan hidrasi ibu, ibu diberikan air putih
6. Membantu ibu dalam proses kelahiran bayi pada saat kepala berada 5-6
cm didepan vulva
a. Meletakkan handuk atau kain bersih diatas perut ibu
b. Meletakkan under pad di bawah bokong ibu
c. Tangan kanan menahan perineum dan tangan kiri menahan belakang
kepala agar defleksi tidak terlalu cepat
d. Membiarkan kepala melakukan putaran paksi luar dan lakukan
pemeriksaan lilitan tali pusat ; tidak ada lilitan tali pusat
e. Membantu kelahiran bahu dengan posisi tangan biparietal, lalu membawa
bayi kearah bawah untuk melahirkan bahu anterior dan membawa bayi
kearah atas untuk melahirkan bahu posterior
f. Membantu kelahiran bayi dengan melakukan sanggah susur, yaitu tangan
kanan menyanggah kepala dan leher bayi, serta tangan kiri menyusuri
badan bayi
g. Meletakkan bayi diatas perut ibu, lakukan penilaian pada bayi ; Bayi lahir
spontan pukul 21.20 WIB, menangis kuat, cukup bulan, gerakan bayi
aktif, JK. Perempuan. Lalu mengeringkan badan bayi dan membungkus
bayi
h. Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada janin kedua ;
tidak ada janin kedua

Pukul : 21.20 S : Ibu mengatakan ia senang bayinya telah lahir


WIB

O:

1. Keadaan umum ibu dan bayi baik


2. Bayi lahir spontan, menangis kuat, cukup bulan, pergerakan aktif, warna
kulit kemerahan, Jk. Perempuan
3. TFU setinggi pusat ; tidak ada janin kedua
4. Kontraksi baik
5. Perdarahan : ±100 cc
6. Plasenta belum lahir dan tali pusat belum dipotong

A: Parturient Kala III

P:

1. Memberitahukan kepada ibu bahwa ibu telah melewati proses kelahirannya


dan memberikan selamat kepada ibu
Evaluasi : ibu senang mendengarnya
2. Melakukan manajemen aktif kala III, yaitu ;
a. Menyuntikann oksitosin sebanyak 10 IU secara IM pada 1/3 pada ibu
sebelah lateral, dengan menginformasikan terlebih dahulu kepada ibu
bahwa ibu akan disuntik
b. Melakukan pemotongan tali pusat pada bayi
c. Melakukan PTT,dengan cara : pindahkan tali pusat dengan jarak 5-10 cm
didepan vulva, jika ada kontraksi tegangkan talipusat kearah bawah
sambil tangan lain melakukan dorso cranial, lalu tegangkan searah jalan
lahir sambil menilai tanda-tanda pelepasan plasenta. Apabila plasenta
nampak di vulva, lakukan penegangan kearah atas dan bantu kelahiran
plasenta dengan memutar searah ; Plasenta lahir spontan pukul 20.40
WIB, tali pusat sudah lahir
d. Melakukan segera massase fundus uteri , kontraksi baik

3. Melakukan pemeriksaan plasenta ; selaput plasenta ada robekan dan robekan


tersebut dapat disatukan, tidak ada kotiledon yang terlepas
4. Melakukan pemeriksaan laserasi jalan lahir , terdapat laserasi jalan lahir
5. Melakukan pemeriksaan TTV, TFU, Kontraksi, kandung kemih dan
perdarahan; TD: 120/70 mmHg, N : 88x/menit,S : 37,3ºC,TFU 2 jari dibawah
pusat, kontraksi baik, kandung kemih tidak penuh, dan perdarahan ±150 cc.

Pukul : 19.20 S : Ibu mengatakan ia senang dan besyukur bayi dan plasentanya telah lahir
WIB

O:

1. Keadaan umum : Baik


2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TTV :
a. TD : 120/80 mmHg
b. N : 88x/menit
c. S : 36,4ºC
4. TFU : 2 jari dibawah pusat
5. Kontraksi : Baik
6. Kandung kemih : Tidak penuh
7. Perdarahan : ±150 cc
Plasenta lahir spontan, selaput dan kotiledon lengkap pukul 20.40 WIB

Terdapat laserasi jalan lahir derajat II


A : Parturient kala IV

P:

1. Memberitahu ibu bahwa ibu telah melewati proses persalinannya, ibu senang
mendengarnya
2. Melakukan penjahitan luka perineum dengan melakukan anestesi terlebih
dahulu,
3. Melakukan pemantauan kala IV yaitu selama 2 jam post partum, 1 jam
pertama setiap 15 menit dan 1 jam kedua setiap 30 menit , hasil pemantauan
terlampir pada lembar belakang partograf
4. Mengajarkan ibu massase fundus uteri untuk merangsang kontraksi uterus
sehingga mengurangi dan mencegah perdarahan post partum , kontraksi baik
5. Memberikan kenyamaan pada ibu dengan membersihkan ibu, ibu telah
dibersihkan
6. Memenuhi kebutuhan hidrasi ibu, ibu telah diberi minum
7. Melakukan dekontasminasi alat dan tempat bersalin
8. Memberikan ibu pada bayi untuk disusui serta memberi selamat pada ibu, ibu
sudah mulai menyusui bayinya dan merasa senang
9. Melengkapi pendokumentasian dan lembar partograf

4.2. PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai